RA KARTINI: muslimah or murtadinah?

Post Reply
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

RA KARTINI: muslimah or murtadinah?

Post by ali5196 »

TAQIYA Muslim sering berbunyi seperti ini:

RA Kartini Ingin Menegakkan Citra Islam
http://pusdai.com/?p=1263

atau Kartini Ingin Menjadi Muslimah Sejati
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ing-t1230/

dll.

Milis2 Islam sering mengutip kalimat2 Kartini ini untuk membuktikan 'keMusliman' RA Kartini. Dari http://pusdai.com/?p=1263
Setelah Kartini mengenal Islam, sikapnya terhadap Barat berubah: “Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?” (Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902).
Kalimat macam inikah membuktikan keMuslimannya?? Dalam kalimat ini, Kartini bertanya, Ny Abendanon menjawab. Sayangnya milis Muslim tidak akan pernah mengutip jawaban Ny Abendanon.
Kartini juga menentang praktek Kristenisasi: “Bagaimana pendapatmu tentang Zending, jika bermaksud berbuat baik kepada rakyat Jawa semata-mata atas dasar cinta kasih, bukan dalam rangka kristenisasi? …. Bagi orang Islam, melepaskan keyakinan sendiri untuk memeluk agama lain, merupakan dosa yang sebesar-besarnya. Pendek kata, boleh melakukan Zending, tetapi jangan mengkristenkan orang. Mungkinkah itu dilakukan?” (Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 31 Januari 1903).
Pernyataan ini tidak menunjukkan dukungan Kartini bagi Islam. Ia hanya mengungkapkan keadaan keIslaman masyarakatnya.
Bahkan, Kartini bertekad untuk memenuhi panggilan surat Al-Baqarah:193, berupaya untuk menegakkan citra Islam. “Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai.” (Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902). Wallahu a’lam. (ASMR/Pusdai.com. Disarikan dari Swaramuslim.net, Media-Isnet.org, dan sumber-sumber lainya).*
Ini harapan Kartini. Tapi kita semua tahu bahwa harapan ini kandas. Poligami, penindasan berbicara dan tradisi kolot membuatnya lebih interes pada ajaran2 diluar Islam. Baca sendiri pernyataannya dalam bukunya yagn sebagian diterjemahkan di http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ing-t1230/


Image
baca sendiri bukunya di google books. http://www.amazon.com/Letters-Javanese- ... 320&sr=1-1

Kalau di mata Muslim, Kartini nampak begitu kesengsem dengan ajaran Islam, ingatlah bahwa ia tidak bisa bersuara menantang keluarga dan masyarakat. Sbg wanita Jawa yang hidup dan bernafas dilingkungan Muslim, wanita cerdas ini tahu persis apa yang akan terjadi dengannya kalau ia terang2an
menentang Islam dan tradisi. Menantang poligami saja, ia tak mampu, apalagi untuk murtad. Berbeda dengan jaman sekarang. Sudah banyak Kartini2 yang lebih berani mengungkapkan pendapat mereka. Mimpi ibu Kartini memang tidak pupus.

Mari kita lihat apa yg dicatat sejarah yang tidak akan pernah diajarkan disekolah2.

LANJUT dibawah...
Last edited by ali5196 on Tue Jun 21, 2011 10:07 pm, edited 2 times in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Image
Google Kartini dalam google books buku itu dan anda akan dapatkan teks dalam bahasa inggris yang ane terjemahin dibawah ini:

Halaman 296
... (sayang halaman 295 tidak diikutsertakan) ... Kaum reformasi Jawa ingin agar wanita2 tidak bertudung ikut aktif dalam kehidupan umum untuk menghidupkan kembali budaya Jawa yang menentang atau tidak mengacuhkan Islam. Tokoh feminis RA Kartini dan tokoh pendidikan, Ki Hajar Dewantoro, dianggap sebagai tokoh2 berfaham 'modern' yang menganggap Islam TIDAK relevan.

