Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Pembelaan bahwa Islam adalah ajaran dari Tuhan.
maafsayamurtad
Posts: 58
Joined: Mon Oct 04, 2010 12:05 am

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by maafsayamurtad »

iamthewarlord wrote:@atas,

Perang itukan kata2 guru agama ente selama ini? (kena tipu rupanya) :lol:
Sekarang tugas ente untuk membuktikan bahwa itu adalah perang.
saya sudah membuktikan bahwa itu adalah perampokan, silahkan dibantah.

tapi jika otaknya tidak sampe, harap diam saja.
Gw gak liat ada kata2 guru yg lo maksud, gw hanya liat judul copasan lo ma kesimpulan lo kontradiktif, lalu lo bilang hasil kontradiksi otak lo itu sebagai bukti, wakakakak ... wtf
Memang gw lebih baek diam gak ngasih ke lo tambahan copas, yg jelas copas lo aja lo masih mblulet gemana kalo gw yg copas? lantas otak siapa yg gak nyampe?
User avatar
iamthewarlord
Posts: 4375
Joined: Sun Feb 08, 2009 11:07 pm
Location: “Ibadah lelaki akan diputus dengan lewatnya keledai, wanita dan anjing hitam.” Muhammad.

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by iamthewarlord »

maafsayamurtad wrote: Gw gak liat ada kata2 guru yg lo maksud, gw hanya liat judul copasan lo ma kesimpulan lo kontradiktif, lalu lo bilang hasil kontradiksi otak lo itu sebagai bukti, wakakakak ... wtf
Memang gw lebih baek diam gak ngasih ke lo tambahan copas, yg jelas copas lo aja lo masih mblulet gemana kalo gw yg copas? lantas otak siapa yg gak nyampe?
Mohon kembali ke topik pembahasan.
Kontradiktif nya dimana?
maafsayamurtad
Posts: 58
Joined: Mon Oct 04, 2010 12:05 am

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by maafsayamurtad »

iamthewarlord wrote: Kontradiktif nya dimana?
Wadduh ketahuan banged ... tp gak apa gw copas dimari copasan lo

ini Judul copasan sumber yg Lo ambil khan?
iamthewarlord wrote: PERANG BADAR TERBESAR
dan ini kesimpulan yg lo ambil khan?
iamthewarlord wrote: Sudah jelaskan, kalau itu bukan perang
Gak usah dibahas, ngaku aja ude cukup bagi gw ...
User avatar
iamthewarlord
Posts: 4375
Joined: Sun Feb 08, 2009 11:07 pm
Location: “Ibadah lelaki akan diputus dengan lewatnya keledai, wanita dan anjing hitam.” Muhammad.

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by iamthewarlord »

PErang itukan kata muslim, makanya judulnya di tulis Perang Badar.
Tapi ternyata dalam isinya, perang Badar ini adalah perampokan.
Sebaiknya anda membahas soal perbedaan ini, apakah benar itu adalah Perang atau Perampokan?

Terlihat sekali anda tidak mampu membantah kenyataan bahwa Perang Badar itu ternyata adalah Perampokan kepada para pedagang dan dipimpin oleh kepala rampok, yaitu "nabi" Muhammad.
Dan muter2 dengan masalah judul bukan pada isinya.

Silahkan dibantah.
maafsayamurtad
Posts: 58
Joined: Mon Oct 04, 2010 12:05 am

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by maafsayamurtad »

iamthewarlord wrote: Sebaiknya anda membahas soal perbedaan ini, apakah benar itu adalah Perang atau Perampokan?
Lo tidak usah bertanya sesuatu yg lo sendiri tau jawabannya kalo gw yg jawab.
iamthewarlord wrote: Terlihat sekali anda tidak mampu membantah kenyataan bahwa Perang Badar itu ternyata adalah Perampokan kepada para pedagang dan dipimpin oleh kepala rampok, yaitu "nabi" Muhammad.
Membantah adalah pekerjaan paling gampang, bahkan seorang anak yg TK pun memiliki potensi itu.
iamthewarlord wrote: Dan muter2 dengan masalah judul bukan pada isinya.
Gw heran dengan lo ketika ... Seorang Penulis menulis tulisan dengan judul " Gula itu manis" dengan segala penjabarannya melalui isi lalu lo yg baca aja gak tuntas berani menyimpulkan "Gula itu Pahit".
Artinya apa? kalau isi yang lo pahami itu gak sesuai dengan Judul si Penulis, brati lo harus mengkaji ulang isinya, atau kalo blom bisa temukan jawabannya ... ini brarti lo harus mengkaji ulang fungsi otak lo.
Gw sebenarnya khawatir karna masalah logis judul aja lo kagak nyambung, gemana kita masuk ke masalah isi?
iamthewarlord wrote: Terlihat sekali anda tidak mampu membantah kenyataan bahwa Perang Badar itu ternyata adalah Perampokan ....
Dan terlihat sekali anda ingin memaksakan kesimpulan kontradiktif lo ke orang laen.
User avatar
iamthewarlord
Posts: 4375
Joined: Sun Feb 08, 2009 11:07 pm
Location: “Ibadah lelaki akan diputus dengan lewatnya keledai, wanita dan anjing hitam.” Muhammad.

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by iamthewarlord »

@atas,

anda ingin berdiskusi dalam masalah Perang Badar atau cuma mau teriak2 menyerang orang lain?
maafsayamurtad
Posts: 58
Joined: Mon Oct 04, 2010 12:05 am

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by maafsayamurtad »

iamthewarlord wrote:@atas,

anda ingin berdiskusi dalam masalah [Perang Badar] atau cuma mau teriak2 menyerang orang lain?
Maaf gan kalo saya terkesan menyerang. Kayaknya dengan bold gw perdebatan ini sudah seharusnya ditutup, dan mari kita kasi =D> =D> =D> =D> =D>
User avatar
becak
Posts: 934
Joined: Wed Apr 02, 2008 8:25 pm
Location: Ka'bah Umum @ [Team Haha Hihi]

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by becak »

Kasih es dulu, biarrr ga merah dan napas naek turun. Seperti biasa, muslim2 yg baru masuk sini adrenalin meninggi :finga:
Keliling2 dulu boss, baca nya pelan2, jgn di langkahin yah, baca satu2, terus di mengerti. kalo ga ngerti juga :toimonster: :rofl:
Balik lagi ke asal mu sana !
User avatar
Tuanku
Posts: 1254
Joined: Wed Oct 06, 2010 12:58 pm

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by Tuanku »

apakah merampok jika ia mengambil kembali hartanya yg dulu diserobot begitu saja lantas mereka diusir ke madinah,meninggalkan harta bendanya di mekah begitu saja. no,itu adalah jihad,mempertahankan harta milik dan mencari nafkah adalah jihad. lalu ttg hadis. muslim itu pedoman utama qur'an hadist yg bertentangan dg qur'an tidak dipakai,meski konon hadis sahih sekalipun.
User avatar
young celebes
Posts: 388
Joined: Wed Sep 01, 2010 8:30 pm

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by young celebes »

Tuanku wrote:
hadist yang bertentangan dengan qur'an tidak dipakai meski konon hadist sahih sekalipun.
Me:silahkan anda menuju ke ONE STOP SHOP FFI page no.2 Edip yuksel vs Ali sina,disana anda bisa mendapat jawaban.
rajawajar
Posts: 130
Joined: Sat Sep 18, 2010 6:48 pm

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by rajawajar »

suara_hati wrote: Saya katakan pedoman untuk menempuh jalan lurus adalah anda harus yakin dulu bahwa Allah maha segalanya dan Muhammad manusia sempurna. Ini pegangannya. Jadi jika ada cerita atau fakta apapun yang tidak sesuai dengan keyakinan itu, ya jangan dipercaya karena sudah pasti salah.

Intinya, kisah atau apapun yang dianggap fakta itu harus menyesuaikan dengan keyakinan kita. Jangan dibalik-balik. Bisa kacau jadinya. Tergelincir ke jalan sesat. Inilah yang dilakukan orang-orang yang tidak yakin, orang-orang yang tidak memiliki iman. Kafir itu namanya.
Inilah kacaunya pikiran muslim,
yang membela dan melakukan pembenaran islam secara buta .....

Dari yang saya bold,
loginya seperti orang yang sengaja membutakan matanya karena keyakinannya,
sehingga segala keterangan, cerita, pemberitahuan tentang warna apapun itu,
seperti merah, putih, ijo, kuning, biru, orange, coklat, ungu, cyan dll,
adalah salah semua,
karena keyakinan matanya yang sudah dibutakan itu hanya memperlihatkan satu warna kepada mereka,
yaitu satu warna hitam yang paling benar ....

Jadi yang kebalik-balik mengenai kebenaran berbagai warna atau hanya warna hitam yang benar - karena berdasarkan keyakinannya yang nyata2x salah,
mana yang ngawur dan betul ???
natasha wijaya
Posts: 6
Joined: Thu Oct 28, 2010 4:34 pm

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by natasha wijaya »

* Edit post
* Delete post
* Report this post
* Reply with quote

apakah quran itu buatan manusia?

