Sungguh tidak masuk akal jika cerita yang menggambarkan betapa kejinya seorang Muhammad bisa dipercaya begitu saja. Kan tidak mungkin orang yang kita yakini sebagai manusia sempurna bisa melakukan hal-hal keji?
Hadiths sahih yang dikumpulkan Bukhari dan Muslim bagi muslim sunni pada umumnya dipercaya kebenarannya. Walaupun demikian, tidak semua hadiths yang dipercaya sebagai sahihpun, dapat diakui kebenarannya. Banyak hadiths “sahih” ternyata setelah dicheck ulang diragukan kesahihannya oleh sebagian muslim lain. Pengumpul hadiths kan manusia juga, yang tentu saja bisa berbuat salah. Demikian juga para ahli islam terkemuka lainnya.
Hadiths Bukhari berikut (yang sudah berkali-kali didiskusikan teman-teman disini) adalah salah satu contohnya. Saya kutipkan sbb:
Hadiths Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 261:
- Dinarasikan oleh Anas bin Malik
Sekelompok orang yang terdiri dari 8 laki-laki dari suku Ukl datang menemui Nabi dan kemudian mereka merasa iklim di Medina tidak sesuai dengan mereka. Maka, kata mereka, “O Rasul Allah! Beri kami susu.” Rasul berkata, “Saya sarankan kamu bergabung dengan pengembala unta” Maka mereka pergi dan minum kencing unta-unta itu (sebagai obat) sampai mereka sehat dan gemuk. Kemudian mereka membunuh pengembala unta itu dan membawa lari unta-untanya, dan mereka menjadi murtad (meninggalkan islam)setelah sebelumnya memeluk islam. Pada waktu Nabi diberi tahu dengan teriakan minta tolong, dia mengirim beberapa orang untuk mengejarnya, dan sebelum matahari naik tinggi, mereka diketemukan, dan Nabi memerintahkan tangan-tangan dan kaki mereka dipotong. Kemudian beliau memerintahkan untuk mencungkil mata mereka dengan paku yang dipanaskan, dan mereka ditinggalkan di Harra (yaitu tanah berbatu di Medina). Mereka minta air, dan tidak seorangpun memberikan mereka air sampai mereka mati (Abu Qilaba berkata, “mereka bersalah melakukan pembunuhan dan pencurian dan melawan Allah dan Rasulnya, dan menyebarkan kejahatan di dunia)
Narrated Anas bin Malik:
A group of eight men from the tribe of 'Ukil came to the Prophet and then they found the climate of Medina unsuitable for them. So, they said, "O Allah's Apostle! Provide us with some milk." Allah's Apostle said, "I recommend that you should join the herd of camels." So they went and drank the urine and the milk of the camels (as a medicine) till they became healthy and fat. Then they killed the shepherd and drove away the camels, and they became unbelievers after they were Muslims. When the Prophet was informed by a shouter for help, he sent some men in their pursuit, and before the sun rose high, they were brought, and he had their hands and feet cut off. Then he ordered for nails which were heated and passed over their eyes, and whey were left in the Harra (i.e. rocky land in Medina). They asked for water, and nobody provided them with water till they died (Abu Qilaba, a sub-narrator said, "They committed murder and theft and fought against Allah and His Apostle, and spread evil in the land.")
Cerita yang sama dapat dibaca di hadiths Muslim berikut
Hadiths Muslims, Book 016, Number 4131:
- Anas reported: Eight men of the tribe of 'Ukl came to Allah's Messenger (may peace be upon him) and swore allegiance to him on Islam, but found the climate of that land uncogenial to their health and thus they became sick, and they made complaint of that to Allah's Messenger (may peace be upon him), and he said: Why don't you go to (the fold) of our camels along with our shepherd, and make use of their milk and urine. They said: Yes. They set out and drank their (camels') milk and urine and regained their health. They killed the shepherd and drove away the camels. This (news) reached Allah's Messenger (may peace be upon him) and he sent them on their track and they were caught and brought to him (the Holy Prophet). He commanded about them, and (thus) their hands and feet were cut off and their eyes were gouged and then they were thrown in the sun, until they died.
