AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Pembahasan tentang Isa Almasih, Injil, Taurat dari apa yang tertulis dalam Qur'an, dan bukan dari kitab suci non-Islam.
sodrun
Posts: 1957
Joined: Sat Apr 30, 2011 8:38 pm

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by sodrun »

ckckcck...
utak atik gatuk khas agama khayalan...
Khayalan seorang pengangguran sukses yang ingin menjadi seperti Nabi Musa !
Khayalan seorang maniak yang ingin melebihi Nabi Isa !
Khayalan bertemu "molekat" di gua Hira..
Khayalan mendapat wangsit dari awloh.. lewat jibril.. (yang ini mungkin bukan khayalan)..
Khayalan bahwa awloh adalah TUHAN ! (padahal .. he he he he...)

Yang lain bisa menambahkan ..


:green:
User avatar
HILLMAN
Posts: 2850
Joined: Wed Aug 01, 2007 11:22 am
Location: Jakarta
Contact:

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by HILLMAN »

JANGAN GITU AH wrote:Pak Hillman, membaca quote Captain Pancasila sebelum anda, dia menunjukkan ayat quran yang menuliskan sebuah pernyataan Isa bahwa diri-Nya membuat mujizat atas ijin Allah swt...

Nah, sekarang Anda mengajukan ayat quran lain yang menunjukkan sebuah pengakuan (entah siapa yang mengakui ini, Muhammad saw atau Allah swt) bahwa Allah mengetahu tentang hari kiamat serta Isa pun mengetahui hari kiamat...

Secara akal sehat, mudah mensejajarkan Isa dengan Allah...

tetapi masalahnya, seperti yang dikatakan CP untuk membantah isa di atas...tentu haruslah pula ada "IJIN ALLAH" agar "PENGETAHUAN HARI KIAMAT" benar-benar adalah mujizat... :lol:

Apa pendapat Anda tentang masalah "ijin Allah" ini ? Adakah Isa harus mendapat izin Allah untuk mengetahui hari Kiamat itu?

maaf kalau bahasa saya rada kacau...! :green:
Mas JGA, CP tidak mengutip semua tulisan saya tentang ayat Al Quran yang menuliskan bahwa untuk mengirim rasulpun "Allah" memerlukan izin juga.

[QS 4:64] Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk dita'ati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinyadatang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Berdasarkan ayat tersebut, sangat wajar jika pembaca bertanya apakah "Alllah" bukan Tuhan karena perlu izin untuk mengirim rasul ?

Kita lihat kembali :
HILLMAN wrote: Baiklah, untuk menanggapi tulisan-tulisan sebelumnya, mari bersama kita lihat dan pahami makna ayat-ayat yang menggambarkan ke-ILLAHI-an, Nabi ISA AS.
InsyaAllah, fakta-fakta tertulis yang saya kutip mengenai "ke-ILLAHI-an" Nabi Isa AS, dapat menjadi bahan pemikiran dan pendewasaan kita dalam ber-Tuhan.

Surah Ali 'Imran ayat 49
Image

warasuulan ilaa banii israa-iila annii qad ji/tukum bi-aayatin min rabbikum annii akhluqu lakum mina alththhiini kahay-ati alththhayri fa-anfukhu fiihi fayakuunu thayran bi-idzni allaahi waubri-u al-akmaha waal-abrasha wauhyii almawtaa bi-idzni allaahi wa-unabbi-ukum bimaa ta/kuluuna wamaa taddakhiruuna fii buyuutikum inna fii dzaalika laaayatan lakum in kuntum mu/miniina

[QS 3:49] Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu'jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.


Di dalam Surah Ali 'Imran ayat 49 ini, termaktub sebuah kalimat annii akhluqu lakum mina alththhiini kahay-ati alththhayri fa-anfukhu fiihi fayakuunu thayran bi-idzni allaahi, yang bermakna aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah.

Artinya, Nabi ISA AS menciptakan seekor burung dengan "seizin" Allah.

Dalam tahap ini kita semua dapat sepakat bukan ?

Kemudian mari kita lihat ayat berikutnya.


Surah Al Hajj ayat 73
Image

yaa ayyuhaa alnnaasu dhuriba matsalun faistami'uu lahu inna alladziina tad'uuna min duuni allaahi lan yakhluquu dzubaaban walawi ijtama'uu lahu wa-in yaslubuhumu aldzdzubaabu syay-an laa yastanqidzuuhu minhu dha'ufa alththaalibu waalmathluubu

[QS 22:73] Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.


Kalimat yang saya bold dalam Surah Al Hajj ayat 73 ini tertulis min duuni allaahi lan yakhluquu dzubaaban, yang memiliki makna selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun.

Yang artinya adalah selain Allah tidak ada yang dapat menciptakan seekor lalat, apalagi seekor burung tentunya.

Dengan demikian, apakah Nabi ISA AS dapat dikatakan memiliki “kemampuan” yang sama dengan Allah karena dapat menciptakan seekor burung ?

Anda yang tidak sepaham dengan saya pasti akan berkata, “ Nabi ISA AS menciptakan seekor burung dengan "seizin" Allah”, sedangkan Allah tidak perlu izin untuk mencipta.

Benarkah demikian ?

Kini, mari kita bersama baca dan pahami ayat berikut.


Surah An Nisaa' ayat 64
Image

wamaa arsalnaa min rasuulin illaa liyuthaa'a bi-idzni allaahi walaw annahum idz zhalamuu anfusahum jaauuka faistaghfaruu allaaha waistaghfara lahumu alrrasuulu lawajaduu allaaha tawwaaban rahiimaan

[QS 4:64] Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk dita'ati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinyadatang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.


Ada kalimat yang menarik di dalam ayat ini, terbaca wamaa arsalnaa min rasuulin illaa liyuthaa'a bi-idzni allaahi, maknanya adalah Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk dita'ati dengan seizin Allah.

Tentunya, kita setuju jika mengartikan kata "KAMI" dalam ayat di atas adalah "Allah SWT".

Jadi menurut anda yang tidak sepaham, apakah di dalam ayat 64 Surah An Nisaa' ini, kata "KAMI" yang mengutus rasul untuk di taati adalah bukan "Allah SWT", hanya karena ada kalimat "dengan izin Allah" di belakangnya ?

Dan Jika kata “KAMI” tersebut bukan kata ganti untuk “Allah”, apakah menurut anda malah "KAMI" dalam Surah An Nisaa' ayat 64 ini adalah "illah-illah" lain yang pastinya membuang ke-TAUHID-an jauh-jauh dari pemahaman anda ?

Demikian, insyaAllah bermanfaat.

Salam bagi semua orang yang berpikir.
HILLMAN wrote:Setuju..... seperti halnya mengenai 2 ayat yang saya kutip di bawah ini.

