mau tanya pada para anggota epepi!
zainab yang merupakan istri zaid yang diambil muhammad benarkah diserahkan dari keluarga kaya dan menikah dengan mantan anak muhammad yang merupakan pembantunya dan kemuadian di serahkan oleh keluarga zainab (kata muslim orang keluarga kaya ) karna tidak sebanding dengan zaid yang budak??
ane cuma mo lebih detail aja, kalo ada yang menyangkal kalo muhammad yang ingin kawin dengan zainab kasi refnya
thx
Mod salah lokasi lempar aja!
[ask] tentang zainab more
- cendol
- Posts: 1009
- Joined: Tue Aug 03, 2010 10:04 pm
- Location: Bermain Rudal Bersama 72 Bidadari
- Contact:
Re: [ask] tentang zainab more
Ooo... jadi itu maksudnya bahwa Islam menghapuskan perbudakan ya?
Dengan cara seperti itu? Baru tau.
Dengan cara seperti itu? Baru tau.
Re: [ask] tentang zainab more
kisah Zainab ini u/ menunjukkan bhw siapa yg tekun beribadah akan dikabulkan doanya oleh Allah. sejak gadis Zainab ingin jd istri nabi,tp nabi menolak krn perbedaan usia dan nabi sdh punya istri al. Aisya.bahkan nabi menjodohkannya dg anak angkat nabi,Zaid,mantan budak yg sdh dimerdekakan dan diangkat anak oleh nabi,dg maksud nabi u/ menunjukkan kesetaraan antara budak dg bangsawan,mk lalu menikahlah mreka. tp Zainab yg rajin sholat malam,rajin sedekah terus berdoa.
Re: [ask] tentang zainab more
rupanya tak sekedar beda asal(ningrat
Re: [ask] tentang zainab more
mengapa pemakaian nama ayah angkat itu salah,krn mengaburkan silsilah kandung manusia,shg bs tjd pernikahan incest tanpa sengaja. bs tjd ibu/ayah kandung yg menikah dg anak/cucu kandungnya,pernikahan dg saudara kandung tanpa sengaja dll. malapetaka dunia. inilah hikmah pernikahan nabi dg Zainab.
- cendol
- Posts: 1009
- Joined: Tue Aug 03, 2010 10:04 pm
- Location: Bermain Rudal Bersama 72 Bidadari
- Contact:
Re: [ask] tentang zainab more
Tuanku wrote:kisah Zainab ini u/ menunjukkan bhw siapa yg tekun beribadah akan dikabulkan doanya oleh Allah. sejak gadis Zainab ingin jd istri nabi,tp nabi menolak krn perbedaan usia dan nabi sdh punya istri al. Aisya.bahkan nabi menjodohkannya dg anak angkat nabi,Zaid,mantan budak yg sdh dimerdekakan dan diangkat anak oleh nabi,dg maksud nabi u/ menunjukkan kesetaraan antara budak dg bangsawan,mk lalu menikahlah mreka. tp Zainab yg rajin sholat malam,rajin sedekah terus berdoa.
Tuanku wrote:rupanya tak sekedar beda asal(ningrat
Ini beda lagi ceritanya, mana yang sahih sih..?Tuanku wrote:mengapa pemakaian nama ayah angkat itu salah,krn mengaburkan silsilah kandung manusia,shg bs tjd pernikahan incest tanpa sengaja. bs tjd ibu/ayah kandung yg menikah dg anak/cucu kandungnya,pernikahan dg saudara kandung tanpa sengaja dll. malapetaka dunia. inilah hikmah pernikahan nabi dg Zainab.
Re: [ask] tentang zainab more
jelas postingan sy itu yg benar,sahih. versi komik itu hanya hasil khayalan otak mesum si pembuat komik,kisah mulia dibumbui dg khayalan mesumnya sendiri. Allah lah yg membolak balik hati manusia,hati nabi yg semula tak tertarik dg Zainab,mjd mulai tertarik saat Zainab bercerai dr anak angkatnya. ini krn ada tujuan,yi. mengajarkan bhw anak angkat dilarang dikaburkan silsilah kandungnya,spy tak tjd pernikahan incest tanpa sengaja yg bs melahirkan bayi2 cacat dan berpenyakitan.
- cendol
- Posts: 1009
- Joined: Tue Aug 03, 2010 10:04 pm
- Location: Bermain Rudal Bersama 72 Bidadari
- Contact:
Re: [ask] tentang zainab more
Yah brother Tuanku, anda mulai mengumbar sebuah khayalan lagi.Tuanku wrote:jelas postingan sy itu yg benar,sahih. versi komik itu hanya hasil khayalan otak mesum si pembuat komik,kisah mulia dibumbui dg khayalan mesumnya sendiri. Allah lah yg membolak balik hati manusia,hati nabi yg semula tak tertarik dg Zainab,mjd mulai tertarik saat Zainab bercerai dr anak angkatnya. ini krn ada tujuan,yi. mengajarkan bhw anak angkat dilarang dikaburkan silsilah kandungnya,spy tak tjd pernikahan incest tanpa sengaja yg bs melahirkan bayi2 cacat dan berpenyakitan.
Silahkan anda baca kisah cinta segita ini agar anda tahu dan tidak hidup dengan khayalan lagi.
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... nab-t1176/
Wassalam
Re: [ask] tentang zainab more
otak kalau sdh mesum,apaa aja ya jd mesum spt si pembuat komik itu,pantas sesat. lubang terompet pun dia pikir sbg vagina,itulah kl otak mesum,suka berkhayal yg tidak2 hasilnya fitnah. tak tahu,tapo sok tahu plus dibumbui khayalannya sendiri,gila nieh.
Re: [ask] tentang zainab more
Meluruskan Poligami Rasulullah dengan Zaynab binti Jahsy
Oleh : Redaksi 22 Dec 2008
Oleh: Qosim Nursheha Dzulhadi
Â
AKHIR-AKHIR INI, hujatan terhadap Islam dan nabinya semakin gencar dilakukan. Dari mulai buku, koran hingga situs-situs pribadi. Tujuannya sama: ingin menanamkan keraguan terhadada ajaran Islam dan kemaksuman Rasulullah s.a.w. Kesempatan untuk menghujat ini menemukan relevansinya pasca 11 September 2001.
Memang, pasca 11 September 2001 hujatan dan kebencian terhadap Islam dan nabinya begitu gencar dilakukan. Meskipun bagi umat Islam ini hal biasa, karena sejak dari kafir-musyrik Mekkah hingga John of Damascus. Dari John dilanjutkan hingga ke Denmark oleh koran Jylland-Posten . Apa yang dilakukan oleh Jylland-Posten diulang kembali di berbagai situs (baik organisasi) maupun pribadi hingga hari ini. Dan tidak menutup kemungkinan, hujatan ini terus berlangsung dan bergulir.