This hadith has been narrated on the authority of Ibn al-Sabbah with a slight variation of words.
Dalam hadiths itu diceritakan bagaimana seorang Muhammad sebagai manusia sempurna, berbuat begitu kejam dalam menghukum para pencuri (8 orang itu), yang murtad, yang membunuh penggembala unta dan mengambil untanya.
Mana mungkin seorang semulia Muhammad menghukum orang dengan penyiksaan keji seperti itu,? Menghukum dengan mencungkil mata, memotong tangan dan kaki, kemudian menjemur mereka di panas matahari? Begitu kejinya sampai tidak diberi air menjelang ajal meskipun mereka telah meminta.
Cerita-cerita seperti itu pasti ngawur. Bukan berarti para ahli islam itu yang ngawur, tapi mereka, para ahli islam sekalipun, telah salah menganggap bahwa cerita-cerita itu benar. Lha wong manusia sempurna kok memerintahkan hal seperti itu, kan tidak masuk akal? Perbuatan seperti itu lebih cocok dilakukan oleh SETAN, PENGIKUT SETAN. Dari logika sederhana ini saja kita bisa tahu bahwa cerita-cerita seperti itu adalah bohong belaka.
Banyak teman muslim yang menyarankan untuk menguji kesahihan suatu hadiths dengan Quran.
Saya tanya:
“Siapa yang harus melakukan pengujian itu?. Apakah para ahli islam yang menyatakan hadiths tsb sahih tidak melakukan pengujian seperti itu? Apakah kalau mereka, para ahli islam itu mengatakan bahwa hadiths itu telah sesuai Quran terus saya harus percaya bahwa hadiths itu sahih? Bukankah para ahli islam lainnya itu juga manusia biasa yang bisa salah menafsirkan?”.
Saya bilang, “Bagi saya, Allah itu maha segalanya, Muhammad itu manusia sempurna, jadi tidak mungkin hal-hal keji seperti itu dilakukan oleh Muhammad, apalagi difirmankan Allah. Tidak klop kan?
Saya tahu bahwa banyak ahli islam yang mengkaitkan Quran 5:33-34 dengan cerita dalam hadiths itu. Memang disini dinyatakan firman Allah mengenai hukuman apa yang perlu diberikan kepada para musuh Allah dan Rasulnya dan bagi orang-orang yang membuat kerusakkan di muka bumi. Ini saya kutipkan ayatnya:
- (5:33) Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar, (34)kecuali orang-orang yang tobat (di antara mereka) sebelum kamu dapat menguasai (menangkap) mereka; maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tanpa merujuk tafsir para ahli islam, saya memahami bahwa hukuman yang diperintahkan Allah dalam ayat itu adalah sbb:
a) Dibunuh
b) Disalib
c) Dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik
d) Dibuang dari negeri tempat kediamannya.
Tidak ada dikatakan disitu bahwa kita, manusia yang boleh melakukan hukuman itu. Hukuman itu adalah hak Allah.
Ayat itu hanya menyatakan hukuman seperti itu adalah hukuman Allah di dunia dan nanti diakhirat mereka akan dapat siksaan yang besar. Jadi hukuman dua kali, di dunia dan di akhirat. Semuanya yang akan melakukan Allah sendiri, bukan kita manusia.
Gila apa Allah memerintahkan kita untuk melakukan tindakan setan seperti itu?. Dan lagi, itu peringatan buat manusia supaya mereka berbuat baik. Itu saja. Jadi jangan ditafsirkan macam-macam, apalagi mengkaitkan cerita itu dengan kisah dalam Hadiths diatas. Coba apa didalam ayat itu disebutkan mengenai mencungkil mata dan menjemur dipanas matahari sampai mati tanpa diberi minum? Jadi, mana mungkin Muhammad berani memerintahkan hukuman yang bahkan jauh melebihi ketetapan Allah, yang hanya boleh dilakukan olah Allah bukan manusia? Sudah jelas hadiths tsb ngawur.
Sama ngawurnya dengan para ahli islam yang mengkaitkan hadiths tsb dengan Q5:33-34.
