RA Kartini Ingin Menegakkan Citra Islam
http://pusdai.com/?p=1263
atau Kartini Ingin Menjadi Muslimah Sejati
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ing-t1230/
dll.
Milis2 Islam sering mengutip kalimat2 Kartini ini untuk membuktikan 'keMusliman' RA Kartini. Dari http://pusdai.com/?p=1263
Kalimat macam inikah membuktikan keMuslimannya?? Dalam kalimat ini, Kartini bertanya, Ny Abendanon menjawab. Sayangnya milis Muslim tidak akan pernah mengutip jawaban Ny Abendanon.Setelah Kartini mengenal Islam, sikapnya terhadap Barat berubah: “Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?” (Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902).
Pernyataan ini tidak menunjukkan dukungan Kartini bagi Islam. Ia hanya mengungkapkan keadaan keIslaman masyarakatnya.Kartini juga menentang praktek Kristenisasi: “Bagaimana pendapatmu tentang Zending, jika bermaksud berbuat baik kepada rakyat Jawa semata-mata atas dasar cinta kasih, bukan dalam rangka kristenisasi? …. Bagi orang Islam, melepaskan keyakinan sendiri untuk memeluk agama lain, merupakan dosa yang sebesar-besarnya. Pendek kata, boleh melakukan Zending, tetapi jangan mengkristenkan orang. Mungkinkah itu dilakukan?” (Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 31 Januari 1903).
Ini harapan Kartini. Tapi kita semua tahu bahwa harapan ini kandas. Poligami, penindasan berbicara dan tradisi kolot membuatnya lebih interes pada ajaran2 diluar Islam. Baca sendiri pernyataannya dalam bukunya yagn sebagian diterjemahkan di http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ing-t1230/Bahkan, Kartini bertekad untuk memenuhi panggilan surat Al-Baqarah:193, berupaya untuk menegakkan citra Islam. “Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai.” (Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902). Wallahu a’lam. (ASMR/Pusdai.com. Disarikan dari Swaramuslim.net, Media-Isnet.org, dan sumber-sumber lainya).*
baca sendiri bukunya di google books. http://www.amazon.com/Letters-Javanese- ... 320&sr=1-1
Kalau di mata Muslim, Kartini nampak begitu kesengsem dengan ajaran Islam, ingatlah bahwa ia tidak bisa bersuara menantang keluarga dan masyarakat. Sbg wanita Jawa yang hidup dan bernafas dilingkungan Muslim, wanita cerdas ini tahu persis apa yang akan terjadi dengannya kalau ia terang2an
menentang Islam dan tradisi. Menantang poligami saja, ia tak mampu, apalagi untuk murtad. Berbeda dengan jaman sekarang. Sudah banyak Kartini2 yang lebih berani mengungkapkan pendapat mereka. Mimpi ibu Kartini memang tidak pupus.
Mari kita lihat apa yg dicatat sejarah yang tidak akan pernah diajarkan disekolah2.
LANJUT dibawah...