Salah satu hujatan yang dilancarkan oleh mereka terhadap Rasulullah s.a.w. adalah perihal praktek poligami yang dilakukan oleh beliau.
Perkara ini memang menjadi topik menarik dalam mengujat peribadi Rasulullah. Selain mudah, juga cepat memperburuk citra. Karena memang, menurut Pipps dalam agama, seperti juga politik, mencemarkan nama pemimpin lawan biasa dilakukan. Meski lemah, cara ini sering kali efektif untuk mempromosikan kepentingan sendiri.
Montgomery Watt, kutipnya, seorang uskup sekaligus ahli biografi kontemporer tentang Muhammad yang dihormati secara luas, mencatat: Tidak ada tokoh besar sejarah yang mendapat apresiasi sedemikian menyedihkan kecuali Muhammad. Sebagian besar penulis Barat cenderung mempercayai yang terburuk tentang Muhammad, dan jika interpretasi yang tak menyenangkan, namun kelihatan masuk akal, mereka cenderung menerimanya sebagai fakta. (William E. Phipps, Muhammad and Jesus: A Comparison of Prophets and Their Teachings (Mizan, 2001: 17) .
Nabi Muhammad dan Zaynab binti Jahsy
Â
Hujatan terhadap Zaynab ini sangat keras. Diantara penghujat awal adalah John of Damascus. Bahkan kisah perkawinan Nabi s.a.w. dengan Zaynab dianggap sebagai cerita **** (tales). Untuk melegalkan perkawinannya ini Muhammad, menurut John, menyuruh Zayd ibn Haritsah menceraikan Zaynab. Karena ini perintah Tuhan. (Lihat, Adnin Armas, Metodologi Bibel dalam Studi Al-Qurâan: Kajian Kritis , (GIP, 2005: 7).
Setelah John, cerita ini disebarkan oleh Maxim Rodinson dalam Mahomet yang kemudian dikutip lagi oleh Robert Spencer dalam bukunya The Truth About Muhammad: The Founder of the Worlds Most Intolerant Religion , (2001). Semuanya menyatakan bahwa syahwat lah di balik pernikahan Nabi Muhammad dengan Zaynab. Sampai Muhammad tega merayu Zaid ibn Haritsah agar menceraikan istrinya, Zaynab binti Jahsy. Padahal Zaid adalah anak angkat Muhammad sendiri.
Dalam bukunya yang lain, Robert Spencer. Untuk menggambarkan bahwa istri-istri Rasulullah tidak harmonis, Spencer mengutip pernyataan Aisyah (al-Bukhari, vol. 5, no. Hadits: 2661) bahwa dia bersaing dengan Zaynab binti Jahsy (dalam hal kecantikan dan merebut cinta nabi). (Robert Spencer, Islam Ditelanjangi: Pertanyaan-Pertanyaan Subversif Seputar Doktrin dan Tradisi Kaum Muslim, terjemah: Munim A. Sirry, (Paramadina, 2004: 132). Padahal tidak ada yang negatif di sana. Justru sanking harmonisnya mereka sehingga harus bersaing meraih cinta Nabi Muhammad. Bukankah itu satu keindahan dalam rumah tangga?
Riwayat lain justru luput “atau sengaja diltutupi”dari pandangn Spencer adalah pujian Aisyah terhadap Zaynab. Menurut Aisyah, tidak ada seorang perempuan yang baik agamanya dari Zaynab. Dia lebih takwa kepada Allah; lebih baik ucapannya; lebih kuat komitmennya terhadap silaturahmi; lebih banyak sedekahnya; dlsb. (Muslim, Sahih Muslim, Kitab: al-Fadhail al-Shahabah, Bab: Fadhail Aisyah, no. Hadits: 4472).
Bagi para penghujat Rasulullah, pernikahan beliau dengan Zaynab yang penuh hikmah penuh dengan nafsu birahi yang amoral. Dimana ketika Muhammad datang ke rumah Zaynab, dia melihatnya sedang tidak siap menerima tamu, sehingga pakaiannya ala kadarnya saja. Ini lah yang membuat Muhammad tertegun dan takjub. Karena ternyata Zaynab begitu cantik. Itu lah yang dikatakan oleh John of Damascus, Maxim Rodinson, Robert Spencer dan pemilik situs-situs yang menghujat Rasulullah dan Ummul Mukminin Zaynab r.a.
Itu yang disebut oleh Haikal dalam Hayat Muhammad (29) sebagai bentuk syahwat missionarisme terbuka (al-tabsyir al-maksyuf), yang kadang juga dilakukan di balik topeng ilmiah (al-tabsyir bismi al-˜ilm). Semuanya adalah kebencian lama yang terpendam, sejak perang salib. Itu lah yang mereka tulis.
Padahal, pernikahan Nabi Muhammad dengan Zaynab memiliki banyak hikmah, khususnya hikmah pembentukan hukum baru. Dimana hukum itu “nantinya”mengugurkan kebiasaan Jahiliyyah, dimana menikahi istri mantan anak angkat tidak dibenarkan. Dan yang terpenting, pernikahan beliau dengan Zaynab adalah untuk menghapuskan budaya adopsi anak (al-tabanniy) (Lihat, Qs. Al-Ahzab: 40, 5, 37).
Riwayat tak Valid
Riwayat yang disebarkan oleh para orientalis dan penghujat Islam tentang perkawinan Rasulullah di atas adalah salah dan dikutip secara tendensius. Karena ternyata riwayat yang dikutip adalah lemah dan tidak benar. Biasanya yang dikutip oleh mereka adalah tafsir al-Thabari dan al-Thabaqat al-Kubra karya Ibnu Saad. Karena mereka bedua dianggap mewakili sejarawan Muslim yang ada.
Dalam tafsirnya, Ibnu Jarir memang meriwayatkan tiga riwayat tentang kisah perkawinan tersebut. Ternyata ketiganya lemah. Riwayat pertama berakhir pada Qatadah, seorang tabiin. Dan Qatadah tidak menjelaskan bahwa dia memperolehnya dari seorang sahabat. Jadi riwayatnya terputus (munqathi). Itu pertama. Kedua, di dalam sanadnya terdapat Said ibn Abi ˜Arubah, orang yang banyak melakukan tadlis (menyembunyikan aib periwayatan).