Ini yang dikatakan Ibn Kathir:
- <Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang >(34 akhir) diturunkan berkaitan dengan idolators/orang kafir. Karena itu Ayat ini menetapkan bahwa, siapapun diantara mereka yang bertobat sebelum kamu menangkap mereka, maka kamu tidak memiliki hak untuk menghukum mereka. Ayat ini tidak menyelamatkan muslim dari hukuman jika dia membunuh, menyebabkan kerusakan dimuka bumi atau mengadakan perang terhadap Allah dan RasulNya dan bergabung dengan orang-orang kafir, sebelum mereka mampu menangkap mereka. Dia masih syah untuk dihukum karena perbuatan kriminal yang dilakukan. “Abu Dawud dan An-Nasai mencatat bahwa Ikrimah berkata bahwa Ibn Abas berkata bahwa Ayat:
<pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi…) diturunkan berkaitan dengan idolators, siapa saja diantara mereka yang bertobat sebelum ditangkap, mereka masih syah untuk dihukum atas perbuatan kriminal yang dilakukan. Pendapat yang benar adalah bahwa ayat ini mempunyai arti secara umum dan mencakup idolators dan semua yang bersalah melakukan perbuatan kriminal yang disebutkan dalam ayat ini. Al-Bukhari dan Muslim mencatat bahwa Abu Qilabah Abdullah bin Zayd Al-Jarmi, berkata bahwa Anas bin Malik berkata, “Delapan orang dari suku Ukl datang kepada Rasul Allah dan menyatakan masuk Islam. Iklim di Medina tidak sesuai bagi mereka dan mereka menjadi sakit dan mengeluh kepada Rasul Allah. Maka dia berkata…
<Pergi dengan penggembala kami untuk dirawat dengan susu dan kencing unta> Maka mereka pergi seperti disarankan dan setelah mereka meminum susu dan kencing unta, mereka menjadi sehat, dan mereka membunuh penggembala itu dan melarikan unta-untanya. Beritanya sampai kepada Nabi dan dia mengirim orang untuk mencari dan mereka tertangkap. Dia kemudian memerintahkan tangan dan kaki mereka (dan itu sudah dilakukan), dan mata mereka dicungkil dengan sepotong besi panas. Selanjutnya mereka dijemu di matahari sampai mereka mati.” Ini adalah kata-kata Muslim. Di narasi lain dalam Hadiths ini, disebutkan bahwa mereka ini berasal dari suku Ukl atau Uraynah. Narasi lainnya melaporkan bahwa orang-orang ini dijemur di area Harra (di Medina) dan waktu mereka minta minum, tidak ada air yang diberikan kepada mereka.
Allah berkata…
<mereka harus dibunuh atau disalib dan atau tangan dan kaki mereka dipotong dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri tempat kediamannya>
<Allah is Of-Forgiving, Most Merciful,) "Were revealed about the idolators. Therefore, the Ayah decrees that, whoever among them repents before you apprehend them, then you have no right to punish them. This Ayah does not save a Muslim from punishment if he kills, causes mischief in the land or wages war against Allah and His Messenger and then joins rank with the disbelievers, before the Muslims are able to catch him. He will still be liable for punishment for the crimes he committed." Abu Dawud and An-Nasa'i recorded that `Ikrimah said that Ibn `Abbas said that the Ayah…
<The recompense of those who wage war against Allah and His Messenger and do mischief in the land…> "Was revealed concerning the idolators, those among them who repent before being apprehended, they will still be liable for punishment for the crimes they committed." The correct opinion is that this Ayah is general in meaning and includes the idolators and all others who commit the types of crimes the Ayah mentioned. Al-Bukhari and Muslim recorded that Abu Qilabah `Abdullah bin Zayd Al-Jarmi, said that Anas bin Malik said, "Eight people of the `Ukl tribe came to the Messenger of Allah and gave him their pledge to follow Islam. Al-Madinah's climate did not suit them and they became sick and complained to Allah's Messenger. So he said…