Image

yas-aluunaka 'ani alssaa'ati ayyaana mursaahaa qul innamaa 'ilmuhaa 'inda rabbii laa yujalliihaa liwaqtihaa illaa huwa tsaqulat fii alssamaawaati waal-ardhi laa ta/tiikum illaa baghtatan yas-aluunaka ka-annaka hafiyyun 'anhaa qul innamaa 'ilmuhaa 'inda allaahi walaakinna aktsara alnnaasi laa ya'lamuuna

[QS 7:187] Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".


Image

wa-innahu la'ilmun lilssaa'ati falaa tamtarunna bihaa waittabi'uuni haadzaa shiraathun mustaqiimun

[QS 43:61]Dan sesungguhnya 'Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus


Jadi kesimpulannya hanya Allah dan Isa yang dapat memberikan pengetahuan tentang hari kiamat.

Apakah Isa adalah Allah sendiri ? Wallahua'lam....

Salam bagi semua orang yang berpikir
InsyaAllah berguna bagi orang berakal.

Salam.
User avatar
JANGAN GITU AH
Posts: 5266
Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
Location: Peshawar-Pakistan

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by JANGAN GITU AH »

Pak Hilman,

Terima kasih atas jawaban Anda yang sangat mencerahkan ini.

Membaca jawaban Anda di atas, reaksi pertama saya adalah kaget dan Shock. Saya pikir ini akan sangat memukul nalar saudara kita muslim karena Anda menyodorkan fakta sangat terbuka dan transparan. Jujur saya katakan bahwa saya baru mengetahui hal ini dari Anda padahal saya sudah membaca ayat per ayat dalam quran berulang-ulang. Entah karena ada yang menghalangi pandangan mata saya atau apa, saya tidak tahu, sehingga saya tidak menemukan penekanan yang Anda tunjukkan.

Sekarang saya jadi berfikir terhadap kemungkinan-kemungkinan yang boleh terjadi terkait dengan penjelasan Anda.

Pertama, mengingat Isa (dikatakan qur'an) memerlukan izin dari Tuhan untuk menciptakan mukjizat dan Allah swt pun juga membutuhkan ijin dari Tuhan dalam mengirimkan rasul-rasul, maka saya bisa simpulkan Allah yang dimaksud qur'an adalah sejajar dengan Isa a.s. Sudah sepantasnya muslim yang punya nalar dapat menemukan kesejajaran ini, bukan?

Kedua, jika ayat tersebut menyatakan bahwa Allah swt membutuhkan izin dalam masalah pengiriman rasul-rasul, maka sudah pasti Allah swt bukanlah Tuhan yang tertinggi. Pasti ada satu sosok lagi Tuhan yang memiliki hak dalam memberi izin yang lebih tinggi kedudukannya dibanding Allah swt. Di dalam kitab sebelah istilahnya adalah The Father, Sang Bapa yang mengirimkan Isa a.s ke dunia, Sang Pemberi Izin itu. :green:

Ketiga, apa yang kita temukan selama ini dari pembandingan isi quran menyimpulkan bahwa isi quran sangat bernuansa manusia. Bahasa kasarnya adalah karangan seorang manusia yang kita kenal bernama Muhammad saw. Entah anda setuju atau tidak dengan pendapat ini. Kenyataannya, ini sungguh bertentangan dengan fakta yang anda sodorkan yaitu dimana The Father sendiri ingin memperlihatkan diri-Nya di sana secara nyata kepada Muslim. Jika demikian adanya, bagaimana pandangan Anda sendiri dengan keseluruhan dari text quran? Apakah menurut anda sungguh-sungguh ada pernyataan Tuhan dan sungguh-sungguh pula ada tulisan-tulisan hasil karangan manusia bernama Muhammad di sana?

Keempat, berdasarkan ayat ini:
[QS 4:64] Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk dita'ati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinyadatang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Siapakah Kami dalam hal ini? mungkinkah Allah itu sendiri menyebut diri-Nya Kami. Kalaulah jawabannya ya, mengapa mesti mengatakan "masih membutuhkan izin". Kalau misalkan Muhammad saw yang berkata itu, tentu masuk diakal seorang manusia harus membutuhkan izin dari Tuhan. Ini yang saya katakan pada poin ke tiga di atas. Kacau sekali!

ke lima, layakkah quran dipercaya dalam isu-isu Isa Al-Masih??

Maaf Pak Hilman...pertanyaan saya rada kacau... :lol:

Salam
JGA

You are all the best, Sir! :supz:
cah_TK_nol_besar
Posts: 129
Joined: Mon Feb 13, 2012 7:57 pm

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by cah_TK_nol_besar »

:stun: sangat kaget dan shock gw...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
akan ilmu ngrekap togel tingkat tinggi om hilman :green:

gw tunjukin keblo'onan dan kecacatan logika pendeta kita yg tercinta ini....
HILLMAN wrote: [QS 4:64] Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk dita'ati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinyadatang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
masih belum jelas??
kita baca tafsir dari ayat diatas...
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 64
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا (64)
. Pada bagian pertama dari ayat ini, Allah menerangkan: bahwa setiap Rasul yang diutus Allah ke dunia ini semenjak dari dahulu sampai kepada Nabi Muhammad saw wajib ditaati dengan izin (perintah) Allah, karena tugas risalah mereka adalah sama, yaitu untuk menunjuki umat manusia ke jalan yang benar dan kebahagiaan hidup mereka di dunia dan di akhirat. Juga dalam ayat ini dikaitkan taat itu dengan izin Allah, maksudnya ialah bahwa tidak ada sesuatu makhlukpun yang boleh ditaati melainkan dengan izin Allah atau sesuai dengan perintah Nya, seperti menaati Rasul, ulil amri, ibu bapak dan sebagainya, selama mereka tidak menyuruh berbuat maksiat, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Talib yang berbunyi:

لا طاعة لبشر في معصية الله تعالى
Artinya:
"Tidak boleh menaati manusia yang menyuruh melanggar perintah Allah"
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Dan hadis:

إنما الطاعة في المعروف
Artinya:
"Sesungguhnya yang ditaati itu hanya perintah berbuat makruf"
(H.R. Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Nasa'i)
Pada bagian kedua sampai akhir ayat ini, Allah menerangkan: Andaikata orang-orang yang menganiaya dirinya sendiri yaitu orang-orang yang bertahkim kepada Tagut seperti tersebut pada ayat 60, datang kepada Nabi Muhammad ketika itu, lalu mereka memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun turut memohon supaya mereka diampuni, niscaya Allah akan mengampuni mereka, karena Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
Di dalam ayat ini disebutkan orang-orang yang bertahkim kepada Tagut itu adalah orang-orang yang menganiaya diri sendiri, karena mereka melakukan kesalahan besar dan membangkang tidak: mau sadar. Baik juga disebutkan di sini beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang bertobat agar tobat itu diterima oleh Tuhan, antara lain:
a. Tobat itu dilakukan seketika itu juga, artinya segera setelah membuat kesalahan.
b. Bila ada hak manusia (orang lain) dilanggar haruslah diselesaikan lebih dahulu.
c. Hendaklah tobat itu merupakan tobat nasuha, artinya benar-benar menyesal atas kesalahan-kesalahan yang diperbuat dan tidak akan mengulangi lagi.
sumber
:axe:
User avatar
JANGAN GITU AH
Posts: 5266
Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
Location: Peshawar-Pakistan