Riwayat kedua, [a] di dalamnya terdapat Abdullah ibn Wahb al-Mishri, seorang mudallis. Menurut al-Nasai, dia sangat mudah dalam mengambil riwayat; di dalamnya terdapat Abdurrahman ibn Zaid ibn Aslam al-˜Adawi, dinilai lemah (dhaif) oleh imam Ahmad ibn Hanbal, al-Bukhari dan Ali al-Madini; [c] riwayatnya terputus, karena tidak sampai kepada sahabat.
Riwayat ketiga, di dalamnya terdapat Ali ibn Zayd ibn Jadan yang dinilai lemah. Dan riwayat yang paling baik adalah yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari al-Suddi, Dan engkau [Muhammad] menyembunyikan di dalam dirimu, yang mana Allah membukanya (Qs. Al-Ahzab: 37). Ini lah riwayat yang dianggap baik dan sesuai dengan akal sehat (rasional).
Sedangkan riwayat Ibnu Saad dalam Thabaqat-nya dikritik lewat tiga titik. Pertama, riwayatnya mursal, karena Muhammad ibn Yahya ibn Hibban seorang tabiin Madinah, wafat tahun 121 H. Jadi jelas tak meriwayatkan dari sahabat.
Kedua, Muhammad ibn Umar al-Waqidi yang diambil riwayatnya oleh Ibnu Saad tidak diperhitungkan oleh ulama hadits. Karena menurut al-Saji, dia dituduh tidak baik (muttaham). Menurut al-Bukhari, al-Waqidi haditsnya ditinggalkan (matruk al-hadits), tidak diambil oleh Ahmad. Menurut Ibnu al-Mubarak dan Numayr, al-Waqidi didustakan oleh Ahmad. Dan menurut Yahya ibn Main, dia adalah: lemah (dhaif); tidak ada apa-apanya dalam hadits (laysa bi syain); dan suka membolak-balik hadits.
Ketiga, Abdullah ibn Amir al-Aslami yang riwayatnya diambil oleh Muhammad ibn Umar adalah lemah (dhaif al-hadits). Ahmad, Abu Zurah, Abu ˜Ashim, dan al-Nasai melemahkannya. Menurut Abu Hatim dia matruk (ditinggalkan riwayat haditsnya); Ibnu Main dia lemah dan tidak ada apa-apanya dalam hadits (dhaif, laysa bi syain); dan menurut al-Bukhari dia dibicarakan “negatif”oleh para ahli hadits. Periwayat haditsnya tak kukuh dan tak valid (dzahib al-hadits). Dan menurut Ibnu Hibban, dia suka membolak-balik isnad (rantai periwayatan) dan redaksi hadits (al-mutun) serta merafakan (menyambungnya sampai Rasl) riwayat-riwayat yang mursal. Jadi, riwayat-riwayat itu tidak benar secara sanad maupun matan. (Zahir Awadh al-Almai, Maa al-Mufassirin wa al-Mustasyriqin fi Zawaj al-Nabiyy s.a.w bi Zaynab binti Jahsy: Dirasah Tahliliyyah, 1983: 14-19).
Hikmah Ilahiyah
Menarik kesimpulan yang disampaikan oleh Nabil Luqa Bibawi, seorang penulis Kristen Koptik (Qibti) Mesir. Bibawi menulis bahwa pernikahan Rasulullah dengan Zaynab memiliki beberapa catatan.
Pertama, para orientalis biasanya menyatakan bahwa pernikahan Rasulullah dengan Zaynab berdasarkan nafsu seks (syahwat). Padahal motif itu sama sekali tak ada. Padahal kalau berdasarkan syahwat, tak ada yang menghalanginya. Toh, Zaynab adalah anak bibinya, halal untuk dinikahi. Namun yang terjadi sebaliknya, karena beliau meminangkan untuk Zaid ibn Haritsah.
Kedua, nyatanya pernikahan Zaid dengan Zaynab gagal. Karena dia selalu berbangga sebagai keluarga bangsawan. Sehingga Zaid selalu berusaha untuk menceraikannya. Dan setiap kali datang, Rasulullah menganjurkan agar dia menahannya. Agar tetap hidup bersama Zaynab.
Ketiga, budaya Jahiliyah adalah menjadikan anak angkat laiknya anak kandung, dimana mereka saling mewarisi. Ini adalah kebiasaan tercela. Ini tentu tidak adil, karena menyamakan haknya dengan hak anak kandung. Inilah yang digugurkan syariat ilahi dalam Al-Qur’an (Qs. Al-Ahzab: 37-41). Rasulullah sendiri menyuruh Zaid untuk mempertahankan Zaynab, ketika dia datang mengadu kepada Rasulullah akan menceraikannya. Ketika Zaid tak sanggup mempertahankan perkawinannya, akhirnya Zaynab diceraikan. Setelah itu turun wahyu yang menikahkan Rasulullah dengan Zaynab. Sehingga bagi umat Islam tidak menjadi halangan untuk menikahi mantan istri anak angkatnya.
Keempat, hukum yang berbenturan dengan ajaran Islam bukan saja masalah mengawini mantan istri anak angkat. Banyak lagi yang bertentangan dengan hukum Islam, seperti kebiasaan mengubur anak perempuan hidup-hidup; minum khamar; makan daging babi; penyembahan berhala yang diubah menjadi tawhid; dlsb.
Kelima, perkawinan Rasulullah dengan Zaynab melahirkan kondisi baru. Penyamaan status dan hak antara anak angkat dan anak kandung menjadi gugur. (Nabil Luqa Bibawi, Zawjat al-Rasul s.a.w. bayna al-Hahiqah wa al-Iftira’, 2003: 125-127. Lihat juga, Abdurrahman Badawi, op.cit.,: 82).
Sebenarnya, jika para orientalis mau jujur dan adil dalam melihat perkawinan Rasulullah dengan Zaynab, tak ada yang bermasalah. Toh, mereka juga mengutip dari sumber-sumber Islam. Di sana sebenarnya dapat dipilih, mana intan (permata) dan mana loyang. Mayoritas mereka kan malah memilih loyang ketimbang intan. Jadi memang pragmatis dan tendensius. Pilihan ini lah yang terus digulirkan dan disebarkan. Seolah-olah itu emas dan fakta, padahal itu adalah loyang dan kebohongan yang tak berharga sama sekali. Wallahu alamu bi al-shawab. [QOSIM]
Jum˜at, 19 Desember 2008
Oleh : Redaksi 22 Dec 2008
Oleh: Qosim Nursheha Dzulhadi
Â
AKHIR-AKHIR INI, hujatan terhadap Islam dan nabinya semakin gencar dilakukan. Dari mulai buku, koran hingga situs-situs pribadi. Tujuannya sama: ingin menanamkan keraguan terhadada ajaran Islam dan kemaksuman Rasulullah s.a.w. Kesempatan untuk menghujat ini menemukan relevansinya pasca 11 September 2001.
