ini saya ambil dari blog saya.
Banyak kaum Muslim yang mempunyai fikiran bahwa menurut Islam wanita tidak ada di dalam Surga, yang mana itu berarti wanita tidak ada yang masuk Surga. Hal itu dipicu karena Alquran mau pun Alhadits memang tidak pernah menyebutkan ada wanita masuk Surga. Alquran mau pun Alhadits hanya menyebutkan bahwa laki-laki berada di dalam Surga, lengkap dengan semua kesenangan dan kenikmatan yang khas diperuntukkan bagi kaum laki-laki saja. Ini artinya wanita tidak pernah ada di dalam Surga.
Pertanyaannya adalah, apakah memang benar bahwa wanita tidak akan masuk Surga?
Islamthis:
Ya memang benar bahwa wanita tidak akan pernah dijumpai di dalam Surga kelak. Lebih tepat lagi, adalah tidak masuk akal jika wanita berada di dalam Surga.
Lantas, kemanakah perginya wanita-wanita saleh tersebut? Apakah semua wanita saleh akan dicampakkan ke dalam Neraka – bersama dengan semua wanita pendosa?
Semua laki-laki pendosa dan semua wanita pendosa, akan dicampakkan ke dalam Neraka; mereka kekal di dalam Neraka itu buat selama-lamanya. Kemudian, jelaslah bahwa semua laki-laki saleh dan wanita saleh, Allah akan memasukkan mereka semua ke dalam Surga. Tidak mungkin Allah akan memasukkan wanita saleh ke Neraka. Namun toh pada akhirnya, TETAP SAJA di Surga TIDAK AKAN DITEMUI wanita-wanita saleh tersebut. Mengapa bisa begitu?
Kembali Ke Asal.
Dari manakah asal laki-laki itu? Asal semua laki-laki adalah di dalam Surga. Oleh karena itu, semua laki-laki yang saleh akan Allah Swt kembalikan ke dalam Surga, tempat asal mereka.
Kemudian, dari manakah asalnya kaum wanita itu? Asal kaum wanita adalah TULANG RUSUK Nabi Adam. Nabi Adam, di dalam hal ini adalah kaum laki-laki. Artinya, tempat asalnya kaum wanita adalah tulang rusuk para lelaki. Oleh karena itu, semua wanita saleh akan DIKEMBALIKAN ke dalam tubuh laki-laki sebagai tulang rusuk sang laki-laki tersebut, karena itu adalah TEMPAT ASALNYA KAUM WANITA.
Dengan demikian, memang benar wanita-wanita saleh itu masuk Surga, NAMUN BUKAN SEBAGAI INDIVIDU, melainkan sebagai organ tubuh (internis) seorang laki-laki. Itulah sebabnya, dikatakan tidak ada wanita di dalam Surga. Hal itu dikarenakan TIDAK ADA WANITA DI DALAM SURGA SEBAGAI INDIVIDU, kecuali sebagai organ tubuh laki-laki. Karena menjadi organ tubuh laki-laki adalah ASAL-MUASAL nya setiap wanita itu.
Laki-laki Yang Mana?
Seorang wanita saleh ketika di Akhirat akan Allah Swt masukkan ke dalam Surga, namun bukan sebagai individu, melainkan Allah Swt masukkan ke dalam tubuh seorang laki-laki sebagai organ tubuh dari laki-laki tersebut, yang mana laki-laki tersebut sudah pasti masuk Surga juga. Perinciannya adalah, seorang wanita saleh yang masuk Surga itu, akan Allah jadikan organ tubuh suaminya, KALAU SUAMINYA MASUK SURGA. Kalau sang suami tidak masuk Surga, maka sang wanita itu akan Allah jadikan organ tubuh ayahnya, kalau ayahnya itu masuk Surga. Kalau sang ayah tidak masuk Surga, maka sang wanita akan Allah jadikan organ tubuh anak laki-lakinya, kalau anak laki-lakinya itu masuk Surga. Kalau anak laki-lakinya tidak masuk Surga, maka sang wanita saleh itu akan Allah jadikan organ tubuh adik laki-laki atau kakak laki-laki dari sang wanita saleh tersebut. Begitu seterusnya…. Yang penting, toh tidak akan ada YANG KOMPLAIN mengenai MASUK KE DALAM TUBUH LAKI-LAKI YANG MANA sang wanita saleh tersebut. Baik bagi laki yang ‘ketempatan’ mau pun bagi wanita saleh tersebut, sama-sama tidak akan komplain.