Postby natasha wijaya » Thu Oct 28, 2010 6:06 pm
saya pernah baca artikel ini dan saya mau bertanya kepada apakah benar quran itu buatan manusia? saat ini saya memang percaya tuhan tetapi tidak beragama.

"Dr. M. Quraish Shihab : "Bukti Kebenaran Al-Quran"

Al-Quran mempunyai sekian banyak fungsi. Di antaranya adalah menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad saw. Bukti kebenaran tersebut dikemukakan dalam tantangan yang sifatnya bertahap.

Pertama, menantang siapa pun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-Quran secara keseluruhan (baca QS 52:34).

Kedua, menantang mereka untuk menyusun sepuluh surah semacam Al-Quran (baca QS 11:13). Seluruh Al-Quran berisikan 114 surah.

Ketiga, menantang mereka untuk menyusun satu surah saja semacam Al-Quran (baca QS 10:38).

Keempat, menantang mereka untuk menyusun sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan satu surah dari Al-Quran (baca QS 2:23).

Dalam hal ini, Al-Quran menegaskan: Katakanlah (hai Muhammad) sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan mampu membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain. (QS 17 :88).

Seorang ahli berkomentar bahwa tantangan yang sedemikian lantang ini tidak dapat dikemukakan oleh seseorang kecuali jika ia memiliki satu dari dua sifat: gila atau sangat yakin. Muhammad saw. sangat yakin akan wahyu-wahyu Tuhan, karena "Wahyu adalah informasi yang diyakini dengan sebenarnya bersumber dari Tuhan."

Walaupun Al-Quran menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad, tapi fungsi utamanya adalah menjadi "petunjuk untuk seluruh umat manusia." Petunjuk yang dimaksud adalah petunjuk agama, atau yang biasa juga disebut sebagai syari'at. Syari'at, dari segi pengertian kebahasaan, berarti ' jalan menuju sumber air." Jasmani manusia, bahkan seluruh makhluk hidup, membutuhkan air, demi kelangsungan hidupnya. Ruhaninya pun membutuhkan "air kehidupan." Di sini, syari'at mengantarkan seseorang menuju air kehidupan itu.

Dalam syari'at ditemukan sekian banyak rambu-rambu jalan: ada yang berwarna merah, yang berarti larangan; ada pula yang berwarna kuning, yang memerlukan kehati-hatian; dan ada yang hijau warnanya, yang melambangkan kebolehan melanjutkan perjalanan. Ini semua, persis sama dengan lampu-lampu lalulintas. Lampu merah tidak memperlambat seseorang sampai ke tujuan. Bahkan ia merupakan salah satu faktor utama yang memelihara pejalan dari mara bahaya. Demikian juga halnya dengan "lampu-lampu merah" atau larangan-larangan agama.

Kita sangat membutuhkan peraturan-peraturan lalulintas demi memelihara keselamatan kita. Demikian juga dengan peraturan lalulintas menuju kehidupan yang lebih jauh, kehidupan sesudah mati. Di sini, siapakah yang seharusnya membuat peraturan-peraturan menuju perjalanan yang sangat jauh itu?
Manusia memiliki kelemahan-kelemahan. Antara lain, ia seringkali bersifat egoistis. Disamping itu, pengetahuannya sangat terbatas. Lantaran itu, jika ia yang diserahi menyusun peraturan lalulintas menuju kehidupan sesudah mati, maka diduga keras bahwa ia, di samping hanya akan menguntungkan dirinya sendiri, juga akan sangat terbatas bahkan keliru, karena ia tidak mengetahui apa yang akan terjadi setelah kematian.

Jika demikian, yang harus menyusunnya adalah "Sesuatu" yang tidak bersifat egoistis, yang tidak mempunyai sedikit kepentingan pun, sekaligus memiliki pengetahuan yang Mahaluas. "Sesuatu" itu adalah Tuhan Yang Mahaesa, dan peraturan yang dibuatnya itu dinamai "agama".

Sayang bahwa tidak semua manusia dapat berhubungan langsung secara jelas dengan Tuhan, guna memperoleh informasi-Nya. Karena itu, Tuhan memilih orang-orang tertentu, yang memiliki kesucian jiwa dan kecerdasan pikiran untuk menyampaikan informasi tersebut kepada mereka. Mereka yang terpilih itu dinamai Nabi atau Rasul.

Karena sifat egoistis manusia, maka ia tidak mempercayai informasi-informasi Tuhan yang disampaikan oleh para Nabi itu. Mereka bahkan tidak percaya bahwa manusia-manusia terpilih itu adalah Nabi-nabi yang mendapat tugas khusus dari Tuhan.

Untuk meyakinkan manusia, para Nabi atau Rasul diberi bukti-bukti yang pasti dan terjangkau. Bukti-bukti tersebut merupakan hal-hal tertentu yang tidak mungkin dapat mereka --sebagai manusia biasa (bukan pilihan Tuhan)-- lakukan. Bukti-bukti tersebut dalam bahasa agama dinamai "mukjizat".
Para Nabi atau Rasul terdahulu memiliki mukjizat-mukjizat yang bersifat temporal, lokal, dan material. Ini disebabkan karena misi mereka terbatas pada daerah tertentu dan waktu tertentu. Ini jelas berbeda dengan misi Nabi Muhammad saw. Beliau diutus untuk seluruh umat manusia, di mana dan kapan pun hingga akhir zaman.

Pengutusan ini juga memerlukan mukjizat. Dan karena sifat pengutusan itu, maka bukti kebenaran beliau juga tidak mungkin bersifat lokal, temporal, dan material. Bukti itu harus bersifat universal, kekal, dapat dipikirkan dan dibuktikan kebenarannya oleh akal manusia. Di sinilah terletak fungsi Al-Quran sebagai mukjizat.

Paling tidak ada tiga aspek dalam Al-Quran yang dapat menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad saw., sekaligus menjadi bukti bahwa seluruh informasi atau petunjuk yang disampaikannya adalah benar bersumber dari Allah SWT.

Ketiga aspek tersebut akan lebih meyakinkan lagi, bila diketahui bahwa Nabi Muhammad bukanlah seorang yang pandai membaca dan menulis. Ia juga tidak hidup dan bermukim di tengah-tengah masyarakat yang relatif telah mengenal peradaban, seperti Mesir, Persia atau Romawi. Beliau dibesarkan dan hidup di tengah-tengah kaum yang oleh beliau sendiri dilukiskan sebagai "Kami adalah masyarakat yang tidak pandai menulis dan berhitung." Inilah sebabnya, konon, sehingga angka yang tertinggi yang mereka ketahui adalah tujuh. Inilah latar belakang, mengapa mereka mengartikan "tujuh langit" sebagai "banyak langit." Al-Quran juga menyatakan bahwa seandainya Muhammad dapat membaca atau menulis pastilah akan ada yang meragukan kenabian beliau (baca QS 29:48).
Ketiga aspek yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut. Pertama, aspek keindahan dan ketelitian redaksi-redaksinya. Tidak mudah untuk menguraikan hal ini, khususnya bagi kita yang tidak memahami dan memiliki "rasa bahasa" Arab --karena keindahan diperoleh melalui "perasaan", bukan melalui nalar. Namun demikian, ada satu atau dua hal menyangkut redaksi Al-Quran yang dapat membantu pemahaman aspek pertama ini.

Seperti diketahui, seringkali Al-Quran "turun" secara spontan, guna menjawab pertanyaan atau mengomentari peristiwa. Misalnya pertanyaan orang Yahudi tentang hakikat ruh. Pertanyaan ini dijawab secara langsung, dan tentunya spontanitas tersebut tidak memberi peluang untuk berpikir dan menyusun jawaban dengan redaksi yang indah apalagi teliti. Namun demikian, setelah Al-Quran rampung diturunkan dan kemudian dilakukan analisis serta perhitungan tentang redaksi-redaksinya, ditemukanlah hal-hal yang sangat menakjubkan.

Ditemukan adanya keseimbangan yang sangat serasi antara kata-kata yang digunakannya, seperti keserasian jumlah dua kata yang bertolak belakang.
Abdurrazaq Nawfal, dalam Al-Ijaz Al-Adabiy li Al-Qur'an Al-Karim yang terdiri dari tiga jilid, mengemukakan sekian banyak contoh tentang keseimbangan tersebut, yang dapat kita simpulkan secara sangat singkat sebagai berikut.

A. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya. Beberapa contoh, di antaranya:
• Al-hayah (hidup) dan al-mawt (mati), masing-masing sebanyak 145 kali;
• Al-naf' (manfaat) dan al-madharrah (mudarat), masing-masing sebanyak 50 kali;
• Al-har (panas) dan al-bard (dingin), masing-masing 4 kali;
• Al-shalihat (kebajikan) dan al-sayyi'at (keburukan), masing-masing 167 kali;
• Al-Thumaninah (kelapangan/ketenangan) dan al-dhiq (kesempitan/kekesalan), masing-masing 13 kali;
• Al-rahbah (cemas/takut) dan al-raghbah (harap/ingin), masing-masing 8 kali;
• Al-kufr (kekufuran) dan al-iman (iman) dalam bentuk definite, masing-masing 17 kali;
• Kufr (kekufuran) dan iman (iman) dalam bentuk indifinite, masing-masing 8 kali;
• Al-shayf (musim panas) dan al-syita' (musim dingin), masing-masing 1 kali.

B. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya/makna yang dikandungnya.
• Al-harts dan al-zira'ah (membajak/bertani), masing-masing 14 kali;
• Al-'ushb dan al-dhurur (membanggakan diri/angkuh), masing-masing 27 kali;
• Al-dhallun dan al-mawta (orang sesat/mati [jiwanya]), masing-masing 17 kali;
• Al-Qur'an, al-wahyu dan Al-Islam (Al-Quran, wahyu dan Islam), masing-masing 70 kali;
• Al-aql dan al-nur (akal dan cahaya), masing-masing 49 kali;
• Al-jahr dan al-'alaniyah (nyata), masing-masing 16 kali.

C. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada akibatnya.
• Al-infaq (infak) dengan al-ridha (kerelaan), masing-masing 73 kali;
• Al-bukhl (kekikiran) dengan al-hasarah (penyesalan), masing-masing 12 kali;
• Al-kafirun (orang-orang kafir) dengan al-nar/al-ahraq (neraka/ pembakaran), masing-masing 154 kali;
• Al-zakah (zakat/penyucian) dengan al-barakat (kebajikan yang banyak), masing-masing 32 kali;
• Al-fahisyah (kekejian) dengan al-ghadhb (murka), masing-masing 26 kali.

D. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya.
• Al-israf (pemborosan) dengan al-sur'ah (ketergesa-gesaan), masing-masing 23 kali;
• Al-maw'izhah (nasihat/petuah) dengan al-lisan (lidah), masing-masing 25 kali;
• Al-asra (tawanan) dengan al-harb (perang), masing-masing 6 kali;
• Al-salam (kedamaian) dengan al-thayyibat (kebajikan), masing-masing 60 kali.

E. Di samping keseimbangan-keseimbangan tersebut, ditemukan juga keseimbangan khusus.

(1) Kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam setahun. Sedangkan kata hari yang menunjuk kepada bentuk plural (ayyam) atau dua (yawmayni), jumlah keseluruhannya hanya tiga puluh, sama dengan jumlah hari dalam sebulan. Disisi lain, kata yang berarti "bulan" (syahr) hanya terdapat dua belas kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun.

(2) Al-Quran menjelaskan bahwa langit ada "tujuh." Penjelasan ini diulanginya sebanyak tujuh kali pula, yakni dalam ayat-ayat Al-Baqarah 29, Al-Isra' 44, Al-Mu'minun 86, Fushshilat 12, Al-Thalaq 12, Al-Mulk 3, dan Nuh 15. Selain itu, penjelasannya tentang terciptanya langit dan bumi dalam enam hari dinyatakan pula dalam tujuh ayat.

(3) Kata-kata yang menunjuk kepada utusan Tuhan, baik rasul (rasul), atau nabiyy (nabi), atau basyir (pembawa berita gembira), atau nadzir (pemberi peringatan), keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa berita tersebut, yakni 518 kali.

Demikianlah sebagian dari hasil penelitian yang kita rangkum dan kelompokkan ke dalam bentuk seperti terlihat di atas.

Kedua adalah pemberitaan-pemberitaan gaibnya. Fir'aun, yang mengejar-ngejar Nabi Musa., diceritakan dalam surah Yunus. Pada ayat 92 surah itu, ditegaskan bahwa "Badan Fir'aun tersebut akan diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran generasi berikut." Tidak seorang pun mengetahui hal tersebut, karena hal itu telah terjadi sekitar 1200 tahun S.M. Nanti, pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1896, ahli purbakala Loret menemukan di Lembah Raja-raja Luxor Mesir, satu mumi, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir'aun yang bernama Maniptah dan yang pernah mengejar Nabi Musa a.s. Selain itu, pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat izin dari pemerintah Mesir untuk membuka pembalut-pembalut Fir'aun tersebut. Apa yang ditemukannya adalah satu jasad utuh, seperti yang diberitakan oleh Al-Quran melalui Nabi yang ummiy (tak pandai membaca dan menulis itu). Mungkinkah ini?

Setiap orang yang pernah berkunjung ke Museum Kairo, akan dapat melihat Fir'aun tersebut. Terlalu banyak ragam serta peristiwa gaib yang telah diungkapkan Al-Quran dan yang tidak mungkin dikemukakan dalam kesempatan yang terbatas ini.

Ketiga, isyarat-isyarat ilmiahnya. Banyak sekah isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Quran. Misalnya diisyaratkannya bahwa "Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedang cahaya bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari)" (perhatikan QS 10:5); atau bahwa jenis kelamin anak adalah hasil sperma pria, sedang wanita sekadar mengandung karena mereka hanya bagaikan "ladang" (QS 2:223); dan masih banyak lagi lainnya yang kesemuanya belum diketahui manusia kecuali pada abad-abad bahkan tahun-tahun terakhir ini. Dari manakah Muhammad mengetahuinya kalau bukan dari Dia, Allah Yang Maha Mengetahui!

Kesemua aspek tersebut tidak dimaksudkan kecuali menjadi bukti bahwa petunjuk-petunjuk yang disampaikan oleh Al-Quran adalah benar, sehingga dengan demikian manusia yakin serta secara tulus mengamalkan petunjuk-petunjuknya. Wallahualam bissawab"

dan saya juga memmbaca suatu jounal yang dibuat oleh seorang peneliti amerika, pancis dan jerman mengenai quran dan sciene

"Dalam Bidang Astronomi


Atap Yang terpelihara
Gambar ini memperlihatkan sejumlah meteor yang hendak menumbuk bumi. Benda-benda langit yang berlalu lalang di ruang angkasa dapat menjadi ancaman serius bagi Bumi. Tapi Allah, Pencipta Maha Sempurna, telah menjadikan atmosfir sebagai atap yang melindungi bumi. Berkat pelindung istimewa ini, kebanyakan meteorid tidak mampu menghantam bumi karena terlanjur hancur berkeping-keping ketika masih berada di atmosfir.
Dalam Al Qur'an, Allah mengarahkan perhatian kita kepada sifat yang sangat menarik tentang langit:
"Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada padanya." (Al Qur'an, 21:32)
Sifat langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke-20.
Atmosfir yang melingkupi bumi berperan sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan. Dengan menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika mereka mendekati bumi, atmosfir mencegah mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk hidup.
Atmosfir juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna, - seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang hanya sebagiannya menembus atmosfir, sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari ditahan oleh lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spektrum ultraviolet yang mencapai bumi.

Kebanyakan manusia yang memandang ke arah langit tidak pernah berpikir tentang fungsi atmosfir sebagai pelindung. Hampir tak pernah terlintas dalam benak mereka tentang apa jadinya bumi ini jika atmosfir tidak ada. Foto di atas adalah kawah raksasa yang terbentuk akibat hantaman sebuah meteor yang jatuh di Arizona, Amerika Serikat. Jika atmosfir tidak ada, jutaan meteorid akan jatuh ke Bumi, sehingga menjadikannya tempat yang tak dapat dihuni. Namun, fungsi pelindung dari atmosfir memungkinkan makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya dengan aman. Ini sudah pasti perlindungan yang Allah berikan bagi manusia, dan sebuah keajaiban yang dinyatakan dalam Al Qur'an.
Fungsi pelindung dari atmosfir tidak berhenti sampai di sini. Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di bawah nol.
Tidak hanya atmosfir yang melindungi bumi dari pengaruh berbahaya. Selain atmosfir, Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang terus- menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.
Dr. Hugh Ross berkata tentang perang penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:
Bumi ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius - tapi kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi. (http://www.jps.net/bygrace/index. html Taken from Big Bang Refined by Fire by Dr. Hugh Ross, 1998. Reasons To Believe, Pasadena, CA.)
Energi yang dipancarkan dalam satu jilatan api saja, sebagaimana tercatat baru-baru ini, terhitung setara dengan 100 milyar bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan di Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut, teramati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250 kilometer di atas atmosfir bumi terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga mencapai 2.500 derajat celcius.
Singkatnya, sebuah sistem sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas bumi. Ia melingkupi bumi kita dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan baru mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah diberitahu dalam Al Qur'an tentang atmosfir bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.

