Kesalahan Logika

Selamat datang pendatang baru, baik Muslim maupun non-Muslim. Anda diminta utk BACA DULU ruang ini sebelum menuliskan komentar.
Mhd61l4
Posts: 703
Joined: Sun Jun 29, 2014 10:33 pm

Re: Kesalahan Logika

Post by Mhd61l4 »

rahimii wrote:Izin ikutan ya..

Berhubung disini memang tempatnya membongkar kepalsuan islam, saya berpikir bahwa sangat penting juga bagi kita membongkar kesalahan-kesalahan logika yang kerap dipertunjukkan loyalis islam. Setidaknya ada lima kesalahan logika yang kerap kita temui setiap kali ada perdebatan atau argumentasi dengan rekan-rekan muslim dalam membela islam.
Mhd61l4 wrote:Kalau yang paling sering digunakan muslim sebagai klaim Al quran adalah SSQ, misalnya:
http://quran.com/2/23-24
23: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

24: Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) -- dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.

Nah, itu termasuk katagori mana saja?
Bisa di breeakdown satu persatu?

Tx
rahimii wrote: Saya coba ya..koreksi saya jika salah.

Secara struktur proposisi, quran 2:23-24 menurut pengetahuan saya yang cetek, termasuk kedalam jenis fallacy yang disebut slippery slope fallacy. Kerapkali, pola ini digunakan untuk menjelaskan sebuah proses yang akhirnya akan mencapai pada sebuah efek yang signifikan. Hanya saja, tidak jarang sebuah argumentasi menggunakan pola slippery slope mengandung formal fallacy, atau argumentasi yang nyata-nyata salah namun tertutup oleh sebuah bangunan argumentasi yang sepertinya meyakinkan.

Dalam quran 2:23-24 pola slippery slopenya adalah: jika A terjadi (dalam hal ini terjadi keraguan akan kebenaran quran sebagai wahyu allah), maka B (yang ragu dan tidak mampu membuat ayat seperti quran pasti berakhir di neraka) akhirnya akan terjadi juga. Oleh karena itu, A tidak boleh terjadi.
Bisakah diartikan, jika A terjadi:
Maka B, (yang tidak ragu dan mampu membuat ayat seperti quran pasti masuk surga) akhirnya masuk neraka juga?
rahimii wrote:Fallacy ayat per ayat nya:

Quran 2:23 Masalah dengan argument ini adalah bahwa ia secara halus mengajak pembaca untuk menghindari terlibat dengan polemik atau pertanyaan terhadap quran, dan menggeser perhatian kita kepada satu hipotesa ekstrim.
Apakah juga termasuk Non causa pro causa:
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

- Apa hubungannya orang yang ragu dengan perintah membuat satu surat semisal quran?
rahimii wrote: Quran 2:24 Karena tidak ada bukti disajikan untuk menunjukkan bahwa hipotesa ekstrim seperti ini akan terjadi, kekeliruan logika dalam ayat ini memiliki bentuk pendekatan dalam hal emosi dengan memanfaatkan rasa takut. Akibatnya argumen ini menjadi tidak adil karena dinodai oleh dugaan tidak berdasar.

Lebih jauh, jika kita menempatkan argumen sentral quran 2:23-24 tersebut ke dalam bentuk logis yang sesuai, kita mendapatkan silogisme berikut:

Premis 1: Jika orang-orang kafir tidak dapat menciptakan sesuatu yang sebanding dengan ayat quran, maka pastilah quran berasal dari allah.

Premis 2: kafir tidak dapat menciptakan sesuatu yang sebanding dengan ayat quran.