Memang, pasca 11 September 2001 hujatan dan kebencian terhadap Islam dan nabinya begitu gencar dilakukan. Meskipun bagi umat Islam ini hal biasa, karena sejak dari kafir-musyrik Mekkah hingga John of Damascus. Dari John dilanjutkan hingga ke Denmark oleh koran Jylland-Posten . Apa yang dilakukan oleh Jylland-Posten diulang kembali di berbagai situs (baik organisasi) maupun pribadi hingga hari ini. Dan tidak menutup kemungkinan, hujatan ini terus berlangsung dan bergulir.
Salah satu hujatan yang dilancarkan oleh mereka terhadap Rasulullah s.a.w. adalah perihal praktek poligami yang dilakukan oleh beliau.
Perkara ini memang menjadi topik menarik dalam mengujat peribadi Rasulullah. Selain mudah, juga cepat memperburuk citra. Karena memang, menurut Pipps dalam agama, seperti juga politik, mencemarkan nama pemimpin lawan biasa dilakukan. Meski lemah, cara ini sering kali efektif untuk mempromosikan kepentingan sendiri.
Montgomery Watt, kutipnya, seorang uskup sekaligus ahli biografi kontemporer tentang Muhammad yang dihormati secara luas, mencatat: Tidak ada tokoh besar sejarah yang mendapat apresiasi sedemikian menyedihkan kecuali Muhammad. Sebagian besar penulis Barat cenderung mempercayai yang terburuk tentang Muhammad, dan jika interpretasi yang tak menyenangkan, namun kelihatan masuk akal, mereka cenderung menerimanya sebagai fakta. (William E. Phipps, Muhammad and Jesus: A Comparison of Prophets and Their Teachings (Mizan, 2001: 17) .
Nabi Muhammad dan Zaynab binti Jahsy
Â
Hujatan terhadap Zaynab ini sangat keras. Diantara penghujat awal adalah John of Damascus. Bahkan kisah perkawinan Nabi s.a.w. dengan Zaynab dianggap sebagai cerita **** (tales). Untuk melegalkan perkawinannya ini Muhammad, menurut John, menyuruh Zayd ibn Haritsah menceraikan Zaynab. Karena ini perintah Tuhan. (Lihat, Adnin Armas, Metodologi Bibel dalam Studi Al-Qurâan: Kajian Kritis , (GIP, 2005: 7).
Setelah John, cerita ini disebarkan oleh Maxim Rodinson dalam Mahomet yang kemudian dikutip lagi oleh Robert Spencer dalam bukunya The Truth About Muhammad: The Founder of the Worlds Most Intolerant Religion , (2001). Semuanya menyatakan bahwa syahwat lah di balik pernikahan Nabi Muhammad dengan Zaynab. Sampai Muhammad tega merayu Zaid ibn Haritsah agar menceraikan istrinya, Zaynab binti Jahsy. Padahal Zaid adalah anak angkat Muhammad sendiri.
Dalam bukunya yang lain, Robert Spencer. Untuk menggambarkan bahwa istri-istri Rasulullah tidak harmonis, Spencer mengutip pernyataan Aisyah (al-Bukhari, vol. 5, no. Hadits: 2661) bahwa dia bersaing dengan Zaynab binti Jahsy (dalam hal kecantikan dan merebut cinta nabi). (Robert Spencer, Islam Ditelanjangi: Pertanyaan-Pertanyaan Subversif Seputar Doktrin dan Tradisi Kaum Muslim, terjemah: Munim A. Sirry, (Paramadina, 2004: 132). Padahal tidak ada yang negatif di sana. Justru sanking harmonisnya mereka sehingga harus bersaing meraih cinta Nabi Muhammad. Bukankah itu satu keindahan dalam rumah tangga?
Riwayat lain justru luput “atau sengaja diltutupi”dari pandangn Spencer adalah pujian Aisyah terhadap Zaynab. Menurut Aisyah, tidak ada seorang perempuan yang baik agamanya dari Zaynab. Dia lebih takwa kepada Allah; lebih baik ucapannya; lebih kuat komitmennya terhadap silaturahmi; lebih banyak sedekahnya; dlsb. (Muslim, Sahih Muslim, Kitab: al-Fadhail al-Shahabah, Bab: Fadhail Aisyah, no. Hadits: 4472).
Bagi para penghujat Rasulullah, pernikahan beliau dengan Zaynab yang penuh hikmah penuh dengan nafsu birahi yang amoral. Dimana ketika Muhammad datang ke rumah Zaynab, dia melihatnya sedang tidak siap menerima tamu, sehingga pakaiannya ala kadarnya saja. Ini lah yang membuat Muhammad tertegun dan takjub. Karena ternyata Zaynab begitu cantik. Itu lah yang dikatakan oleh John of Damascus, Maxim Rodinson, Robert Spencer dan pemilik situs-situs yang menghujat Rasulullah dan Ummul Mukminin Zaynab r.a.
Itu yang disebut oleh Haikal dalam Hayat Muhammad (29) sebagai bentuk syahwat missionarisme terbuka (al-tabsyir al-maksyuf), yang kadang juga dilakukan di balik topeng ilmiah (al-tabsyir bismi al-˜ilm). Semuanya adalah kebencian lama yang terpendam, sejak perang salib. Itu lah yang mereka tulis.
Padahal, pernikahan Nabi Muhammad dengan Zaynab memiliki banyak hikmah, khususnya hikmah pembentukan hukum baru. Dimana hukum itu “nantinya”mengugurkan kebiasaan Jahiliyyah, dimana menikahi istri mantan anak angkat tidak dibenarkan. Dan yang terpenting, pernikahan beliau dengan Zaynab adalah untuk menghapuskan budaya adopsi anak (al-tabanniy) (Lihat, Qs. Al-Ahzab: 40, 5, 37).
Riwayat tak Valid
Riwayat yang disebarkan oleh para orientalis dan penghujat Islam tentang perkawinan Rasulullah di atas adalah salah dan dikutip secara tendensius. Karena ternyata riwayat yang dikutip adalah lemah dan tidak benar. Biasanya yang dikutip oleh mereka adalah tafsir al-Thabari dan al-Thabaqat al-Kubra karya Ibnu Saad. Karena mereka bedua dianggap mewakili sejarawan Muslim yang ada.
