Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Informasi tentang hubungan SEX dengan anak-anak yang disahkan Islam.
Post Reply
User avatar
poligami
Posts: 2446
Joined: Wed Aug 19, 2009 4:37 am
Location: Mabes FPI
Contact:

Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by poligami »

Setelah saya perhatikan, ternyata banyak sekali netter muslim baru yg TERUS MENERUS mengepost tulisan dari T.O. Shavanas/Minaret untuk menyanggah kebenaran pahit bahwa Muhammad terbukti secara sah dan meyakinkan (sesuai hadis sahih) TELAH menyetubuhi Aisyah anak kecil berumur 9 tahun. Padahal tulisan-tulisan si T.O.Shavanas ini sudah diharamkan dan difatwa sesat oleh ulama-ulama Arab sendiri.

Hal ini membuktikan bahwa banyak sekali muslim yg sebenarnya sangat malu dgn perbuatan Muhammad itu, sehingga muslim menghalalkan segala cara untuk terus bisa membuat Muhammad tidak bercela dan kelihatan tetap seperti seorang pahlawan.

Dibawah ini adalah contoh dari tulisan taqiya muslim munafik yg berasal dari MINARET:
Mitos Kuno Tentang Usia Pernikahan Siti Aisyah RA

Seorang teman kristen suatu kali bertanya kepada saya, “Akankah anda menikahkan saudara perempuanmu yang berumur 7 tahun dengan seorang tua berumur 50 tahun?” Saya terdiam.

Dia melanjutkan, “Jika anda tidak akan melakukannya, bagaimana bisa anda menyetujui pernikahan gadis polos berumur 7 tahun, Aisyah, dengan Nabi anda?” Saya katakan padanya, “Saya tidak punya jawaban untuk pertanyaan anda pada saat ini.” Teman saya tersenyum dan meninggalkan saya dengan guncangan dalam batin saya akan agama saya.

Kebanyakan muslim menjawab bahwa pernikahan seperti itu diterima masyarakat pada saat itu. Jika tidak, orang-orang akan merasa keberatan dengan pernikahan Nabi saw dengan Aisyah.

Bagaimanapun, penjelasan seperti ini akan mudah menipu bagi orang-orang yang naif dalam mempercayainya. Tetapi, saya tidak cukup puas dengan penjelasan seperti itu.

Nabi merupakan manusia tauladan, Semua tindakannya paling patut dicontoh sehingga kita, Muslim dapat meneladaninya. Bagaimaanpun, kebanyakan orang di Islamic Center of Toledo, termasuk saya, Tidak akan berpikir untuk menunangkan saudara perempuan kita yang berumur 7 tahun dengan seorang laki-laki berumur 50 tahun. Jika orang tua setuju dengan pernikahan seperti itu, kebanyakan orang, walaupun tidak semuanya, akan memandang rendah terhadap orang tua dan suami tua tersebut.

Tahun 1923, pencatat pernikahan di Mesir diberi intruksi untuk menolak pendaftaran dan menolak mengeluarkan surat nikah bagi calon suami berumur di bawah 18 tahun, dan calon isteri dibawah 16 tahun. Tahun 1931, Sidang dalam oraganisasi-oraganisi hukum dan syariah menetapkan untuk tidak merespon pernikahan bagi pasangan dengan umur diatas (Women in Muslim Family Law, John Esposito, 1982). Ini memperlihatkan bahwa walaupun di negara Mesir yang mayoritas Muslim pernikahan usia anak-anak adalah tidak dapat diterima.

Jadi, Saya percaya, tanpa bukti yang solidpun selain perhormatan saya terhadap Nabi, bahwa cerita pernikahan gadis brumur 7 tahun dengan Nabi berumur 50 tahun adalah mitos semata. Bagaimanapun perjalanan panjang saya dalam menyelelidiki kebenaran atas hal ini membuktikan intuisi saya benar adanya.

Nabi memang seorang yang gentleman. Dan dia tidak menikahi gadis polos berumur 7 atau 9 tahun. Umur Aisyah telah dicatat secara salah dalam literatur hadist. Lebih jauh, Saya pikir bahwa cerita yang menyebutkan hal ini sangatlah tidak bisa dipercaya.

Beberapa hadist (tradisi Nabi) yang menceritakan mengenai umur Aisyah pada saat pernikahannya dengan Nabi, hadist-hadist tersebut sangat bermasalah. Saya akan menyajikan beberapa bukti melawan khayalan yang diceritakan Hisham ibnu `Urwah dan untuk membersihkan nama Nabi dari sebutan seorang tua yang tidak bertanggung jawab yang menikahi gadis polos berumur 7 tahun.

Bukti #1: Pengujian Terhadap Sumber

Sebagian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di hadist yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang mencatat atas otoritas dari bapaknya, yang mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak ada seorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampai usia 71 tahun baru menceritakan hal ini, disamping kenyataan adanya banyak murid-murid di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibn Anas, tidak menceritakan hal ini.
Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, di mana Hisham tinggal disana dan pindah dari Medinah ke Iraq pada usia tua.

Tehzibu’l-Tehzib, salah satu buku yang cukup terkenal yang berisi catatan para periwayat hadist, menurut Yaqub ibn Shaibah mencatat : ” Hisham sangatbisa dipercaya, riwayatnya dapat diterima, kecuali apa-apa yang dia ceritakan setelah pindah ke Iraq ” (Tehzi’bu’l-tehzi’b, Ibn Hajar Al-`asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, 15th century. Vol 11, p.50).

Dalam pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq: ” Saya pernah diberi tahu bahwa Malik menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq” (Tehzi’b u’l-tehzi’b, IbnHajar Al- `asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol.11, p. 50).

Mizanu’l-ai`tidal, buku lain yang berisi uraian riwayat hidup pada periwayat hadist Nabi saw mencatat: “Ketika masa tua, ingatan Hisham mengalami kemunduran yang mencolok” (Mizanu’l-ai`tidal, Al-Zahbi, Al-Maktabatu’l-athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, p. 301).

KESIMPULAN:
berdasarkan referensi ini, Ingatan Hisham sangatlah buruk dan
riwayatnya setelah pindah ke Iraq sangat tidak bisa dipercaya, sehingga riwayatnya mengenai umur pernikahan Aisyah adalah tidak kredibel.

KRONOLOGI: Adalah vital untuk mencatat dan mengingat tanggal penting dalam sejarah Islam:

Pra-610 M: Jahiliyah (pra-Islamic era) sebelum turun wahyu
610 M: turun wahyu pertama Abu Bakr menerima Islam
613 M: Nabi Muhammad mulai mengajar ke Masyarakat
615 M: Hijrah ke Abyssinia.
616 M: Umar bin al Khattab menerima Islam.
620 M: dikatakan Nabi meminang Aisyah
622 M: Hijrah ke Yathrib, kemudian dinamai Medina
623/624 M: dikatakan Nabi saw berumah tangga dengan Aisyah

Bukti #2: Meminang

Menurut Tabari (juga menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and Ibn Sad), Aisyah dipinang pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9 tahun.

Tetapi, di bagian lain, Al-Tabari mengatakan: “Semua anak Abu Bakr (4 orang) dilahirkan pada masa jahiliyahh dari 2 isterinya ” (Tarikhu’l-umam wa’l-mamlu’k, Al-Tabari (died 922), Vol. 4,p. 50, Arabic, Dara’l-fikr, Beirut, 1979).

Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah umur 7 tahun) dan berumah tangga tahun 623/624 M (usia 9 tahun), ini mengindikasikan bahwa Aisyah dilahirkan pada 613 M. Sehingga berdasarkan tulisan Al- Tabari, Aisyah seharusnya dilahirkan pada 613M, Yaitu 3 tahun sesudah masa Jahiliyahh usai (610 M).

Tabari juga menyatakan bahwa Aisyah dilahirkan pada saat Jahiliyah. Jika Aisyah dilahirkan pada era Jahiliyah, seharusnya minimal Aisyah berumur 14 tahun ketika dinikah. Tetapi intinya Tabari mengalami kontradiksi dalam periwayatannya.

KESIMPULAN: Al-Tabari tak reliable mengenai umur Aisyah ketika menikah.

Bukti # 3: Umur Aisyah jika dihubungkan dengan umur Fatimah

Menurut Ibn Hajar, “Fatima dilahirkan ketika Ka`bah dibangun kembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun… Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah” (Al-isabah fi tamyizi’l-sahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, Vol. 4, p. 377, Maktabatu’l-Riyadh al-haditha, al-Riyadh,1978).


KESIMPULAN: Ibn Hajar, Tabari, Ibn Hisham, dan Ibn Humbal kontradiksi satu sama lain. Tetapi tampak nyata bahwa riwayat Aisyah menikah usia 7 tahun adalah mitos tak berdasar.

Bukti #4: Umur Aisyah dihitung dari umur Asma’

Menurut Abda’l-Rahman ibn abi zanna’d: “Asma lebih tua 10 tahun dibanding Aisyah (Siyar A`la’ma’l-nubala’, Al-Zahabi, Vol. 2, p. 289, Arabic, Mu’assasatu’l-risalah, Beirut, 1992).

Menurut Ibn Kathir: “Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya [Aisyah]”
(Al-Bidayah wa’l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 371,Dar al-fikr al-`arabi, Al-jizah, 1933).