Kesimpulan: Oleh karena itu, quran pastilah dari allah.
Nah, masuk katagori apakah penyesatan logika di atas, kalau tidak ada alat ukurnya?
Kita ketahui bersama bahwa salah satu surat terpendek Al quran: Surat Al-`Aşr (The Declining Day) - سورة العصر :
Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

pasti dapat dibuatkan tandingannya oleh anak kelas 3 SD.
rahimii wrote: Menerapkan metode ini untuk argumen quran diatas, kita melihat betapa dangkalnya pernyataan quran itu sebenarnya. Pertimbangkan premis pertama: "jika orang-orang kafir tidak dapat menciptakan sesuatu yang sebanding dengan ayat quran, maka pastilah quran berasal dari allah." Ini adalah tantangan yang sangat aneh. Rupanya, kriteria islam untuk menentukan keterlibatan inspirasi ilahi dalam suatu teks adalah terletak pada keunggulan gaya sastra teks tersebut? Perhatikan bahwa ini akan menjadi setara dengan mengatakan, "jika anda tidak dapat menghasilkan puisi seperti TS Eliot, atau drama seperti Shakespeare, atau buku-buku seperti Charles Dickens, maka anda harus mengakui bahwa karya-karya ini datang dari allah. " Klaim yang menggelikan bukan? Tapi ini adalah pola pikir yang muslim pertahankan ketika membela keilahian quran.

Premis pertama dari argumen quran 2:23-24 itu kemudian, adalah keliru (kecuali kita terbuka untuk gagasan bahwa semua penulis terbesar dunia dan penyair mendapatkan karya-karya mereka dari allah) karena tidak ada manusia yang akan mampu menciptakan karya yang serupa. Kita bisa berhenti di sini, karena argumen dengan premis tunggal yang keliru sudah cukup untuk menolak keseluruhan argumen. Namun demikian, karena argumen ini sangat penting untuk muslim, kita bisa saja memeriksa premis kedua untuk membuktikan apakah klaim quran benar-benar tak terbantahkan. Kita tunggu tanggapan teman-teman muslim atau netter lain..
Untuk QS 2. 23 - 24 di atas, apakah ada kemungkinan terdapat lebih dari 3 tipe/katagori penyesatan logika?
Mirror 1: Kesalahan Logika
Follow Twitter: @ZwaraKafir
Mhd61l4
Posts: 703
Joined: Sun Jun 29, 2014 10:33 pm

Re: Kesalahan Logika

Post by Mhd61l4 »

rahimii wrote: Berhubung disini memang tempatnya membongkar kepalsuan islam
kuisa wrote:Ada banyak pandangan tentang Islam, sebaiknya Anda berhati2 untuk menentukan Islam dan apa yg disebut palsu.
Si cabul BUTA HURUF SAW kan sudah bilang, dari 73 hanya 1 yang benar.
Kamu tunjukin dong mana yang benarnya!!!!!!
Ngapain juga harus hati hati, karena secara statistik dari pengakuan si cabul BUTA HURUF SAW, 72 dari 73 dipastikan bahwa ISLAM PALSU
Mirror 1: Kesalahan Logika
Follow Twitter: @ZwaraKafir
nap.bon
Posts: 1011
Joined: Wed Jun 27, 2012 8:04 pm
Location: United States of Indonesia

Re: Kesalahan Logika

Post by nap.bon »

nap.bon wrote: CP coba dianalisa:

frase: "Wanita itu telah berdosa"
baik Yesus dan Yahudi tidak mempermasalahkn status berdosanya Wanita tsb.

yang dipermasalahkan: "Wanita itu telah berdosa" -> "Aku ingin menghukum wanita berdosa itu."
Yahudi --> Benar.
Yesus --> Salah. tidak boleh menghukum wanita berdosa itu, karena kamu pun berdosa --> kondisi sama-sama berdosa => diadili, bukan jadi hakimnya.
Mirror 1: menyerang kebenaran suatu klaim
Follow Twitter: @ZwaraKafir
kuisa wrote:menarik juga, jadi Yesus di bible ad hominem kepada orang2 yang ingin menegakkan hukum?
ups, ad hominem? entar dulu...

Tentu ente tahu kan apa itu tindakan main hakim sendiri? Main hakim sendiri diizinkan tidak?


