jika semudah itu yang mereka minta bung Humanism, tentunya mereka akan beragama kristen. karena hanya kaum kristenlah yang mengklaim bahwa Tuhan mereka nyata, konkret, bisa diraba, bahkan lebih jauh, Tuhan mereka telah berinteraksi dengan masyarakat selama puluhan tahun di negeri Palestina.Humanism wrote: Haha.. iya nih OOT, harusnya soal komunisme.
Nah, bagaimana Tuhan mengabarkan lewat kitab-2 suciNya? Di manakah buktinya? Tidak ada buktinya. Yang kita ketahui adalah, apapun yang tertulis tentang Tuhan, semuanya berdasarkan PIKIRAN manusia, bukan fakta, termasuk juga ayat2 suci dari kitab manapun. Nabi dan ahli agama boleh saja mengaku2 menerima wahyu Tuhan, tetapi buktinya tidak ada. Kita hanya dapat melandaskan kepercayaan kita terhadap omongan dan tulisan mereka.
Tentu saja pernyataan anda tentang Tuhan adalah benar, bahwa "kata-2 tidak mampu menjelaskan dan akal pikiran tidak sanggup mengungkapkan", dan juga "penalaran akal sangat terbatas".
Yang saya permasalahkan di sini adalah BUKTI. Saya merasa anda seorang yang percaya Tuhan, dan tentu saja sebagai seorang bijaksana, maukah anda berpikir lebih 'rendah' sedikit dan lebih sederhana, yakni cara berpikir kaum Atheis: yang mereka butuhkan adalah bukti konkret, bukti nyata, semudah itu.
efek samping dari orang beragama maupun tidak (atheis) sama saja bung, yang beragama mengatasnamakan Tuhan, yang atheis mengatasnamakan ketidak percayaan atas Tuhan. Mulai jamannya Uni soviet dulu sampai negeri China yang komunis, kita tahu bahwa kehidupan rakyatnya yang beragama ditekan dan dikucilkan.Humanism wrote: Nah, analogi seorang atheis itu biasanya begini bung kagakmurtad2 yang baik, misalnya di dalam hukum:
"Semua tersangka adalah tidak bersalah/tidak melakukan sesuatu yang merugikan, kecuali telah dibuktikan bersalah/
melakukan sesuatu yang merugikan."
Demikian juga Tuhan. "Tuhan tidaklah ada, karena tidak melakukan sesuatu, kecuali telah dibuktikan ada, karena melakukan sesuatu."
Alam semesta ini tidak ada memelihara. Alam ini apa adanya. Anda sebaiknya berpikir lebih jauh dengan tidak mengaitkan Tuhan di dalam kehidupan anda. Mengapa demikian? Dari segi ke-Tuhan-an, banyak ilmuwan beragama, dan juga ahli agama yang akan setuju dengan pendapat saya ini (ini apabila saya percaya Tuhan):
"Tuhan itu ADIL. Karena itu beliau menciptakan dunia ini apa adanya, dengan hukum alam sehingga alam ini berjalan tanpa campur-tanganNya. Apabila Tuhan mencampuri urusan manusia, misalnya membantu seseorang, atau bahkan membuat hujan, maka Tuhan ini tidak lagi ADIL, karena tidak membantu yang lain, atau bahkan dapat merugikan yang lain. Hal ini juga berarti beliau sudah mencampuri urusan dunia, mencampuri apa yang seharusnya sudah berjalan sesuai ciptaanNya dari awal, ciptaan yang semestinya berjalan apa adanya dan ADIL. Karena itu Tuhan tidak akan pernah mencampuri urusan alam semesta, karena beliau ADIL."
Karena itu bung kagakmurtad2, anda pasti setuju bahwa semua orang, bahkan yang percaya Tuhan, TIDAK AKAN PERNAH, dan tidak akan mampu membuktikan keberadaanNya semasa hidup, karena satu2nya cara membuktikan adalah IMAN, yang jelas2 bukan bukti konkret. Karena itu banyak atheis dan ilmuwan modern yang tidak setuju dengan orang2 yang berbuat sesuatu dengan mengatas-namakan 'kebenaran' Tuhan, karena jelas2 mereka tidak punya bukti.
Efek sampingnya adalah munculnya orang2 lain yang berbuat sesuatu demi kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan Tuhan, dan orang2 yang percaya Tuhan, tetapi tidak memahami keADILan Tuhan akan mudah terjerumus aliran2 macam ini. Seperti aliran2 baru yang kita lihat saat ini.
ilustrasi saya tentang fenomena black hole saya maksudkan tentang kemandirian Tuhan yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. ternyata penggambaran ini kurang tepat.Humanism wrote: Semoga anda mengerti jalan berpikir atheis.