Menurut Ibn Kathir: “Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H, dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut iwayat lainya, dia meninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau beberapa hari lebih dari 20 hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 hari kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun” (Al-Bidayah wa’l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 372, Dar al-fikr al-`arabi, Al- jizah, 1933)

Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: “Asma hidup sampai 100 tahun dan meninggal pada 73 or 74 H.” (Taqribu’l-tehzib, Ibn Hajar Al-Asqalani,p. 654, Arabic, Bab fi’l-nisa’, al-harfu’l-alif, Lucknow).

Menurut sebagaian besar ahli sejarah, Asma, Saudara tertua dari Aisyah berselisih usia 10 tahun. Jika Asma wafat pada usia 100 tahun dia tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah 622M).

Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (ketika Aisyah berumah tangga), Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun. Jadi, Aisyah, berusia 17 atau 18 tahun ketika hijrah pada taun dimana Aisyah berumah tangga.

Berdasarkan Hajar, Ibn Katir, and Abda’l-Rahman ibn abi zanna’d, usia Aisyah ketika beliau berumah tangga dengan Rasulullah adalah 19 atau 20 tahun.

Dalam bukti # 3, Ibn Hajar memperkirakan usia Aisyah 12 tahun dan dalam bukti #4 Ibn Hajar mengkontradiksi dirinya sendiri dengan pernyataannya usia Aisyah 17 atau 18 tahun. Jadi mana usia yang benar ? 12 atau 18..?

KESIMPULAN: Ibn Hajar tidak valid dalam periwayatan usia Aisyah.

Bukti #5: Perang BADAR dan UHUD

Sebuah riwayat mengenai partisipasi Aisyah dalam perang Badr dijabarkan dalam hadist Muslim, (Kitabu’l-jihad wa’l-siyar, Bab karahiyati’l-isti`anah fi’l-ghazwi bikafir). Aisyah, ketika menceritakan salah satu moment penting dalam perjalanan selama perang Badar, mengatakan: “ketika kita mencapai Shajarah”. Dari pernyataan ini tampak jelas, Aisyah merupakan anggota perjalanan menuju Badar.

Sebuah riwayat mengenai pastisipasi Aisyah dalam Uhud tercatat dalam Bukhari (Kitabu’l-jihad wa’l-siyar, Bab Ghazwi’l-nisa’ wa qitalihinnama`a’lrijal): “Anas mencatat bahwa pada hari Uhud, Orang-orang tidak dapat berdiri dekat Rasulullah. [pada hari itu,] Saya melihat Aisyah dan Umm-i-Sulaim dari jauh, Mereka menyingsingkan sedikit pakaian-nya [untuk mencegah halangan gerak dalam perjalanan tsb].”

Lagi-lagi, hal ini menunjukkan bahwa Aisyah ikut berada dalam perang Uhud dan Badr.

Diriwayatkan oleh Bukhari (Kitabu’l-maghazi, Bab Ghazwati’l-khandaq wa hiya’l-ahza’b): “Ibn `Umar menyatakan bahwa Rasulullah tidak mengijinkan dirinya berpastisispasi dalam Uhud, pada ketika itu, Ibnu Umar berusia 14 tahun. Tetapi ketika perang Khandaq, ketika berusia 15 tahun, Nabi mengijinkan Ibnu Umar ikut dalam perang tsb.”

Berdasarkan riwayat diatas, (a) anak-anak berusia dibawah 15 tahun akan dipulangkan dan tidak diperbolehkan ikut dalam perang, dan (b) Aisyahikut dalam perang badar dan Uhud

KESIMPULAN: Aisyah ikut dalam perang Badar dan Uhud jelas mengindikasikan bahwa beliau tidak berusia 9 tahun ketika itu, tetapi minimal berusia 15 tahun. Disamping itu, wanita-wanita yang ikut menemani para pria dalam perang sudah seharusnya berfungsi untuk membantu, bukan untuk menambah beban bagi mereka. Ini merupakan bukti lain dari kontradiksi usia pernikahan Aisyah.

BUKTI #6: Surat al-Qamar (Bulan)

Menurut beberapa riwayat, Aisyah dilahirkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah. Tetapi menurut sumber lain dalam Bukhari, Aisyah tercatat mengatakan hal ini: “Saya seorang gadis muda(jariyah dalam bahasa arab)” ketika Surah Al-Qamar diturunkan(Sahih Bukhari, Kitabu’l-tafsir, Bab Qaulihi Bal al-sa`atu Maw`iduhum wa’l-sa`atu adha’ wa amarr).

Surat 54 dari Quran diturunkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah(The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985), menunjukkan bahwa surat tsb diturunkan pada tahun 614 M. jika Aisyah memulai berumahtangga dengan Rasulullah pada usia 9 di tahun 623 M or 624 M, Aisyah masih bayi yang baru lahir (sibyah in Arabic) pada saat Surah Al-Qamar diturunkan. Menurut riwayat diatas, secara aktual tampak bahwa Aisyah adalah gadis muda, bukan bayi yang baru lahir
ketika pewahyuan Al-Qamar. Jariyah berarti gadis muda yang masih suka bermain (Lane’s Arabic English Lexicon).

Jadi, Aisyah, telah menjadi jariyah bukan sibyah (bayi), jadi telah berusia 6-13 tahun pada saat turunnya surah Al-Qamar, dan oleh karena itu sudah pasti berusia 14-21 tahun ketika dinikah Nabi.

KESIMPULAN: Riwayat ini juga mengkontra riwayat pernikahan Aisyah yang berusia 9 tahun.

Bukti #7: Terminologi bahasa Arab

Menurut riwayat dari Ahmad ibn Hanbal, sesudah meninggalnya isteri pertama Rasulullah, Khadijah, Khaulah datang kepada Nabi dan menasehati Nabi untuk menikah lagi, Nabi bertanya kepadanya tentang pilihan yang ada di pikiran Khaulah. Khaulah berkata: “Anda dapat menikahi seorang gadis (bikr) atau seorang wanita yang pernah menikah (thayyib)”. Ketika Nabi bertanya tentang identitas gadis tersebut (bikr), Khaulah menyebutkan nama Aisyah.

Bagi orang yang paham bahasa Arab akan segera melihat bahwa kata bikr dalam bahasa Arab tidak digunakan untuk gadis belia berusia 9 tahun.

Kata yang tepat untuk gadis belia yang masih suka bermain-main adalah, seperti dinyatakan dimuka, adalah jariyah. Bikr disisi lain, digunakan untuk seorang wanita yang belum menikah serta belum punya pertautan pengalaman dengan pernikahan, sebagaimana kita pahami dalam bahasa Inggris “virgin”. Oleh karena itu, tampak jelas bahwa gadis belia 9 tahun bukanlah “wanita” (bikr) (Musnad Ahmad ibn Hanbal, Vol. 6, p. .210,Arabic, Dar Ihya al-turath
al-`arabi, Beirut).

Kesimpulan: Arti literal dari kata, bikr (gadis), dalam hadist diatas adalah “wanita dewasa yang belum punya pengalaman sexual dalam pernikahan.” Oleh karena itu, Aisyah adalah seorang wanita dewasa pada waktu menikahnya.

Bukti #8. Text Qur’an

Seluruh muslim setuju bahwa Quran adalah buku petunjuk. Jadi, kita perlu mencari petunjuk dari Qur’an untuk membersihkan kabut kebingungan yang diciptakan oleh para periwayat pada periode klasik Islam mengenai usia Aisyah dan pernikahannya. Apakah Quran mengijinkan atau melarang pernikahan dari gadis belia berusia 7 tahun?

Tak ada ayat yang secara eksplisit mengijinkan pernikahan seperti itu. Ada sebuah ayat, yang bagaimanapun, yang menuntun muslim dalam mendidik dan memperlakukan anak yatim. Petunjuk Qur’an mengenai perlakuan anak Yatim juga valid diaplikasikan ada anak kita sendiri sendiri.

Ayat tersebut mengatakan : Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. (Qs. 4:5) Dan
ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk mnikh.

Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. ?? (Qs. 4:6)

Dalam hal seorang anak yang ditingal orang tuanya, Seorang muslim
diperintahkan untuk (a) memberi makan mereka, (b) memberi pakaian, (c) mendidik mereka, dan (d) menguji mereka thd kedewasaan “sampai usia menikah” sebelum mempercayakan mereka dalam pengelolaan keuangan.

Disini, ayat Qur’an menyatakan tentang butuhnya bukti yang teliti terhadap tingkat kedewasaan intelektual dan fisik melalui hasil test yang objektif sebelum memasuki usia nikah dan untuk mempercayakan pengelolaan harta-harta kepada mereka.

Dalam ayat yang sangat jelas diatas, tidak ada seorangpun dari muslim yang bertanggungjawab akan melakukan pengalihan pengelolaan keuangan pada seorang gadis belia berusia 7 tahun. Jika kita tidak bisa mempercayai gadis belia berusia 7 tahun dalam pengelolaan keuangan, Gadis tersebut secara tidak memenuhi syarat secara intelektual maupun fisik untuk menikah. Ibn Hambal (Musnad Ahmad ibn Hambal, vol.6, p. 33 and 99) menyatakan bahwa Aisyah yang berusia 9 tahun lebih tertarik untuk bermain dengan mainannya daripada mengambil tugas sebagai isteri.