Dalam tafsirnya, Ibnu Jarir memang meriwayatkan tiga riwayat tentang kisah perkawinan tersebut. Ternyata ketiganya lemah. Riwayat pertama berakhir pada Qatadah, seorang tabiin. Dan Qatadah tidak menjelaskan bahwa dia memperolehnya dari seorang sahabat. Jadi riwayatnya terputus (munqathi). Itu pertama. Kedua, di dalam sanadnya terdapat Said ibn Abi ˜Arubah, orang yang banyak melakukan tadlis (menyembunyikan aib periwayatan).
Riwayat kedua, [a] di dalamnya terdapat Abdullah ibn Wahb al-Mishri, seorang mudallis. Menurut al-Nasai, dia sangat mudah dalam mengambil riwayat; di dalamnya terdapat Abdurrahman ibn Zaid ibn Aslam al-˜Adawi, dinilai lemah (dhaif) oleh imam Ahmad ibn Hanbal, al-Bukhari dan Ali al-Madini; [c] riwayatnya terputus, karena tidak sampai kepada sahabat.
Riwayat ketiga, di dalamnya terdapat Ali ibn Zayd ibn Jadan yang dinilai lemah. Dan riwayat yang paling baik adalah yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari al-Suddi, Dan engkau [Muhammad] menyembunyikan di dalam dirimu, yang mana Allah membukanya (Qs. Al-Ahzab: 37). Ini lah riwayat yang dianggap baik dan sesuai dengan akal sehat (rasional).
Sedangkan riwayat Ibnu Saad dalam Thabaqat-nya dikritik lewat tiga titik. Pertama, riwayatnya mursal, karena Muhammad ibn Yahya ibn Hibban seorang tabiin Madinah, wafat tahun 121 H. Jadi jelas tak meriwayatkan dari sahabat.
Kedua, Muhammad ibn Umar al-Waqidi yang diambil riwayatnya oleh Ibnu Saad tidak diperhitungkan oleh ulama hadits. Karena menurut al-Saji, dia dituduh tidak baik (muttaham). Menurut al-Bukhari, al-Waqidi haditsnya ditinggalkan (matruk al-hadits), tidak diambil oleh Ahmad. Menurut Ibnu al-Mubarak dan Numayr, al-Waqidi didustakan oleh Ahmad. Dan menurut Yahya ibn Main, dia adalah: lemah (dhaif); tidak ada apa-apanya dalam hadits (laysa bi syain); dan suka membolak-balik hadits.
Ketiga, Abdullah ibn Amir al-Aslami yang riwayatnya diambil oleh Muhammad ibn Umar adalah lemah (dhaif al-hadits). Ahmad, Abu Zurah, Abu ˜Ashim, dan al-Nasai melemahkannya. Menurut Abu Hatim dia matruk (ditinggalkan riwayat haditsnya); Ibnu Main dia lemah dan tidak ada apa-apanya dalam hadits (dhaif, laysa bi syain); dan menurut al-Bukhari dia dibicarakan “negatif”oleh para ahli hadits. Periwayat haditsnya tak kukuh dan tak valid (dzahib al-hadits). Dan menurut Ibnu Hibban, dia suka membolak-balik isnad (rantai periwayatan) dan redaksi hadits (al-mutun) serta merafakan (menyambungnya sampai Rasl) riwayat-riwayat yang mursal. Jadi, riwayat-riwayat itu tidak benar secara sanad maupun matan. (Zahir Awadh al-Almai, Maa al-Mufassirin wa al-Mustasyriqin fi Zawaj al-Nabiyy s.a.w bi Zaynab binti Jahsy: Dirasah Tahliliyyah, 1983: 14-19).
Hikmah Ilahiyah
Menarik kesimpulan yang disampaikan oleh Nabil Luqa Bibawi, seorang penulis Kristen Koptik (Qibti) Mesir. Bibawi menulis bahwa pernikahan Rasulullah dengan Zaynab memiliki beberapa catatan.
Pertama, para orientalis biasanya menyatakan bahwa pernikahan Rasulullah dengan Zaynab berdasarkan nafsu seks (syahwat). Padahal motif itu sama sekali tak ada. Padahal kalau berdasarkan syahwat, tak ada yang menghalanginya. Toh, Zaynab adalah anak bibinya, halal untuk dinikahi. Namun yang terjadi sebaliknya, karena beliau meminangkan untuk Zaid ibn Haritsah.
Kedua, nyatanya pernikahan Zaid dengan Zaynab gagal. Karena dia selalu berbangga sebagai keluarga bangsawan. Sehingga Zaid selalu berusaha untuk menceraikannya. Dan setiap kali datang, Rasulullah menganjurkan agar dia menahannya. Agar tetap hidup bersama Zaynab.
Ketiga, budaya Jahiliyah adalah menjadikan anak angkat laiknya anak kandung, dimana mereka saling mewarisi. Ini adalah kebiasaan tercela. Ini tentu tidak adil, karena menyamakan haknya dengan hak anak kandung. Inilah yang digugurkan syariat ilahi dalam Al-Qur’an (Qs. Al-Ahzab: 37-41). Rasulullah sendiri menyuruh Zaid untuk mempertahankan Zaynab, ketika dia datang mengadu kepada Rasulullah akan menceraikannya. Ketika Zaid tak sanggup mempertahankan perkawinannya, akhirnya Zaynab diceraikan. Setelah itu turun wahyu yang menikahkan Rasulullah dengan Zaynab. Sehingga bagi umat Islam tidak menjadi halangan untuk menikahi mantan istri anak angkatnya.
Keempat, hukum yang berbenturan dengan ajaran Islam bukan saja masalah mengawini mantan istri anak angkat. Banyak lagi yang bertentangan dengan hukum Islam, seperti kebiasaan mengubur anak perempuan hidup-hidup; minum khamar; makan daging babi; penyembahan berhala yang diubah menjadi tawhid; dlsb.
Kelima, perkawinan Rasulullah dengan Zaynab melahirkan kondisi baru. Penyamaan status dan hak antara anak angkat dan anak kandung menjadi gugur. (Nabil Luqa Bibawi, Zawjat al-Rasul s.a.w. bayna al-Hahiqah wa al-Iftira’, 2003: 125-127. Lihat juga, Abdurrahman Badawi, op.cit.,: 82).
