angky wrote:Tuh kan cara pikir ente sudah ngaco. Apakah waktu penulisan yang semakin cepat akan menjamin sebuah kitab adalah asli??
esagenang wrote:Ya, logikanya memang begitu. Semakin tua umur suatu naskah, dan semakin dekat waktu penulisan naskah tsb dengan sumber aslinya, maka biasanya ia akan dianggap lebih otentik.
Misalnya: Yesus hidup pada abad pertama masehi. Maka, naskah Injil yang diperkirakan ditulis pada abad kedua dapat lebih dipercaya dibandingkan dengan naskah Injil yang beru ditulis pada abad ketiga, demikian seterusnya. Logika inilah yang biasanya digunakan oleh scholar seperti Bart Ehrman
Jangan fitnah bart ehrman. Bawa kemari jika pendapat ini yg jadi DASAR penilaian keaslian. DSS ditulis jauh lebih tua dari koran, 2 SM dan di akui SAMA dengan Taurat yg kita pegang saat ini. Jadi saat koran turun, sudah beredar taurat tersebut, yg mana yg jadi acuan auloh saat itu sehingga mengatakan taurat dipalsukan?? Apakah taurat yg berdasarkan DSS atau kah taurat lain yg diselewngkan oleh jahudi yg tinggal di madinah?? yang mana???
esagenang wrote:kitab yang ditulis oleh Mirza Ghulam memang benar otentik dari Mirza Ghulam, tapi masalahnya Mirza Ghulam bukan Nabi, jadi nggak bisa dibandingkan.
Menurut ahmadiyah mirza adalah nabi, kenapa ente mesti protes dan repot?? suka suka mereka lah, kepercayaan ente toh tidak mereka ganggu dengan bacok bacokan kan??
esagenang wrote:ejarah pencatatan Al Quran sudah ditulis dalam berbagai kitab, salah satunya The History of the Qur'anic Text - from Revealation to Compilation dari Prof dr MM al A'zami yang bisa di-download secara gratis dari internet.
Tuduhan ente mengenai mushaf ibnu mas'ud juga dibahas di kitab itu secara panjang lebar, silakan baca saja kitabnya sendiri. Saya sendiri malas kalau harus meng-copas seluruh isi kitab tsb di sini.
Ane sudah cukup membaca dari sirah nabi ibn hisyam (paling tua lho dari sisi penulisan!!!
) dan sejarah abu bakr dan ustman. Semua keterangan yg ente akan argumenkan, silakan tulis disini, jika ada yg baru dan ane dan kapir belum pernah baca, pasti akan kami telaah.
angky wrote:scholar siapa?? mengapa pendapat mereka harus dituruti dan dipercaya. Menurut pendapat para scholar juga, nabi ente masuk dalam kategori perampok, pedophile,narsis dan suka menipu. Ali Sina adalah scholar juga, David Wood, Sam Shammoun,Murtadin Mark Gabriel (LULUSAN DAN DOSEN AL AZHAR Mesir). Mengapa pendapat mereka tidak engkau turuti dan dengar??
esagenang wrote:Tentu saja yang ane maksud itu western scholars pada umumnya, seperti misalnya sebut saja James M. Robinson.
Bedanya sarjana Alkitab (scholars) yang ane rujuk tersebut adalah orang yang benar-benar ahli di bidangnya dan rata-rata menguasai bahasa Yunani dan Ibrani.
Sedangkan orang-orang andalan ente seperti Ali Sina, Sam Shammoun, dll bukanlah scholar sesungguhnya, karena untuk bisa disebut sebagai scholar (sarjana/ahli) di dalam Islam, ia harus menguasai bahasa Arab secara fasih, menguasai nahwu sharaf, hafal Al Quran, menguasai ilmu mustholah hadits, dan masih banyak syarat lainnya.