<Go with our shepherd to be treated by the milk and urine of his camels.> So they went as directed, and after they drank from the camels' milk and urine, they became healthy, and they killed the shepherd and drove away all the camels. The news reached the Prophet and he sent (men) in their pursuit and they were captured. He then ordered that their hands and feet be cut off (and it was done), and their eyes were branded with heated pieces of iron. Next, they were put in the sun until they died." This is the wording of Muslim. In another narration for this Hadith, it was mentioned that these people were from the tribes of `Ukl or `Uraynah. Another narration reported that these people were put in the Harrah area (of Al-Madinah), and when they asked for water, no water was given to them. Allah said…
<they shall be killed or crucified or their hands and their feet be cut off on the opposite sides, or be exiled from the land.>
Tafsir al-Jalalayn menyatakan hal berikut:
- Hal berikut diturunkan sewaktu orang Arniyyun datang ke Medina menderita semacam penyakit dan Nabi memberikan mereka ijin untuk pergi dan memmeinum dari susu dan kencing unta. Saat mereka merasa sehat mereka membunuh penggembala Nabi dan mencuri unta-untanya. Sesungguhnya satu-satunya pembalasan bagi mereka yang melawan Allah dan RasulNya, dengan memerangi kaum muslimin, dan berbuat kerusakan dimuka bumi, dengan menyamun dan merampok, adalah bahwa mereka harus dibunuh, atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, yaitu tangan kanan mereka dengan kaki kiri, atau diusir dari tanah kediamannya (kata “atau” disini menunujukkan penerpan yang berbeda untuk tiap-tiap kasus; jadi, hukuman mati adalah untuk mereka yang hany membunuh; hukuman salib adalah untuk mereka yang membunuh dan mencuri; hukuman potong tangan dan kaki adalah untuk mereka yang mencuri tapi tidak membunuh; sedangkan hukuman diusir adalah untuk mereka ynag memiliki ancaman – hal ini dinyatakan oleh Ibn Abbas dan merupakan pendapat al-Shafii; Yang lebih kuat dari dua opini (al-shaffi) ini adalah bahwa penyaliban harus dilakukan untuk tiga hari setelah kematian pembunuh itu, atau juga dikatakan stidak lama sebelm dia dibunuh. Berkaitan dengan pengusiran adalah mencakup hukuman yang sama, seperti kurungan dan sejenisnya. Hukuman yang dinyatakan ini, adalah untuk penghinaan mereka di dunia; dan di akhirat mereka akan mendapat siksaan yang berat yaitu siksa api neraka.
The following was revealed WHEN the 'Arniyyūn came to Medina suffering from some illness, and the Prophet (s) gave them permission to go and drink from the camels' urine and milk. Once they felt well they slew the Prophet's shepherd and stole the herd of camels: Truly the only requital of those who fight against God and His Messenger, by fighting against Muslims, and hasten about the earth to do corruption there, by waylaying, is that they shall be slaughtered, or crucified, or have their hands and feet cut off on opposite sides, that is, their right hands and left feet, or be banished from the land (the aw, 'or', is [used] to indicate the [separate] application of [each of] the cases [listed]; thus, death is for those that have only killed; crucifixion is for those that have killed and stolen property; the cutting off [of limbs on opposite sides] is for those that have stolen property but have not killed; while banishment is for those that pose a threat - this was stated by Ibn 'Abbās and is the opinion of al-Shāfi'ī; the more sound of his [al-Shāfi'ī's] two opinions is that crucifixion should be for three days after [the] death [of the killer], or, it is also said, shortly before [he is killed]; with banishment are included similar punishments, such as imprisonment and the like. That, mentioned requital, is a degradation, a humiliation, for them in this world; and in the Hereafter theirs will be a great chastisement, namely, the chastisement of the Fire.
