beton wrote:JANGAN kaya kebakaran jenhhot dong kristener,
Tuh lihat ibu2 di AMRIK dan EROPAH pada takut kalo ank ank remaja lelakinya
pada kerjan sukarela sebagai pembantu MISA di GEREJA ........ kenapa ????
Mereka TAKUT kalao para remaja tersebut PANTAT nya pada di EMBAT alias
di S O D O M I oleh para PASTOR dan PADERI yang sangat pada NEPSONG
kagak tahan sebab menjalankan hukum C E L I B A T alias kagak boleh kawin
dimana pada prinsipnya ajaran ini sangat bertentangan dengan naluri manusia
untuk melakukan hubungan biologis dalam satu pernikahan ..
Untung untuk anak anak remaja tsb nantinya kagak jadi H O M O S E X ..........
Soalnya para pastornya pada jadi homosex setelah diembat sama teman pastor lainnya
Nah ini baru yg namanya NGERES kenyataan agama KRISTEN abad ini !
Inilah mental slimmer, semut diseberang lautan tampak, gajah pelupuk mata tidak terlihat.
http://www.solopos.com/2012/03/08/serat ... pes-168890
SOLOPOS.COM > SERATUSAN SANTRI Jadi KORBAN KEKERASAN SEKSUAL di Ponpes
SERATUSAN SANTRI Jadi KORBAN KEKERASAN SEKSUAL di Ponpes
Kamis, 8 Maret 2012 21:15 WIB | Insetyonoto/JIBI/SOLOPOS | Dilihat: 17119 Kali |
SEMARANG--Sedikitnya 100 orang santri putri dan putra diketahui telah menjadi korban kekerasan seksual di sejumlah pondok pesantren (Ponpes) di Jateng selama tahun 2011.
Data ini diungkapkan Direktur Legal Resources Cencer untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM) Jateng, Fatkhurozi kepada Solopos.com di Semarang, Kamis (8/3/2012).
Kasus ini, jelas dia, terjadi pada beberapa Ponpes di daerah, antara lain Wonogiri, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Klaten, Batang, Pati, Solo, Temanggung dan Jepara.
Bentuk kekerasan seksual yang menimpa para santri itu, misalnya untuk putra disodomi, sedang satri putri pelecehan seksual, kawin paksa.
“Dari 100 orang itu, korbannya kebanyakan santri perempuan berusia antara 14 tahun sampai 18 tahun,” ujarnya.
Pelaku tindak kekerasan seksual di Ponpes, kata Fatkhurozi, para pengasuh pondok seperti, kiai, guru spiritual, ustad atau guru, guru mursid. Modusnya menggunakan beragam jenis, misalnya dengan mengancam para santri kalau menolak akan disantet, ditakuti orangtua atau saudaranya akan meninggal. Dijanjikan derajatnya meningkat dan akan masuk surga.
“Ada juga yang diberikan minuman yang telah diberi ramuan tertentu sehingga setelah santri minum langsung tak sadarkan diri,” katanya. Bila sampai terjadi kehamilan bagi santri putri, maka dipaksa agar kandungannya digugurkan atau aborsi.
“Kejadian ini terjadi di Ponpes di Kota Semarang, sebanyak 26 santri putrid dipaksa aborsi,” imbuhnya.
Kekerasan seksual terhadap santri ini, lanjut dia, tak hanya terjadi di Ponpes tradisional yang berada daerah, tapi juga Ponpes moderen di perkotaan. Santri yang menjadi korban kekerasan seksual, ujar Fatkhurozi, kebanyakan tak berani melaporkan kasusnya kepada apara penegak hukum.
“Beberapa korban putri memang ada yang melaporkan ke LRC-KJHAM. Kami juga mendapatkan laporan adanya kekerasan seksual di Ponpes dari para alumni Ponpes di sana,” ujarnya.
