pranotohr wrote:rupanya...ini problem akal lagi.
prinsip akal yg paling dasar adl IDENTITAS.
coba kita kaji lbh dalam mengenai TIDAK ADA.
terdiri dari 2 kata: TIDAK & ADA.
ADA merupakan suatu keadaan dari sesuatu yg memiliki wujud.
kalau kita menyebut mhs98 ada berarti dia memiliki wujud. lbh dlm lg setiap ADA itu memiliki karakteristik, shg AD tsb dpt diberikan kualitas2 spesifik pd nya. misal mhs98 itu punya kulit putih bersih. ciri2 yg khusus ini akan memberikan keunikan pd ADA tsb. selain itu, kalau ADA tsb memiliki dinamika, tentu dinamika tsb jg menjdi ciri tersendiri bagi ADA.
TIDAK mrp kata yg berarti negasi dari kata yg dinegasikan.
TIDAK ADA berarti adl kondisi negasi dari ADA.
kalau ADA berarti memiliki wujud. TIDAK ADA berarti tidak memiliki wujud.
kalau ADA ini yg dimaksud adl eksitensi, tentu TIDAK ADA artinya memang tidak eksis.
kalau kita membayangkan ruang kosong hampa, itu bukanlah ketiadaan. itu ruang yg tdk ada objek di dlmnya. tp bukanlah ketiadaan. sy kira imajinasi kita tdk akan dpt menjangkaunya, krn ketiadaan tdk pernah dikenal oleh imajinasi manusia.
hanya akal yg mampu mencapainya. TIDAK ADA, ya memang TIDAK ADA. krn realitas ini memastikan ADA, TIDAK ADA itu pasti ya TIDAK ADA.
Ada merupakan suatu keadaan yang memiliki wujud wah ini bener banget saya setuju. memang yg ada harus memiliki wujud karena jika tidak memiliki wujud maka ADA tidak memiliki atribut yang dimiliki oleh ADA sehingga potensi untuk mengataka ADA itu menjadi tidak adalagi. wujud itu sendiri pada akhirnya akal budi menerima fisik dan non fisik seperti energi. baik fisik maupun non fisik meiliki atribut sendiri sendiri. mulia dari fisik yang paling kecil ato lemah sampai fisik yang lebih kuat dan besar. demikian pula dgn energi mulai dari yg paling kecil ato lemah sampai energi yang tidak terbatas. dari fisik dan non fisik akal budi bisa menerima dan mengatakan berasal dari sumber yang sama yang memiliki potensi tak terbatas baik fisik dan non fisik.
seperti hal nya rene Descartes dgn "Cogito Rgosum" beliau pada meditasi yang terakhir dan sekaligus hal yang suaaaaaaangat penting mengatakan jika manusia yang kecil ini memiliki kemampuan berfikir betapa lebih lagi yang memberikan kemampuan perfikir itu kepada manusia itu. betapa rendah hatinya beliau ketika mampu menganalisa meditasinya menemukan bahwa manusia bukan siapa2. sekalipun manusia faktanya adalah kombinasi jiwa dan badan energi dan fisik.
demikian pula pada Cogito cogitatum mengatakan saya ada maka saya berfikir.
kedua filsuf ini tetap berdiri pada eksistendi fisik. yang mencoba memahami semua eksistendi fisik dan non fisik.
TIDAK ADA selalu disandingkan pada negasi yang ADA karena jika ADA eksis maka TIdak ada juga eksis. dan dalam dunia kita tidak mungkin yang ADA bisa bersamaan waktu dgn TIDAK ADA. tapi apakah yang ADA dan TIDAK ADA sungguh sungguh realitas tetap? dan tidak mungkin bersamaan di tempa0 yg sama? belum tentu. karena kita adalah produk yang sedang menganalisa produk yang lainya, sebesar apakah validitasnya? kita adalah produk dari yang ADA dimana ADA adalah fakta FISIK dan NON FISIK dari sanalah semuanya berasal.
kesimpulannya adalah ADA sungguh memiliki fakta FISIK dan NON FISIK.
demikian pula dgn Mahasiswa98 pun ada karena bicara ada skaligus bicara Fisik dan non Fisik.
nb: sementara di hold dulu supaya broo Kibou terus melanjutkan.