Latar Belakang Filosofis.
Mengapa Allah menerapkan ‘aturan main’ yang demikian? Mengapa harus, bahwa seorang wanita yang saleh akan masuk ke dalam Surga BUKAN SEBAGAI INDIVIDU, melainkan Allah masukkan dulu ke dalam tubuh seorang laki-laki, kemudian laki-laki itu Allah masukkan ke dalam Surga?
Latar belakang pertama.
Menurut sejarah penciptaan manusia, toh kita memang diajarkan bahwa Siti Hawa itu berasal dari tulang rusuk Nabi Adam, yang mana itu berarti asal muasal seorang wanita adalah di dalam tubuh seorang laki-laki. Artinya, kalau laki-laki itu dikembalikan ke tempat asalnya YAITU SURGA, maka selanjutnya, wanita pun juga harus dikembalikan ke tempat asalnya YAITU DI DALAM TUBUH SEORANG LAKI-LAKI.
Latar belakang kedua.
Allah itu maha indah, maka indah jugalah semua perbuatanNya.
Allah mentakdirkan, bahwa laki-laki dan wanita itu adalah satu kesatuan. Itulah yang indah di dalam kehidupan ini.
Ketika romeo dan Juliet saling berkaih-kasihan, keduanya ingin sekali untuk tidak dapat dipisahkan lagi oleh apa pun; keduanya ingin melebur menjadi satu: satu hati, satu rasa, satu jiwa dan satu raga. Itulah keinginan terindah dari semua anak manusia. Itu pun, keinginan itu memang disebabkan karena mereka berdua asalnya adalah satu tubuh, yaitu tubuh adam di dalam Surga.
Ketika sepasang anak manusia menikah, maka konsekwensinya adalah bahwa kedua anak manusia itu DIANGGAP satu kesatuan. Itulah fitrah di dalam kehidupan ini.
Dan ketika di Surga, Allah MEWUJUDKAN keinginan setiap pasangan itu untuk MELEBUR MENJADI SATU. Itulah sebabnya wanita dan laki-laki dijadikan SATU TUBUH di dalam Surga. Indah bukan?
Latar belakang ketiga.
Ketika Allah akan memasukkan seorang wanita saleh ke dalam Surga, maka terlebih dahulu Allah akan memasukkan wanita saleh tersebut ke dalam tubuh seorang laki-laki, barulah laki-laki tersebut dimasukkan ke dalam Surga. Ini artinya, masuknya seorang wanita ke dalam Surga itu TERGANTUNG dari masuk Surganya seorang laki-laki. Kata TERGANTUNG menjadi kata kunci di sini.
Di dalam kehidupan ini, bukankah setiap wanita TERGANTUNG pada seorang pria? Dapat dipahami bahwa tidak ada wanita yang dapat hidup sendiri tanpa ada seorang laki-laki SECARA TEKNIS dan SECARA SOSIOLOGIS (bukan secara biologis).
Kecemburuan Wanita.
Wanita adalah mahluk yang terkenal akan kecemburuannya. Di dalam suatu Alhadits disebutkan bahwa tidak ada yang lebih besar pada diri seorang wanita kecuali kecemburuannya terhadap seorang laki-laki.
Dikisahkan bahwa ada seseorang pria bernama ahmad. Ahmad menikah dengan seorang wanita Aida. Aida ini adalah seorang wanita yang amat pencemburu. Sudahlah Aida ini adalah seorang wanita yang dikenal sebagai mahluk pencemburu, pun sebagai individu aida ini memang juga pencemburu. Artinya, kecemburuan aida jadi berlipat ganda.
Setelah hidup berumah-tangga sekian lama dengan Ahmad, Aida wafat. Tidak beberapa lama hidup menduda, Ahmad menikah lagi dengan seorang wanita bernama Bintang. Tidak berbeda, Bintang pun seorang wanita yang amat pencemburu.
Dikisahkan bahwa baik Ahmad, Aida mau pun Bintang masuk Surga, karena ketiga manusia ini terkenal dengan kesalehan mereka selama di Dunia.
