Jarum_Kudus wrote:Iya, gw juga pengen tahu nih mana sih Qur'an asli jaman Abu Bakr? Kok malah dibakar si Usman seeeh, padahal itu Qur'an aslee lhoo.
ga tau juga deh
wakakakakakakaaaa.......
Coba lo baca disini sejarahnya ....
http://www.alhassanain.com/indonesian/b ... s/015.html
Gw kutipin sebagian kalau mau lengkap baca tuh email diatas
"Tahap Ketiga: Era Khalifah Usman
Proyek kodifikasi tahap ketiga ini dilaksanakan karena sebab seperti yang diceritakan Hudzaifah bin Ya man-yang ikut berperang pada penaklukan Armenia dan Az er baijan-bahwasanya dia bersama dengan orang-orang Syam menghadap Usman untuk mengeluhkan tentang per- be daan-perbedaan dalam bacaan al-Quran. Ia mengatakan "Wa hai Amirul Mukminin (Usman)! Cegahlah muslimin dari terjadinya perbedaan dalam al-Quran sebelum mereka dilanda perselisihan-perselisihan seperti yang dialami Yahudi dan Nasrani dalam kitab agama mereka."103
Walaupun di masa Abu Bakar telah ditulis dan disu-sun naskah lengkap al-Quran dan setelah itu berada di tangan Umar kemudian dititipkan kepada putrinya Hafshah tetapi al-Quran ini belum sampai ke tangan rakyat. Bahkan rakyat masih menggunakan al-Quran yang ditulis oleh para penulis wahyu di zaman Rasulullah saw dan sudah terse bar di berbagai kota dan negara-negara Islam.
Sayangnya al-Quran yang tersebar tidak sama. Bah kan ada dua perbedaan di dalamnya:
Pertama tertib susunan ayat dan surah
Kedua bentuk tulisan huruf dan bacaannya
Dalam hal ini muncul al-Quran yang berbeda dan tersebar di kota-kota dan negara-negara Islam. Setiap kelompok memper tahankan al-Qurannya sendiri dan mengunggulkan nya di atas semua al-Quran versi lain.
Hudzaifah cemas melihat perbedaan-perbedaan ini di tengah kaum Muslim dan khawatir akan masa depan al-Quran dan kaum Muslim. Setelah ia kembali ia mengutarakan masalah ini kepada Usman dan memohon solusinya.
Usman juga sangat cemas dan berniat menghilangkan perselisi han-perselisihan ini serta mengarahkan segenap kaum Muslim pada satu al-Quran yang lengkap dan sempurna.
Untuk tujuan ini Usman memanggil Zaid bin Tsabit dan bermusyawarah dengannya. Sebab dia adalah se or ang ahli al-Quran dan pada masa Abu Bakar pernah ber tu gas menyusun dan menulis al-Quran. Karena itu Usman me-mintanya supaya menyusun satu edisi al-Quran yang lengkap dan sempurna dengan teliti dan seksama. Usman meny er ah kan al-Quran versi Abu Bakar kepada Hudzaifah. Juga memerintahkan Abdullah bin Zubair Said bin Ash dan Abdurrahman bin Harits agar membantu Hudza ifah dalam melaksanakan urusan penting ini. Kemudian Usman berkata kepada mereka "Kalian harus mengecek al-Quran ini dengan teliti dan berupayalah menyalinnya dengan huruf-huruf kata-kata dan pelafalan yang benar. Bilamana kalian berselisih pandangan tentang suatu hal utamakan dialek Quraisy. Sebab al-Quran turun dengan bahasa Quraisy."104
Proyek tersebut dilaksanakan atas perintah Usman pada tahun 25 Hijriah. Mereka menyerahkan al-Quran versi Abu Bakar yang asli dan memproses naskah-naskah lainnya. Said bin Ash (bertugas) mendikte dan membacakan. Sebab dialeknya mirip dialek Nabi saw. Zaid menulis kata-kata sesuai pelafalan dan dialek Said.
Lama kemudian mereka merasa perlu meminta ban tuan yang lain. Maka mereka mengajak delapan orang sa habat untuk kerja sama. Jumlah mereka seluruhnya men jadi dua belas orang.105
Salah satu dari mereka ialah Ubay bin Ka'ab. Terkadang ia mendiktekan ayat-ayat kepada yang lain. Dalam prakteknya naskah al-Qurannya dimanfaatkan.
Mereka juga merujuk pada sahabat-sahabat lainnya dalam hal-hal yang diragukan dan menerimanya (hal-hal tersebut) apa bila dua saksi adil mendukung kebenarannya.
Dalam beberapa hal mereka juga memanfaatkan pandan gan-pandangan Imam Ali as.106
Melalui cara ini dilakukan satu proyek koreksi yang akurat dan dilakukan oleh kelompok pengumpul al-Qu ran
lalu jadilah satu naskah yang benar. Setelah beberapa ta hap dilakukan cek ulang dan diproses akhirnya ditulislah satu naskah lengkap al-Quran yang akurat dan benar di akui dan disahkan.
Setelah itu Usman memerintahkan agar mereka mencetak beberapa naskah dan memperbanyaknya ber dasar kan naskah yang telah diedit kemudian bagi setiap negara be sar Islam dikirim satu naskah al-Quran dan al-Quran versi lain ditarik dari mereka dan dimusnahkan.
Dengan demikian itu terwujudlah janji Allah yang mengatakan:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar me meli ha ranya (QS. al-Hijr:9).
Yang tidak datang kepadanya (al-Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya yang di tu run kan dari Tuhan Yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuji (QS. Fushilat:42).
Seluruh ayat dan surah al-Quran akan tetap selama-nya untuk kaum Muslim tanpa tahrîf tidak berkurang dan tidak berlebih."
Kalau kodifikasi KITAB agama lain bagaimana ya?