Sebenarnya, jika para orientalis mau jujur dan adil dalam melihat perkawinan Rasulullah dengan Zaynab, tak ada yang bermasalah. Toh, mereka juga mengutip dari sumber-sumber Islam. Di sana sebenarnya dapat dipilih, mana intan (permata) dan mana loyang. Mayoritas mereka kan malah memilih loyang ketimbang intan. Jadi memang pragmatis dan tendensius. Pilihan ini lah yang terus digulirkan dan disebarkan. Seolah-olah itu emas dan fakta, padahal itu adalah loyang dan kebohongan yang tak berharga sama sekali. Wallahu alamu bi al-shawab. [QOSIM]
Jum˜at, 19 Desember 2008
Re: [ask] tentang zainab more
Q 33.37. .......... Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka....Kelima, perkawinan Rasulullah dengan Zaynab melahirkan kondisi baru. Penyamaan status dan hak antara anak angkat dan anak kandung menjadi gugur. (Nabil Luqa Bibawi, Zawjat al-Rasul s.a.w. bayna al-Hahiqah wa al-Iftira’, 2003: 125-127. Lihat juga, Abdurrahman Badawi, op.cit.,: 82).
1 .HARUSKAH awlloh swt menggunakan " burung nabinya " sebagai toll tuk urusan remeh remeh tersebut . Kalau awlloh memang mengkehendaki agar nabinya terlihat MULIA dan BERBESAR HATI .. bukankah cukup dengn mengeluarkan TITAH melalui sebuah ayat .
2. KALAUPUN awlloh memang butuh toll " sebuah burung " untuk memecahkan masalah anak angkat .. Bukankah awlloh harusnya MIKIR bahwa muhammad akan terlihat LEBIH MULIA bila memanfaatkan toll lain yaitu " burung ZAID " dengan cara menikahkan Zaid sama emak angkatnya nyonya Aisha
Toh cuma butuh sekedar perobahan redaksi pada Q 33 .37 , menjadi :
Q 33.37. .......... Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) emak emak angkat mereka....
============
ARTINYA ... muhammad dan teman karibnya si awlloh swt ga perlu maksa maksa pernikahan dua insan yang saling TIDAK MENCINTAI melalui :
Q 33.36 Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.
Dari Zainab spesialistes ..nabi duren ..
Re: [ask] tentang zainab more
ini alasan apa lagi ini?Tuanku wrote:kisah Zainab ini u/ menunjukkan bhw siapa yg tekun beribadah akan dikabulkan doanya oleh Allah. sejak gadis Zainab ingin jd istri nabi,tp nabi menolak krn perbedaan usia dan nabi sdh punya istri al. Aisya.
berapa sih selisih usia muhammad dgn zainab dibanding muhammad dgn aisyah?
tuanku, anda sudah menjelek2kan istri nabiTuanku wrote:bahkan nabi menjodohkannya dg anak angkat nabi,Zaid,mantan budak yg sdh dimerdekakan dan diangkat anak oleh nabi,dg maksud nabi u/ menunjukkan kesetaraan antara budak dg bangsawan,mk lalu menikahlah mreka.tp Zainab yg rajin sholat malam,rajin sedekah terus berdoa.
bagaimana mungkin seorang istri yg solehah berdoa agar di kawini oleh laki2 lain?
atau memang zainab ini bukan tipe istri yang solehah?
@LinduALinduA wrote:
Sebenarnya, jika para orientalis mau jujur dan adil dalam melihat perkawinan Rasulullah dengan Zaynab, tak ada yang bermasalah. Toh, mereka juga mengutip dari sumber-sumber Islam. Di sana sebenarnya dapat dipilih, mana intan (permata) dan mana loyang. Mayoritas mereka kan malah memilih loyang ketimbang intan.
kalau memang sumber2 islam itu ada yg diibaratkan sebagai intan (permata) dan ada yg sebagai loyang
kenapa ulama/cendekiawan muslim tidak membuang yg loyang dan menyisakan yg intan saja?
atau dengan tegas menyatakan bahwa sumber2 islam yg loyang itu tidak diakui oleh muslim
sehingga para orientalis ini tidak punya kesempatan untuk memilih2 yg loyang saja
Re: [ask] tentang zainab more
Sebetulnya setiap agama mempunyai hal yg sama dg muslim yaitu ada pemikir-pemikir yg berbeda satu dg lainnya. Tinggal pengikutnya saja yg menentukan.Dudekh wrote:
@LinduA
kalau memang sumber2 islam itu ada yg diibaratkan sebagai intan (permata) dan ada yg sebagai loyang
kenapa ulama/cendekiawan muslim tidak membuang yg loyang dan menyisakan yg intan saja?
atau dengan tegas menyatakan bahwa sumber2 islam yg loyang itu tidak diakui oleh muslim
sehingga para orientalis ini tidak punya kesempatan untuk memilih2 yg loyang saja
Pengikut ada ber-macam2, ada yg taqlid (ngikut doang), ada yg mencari lagi asal muasalnya, ada yg tanya ke guru yg lain, mempelajari lagi dsb.
Paling menyakitkan adalah kalau ada pengikut agama lain yg mengaku-ngaku agama yg tidak disukainya/dibenci dan membuat statement kalau pendapatnya adalah yg paling benar. Kita tdk tahu kalau itu salah dan tanpa mempelajari lebih lanjut ikut mensebar luaskan seolah-olah itu benar.
Re: [ask] tentang zainab more
tidak sepakat bro karena islam perlakuannya berbedaLinduA wrote: Sebetulnya setiap agama mempunyai hal yg sama dg muslim yaitu ada pemikir-pemikir yg berbeda satu dg lainnya. Tinggal pengikutnya saja yg menentukan.
jika saja diperbolehkan pengikut yg menentukan, maka ahmadyah akan bebas beribadah di negeri ini
namun karena ada yg merasa mempunyai otoritas untuk menentukan salah-benar maka mereka di berangus.
kenapa otoritas ini tidak dipergunakan juga untuk memilah2 sumber islam tsb dan membuang loyangnya?
toh dasarnya dari sumber2 islam broLinduA wrote: Paling menyakitkan adalah kalau ada pengikut agama lain yg mengaku-ngaku agama yg tidak disukainya/dibenci dan membuat statement kalau pendapatnya adalah yg paling benar. Kita tdk tahu kalau itu salah dan tanpa mempelajari lebih lanjut ikut mensebar luaskan seolah-olah itu benar.
kecuali dia ngambil referensi dari torah, injil, weda, tripitaka, khoo ping hoo, harry potter, doraemon dll-dll terus membuat kesimpulan tentang islam, bolehlah kita cuekin bro. bila perlu kita keroyok rame2
makanya bro, tutup peluang itu dgn memusnahkan sumber2 loyang tsb sehingga orientalis hanya bisa mengutip intan
atau memang tidak mungkin bro?
pisssss
-
- Posts: 1548
- Joined: Thu Jul 29, 2010 7:41 pm
Re: [ask] tentang zainab more
Hehehe..quran memang oke.
Alloh brfirman mcm maksa2 budak kawin sama org merdeka...lha dikira keenakan apa budak kok jadi suami wanita merdeka...