Ini yang dikatakan oleh Al Wahidi:
- (The only reward of those who make war upon Allah and His messenger…) [5:33]. Abu Nasr Ahmad ibn ‘Ubayd Allah al-Makhladi informed us> Abu ‘Amr ibn Nujayd> Muslim> ‘Abd al-Rahman ibn Hammad> Sa‘id ibn Abi ‘Arubah> Qatadah> Anas who related that a group of people from ‘Ukal and ‘Uraynah went to see the Messenger of Allah, Allah, bless him and give him peace. They said: “O Messenger of Allah, we were never people of agriculture, and before we settled around Medina we used to be people who looked after cattle”. The Messenger of Allah, Allah bless him and give him peace, ordered that they be given a flock of camels, a shepherd and commanded them to set off with them, with a dispensation to drink their milk and urine. When they reached the region of al-Harrah, they killed the shepherd of the Messenger of Allah, Allah bless him and give him peace, and took off with the camels. The Messenger of Allah, Allah bless him and give him peace, sent after them and when they were captured and brought to him, he cut off their hands and feet and gouged their eyes. They were left in this state in Medina until they died. Said Qatadah: “It was mentioned to us that this verse was revealed about them (The only reward of those who make war upon Allah and His messenger and strive after corruption in the land…)”. Narrated by Muslim from Muhammad ibn al-Muthanna from ‘Abd al-A‘la from Sa‘id up to the quotation of Qatadah.
Dalam Hadiths Abu Dawud dinyatakan bahwa Allah menegur Muhammad atas hukuman yang dijatuhkan kepada kedelapan orang dari suku Ukl tsb dan Allah kemudian menurunkan ayat (5:33-34). Kutipannya:
Book 38, Number 4357:
- Dinarasikan olah AbuzZinad:
Pada waktu Rasul Allah memotong (tangan dan kaki) mereka yang mencuri unta-untanya dan mencungkil mata mereka (dengan besi yang dipanaskan), Allah menegur Muhammad atas tindakan itu, dan Allah menurunkan: Hukuman untuk mereka yang melawan Allah dan RasulNya dan melakukan kerusakan dimuka bumi adalah eksekusi atau penyaliban.”
Narrated AbuzZinad:
When the Apostle of Allah (peace_be_upon_him) cut off (the hands and feet of) those who had stolen his camels and he had their eyes put out by fire (heated nails), Allah reprimanded him on that (action), and Allah, the Exalted, revealed: "The punishment of those who wage war against Allah and His Apostle and strive with might and main for mischief through the land is execution or crucifixion."
Book 38, Number 4356
- Dinarasikan oleh Abdullah Ibn Umar:
Beberapa orang mengendarai unta-unta Nabi, membawa lari dan kemudian murtad. Mereka membunuh penggembala milik Nabi yang seorang muslim. Dia (Nabi_ mengirim orang untuk mencari mereka dan mereka tertangkap. Dia memotong tangan dan kaki mereka, dan mencukil mata mereka. Ayat berkaitan dengan perang melawan Allah dan RasulNya kemudian diturunkan. Mereka ini orang-orang yang dikatakan oleh Ana Ibn Malik kepada al Hajjaj pada waktu dia bertanya kepadanya.
Narrated Abdullah ibn Umar:
Some people raided the camels of the Prophet (peace_be_upon_him), drove them off, and apostatised. They killed the herdsman of the Apostle of Allah (peace_be_upon_him) who was a believer. He (the Prophet) sent (people) in pursuit of them and they were caught. He had their hands and feet cut off, and their eyes put out. The verse regarding fighting against Allah and His Prophet (peace_be_upon_him) was then revealed. These were the people about whom Anas ibn Malik informed al-Hajjaj when he asked him.
Itu yang dikatakan ahli islam. Tapi, sekali lagi, mereka hanya manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan. Bagi saya pedomannya hanya satu: Allah itu maha segalanya, dan Muhammad adalah manusia sempurna. Jadi, cerita apapun yang tidak sesuai dengan kesempurnaan Muhammad, dan ke “Maha Segala”an Allah, sudah pasti salah. Case closed (Mengutip teman muslim saya “Silancah”).
Ada muslim yang mau menambahkan atau kafir yang mau menyanggah? Silahkan.
Pedoman yang perlu anda ikuti untuk menempuh jalan lurus: Yakin dulu bahwa Allah maha segalanya dan Muhammad adalah manusia sempurna. Setelah yakin, cerita atau fakta apapun yang tidak sesuai dengan keyakinan itu adalah salah.