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by JANGAN GITU AH »

Pak Hilman, benar bukan apa yang saya sangkakan tadi. Muslim pada shock berat membaca penjelasan Anda... :lol:
Contohnya di atas saya ini, namanya cah TeKa... :lol:

lalu dia mengajukan argumentasi Depag berikut...
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 64
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا (64)
. Pada bagian pertama dari ayat ini, Allah menerangkan: bahwa setiap Rasul yang diutus Allah ke dunia ini semenjak dari dahulu sampai kepada Nabi Muhammad saw wajib ditaati dengan izin (perintah) Allah, karena tugas risalah mereka adalah sama, yaitu untuk menunjuki umat manusia ke jalan yang benar dan kebahagiaan hidup mereka di dunia dan di akhirat. Juga dalam ayat ini dikaitkan taat itu dengan izin Allah, maksudnya ialah bahwa tidak ada sesuatu makhlukpun yang boleh ditaati melainkan dengan izin Allah atau sesuai dengan perintah Nya, seperti menaati Rasul, ulil amri, ibu bapak dan sebagainya, selama mereka tidak menyuruh berbuat maksiat, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Talib yang berbunyi:
Menurut penuturan tafsir Depag, sekaligus pula menggambarkan pemahaman muslim, bahwa kata-kata dengan Izin Allah itu dimaksudkan adalah perintah Allah. Entah bagaimana proses perubahan makna dari izin menjadi perintah bisa terjadi. Mungkin pakar bahasa dapat memberi sumbang pemikiran tentang hal ini :lol: Tetapi bagi saya, perubahan ini sangat menggelikan dan tak masuk akal. Kelihatannya sangat mengada-ada. Apa benar dugaan saya ini? Setahu saya makna izin adalah "kebolehan" untuk melakukan sesuatu, tidak ada terkandung di dalamnya kewajiban, sedangkan perintah mengandung makna kewajiban melakukan sesuatu. Di sisi lain, ijin juga bermakna seseorang harus meminta terlebih dahulu sebuah perkenaan, sedang perintah bermakna seseorang disuruh melakukan sesuatu tanpa boleh melakukan tawar menawar. Jadi dengan demikian ada pertukaran makna di dalam kalimatnya bila kata sisipan (perintah) itu turut dibaca. Ketika Kami mengirimkan rasul-rasul, sudah barang tentu Kami perlu meminta perkenan dari si pemilik Kuasa untuk mengirimkannya. Bukan meminta perintah untuk mengirimkan rasul-rasul.

Lagi pula apakah perlunya menunggu perintah lebih dahulu untuk menaati rasul-rasul? Kata Depag begitu!( wajib ditaati dengan izin (perintah) Allah,). Quran mengklaim bahwa semua nabi dari dahulu wajib di taati dengan terlebih dahulu menerima perintah dari Allah. Rasanya tidak pernah kita temukan pernyataan yang seperti ini pada rasul/nabi sebelumnya, iya kan? Kalau pernyataan ini dimaksudkan untuk muhammad sih, itu terserah pada muslim. Bisa jadi in pertanda sebuah special case pada muhammad, menggambarkan sesuatu dalam tanda "..." yang masih dipertanyakan tentang klaim keabsahan kenabian Muhammad.

Bagaimana penjelasannya Pak? hehehe...
User avatar
Captain Pancasila
Posts: 3505
Joined: Wed Jun 01, 2011 1:58 pm
Location: Bekas Benua Atlantis

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by Captain Pancasila »

HILLMAN wrote:Jadi kesimpulannya hanya Allah dan Isa yang dapat memberikan pengetahuan tentang hari kiamat.

Apakah Isa adalah Allah sendiri ? Wallahua'lam....

Salam bagi semua orang yang berpikir
eit, nanti dulu :
[QS 7:187] Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"
.[/quote]
[QS 43:61]Dan sesungguhnya 'Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus
jadi konteks pengetahuan kiamatnya beda :
- kalau di QS. 7:187 pengetahuan kiamatnya adalah berupa kapan waktu terjadinya
- sedangkan di QS. 43:61 pengetahuan kiamat yang dimaksud adalah berupa kepastian bahwa hari kiamat itu sudah pasti akan terjadi serta bagaimana cara memperoleh keselamatan di hari kiamat kelak (yaitu dengan cara mengikuti ajaran Tuhan yang dibawanya)
User avatar
JANGAN GITU AH
Posts: 5266
Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
Location: Peshawar-Pakistan

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by JANGAN GITU AH »

HILLMAN wrote:Jadi kesimpulannya hanya Allah dan Isa yang dapat memberikan pengetahuan tentang hari kiamat.

Apakah Isa adalah Allah sendiri ? Wallahua'lam....

Salam bagi semua orang yang berpikir
Captain Pancasila wrote:eit, nanti dulu :
[QS 7:187] Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"[/size]
kata selain Dia jelas dimaksudkan pada ayat di bawah ini Coparal Pancasila!
[QS 43:61]Dan sesungguhnya 'Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus
Supaya lebih jelas, saya coba kutip lagi bagian pernyataan QS 7: 187 "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku;
dan jawaban QS 43: 61 'Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat.
Pengetahuan ada pada sisi Tuhanku...dan yang memiliki pengetahuan itu adalah Isa...
Coba renungkan hubungan keduanya... :lol:
Coparal Pancasila wrote:jadi konteks pengetahuan kiamatnya beda :
- kalau di QS. 7:187 pengetahuan kiamatnya adalah berupa kapan waktu terjadinya
- sedangkan di QS. 43:61 pengetahuan kiamat yang dimaksud adalah berupa kepastian bahwa hari kiamat itu sudah pasti akan terjadi serta bagaimana cara memperoleh keselamatan di hari kiamat kelak (yaitu dengan cara mengikuti ajaran Tuhan yang dibawanya)
Coparal...kenapa masalah 'PEMILIK PENGEAHUAN TENTANG KIAMAT ini kamu hindarkan? Saya rasa bukan di situ prioritasnya...

jawab dulu dong, mengapa terjadi kesamaan Tuhan yang memiliki pengetahuan dengan isa yang memiliki pengetahuan :lol:

saya jamin kau tidak punya nyali memikirkan ini... :lol:
User avatar
MaNuSiA_bLeGuG
Posts: 4292
Joined: Wed Mar 05, 2008 2:08 am
Location: Enies Lobby

