Salam bung Kompas,
Ini kedua kalinya bung menanggapi komentar saya dan anda tetap berada pada jalur pembahasan kita, Terima kasih bung.
kompas wrote:
dalam hal ini saya tidak akan mendebatkan apa persamaan dan perbedaan antara suni dan shiah, karena pengetahuan agama saya sangat terbatas.
Baik, saya setuju untuk tidak mendebatkan persamaan dan perbedaan antara sunni dan shiah dan anda memberikan alasan yang tegas untuk hal itu, saya hargai sikap anda itu.
Bagian pertanyaan:
Cratos.RR wrote:
Dari pernyataan anda diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
1. Penambahan tafsir dalam kurung dapat merubah makna
kompas wrote:
betul..
Cratos.RR wrote:
2. Berdasarkan sumber ayat yg saya tulis dan anda tulis berbeda, terdapat ketidakseragaman pemahaman dalam kalangan umat Islam itu sendiri.
kompas wrote:
betul... terutama perbedaan terjadi dari kelompok suni dan shiah.
supaya anda ketahui, perbedaan dalam Islam adalah rakhmat, selama tidak menyentuh masalah Aqidah, dan tidak merubah tulisan bahasa Qur'an aslinya.
Bung Kompas, saya tidak setuju pendapat anda bahwa ketidak seragaman atau perbedaan dalam Islam adalah rahmat, selama tidak menyentuh masalah aqidah dan tidak merubah tulisan. Ketidak setujuan saya dikarenakan anda berusaha mengambangkan makna dari perbedaan itu sendiri. Jika anda tetap mempertahankan bahwa perbedaan itu rahmat, silahkan dijelaskan lebih lanjut berdasarkan pertanyaan dibawah ini:
1. Apakah tanggapan yang anda tulis merupakan pemikiran anda sendiri? Ataukah pemikiran muslim pada umumnya?
2. Dapatkah anda memberikan bukti ayat dalam Al-Quran yang menyatakan perbedaan adalah rahmat dalam Islam?
3. Saya yakin anda mengetahui konflik yang terjadi antara sunni dan shia (ini sebagai contoh perbandingan).Dan jangan bertanya konflik seperti apa, sekali lagi karena saya yakin anda mengerti hal itu dan anda pasti tidak ingin berkutat dan berputar putar untuk membahas masalah konflik apa.
Menurut anda konflik terbuka antar sunni dan shia, apakah dianggap rahmat bagi kedua pengikut golongan itu?
Bila iya, silahkan diberikan dasar untuk menguatkan pernyataan iya tersebut.
Bila tidak, ada dua hal yang dapat anda lakukan
- silahkan anda mengganti alasan anda mengenai ketidak seragaman dalam umat Islam.
- silahkan anda dan para pembaca berpikir mengapa hal itu terjadi.
Mengapa Allah SWT tidak becus dalam mempersatukan umatnya?
Mengapa Allah SWT tidak menampilkan sisi ke Maha an nya malah menunjukan salah satu sifat manusia yakni tidak mampu bersikap tegas?
Cratos.RR wrote:
3. Apabila setiap orang atau golongan mempunyai penafsiran berbeda dan menambahkan pada ayat Al-Quran, dapat terlihat jelas bahwa
hal itu menandakan Al-Quran tidak dapat dimengerti oleh manusia.
Hal ini menegaskan bahwa Al-Quran tidak berasal dari Tuhan yang sejati dan Allah SWT bukan merupakan Tuhan yang sejati.
Segala sesuatu yang berasal dari Tuhan dengan ke Maha annya, haruslah dapat diterima dan dimengerti dalam logika pikiran manusia dan sesuai dengan akal sehat dan hati nurani.
kompas wrote:
lihat yang saya besarin, perbedaan penafsiran boleh berbeda, tapi tidak dibenarkan siapapun orangnya untuk menambah, mengurangi dan merubah ayat aslinya, dalam bahasa Arab Al Qur'an. !!!!!
contohnya kata JIHAD.
banyak perbedaan pendapat dan penafsiran untuk kata itu.
seperti yang saya katakan sebelumnya, bahwa perbedaan pendapat dan penafsiran dalam Islam tidak dilarang, asal saja tidak merubah ayat Qur'an dalam bahasa aslinya, bahasa Arab Al Qur'an.