Langit yang Mengembalikan
Ayat ke-11 dari Surat Ath Thaariq dalam Al Qur'an, mengacu pada fungsi "mengembalikan" yang dimiliki langit.
"Demi langit yang mengandung hujan." (Al Qur'an, 86:11)
Kata yang ditafsirkan sebagai "mengandung hujan" dalam terjemahan Al Qur'an ini juga bermakna "mengirim kembali" atau "mengembalikan".
Sebagaimana diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri dari sejumlah lapisan. Setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan. Penelitian mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka terima ke ruang angkasa atau ke arah bawah, yakni ke bumi. Sekarang, marilah kita cermati sejumlah contoh fungsi "pengembalian" dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut.
Lapisan Troposfir, 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi, memungkinkan uap air yang naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke bumi sebagai hujan.
Lapisan ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan mengembalikan keduanya ke ruang angkasa.
Ionosfir, memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi ke berbagai belahan bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif, sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan televisi pada jarak yang cukup jauh.
Lapisan magnet memantulkan kembali partikel-partikel radioaktif berbahaya yang dipancarkan Matahari dan bintang-bintang lainnya ke ruang angkasa sebelum sampai ke Bumi.
Sifat lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan secara ilmiah di masa kini tersebut, telah dinyatakan berabad-abad lalu dalam Al Qur'an. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur'an adalah firman Allah.

Dalam Bidang Fisika
Rahasia Besi
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur'an. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu sebagai berikut:
"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)
Kata "anzalnaa" yang berarti "kami turunkan" khusus digunakan untuk besi dalam ayat ini, dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni "secara bendawi diturunkan dari langit", kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang sangat penting.
Ini dikarenakan penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.
Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut "nova" atau "supernova". Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan "diturunkan ke bumi", persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur'an diturunkan.
Pencitaan Yang Berpasang-Pasangan
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." (Al Qur'an, 36:36)
Meskipun gagasan tentang "pasangan" umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan "maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut "parité", menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
"…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat."
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui ledakan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian "dikirim ke bumi", persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur'an diturunkan. (http://www.2think.org/nothingness.html, Henning Genz – Nothingness: The Science of Empty Space, s. 205)

Dalam Ilmu Bumi
Lapisan Atsmosfir

Bumi memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan. Salah satunya adalah keberadaan atmosfir, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung yang melindungi makhluk hidup. Adalah fakta yang kini telah diterima bahwa atmosfir terdiri dari lapisan-lapisan berbeda yang tersusun secara berlapis, satu di atas yang lain. Persis sebagaimana dipaparkan dalam Al Qur’an, atmosfir terdiri dari tujuh lapisan. Ini pastilah salah satu keajaiban Al Qur’an.
Satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an adalah bahwa langit terdiri atas tujuh lapis.
"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al Qur'an, 2:29)
"Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya." (Al Qur'an, 41:11-12)
Kata "langit", yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam Al Qur’an, digunakan untuk mengacu pada "langit" bumi dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit bumi atau atmosfer terdiri dari tujuh lapisan.
Saat ini benar-benar diketahui bahwa atmosfir bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an, atmosfer terdiri atas tujuh lapisan. Dalam sumber ilmiah, hal tersebut diuraikan sebagai berikut:
Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri diri beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi disebut TROPOSFER. Ia membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa atmosfer. Lapisan di atas troposfer disebut STRATOSFER. LAPISAN OZON adalah bagian dari stratosfer di mana terjadi penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan di atas stratosfer disebut MESOSFER. . TERMOSFER berada di atas mesosfer. Gas-gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam termosfer yang disebut IONOSFER. Bagian terluar atmosfer bumi membentang dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan EKSOSFER. .
(Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 319-322)
Jika kita hitung jumlah lapisan yang dinyatakan dalam sumber ilmiah tersebut, kita ketahui bahwa atmosfer tepat terdiri atas tujuh lapis, seperti dinyatakan dalam ayat tersebut.
1. Troposfer
2. Stratosfer
3. Ozonosfer
4. Mesosfer
5. Termosfer
6. Ionosfer
7. Eksosfer
Keajaiban penting lain dalam hal ini disebutkan dalam surat Fushshilat ayat ke-12, "… Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya." Dengan kata lain, Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia memberikan kepada setiap langit tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana dapat dipahami, tiap-tiap lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi. Setiap lapisan memiliki fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan terhadap radiasi sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan gelombang radio hingga perlindungan terhadap dampak meteor yang berbahaya.
Salah satu fungsi ini, misalnya, dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
Atmosfir bumi memiliki 7 lapisan. Lapisan terendah dinamakan troposfir. Hujan, salju, dan angin hanya terjadi pada troposfir.
(http://muttley.ucdavis.edu/Book/Atmosph ... rs-01.html)
Adalah sebuah keajaiban besar bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih abad ke-20, secara jelas dinyatakan oleh Al Qur’an 1.400 tahun yang lalu.


Fungsi Gunung
Dengan perpanjangannya yang menghujam jauh ke dalam maupun ke atas permukaan bumi, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi yang berbeda, layaknya pasak. Kerak bumi terdiri atas lempengan-lempengan yang senantiasa dalam keadaan bergerak. Fungsi pasak dari gunung ini mencegah guncangan dengan cara memancangkan kerak bumi yang memiliki struktur sangat mudah bergerak
Al Qur’an mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologis penting dari gunung.
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)
Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi.
Kenyataan ini tidaklah diketahui oleh siapapun di masa ketika Al Qur’an diturunkan. Nyatanya, hal ini baru saja terungkap sebagai hasil penemuan geologi modern.
Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.
Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut:
Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. (General Science, Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 305)
Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai "pasak":
"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?" (Al Qur'an, 78:6-7)
Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu.
Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut:
Isostasi: kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. (Webster's New Twentieth Century Dictionary, 2. edition "Isostasy", New York, s. 975)
Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah.
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)


Angina yang mengawinkan

Dalam sebuah ayat Al Qur’an disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan terbentuknya hujan karenanya.
"Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya." (Al Qur'an, 15:22)
Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan. Namun penemuan ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran "mengawinkan" dari angin dalam pembentukan hujan.
Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi sebagaimana berikut:
Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer. . Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun di sekitar partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan.
Sebagaimana terlihat, angin “mengawinkan” uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang di bawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan.
Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah terbentuk dan hujanpun tidak akan pernah terjadi.
Hal terpenting di sini adalah bahwa peran utama dari angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam sebuah ayat Al Qur’an, pada saat orang hanya mengetahui sedikit saja tentang fenomena alam…

Laut yang tidak bercampur satu dengan yang lain
Terdapat gelombang besar, arus kuat, dan gelombang pasang di Laut Tengah dan Samudra Atlantik. Air Laut Tengah memasuki Samudra Atlantik melalui selat Jibraltar. Namun suhu, kadar garam, dan kerapatan air laut di kedua tempat ini tidak berubah karena adanya penghalang yang memisahkan keduanya.
Salah satu di antara sekian sifat lautan yang baru-baru ini ditemukan adalah berkaitan dengan ayat Al Qur’an sebagai berikut:
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tak dapat dilampaui oleh masing-masing." (Al Qur'an, 55:19-20)
Sifat lautan yang saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama lain ini telah ditemukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya fisika yang dinamakan "tegangan permukaan", air dari laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka. (Davis, Richard A., Jr. 1972, Principles of Oceanography, Don Mills, Ontario, Addison-Wesley Publishing, s. 92-93.)
Sisi menarik dari hal ini adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai fisika, tegangan permukaan, ataupun ilmu kelautan, hal ini dinyatakan dalam Al Qur’an.