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by MaNuSiA_bLeGuG »

Captain Pancasila wrote: jadi konteks pengetahuan kiamatnya beda :
- kalau di QS. 7:187 pengetahuan kiamatnya adalah berupa kapan waktu terjadinya
- sedangkan di QS. 43:61 pengetahuan kiamat yang dimaksud adalah berupa kepastian bahwa hari kiamat itu sudah pasti akan terjadi serta bagaimana cara memperoleh keselamatan di hari kiamat kelak (yaitu dengan cara mengikuti ajaran Tuhan yang dibawanya)
beda dari hongkong, kalo udah tau kapan waktu terjadinya berarti udah pasti donk.... ](*,)
sodrun
Posts: 1957
Joined: Sat Apr 30, 2011 8:38 pm

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by sodrun »

[QS 4:64] Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk dita'ati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinyadatang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Mungkin yang dimaksud dengan "Kami" adalah semacam departemen kerasulan bentukan awloh yang mengurus perizinan, kelengkapan administratif, dan segala keperluan rasul-rasul yang akan dilantik !
:green:
User avatar
JANGAN GITU AH
Posts: 5266
Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
Location: Peshawar-Pakistan

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by JANGAN GITU AH »

Benarkan kata saya...si CP pasti gak punya nyali...setidaknya nyalinya mengkeret sekecil butir debu... :lol:
User avatar
Captain Pancasila
Posts: 3505
Joined: Wed Jun 01, 2011 1:58 pm
Location: Bekas Benua Atlantis

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by Captain Pancasila »

JANGAN GITU AH wrote:Coparal...kenapa masalah 'PEMILIK PENGEAHUAN TENTANG KIAMAT ini kamu hindarkan? Saya rasa bukan di situ prioritasnya...

jawab dulu dong, mengapa terjadi kesamaan Tuhan yang memiliki pengetahuan dengan isa yang memiliki pengetahuan

saya jamin kau tidak punya nyali memikirkan ini...
semua nabi tentunya mendapat pengetahuan dari Allah bahwa kiamat itu sudah pasti akan terjadi termasuk juga pengetahuan bagaimana agar bisa selamat di hari kiamat kelak, akan tetapi soal kapan persisnya hari kiamat itu akan terjadi, hanya Allah lah yang tahu!
User avatar
Captain Pancasila
Posts: 3505
Joined: Wed Jun 01, 2011 1:58 pm
Location: Bekas Benua Atlantis

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by Captain Pancasila »

fayhem wrote:semua orang juga tahu kalo cuma itu
lha ya itu, disitulah lucunya, apakah dengan "mengetahui kalau kiamat sudah pasti akan terjadi", sudah bisa dikatakan "samadengan Allah"?
User avatar
JANGAN GITU AH
Posts: 5266
Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
Location: Peshawar-Pakistan

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by JANGAN GITU AH »

JANGAN GITU AH wrote:Coparal...kenapa masalah 'PEMILIK PENGEAHUAN TENTANG KIAMAT ini kamu hindarkan? Saya rasa bukan di situ prioritasnya...

jawab dulu dong, mengapa terjadi kesamaan Tuhan yang memiliki pengetahuan dengan isa yang memiliki pengetahuan

saya jamin kau tidak punya nyali memikirkan ini...
Captain Pancasila wrote:semua nabi tentunya mendapat pengetahuan dari Allah bahwa kiamat itu sudah pasti akan terjadi termasuk juga pengetahuan bagaimana agar bisa selamat di hari kiamat kelak, akan tetapi soal kapan persisnya hari kiamat itu akan terjadi, hanya Allah lah yang tahu!
hahaha...ternyata oh ternyata...terbukti, kau tidak berani memikirkannya...dan eh malah kau nekad berbicara secara ngaco mengatakan sudah jelas semua nabi mendapat pengetahuan....bhwakakakak...betapa memalukannya kau CP, karena jelas kau sudah mengingkari ayat quran yang kau tunjukkan di atas...ckckckck...lihat lagi, ini dari mu bukan?
[QS 7:187] Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"
alangkah bebalnya otakmu Coparal hingga kau ingkari quran...!
walet
Posts: 5858
Joined: Wed Feb 11, 2009 4:52 am
Contact:

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by walet »

JANGAN GITU AH wrote:Coparal...kenapa masalah 'PEMILIK PENGEAHUAN TENTANG KIAMAT ini kamu hindarkan? Saya rasa bukan di situ prioritasnya...

jawab dulu dong, mengapa terjadi kesamaan Tuhan yang memiliki pengetahuan dengan isa yang memiliki pengetahuan

saya jamin kau tidak punya nyali memikirkan ini...
Captain Pancasila wrote:semua nabi tentunya mendapat pengetahuan dari Allah bahwa kiamat itu sudah pasti akan terjadi termasuk juga pengetahuan bagaimana agar bisa selamat di hari kiamat kelak, akan tetapi soal kapan persisnya hari kiamat itu akan terjadi, hanya Allah lah yang tahu!
[QS 43:61]Dan sesungguhnya 'Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus

Jadi Quranmu salah ya? Kan diQuran Isa benar2 memberikan pengetahuan hari kiamat?
cah_TK_nol_besar
Posts: 129
Joined: Mon Feb 13, 2012 7:57 pm

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by cah_TK_nol_besar »

ckckckckck...
ternyata ada orang yg seblo'on dan semalas kafir2 FFI...
gw quote lagi posting gw...

cah_TK_nol_besar wrote: Nabi Isa as Akan Segera Turun
Sebuah Tinjauan Nubuwah tentang Turunnya Isa as di Akhir Zaman

Kajian tentang kemunculan Al-Mahdi dan keluarnya Dajjal selalu beriringan dengan pembahasan turunnya Nabi Isa as. Kedatangan Isa yang akan memberikan dukungan terhadap Al Mahdi dan Thaifah Manshurah yang bersamanya, lalu memerangi Dajjal dan membunuhnya merupakan bagian dari keimanan seorang muslim terhadap tanda-tanda kiamat kubra. Turunnya Nabi Isa di akhir zaman adalah masalah akidah yang telah tetap berdasar Al-Qur’an dan As-Sunnah Ash-Shahihah yang mencapai derajat mutawatir.

Dalil-dalil dari Al-Qur’an

Pertama, firman Allah Ta’ala: Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” (QS. Az Zukhruf [43]: 57-61).