Ngapain pula muhamad pakai ngurusin anak angkat tdk dpt mewarisi harta pninggalan bpk angkat..?
Hehehe...sbnrnya síh bagi saya..yg soal waris mewarisi..kan supaya harta muhamad tdk jatuh ketangan si anak angkat yg budak..dasar muhamad pikirannya ketularan org latin yg trus menerus mghalalkan prbudakan..
Hehehe..tapi ngmong2 muhamad memang oke lho..
Alloh brfirman mcm maksa2 budak kawin sama org merdeka...lha dikira keenakan apa budak kok jadi suami wanita merdeka...
Ngapain pula muhamad pakai ngurusin anak angkat tdk dpt mewarisi harta pninggalan bpk angkat..?
Hehehe...sbnrnya síh bagi saya..yg soal waris mewarisi..kan supaya harta muhamad tdk jatuh ketangan si anak angkat yg budak..dasar muhamad pikirannya ketularan org latin yg trus menerus mghalalkan prbudakan..
Hehehe..tapi ngmong2 muhamad memang oke lho..
Re: [ask] tentang zainab more
Dudekh wrote:
LinduA wrote: Sebetulnya setiap agama mempunyai hal yg sama dg muslim yaitu ada pemikir-pemikir yg berbeda satu dg lainnya. Tinggal pengikutnya saja yg menentukan.
Anda tidak sepakat, silahkan saja...Dudekh wrote:tidak sepakat bro karena islam perlakuannya berbeda
jika saja diperbolehkan pengikut yg menentukan, maka ahmadyah akan bebas beribadah di negeri ini
namun karena ada yg merasa mempunyai otoritas untuk menentukan salah-benar maka mereka di berangus.
kenapa otoritas ini tidak dipergunakan juga untuk memilah2 sumber islam tsb dan membuang loyangnya?
Toh buktinya jelas2 ada. Kitabnya sama, tapi rumah ibadahnya beda...
Soal Ahmadiyah, apakah termasuk agama Islam?
Kalau memang Islam, kenapa mengakui adanya Nabi setelah nabi Muhammad?
Pada hal jelas2 dalam Al Qur'an disebut bahwa nabi Muhammad adalah nabi terakhir.
Silahkan anda nilai sendiri.
LinduA wrote: Paling menyakitkan adalah kalau ada pengikut agama lain yg mengaku-ngaku agama yg tidak disukainya/dibenci dan membuat statement kalau pendapatnya adalah yg paling benar. Kita tdk tahu kalau itu salah dan tanpa mempelajari lebih lanjut ikut mensebar luaskan seolah-olah itu benar.
Lho..agama lain juga sumbernya sama dari kitab yg sama.Dudekh wrote:toh dasarnya dari sumber2 islam bro
kecuali dia ngambil referensi dari torah, injil, weda, tripitaka, khoo ping hoo, harry potter, doraemon dll-dll terus membuat kesimpulan tentang islam, bolehlah kita cuekin bro. bila perlu kita keroyok rame2
makanya bro, tutup peluang itu dgn memusnahkan sumber2 loyang tsb sehingga orientalis hanya bisa mengutip intan
atau memang tidak mungkin bro?
pisssss
Kenapa bisa terjadi perbedaan? Itulah manusia...
Rambut boleh sama2 hitam, pikiran belum tentu sama.
Apakah mungkin untuk menyamakan pikiran manusia?
Re: [ask] tentang zainab more
Dudekh wrote:tidak sepakat bro karena islam perlakuannya berbeda
jika saja diperbolehkan pengikut yg menentukan, maka ahmadyah akan bebas beribadah di negeri ini
namun karena ada yg merasa mempunyai otoritas untuk menentukan salah-benar maka mereka di berangus.
kenapa otoritas ini tidak dipergunakan juga untuk memilah2 sumber islam tsb dan membuang loyangnya?
kalau masalah beda2 pemahaman, saya sepakat broLinduA wrote: Anda tidak sepakat, silahkan saja...
Toh buktinya jelas2 ada. Kitabnya sama, tapi rumah ibadahnya beda...
toh memang di agama lain ada beda2 pemahaman itu dan mereka dgn bebas jalan masing2
yg saya tidak sepakat adalah bolehkah yg ini di islam?
makanya saya ambil contoh ahmadyahLinduA wrote:Tinggal pengikutnya saja yg menentukan.
mungkin sumber yang itu mereka anggap loyang bro. kan bro sendiri yg mengatakanLinduA wrote: Soal Ahmadiyah, apakah termasuk agama Islam?
Kalau memang Islam, kenapa mengakui adanya Nabi setelah nabi Muhammad?
Pada hal jelas2 dalam Al Qur'an disebut bahwa nabi Muhammad adalah nabi terakhir.
Silahkan anda nilai sendiri.
kira2 bolehkah mereka menentukan sendiri?LinduA wrote:Tinggal pengikutnya saja yg menentukan.
Dudekh wrote:toh dasarnya dari sumber2 islam bro
kecuali dia ngambil referensi dari torah, injil, weda, tripitaka, khoo ping hoo, harry potter, doraemon dll-dll terus membuat kesimpulan tentang islam, bolehlah kita cuekin bro. bila perlu kita keroyok rame2
makanya bro, tutup peluang itu dgn memusnahkan sumber2 loyang tsb sehingga orientalis hanya bisa mengutip intan
atau memang tidak mungkin bro?
pisssss
yg saya bahas di paragraf ini bukan tentang perbedaan pemahaman dalam satu agama lagi broLinduA wrote:Lho..agama lain juga sumbernya sama dari kitab yg sama.
Kenapa bisa terjadi perbedaan? Itulah manusia...
Rambut boleh sama2 hitam, pikiran belum tentu sama.
Apakah mungkin untuk menyamakan pikiran manusia?
tapi tulisan para orientalis tentang kisah pernikahan muhammad dan zainab bro
dan kembali saya sarankan
Dudekh wrote: makanya bro, tutup peluang itu dgn memusnahkan sumber2 loyang tsb sehingga orientalis hanya bisa mengutip intan
Re: [ask] tentang zainab more
Dudekh wrote:
Dudekh wrote:tidak sepakat bro karena islam perlakuannya berbeda
jika saja diperbolehkan pengikut yg menentukan, maka ahmadyah akan bebas beribadah di negeri ini
namun karena ada yg merasa mempunyai otoritas untuk menentukan salah-benar maka mereka di berangus.
kenapa otoritas ini tidak dipergunakan juga untuk memilah2 sumber islam tsb dan membuang loyangnya?
LinduA wrote: Anda tidak sepakat, silahkan saja...
Toh buktinya jelas2 ada. Kitabnya sama, tapi rumah ibadahnya beda...