Oleh karena itu sangatlah sulit untuk mempercayai, bahwa Abu Bakar,seorang tokoh muslim, akan menunangkan anaknya yang masih belia berusia 7 taun dengan Nabi yang berusia 50 tahun.. Sama
sulitnya untuk membayangkan bahwa Nabi menikahi seorang gadis belia berusia 7 tahun.

Sebuah tugas penting lain dalam menjaga anak adalah mendidiknya. Marilah kita memunculkan sebuah pertanyaan,”berapa banyak di antara kita yang percaya bahwa kita dapat mendidik anak kita dengan hasil memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 atau 9 tahun?” Jawabannya adalah Nol besar.

Logika kita berkata, adalah tidak mungkin tugas mendidik anak kita dengan memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 tahun, lalu bagaimana mana mungkin kita percaya bahwa Aisyah telah dididik secara sempurna pada usia 7 tahun seperti diklaim sebagai usia pernikahannya?

Abu Bakr merupakan seorang yang jauh lebih bijaksana dari kita semua, Jadi dia akan merasa dalam hatinya bahwa Aisyah masih seorang anak-anak yang belum secara sempurna sebagaimana dinyatakan Qur’an. Abu Bakar tidak akan menikahkan Aisyah kepada seorangpun. Jika sebuah proposal pernikahan dari gadis belia dan belum terdidik secara memuaskan datang kepada Nabi, Beliau
akan menolak dengan tegas karena itu menentang hukum-hukum Quran.

KESIMPULAN: Pernikahan Aisyah pada usia 7 tahun akan menentang hukum kedewasaan yang dinyatakan Quran. Oleh karena itu, Cerita pernikahan Aisyah gadis belia berusia 7 tahun adalah mitos semata.

Bukti #9: Ijin dalam pernikahan

Seorang wanita harus ditanya dan diminta persetujuan agar pernikahan yang dia lakukan menjadi syah (Mishakat al Masabiah, translation by James Robson, Vol. I, p. 665). Secara Islami, persetujuan yang kredible dari seorang wanita merupakan syarat dasar bagi kesyahan sebuah pernikahan.

Dengan mengembangkan kondisi logis ini, persetujuan yang diberikan oleh gadis belum dewasa berusia 7 tahun tidak dapat diautorisasi sebagai validitas sebuah pernikahan.

Adalah tidak terbayangkan bahwa Abu Bakr, seorang laki-laki yang cerdas, akan berpikir dan mananggapi secara keras tentang persetujuan pernikahan gadis 7 tahun (anaknya sendiri) dengan seorang laki-laki berusia 50 tahun.

Serupa dengan ini, Nabi tidak mungkin menerima persetujuan dari seorang gadis yang menurut hadith dari Muslim, masih suka bermain-main dengan bonekanya ketika berumah tangga dengan Rasulullah.

KESIMPULAN: Rasulullah tidak menikahi gadis berusia 7 tahun karena akan tidak memenuhi syarat dasar sebuah pernikahan islami tentang klausa persetujuan dari pihak isteri. Oleh karena itu, hanya ada satu kemungkinan Nabi menikahi Aisyah seorang wanita yang dewasa secara intelektual maupun fisik.

Summary:
Tidak ada tradisi Arab untuk menikahkan anak perempuan atau laki-laki yang berusia 9 tahun, Demikian juga tidak ada pernikahan Rasulullah SAW dan Aisyah ketika berusia 9 tahun. Orang-orang arab tidak pernah keberatan dengan pernikahan seperti ini, karena ini tak pernah terjadi sebagaimana isi beberapa riwayat.

Jelas nyata, riwayat pernikahan Aisyah pada usia 9 tahun oleh Hisham ibn `Urwah tidak bisa dianggap sebagai kebenaran, dan kontradisksi dengan riwayat-riwayat lain. Lebih jauh, tidak ada alasan yang nyata untuk menerima riwayat Hisham ibn `Urwah sebagai kebenaran ketika para pakar lain, termasuk Malik ibn Anas, melihat riwayat Hisham ibn `Urwah selama di Iraq adalah tidak reliable.

Pernyataan dari Tabari, Bukhari dan Muslim menunjukkan mereka kontradiksi satu sama lain mengenai usia menikah bagi Aisyah. Lebih jauh, beberapa pakar periwayat mengalami internal kontradiksi dengan riwayat-riwayatnya sendiri. Jadi, riwayat usia Aisyah 9 tahun ketika menikah adalah tidak reliable karena adanya kontradiksi yang nyata pada catatan klasik dari pakar sejarah Islam.

Oleh karena itu, tidak ada alasan absolut untuk menerima dan mempercayai usia Aisyah 9 tahun ketika menikah sebagai sebuah kebenaran disebabkan cukup banyak latar belakang untuk menolak riwayat tsb dan lebih layak disebut sebagai mitos semata. Lebih jauh, Qur’an menolak pernikahan gadis dan lelaki yang belum dewasa sebagaimana tidak layak membebankan kepada mereka tanggung jawab-tanggung jawab.

Note: The Ancient Myth Exposed
By T.O. Shanavas , di Michigan.
© 2001 Minaret
from The Minaret Source: http://www.iiie.net/
Semua tulisan Minaret itu sudah dibantah oleh Ali Sina di http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ml#p125641

Tetapi ternyata ada juga bantahan thd Minaret yg ditulis oleh ULAMA ISLAM/AHLI HADIS sendiri, yg tidak suka dgn para muslim munafik yg telah mendustakan SUNNAH Islam. Bantahannya lebih lengkap lagi..! :finga:

EDIT (sudah diterjemahkan oleh netter "pop eye"):
BANTAHAN LENGKAPNYA DISINI=> http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... il-t41513/ :heart:


Salam Poligami...Image
Last edited by poligami on Thu Jun 02, 2011 2:04 pm, edited 2 times in total.
mainmainmain
Posts: 44
Joined: Sun Apr 18, 2010 7:18 pm

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by mainmainmain »

Brarti ulama2 arab mendukung nabinya yang 1 ini untuk Pedophile dong???

:stun:
User avatar
poligami
Posts: 2446
Joined: Wed Aug 19, 2009 4:37 am
Location: Mabes FPI
Contact:

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by poligami »

mainmainmain wrote:Brarti ulama2 arab mendukung nabinya yang 1 ini untuk Pedophile dong???

:stun:
Bagi ulama ARAB, ke-pedhopile-an Muhammad adalah SUNNAH ISLAM yg harus dijaga dan dilestarikan sampe kiamat. O:)


Salam Poligami...
mainmainmain
Posts: 44
Joined: Sun Apr 18, 2010 7:18 pm

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by mainmainmain »

mas linknya ngak bisa di Download,
penjelasannya :
Link file yang Anda minta tidak berlaku.
User avatar
poligami
Posts: 2446
Joined: Wed Aug 19, 2009 4:37 am
Location: Mabes FPI
Contact:

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by poligami »

mainmainmain wrote:mas linknya ngak bisa di Download,
penjelasannya :
Link file yang Anda minta tidak berlaku.
Udah saya perbaharui link-nya.
Coba lagi yah, sebentar ko downloadnya. O:)
mainmainmain
Posts: 44
Joined: Sun Apr 18, 2010 7:18 pm

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by mainmainmain »

Sudah bisa mas link yang ini,
makasih banyak mas...

:)
User avatar
poligami
Posts: 2446
Joined: Wed Aug 19, 2009 4:37 am
Location: Mabes FPI
Contact:

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by poligami »

Wah ko ngga kafirun yg mau menterjemahkan yah, padahal dlm minggu ini saja saya perhatikan sudah 3-4 muslim yg memposting tulisan si minaret/T.O.Shavanas diatas.

Saya yakin kedepannya para muslimers akan terus menerus memposting tulisan taqiya si minaret ini, jika sudah ada terjemahan bantahannya kan lebih cepat dan tidak bertele-tele lagi untuk membungkam taqiya para muslim tsb... O:)


SIAPA NIH KAFIRUN BAIK HATI YG MAU MEMBANTU MENTERJEMAHKAN..???? :-k :-k :-k



Salam Poligami... :turban:
User avatar
poligami
Posts: 2446
Joined: Wed Aug 19, 2009 4:37 am
Location: Mabes FPI
Contact:

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by poligami »

Dari=> http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ge200.html
PENCARI_TUHAN2010 wrote: BUKTI #1: PENGUJIAN THD SUMBER


Sebagaian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di hadist yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang mencatat atas otoritas dari Bapaknya,Yang mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak ada seorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampai usia 71 tahun baru menceritakan hal ini, disamping kenyataan adanya banyak murid-murid di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibn Anas, tidak menceritakan hal ini.
Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, dimana Hisham tinggal disana dan pindah dari Medinah ke Iraq pada usia tua.

Tehzibu'l-Tehzib, salah satu buku yang cukup terkenal yang berisi catatan para periwayat hadist, menurut Yaqub ibn Shaibah mencatat : " Hisham sangat bisa dipercaya, riwayatnya dapat diterima, kecuali apa-apa yang dia ceritakan setelah pindah ke Iraq " (Tehzi'bu'l-tehzi'b, Ibn Hajar Al-`asqala'ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, 15th century. Vol 11, p.50).

Dalam pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq: " Saya pernah dikasih tahu bahwa Malik menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq" (Tehzi'b u'l-tehzi'b, IbnHajar Al- `asqala'ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol.11, p. 50).