Mhd61l4 wrote: Apakah juga termasuk Non causa pro causa:
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

- Apa hubungannya orang yang ragu dengan perintah membuat satu surat semisal quran?
Seharusnya iya, mungkin para muslim dapat menjelaskan hubungan orang yg ragu dan membuat satu surat semisal quran di thread yg lain.

rahimii wrote: Quran 2:24 Karena tidak ada bukti disajikan untuk menunjukkan bahwa hipotesa ekstrim seperti ini akan terjadi, kekeliruan logika dalam ayat ini memiliki bentuk pendekatan dalam hal emosi dengan memanfaatkan rasa takut. Akibatnya argumen ini menjadi tidak adil karena dinodai oleh dugaan tidak berdasar.

Lebih jauh, jika kita menempatkan argumen sentral quran 2:23-24 tersebut ke dalam bentuk logis yang sesuai, kita mendapatkan silogisme berikut:

Premis 1: Jika orang-orang kafir tidak dapat menciptakan sesuatu yang sebanding dengan ayat quran, maka pastilah quran berasal dari allah.

Premis 2: kafir tidak dapat menciptakan sesuatu yang sebanding dengan ayat quran.

Kesimpulan: Oleh karena itu, quran pastilah dari allah.
Mhd61l4 wrote:Nah, masuk katagori apakah penyesatan logika di atas, kalau tidak ada alat ukurnya?
9. Petitio principia (Begging the question)
Kesimpulan yang ditarik berdasarkan atas suatu premis yang dianggap pasti benar.
Hasil dari alat ukur menentukan suatu klausa menjadi benar atau salah. Andai kata tidak ada alat ukurnya, klausa tersebut tidak dapat ditentukan kebenarannya. Apabila klausa tersenut digunakan untuk menarik kesimpulan, klausa tersebut dianggap (pasti) benar.

Contoh sederhana:
Sebuah kabel diukur arusnya dengan amperemeter menunjukkan 5 A. Dengan demikian, klausa yg menyatakan bahwa kabel tersebut mengangkut kurang dari 1 A adalah salah dan begitu pula sebaliknya klausa kabel mengangkut > 3 A adalah benar.

Mirror 1: Kesalahan Logika
Follow Twitter: @ZwaraKafir
rahimii
Posts: 311
Joined: Sun Mar 06, 2011 6:33 pm

Re: Kesalahan Logika

Post by rahimii »

rahimii wrote: Saya coba ya..koreksi saya jika salah.

Secara struktur proposisi, quran 2:23-24 menurut pengetahuan saya yang cetek, termasuk kedalam jenis fallacy yang disebut slippery slope fallacy. Kerapkali, pola ini digunakan untuk menjelaskan sebuah proses yang akhirnya akan mencapai pada sebuah efek yang signifikan. Hanya saja, tidak jarang sebuah argumentasi menggunakan pola slippery slope mengandung formal fallacy, atau argumentasi yang nyata-nyata salah namun tertutup oleh sebuah bangunan argumentasi yang sepertinya meyakinkan.

Dalam quran 2:23-24 pola slippery slopenya adalah: jika A terjadi (dalam hal ini terjadi keraguan akan kebenaran quran sebagai wahyu allah), maka B (yang ragu dan tidak mampu membuat ayat seperti quran pasti berakhir di neraka) akhirnya akan terjadi juga. Oleh karena itu, A tidak boleh terjadi.
Mhd61l4 wrote:Bisakah diartikan, jika A terjadi:
Maka B, (yang tidak ragu dan mampu membuat ayat seperti quran pasti masuk surga) akhirnya masuk neraka juga?
Saya pikir tidak. Quran sudah jelas mengunci kemungkinan bahwa akan ada yang mampu membuat ayat yang setara dengannya dalam qs 2:24:"Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) -- dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir." Jadi jelas ini adalah semacam sugesti mental yang memanfaatkan rasa takut dari orang-orang yang memiliki keraguan dan memakai otak serta pikirannya dalam mempertanyakan klaim keilahian quran. Berbeda misalnya dengan kitab suci lain, yang justru memerintahkan pembacanya untuk menguji segala sesuatu.
rahimii wrote:Fallacy ayat per ayat nya:

Quran 2:23 Masalah dengan argument ini adalah bahwa ia secara halus mengajak pembaca untuk menghindari terlibat dengan polemik atau pertanyaan terhadap quran, dan menggeser perhatian kita kepada satu hipotesa ekstrim.
Mhd61l4 wrote:Apakah juga termasuk Non causa pro causa:
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

- Apa hubungannya orang yang ragu dengan perintah membuat satu surat semisal quran?
Bisa dikategorikan juga sebagi non causa pro causa. Lalu apa hubungannya orang yang ragu dengan perintah membuat satu surah sebanding quran? Hubungannya adalah karena bahkan orang yang berada dilingkaran dalam pembuat quran itu sendiri tidak yakin bahwa quran adalah inspirasi ilahi dan meninggalkan islam (Abdullah ibn Sa’d ibn Abi Sarh sebagai contoh), karena dalam bahasa arab sekalipun quran tidak bisa dipahami. Apalagi yang dibutuhkan untuk menjaga kewibawaan quran yang tercoreng selain menciptakan sebuah ayat konyol demikian itu?
rahimii wrote: Quran 2:24 Karena tidak ada bukti disajikan untuk menunjukkan bahwa hipotesa ekstrim seperti ini akan terjadi, kekeliruan logika dalam ayat ini memiliki bentuk pendekatan dalam hal emosi dengan memanfaatkan rasa takut. Akibatnya argumen ini menjadi tidak adil karena dinodai oleh dugaan tidak berdasar.

Lebih jauh, jika kita menempatkan argumen sentral quran 2:23-24 tersebut ke dalam bentuk logis yang sesuai, kita mendapatkan silogisme berikut:

Premis 1: Jika orang-orang kafir tidak dapat menciptakan sesuatu yang sebanding dengan ayat quran, maka pastilah quran berasal dari allah.

Premis 2: kafir tidak dapat menciptakan sesuatu yang sebanding dengan ayat quran.

Kesimpulan: Oleh karena itu, quran pastilah dari allah.
Mhd61l4 wrote:Nah, masuk katagori apakah penyesatan logika di atas, kalau tidak ada alat ukurnya?
Kita ketahui bersama bahwa salah satu surat terpendek Al quran: Surat Al-`Aşr (The Declining Day) - سورة العصر :
Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

pasti dapat dibuatkan tandingannya oleh anak kelas 3 SD.
Penyesatan logika terjadi salah satunya karena pelaku sesat pikir yang tidak menyadari akan sesat pikir yang dilakukannya. Fallacy sangat efektif dan manjur untuk melakukan sejumlah aksi amoral, seperti mengubah opini publik, memutar balik fakta, pembodohan publik, provokasi sektarian, pembunuhan karakter, memecah belah, menghindari jerat hukum, dan meraih kekuasaan dengan janji palsu. Kondisi diatas ditunjukkan penulis quran 2:24 meski tanpa dasar atau alat ukur dan kuat dugaan semata-mata demi tujuan-tujuan yang saya sebut. Tetapi bukan berarti kita tidak bisa melihat kesesatan logikanya. Ada Argumentum Auctoritatis disitu, dimana nilai penalaran ditentukan oleh keahlian atau kewibawaan orang atau objek yang mengemukakannya. Juga nuansa Argumentum ad baculum dimana argumen yang diajukan berupa ancaman dan desakan agar menerima suatu konklusi tertentu, dengan alasan bahwa jika menolak akan berdampak negatif terhadap dirinya
rahimii wrote: Menerapkan metode ini untuk argumen quran diatas, kita melihat betapa dangkalnya pernyataan quran itu sebenarnya. Pertimbangkan premis pertama: "jika orang-orang kafir tidak dapat menciptakan sesuatu yang sebanding dengan ayat quran, maka pastilah quran berasal dari allah." Ini adalah tantangan yang sangat aneh. Rupanya, kriteria islam untuk menentukan keterlibatan inspirasi ilahi dalam suatu teks adalah terletak pada keunggulan gaya sastra teks tersebut? Perhatikan bahwa ini akan menjadi setara dengan mengatakan, "jika anda tidak dapat menghasilkan puisi seperti TS Eliot, atau drama seperti Shakespeare, atau buku-buku seperti Charles Dickens, maka anda harus mengakui bahwa karya-karya ini datang dari allah. " Klaim yang menggelikan bukan? Tapi ini adalah pola pikir yang muslim pertahankan ketika membela keilahian quran.

