tukang ojek wrote::-)
Terima kasih teman-teman semua.
Seperti itulah konsekwensi bagi para mualaf...., bukan cerita kosong...semua itu memang kenyataan.
Apakah sebuah hal yang baik, sebuah agama menjadi pemicu rusaknya hubungan baik kepada sanak saudara?
bertahun-tahun saya merasakan dan menjalani konsekwensi itu..., dan jujur,,hati saya tidak tenang...,sehingga, dahulu.., dalam hati saya sering merasa aneh dan bertanya..." mengapa begini agamaku yang sekarang ??? "
ah..bagiku ini bukanlah sebuah konsekwensi agama yang baik..karena...dalam HABLUMINANAS yang sebenarnya..konsekwensi-konsekwensi tersebut justru bukan " mengatur hubungan baik terhadap sesama manusia "..., tapi justru sebaliknya....
" merusak hubungan baik sesama manusia ".
Habluminanas ( mengatur hubungan baik kepada sesama manusia ) itu seharusnya tidak mengacu pada perpecahan....
Seharusnya dan sebenarnya haruslah mengacu kepada persatuan.., yak..persatuan tanpa ada pembedaan...yang memiliki ujung yaitu sebuah konsekwensi yang membawa PERDAMAIAN TANPA ADA PILIH-PILIH DI SESAMA MANUSIA.
Mungkin bisa juga ditambah galau bisa masuk surga ato engga. Kan musti lewat jembatan seukuran rambut dibelah 7 (kek yg kuat aja tu jembatan). Belon lagi nasib nabinya yang ga tau udah di surga ato belon. Kan nabinya masih didoain mulu ama umatnya.