Bung Kompas, agar anda mengerti maksud ulasan saya yang nomor tiga, saya akan copas tanggapan anda sebelumnya.
kompas wrote:
Yang saya katakan adalah TERJEMAHAN yang anda copas tidak sama dengan terjemahan yang saya copas.
Lihat terjemahan anda yang dalam kurung 152. Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepadamu (untuk menganugerahkan kemenangan pada perang Uhud)
Lihat yang anda tulis dalam kurung, sehingga merubah makna dari tujuan ayat QS.3.152.
Seolah-olah janji Allah berkaitan dengan kemenangan dalam perang Uhud.
Padahal, janji Allah berkaitan dengan sambungan terjemahan selanjutnya yaitu :
QS.3.152. Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya
kalimat tafsir dalam kurung pada terjemahan anda, menyesatkan, tidak sesuai dengan tujuan ayat sebenarnya.
Anda dapat melihat dengan perbedaan tafsir antar sunni dan shiah, pengertian apa yang merupakan janji Allah SWT juga berbeda.
Anda mengatakan janji tersebut berkaitan dengan terjemahan selanjutnya, sedangkan terjemahan selanjutnya adalah
yaitu ketika kamu membunuh para musuh dengan izin-Nya
Untuk pihak shia sebelum ayat diatas ada kalimat (untuk menganugerahkan kemenangan pada perang Uhud),
dan sesudah ayat tersebut ada kalimat (di permulaan perang)
Hal ini bermakna bahwa shia menganggap janji Allah adalah untuk menganugerahkan kemenangan pada perang Uhud,
sedangkan mengenai izin membunuh mempunyai pengertian yang sama dengan etimologinya yakni memberikan izin untuk membunuh.
Untuk anda tidak ada kalimat yang menjelaskan.
Dan ayat ini anda artikan bahwa janji Allah itu adalah janji untuk memberikan izin membunuh.
Bung, kalau seperti itu ayat tersebut menjadi tidak istimewa dan tidak bermakna. Allah selalu memberikan izin membunuh kepada umat Islam. Banyak ayat Al-Quran yang menegaskan hal ini. Saya yakin anda tau ayat ayat yang saya maksudkan.
Dapatkah sekarang bung memahami pernyataan saya bahwa
Apabila setiap orang atau golongan mempunyai penafsiran berbeda dan menambahkan pada ayat Al-Quran, dapat terlihat jelas bahwa
hal itu menandakan Al-Quran tidak dapat dimengerti oleh manusia.
Apakah penambahan makna tersebut tidak membuat bingung? Shia dan anda sudah berbeda pendapat mengenai satu ayat, barangkali para pembaca juga mempunyai pendapat yang berbeda.
Tuhan yang sejati tidak akan membuat bingung umatnya akan perkataan Nya,
Jadi untuk apa Allah SWT menurunkan ayat bila semua orang dapat mempunyai pendapat yang berbeda akan maknanya.
Secara logika berpikir manusia, manusia menganggap Tuhan yang sejati mempunyai kuasa akan segala sifat ke Maha an nya.
Dimana letak kuasa ke Maha an nya bila untuk menurunkan satu ayat saja Allah SWT tidak mampu memberikan ayat yang jelas kepada umatnya, mudah dimengerti dan mempunyai pengertian tunggal bagi yang membacanya.
Hal ini membuktikan bahwa Allah SWT bukanlah Tuhan yang sejati.