[...]
RA Kartini dan adik2nya, Rukmini dan Kardinah, adalah pelanggan dan penulis majalah2 mingguan Belanda dan mengadakan korespondensi dengan majalah Etis. Dari pengalaman mereka dengan wanita2 Belanda dan pendidikan SD Belanda yang mereka dapatkan, mereka menjunjung tinggi kebebasan pribadi dan percaya bahwa wanita berhak akan pendidikan, karir dan perkawinan MONOGAMI. Mereka juga merasa berkewajiban untuk mengangkat derajad wanita2 sebangsa mereka. Mereka menulis dengan nama samaran 'Anggrek,' tapi identitas mereka kemudian mudah ditebak dan mereka dituduh MENINGGALKAN ISLAM dan budaya Jawa. http://www.streventijdschrift.be/artike ... artini.htm

Halaman 297
KARTINI: pahlawan nasional atau ciptaan Belanda?

Teman2 Belanda Kartini menyimpan surat2nya, menerbitkannya dan dengan uang penghasilan tsb, mereka mendirikan sekolah2 perempuan di P Jawa.

[Ini tidak diajarkan disekolah. Orang2 BELANDA yg mewujudkan impian Kartini. Bukan Kartini sendiri atau pendukung2 Kartini di Indonesia. Apalagi pendukung2 Muslim Kartini. Justru ia dibenci Muslim kala itu! Ingat bahwa Kartini meninggal tahun 1904 pada usia 25 tahun. Dan Sekolah Wanita yang didirikan oleh Yayasan Kartini (yang dibentuk teman2 Belandanya) di Semarang didirikan pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis. Ingat tuH! Bukan seorang pendukung Islam yg mendirikan sekolah2 wanita di Jawa, tapi justru seorang pemberontak.]

Thn 1964, Presiden Sukarno mengangkatnya sbg pahlawan nasional. Kekaguman BELANDA (baca; bukan rakyat Muslim indonesia yang tadinya kagum dng dia, tapi justru teman2 LONDOnya menganggapnya sbg pahlawan!--ali5196) dan Jawa-sentrisnya menjadikannya pilihan yang kontroversial sbg pahlawan bangsa. Penentangnya (tidak disebutkan siapa) mengatakan bahwa ia seorang apologis bagi kolonialisme dan pemberontakannya melawan feodalisme Jawa tidak memiliki arti bagi suku2 di luar Jawa. Mereka malah mengajukan tokoh yang lebih pantas melambangkan kelakuan wanita, yaitu seorang tokoh pendidik dari Minangkabau yang berjilbab dan berjubah putih, Rahma El Yunusiah, yang juga pendiri Asosiasi Guru Wanita Islam di tahun 1933 yang benci kekuasaan kolonialisme dan menghindari kontak dengan orang2 Belanda. TAPI tidak ada tulisan atau visi Rahma yang tersisa atau tercatat. Akhirnya, jadilah Kartini---yang memimpikan kebebasan dan pendidikan ala Barat---sebagai pahlawan, yang di thn 1899 membuka suratnya kepada temannya di Belanda dengan kalimat ini: Saya lama mendambakan untuk berkenalan dengan seorang 'gadis modern,' gadis independen yang saya banggakan itu.

Kalau seandainya Muslimah Indonesia jaman sekarang tahu ini, mereka tidak lagi akan membela Kartini tapi buru2 mencari inpo ttg si bu Rahma, jihadi rasis yang sudah di-arabisasi itu! :rolling:

Nih, ane bantu. Ini die si pejuang hak wanita Islam untuk dipoligami, hak utk berbusana spt pocong, dikurangi hak warisnya, bersaksi dipengadilan 1/2 nilainya dari lelaki, hak dikirim ke Arab utk jadi TKW dan hak dirajam dan dipancung kalo dianggap zinah. http://buyamasoedabidin.blogspot.com/20 ... niyah.html

Yang mana anda lebih suka sebagai pahlawan nasional Indonesia?
Image
Yang seperti ini? Keluarga Kartini yang menolak poligami dan segala pemotongan hak perempuan ala Islam http://www.egoproject.nl/archief-debooi ... artini.htm

ATAU ...
Image
... Yang begono noh! Members of the Klub Taat Suami abad 21! Poligamiiii ... here we come!
Post Reply