Premis pertama dari argumen quran 2:23-24 itu kemudian, adalah keliru (kecuali kita terbuka untuk gagasan bahwa semua penulis terbesar dunia dan penyair mendapatkan karya-karya mereka dari allah) karena tidak ada manusia yang akan mampu menciptakan karya yang serupa. Kita bisa berhenti di sini, karena argumen dengan premis tunggal yang keliru sudah cukup untuk menolak keseluruhan argumen. Namun demikian, karena argumen ini sangat penting untuk muslim, kita bisa saja memeriksa premis kedua untuk membuktikan apakah klaim quran benar-benar tak terbantahkan. Kita tunggu tanggapan teman-teman muslim atau netter lain..
Mhd61l4 wrote:Untuk QS 2. 23 - 24 di atas, apakah ada kemungkinan terdapat lebih dari 3 tipe/katagori penyesatan logika?
Menurut saya benar demikian..
Mirror 1: dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya),
Follow Twitter: @ZwaraKafir
rahimii
Posts: 311
Joined: Sun Mar 06, 2011 6:33 pm

Re: Kesalahan Logika

Post by rahimii »

rahimii wrote: Berhubung disini memang tempatnya membongkar kepalsuan islam
kuisa wrote:Ada banyak pandangan tentang Islam, sebaiknya Anda berhati2 untuk menentukan Islam dan apa yg disebut palsu.
Bagi saya, cara yang paling absah untuk menguji sebuah klaim ketuhanan hanyalah dengan logika dan rasio. Berdasarkan hukum-hukum logika, saya diyakinkan bahwa islam adalah sebuah kepalsuan semata. Bagaimana menurut anda? Bila anda mampu membela islam dengan logika dan rasio, kita persilahkan dan buktikan kalau islam memang tak terbantahkan.
rahimii wrote:1.Asumsi Palsu
Dalam logika dan juga hukum, preseden (hal yg telah terjadi lebih dahulu dan dapat dipakai sebagai contoh) sejarah berarti bahwa beban pembuktian berada pada mereka yang mengajukan asumsi baru dan bukan pada pihak pemilik ide sebelumnya yang telah diverifikasi dimasa lalu. Banyak muslim melanggar prinsip preseden sejarah dalam berargumentasi dengan menegaskan bahwa islam tidak memiliki beban pembuktian, dan bahwa otoritas quran berada diatas kitab-kitab suci agama lain yang telah ada jauh sebelum islam eksis.
kuisa wrote:1. Apakah semua sejarah masa lalu bernilai benar?
2. Apakah pernyataan pemilik ide sebelumnya bernilai mutlak benar?
3. Verifikasi seperti apa yang dilakukan dimasa lalu sehingga bisa melarang lahirnya ide yang berbeda?