Cratos.RR wrote:
4. Islam bukanlah suatu agama yang universal dan mengikuti tata aturan /kaidah secara universal juga.
Bila anda katakan sempurna dalam tulisan bahasa aslinya, ini berarti anda telah merendahkan keberadaan Allah SWT dan anda mengakui bahwa Allah SWT hanya mampu berbicara dalam bahasa Arab.
Hal ini kembali menegaskan bahwa Al-Quran tidak berasal dari Tuhan yang sejati dan Allah SWT bukan merupakan Tuhan yang sejati.
Tuhan yang sejati harus dapat berbicara dengan semua bahasa ciptaannya. Tuhan yang sejati tidak boleh terkendala dengan bahasa dan penulisan. Tuhan yang sejati tidak boleh terkendala ruang dan waktu dan tempat.
kompas wrote:
AL QUR'AN ditujukan untuk seluruh umat manusia, tidak pandang suku bangsa, ras dan warna kulit.
sungguh tidak masuk akal, jika Tuhan menurunkan firmannya dalam banyak bahasa, sesuai dengan banyaknya suku bangsa didunia ini.
taroh kata, suku bangsa dan beragam bahasa manusia didunia ini berjumlah 100.000 bahasa, apakah Tuhan harus menurunkan firmannya dalam 100.000 bahasa pula ?????
Al Qur'an diturunkan dan ditulis dalam bahasa Arab, tentulah Tuhan Maha Mengetahui, bahasa Arab ada kelebihan dari bahasa lainnya didunia ini.
Bung Kompas, bung lagi lagi menyepelekan Allah SWT. Kalau Allah SWT memang Tuhan yang sejati, Allah SWT pasti sanggup melakukan apa saja termasuk menurunkan dalam 100.000 bahasa bukan hanya bahasa Arab. Mengenai hal ini, bung berusaha menyembunyikan fakta bahwa setiap orang dapat membaca dan memahami AL-Quran dengan cepat dan jelas bila ditulis dalam bahasa ibunya.
Kenapa menurut bung Kompas , bila diterjemahkan diartikan dengan tidak asli lagi?
Bung, anda lagi lagi mengebiri ke Maha an Allah SWT bila memang Allah SWT memang Tuhan yang sejati.
Bila diterjemahkan kedalam berbagai bahasa, tidak akan menjadi masalah bukan? Justru hal itu akan menjadikannya bersifat universal, menyeluruh menyentuh semua komponen masyarakat di belahan dunia manapun.
Bila anda mengatakan Al-Quran tidak boleh dibaca dengan bahasa lain selain bahasa Arab.
Hal itu mengandung dua pengertian:
- Pengkultusan terhadap bahasa Arab dan budaya Arab.
Apa bedanya bahasa Arab dengan bahasa lainnya, jika memang bahasa Arab istimewa ,
Mengapa Allah SWT tidak mengatakannya langsung?
Mengapa Allah SWT tidak menciptakan satu bahasa saja yakni bahasa Arab?
Mengapa Allah tidak menyukai ciptaannya lainnya yaitu tata bahasa yang lain?
Jika Allah SWT pilih kasih kalau seperti itu, akan gugurlah pendapat yang mengatakan Allah SWT adalah Tuhan yang sejati.
Tuhan sejati
- Allah SWT tidak mampu menyiapkan Al-Quran yang diturunkan nya untuk bersifat universal. Allah SWT hanya mampu mendengar
umatnya dalam bahasa Arab saja.
Anda lagi lagi mengebiri ke Maha an Allah SWT bila memang Allah SWT memang Tuhan yang sejati.
Bagian pernyataan:
Cratos.RR wrote:
1.Kenapa kitab yang sempurna membutuhkan buku lain untuk menafsirkannya?
kompas wrote:
Tidak ada paksaan untuk menggunakan TAFSIR dalam memahami pesan Qur'an sepanjang anda mampu untuk memahami maknanya dan mengamalkannya.