Kegelapan dan gelombang di dasar laut

Pengukuran yang dilakukan dengan teknologi masa kini berhasil mengungkapkan bahwa antara 3 hingga 30% sinar matahari dipantulkan oleh permukaan laut. Jadi, hampir semua tujuh warna yang menyusun spektrum sinar matahari diserap satu demi satu ketika menembus permukaan lautan hingga kedalaman 200 meter, kecuali sinar biru (lihat gambar di samping). Di bawah kedalaman 1000 meter, tidak dijumpai sinar apa pun. (lihat gambar disamping). Fakta ilmiah ini telah disebutkan dalam ayat ke-40 surat An Nuur sekitar 1400 tahun yang lalu..
"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun." (Al Qur'an, 24:40)
Keadaan umum tentang lautan yang dalam dijelaskan dalam buku berjudul Oceans:
Kegelapan dalam lautan dan samudra yang dalam dijumpai pada kedalaman 200 meter atau lebih. Pada kedalaman ini, hampir tidak dijumpai cahaya. Di bawah kedalaman 1000 meter, tidak terdapat cahaya sama sekali. (Elder, Danny; and John Pernetta, 1991, Oceans, London, Mitchell Beazley Publishers, s. 27)
Kini, kita telah mengetahui tentang keadaan umum lautan tersebut, ciri-ciri makhluk hidup yang ada di dalamnya, kadar garamnya, serta jumlah air, luas permukaan dan kedalamannya. Kapal selam dan perangkat khusus yang dikembangkan menggunakan teknologi modern, memungkinkan para ilmuwan untuk mendapatkan informasi ini.
Manusia tak mampu menyelam pada kedalaman di bawah 40 meter tanpa bantuan peralatan khusus. Mereka tak mampu bertahan hidup di bagian samudra yang dalam nan gelap, seperti pada kedalaman 200 meter. Karena alasan inilah, para ilmuwan hanya baru-baru ini saja mampu menemukan informasi sangat rinci tersebut tentang kelautan. Namun, pernyataan "gelap gulita di lautan yang dalam" digunakan dalam surat An Nuur 1400 tahun lalu. Ini sudah pasti salah satu keajaiban Al Qur’an, sebab infomasi ini dinyatakan di saat belum ada perangkat yang memungkinkan manusia untuk menyelam di kedalaman samudra.
Selain itu, pernyataan di ayat ke-40 surat An Nuur "Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan…" mengarahkan perhatian kita pada satu keajaiban Al Qur’an yang lain.
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan keberadaan gelombang di dasar lautan, yang "terjadi pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut yang memiliki kerapatan atau massa jenis yang berbeda." Gelombang yang dinamakan gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di kedalaman lautan dan samudra dikarenakan pada kedalaman ini air laut memiliki massa jenis lebih tinggi dibanding lapisan air di atasnya. Gelombang internal memiliki sifat seperti gelombang permukaan. Gelombang ini dapat pecah, persis sebagaimana gelombang permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat oleh mata manusia, tapi keberadaannya dapat dikenali dengan mempelajari suhu atau perubahan kadar garam di tempat-tempat tertentu. (Gross, M. Grant; 1993, Oceanography, a View of Earth, 6. edition, Englewood Cliffs, Prentice-Hall Inc., s. 205)
Pernyataan-pernyataan dalam Al Qur'an benar-benar bersesuaian dengan penjelasan di atas. Tanpa adanya penelitian, seseorang hanya mampu melihat gelombang di permukaan laut. Mustahil seseorang mampu mengamati keberadaan gelombang internal di dasar laut. Akan tetapi, dalam surat An Nuur, Allah mengarahkan perhatian kita pada jenis gelombang yang terdapat di kedalaman samudra. Sungguh, fakta yang baru saja diketemukan para ilmuwan ini memperlihatkan sekali lagi bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.

Kadar Hujan
Fakta lain yang diberikan dalam Al Qur’an mengenai hujan adalah bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam Surat Az Zukhruf sebagai berikut;
"Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (Al Qur'an, 43:11)
Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 trilyun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun. Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut "ukuran atau kadar" tertentu. Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini. Bahkan sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini.

Per tahunnya, air hujan yang menguap dan turun kembali ke Bumi dalam bentuk hujan berjumlah "tetap": yakni 513 triliun ton. Jumlah yang tetap ini dinyatakan dalam Al Qur'an dengan menggunakan istilah "menurunkan air dari langit menurut kadar". Tetapnya jumlah ini sangatlah penting bagi keberlangsungan keseimbangan ekologi dan, tentu saja, kelangsungan kehidupan ini,..
Bahkan satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan dalam Al Qur’an.
Pembentukan Hujan
Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan hujan..
Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat.
Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,
"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)


Kini, mari kita amati tiga tahap yang disebutkan dalam ayat ini.
TAHAP KE-1: "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap air".
TAHAP KE-2: “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
TAHAP KE-3: "...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya..."
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan:
"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (Al Qur'an, 24:43)
Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula. Tahap-tahap pembentukan kumulonimbus, sejenis awan hujan, adalah sebagai berikut:
TAHAP - 1, Pergerakan awan oleh angin: Awan-awan dibawa, dengan kata lain, ditiup oleh angin.
TAHAP - 2, Pembentukan awan yang lebih besar: Kemudian awan-awan kecil (awan kumulus) yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar.
TAHAP - 3, Pembentukan awan yang bertumpang tindih: Ketika awan-awan kecil saling bertemu dan bergabung membentuk awan yang lebih besar, gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya meningkat. Gerakan udara vertikal ini lebih kuat di bagian tengah dibandingkan di bagian tepinya. Gerakan udara ini menyebabkan gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal, sehingga menyebabkan awan saling bertindih-tindih. Membesarnya awan secara vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut mencapai wilayah-wilayah atmosfir yang bersuhu lebih dingin, di mana butiran-butiran air dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin membesar. Ketika butiran air dan es ini telah menjadi berat sehingga tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal, mereka mulai lepas dari awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dsb. (Anthes, Richard A.; John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981, The Atmosphere, s. 269; Millers, Albert; and Jack C. Thompson, 1975, Elements of Meteorology, s. 141-142)
Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit, komputer, dsb. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.


Pergerakan gunung
Dalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus bergerak.
"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Qur'an, 27:88)
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah "continental drift" atau "gerakan mengapung dari benua" untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.


Dalam Bidang Biologi
Bagian otak yang mengendalikan kita
"Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka." (Al Qur'an, 96:15-16)
Ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" dalam ayat di atas sungguh menarik. Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu 60 tahun terakhir, sedangkan Al Qur'an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu. Jika kita lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan daerah frontal cerebrum (otak besar). Buku berjudul Essentials of Anatomy and Physiology, yang berisi temuan-temuan terakhir hasil penelitian tentang fungsi bagian ini, menyatakan:
Dorongan dan hasrat untuk merencanakan dan memulai gerakan terjadi di bagian depan lobi frontal, dan bagian prefrontal. Ini adalah daerah korteks asosiasi…(Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211; Noback, Charles R.; N. L. Strominger; and R. J. Demarest, 1991, The Human Nervous System, Introduction and Review, 4. edition, Philadelphia, Lea & Febiger , s. 410-411)
Buku tersebut juga mengatakan:
Berkaitan dengan keterlibatannya dalam membangkitkan dorongan, daerah prefrontal juga diyakini sebagai pusat fungsional bagi perilaku menyerang…(Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211)
Jadi, daerah cerebrum ini juga bertugas merencanakan, memberi dorongan, dan memulai perilaku baik dan buruk, dan bertanggung jawab atas perkataan benar dan dusta.
Jelas bahwa ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" benar-benar merujuk pada penjelasan di atas. Fakta yang hanya dapat diketahui para ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam Al Qur'an sejak dulu.
Kelahiran manusia
Terdapat banyak pokok persoalan yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang mengundang manusia untuk beriman. Kadang-kadang langit, kadang-kadang hewan, dan kadang-kadang tanaman ditunjukkan sebagai bukti bagi manusia oleh Allah. Dalam banyak ayat, orang-orang diseru untuk mengalihkan perhatian mereka ke arah proses terciptanya mereka sendiri. Mereka sering diingatkan bagaimana manusia sampai ke bumi, tahap-tahap mana yang telah kita lalui, dan apa bahan dasarnya:
"Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah kamu perhatikan (benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang menciptakannya?" (Al Qur'an, 56:57-59)
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya
(spermazoa).
2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
Orang-orang yang hidup pada zaman kala Al Qur'an diturunkan, pasti mengetahui bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan dengan mani laki-laki yang terpancar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi lahir sesudah jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang gamblang dan tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi, sedikit informasi yang dikutip di atas itu berada jauh di luar pengertian orang-orang yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu pengetahuan abad ke-20.

Setetes mani
Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur'an :
"Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?" (Al Qur'an, 75:36-37)
Seperti yang telah kita amati, Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat dari mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil darinya. Bahwa tekanan khusus dalam pernyataan ini mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal dari Ilahi.
Pada gambar di samping, kita saksikan air mani yang dipancarkan ke rahim. Dari keseluruhan sperma berjumlah sekitar 250 juta yang dipancarkan dari tubuh pria, hanya sedikit sekali yang berhasil mencapai sel telur. Sperma yang akan membuahi sel telur hanyalah satu dari seribu sperma yang mampu bertahan hidup. Fakta bahwa manusia tidak diciptakan dengan menggunakan keseluruhan air mani, tapi hanya sebagian kecil darinya, dinyatakan dalam Al Qur'an dengan ungkapan, "setetes mani yang ditumpahkan".
Campuran dalam air mani
Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Cairan ini justru tersusun dari campuran berbagai cairan yang berlainan. Cairan-cairan ini mempunyai fungsi-fungsi semisal mengandung gula yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam di pintu masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma.
Yang cukup menarik, ketika mani disinggung di Al-Qur'an, fakta ini, yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran:
"Sungguh, Kami ciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, lalu Kami beri dia (anugerah) pendengaran dan penglihatan." (Al Qur'an, 76:2)
Di ayat lain, mani lagi-lagi disebut sebagai campuran dan ditekankan bahwa manusia diciptakan dari "bahan campuran" ini:
"Dialah Yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina." (Al Qur'an, 32:7-8)
Kata Arab "sulala", yang diterjemahkan sebagai "sari", berarti bagian yang mendasar atau terbaik dari sesuatu. Dengan kata lain, ini berarti "bagian dari suatu kesatuan". Ini menunjukkan bahwa Al Qur'an merupakan firman dari Yang Berkehendak Yang mengetahui penciptaan manusia hingga serinci-rincinya. Yang Berkehendak ini ialah Pencipta manusia.

