@Yusah?yusah wrote:kalo ga percaya apa bisa dijamin tidak memasukinya..!?
lebih baik percaya sehingga bersikap hati-hati, dari pada ga percaya sehingga tidak bersikap hati-hati atau berbuat untuk menghindarinya.
andaikan neraka itu tidak ada toh anda kagak rugi bersikap hati-hati. namun apabnila ternyata neraka itu benar adanya dan anda tidak siap untuk itu alangkah sialnya anda..
ingat bro hidup didunia itu 1 kali saja selanjutnya hidup kekal di dua tempat yang tersedia di neraka atau di surga tinggal pilih. sekaranglah saatnya memilih tempat terbaik untuk kita.
Jaminan bahwa saya tidak masuk neraka tempat siksaan?
Nih saya bold : "Dijamin 100% tidak ada manusia yang masuk tempat siksaan bernama Neraka!!"
Bukan hanya saya yang tidak masuk tempat siksaan .... tetapi Anda dan segenap penghuni FFI juga tidak akan masuk tempat siksaan bernama Neraka... sebenarnya, tidak seorangpun akan masuk ke tempat siksaan neraka.
Karena tempat siksaan bernama neraka tidak lebih daripada alam fiktif manifestasi propaganda Setan untuk mencemarkan reputasi Allah. (untuk informasi lengkapnya coba cari artikel saya lainnya di thread ini)
Siapa yang jamin? Tentu, bukan saya.... tapi REPUTASI ALLAH YANG MENJAMIN!
Nih :
(1 Yohanes 4:8) Ia yang tidak mengasihi tidak mengenal Allah, karena Allah adalah kasih.
Saya yakin anda juga percaya bahwa Sang Pencipta adalah pribadi yang Maha Pengasih.
Bung, alasan kita memeluk suatu kepercayaan bukan hanya "all about yourself"-semata ... atau itukah memang yang diajarkan di Islam? lakukan segala daya dan upaya untuk kepentingan dan keselamatan pribadi??
Sekadar informasi, orang yang hidup selaras dengan tuntutan Alkitab tidak hidup demi kepentingan dirinya sendiri, namun untuk memuliakan nama YHWH yang sedang dihujat oleh musuhnya ... Setan.
Dengan mengatakan "lebih baik percaya sehingga bersikap hati-hati' anda mengatakan bahwa "Demi keamanan pribadi, lebih baik saya percaya bahwa Awloh punya kelainan mental Sadistic Personality Disorder yang mendapatkan kepuasan dari praktek penyiksaan manusia!". Bagiku itu bukan tindakan yang bisa memuliakan awloh yang anda sembah ... sebaliknya demi keamanan pribadi, anda sedang mengekspose sisi KEBRUTALANNYA!
Bagiku itu bukan seperti "backup plan" tidak berbahaya seperti yang anda kira. Namun itu adalah upaya sistematik mengikuti propaganda Setan untuk menghujat Allah demi kepentingan sendiri.
Namun, mari kita bahas teori yang anda kemukakan bahwa "Manusia akan lebih berhati-hati apabila mereka dicekam oleh teror siksaan neraka".
Saya akan mengajukan argumen yang bertentangan, bahwa "Doktrin neraka adalah salah satu faktor yang menginspirasi tindakan brutal yang dipraktekkan manusia sepanjang sejarah"
Hal yang patut disayangkan sebenarnya adalah merasuknnya doktrin siksaan neraka ini kedalam kekristenan. Dan ini adalah beberapa akibatnya :
Pada abad ke-13, ”Santo” Thomas Aquinas, yang disebut Doktor Malaikat, memelopori hukuman mati bagi orang-orang bidah. The Catholic Encyclopedia menjelaskan hal ini dengan mengatakan, ”Sikap ahli-ahli teologia dan ahli-ahli hukum terhadap orang-orang bidah sama seperti terhadap pengkhianat besar.” Buku yang sama mengakui, ”Maka, tidak dapat diragukan, bahwa Gereja menyatakan berhak menggunakan kekerasan fisik terhadap orang-orang yang resmi murtad.”
Setelah menyebut bahwa orang-orang yang melakukan Inkwisisi yang keji merasa bahwa korban-korban inkwisisi mereka ”mungkin diselamatkan dari api kekal oleh api sementara”, ahli sejarah Henry C. Lea menulis dalam A History of the Inquisition of the Middle Ages [Sejarah Inkwisisi Abad Pertengahan], ”Jika suatu Allah yang adil dan mahakuasa menjalankan pembalasan atas makhluk-makhluk ciptaannya yang menghina dia, manusia tidak berhak meragukan kebenaran cara-caranya, tetapi dengan rendah hati mengikuti teladannya dan senang apabila kesempatan untuk melakukan hal itu diberikan kepadanya.”
Juga; ahli sejarah Spanyol Felipe Fernández-Armesto berkata, ”Memang benar pengadilan Inkwisisi itu kejam karena menggunakan penyiksaan untuk mendapatkan bukti, tetapi sekali lagi, kebiadaban penyiksaan tersebut bermanfaat bila dibandingkan dengan siksaan di neraka yang menanti seorang bidat yang tidak mengaku.”—Cetak miring redaksi.
Mary I, ratu Inggris (1553-1558), yang dikenal sebagai ”Mary si Penumpah Darah” karena membakar kira-kira 300 penganut Protestan di tiang, dilaporkan mengatakan, ”Karena jiwa para bidah akan dibakar selamanya di neraka, tidak ada yang lebih patut bagi saya selain meniru pembalasan Ilahi dengan membakar mereka di bumi.”
According to Muhammad, the infidels (all non-Muslims) were headed straight for Hell anyway, so killing them in a good cause (jihad) was hardly a sin. Which brings us to today’s second crash course. -- Thomas Clough (2001)
Saya bisa memberikan lebih banyak lagi contoh kontraproduktif sehubungan dengan dampak doktrin yang mengerikan ini kepada psikologis seseorang, apapun latar belakang agama yang ia peluk....
Dipandang dari sisi kemanusiaan ... memperlakukan seseorang dengan baik karena dimotifasi oleh kasih jauh lebih bernilai daripada yang dimotifasi oleh rasa takut.
Apakah anda senang bila mengetahui bahwa istri anda membuatkan kopi bagi anda hanya karena takut anda marahi atau takut tidak diberi uang belanja?, tidak bukan? kita senang Istri kita membuatkan kopi karena ia mencintai kita!
Allah ingin seseorang taat kepadanya bukan karena rasa takut yang tidak beralasan. Sebaliknya, ia ingin agar orang taat kepadanya karena didorong oleh kasih yang tidak mementingkan diri.
Mungkin anda tidak terlalu memahami hal ini ... karena doktrin anda memang jarang sekali menyinggung mengenai aspek yang menakjubkan ini ... yaitu kasih.
Kasih adalah tenaga pendorong yang besar, jauh lebih besar daripada apapun (termasuk rasa takut). Karena kasih orang bisa melakukan banyak hal, termasuk mati bagi pribadi yang dikasihinya.
Bung, Yusah ... menurutku ... anda bukannya mengasihi allah, anda hanya ngeri padanya ... yang anda kasihi adalah diri anda sendiri.