Menurut teori konvensional, nanti di dalam Surga Ahmad akan dipertemukan lagi dengan kedua istrinya ketika di Dunia, yaitu Aida dan Bintang. Manusia berkata bahwa nanti di dalam Surga Aida dan Bintang akan menjadi bidadari Surga yang diperuntukkan bagi Ahmad, sang suami. Jadinya, Allah membangkitkan Aida dan Bintang sebagai bidadari Surgawi yang teramat cantik, mengalahkan kecantikan mereka ketika di Dunia. Pada bagian ini, manusia khususnya kaum wanita banyak yang bertanya-tanya. Apakah nanti di Surga, Aida dan Bintang TIDAK SALING GONT0K-GONTOKKAN memperebutkan Ahmad, sang suami? Apakah Aida dan Bintang tidak cemburu? Dan apakah baik Aida mau pun Bintang RELA DIMADU oleh sang suami, Ahmad, di dalam Surga?
Jawabannya adalah, TIDAK PERLU saling gontok-gontokan seperti itu.
Yang terjadi adalah, baik Aida mau pun Bintang TELAH MENJADI organ internis bagi Ahmad. Dan kalau Aida dan Bintang telah menjadi organ internis-nya Ahmad, maka KECEMBURUAN SUDAH TIDAK ADA LAGI di dalam Surga antara Aida dengan Bintang.
Selanjutnya, Allah menikahkan Ahmad dengan bidadari Surgawi. Jadinya, ketika Ahmad sedang menikmati keindahan Surga bersama bidadari Surgawi, Aida dan Bintang telah menjadi organ internisnya Ahmad, yang notabene sudah tidak memunculkan kecemburuan lagi.
Saturasa – Saturaga – Satujiwa
Umar adalah seorang karyawan kantoran. Tempat ia bekerja adalah sebuah gedung bertingkat, dan kantornya terletak di lantai 7. Ruang kerjanya full AC. Di dalam ruang tersebut jelaslah Umar merasakan kesejukan dan kenyamanan, dikarenakan udara yang full AC tersebut.
Apakah hanya Uumar’ yang merasakan kesejukan dan kenyamanan yang ditimbulkan udara full AC tersebut? Tidak. Umar tidak sendirian ketika menikmati kenyamanan dan kesejukan tersebut. Ada yang lainnya. Siapakah mereka?
Dengkul Umar pun merasakan kenikmatan tersebut.
Jempol Umar pun merasakan kenikmatan tersebut.
Puser Umar pun merasakan kenikmatan tersebut.
Jidat Umar pun merasakan kenikmatan tersebut.
Gigi Umar pun merasakan kenikmatan tersebut.
Intinya, semua bagian tubuh Umar, atau organ tubuh Umar, turut merasakan kenikmatan dan kenyamanan dari udara yang full AC tersebut. Jadi, bukan Umar sendirian saja yang menikmati kenyamanan dan kesejukan udara berpendingin udara tersebut.
Kebalikannya, ketika Umar sakit gigi maka semua bagian tubuh Umar pun merasakan sakit. Bukan sang gigi saja yang merasakan sakit.
Dengkul Umar pun merasakan sakit gigi.
Jempol Umar pun merasakan sakit gigi.
Puser Umar pun merasakan sakit gigi.
Jidat Umar pun merasakan sakit gigi.
Itulah yang dinamakan dengan saturasa – saturaga dan satujiwa. Ketika Umar merasakan senang mau pun sakit, maka semua organ Umar pun juga merasakan hal tersebut.
Maka demikian jugalah dengan si Ahmad.
Ketika Ahmad merasakan kenikmatan berada di dalam Surga, semua organ yang ada di dalam tubuh Umar pun juga merasakan kenikmatan tersebut. Terlebih, ketika Umar merasakan kenikmatan bercumbu dengan para bidadari Surgawi yang cantik jelita, maka semua organ tubuh Ahmad pun juga merasakan kenikmatan tersebut. Dan dua dari organ tubuh si Ahmad yang turut merasakan kenikmatan tersebut, TADINYA ADALAH Aida dan Bintang ……
Lihat saja ketika Ahmad masih di Dunia ini.
Suatu saat Ahmad menikmati moment bercumbu dengan Aida, sang istri yang amat Ahmad cintai. Ketika Ahmad merasakan kenikmatan bercumbu tersebut, maka organ tubuh Ahmad pun juga merasakan kenikmatan bercumbu tersebut. Organ-organ tubuh Ahmad itu sebut saja: ginjal, tulang rusuk, jantung, usus duabelasjari, limpa, jempol, paruparu, darah, dan seterusnya. Mereka semua adalah organ-organ yang juga merasakan kenikmatan ketika Ahmad merasakan kenikmatan bercumbu dengan sang istri yaitu Aida.