Maka saya tekankan sekali lagi: Tuhan tidak relevan di dalam dunia ini. Tuhan tidak relevan di dalam kehidupan anda. Apabila anda ingin mencapai "surga" atau kehidupan kekal abadi yang bahagia di alam masa mendatang, jalan tersebut hanya dapat ditempuh oleh anda sendiri, bukan dengan memohon, menyembah, memuji Tuhan, karena Tuhan itu ADIL, dan dunia apa adanya ini ADIL, tanpa campur tangan Tuhan.
"Black hole" memang mampu menyedot energi, gelombang elektromagnet, dan bahkan cahaya, namun black hole tetap terikat oleh ruang dan waktu. Ilmuwan dapat mengamati dan mengukur secara kira2 besarnya black hole. Apabila anda dapat "mengamati" dan "mengukur" suatu benda, berarti benda tersebut "pernah" (waktu) terlihat dan "ada" di suatu tempat/ruang.
saya beri warna konsep anda agar jelas. bagi saya ADIL lebih merujuk pada pemahaman tentang suatu sikap atau sifat dan bukan merupakan esensi dari Tuhan itu sendiri.Humanism wrote: Jelas, konsep tentang Tuhan adalah satu: ADIL. Bukan hanya saya yang mengetahui konsep ini, ANDA-pun tahu. Saya hanya memberi penjelasan lebih mendalam, yang saya sampaikan di atas.
alam semesta ini tidak adil bung. saya sudah jelaskan di postingan sebelumnya, bagaimana saya merasa adil jika dilahirkan dari orangtua yang miskin dan kurang berpendidikan serta lingkungan yang tidak kondusif yang juga akan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa saya kedepannya, sementara disaat yang sama bayi Charles terlahir dengan kondisi lingkungan yang sangat bertolak belakang dibanding saya ?Humanism wrote: Saya setuju sekali dengan "beramal sebagai bekal kehidupan".
Dan tentu saja sebagai orang yang percaya Tuhan, anda tahu bahwa Tuhan itu ADIL, demikian juga bahwa alam semesta ini ADIL, berjalan tanpa campur-tanganNya.
atau contoh lain yang agak lucu (saya pada dasarnya suka guyon), apakah adil menurut anda pohon beringin yang besar dan kokoh buahnya kecil-2, sementara pohon semangka yang ringkih dan menjalar justru buahnya besar-2...?
kalau boleh saya simpulkan dari postingan anda ini, sepertinya bagi anda Tuhan itu adalah Alam semesta ini ? atau bisa juga di balik bahwa Alam Semesta adalah Tuhan ?Humanism wrote: Yang anda permasalahkan adalah bagaimana membuktikan keadilan Tuhan bukan? Karena kita hidup di dunia ini, dan terkondisi oleh ruang dan waktu, apabila anda mencari bukti keADILan Tuhan dengan cara mencari Tuhan, anda telah salah jalan, karena pikiran kita selalu terikat ruang dan waktu, tidak akan pernah mampu menjamah-NYA. Yang anda perlukan adalah bukti keADILan ALAM SEMESTA. Bukti bahwa hidup ini adil. Dan tentu saja ADIL tanpa campur tangan Tuhan.
Di sinilah juga biasanya DILEMA para pemuka agama tentang atheis, karena atheis merasa Tuhan tidak ada, dan tidak dapat membuktikan keadilan alam semesta, maka mereka berbuat sekehendak mereka, dan bebas melakukan kejahatan. Di sisi lain, mereka tidak punya bukti konkret keberadaan Tuhan, sehingga sering Tuhan ini disalahgunakan oleh orang dengan niat kurang baik.
Salah satu yang orang2 cari dengan mempelajari agama Buddha adalah ini: membuktikan keADILan alam semesta, bukan Tuhan.
Saya tempatkan ini di paling bawah, karena agak menjauh dari topik2 di atas. Meskipun jalan pikiran saya banyak dipengaruhi agama Buddha dan ilmu pengetahuan, dan kadang bahkan saya mengaku Buddhist (juga atheis), saya rasa adalah salah APABILA reinkarnasi atau rebirth yang dimaksud berdasarkan "roh yang mengalami proses tumimbal lahir".
Apakah anda mau mencerna dan menalarkan proses Rebirth? Saya bisa membantu apabila anda siap membuka batin anda.
Proses penalarannya panjang, tetapi saya bisa memulai dengan memberikan beberapa pertanyaan yang dengan mudah anda jawab YA / TIDAK, atau apabila anda ragu, jawab saja kurang yakin. Anda setuju?
saya open mind saja bung kalau anda mau menjelaskan proses Rebirth.
silahkan ajukan pertanyaan dan saya akan menjawab apa adanya.