Orang-orang andalan ente tsb cuma kenal Islam dari kulit-kulitnya doang ...
hehehe mereka bukan andalan ane, andalan ane justru Ibn Hisyam, bukhari, Qudsi dan semua penulis islam. Ane kurang demen dengan tulisan KAPIR takut penuh fitnah. TAPIIIIIIIIIIIIIIIIII mereka yang MEMBERITAHU ane via internet dan tulisan mereka bahwa ISLAM adalah ajaran tidak benar yang dipersepsikan baik. Kemudian barulah ane konfirmasi kebenaran perkataan mereka dengan membaca sumber yg mereka sebut.
Nahhh, mengapa ente tidak membahas Mark Gabriel (nama sebelumnya adalh mustafa saat di mesir), beliau belajar di al azhar menjadi Doktor kemudian menjadi dosen di al azhar lalu kemudian MURTAD. Kurang apa dengan beliau?? ohhh ane paham, karena dia sudah murtad maka ilmu nya tidak pantas di telaah....kekekekekekek
Di FFI juga ada suhu koran, Bung Hillman, seorang "muslim" yang shalat dalam nama Isa sang kalimatullah dan Rohullah. Kalau ente tertarik membahas ketidak benaran bahasa koran sekarang dengan koran yg ditemukan di sanna yaman, silakan PM beliau. Mudah mudahan dalam kesibukannya beliau berkenan menanggapi pibu ente. Ane tidak paham bahasa cacing, maaf kan kebodohan ane.
esagenang wrote:Tentu saja yang ane maksud itu western scholars pada umumnya, seperti misalnya sebut saja James M. Robinson.
Siapa James M Robinson??? ane tidak kenal?? Apakah dia pengikut Jesus Seminar??? Berapa orang pendiri aliran ini dan berapa orang kemudian meninggalkan nya. Apakah mereka scholar ataukah teolog?? Kenapa KITA HARUS mengakui seorang scholar yang satu dan menolak yang lain?? mohon penjelasannya.
esagenang wrote:Ah, tanpa ditemukan mesin cetak pun emangnya ente kira umat muslim tidak akan memiliki Al Quran?
Gak usah jauh-jauh, dulu saya pernah datang ke toko buku Walisongo di Kwitang, dan dulu mereka punya koleksi Al Quran yang berusia ratusan tahun (sebelum mesin cetak ditemukan) dan insya Allah, Al Quran tua tsb kurang lebih sama dengan Al Quran yang sekarang ....
Ane yakin ente berdusta!!!!! Koran sekarang yang dicetak pada tahun 1924 pasti berbeda dengan koran yang katanya dipegang oleh toko buku, jika benar usianya ratusan tahun. Ane yakin ente tidak melihat dan membacanya, cuman berkata subanaulooohh!!!!
esagenang wrote:Emang kapan saya mengatakan bahwa Al Quran yang asli ada di Tashkent? Saya bilang, salah satu copy dari mushaf Utsmani ada di Tashkent. Setahu saya, pada saat itu Utsman membuat empat kopi dari Al Quran dan menyebarkannya ke empat kota yang berbeda. Nah, salah satu dari copy tsb ada di Tashkent.
The Samarkand Codex could not have been written earlier than 150 years after the 'Uthmanic Recension was [supposedly] compiled - at the earliest during the late 700's or early 800's since it was written in the Kufic script[2] . Some Muslims claim that there are two "Uthmanic recensions", or original copies of 'Uthman's Codex of the Qur'an : the Samarkand Manuscript, in the Tashkent library, Uzbekistan and the Topkapi Manuscript, in the Topkapi Museum, in Istanbul, Turkey. Few claimed that red spots on a page of the codex refer to blood stain from Uthman's murder.[3] The flaw in this claim is that these documents are written in the Kufic Script which, according to Qur'an scholars Martin Lings and Yasin Hamid Safadi, did not appear until the late eighth century[4][5]. It is problematic that no manuscript fragment of the Qur'an can be dated earlier than first quarter of the 8th century A.D., aside from some of the manuscripts discovered in the loft of the Great Mosque in Sanaa in 1972[6]. It is about 150 years between the death of Muhammad and the earliest Qur'an, with the possibility of changes, or even an evolution of the text of the Qur'an prior to the Umayyad period.
Monggo dibantah!!!!