Kejadian Tiga kegelapan pada bayi
Dalam Al Qur'an dipaparkan bahwa manusia diciptakan melalui tiga tahapan dalam rahim ibunya.
"... Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?" (Al Qur'an, 39:6)
Sebagaimana yang akan dipahami, dalam ayat ini ditunjukkan bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang berbeda. Sungguh, biologi modern telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda dalam rahim ibu. Sekarang, di semua buku pelajaran embriologi yang dipakai di berbagai fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar. Misalnya, dalam buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi utama dalam bidang embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut:
"Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik; dua setengah minggu pertama, embrionik; sampai akhir minggu ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan sampai kelahiran." (Williams P., Basic Human Embryology, 3. edition, 1984, s. 64.)
Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan seorang bayi. Ringkasnya, ciri-ciri tahap perkembangan bayi dalam rahim adalah sebagaimana berikut:


- Tahap Pre-embrionik
Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan.
- Tahap Embrionik
Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini bayi disebut sebagai "embrio". Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan- lapisan sel tersebut.
- Tahap fetus
Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai "fetus". Tahap ini dimulai sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya telah nampak. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.
Informasi mengenai perkembangan yang terjadi dalam rahim ibu, baru didapatkan setelah serangkaian pengamatan dengan menggunakan peralatan modern. Namun sebagaimana sejumlah fakta ilmiah lainnya, informasi-informasi ini disampaikan dalam ayat-ayat Al Qur'an dengan cara yang ajaib. Fakta bahwa informasi yang sedemikian rinci dan akurat diberikan dalam Al Qur'an pada saat orang memiliki sedikit sekali informasi di bidang kedokteran, merupakan bukti nyata bahwa Al Qur'an bukanlah ucapan manusia tetapi Firman Allah.

jujur saja saya saat ini saya sedang mempelajari semua agama, dari sekian agama yang telah saya pelajari, kenapa hanya agama islam yang memiliki keterangan yang lengkap dari sudut ilmiah, psikologi, sosial, dan ketuhanan.
saya punya pertanyaan untuk islam / quran:
1. kalau ini bukan kata-kata tuhan berarti kata-kata siapa?
2. bila ini buatan manusia, dari mana kalian bisa menemukan penjelasan-penjelasan mengenai alam, kedokteran, psikologi dan manusia?
3. mengapa kalian tidak punya quran versi lain?
4. siapakah muhammad?
5. mengapa isi quran begitu rinci mengatur bukan hanaya tatacara beribadah tetapi juga dalam kegiatan di semua aspek, seperti sosial, ekonomi, ilmiah, dan alam. segitu terincinya?

saya juga mempelajari kristen (sebagai agama terbesar, di dunia) saya memilki banyak pertanyaan setelah saya mempelajari injil, saya tidak mau dikatakan seorang nasrani, karena agama turunan dari kedua orang tua saya, oleh karena itu saya mencari kebenaran...saya pernag berdiskusi dengan teman - teman saya di persekutuan doa, teapai malah banayak pertanyaan akan agama saya sendiri, yaitu katolik.
iluvboy.blogspot
Posts: 951
Joined: Wed Oct 21, 2009 6:18 pm

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by iluvboy.blogspot »

Bagaimana tanggapan anda tentang informasi dari quran: tulang diciptakan dari daging? :heart:
natasha wijaya
Posts: 6
Joined: Thu Oct 28, 2010 4:34 pm

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by natasha wijaya »

@ Iluvyou.blogspot
saya mencoba men-search mengenai tulang dalam dalam journal. quran dan ilmu kedokteran ada kaitannya. kalau tidak salah itu surat almu'minuun ayat ke-14. Sisi penting lain tentang informasi yang disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur'an adalah tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim ibu. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.

Ibnu Katsir menjelaskan mengenai ayat ini:"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik" (Al Qur'an, 23:14)[/b]

Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al Qur'an adalah benar kata demi katanya.

Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.

Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah dengan kalimat berikut:

Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang. (Moore, Developing Human, 6. edition,1998.)

Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana digambarkan dalam Al Qur'an, benar-benar sesuai dengan penemuan embriologi modern.

saya bingung dari dulu saya punya pertanyaan, kalau ini (quran) itu buatan manusia, dari mana informasi mengenai kejadian ini? teman saya sempat bilang kalau info ini berasal dari kuasa setan, awalnya saya percaya. saat saya kuliah di singapore, saya bertemu seorang scientology dari jerman dia menanyakan tentang islam karena kebetulan saya berasal dari indonesia. dia bertanya "mengapa ayat-ayat di dalam quran memiliki kemiripan yang sangat akurat dengan ilmu pengetahuan" saya tidak dapat menjawab karena saya bukan orang islam. dari pertemuan dengan dia, saya menjadi tertarik untuk belajar bahasa arab dari dia, dan saya mencoba mempelajari buku-buku tentang islam.

menurut saya kita mempelajari bahasa asing agar dapat mengkaji sebuah tulisan atau ilmu yang ditulis dalam bahasa tersebut, sebagai contohnya bahasa inggris, dengan kita menguasai bahasa inggris kita dapat mengerti semua ilmu yang ditulis dalam bahasa inggris, agar kita memiliki pemahaman yang tidak berbeda dengan pemahaman dan maksud penulisnya. itulah alasan saya belajar bahasa arab. setelah membaca quran dan tafsirnya dari perpustakaan dan internet. saya mulai muali bertanya mengapa dalam kitab suci quran saja yang berisikan petunjuk-petunjuk bukan hanya dalam hubungan manusia dengan tuhan akan tetapi manusia dengan manusia dan manusia dengan alam. kenapa dalam agama saya tidak ada kandungan yang seperti dalam quran. sedangkan quran itu ada 1400 tahun lalu atau 600 tahun setelah yesus...apakah dahulu ada teknologi secanggih sekarang? itu pertanyaan yang terus terngiang...

saat ini saya percaya tuhan, tapi tidak beragama, karena saya belum memiliki keyakinan dalam ber agama. secara logika kalau kita semua yang mengatakan diri kita beragama, pasti tidak ada konflik antar manusia, tetapi pertanyaanya seberapa jauh seh kita menjalankan agama yang kita yakini dalam kehidupan kita?.

oh ya, saya sertakan nama surat dan ayat, serta pengarang dan judul buku kedokteran mengenai perkembangan manusia.
natasha wijaya
Posts: 6
Joined: Thu Oct 28, 2010 4:34 pm

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by natasha wijaya »

Srimad Bhagavatam itu kan dari agama hindu, dan link yang anda berikan tidak membahas quran, tetapi membahas cerita srimad bhagavatham. sedangkan situs itu hanya membuktikan benar tidaknya cerita srimad atas terjadinya manusia pada dunia kedokteran.

saya dulu juga kurang percaya adanya tuhan, dulu saya berpikir kalau tuhan itu buatan manusia dalam menjawab sesuatu fenomena yang tidak dapat dijelaskan oleh akal. pertanyaannya simpel kalau semua ini terjadi secara kebetulan, setiap manusia bebas dong berkehendak tanpa memperdulikan hukum dan norma..toh kalau kita mati akhirat itu tidak ada (kan tuhan itu tidak ada), wajar juga bila saya berpikir bagai mana bila tuhan itu ada, berarti setan, malaikat, neraka, dan surga ada dong. kalau semua itu ada pasti ada petunjuk dari tuhan mungkin berupa agama, kitab suci dsb. sayangnya kita tidak tahu apakah tuhan itu ada atau tidak, karena setiap orang yang mati tidak dapat berkomunikasi lagi dengan kita. seandainya di akhirat ada alat komunikasi dengan dunia ini mungkin orang yang mati bisa menceritakan apakah tuhan itu ada atau tidak :yawinkle: . oleh karena itu saya percaya tuhan tapi masih mencari agama. bukannya kita akan lebih bisa menikmati hidup tenang di dunia dan kalaupun tuhan/akhirat itu tidak ada kita sebagai manusia tidak melakukan kerusakan baik pada diri sendiri, pada antar manusia dan dengan alam...kalau ada akhirat wah setidaknya kita tidak menyesal kalau beragama.

untuk masalah kejadian manusia dalam quran yang di bahas oleh pakar kedokteran barat, saya punya buku "the origin of man", karya Prof Dr Roger Garaudy dan Dr Maurice Bucaille (buku ini bisa di cari di toko buku khusus berbahasa inggris untuk kuliah atau di amazon.com, sepertinya situsnya juga ada). mereka pernah mengkaji dan menguji Alquran dari segi isinya. Di antaranya, Maurice Bucaille mencoba menguji seberapa jauh kebenaran ilmiah ayat-ayat yang bersangkutan dengan proses kejadian manusia dalam Surat Al Hajj ayat 5 (22:5). Dr Maurice Bucaille menemukan bahwa ternyata penjelasan dari Alquran yang turun 14 abad yang lalu itu dalam menggambarkan asal muasal manusia lebih tepat dari ilmu embriologi mutakhir. Hal itu secara jelas ditulis dalam bukunya yang berjudul 'The Origin of Man'. saya tidak setuju dengan peryataan di situs yang anda ajukan bahwa dalam quran tidak ada runutan waktu dalam proses terjadinya manusia, karena dalam buku ini dijelaskan tahapan dan runutannya baik secara detail.

ini kesimpulan penelitiannya.

