jadi anda mengakui kalau peraturan auwloh anda TIDAK LOGIK bukan ? sehingga supaya masuk logika manusia maka diperlukan RUMUSAN SOLUSI yang anda akui sendiri.Pembawa Pedang wrote: Karena yang bagi bagi warisan itu manusia..bukan Allah...Allah membuat peraturan yang digunakan oleh manusia..tentunya isi peraturan harus bisa dilogika manusia...
Kalau begini kan sudah beres, bikin pengakuan begini saja pakai lari-lari ke 100 juta/3 dulu.
saya juga bukan Tuhan, maka dari itu juga jauh dari sempurna, tapi alquran yang anda klaim perkataan auwloh ternyata perhitungannya TIDAK LOGIK. apa kata dunia ?Pembawa Pedang wrote: Saya bukan Tuhan...jadi sangat aneh anda bertanya kesaya...seharusnya anda yang memikirkan itu..bukan kah anda begitu mengagung AKAL?
dan kafir bukan mengagungkan akal, TETAPI MEMAKAINYA sesuai apa yang TUHAN karuniakan untuk menilai mana yang BENAR dan mana yang SALAH dan BUKAN membabi-buta melakukan PEMBENARAN.
mau iman anda bertambah atau tidak, bukan menjadi urusan saya, anda ini sungguh naif sekali, menyatakan kemahaan auwloh anda atas dasar ketidak sempurnaan sistim hitungan manusia, padahal seperti yang anda akui sendiri auwloh anda sendiri telah GAGAL menyajikannya secara BENAR/LOGIK.Pembawa Pedang wrote: Iman saya justru bertambah ketika saya tak mampu membagi habis 100Jt : 3...Maha Kuasa Allah..hitungan segitu saja tak mampu diselesaikan oleh manusia....alangkah lemahnya manusia..
sama-sama GAGAL menyelesaikan 100 juta/3 kok dibilang maha kuasa ? aneh nih pp.
tipikal muslim dengan pola pikir DANGKAL, begitu tidak bisa berargumen secara benar, lalu lari-lari OOT ke syurgalah keneraka lah. apa relevansinya sistim hitungan dengan syurga/neraka ? sudah kram otak ni pp.Pembawa Pedang wrote: Dan saya makin yakin bahwa syurga dan neraka tidak ada batas waktunya...ketika saya melihat hasil 100 : 3 tanpa batas...