Dia memperkirakan jumlah kasus dan kekerasan seksual di lingkungan Ponpes lebih banyak, karena hanya sebagian saja yang terungkap ke permukaan. Sebab para pengasuh Ponpes kadang menggunakan dalil agama untuk melegitimasi mereka melakukan tindak kekerasan, sehingga membuat santri takut melaporkan kepada keluarga atau orang luar.
”Sangat disayangkan dengan menggunakan kedok agama (Ponpes), para pelaku bisa bebas melakukan kekerasan seksual terhadap para santri,” katanya.
Dengan kondisi ini, ujar dia, LRC-KJHAM Jateng mendesak kepada pemerintah, terutama Kementerian Agama supaya melakukan pengawasan yang ketat terhadap sistem pembelajaran di Ponpes.
Kepada para orang tua, juga harus ikut mengawasi anak-anaknya yang belajar di Ponpes secara rutin, sehingga bisa mengetahui kondisi mereka. ”Kami mendorong para korban dan orang tua korban agar berani melaporkan kepada aparat kepolisian,” pungkasnya.
http://www.topix.com/forum/world/malays ... HJES21EV7V
Banten: Pimpinan pondok pesantren menghamili santriwatinya
Postoleh Admin • Jumat 22 Januari 2010 pk 12.36
http://bataviase.co.id/node/47304...
Santri ABG Dihamili Guru
Submitted by admin on Thu, 01/14/2010 - 00:00
Headline Warta Kota
Santri ABG Dihamili Guru
Di Ponpes Tangerang Berkilah oleh Jin
Matraman, Warta Kota
GADIS ABG. KHF( 15), santriwati kelas I Aliyah di sebuah pesantren di Cikupa, Tangerang, Banten, diperkosa hingga hamil enam bulan oleh pimpinan pondok pesantren berinisial KHH, yang juga guru mengajinya. Peristiwa pelecehan seksual dan pemerkosaan yang dilakukan sang pimpinan ponpes terhadap KHF terjadi 19 Juli 2009 dan baru terbongkar setelah perut gadis belia Itu membesar dan diketahui Ibu kandung KHF. Khadijah, pada 18 Desember 2009.
KHF sempat mendatangi pelaku untuk meminta pertanggungjawaban. Namun, pelaku membantah pernah menyetubuhi korban. Dia berdalih yang melakukannya adalah kho-dam atau JIN piaraannya dari Mekkah yang mengubah wujudnya menjadi pelaku. Selain Itu, KHH mengaku sudah dua tahun tak melakukan hubungan suami Istri. Karena tidak mau bertanggungjawab, didampingi Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI) Jakarta, keluarga korban melaporkannya ke Polda Metro Jaya pada Senin (11/1).
Menurut KHF, peristiwa tragis itu diawali pada 16 Juli 2009 ketika dirinya mendatangi sang pimpinan ponpes untuk menyampaikan keinginannya mengundurkan diri dari Wakil ketua OSIS karena merasa belum siap dan belum mampu. "Namun Pak KHH tidak merespon omongan saya. Tapi, dia justru bilang kalau salah satu khodamnya (Jin) menyukai saya," ujar KHF kepada wartawan di kantor PBHI Jakarta Rabu (13/1).
KHF menuturkan, saat itu juga, pelaku menawarkan ilmu kanuragan dan kepintaran melebihi anak-anak lain apabila mau ditiduri oleh khodam atau Jin piaraannya. "Saya tegas-tegas langsung menolak saat Itu Juga. Saya bilang, tidak mau." ujarnya.
Menurut KHF, tiga hari setelah pertemuan itu, tepatnya 19 Juli 2009 dia mendapat tugas piket sehingga sekitar pukul 06.30 dia menuju dapur pesantren untuk memasak alr minum. "Mereka yang kebagian tugas piket harus memasak alr minum." katanya.
Pada saat memasak alr, KUH yang berada di ruang tamu rumahnya memanggil KHF. Karena dipanggil, KHF menemuinya lalu mencium tangan sang guru. "Kebiasaan para santriwati di sini di manapun ketemu para guru pasti cium tangan." katanya.