Konteks ayat-ayat ini bercerita tentang kisah Nabi Isa. Pada akhir rangkaian ayat-ayat tersebut, Allah berfirman وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Maknanya adalah, turunnya Nabi Isa sebelum terjadinya kiamat kelak merupakan pertanda bahwa terjadinya kiamat sudah sangat dekat. Makna ini dikuatkan oleh qira’ah Ibnu Abbas, Mujahid dan sejumlah ulama tafsir lainnya yang membaca ayat ini dengan memfathahkan huruf ‘ain dan lam pada lafal la-‘ilmun sehingga menjadi وَإِنَّهُ لَعَلَمٌ لِلسَّاعَةِ, yang maknanya adalah ‘Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar merupakan salah satu tanda (dekatnya) hari kiamat’.[1]


Kedua, firman Allah Ta’ala: “Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan ada­lah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” “Tidak ada seorang pun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan pada hari kiamat nanti Isa akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An-Nisa’ [4]: 157-159).

Ayat-ayat dalam surat An-Nisa’ di atas menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi tidak mampu membunuh Nabi Isa, tidak pula mampu menyalibnya, karena Nabi Isa telah diangkat oleh Allah Ta’ala ke langit lengkap dengan jasad dan ruhnya. Nabi Isa tidak dibunuh dan tidak disalib, tetapi ada orang yang diserupakan dengan Isa di mata mereka, dan orang itulah yang mereka salib sebagaimana firman Allah Ta’ala: Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.

Makna lafazh di dalam firman Allah بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ mengandung arti bahwa Allah telah mengangkat Isa lengkap dengan jasad dan ruhnya, sehingga dengan demikian tercapai bantahan terhadap pengakuan orang-orang Yahudi bahwa mereka telah membunuh dan menyalibnya, karena pembunuhan dan penyaliban itu hanya terjadi pada jasad saja. Dalam hal ini, pengangkatan ruhnya saja tidak cukup untuk membantah pengakuan mereka itu. Karena yang disebut oleh Isa itu mencakup badan dan ruh, sehingga tidak cukup dengan hanya menyebut salah satu dari kedua unsur itu, kecuali ada bukti yang membenarkan, sedangkan di sini tidak ada bukti seperti itu. Lagi pula, pengangkatan ruh dan jasadnya secara keseluruhan itu sesuai dengan keperkasaan Allah Yang Maha Sempurna, dan sesuai dengan hikmah, kemuliaan dan pertolongan yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang dikehendaki-Nya.

Dalil-Dalil dari As-Sunnah

Terdapat banyak hadits shahih yang menjelaskan bahwa Nabi Isa belum wafat. Isa diangkat oleh Allah ke langit —sebagaimana dijelaskan oleh ayat-ayat di atas— dan kelak di akhir zaman akan turun kembali ke dunia untuk memerangi Dajjal, menegakkan keadilan Islam, dan akhirnya wafat dan dikebumikan di bumi layaknya manusia yang lain. Di antara hadits-hadits tersebut adalah,

1. Rasulullah bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat sehingga turun kepada kalian Ibnu Maryam sebagai hakim yang adil, ia mematahkan salib, membunuh babi, menghentikan jizyah dan melimpahkan harta sehingga tidak ada seorang pun yang mau menerima pemberian harta.”[2]

2. Rasulullah bersabda: “Bagaimana keadaan kalian apabila Ibnu Maryam turun di antara kalian sedangkan yang menjadi imam (pemimpin) kalian berasal dari kalangan kalian sendiri?”[3]

3. Dari Jabir bin Abdullah ia berkata: Saya mendengar Nabi bersabda: “Akan senantiasa ada di antara umatku satu kelompok yang berperang di atas kebenaran, mereka senantiasa menang hingga hari kiamat.” Beliau bersabda: “Lantas Isa ibnu Maryam turun, maka pemimpin kelompok tersebut berkata, ‘Kemarilah, shalatlah sebagai imam kami!’ Maka Isa menjawab, “Tidak, sebagian kalian memimpin sebagian yang lain sebagai penghormatan Allah terhadap umat ini.”[4]

Bagaimana dan kapan Nabi Isa turun ke Bumi ?

Setelah Dajjal muncul dan melakukan perusakan dan penghancuran di muka bumi, Allah mengutus Isa ‘alaihissalam untuk turun ke bumi turun di menara putih di timur Damsyiq, Siria. Beliau mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran; beliau taruh kedua telapak tangan beliau di sayap dua orang Malaikat. Bila beliau menundukkan kepala, meneteslah / menurunlah rambutnya, dan bila diangkat kelihatan landai seperti mutiara. Dan tidak ada orang kafir yang mencium nafasnya kecuali akan mati, dan nafasnya itu sejauh pandangan matanya.

Beliau akan turun pada kelompok yang diberi pertolongan oleh Allah yang berperang untuk menegakkan kebenaran dan bersatu-padu menghadapi Dajjal. Nabi Isa as. turun pada waktu sedang diiqamati shalat, lantas beliau shalat di belakang pemimpin kelompok itu. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Ketika Allah telah mengutus al-Masih Ibnu Maryam, maka turunlah ia di menara putih di sebelah timur Damsyiq dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran, dan kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua Malaikat; bila ia menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya kelihatan landai seperti mutiara. Maka tidak ada orang kafirpun yang mencium nafasnya kecualipasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Lain Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya dipintu Lud, lantas dibunuhnya Dajjal. Kemudian Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di surga. “[5]

Ibnu Katsir berkata, “Inilah yang termasyhur mengenai tempat turunnya Isa, yaitu di menara putih bagian timur Damsyiq. Dan dalam beberapa kitab saya baca beliau turun di menara putih sebelah timur masjid Jami’ Damsyiq, dan ini rupanya pendapat yang lebih terpelihara. Karena di Damsyiq tidak dikenal ada menara di bagian timur selain di sebelah Masjid Jami’ Umawi di Damsyiq sebelah timur. Inilah pendapat yang lebih sesuai karena beliau turun ketika sedang dibacakan iqamat untuk shalat, lalu imam kaum Muslimin berkata kepada beliau, “Wahai Ruh Allah, majulah untuk mengimami shalat.” Kemudian beliau menjawab, “Anda saja yang maju menjadi imam, karena iqamat tadi dibacakan untuk Anda.” Dan dalam satu riwayat dikatakan bahwa Isa berkata, “Sebagian Anda merupakan amir (pemimpin) bagi sebagian yang lain, sebagai penghormatan dari Allah untuk umat ini.” [6]

Tersebarnya Keamanan dan Barakah pada Zaman Isa ‘Alaihis-salam

Betapa menyenangkan seandainya kita termasuk yang mendapatkan karunia untuk tinggal semasa dengan nabi Isa as. Karena di masa beliau kehidupan manusia benar benar aman dan damai, bahkan kedamaian itu bukan hanya milik manusia, tetapi juga merata hingga kepada binatang. Zaman Isa ‘alaihissalam (setelah turun kembali ke bumi) ini merupakan zaman yang penuh keamanan, kesejahteraan, dan kemakmuran serta kelapangan. Allah menurunkan hujan yang lebat, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan serta banyak barakahnya, harta melimpah ruah; dendam, dengki, dan kebencian hilang sirna.