1. Sperma
Sperma dibentuk oleh testicles (testis). Cairan laki-laki (yang disebut semen) ini terutama berisi beberapa komponen: 1. sperma yang dalam keadaan normal (agar dapat menyebabkan fertilisasi) bersifat gushing dan aktif bergerak, 2. prostaglandin yang menyebabkan kontraksi uterus sehingga membantu transpor sperma ke tempat fertilisasi. Semen juga mengandung gula yang diperlukan untuk mensuply energi untuk sperma; beberapa cairan yang berbeda untuk menetralisir keasaman pada mulut/pintu masuk rahim dan menciptakan/membuat lingkungannya licin sehingga memudahkan gerakan sperma ke dalam rahim.

Meski ratusan juta sperma (500-600juta) masuk melalui vagina ke dalam leher rahim, hanya ada satu sperma yang dapat membuahi ovum, sperma ini kemudian melewati perjalanan panjang untuk sampai ke tempat fertilisasi yang disebut tuba falopii yang menghubungkan ovarium/kandung telur dengan rahim. Jarak/perjalanan ini penuh dengan hambatan yang bisa kita samakan dengan perjalanan manusia untuk mencapai ke bulan! Setelah terjadi fertilisasi/pembuahan, terjadi perubahan yang cepat pada membran ovum untuk mencegah masuknya sisa/sperma yang lain.

Sperma terdiri dari 23 kromosom, dimana 1 kromosom menentukan jenis kelamin embrio. Kromosom di ovum selalu X. Bila kromosom Y bercampur dengan kromosom X dari ovum akan menjadi laki-laki (XY), bila sperma X bercampur dengan Xovum akan menjadi jenis kelamin perempuan(XX).

Uterus/rahim merupakan tempat pertumbuhan embrio dan berkembang sebelum nanti akhirnya keluar sebagai bentuk sempurna seorang bayi.

Uterus merupakan tempat yang aman untuk pertumbuhan embrio karena beberapa alasan:

1. Lokasi uterus ada di tulang pelvis wanita, yand dilindungi oleh ligament/tali pengikat dan fascia/lembaran2 yang mensuppot/menahan uterus dari samping dan membuat rahim tetap bisa mobile dan tumbuh hingga ratusan kali pada kehamilan cukup bulan.

2. Otot pelvis dan perineum mengfiksasi uterus pada tempatnya.

3. Adanya hormon progesteron(hormon kehamilan) membantu menstabilkan rahim dan mengurangi kontraksi uterus selama kehamilan.

4. Embrio di dalam rahim dikelilingi oleh membran2 yang berbeda yang menghasilkan cairan amnion/ketuban yang menyebabkan embrio dapat berenang di dalamnya dan melindungi embrio dari efek trauma luar.

Proses pembuahan dan perjalanan/transport zigot ke dalam rahim berlangsung kurang lebih 6 hari dan kemudian terjadi implantasi zigot (dikenal sebagai blastosit) dan tumbuh dalam dinding uterus selama 15 hari, saat tahap Alaqa (darah beku tebal) dimulai.

Refleksi dalam ayat Al-Qur’an:

“Nutfa” dalam bahasa Arab berarti „air yang sangat kecil“ atau „setetes air“. Ini sesuai dengan cairan laki-laki yang mengandung sperma sebagai salah satu komponennnya. Sperma dihasilkan dari air yang hina/tidak penting (nutfa) dan berbentuk seperti ikan dengan ekor yang panjang (ini salah satu arti/pengertian Sulalah-air mani). Allah SWT berfirman dalan surat As Sajadah 32:7-8:

„Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang Memulai Penciptaan dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani/Sulalah)“.


Pengertian lain Sulalah adalah ‚ekstrak’, yang berarti esensial atau bagian terbaik dari sesuatu. Dengan kedua implikasi ini, berarti ‚bagian dari segalanya’ menindikasikan bahwa asal usul penciptaan manusia hanya berasal dari bagian cairan manusia dan bukan dari semuanya (sperma hanya bagian dari isi cairan manusia- seperti telah disebutkan di atas).

Penjelasan peran nutfa dalam penciptaan-Nya, Allah SWT berfirman dalam surat Ath-Thariq (86:5-6):

„ Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan. Dia diciptakan dari air yang terpancar“

Juga dalam surat An Nahl (16:4):

„Dia telah menciptakan manusia dari mani (fluid drop), tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata“

Dan Allah berfirman dalam Al Insan (76:2):

„Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani (nutfa) yang bercampur (antara benih laki-laki dan perempuan- amshaj) yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat“.


Campuran nutfa pada ayat ini menunjukkan keajaiban/kebenaran Al-Qur’an. Nutfa yang dalam bahasa Arab berarti setetes kecil air, tapi di sini digambarkan sebagai amshaj yang berarti struktur yang berisi campuran kombinasi. Ini sesuai dengan penemuan scientific, bahwa zigot berbentuk drop/tetes air yang secara simultan merupakan campuran kromoson cairan laki-laki dan kromosom ovum wanita.

Adakah orang pernah berfikir, sebelum dalam Al Qur’an terungkap bahwa mani/nutfa manusia, bila dikeluarkan/diejeksikan bertanggung jawab untuk menentukan bahwa embrio akan menjadi laki-laki atau perempuan. Pernahkah pemikiran ini terlintas dalam pemikiran seseorang? Al Qur’an dalam surat An Najm (53:45-46) menyebutkan:

„Bahwasanya Dia-lah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani, apabila dipancarkan“.


Siapa yang memberitahukan Nabi Muhammad SAW bahwa sperma(nutfa) dengan salah satu tipenya (Y atau X) bertanggung jawab untuk menentukan jenis kelamin embrio? Pertanyaan ini tidak bisa dijawab sebelum adanya peran mikroskop pada beberapa abad yang lalu. Sedangkan dalam Al-Qur’an di mana telah ada sejak 14 abad yang lalu, kenyataan ini telah dipaparkan secara jelas di dalamnya.

2. Tahap Al Alaqa ( Leech-like clot- segumpal darah)

Fakta ilmiah:

Pada tahap pertama ini dimulai pada hari ke 15 dan berakhir pada hari ke-23 atau 24. Zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan.

Refleksi dalam ayat Al-Qur’an:

Dalam surat Al Mu’minun (23:14):

„Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah ( a leech-like clot), lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging (Mudgha-chewed-like lump)“

Alaqa dalam bahasa Arab mengandung beberapa pengertian:

Gumpalan yang hidup dalam ponds(tempat kecil dalam air) dan menghisap darah dari sesuatu yang hidup (dalam hal ini rahim ibu)
Sesuatu yang menempel atau tergantung pada sesuatu
Gumpalan atau darah bergumpal
Semua pengertian ini semua sesuai dengan kenyataan embrio manusia setelah implantasi/ menempel kuat pada dinding rahim (endometrium) sebagai embrio tampak seperti gumpalan yang menempel kuat pada endometrium melalui tali pusat, pembuluh darah yang mengalirinya memberikan bentuk menyerupai gumpalan darah.

3. Tahap Al Mudgha (chewed-like lump of flesh -segumpal daging)

Embrio ditranformasikan dari tahap Alaqa ke awal tahap mudgha pada hari ke 24 sampai 26, merupakan periode yang sangat singkat dibandingkan dengan perubahan periode nutfa ke Alaqa.

Pada masa ini bayi disebut sebagai “embrio”. Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan- lapisan sel tersebut.

Refleksi dan kesesuaian dalam ayat Al-Qur’an:

Al Qur’an surat Al-Hajj (22:5):

„Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka ketahuilah sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami Kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan“

Untuk itu ada 2 tipe mudgha: sempurna dan tidak sempurna. Sempurna disini adalah embrio itu sendiri yang mulai membentuk beberapa organ yang berbeda dengan fungsi spesifik dan tidak sempurna yang dimaksud di sini adalah plasenta yang mulai berkembang pada minggu ke-5 tahap mudgha. Dan Allah mengetahui yang terbaik!