Sehabis mencium tangan pelaku, KHF mengaku kepalanya pusing dan badannya agak lemas. "Saya setengah sadar, setengah tidak." ujarnya. Namun, Ia masih ingat saat dirinya dibawa oleh sang guru ke kamar pribadinya. Saat terbangun dan mulai sadar benar. KHF mengaku sudah berada di kamar tidur KHH. Seusai pulih kesadarannya, KHH mengantar dirinya keluar dari kamar tanpa berkata sapatah kata pun. "Habis itu saya merasa sangat lemas dan ada perih pada bagian selangkangan." katanya.
Setelah peristiwa tersebut, KHF mengaku kembali ke asrama dan mengikuti sekolah seperti biasa, walaupun badannya masih agak lemas. Ia mengaku tidak berani menceritakan kepada siapa-siapa saat itu. Sepulang sekolah, KHF pergi ke rumah seorang temannya yakni N yang rumahnya tak jauh dari asrama pesantren.
pesantren di Cikupa
Jakarta, Indonesia
Reply »|Report Abuse|Judge it!|#2Feb 11, 2011
Saya meminjam telepon untuk menghubungi orangtua. Saya minta dijemput dari pesantren dan tidak mau nyantri di tempat Itu lagi." ujarnya. Setelah kejadian Itu, KHF mengaku takut Jika ketemu KHH. Dia meminta izin kepada orangtuanya untuk keluar dari pesantren. Dia pun meminta keluarganya untuk menjemputnya.
Sambil menunggu salah seorang keluarga yang akan menjemputnya, KHF bercerita kepada N tentang peristiwa yang dialaminya dengan sang guru ngaji. Namun ternyata, hal Itu tidak mengejutkan N. Menurut N ada dua teman lain yang juga diperlakukan sama oleh sang pimpinan ponpes. Teman saya justru bilang ada beberapa teman lagi yang diperlakukan hampir sama dengan saya." kata KHF.
Menurut KHF, N menuturkan, teman sebayanya itu kerap dicumbu. dicolek-colek serta dicium dengan alasan untuk mendapatkan ilmu agar bisa cepat pintar. "Kata teman-teman kepada N, guru itu akan menempelkan bibirnya ke bibir teman-teman agar ilmunya menular dan masuk melalui mulut," katanya.
Menurut Khadljah, ibu korban, awalnya dia tak curiga saat anaknya meminta keluar dan pindah ke sekolah yang lebih dekat dari rumah mereka di Madrasah Aliyah Sepatan, Tangerang. "Saya kira hal biasa. Mungkin di pesantren peraturannya terlalu ketat. Jadi, saat dia minta pindah saya turuti saja." katanya.
Namun, pada 18 Desember 2009 atau sekitar 5 bulan kemudian, Khadljah curiga melihat perut anaknya. Ia menanyakan apakah sang anak hamil, namun KHF mengelak. "Saya pegang perutnya, dan saya tetap curiga anak saya hamil, walaupun dia bilang bukan." katanya. Khadljah lalu membawa KHF ke seorang bidan di Tangerang. Sang bidan mengiyakan bahwa anaknya hamil.
Khadljah pun kaget. Karena sang bidan tidak bisa menentukan berapa bulan kehamilannya. ia menyarankan agar ke RSIA Tangerang. Di sana keluarga mengetahui bahwa KHF sudah hamil sekitar 6 bulan. Khadijah lalu menanyai anaknya siapa yang telah menghamlllnya. KHF akhirnya mengaku dan menceritakan kekerasan seksual yang dilakukan oleh pimpinan ponpes.
Menurut Khadijah. pada 19 Desember 2009 la mendatangi rumah pelaku dan bertemu Istrinya, karena pelaku sedang pergi. Pada 21 Desember 2009 ia kembali mendatangi rumah pelaku. "Saat itu ia membantah telah menghamili anak saya. Ia menuduh anak saya berzina dengan pacarnya," katanya.