Dudekh wrote:kalau masalah beda2 pemahaman, saya sepakat bro
toh memang di agama lain ada beda2 pemahaman itu dan mereka dgn bebas jalan masing2
yg saya tidak sepakat adalah bolehkah yg ini di islam?
LinduA wrote:Tinggal pengikutnya saja yg menentukan.
Dudekh wrote:makanya saya ambil contoh ahmadyah
LinduA wrote: Soal Ahmadiyah, apakah termasuk agama Islam?
Kalau memang Islam, kenapa mengakui adanya Nabi setelah nabi Muhammad?
Pada hal jelas2 dalam Al Qur'an disebut bahwa nabi Muhammad adalah nabi terakhir.
Silahkan anda nilai sendiri.
Saya tidak pernah menyebut kata2 "loyang" untuk mereka.Dudekh wrote:mungkin sumber yang itu mereka anggap loyang bro. kan bro sendiri yg mengatakan
LinduA wrote:Tinggal pengikutnya saja yg menentukan.
Dudekh wrote:kira2 bolehkah mereka menentukan sendiri?
Bagi mereka yg mempercayai Ahmad Gulam Yahya adalah Nabi terakhir dipersilahkan saja. Persoalannya, janganlah mereka mengaku Islam karena Islam tidak mengajarkan yg demikian (ada nabi lagi setelah nabi Muhammad).Dudekh wrote:toh dasarnya dari sumber2 islam bro
kecuali dia ngambil referensi dari torah, injil, weda, tripitaka, khoo ping hoo, harry potter, doraemon dll-dll terus membuat kesimpulan tentang islam, bolehlah kita cuekin bro. bila perlu kita keroyok rame2
makanya bro, tutup peluang itu dgn memusnahkan sumber2 loyang tsb sehingga orientalis hanya bisa mengutip intan
atau memang tidak mungkin bro?
pisssss
LinduA wrote:Lho..agama lain juga sumbernya sama dari kitab yg sama.
Kenapa bisa terjadi perbedaan? Itulah manusia...
Rambut boleh sama2 hitam, pikiran belum tentu sama.
Apakah mungkin untuk menyamakan pikiran manusia?
Dudekh wrote:yg saya bahas di paragraf ini bukan tentang perbedaan pemahaman dalam satu agama lagi bro
tapi tulisan para orientalis tentang kisah pernikahan muhammad dan zainab bro
dan kembali saya sarankan
Masalahnya sama: Apakah mungkin untuk menyamakan pikiran manusia? Apakah mungkin memusnahkan pemikiran2 mereka yg anda katakan loyang?Dudekh wrote: makanya bro, tutup peluang itu dgn memusnahkan sumber2 loyang tsb sehingga orientalis hanya bisa mengutip intan
Re: [ask] tentang zainab more
saya juga tidak menyebut anda mengatakan loyang kepada merekaLinduA wrote:]
Saya tidak pernah menyebut kata2 "loyang" untuk mereka.
yg saya maksud, mungkin mereka menganggap sumber yg mengatakan muhammad adalah nabi terakhir mereka anggap loyang
kan bebas bro seperti kalimat di bawah
LinduA wrote:Tinggal pengikutnya saja yg menentukan.
ok, bro... mudah2an kaum ahmadyah membacanya. tapi jangan langsung di "hollol" kan darahnya ya broLinduA wrote: Bagi mereka yg mempercayai Ahmad Gulam Yahya adalah Nabi terakhir dipersilahkan saja. Persoalannya, janganlah mereka mengaku Islam karena Islam tidak mengajarkan yg demikian (ada nabi lagi setelah nabi Muhammad).
soalnya di agama lain walaupun beda pemahaman dan memakai nama yg sama, masing2 bisa jalan dgn damai kok bro
bro... saya tidak pernah mengatakan pemikiran mereka loyang. ohh....come on broLinduA wrote: Masalahnya sama: Apakah mungkin untuk menyamakan pikiran manusia? Apakah mungkin memusnahkan pemikiran2 mereka yg anda katakan loyang?
saya coba tuliskan review-nya aja ya bro
1. anda mengatakan sumber2 yg dikutip orientalis adalah loyang padahal ada juga yg intan tapi tidak di kutip
2. saya menyarankan, sumber2 yg dianggap loyang itu agar di musnahkan saja supaya yg dikutip hanya yg intan
3. anda mengatakan tidak mungkin memusnahkan pemikiran mereka
apakah bro LinduA ada melihat miss disana?
memang dgn kondisi yg sekarang tidak mungkin memusnahkan pemikiran mereka bro
saya mengatakan sumber nya yg di musnahkan, bukan pemikirannya
jika sumbernya sudah musnah, maka pemikiran mereka dengan gampang kita tendang. karena dasarnya tidak ada
oh ya satu lagi bro
setelah saya lihat2 lagi ke atas ternyata saya baru sadar bahwa tulisan tsb bukan buah pikiran anda. pantasan diskusi kita agak2 kurang sinkron. maafkan atas keteledoran saya ini ya bro. cuma saran saya, lain kali kalau ngutip di pahami betul dulu ya bro. supaya gampang mempertahankannya jika ada yg nanya
pisss bro
Re: [ask] tentang zainab more
Maafkan juga saya, sebetulnya saya tdk mengharapkan untuk ditanggapi tetapi silahkan para pembaca mengambil kesimpulan sendiri2.Dudekh wrote:
bro... saya tidak pernah mengatakan pemikiran mereka loyang. ohh....come on bro
saya coba tuliskan review-nya aja ya bro
1. anda mengatakan sumber2 yg dikutip orientalis adalah loyang padahal ada juga yg intan tapi tidak di kutip
2. saya menyarankan, sumber2 yg dianggap loyang itu agar di musnahkan saja supaya yg dikutip hanya yg intan
3. anda mengatakan tidak mungkin memusnahkan pemikiran mereka
apakah bro LinduA ada melihat miss disana?
memang dgn kondisi yg sekarang tidak mungkin memusnahkan pemikiran mereka bro
saya mengatakan sumber nya yg di musnahkan, bukan pemikirannya
jika sumbernya sudah musnah, maka pemikiran mereka dengan gampang kita tendang. karena dasarnya tidak ada
oh ya satu lagi bro
setelah saya lihat2 lagi ke atas ternyata saya baru sadar bahwa tulisan tsb bukan buah pikiran anda. pantasan diskusi kita agak2 kurang sinkron. maafkan atas keteledoran saya ini ya bro. cuma saran saya, lain kali kalau ngutip di pahami betul dulu ya bro. supaya gampang mempertahankannya jika ada yg nanya
pisss bro