Mizanu'l-ai`tidal, buku lain yang berisi uraian riwayat hidup pada periwayat hadist Nabi saw mencatat: "Ketika masa tua, ingatan Hisham mengalami kemunduran yang mencolok" (Mizanu'l-ai`tidal, Al-Zahbi, Al-Maktabatu'l-athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, p. 301).

KESIMPULAN: berdasarkan referensi ini, Ingatan Hisham sangatlah jelek dan riwayatnya setelah pindha ke Iraq sangat tidak bisa dipercaya, sehingga riwayatnya mengenai umur pernikahan Aisyah adalah tidak kredibel.
DASAR TUKANG TIPU... :-$
Siapa bilang yg meriwayatkan pernikahan Muhammad dan Aisyah itu cuma lewat si Hisyam Ibn Urwah saja..???

Ini saya kasih hadis riwayat-riwayat yg TIDAK MELALUI si Hisyam lengkap beserta urutan perawinya:

1. Sahih Muslim
Aishah ( رضي الله عنها ) narrated that the Messenger of Allah married her when she was six years old and lived with her when she was nine years old and he died when she was eighteen years old.
Aishah → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash→ Abu Mua’awiyah → Yahya ibn Yahya, Ishaaq ibn Ibraheem, Abu Bakr ibn Abee Shaibah and Abu Kuraib → Muslim

2. Sunan Abu Daud
Yahya (ibn Abdur Rahman ibn Haatib) narrated that Aishah ( رضي الله عنها ) said: “I
came to Madeenah and resided at (the house of) Bani Al-Harith ibn Al-Khazraj.”
Then she (Aishah) said: “By Allah, I was playing on a swing that was tied between two palm trees. At the time, my hair reached my ears. So my mother came and took me down from the swing and took me, so they fixed me (beautified me and dressed me in proper clothing) then sent me to the Prophet who then consummated the marriage while I was nine years old.”
Aishah → Yahya (ibn Abdur Rahmaan ibn Haatib) → Muhammad (ibn Amr) → the father of U’baidullah ibn Muadh → Ubaidullah ibn Muadh → Abu Dawood

3. Sunan An-Nasaaee
Abu Salama Bin Abdulrahman narrated from Aishah ( رضي الله عنها ) that the Messenger of Allah married her when she was six years old and lived with her when she was nine years old.
Aishah → Abu Salamah ibn Abdur Rahman → Muhammad ibn Ibraheem → I’mara ibn Ghazya → Yahya ibn Ayub → the paternal uncle of Ahmad ibn Sa’d ibn Al- Hakam ibn Abee Maryam → Ahmad ibn Sa’d ibn Al-Hakam ibn Abee Maryam →An-Nasaaee

Aishah ( رضي الله عنها ) said, “The Messenger of Allah married me at nine years (of age) and I lived with him for nine years.
Aishah → Abu U’baidah → Abu Ishaaq → Mutarrif → A'bthar → Qutaibah → An Nasaaee

Al-Aswad narrated from Aishah ( رضي الله عنها ) that the Messenger of Allah married her when she was six years old and lived with her when she was nine years old and he died when she was eighteen years old.
Aishah → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah →Muhammad ibn Al-A'laa’ and Ahmad ibn Harb → An-Nasaaee

4. Sunan Ibn Majah

Abdullah said, “The Prophet married Aishah when she was seven years old, and consummated the marriage with her when she was nine, and he passed away when she was eighteen.
Abdullah → Abu Ubaidah → Abu Ishaaq → Israeel → Abu Ahmad→ Ahmad ibn
Sinan → Ibn Majah


5. Musnad Ahmad ibn Hanbal

Al-Aswad narrated from Aishah ( رضي الله عنها ) that the Messenger of Allah married her when she was nine and he died when she was eighteen years old.
Aishah → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah→ the father of Abdullah → Abdullah → Ahmad ibn Hanbal

6. Sunan Al-Baihaqi Al-Kubra
Al-Aswad narrated from Aishah ( رضي الله عنها ) that the Messenger of Allah married her when she was a six year old girl and lived with her when she was a nine year old girl and he died when she was an eighteen year old girl.
Aishah → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah → Yahya ibn Yahya → Abu Ja’far Muhammad ibn Al-Hajjaaj Al-Waraaq → Abu Abdullah Muhammad Ibn Ya’qoub → Abu Abdullah Al-Haafidh → Al-Baihaqi

7. Mustadrak Al-Haakim
Jaabir narrated that the Prophet married Aishah ( رضي الله عنها ) when she was
seven years old, and consummated the marriage with her when she was nine years old, and died when she was eighteen years old and she ( رضي الله عنها ) died at the time of (the Caliphate of) Mua’awiyah in the year 57 AH.
Jaabir → Yazeed ibn Jaabir → Abdullah ibn Abdur Rahman ibn Yazeed ibn Jaabir → Abu Mushar Abdul A’laa ibn Mushar → Ibraheem ibn Al-Hussain ibn Daizeel → Ahmad ibn U’baid ibn Ibraheem Al-Asdee, the Haafidh of Hamdan → Al-Haakim

8. Al-Mujam Al-Kabeer of At-Tabaraani
Abdullah narrated that the Prophet married Aishah ( رضي الله عنها ) when she was a six year old girl and consummated the marriage with her when she was a nine year old girl and he died when she was an eighteen year old girl.
Abdullah → Abu U’baidah → Abu Ishaaq→ Shareek → Yahya ibn Adam → Abdur Rahman ibn Saalih Al-Azdee → Muhammad ibn Moosaa ibn Hammaad Al-Barbaree→ At-Tabaraani

Qataadah said: “The Prophet married Aishah bint Abee Bakr As-Siddeeq while she was six years old and he did not marry a virgin (bikr) otherthan her. They said that Jibreel said (to the Prophet): “This is your wife” before he married her, so he got married to her in Makkah before the hijrah27 and after the death of (his first wife) Khadijah ( رضي الله عنها ) . Then he consummated the marriage to her in Madeenah while she was nine years old and she was eighteen years old at the time he passed away.
Qataadah → Sa’eed ibn Abee U’roba → Zuhair ibn Ala’la Al-Qaisee → Ahmad ibn Al-Miqdaam → Muhammad ibn Ja’far ibn Ai’n Al-Baghdaadee → At-Tabaraani

Aishah ( رضي الله عنها ) said: “I got married to the Messenger of Allah when I was
six years old and he consummated the marriage with me when I was nine years old.
Aishah → Al-Qaasim ibn Muhammad → Sa’d ibn Ibraheem → Sufyaan → Muhammad ibn Al-Hassan Al-Asdee → Al-Hassan ibn Sahal Al-Hannat → Muhammad ibn Abdullah Al-Hadramee → At-Tabaraani

KESIMPULANNYA: Apa semua perawi diatas juga mengalami sakit PIKUN seperti yg anda tuduhkan kpd si Hisyam Ibn Urwah..??? :rolling:
PENCARI_TUHAN2010 wrote:BUKTI #2: MEMINANG


Menurut Tabari (juga menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and Ibn Sad), Aisyah dipinang pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9 tahun.

Tetapi, di bagian lain, Al-Tabari mengatakan: "Semua anak Abu Bakr (4 orang) dilahirkan pada masa jahiliyah dari 2 isterinya " (Tarikhu'l-umam wa'l-mamlu'k, Al-Tabari (died 922), Vol. 4,p. 50, Arabic, Dara'l-fikr, Beirut, 1979).

Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah umur 7 tahun) dan berumah tangga tahun 623/624 M (usia 9 tahun), ini mengindikasikan bahwa Aisyah dilahirkan pada 613 M. Sehingga berdasarkan tulisan Al- Tabari, Aisyah seharusnya dilahirkan pada 613M, Yaitu 3 tahun sesudah masa jahiliyah usai (610 M).

Tabari juga menyatakan bahwa Aisyah dilahirkan pada saat jahiliyah. Jika Aisyah dilahirkan pada era Jahiliyah, seharusnya minimal Aisyah berumur 14 tahun ketika dinikah. Tetapi intinya Tabari mengalami kontradiksi dalam periwayatannya.

KESIMPULAN: Al-Tabari tak reliable mengenai umur Aisyah ketika menikah.
Anda sudah MEMELINTIR PERKATAAN TABARI...!!! :-$

Ini tulisan lengkap si Tabari dalam bhs inggris (kalo ada yg bisa menerjemahkan ke dlm bhs indonesia DGN BAIK DAN BENAR, saya sgt berterimaksih sekali):

“Ali ibn Muhammad narrated that someone told him in addition to his teachers, that Abu
Bakr got married during the pre-Islamic period to Qateelah – which is what Al-Waqedi
Al-Kalbi agreed on as well – they said: She is Qateelah bint Abdul Uzza ibn Abd ibn
As'ad ibn Jaabir ibn Maalik ibn Hasal ibn A'mir ibn Luai who gave birth to Abdullah and
Asmaa. He got married, during the pre-Islamic period as well, to Umm Rooman bint
A'mir ibn Umair ibn Dhahl ibn Dahmaan ibn Al-Haarith ibn Ghanam ibn Maalik ibn
Kinaanah and others said she is Umm Rooman bint A'mir ibn Uwaimir ibn Abdush
Shams ibn Utaab ibn Udhinah ibn Subai' ibn Dahmaan ibn Al-Haarith ibn Ghanam ibn
Maalik ibn Kinaanah who gave birth to Aishah and Abdur Rahman. So all four children were begotten by those two wives whom we mentioned that he married during the pre-Islamic period.”

