marx_anti_stigma wrote:
thx,atas koreksinya,namun bukaknkah baik agama lain mengajarkan atau tidak saya rasa itu tak masalah?
sebelumnya anda lah yg menyatakan hal berikut:
marx_anti_stigma wrote:
yapz.nemar kawan ane sangat sependapat dengan ente bahwa.ISLAM tidak menerima PERBEDAAN....
tapi memang terasa berat hati Untuk mengakui klo hampir semua kepercayaan gitu....?
.....................
jika emang tidak masalah, mengapa anda dapat menyimpulkan dogma yg sama berlaku jg di kepercayaan yg lain? jika itu bukan upaya membenarkan dogma anda itu sendiri.
marx_anti_stigma wrote:
lantas apakah karena tidak mengajarkan sehingga yang mengajarkan menjadi pihak yang pantas dihakimi....? (aku bingung dengan logika tersebut),tolong berikanlah aku sedikit pencerahan.
anda saja bingung dgn logika yg anda ajukan, apalagi sy. jika emang menolak dogma, mengapa harus ada perasaan dihakimi?
bukankah senor oglikom sendiri telah dengan baik berbagi pencerahan dgn kita prihal karakter agama tsb. mengapa tidak mencoba memahami yg penjelasan yg ada.
dan maaf, sy blum memahami atas dasar apa anda menempatkan agama yg satu ini sebagai pihak yg dihakimi? sama saja anda telah mendogma agama ini sebagai suatu kebenaran absolut bukan?apa mungkin karena adanya UPAYA perlawanan atas dogma yg diajarkan pd agama ini?
jika pemahaman ttg agama itu saja sdh berbeda, masih bisa disebut upaya berpendapat dengan fair? sepertinya malah upaya untuk BERSEMBUNYI dibalik
stigma kepercayaan yg lain.koreksi sy lagi ya bung marx.bukannya anda jg anti stigma atau dogma?
marx_anti_stigma wrote:
yang jadi masalah ama ane itu,penentuan standar salah benernya (sehingga dianggap berbeda) itu lho yang ane gak paham....?apakah ente bisa ngejelasin...!
tentu ane anti Dogma (karena itu hanya membuat fanatik BUTA)
bukankah anda sendiri sdh menjawab nya, dengan menjawab pertanyaan senor oglikom?
marx_anti_stigma wrote:
standar umum tentunya....???
tanpa atau dengan dogma yg anda maksud?
thx.
regrad.