Tafsir diperlukan oleh mereka yang tidak mampu memahami pesan Al Qur'an.
saya akan ambil contoh gampangnya, dalam pengamalan PANCASILA, yang hanya 5 sila.
apakah menurut anda, 5 sila itu belum sempurna ?
jika sudah sempurna, untuk apalagi diperlukan penataran dan pengamalan Pancasila yang memakan waktu berbulan-bulan ?
apalah lagi dengan Qur'an, sebagai pedoman dalam kehidupan didunia ini, hanya sedikit orang yang mampu memahami Qur'an tanpa adanya bantuan Tafsir, dan itupun harus pula didampingi dan dibimbing ahlinya.
"hanya sedikit orang yang mampu memahami Qur'an tanpa adanya bantuan Tafsir"
Bukankah ini merupakan pendapat pribadi anda.Bila bukan pendapat pribadi, silahkan dicantumkan referensinya.
Bung, mengapa Allah SWT bila memang Allah SWT memang Tuhan yang sejati, sepertinya mempersulit umatnya untuk mengerti ucapannya?
Jika Allah SWT memang Tuhan yang sejati, tentu dia gak kesulitan dalam memberikan pengertian kepada siapapun mengenai ucapannya, karena tulisan perkataannya mudah dipahamu.
Disini anda lagi lagi mengebiri ke Maha an Allah SWT bila memang Allah SWT memang Tuhan yang sejati.
Dan anda lihat, dengan tafsir setiap orang mempunyai pengertian yang berbeda beda akan ayat ayat Al-Quran. Hal ini membuktikan Al-Quran bukanlah kitab yang sempurna dan penyempurna.
Cratos.RR wrote:
2.Mengapa Allah teledor dan tidak becus dalam "menurunkan" kitab, sehingga manusia membutuhkan buku tafsir untuk memahaminya?
kompas wrote:
sudah saya jelaskan diatas.
Bung Kompas, tafsiran dapat kita katakan sebagai revisi. Mengapa saya mengatakan seperti itu? Dikarenakan, bila suatu hal sudah sempurna, dia tidak akan memerlukan revisi yang berupa tafsiran sehingga ayat ayat tersebut bermakna.
Cratos.RR wrote:
3.Benarkah Allah SWT itu Tuhan yang sejati kalau perbuatannya seperti itu?
kompas wrote:
apakah menurut anda Tuhan sejati seharusnya menurunkan kitab suci untuk membimbing manusia sesuai dengan banyaknya suku bangsa, dan beragam bahasa yang digunakan manusia ?
agar supaya manusia dapat memahami dan tidak memerlukan penafsiran lagi ???
jika didunia ini terdapat 100.000 suku bangsa dan beragam bahasa yang berbeda, maka Tuhan yang sejati harus menurunkan 100.000 kitab suci dan para nabi sesuai suku bangsa itu ???
Bung kompas, anda lagi lagi mengebiri ke Maha an Allah SWT bila memang Allah SWT memang Tuhan yang sejati.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sejati, diberikan akal pikiran. Manusia bisa menterjemahkan kedalam berbagai bahasa sesuai kemampuannya dalam bahasa yang dipilih untuk diterjemahin. Inilah yang dipakai oleh Tuhan yang sejati untuk menyebarkan ucapannya secara luas. Untuk apa Tuhan yang sejati mesti menurunkan 100.000 kitab suci bila manusia sebagi umatNya mampu menterjemahkannya?
Cratos.RR wrote:
4.Apakah benar Al-Quran berasal dari Tuhan yang sejati?
kompas wrote:
sangat-sangat benar !!!!!
Tuhan yang sejati pastilah Maha Mengetahui, dan Al Qur'an yang ditulis dalam bahasa Arab Al Qur'an yang ada sekarang ini adalah sangat-sangat tepat !!!!
Bung Kompas, bila anda sudah melihat dan memahami ulasan saya diatas. Tentu anda dapat mengerti kesimpulannya bahwa Allah SWT bukan Tuhan yang sejati. Hal ini membuktikan asal susul Al-Quran yang tidak berasal dari Tuhan yang sejati.
Salam anak bangsa,