Mari kita perhatikan dgn seksama:
1. Si Tabari SAMASEKALI TIDAK PERNAH mengatakan bahwa 4 anak Abu Bakar tersebut dilahirkan pada zaman jahilliyah. O:)
2. Si Tabari TIDAK PERNAH menyebutkan tahun kelahiran dari anak-anak tsb satupun, dimana si Abu Bakar menikah dgn kedua istrinya.
PENCARI_TUHAN2010 wrote:BUKTI # 3: Umur Aisyah jika dihubungkan dengan umur Fatimah


Menurut Ibn Hajar, "Fatima dilahirkan ketika Ka`bah dibangun kembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun... Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah " (Al-isabah fi tamyizi'l-sahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, Vol. 4, p. 377, Maktabatu'l-Riyadh al-haditha, al-Riyadh,1978).


Jika Statement Ibn Hajar adalah factual, berarti Aisyah dilahirkan ketika Nabi berusia 40 tahun. Jika Aisyah dinikahi Nabi pada saat usia Nabi 52 tahun, maka usia Aisyah ketika menikah adalah 12 tahun.

KESIMPULAN: Ibn Hajar, Tabari, Ibn Hisham, dan Ibn Humbal kontradiksi satu sama lain. Tetapi tampak nyata bahwa riwayat Aisyah menikah usia 7 tahun adalah mitos tak berdasar.

Anda telah menghilangkan tulisan Ibn Hajar sebelum tulisan yg anda kemukakan diatas.
Ini tulisannya dlm bhs inggris:
"It has been a matter difference of opinion on the year Fatimah was born" Al Isabah fi Tamyizi'l-sahabah, 4/377
(Terjemahan bebas: Sudah banyak perbedaan pendapat tentang kapan Fatimah dilahirkan)

Dgn ini semua bukti (yg anda pelintir diatas) terbukti hanyalah rekayasa munafikun. :-$
PENCARI_TUHAN2010 wrote:BUKTI #4: Umur Aisyah dihitung dari umur Asma'


Menurut Abda'l-Rahman ibn abi zanna'd: "Asma lebih tua 10 tahun dibanding Aisyah (Siyar A`la'ma'l-nubala', Al-Zahabi, Vol. 2, p. 289, Arabic, Mu'assasatu'l-risalah, Beirut, 1992).

Menurut Ibn Kathir: "Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya [Aisyah]" (Al-Bidayah wa'l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 371,Dar al-fikr al-`arabi, Al-jizah, 1933).

Menurut Ibn Kathir: "Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H, dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut iwayat lainya, dia meninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau bebrapa hari lebih dari 20 hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 hari kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun" (Al-Bidayah wa'l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 372, Dar al-fikr al-`arabi, Al- jizah, 1933)

Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: "Asma hidup sampai 100 tahun dan meninggal pada 73 or 74 H." (Taqribu'l-tehzib, Ibn Hajar Al-Asqalani,p. 654, Arabic, Bab fi'l-nisa', al-harfu'l-alif, Lucknow).

Menurut sebagaian besar ahli sejarah, Asma, Saudara tertua dari Aisyah berselisuh usia 10 tahun. Jika Asma wafat pada usia 100 tahun dia tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (622M).

Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (ketika Aisyah berumah tangga), Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun. Jadi, Aisyah, berusia 17 atau 18 tahun ketika hijrah pada taun dimana Aisyah berumah tangga.

Berdasarkan Hajar, Ibn Katir, and Abda'l-Rahman ibn abi zanna'd, usia Aisyah ketika beliau berumah tangga dengan Rasulullah adalah 19 atau 20 tahun.

Dalam bukti # 3, Ibn Hajar memperkirakan usia Aisyah 12 tahun dan dalam bukti #4 Ibn Hajar mengkontradiksi dirinya sendiri dengan pernyataannya usia Aisyah 17 atau 18 tahun. Jadi mana usia yang benar ? 12 atau 18..?

kesimpulan: Ibn Hajar tidak valid dalam periwayatan usia Aisyah.


BUKTI #5: Perang BADAR dan UHUD


Sebuah riwayat mengenai partisipasi Aisyah dalam perang Badr dijabarkan dalam hadist Muslim, (Kitabu'l-jihad wa'l-siyar, Bab karahiyati'l-isti`anah fi'l-ghazwi bikafir). Aisyah, ketika menceritakan salah satu moment penting dalam perjalanan selama perang Badar, mengatakan: "ketika kita mencapai Shajarah". Dari pernyataan ini tampak jelas, Aisyah merupakan anggota perjalanan menuju Badar. Sebuah riwayat mengenai pastisipasi Aisyah dalam Uhud tercatat dalam Bukhari (Kitabu'l-jihad wa'l-siyar, Bab Ghazwi'l-nisa' wa qitalihinnama`a'lrijal): "Anas mencatat bahwa pada hari Uhud, Orang-orang tidak dapat berdiri dekat Rasulullah. [pada hari itu,] Saya melihat Aisyah dan Umm-i-Sulaim dari jauh, Mereka menyingsingkan sedikit pakaian-nya [untuk mencegah halangan gerak dalam perjalanan tsb]."

Lagi-lagi, hal ini menunjukkan bahwa Aisyah ikut berada dalam perang Uhud and Badr.

Diriwayatkan oleh Bukhari (Kitabu'l-maghazi, Bab Ghazwati'l-khandaq wa hiya'l-ahza'b): "Ibn `Umar menyatakan bahwa Rasulullah tidak mengijinkan dirinya berpastisispasi dalam Uhud, pada ketika itu, Ibnu Umar berusia 14 tahun. Tetapi ketika perang Khandaq, ketika berusia 15 tahun, Nabi mengijinkan Ibnu Umar ikut dalam perang tsb."

Berdasarkan riwayat diatas, (a) anak-anak berusia dibawah 15 years akan dipulangkan dan tidak diperbolehkan ikut dalam perangm, dan (b) Aisyah ikut dalam perang badar dan Uhud

KESIMPULAN: Aisyah ikut dalam perang Badar dan Uhud jelas mengindikasikan bahwa beliau tidak berusia 9 tahun ketika itu, tetapi minimal berusia 15 tahun. Disamping itu, wanita-wanita yang ikut menemani para pria dalam perang sudah seharusnya berfungsi untuk membantu, bukan untuk menambah beban bagi mereka. Ini merupakan bukti lain dari kontradiksi usia pernikahan Aisyah.

BUKTI #6: Surat al-Qamar (Bulan)


Menurut beberapa riwayat, Aisyah dilahirkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah. Tetapi menurut sumber lain dalam Bukhari, Aisyah tercatat mengatakan hal ini: "Saya seorang gadis muda (jariyah dalam bahasa arab)" ketika Surah Al-Qamar diturunkan(Sahih Bukhari, kitabu'l-tafsir, Bab Qaulihi Bal al-sa`atu Maw`iduhum wa'l-sa`atu adha' wa amarr).

Surat 54 dari Quran diturunkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah(The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985), menunjukkan bahwa surat tsb diturunkan pada tahun 614 M. jika Aisyah memulai berumahtangga dengan Rasulullah pada usia 9 di tahun 623 M or 624 M, Aisyah masih bayi yang baru lahir (sibyah in Arabic) pada saat Surah Al-Qamar diturunkan. Menurut riwayat diatas, secara aktual tampak bahwa Aisyah adalah gadis muda, bukan bayi yang baru lahir ketika pewahyuan Al-Qamar. Jariyah berarti gadis muda yang masih
suka bermain (Lane's Arabic English Lexicon). Jadi, Aisyah, telah menjadi jariyah bukan sibyah (bayi), jadi telah berusia 6-13 tahun pada saat turunnya surah Al-Qamar, dan oleh karean itu sudah pasti berusia 14-21 tahun ketika dinikah Nabi.

Kesimpulan: riwayat ini juga mengkontra riwayat pernikahan Aisyah yang berusia 9 tahun.

BUKTI #7: Terminologi bahasa Arab


Menurut riwayat dari Ahmad ibn Hanbal, sesudah meninggalnya isteri pertama Rasulullah, Khadijah, Khaulah datang kepada Nabi dan menasehati Nabi untuk menikah lagi, Nabi bertanya kepada nya ttg pilihan yang ada di pikiran Khaulah. Khaulah berkata: "Anda dapat menikahi seorang gadis (bikr) atau seorang wanita yang pernah menikah (thayyib)". Ketika Nabi bertanya ttg identitas gadis tsb (bikr), Khaulah menyebutkan nama Aisyah.

Bagi orang yang paham bahasa Arab akan segera melihat bahwa kata bikr dalam bahasa Arab tidak digunakan untuk gadis belia berusia 9 tahun. Kata yang tepat untuk gadis belia yangmasih suka bermain-main adalah, seperti dinyatakan dimuka, adalah jariyah. Bikr disisi lain, digunakan untuk seorang wanita yang belum menikah serta belum punya pertautan pengalaman dengan pernikahan, sebagaiaman kita pahami dalam bahasa Inggris "virgin".
Oleh karean itu, tampak jelas bahwa gadis belia 9 tahun bukanlah "wanita" (bikr) (Musnad Ahmad ibn Hanbal, Vol. 6, p. .210,Arabic, Dar Ihya al-turath al-`arabi, Beirut).