Maka hal yang sama pun juga demikian ketika Aida dan Bintang sudah kembali menjadi organ dalam dari tubuh Ahmad, di dalam Surga.
Nabi Isa pun dalam Injilnya juga telah mengajarkan, bahwa pada dasarnya pria dan wanita itu adalah SATU DAGING,
Mat 19:3-6
3 Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: “Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?”
4 Jawab Yesus: “Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
5 Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”
Wanita dan Bidadari Surga.
Teori konvensional membahas bahwa bidadari Surga adalah para wanita saleh yang ada di Dunia ini, yang ketika di Surga dibangkitkan dan dijadikan oleh Allah sebagai bidadari Surgawi.
Teori tersebut salah besar, dan tidak mempunyai dasar sama sekali.
Wanita Dunia dan bidadari Surga, adalah dua kelompok yang berbeda, berbeda entitas. Sebagai bukti adalah, bahwa wanita Dunia dan bidadari Surga itu EKSIS SECARA PARALEL. Artinya, ketika wanita Dunia itu eksis di muka Bumi, pun bidadari Surga juga eksis di dalam Surga. Kalau lah teori konvensional tersebut memang benar, maka seharusnya bidadari Surga itu BELUM ADA / BELUM TERCIPTA di dalam Surga, karena toh BAHAN DASAR mereka masih tinggal di Bumi, yaitu para wanita Dunia.
Kenyataannya adalah, bidadari Surga itu sudah ada, di dalam Surga (padahal wanita Bumi pun juga sudah eksis). Mereka diberitakan di dalam banyak Alhadits sebagai bidadari yang sedang menunggu untuk dihimpunkan bersama kaum pria saleh kelak di dalam Surga. Di dalam suatu Alhadits, disebutkan bahwa,
Tidak lah seorang suami dianiaya oleh sang istri, kecuali berkatalah para bidadari di dalam Surga, “wahai sang suami, hendaklah engkau bersabar, dan jangan lah engkau membalas (kejahatan istri kamu), karena sungguh keberadaan istrimu itu hanya lah untuk sementara saja ketika di Dunia, dan selanjutnya engkau akan berhimpun bersama kami di dalam Surga……
Di dalam Alhadits yang lain,
Kalau saja bidadari Surga itu keluar menemui penduduk Bumi, maka cahaya matahari akan kalah oleh cahaya dari wajah mereka, dan selendang mereka itu lebih baik bagi kamu dari pada Dunia ini dan seisinya …..
Tentunya Alhadits tersebut hanya mengisyaratkan satu hal, yaitu bahwa bidadari Surga SEKARANG INI sudah ada, yang mana itu artinya adalah bahwa wanita Bumi tidak akan pernah ‘disulap’ oleh Allah untuk menjadi bidadari Surgawi. Karena kalau lah memang benar bahwa wanita Bumi ini kelak disulap oleh Allah menjadi bidadari Surga, maka mengapa bidadari Surga itu sudah ada pada masa sekarang ini? Bukan kah mereka sekarang ini masih di dalam ‘fase’ menjadi wanita Bumi?
Kesepahaman Logika.
Ahmad adalah seseorang yang akan dimasukkan ke dalam Surga.
Aida dan Bintang pun juga dua wanita yang akan dimasukkan ke Surga.
Ibunda kandung ahmad pun juga merupakan seseorang yang akan masuk Surga.
Namun toh kenyataannya Ahmad tidak akan pernah melihat dan menemui Aida, Bintang dan Ibundanya di dalam Surga.
Di dalam Surga, setiap Surgawan tidak akan pernah KECARIAN untuk mencari dan menemui wanita-wanita mereka ketika selama di Dunia. Semua Surgawan SECARA LOGIKA SURGAWI memahami secara logis bahwa semua wanita bumi sudah masuk dan menjadi satu tubuh dengan para Surgawan tersebut. Dan mereka pun para Surgawan itu TIDAK MERASA TERHERAN-HERAN dengan ‘fenomena’ bahwa seluruh wanita di bumi Allah masukkan ke dalam tubuh mereka sehingga menjadi satu tubuh.