Menurut Khadijah, tudingan berzinah tersebut lantas dijadikan alasan pelaku untuk menolak mengakui perbuatannya. "Waktu, kami ke rumahnya untuk minta penjelasan, dia merasa nggak bersalah. Dia tak mengaku kalau sudah memerkosa anak saya. Dia justru nuduh anak saya hamil bukan sama dia, tapi sama pacarnya yang sering telepon-teleponan kalau di sekolah. Padahal, anak saya pendiam, lugu, enggak ngerti pacaran dia," ujarnya.
Dihamili jin
Khadijah menambahkan, saat pimpinan ponpes itu terdesak oleh pertanyaan keluarga korban, KHH berdalih lagi dengan mengatakan bahwa yang bertanggung jawab atas kehamilan korban adalah khodam (Jin) yang dipelihara olehnya. Sang khodam marah karena sudah 8 bulan tidak disuguhi kemenyan.
Jin itu marah karena tidak mendapatkan makanan yang hanya bisa didapatkan dari Mekkah. Pada saat kejadian, khodam bereinkarnasi (berubah wujud) menjadi dirinya. Namun, keluarga korban tidak memercayai keterangan pelaku sehingga meminta untuk melakukan tes DNA. Menurut Khadljah, sang guru itu menyanggupinya dan tetap meyakini bahwa hasil tes DNA Itu pasti akan menunjukkan bahwa sang khodam-lah pelakunya.
Ketua PBHI Jakarta Hendrik Sirait mengatakan, PBHI telah menindaklanjuti pengaduan tersebut dan akan mengusutnya sampai tuntas. Ia mengatakan, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin agar si pelaku mendapat ganjaran hukum yang setimpal.
Menurut Hendrik, kasus Ini tengah dalam proses pendalaman polisi. Nomor laporan tersebut adalah LP/81/K/1/2010/SPK Unit 111.(bum)
http://news.okezone.com/read/2010/01/31 ... 1/redirect
Pimpinan Ponpes di Tangerang Diduga Sodomi 10 Santri
Minggu, 31 Januari 2010 18:09 wib
TANGERANG - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Iman Ustad HR diduga mencabuli 10 santrinya dengan cara sodomi. Akibatnya, salah satu santri berinisial Y mengalami depresi berat.
Perbuatan itu dilakukan di ponpes yang terletak di Jalan Cikini Dalam, RT03/RW01, Jurang Mangu Barat, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.
Berdasarkan informasi di lapangan, warga tadi malam sempat mendatangi Ponpes untuk meminta agar pimpinan Ponpes segera mundur dan tidak lagi melakukan kegiatan keagamaan di lingkungan tersebut.
“Kami merasa kecewa dengan Ustad HR. Dan seharusnya sebagai tokoh keagamaan bisa memberikan yang terbaik tapi ternyata sebaliknya,” tukas H Junaidi, tokoh pemuda setempat, Minggu (31/1/2010).
Junaidi menambahkan, kejadian dugaan pencabulan berupa sodomi tersebut terjadi sekira tahun 2001 lalu. Namun baru terbongkar sekarang setelah salah satu santri berani menceritakan kejadian itu.
Berdasarkan pengakuan dari keluarga korban Y, saat itu Y pulang ke daerah Senen, Jakarta Pusat, tempat kakaknya, Rudi secara tiba-tiba. Melihat hal itu sang kakak mencoba menanyakan, namun ternyata tidak dijawab.
“Rudi kakak korban mencoba mencari tahu dengan mendatangi lingkungan Ponpes. Dan ternyata dia mendapat kabar jika ada kasus pencabulan terhadap santri,” ujar Junaidi.
Sontak mendengar hal itu, Rudi kembali mendesak adiknya mengapa pulang dengan tiba-tiba. Akhirnya sang adik bercerita soal kejadian pencabulan tersebut. Di mana dirinya mengaku mau dicabuli setelah diiming-imingi akan mendapat berkah dan sukses dalam memberikan ceramah.