Kesimpulan: Arti literal dari kata, bikr (gadis), dalam hadist diatas adalah "wanita dewasa yang belum punya pengalaman sexual dalam pernikahan." Oleh karean itu, Aisyah adalah seorang wanita dewasa pada waktu menikahnya.

BUKTI #8. Text Qur'an


Seluruh muslim setuju bahwa Quran adalah buku petunjuk. Jadi, kita perlu mencari petunjuk dari Qur'an untuk membersihkan kabut kebingungan yang diciptakan oleh para periwayat pada periode klasik Islam mengenai usia Aisyah dan pernikahannya. Apakah Quran mengijinkan atau melarang pernikahan dari gadis belia berusia 7 tahun?

Tak ada ayat yang secara eksplisit mengijinkan pernikahan seperti itu. Ada sebuah ayat , yang bagaimanapun, yang menuntun muslim dalam mendidik dan memperlakukan anak yatim. Petunjuk Qur'an mengenai perlakuan anak Yatim juga valid doaplikasikan ada anak kita sendiri sendiri. Ayat tsb mengatakan : Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. (Qs. 4:5) Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. ?? (Qs. 4:6)

Dalam hal seorang anak yang ditingal orang tuanya, Seorang muslim diperintahkan untuk (a) memberi makan mereka, (b) memberi pakaian, (c) mendidik mereka, dan (d) menguji mereka thd kedewasaan "sampai usia menikah" sebelum mempercayakan mereka dalam pengelolaan keuangan.

Disini, ayat Qur'an menyatakan ttg butuhnya bukti yang teliti terhadap tingkat kedewasaan intelektual dan fisik melalui hasil test yang objektif sebelum memasuki usia nikah dan untuk mempercayakan pengelolaan harta-harta kepada mereka.

Dalam ayat yang sangat jelas diatas, tidak ada seorangpun dari muslim yang bertanggungjawab akan melakukan pengalihan pengelolaan keuangan pada seorang gadis belia berusia 7 tahun. Jika kita tidak bisa mempercayai gadis belia berusia 7 tahun dalam pengelolaan keuangan, Gadis tsb secara tidak memenuhi syarat secara intelektual maupun fisik untuk menikah. Ibn Hambal (Musnad Ahmad ibn Hambal, vol.6, p. 33 and 99) menyatakan bahwa Aisyah yang berusia 9 tahun lebih tertarik untuk bermain dengan mainannya daripada mengambi tugas sebagai isteri. Oleh karean itu sangatlah sulit untuk mempercayai, bahwa AbuBakar,seorang tokoh muslim, akan menunangkan anaknya yang masih belia berusia 7 taun dengan Nabi yang berusia 50 tahun.. Sama sulitnya untuk membayangkan bahwa Nabi menikahi seorang gadis belia berusia 7 tahun.

Sebuah tugas penting lain dalam menjaga anak adalah mendidiknya. Marilah kita memunculkan sebuah pertanyaan," berapa banyak di antara kita yang percaya bahwa kita dapat mendidik anak kita dengan hasil memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 atau 9 tahun?" Jawabannya adalah Nol besar. Logika kita berkata, adalah tidak mungkin tugas mendidik anak kita dengan memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 tahun, lalu bagaimana mana mungkin kita percaya bahwa Aisyah telah dididik secara sempurna pada usia 7 tahun seperti diklaim sebagai usia pernikahannya?

AbuBakr merupakan seorang yang jauh lebih bijaksana dari kita semua, Jadi dia akan merasa dalam hatinya bahwa Aisyah masih seorang anak-anak yang belum secara sempurna sebagaimana dinyatakan Qur'an. Abu Bakar tidak akan menikahkan Aisyah kepada seorangpun. Jika sebuah proposal pernikahan dari gadis belia dan belum terdidik secara memuaskan datang kepada Nabi, Beliau akan menolak dengan tegas karean itu menentang hukum-hukum Quran.

Kesimpulan: Pernikahan Aisyah pada usia 7 tahun akan menentang hukum kedewasaan yang dinyatakan Quran. Oleh karean itu, Cerita pernikahan Aisyah gadis belia berusia 7 tahun adalah mitos semata.

BUKTI #9: Ijin dalam pernikahan


Seorang wanita harus ditanya dan diminta persetujuan agar pernikahan yang dia lakukan menjadi syah (Mishakat al Masabiah, translation by James Robson, Vol. I, p. 665). Secara Islami, persetujuan yang kredible dari seorang wanita merupakan syarat dasar bagi kesyahan sebuah pernikahan.

Dengan mengembangkan kondisi logis ini, persetujuan yang diberikan oleh gadis belum dewasa berusia 7 tahun tidak dapat diautorisasi sebagai validitas sebuah pernikahan.

Adalah tidak terbayangkan bahwa AbuBakr, seorang laki-laki yang cerdas, akan berpikir dan mananggapi secara keras ttg persetujuan pernikahan gadis 7 tahun (anaknya sendiri) dengan seorang laki-laki berusia 50 tahun.

Serupa dengan ini, Nabi tidak mungkin menerima persetujuan dari seorang gadis yang menurut hadith dari Muslim, masih suka bermain-main dengan bonekanya ketika berumah tangga dengan Rasulullah.

kesimpulan: Rasulullah tidak menikahi gadis berusia 7 tahun karena akan tidak memenuhi syarat dasar sebuah pernikahan islami ttg klausa persetujuan dari pihak isteri. Oleh karean itu, hanya ada satu kemungkinan Nabi menikahi Aisyah seorang wanita yang dewasa secara intelektual maupun fisik.

SUMMARY:


Tidak ada tradisi Arab untuk menikahkan anak perempuan atau laki-laki yang berusia 9 tahun, Demikian juga tidak ada pernikahan Rasulullah saw dan Aisyah ketika berusia 9 tahun. Orang-orang arab tidak pernha keberatan dengan pernikahan seperti ini, karean ini tak pernah terjadi sebagaimana isi beberapa riwayat.

Jelas nyata, riwayat pernikahan Aisyah pada usia 9 tahun oleh Hisham ibn `Urwah tidak bisa dianggap sebagai kebenaran, dan kontradisksi dengan riwayat-riwayat lain. Lebih jauh, tidak ada alasan yang nyata untuk menerima riwayat Hisham ibn `Urwah sebagai kebenaran ketika para pakar lain, termasuk Malik ibn Anas, melihat riwayat Hisham ibn `Urwah selama di
Iraq adalah tidak reliable. Pernyataan dari Tabari, Bukhari dan Muslim menunjukkan mereka kontradiksi satu sama lain mengenai usia menikah bagi Aisyah. Lebih jauh, beberapa pakar periwayat mengalami internal kontradiksi dengan riwayat-riwayatnya sendiri. Jadi, riwayat usia Aisyah 9 tahun ketika menikah adalah tidak reliable karean adanya kontradiksi yang nyata pada catatan klasik dari pakar sejarah Islam.

Oleh karean itu, tidak ada alasan absolut untuk menerima dan mempercayai usia Aisyah 9 tahun ketika menikah sebagai sebuah kebenaran disebabkan cukup banyak latar belakang untuk menolak riwayat tsb dan lebih layak disebut sebagai mitos semata. Lebih jauh, Qur'an menolak pernikahan gadis dan lelaki yang belum dewasa sebagaimana tidak layak membebankan kepada mereka tanggung jawab-tanggung jawab.

sumber :
The Ancient Myth Exposed
By T.O. Shanavas , di Michigan.
? 2001 Minaret
from The Minaret Source: http://www.iiie.net/
Edit:
Sisa bantahan lengkapnya silahkan anda baca di=> http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... il-t41513/



Salam Poligami... :turban:
Last edited by poligami on Thu Jun 02, 2011 2:09 pm, edited 1 time in total.
User avatar
Tuanku
Posts: 1254
Joined: Wed Oct 06, 2010 12:58 pm

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by Tuanku »

menikahi dan tinggal serumah,tak selalu berarti lgs menyenggamai. toh stl nikah tdk lgs tinggal serumah,bulan madunya ditunda,stl bertahun kemudian baru tinggal serumah,ini poun bulan madunya ditunda hingga Aisya benar2 telah siap. kesaksian Aisya,nabi Muhammad adalah lelaki yg paling kuat menahan hasrat.
User avatar
dajjal_
Posts: 72
Joined: Wed Oct 20, 2010 6:55 am

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by dajjal_ »

hmmm. gadis belia yang ranum..
mau dilewatkan begitu saja?..
User avatar
Tuanku
Posts: 1254
Joined: Wed Oct 06, 2010 12:58 pm

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by Tuanku »

Juga TAK ADA hadit yg menyatakan nabi menyetubuhi anak kecil,jadi gugurlah fitnahan ttg phedofilia itu. persetubuhan terjadi saat Aisya dewasa,meski pernikahannya sjk dini. dan ada penyebab mengapa kesannya pernikahannya buru-buru. krn Aisya bertugas menyampaikan hadist ttg kewanitaan dan hidup rumah tangga scr Islami,sedangkan nabi sdh jelang wafat. tanpa hadis Aista,istri mens msh sj disetubuhi dan disuruh tidur diluar rmh krn dianggap najis,dll.
User avatar
Tuanku
Posts: 1254
Joined: Wed Oct 06, 2010 12:58 pm