Dalam hadits Nawwas bin Sam’an yang panjang yang membicarakan tentang Dajjal, turunnya Isa, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj pada zaman Isa ‘alaihissalam, dan do’a Isa agar mereka dihancurkan, Rasulullah saw bersabda:

“… Kemudian Allah menurunkan hujan, dan tak ada rumah tanah liat maupun bulu yang dapat menahan airnya, lantas mencuci bumi hingga bersih seperti cermin kaca. Kemudian diperintahkan kepada kami: ‘Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan kembalikanlah barakahmu.’ Maka pada hari itu sejumlah orang dapat memakan buah delima dan bernaung di bawahnya. Dan susupun diberi barakah, sehingga susu seekor unta bunting yang sudah dekat melahirkan dapat mencukupi banyak orang, susu seekor sapi mencukupi untuk orang satu kabilah, dan susu seekor kambing mencukupi untuk satu keluarga….” [7]

Rasulullah saw bersabda :

“Demi Allah, sesungguhnya Isa putra Maryam akan turun ke bumi sebagai hakim yang adil, akan membebaskan jizyah, unta-unta muda akan dibiarkan hingga tidak ada yang mau mengurusinya lagi, sifat bakhil, saling membenci, dan saling dengki akan hilang, dan orang-orang akan memanggil-manggil orang lain yang mau menerima hartanya (shadaqahnya), tetapi tidak ada seorangpun yang mau menerimanya.[8]

Imam Nawawi berkata, “Maknanya, bahwa pada saat itu orang-orang sudah tidak tertarik lagi untuk memelihara unta karena banyaknya harta kekayaan, keinginan sedikit, kebutuhan tidak ada, dan sudah tahu bahwa kiamat telah dekat. Dan disebutkannya lafal al-qilash (unta muda) dalam hadits ini karena unta muda itu merupakan harta yang paling baik bagi bangsa Arab (pada waktu itu).

Kiamat di Ambang Pintu

Masa tinggal Isa di bumi setelah turun dari langit menurut riwayat adalah se­lama tujuh tahun, dan menurut sebagian riwayat yang lain lagi selama empat puluh tahun. Setelah itu wafat pula Imam Mahdi dan Al Qahthani yang melanjutkan kepemimpinannya. Tidak lama setelah itu, terbitlah matahari dari barat dan binatang melata yang keluar dari perut bumi yang memberikan tanda kufur dan iman atas setiap manusia. Ketika itu setiap mukmin segera mengetahui bahwa itulah detik detik kemunculan angina lembut dari yaman yang akan mencabut nyawa setiap mukmin. Setelah itu, tidak seorangpun manusia yang masih memiliki keimanan kecuali akan menemui ajalnya. Ketika seluruh penduduk manusia tidak lagi menyebut Allah, itulah kondisi seburuk-buruk manusia, dan kepada merekalah kiamat akan terjadi. Wallahu a’lam bish shawab.

[1]. Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Al-Qurthubi.

[2]. HR. Bukhari: no. 2296.

[3]. HR. Bukhari: Kitabu ahaditsil anbiya’ no. 3193 dan Muslim: Kitabul iman no. 222, 223, 224.

[4]. HR. Muslim: Kitabul iman no. 225

[5] (Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyrathis Sa ‘ah, Bab DzikrAd-Dajjal 18: 67-68).

[6] Shahih Muslim

[7] Shahih Muslim, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid Dajjal 18: 63-70

[8] Shahih Muslim, Bab Nuzuuli Isa ‘Alai­hissalam 2:192
sumber
noh udah gw tebelin dan merahin..
masih gak mudeng juga??
bener2 dah gak ketolong o'onnya...
:axe:
walet
Posts: 5858
Joined: Wed Feb 11, 2009 4:52 am
Contact:

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by walet »

cah_TK_nol_besar wrote: Dalil-dalil dari Al-Qur’an

Pertama, firman Allah Ta’ala: Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” (QS. Az Zukhruf [43]: 57-61).

Konteks ayat-ayat ini bercerita tentang kisah Nabi Isa. Pada akhir rangkaian ayat-ayat tersebut, Allah berfirman وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Maknanya adalah, turunnya Nabi Isa sebelum terjadinya kiamat kelak merupakan pertanda bahwa terjadinya kiamat sudah sangat dekat. Makna ini dikuatkan oleh qira’ah Ibnu Abbas, Mujahid dan sejumlah ulama tafsir lainnya yang membaca ayat ini dengan memfathahkan huruf ‘ain dan lam pada lafal la-‘ilmun sehingga menjadi وَإِنَّهُ لَعَلَمٌ لِلسَّاعَةِ, yang maknanya adalah ‘Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar merupakan salah satu tanda (dekatnya) hari kiamat’.[1]


noh udah gw tebelin dan merahin..
masih gak mudeng juga??
bener2 dah gak ketolong o'onnya...
:axe:
Isa lahir pada tahun 0 Masehi, sekarang 2000 tahun sesudah Isa, dan itu membuktikan kiamat tidak sangat dekat.
Jadi terbukti Quranmu salah, minimal tafsirmu salah.
Sampai sekarang kafir Yahudi, Kristen, dan muslim sendiri kan masih sehat2 aja kan?

:rolling:
User avatar
Mahasiswa98
Posts: 1480
Joined: Wed Mar 28, 2012 6:50 pm
Location: Dalam TerangNya

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by Mahasiswa98 »

JANGAN GITU AH wrote: Coparal...kenapa masalah 'PEMILIK PENGEAHUAN TENTANG KIAMAT ini kamu hindarkan? Saya rasa bukan di situ prioritasnya...

jawab dulu dong, mengapa terjadi kesamaan Tuhan yang memiliki pengetahuan dengan isa yang memiliki pengetahuan

saya jamin kau tidak punya nyali memikirkan ini...

Super sekali Bro JGA ..... Masih adakah yang membantah ini??
masih ada kah yang meragukan ini? masih mampukah manusia yang mempunyai nalar memahaminya? ini luar biasa. pengetahuan yang di buka kan tapi banyak sekali yang menutup nutupinya. Dia yang mengetahui tentang hari kiamat juga adalah Tuhan masih saja ditolak. jika tidak ada lagi "Seseorang" yang sudah mengetahui Hari kiamat! mengapa yang sudah jelas jelas mengetahui masih saja ditolaknya? dan yang luar biasanya "Seseorang tersebut sudah di katakan IDENTITASnya, Namanya, KUASAnya masih saja ditolak , juga??

Masih patutkah manusia yang menolaknya disebut manusia yang bernalar??
jawabannya ada pada KITA sendiri!!