“Mungkin karena takut atau diiming-imingi, maka santri itu mau,” katanya.
Sejauh ini, Junaidi mengaku sudah mengantongi nama enam orang yang diduga dicabuli yaitu Ikh, Brhn, Fr, DI, Y, dan N. “Kami baru kantongi data nama orang dan kami yakin korbannya sekitar 10 orang. Salah satu dari enam korban ini yaitu Y sekarang mengalami depresi,” papar dia.
(lsi)
http://city.seruu.com/read/2012/01/04/7 ... -ke-polisi
Diduga Sodomi 29 Santri, Ustad Pengasuh Pondok Pesantren Diadukan ke Polisi
Rabu, 4 Januari 2012 - 17:33 · Topik: ustad-pengasuh-pondok-pesantren-diduga-sodomi
0 2 0
Keluarga Korban Pelecehan Seksual
Berdasarkan keterangan dari anak saya, ustad ini sering melakukan pelecehan seksual dengan cara sodomi, onani dan oral terhadap santrinya yang memiliki jenis kelamin yang sejenis. Ustad tersebut harus diproses secara hukum dan diadili seberat-beratnya karena perbuatannya sudah sangat keterlaluan
Batang, Seruu.com - M Sob (41), seorang ustad pengajar di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Dholam, Banjiran, Warungasem, Kabupaten Batang (Jateng), diadukan diadukan ke Polres setempat, Rabu (4/1/2012). Sob diduga melakukan pelecehan terhadap sekitar 29 santriwan Ponpes setempat.
Hasanudin, Ketua Koperasi Ponpes Nurul Dholam mengungkapkan, dirinya bersama dengan keluarga korban akhirnya melaporkan perbuatan Ustad M Sob ke Polres Batang karena perbuatannya sudah keterlaluan dan mencemarkan nama baik lembaganya.
Kedatangan Hasanudin bersama dengan keluarga Korban diterima Kanit IV Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) polres Batang, Aiptu Slamet Setiyadi.
Hasanudin menuturkan, ada sekitar 29 santriwan yang menjadi korban dari ustad tersebut. Para santriwan ini telah melaporkan kepada keluarganya terkait perbuatan tak senonoh yang dilakukan oleh M Sob.
Salah satu orang tua korban yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, pihaknya meminta kepada aparat kepolisian untuk menindak tegas ustad yang telah melakukan pelecehan seksual terhadap para santrinya.
“Berdasarkan keterangan dari anak saya, ustad ini sering melakukan pelecehan seksual dengan cara sodomi, onani dan oral terhadap santrinya yang memiliki jenis kelamin yang sejenis. Ustad tersebut harus diproses secara hukum dan diadili seberat-beratnya karena perbuatannya sudah sangat keterlaluan,”ungkapnya.
Dia mengatakan, berdasarkan keterangan, perbuatan ustad M Sob sudah dilakukan sejak tahun 2007 lalu. Dari 29 santri yang menjadi korban pelecehan seksual sang ustad, sudah ada 12 santri yang telah membuat surat pernyataan terkait pelecehan seksual dan bermaterai.
“Pada tahun 2007 lalu, perbuatan ustad telah dilaporkan namun diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, perbuatan dengan cara pelecehan seksual kali ini sudah melebihi batas. Sehingga, kami melaporkan kasus ini ke polisi. Dilaporkannya pelecehan seksual ke polisi juga sudah mendapat ijin dari kyai sepuh,”paparnya.
Kapolres Batang, AKBP Tony Harsono SIK melalui Kasubag Humas, AKP H Djafar Sodiq membenarkan adanya laporan dugaan pelecehan seksual oleh keluarga korban. [py]
- See more at:
http://city.seruu.com/read/2012/01/04/7 ... gNpFG.dpuf
](./images/smilies/eusa_wall.gif "Brick wall"){kind=small}