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by Tuanku »

Juga TAK ADA hadit yg menyatakan nabi menyetubuhi anak kecil,jadi gugurlah fitnahan ttg phedofilia itu. persetubuhan terjadi saat Aisya dewasa,meski pernikahannya sjk dini. dan ada penyebab mengapa kesannya pernikahannya buru-buru. krn Aisya bertugas menyampaikan hadist ttg kewanitaan dan hidup rumah tangga scr Islami,sedangkan nabi sdh jelang wafat. tanpa hadis Aisya,istri yg mens msh sj disetubuhi dan disuruh tidur diluar rmh krn dianggap najis,dll. kebiasaan buruk kafir.
User avatar
young celebes
Posts: 388
Joined: Wed Sep 01, 2010 8:30 pm

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by young celebes »

tuanku raja taqqiya wrote:
juga TIDAK ADA hadist yang menyatakan nabi menyetubuhi anak kecil,jadi gugurlah fitnahan ttg pedophilia itu
neh ta suapin:
-sahih Bukhari volume 7,buku 62,nomor64
dikisahkah oleh'Aisha:
bahwa sang nabi menikahinya ketika ia berusia 6thn dan Sang Nabi MENYETUBUHINYA ketika dia berusia 9thn,dan dia terus bersama sang nabi selama 9thn (sampai Nabi mati).
-sahih Bukhari volume 7 book 62,number 65
dikisahkan oleh'Aisha:
bahwa sang nabi menikahinya ketika ia berusia 6thn dan Sang Nabi MENYETUBUHINYA ketika dia berusia 9thn,Hisham berkata:"aku telah diberitahu bahwa'Aisha tinggal bersama sang nabi selama 9thn (sampai nabi mati).
-sahih Bukhari volume 7,buku 62,nomer 88
dikisahkan oleh'Ursa:
sang nabi menulis (kontrak kawin) dengan 'Aisha ketika dia berusia 6thn dan dia tinggal bersama sang nabi selama 9thn (sampai nabi mati).
User avatar
Tuanku
Posts: 1254
Joined: Wed Oct 06, 2010 12:58 pm

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by Tuanku »

Baca hadist dlm bhs aslinya,jgn yg dipalsukan,emangnya agama sebelah kitab sucinya pun pakai yg TERJEMAHAN,yg editan. TAK ADA sama sekali hadist yg menyatakan terjadinya persetubuhan dg anak kecil. lagian kl adapun bs dipastikan hadist itu palsu,krn bertentangan dg ayat quran,yg melarang mempusakai wanita scr paksa. paham?! jd TAK ADA BUKTInya dan TAK MUNGKIN terjadi. hal ini dikuatkan dg kesaksian Aisya,nabi lelaki yg plg kuat dlm menahan hasrat.
User avatar
young celebes
Posts: 388
Joined: Wed Sep 01, 2010 8:30 pm

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by young celebes »

@tuanku raja taqqiya
kau jangan berusaha menutupi kebodohanmu sendiri yang telah nampak di post2 sebelumnya,kau mengatakan"tidak ada satu pun hadist yang mengatakan nabi MENYETUBUHI ANAK KECIL"tetapi setelah saya tunjukkan hadisnya,kau pun membantah dengan ocehan bocahmu"itu hadiast palsu"
katakan pada saya atas dasar apa saya harus meragukan hadist sahih tersebut dan percaya dengan kata2 kosongmu itu dan siapakah dirimu di banding orang2 yang menulis hadist tersebut hingga berani mengatakan hadist sahih yang telah dipercaya sejak bertahun-tahun adalah palsu?
Katakan saja bahwa kau sudah terlalu malu dengan tindakan bejat nabimu sendiri...
User avatar
poligami
Posts: 2446
Joined: Wed Aug 19, 2009 4:37 am
Location: Mabes FPI
Contact:

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by poligami »

Tuanku wrote:Juga TAK ADA hadit yg menyatakan nabi menyetubuhi anak kecil,jadi gugurlah fitnahan ttg phedofilia itu. persetubuhan terjadi saat Aisya dewasa,meski pernikahannya sjk dini. dan ada penyebab mengapa kesannya pernikahannya buru-buru. krn Aisya bertugas menyampaikan hadist ttg kewanitaan dan hidup rumah tangga scr Islami,sedangkan nabi sdh jelang wafat. tanpa hadis Aista,istri mens msh sj disetubuhi dan disuruh tidur diluar rmh krn dianggap najis,dll.
Ente kalo MALU nabi besar ente ngeseks ama anak 9 tahun GA USAH banyak omong. :vom:
Ini buktinya Muhammad ngeseks dgn anak 9 tahun: :-$

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Hisyam] dari [bapaknya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, bahwasanya; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menikahinya saat ia berumur enam tahun, dan ia digauli saat berumur sembilan tahun. Dan Aisyah hidup bersama dengan beliau selama sembilan tahun.
HR Bukhari 4738 dari http://lidwa.com/app/

Telah menceritakan kepada kami [Mu'alla bin Asad] Telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] dari [Hisyam bin Urwah] dari [bapaknya] dari [Aisyah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menikahinya saat itu berusia enam tahun, dan mulai menggaulinya saat ia berumur sembilan tahun. Hisyam berkata; Dan telah diberitakan kepadaku bahwa Aisyah hidup bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selama sembilan tahun.
HR Bukhari 4739 dari http://lidwa.com/app/

-------------------------------

Digauli Dua Pacar, Gadis Desa Hamil
Jumat, 24 September 2010 12:46
Dari http://www.situshukum.com/potret-perist ... hamil.shkm

INDRALAYA, Situs Hukum---Pergaulan bebas tak hanya terjadi di kota besar, tetapi sudah merambah ke pedesaan. Seperti yang dialami gadis desa berinisial FY (18), warga desa Sentul, kecamatan Tanjung Batu, kabupaten Ogan Ilir (OI). Dia sampai hamil 7 bulan akibat digauli dua pacarnya, Pai dan IG, juga warga Desa Sentul.

Aib itu terkuak setelah korban melaporkannya ke Polres OI, 16 september 2010, diterima dengan laporan polisi bernomor LP-B/299/IX/2010/SS/Resk OI. Untuk visum kemaluannya, baru dilakukan kamis (23/9). Diceritakan korban bertubuh mungil itu, dia pacaran dengan Pai sejak januari 2009. Selama pacaran, mereka sempat dua kali berhubungan badan.
Pertama kali dilakukan di rumah korban saat sedang sepi, kedua di atas perahu ketek. Tapi selama enam bulan pacaran, atau sekitar agustus 2009 jalinan cinta mereka putus. Berselang beberapa hari putus dengan Pai, korban giliran menjalin kasih dengan IG. Lagi-lagi korban melakukan hubungan badan, dengan IG juga sebanyak dua kali. Dirumah korban dan IG.
Akibatnya, korban dinyatakan hamil. Selanjutnya, korban meminta pertanggung jawaban IG sebagai pacar terakhir yang menggaulinya. ”Waktu itu IG akan berjanji akan menikahi aku, tapi sampai sekarang dia menghindar, ”Waktu itu IG akan berjanji akan nikahi aku, tapi sampai sekarang dia menghindar,” tutur korban. Beberapa kali ditemui IG selalu menghindar dari tanggung jawab, korban akhirnya melapor ke Polres OI.
Tindakan lanjutan dari pihak kepolisian, mengajak korban visum ke puskesmas Timbangan, dan diketahui bahwa yang korban memang tengah hamil tujuh bulan. Kapolres OI AKBP Rizal Syahman Radi SH Msi, melalui kasat Reskrim AKP Yuskar Effendi SH, didampingi kanit pidum Ipda Herman Rozi SH, mengatakan pihaknya tengah memburuh kedua terlapor. ”Terlapor akan dikenakan UU No 23/2002 tentang perlindungan anak,” pungkas Yuskar.(33)


Digauli Bapak Tiri, Hamil Dua Bulan
10:49, 02/08/2010
Dari : http://www.hariansumutpos.com/2010/08/5 ... bulan.html

SERGAI- Mawar (17) bukan nama sebenarnya, harus menanggung malu setelah bapak tirinya Mismanto alias Misman (56) menggaulinya hingga hamil dua bulan. Tersangka, yang sehari harinya berjualan es krim di sekitar Kota Perbaungan itu diciduk Polsek Perbaungan, Minggu (1/8) sekitar pukul 01.00 WIB, di rumahnya Lingkungan IX B, Kelurahan Tualang, Perbaungan.

Keterangan yang diperoleh Sumut Pos, sebelumnya tersangka adalah warga Pantai Cermin dan pindah ke Kelurahan Tualang karena menikah dengan ibu korban, sekitar lima tahun yang lalu. Meski telah menikah, tersangka mengaku jarang berhubungan intim dengan isterinya tersebut karena mengidap suatu penyakit kulit.

Seringnya korban berada dirumah, tanpa sengaja korban memperhatikan kemolekan tubuh korban yang sedang berkembang layaknya seorang remaja.

Suatu ketika, kesempatan untuk melakukan perbuatan suami isteri muncul dibenak tersangka.

“Saya melakukan hubungan intim dengan korban sekitar April kemarin. Waktu itu, pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB, ketika ibunya pergi,” ujar tersangka di sela sela pemeriksaan petugas.