The mudgha stage ends at the 6th week (i.e. 40 days). Imam Muslim narrated in his “Sahih” on the authority of Abdullah Bin Masoud that he said; “Allah's prophet - Mohammad (PBUH) - the truthful and trustworthy, told us;

"The creation of each one of you is composed in the mother‘s womb in forty days, in that (creation) it turns into such a clot, then in that turns into such a mudgha and then Allah sends an angel and orders him to write four things, i.e., his provision, his age, and whether he will be of the wretched or the blessed (in the Hereafter). Then the soul is breathed into him. And by Allah, a person among you (or a man) may do deeds of the people of the Fire till there is only a cubit or an arm-breadth distance between him and the Fire, but then that writing (which Allah has ordered the angel to write) precedes, and he does the deeds of the people of Paradise and enters it; and a man may do the deeds of the people of Paradise till there is only a cubit or two between him and Paradise, and then that writing precedes and he does the deeds of the people of the Fire and enters it."


4. Tahap pembentukan tulang

Dalam minggu ke-6, tulang rawan mulai tumbuh di dalam tubuh. Transformasi dari mudgha ke awal pembentukan tulang terjadi dalam periode yang singkat pada akhir minggu ke-6 dan awal minggu ke-7. Tahap ini ditandai dengan kemunculan tulang/skeleton yang memberi gambaran embrio seperti manusia.

Refleksi dan kesesuaian dalam ayat Al-Qur’an dan Hadits:

Dalam surat Al Mu’minun (23:14):

„.......... lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging (Mudgha-chewed-like lump), dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia mahluk yang berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling Baik.“


Ini sesuai dengan pernyataan Nabi Muhammad SAW dalam Hadits sahih Muslim:

“When 42 nights have passed over the conception , Allah sends an angel to it, who shapes it (into human form) and makes its ears, eyes, skin, muscles and bones. Then he says; ` O Lord, is it male or female?`, and your Lord decides what He wishes and the angel records it.”

After 42 nights (6 weeks), the embryo begins to take the human image with the appearance of cartilaginous skeleton, then the external genitals begin to appear later on (the 10th week). In the 7th week the human image gets clearer with the start of the spread of skeleton. This week represents (between 40 and 45 days) the demarcation line between mudgha and human image.



5. Tahap pembentukan otot (clothing with flesh)

Tahap ini ditandai dengan pembentukan otot yang mengelilingi dan menempel ketat di tulang. Dengan terbentuknya pembungkus tulang yang membungkus otot dan tulang secara komplet dan pembentukan otot selesai, maka embrio dapat mulai bergerak.

Ahli embriologi menyebutkan tahap ini berakhir pada minggu ke-8 dan dilanjutkan sebagai tahap fetus (Nash’ah). Hal ini sesuai dengan Al Qur’an dalam surat Al Mu’minun (23:14):

.....lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia mahluk yang berbentuk) lain...“


6. Tahap Nash’ah dan viability (Tahap fetus)

Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai fetus. Tahap ini dimulai sejak kehamilan akhir minggu kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua organ telah nampak. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.

Pada tahap ini organ dan semua sistem dipersiapkan fungsinya dengan sebaik-baiknya. Fetus siap untuk hidup di luar rahim mulai umur 22 minggu hingga 26 minggu (misal setelah akhir bulan ke-6 kehamilan), bila sistem pernafasan telah cukup untuk berfungsi (normalnya pembentukan surfaktan lengkap umur kehamilan 24 minggu) dan sistem saraf mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu tubuh fetus. Indera pertama yang berkembang pada embrio adalah indera pendengaran. Fetus dapat mendengarkan suara setelah umur 24minggu. Selanjutnya, indera penglihatan berkembang pada umur kehamilan 28minggu, saat ini retina menjadi sensitif terhadap cahaya. Pada tahap ini tidak ada pembentukan organ baru, yang ada hanyalah pematangan atau perkembangan organ dan sistem, untuk itu diperlukan makanan dan lingkungan yang baik bagi fetus agar dapat berkembang dengan baik hingga tahap kelahiran.

Refleksi dan kesesuaian dalam ayat Al-Qur’an:

Dalam surat Az- Zumar Allah SWT berfirman (39:6):

.....Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan“ (tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim


Ahli embriologi menerangkan bahwa fetus dalam tahap perkembangannya dikelilingi oleh tiga membran:

Membran amnion yang berisi cairan yang menjadikan fetus selalu dalam keadaan berenang, dengan demikian melindunginya dari trauma dan membantu pergerakan fetus untukmelakukan re-posisi secara halus pada saat tahap kelahiran berlangsung.
Membran chorion
Membran desidua.
Beberapa ahli menginterpretasikan tiga lembar kegelapan dengan membran amnion yang mengelilingi uterus, dinding uterus dan dinding abdomen. Wallahu’alam.

Seperti disebutkan sebelumnya, bahwa fetus siap untuk hidup di luar rahim setelah akhir bulan ke-6 (akhir trismester 2). Ini sesuai dengan surat Ahqaf bahwa tahap konsepsi dan menyapih membutuhkan waktu 30 bulan (46:15):

„Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan....“

Sedangkan dalam surat Al Luqman (31:14) menyebutkan lama menyusui adalah 24 bulan:

„...., ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun“.

Dengan perhitungan yang mudah, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pernyataan dalam Al-Qur’an menentukan periode konsepsi minimal adalah 6 bulan, ini sesuai dengan kenyataan dari para ahli bahwa tahap konsepsi sebelum 22 minggu bila fetus tidak bisa tahan hidup dikatakan abortus/keguguran.

Seperti disebutkan sebelumnya bahwa indera pertama yang berkembang dalam perkembangan embrio adalah pendengaran. Ini sesuai dengan pernyataan Allah SWT dalam surat As Sajdah (32:29):

„ Kemudian Dia menyempurnakan dan Meniupkan ke dalam tubuhnya Roh dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati(feeling and understanding),....“

Al-Insan (76:2):

„ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat“.

Al-Mu’minun (23:78):“

Dan Dia-lah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian pendengaran, penglihatan dan hati (feeling and understanding)....“

Dari ketiga ayat di atas selalu menyebutkan indera pendengaran sebelum penglihatan. Hal ini sesuai dengan ilmu embriologi modern yang menyatakan bahwa indera pendengaran berkembang sebelum indera penglihatan.


Keajaiban pembentukan manusia di dalam kitab Al-Qur’an merupakan salah satu dari banyak keajaiban dalam ilmu kedokteran. Penjelasan dalam Al-Qur’an berisi ekspresi atau penekanan secara komprehensif untuk manusia dari berbagai latar belakang, yang setiap saat menjadi acuan atau refensi para ahli untuk membuktikannya. Fakta ini telah dibuktikan oleh ahli embriologi Professor Keith Moore dan ahli non muslim lainnya.

Para ahli non-muslim saat itu percaya bahwa manusia dibentuk dari darah menstruasi. Pada abad ke-17, mereka percaya bahwa embrio berasal sepenuhnya dari sperma manusia dan kemudian berkembang setelah masuk ke dalam rahim. Maka mereka mengenal manusia sebagai selaput/kulit yang menjadi bentuk setes kecil sperma. Anggapan ini masih tetap bertahan hingga abad 18, saat itu dengan mikroskop membuktikan bahwa sperma dan ovum keduanya diperlukan untuk kehamilan. Penemuan ini dinyatakan beberapa abad setelah apa yang tertulis di dalam Al-Qur’an digali/dikemukakan bersama.

saya bingung kenapa quran bisa menjelaskan sedetail itu. buatan manusia atau bukan? sudah sejauh itukah perkembangan teknologi saat itu? pertanyaan itulah yang terus saya pertanyakan.
angky
Posts: 3354
Joined: Wed Aug 18, 2010 11:11 am

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by angky »

natasha wijaya wrote:saya bingung kenapa quran bisa menjelaskan sedetail itu. buatan manusia atau bukan? sudah sejauh itukah perkembangan teknologi saat itu? pertanyaan itulah yang terus saya pertanyakan.
apakah kamu juga bingung dengan penjelasan netter rebecca ini :

http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... mad-t9096/

ATAU

http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ad-t10533/ (bukunya bisa didapatkan ditoko buku islam, berbahasa indonesia)

ATAU

http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... fi-t38537/

mudah mudahan kamu memang gemar membaca dan tidak jadi histeris dengan memposting copas berulang ulang

:finga:
iluvboy.blogspot
Posts: 951
Joined: Wed Oct 21, 2009 6:18 pm

Re: Ngawurnya Ahli Islam: Quran 5:33-34 dan hadiths terkait

Post by iluvboy.blogspot »

Baca baik2 lg mbak, yg dibandingkan disitu ada 3, baghavad gita, quran dan sains modern, kl masih kurang silahkan anda dalami ini: http://wikiislam.net/wiki/Quran_and_Embryology
Anda dapat lihat kan ada kesalahan pada no. 4 tentang tulang diciptakan dari daging, jika anda mengartikannya sebagai fase, tetap tidak tepat, tulang dan daging dibentuk pada fase bersamaan, tapi sayang kesalahan yg sebenarnya lebih besar dari itu, quran dengan sangat jelas mengatakan materi pembentuk tulang adalah daging, kesalahan tersebut selain fatal juga sangat memalukan, menggelikan :yawinkle:
Post Reply