Salam Mahasiswa98
Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan.
User avatar
Mahasiswa98
Posts: 1480
Joined: Wed Mar 28, 2012 6:50 pm
Location: Dalam TerangNya

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by Mahasiswa98 »

Captain Pancasila wrote: semua nabi tentunya mendapat pengetahuan dari Allah bahwa kiamat itu sudah pasti akan terjadi termasuk juga pengetahuan bagaimana agar bisa selamat di hari kiamat kelak, akan tetapi soal kapan persisnya hari kiamat itu akan terjadi, hanya Allah lah yang tahu!
Salam kenal bro CP dari Mahasiswa98

saya setuju dengan anda bahwasanya "semua nabi tentunya mendapat pengetahuan dari Allah bahwa kiamat"
adakah dari pengetahuan bro CP sendiri, siapakah yang sungguh2 membawa pengetahun tentang Hari Kiamat itu secara KHUSUS di al'quran? dan siapakah "IDENTITAS" nya?

mohon pencerahanya bro CP terimakash sebelumnya.
cah_TK_nol_besar
Posts: 129
Joined: Mon Feb 13, 2012 7:57 pm

Re: AL QURAN : APAKAH NABI ISA AS = ALLAH?

Post by cah_TK_nol_besar »

walet wrote:
Isa lahir pada tahun 0 Masehi, sekarang 2000 tahun sesudah Isa, dan itu membuktikan kiamat tidak sangat dekat.
Jadi terbukti Quranmu salah, minimal tafsirmu salah.
Sampai sekarang kafir Yahudi, Kristen, dan muslim sendiri kan masih sehat2 aja kan?

:rolling:
oke.. oke..
memang kebanyakan orang blo'on itu malas2, gw maklum..
gw tebelin lagi dari posting gw
cah_TK_nol_besar wrote: Nabi Isa as Akan Segera Turun
Sebuah Tinjauan Nubuwah tentang Turunnya Isa as di Akhir Zaman

Kajian tentang kemunculan Al-Mahdi dan keluarnya Dajjal selalu beriringan dengan pembahasan turunnya Nabi Isa as. Kedatangan Isa yang akan memberikan dukungan terhadap Al Mahdi dan Thaifah Manshurah yang bersamanya, lalu memerangi Dajjal dan membunuhnya merupakan bagian dari keimanan seorang muslim terhadap tanda-tanda kiamat kubra. Turunnya Nabi Isa di akhir zaman adalah masalah akidah yang telah tetap berdasar Al-Qur’an dan As-Sunnah Ash-Shahihah yang mencapai derajat mutawatir.

Dalil-dalil dari Al-Qur’an

Pertama, firman Allah Ta’ala: Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” (QS. Az Zukhruf [43]: 57-61).

Konteks ayat-ayat ini bercerita tentang kisah Nabi Isa. Pada akhir rangkaian ayat-ayat tersebut, Allah berfirman وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Maknanya adalah, turunnya Nabi Isa sebelum terjadinya kiamat kelak merupakan pertanda bahwa terjadinya kiamat sudah sangat dekat. Makna ini dikuatkan oleh qira’ah Ibnu Abbas, Mujahid dan sejumlah ulama tafsir lainnya yang membaca ayat ini dengan memfathahkan huruf ‘ain dan lam pada lafal la-‘ilmun sehingga menjadi وَإِنَّهُ لَعَلَمٌ لِلسَّاعَةِ, yang maknanya adalah ‘Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar merupakan salah satu tanda (dekatnya) hari kiamat’.[1]

Kedua, firman Allah Ta’ala: “Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan ada­lah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” “Tidak ada seorang pun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan pada hari kiamat nanti Isa akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An-Nisa’ [4]: 157-159).

Ayat-ayat dalam surat An-Nisa’ di atas menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi tidak mampu membunuh Nabi Isa, tidak pula mampu menyalibnya, karena Nabi Isa telah diangkat oleh Allah Ta’ala ke langit lengkap dengan jasad dan ruhnya. Nabi Isa tidak dibunuh dan tidak disalib, tetapi ada orang yang diserupakan dengan Isa di mata mereka, dan orang itulah yang mereka salib sebagaimana firman Allah Ta’ala: Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.

Makna lafazh di dalam firman Allah بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ mengandung arti bahwa Allah telah mengangkat Isa lengkap dengan jasad dan ruhnya, sehingga dengan demikian tercapai bantahan terhadap pengakuan orang-orang Yahudi bahwa mereka telah membunuh dan menyalibnya, karena pembunuhan dan penyaliban itu hanya terjadi pada jasad saja. Dalam hal ini, pengangkatan ruhnya saja tidak cukup untuk membantah pengakuan mereka itu. Karena yang disebut oleh Isa itu mencakup badan dan ruh, sehingga tidak cukup dengan hanya menyebut salah satu dari kedua unsur itu, kecuali ada bukti yang membenarkan, sedangkan di sini tidak ada bukti seperti itu. Lagi pula, pengangkatan ruh dan jasadnya secara keseluruhan itu sesuai dengan keperkasaan Allah Yang Maha Sempurna, dan sesuai dengan hikmah, kemuliaan dan pertolongan yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang dikehendaki-Nya.

Dalil-Dalil dari As-Sunnah

Terdapat banyak hadits shahih yang menjelaskan bahwa Nabi Isa belum wafat. Isa diangkat oleh Allah ke langit —sebagaimana dijelaskan oleh ayat-ayat di atas— dan kelak di akhir zaman akan turun kembali ke dunia untuk memerangi Dajjal, menegakkan keadilan Islam, dan akhirnya wafat dan dikebumikan di bumi layaknya manusia yang lain. Di antara hadits-hadits tersebut adalah,

1. Rasulullah bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat sehingga turun kepada kalian Ibnu Maryam sebagai hakim yang adil, ia mematahkan salib, membunuh babi, menghentikan jizyah dan melimpahkan harta sehingga tidak ada seorang pun yang mau menerima pemberian harta.”[2]

2. Rasulullah bersabda: “Bagaimana keadaan kalian apabila Ibnu Maryam turun di antara kalian sedangkan yang menjadi imam (pemimpin) kalian berasal dari kalangan kalian sendiri?”[3]

3. Dari Jabir bin Abdullah ia berkata: Saya mendengar Nabi bersabda: “Akan senantiasa ada di antara umatku satu kelompok yang berperang di atas kebenaran, mereka senantiasa menang hingga hari kiamat.” Beliau bersabda: “Lantas Isa ibnu Maryam turun, maka pemimpin kelompok tersebut berkata, ‘Kemarilah, shalatlah sebagai imam kami!’ Maka Isa menjawab, “Tidak, sebagian kalian memimpin sebagian yang lain sebagai penghormatan Allah terhadap umat ini.”[4]

Bagaimana dan kapan Nabi Isa turun ke Bumi ?