Karena berhasil, akhirnya perbuatan terkutuk itu dilakukan tersangka terhadap korban yang merupakan putri tirinya itu, hingga puluhan kali, setiap ibunya tidak berada di rumah. Bak kata pepatah, sepandai pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga, agaknya peribahasa tepat dialamatkan kepada Misman.

Belakangan ini, ibu korban curiga melihat Mawar putrinya selalu lemas dan muntah muntah.

Ketika ditanyai, terus terang dia mengatakan, bahwa sering digauli bapak tirinya sejak bulan April lalu. Mendengar pengakuan putrinya, ibunya langsung melaporkan ke Polsek Perbaungan, Sabtu kemarin (30/7).

Kapolsek Perbaungan AKP Syahril SH didamping Kabag Bina Mitra AKP Syamsul Bahri Lubis ST ketika dikonfirmasi Minggu (1/8) membenarkan telah mengamankan seorang tersangka yang menghamili anak tirinya.


Digauli Bapak Kandung, Siswi SMP Hamil Delapan Bulan
Rebo, 23 Juni 2010 08:18
Dari : http://www.posmetrobatam.com/headline/2 ... apan-bulan

Digauli Bapak KandungSEKUPANG,METRO: Emosi warga Kampung Sei Temiang RW 07/RT 05 tak bisa dibendung lagi ketika melihat perut Dara (Disamarkan), 16 tahun, yang terus membuncit dan tubuhnya yang sedikit membengkak.Pada Senin (21/6) sekitar pukul 22.00 WIB, ratusan warga mendatangi rumah MG, 40 tahun, yang diduga telah menghamili Dara, anak kandungnya sendiri. Oleh warga, bapak dan anak itu diarak ke Polsekta sekupang.
Menurut Ketua RW 07 Nurhadi, malam itu, kedatangan warga ke rumah MG untuk memastikan apakah betul Dara yang masih duduk di bangku salah satu SMP di Tembesi itu hamil dan siapa yang telah menghamilinya? Kecurigaan warga pun langsung tertuju pada MG, bapak kandungnya. “Ya curiga sama MG (Menyebut nama asli), karena dulu, dia juga pernah meniduri kakak Dara dan dipolisikan,” kata Nurhadi pada POSMETRO.
Namun, niat warga untuk membuktikan kehamilam Dara sempat terhalang oleh RO ibu Dara. “Awas kalian, kalau anak saya tidak hamil saya tuntut kalian,” kata RO pada warga ditirukan Nurhadi. Tantangan RO itu pun disambut warga. Dara dan MG serta RO pun digiring ke rumah Ketua RT. Untuk memastikan kehamilannya, warga pun memeriksakan Dara ke seorang Bidan di kampung itu. “Menurut Bidan, dia (Menyebut nama asli Dara) hamil delapan bulan,” ujar Nurhadi.
Emosi warga pun nyaris tersulut, Dara pun dihujani dengan pertanyaan tentang siapa yang telah menghamilinya. Tapi, ABG bertubuh kecil itu tutup mulut. Setelah didesak, Dara akhirnya membeberkan siapa yang telah mengahimilinya. Namun, jawaban Dara itu sama sekali tidak dipercaya oleh warga. “Saya gak tahu siapa yang menghamili. Waktu saya latihan silat di daerah Batuaji, ada yang pukul saya sampai pingsan dan memperkosa saya,” kata Dara pada warga saat itu. Spontan, warga sama sekali tidak percaya dengan pengakuan Dara.
Warga pun emosi, apalagi mengingat MG yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung itu, pernah dipolisikan karena diduga telah meniduri kakak perempuan Dara beberapa waktu silam, warga pun nyaris menghakimi MG. Beruntung, emosi warga bisa diredam oleh perangkat RT dan RW. Malam itu juga, warga pun mengarak MG dan Dara serta RO ke kantor Polisi Sektor Sekupang.
Di kantor polisi, saat didesak warga Dara sempat keceplosan dan mengaku kalau ia dihamili bapaknya. Tapi, pengakuannya kemudian berubah kalau ia hamil karena disetubuhi oleh seorang yang tak ia kenal hingga dua kali. Pertama di bilangan Batuaji, kedua di sebuah pekuburan dibilangan Temiang. Puluhan warga yang tidak puas dengan jawaban Dara, memilih tetap menunggu di halaman polsek. “Warga emosi dan mau MG ditahan. Karena ulahnya ini sudah meresahkan. Warga sudah lama curiga sama dia,” kata seorang warga pada POSMETRO.
Setelah menunggu beberapa jam, sekitar pukul 01.00 WIB, setelah diminta untuk pulang dan diterangkan kasus itu sedang diproses kepolisian, warga pun membubarkan diri. Sedangkan Dara, MG dan RO diamankan di kantor polisi untuk menghindari amuk massa jika mereka pulang ke rumahnya. Kini, ketiganya masih diperiksa polisi.
Sampai siang kemarin, MG, RO, istrinya dan Dara masih menjalani pemeriksaan di Polsekta Sekupang. Pada POSMETRO, MG, yang diduga telah menghamili anak kandungnya tersebut mengaku tidak mengetahui penyebab kehamilan anaknya itu. “Saya kira itu hanya pertumbuhan badannya,” katanya. Ia pun mengaku tidak terlalu memperhatikan kondisi fisik anak dari istrinya yang kedua itu. “Saya gak perhatikan,” ungkapnya kembali.
Begitu juga dengan RO, ibunda Dara, ia pun mengaku tidak mengetahui anaknya tersebut telah hamil. Bahkan ia mengaku menyesal setelah hal itu tidak diketahuinya secara langsung. “Saya juga kecewa, masak yang lebih tau duluan orang lain,” katanya. Dara kata RO, sangat tertutup dengan kejadian tersebut. “Ia tidak ada cerita sama sekali,” katanya lagi. Tapi belakangan kata RO, nafsu makan Dara sangat kuat dan ia mengira hal itulah yang menyebabkan perut anaknya semakin besar. “Ia makan terus, dan pernah dibilang gurunya jangan makan terus,” ungkapnya.(les/qul)

Apa ente tetep ngeyel bahwa arti menggauli BUKAN ngeseks...????
KO MENGGAULI BISA MENYEBABKAN KEHAMILAN YAH..???


:rofl:
Last edited by poligami on Wed Oct 20, 2010 2:29 pm, edited 1 time in total.
User avatar
young celebes
Posts: 388
Joined: Wed Sep 01, 2010 8:30 pm

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by young celebes »

@poligami
"tuanku raja taqqiya" sudah terlanjur malu ats keBODOHannya sendiri mengatakan"TIDAK ADA SATU PUN HADIST YANG MENYATAKAN NABI MENYETUBUHI ANAK KECIL" Setelah bukti hadist sahih ditunjukkan didepan hidungnya,dia mengataka"hadist itu palsu terjemahannya tidak dapat dipercaya"setelah dituntut menghadirkan bukti hadist dengan terjemahan yang betul seperti yang dia maksud,dia pun tak mampu.
"tuanku raja taqqiya"sungguh kau berwajah BADAK....
:rolling:
User avatar
Tuanku
Posts: 1254
Joined: Wed Oct 06, 2010 12:58 pm

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by Tuanku »

memang TAK ADA satupun hadist sahih DLM BHS ASLInya yg menyatakan terjadinya persenggamaan nabi thd anak kecil. TERJEMAHAN YANG BENAR dan tepat adalah MENIKAH dan TINGGAL SERUMAH,jgn diartikan sbg menyetubuhi atau menyenggamai. krn bulan madunya ditunda. kesaksian Aisya,nabi adalah lelaki yg paling kuat menahan hasrat.
User avatar
poligami
Posts: 2446
Joined: Wed Aug 19, 2009 4:37 am
Location: Mabes FPI
Contact:

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by poligami »

Tuanku wrote:memang TAK ADA satupun hadist sahih DLM BHS ASLInya yg menyatakan terjadinya persenggamaan nabi thd anak kecil. TERJEMAHAN YANG BENAR dan tepat adalah MENIKAH dan TINGGAL SERUMAH,jgn diartikan sbg menyetubuhi atau menyenggamai. krn bulan madunya ditunda. kesaksian Aisya,nabi adalah lelaki yg paling kuat menahan hasrat.
Silahkan tunjukan keahlian bahasa Arab ente kalau ente memang merasa lebih jago menterjemahkan bahasa Arab dibanding situs Islam ini => http://lidwa.com/app/

Silahkan terjemahkan kata-perkata, anda kan muslim "pintar"... :lol: :lol: :lol:

Image
User avatar
Tuanku
Posts: 1254
Joined: Wed Oct 06, 2010 12:58 pm

Re: Muslim Bantah Shavanas ttg Usia Aisya/Aisha

Post by Tuanku »

sudah dijawab di trit lain,kamu cuma copas ya. lagian dasar fitnahan kalian itu cuma hadist,terjemahan pula,padahal di quran sdh jelas,dilarang mempusakai wanita secara paksa. jadi TAK MUNGKIN pula dilakukan oleh nabi. apalagi ada bukti valid,justru kesaksian Aisya bhw nabi adalah lelaki yg paling kuat menahan hasrat. Aisya pun tak menunjukkan gejala sbg korban phedofil,ia cemburu dan cinta kpd nabi. jadi gugurlah Fitnahan ttg phedofilia itu. TAK ADA bukti dan TAK MUNGKIN terjadi.
Post Reply