Setelah Dajjal muncul dan melakukan perusakan dan penghancuran di muka bumi, Allah mengutus Isa ‘alaihissalam untuk turun ke bumi turun di menara putih di timur Damsyiq, Siria. Beliau mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran; beliau taruh kedua telapak tangan beliau di sayap dua orang Malaikat. Bila beliau menundukkan kepala, meneteslah / menurunlah rambutnya, dan bila diangkat kelihatan landai seperti mutiara. Dan tidak ada orang kafir yang mencium nafasnya kecuali akan mati, dan nafasnya itu sejauh pandangan matanya.

Beliau akan turun pada kelompok yang diberi pertolongan oleh Allah yang berperang untuk menegakkan kebenaran dan bersatu-padu menghadapi Dajjal. Nabi Isa as. turun pada waktu sedang diiqamati shalat, lantas beliau shalat di belakang pemimpin kelompok itu. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Ketika Allah telah mengutus al-Masih Ibnu Maryam, maka turunlah ia di menara putih di sebelah timur Damsyiq dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran, dan kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua Malaikat; bila ia menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya kelihatan landai seperti mutiara. Maka tidak ada orang kafirpun yang mencium nafasnya kecualipasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Lain Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya dipintu Lud, lantas dibunuhnya Dajjal. Kemudian Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di surga. “[5]

Ibnu Katsir berkata, “Inilah yang termasyhur mengenai tempat turunnya Isa, yaitu di menara putih bagian timur Damsyiq. Dan dalam beberapa kitab saya baca beliau turun di menara putih sebelah timur masjid Jami’ Damsyiq, dan ini rupanya pendapat yang lebih terpelihara. Karena di Damsyiq tidak dikenal ada menara di bagian timur selain di sebelah Masjid Jami’ Umawi di Damsyiq sebelah timur. Inilah pendapat yang lebih sesuai karena beliau turun ketika sedang dibacakan iqamat untuk shalat, lalu imam kaum Muslimin berkata kepada beliau, “Wahai Ruh Allah, majulah untuk mengimami shalat.” Kemudian beliau menjawab, “Anda saja yang maju menjadi imam, karena iqamat tadi dibacakan untuk Anda.” Dan dalam satu riwayat dikatakan bahwa Isa berkata, “Sebagian Anda merupakan amir (pemimpin) bagi sebagian yang lain, sebagai penghormatan dari Allah untuk umat ini.” [6]

Tersebarnya Keamanan dan Barakah pada Zaman Isa ‘Alaihis-salam

Betapa menyenangkan seandainya kita termasuk yang mendapatkan karunia untuk tinggal semasa dengan nabi Isa as. Karena di masa beliau kehidupan manusia benar benar aman dan damai, bahkan kedamaian itu bukan hanya milik manusia, tetapi juga merata hingga kepada binatang. Zaman Isa ‘alaihissalam (setelah turun kembali ke bumi) ini merupakan zaman yang penuh keamanan, kesejahteraan, dan kemakmuran serta kelapangan. Allah menurunkan hujan yang lebat, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan serta banyak barakahnya, harta melimpah ruah; dendam, dengki, dan kebencian hilang sirna.

Dalam hadits Nawwas bin Sam’an yang panjang yang membicarakan tentang Dajjal, turunnya Isa, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj pada zaman Isa ‘alaihissalam, dan do’a Isa agar mereka dihancurkan, Rasulullah saw bersabda:

“… Kemudian Allah menurunkan hujan, dan tak ada rumah tanah liat maupun bulu yang dapat menahan airnya, lantas mencuci bumi hingga bersih seperti cermin kaca. Kemudian diperintahkan kepada kami: ‘Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan kembalikanlah barakahmu.’ Maka pada hari itu sejumlah orang dapat memakan buah delima dan bernaung di bawahnya. Dan susupun diberi barakah, sehingga susu seekor unta bunting yang sudah dekat melahirkan dapat mencukupi banyak orang, susu seekor sapi mencukupi untuk orang satu kabilah, dan susu seekor kambing mencukupi untuk satu keluarga….” [7]

Rasulullah saw bersabda :

“Demi Allah, sesungguhnya Isa putra Maryam akan turun ke bumi sebagai hakim yang adil, akan membebaskan jizyah, unta-unta muda akan dibiarkan hingga tidak ada yang mau mengurusinya lagi, sifat bakhil, saling membenci, dan saling dengki akan hilang, dan orang-orang akan memanggil-manggil orang lain yang mau menerima hartanya (shadaqahnya), tetapi tidak ada seorangpun yang mau menerimanya.[8]

Imam Nawawi berkata, “Maknanya, bahwa pada saat itu orang-orang sudah tidak tertarik lagi untuk memelihara unta karena banyaknya harta kekayaan, keinginan sedikit, kebutuhan tidak ada, dan sudah tahu bahwa kiamat telah dekat. Dan disebutkannya lafal al-qilash (unta muda) dalam hadits ini karena unta muda itu merupakan harta yang paling baik bagi bangsa Arab (pada waktu itu).

Kiamat di Ambang Pintu

Masa tinggal Isa di bumi setelah turun dari langit menurut riwayat adalah se­lama tujuh tahun, dan menurut sebagian riwayat yang lain lagi selama empat puluh tahun. Setelah itu wafat pula Imam Mahdi dan Al Qahthani yang melanjutkan kepemimpinannya. Tidak lama setelah itu, terbitlah matahari dari barat dan binatang melata yang keluar dari perut bumi yang memberikan tanda kufur dan iman atas setiap manusia. Ketika itu setiap mukmin segera mengetahui bahwa itulah detik detik kemunculan angina lembut dari yaman yang akan mencabut nyawa setiap mukmin. Setelah itu, tidak seorangpun manusia yang masih memiliki keimanan kecuali akan menemui ajalnya. Ketika seluruh penduduk manusia tidak lagi menyebut Allah, itulah kondisi seburuk-buruk manusia, dan kepada merekalah kiamat akan terjadi. Wallahu a’lam bish shawab.

[1]. Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Al-Qurthubi.

[2]. HR. Bukhari: no. 2296.

[3]. HR. Bukhari: Kitabu ahaditsil anbiya’ no. 3193 dan Muslim: Kitabul iman no. 222, 223, 224.

[4]. HR. Muslim: Kitabul iman no. 225

[5] (Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyrathis Sa ‘ah, Bab DzikrAd-Dajjal 18: 67-68).

[6] Shahih Muslim

[7] Shahih Muslim, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid Dajjal 18: 63-70

[8] Shahih Muslim, Bab Nuzuuli Isa ‘Alai­hissalam 2:192
sumber
kalo masih blum paham juga nyerah gw...
keknya harus guru SLB yg yg harus turun tangan buat njelasin ini ke lu..
:axe:
Post Reply