sementara no.1 dulu Pak, nanti disambung lagi :)
1. Tidak. Tetapi akan lebih aneh kalau preseden sejarah masa lalu yang tidak benar, dijadikan sebagai justifikasi ketidakbenaran kita sendiri.
2. Tidak. Tetapi akan lebih aneh kalau kita mampu melihat kesalahan sebuah ide dimasa lalu, tetapi menutup mata terhadap bertaburnya penyimpangan ide-ide dalam nilai-nilai yang kita anut sendiri. Manusia yang berfungsi secara utuh dan memiliki logika yang sehat, seharusnya mampu melihat kedalam dirinya dan bisa mengakui kekurangannya.
3. Sebuah verifikasi terhadap peristiwa masa lalu, tidak pernah bertujuan untuk melarang lahirnya ide yang berbeda. Yang salah dalam berlogika adalah jika ide lama tidak dijadikan rujukan sebagai hakim atas ide yang baru. Seharusnya otoritas yang sudah lebih dahulu ditetapkan, mendakwa otoritas klaim yang baru. Bukan sebaliknya. Contoh : Karena islam datang berabad-abad setelah kristen, islam lah yang memiliki beban pembuktian, bukan kristen. Ketika alkitab dan alquran bertentangan satu sama lain, secara hukum logika alkitab harus diberikan tempat pertama sebagai otoritas yang lebih tua, sampai quran dapat membuktikan dirinya sendiri.
Mirror 1: Kesalahan Logika
Follow Twitter: @ZwaraKafir
Mhd61l4
Posts: 703
Joined: Sun Jun 29, 2014 10:33 pm

Re: Kesalahan Logika

Post by Mhd61l4 »

rahimii wrote: Ketika alkitab dan alquran bertentangan satu sama lain, secara hukum logika alkitab harus diberikan tempat pertama sebagai otoritas yang lebih tua, sampai quran dapat membuktikan dirinya sendiri.
Mirror 1: Kesalahan Logika
Follow Twitter: @ZwaraKafir
Mudah mudahan ada slimers yang baca [-o< :-k :-k
Mirror 1: Kesalahan Logika
Follow Twitter: @ZwaraKafir
Mhd61l4
Posts: 703
Joined: Sun Jun 29, 2014 10:33 pm

Re: Kesalahan Logika

Post by Mhd61l4 »

Mhd61l4 wrote:Bisakah diartikan, jika A terjadi:
Maka B, (yang tidak ragu dan mampu membuat ayat seperti quran pasti masuk surga) akhirnya masuk neraka juga?
rahimii wrote:Saya pikir tidak. Quran sudah jelas mengunci kemungkinan bahwa akan ada yang mampu membuat ayat yang setara dengannya dalam qs 2:24:....


Saya sepakat bahwa Quran pada ayat dimaksut "mengunci kemungkinan" bahwa A tidak akan terjadi.
Bahwa hal tersebut termasuk penyesatan logika, karena kenyataannya bahwa "A" PASTI MUNGKIN TERJADI.

1. A Tidak mungkin terjadi ---> yang ragu dan tidak mampu membuat ayat pasti masuk neraka.
turunannya;
2. A terjadi ---> yang tidak ragu dan mampu membuat ayat seperti quran (seharusnya masuk surga kalau mengikuti logika 1) ---> kafir menurut islam ---> akhirnya masuk neraka juga.

Nah, turunan fallacy tersebut, jika A terjadi, yang menyebabkan B sesuai dengan sebab A terjadi; pun menghasilkan fallacy baru. Adakah katagorinya?
Mhd61l4 wrote:Untuk QS 2. 23 - 24 di atas, apakah ada kemungkinan terdapat lebih dari 3 tipe/katagori penyesatan logika?
rahimii wrote:Menurut saya benar demikian..
Mirror 1: dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya),
Follow Twitter: @ZwaraKafir
Mohon pencerahan lebih lanjut
@nap.bon, @rahimii, @Kibou, bro and sis yang kompeten tentang filsafat berpikir, tolong di kupas tuntas satu persatu, hususnya ayat ayat AL QURAN YANG JELAS, RINCI dan TIDAK ADA KERAGUAN DI DALAMNYA, agar saudara saudara kita sesama manusia bisa mengerti cara berpikir logis. [-o<
Mirror 1: Kesalahan Logika
Follow Twitter: @ZwaraKafir
nap.bon
Posts: 1011
Joined: Wed Jun 27, 2012 8:04 pm
Location: United States of Indonesia

Re: Kesalahan Logika

Post by nap.bon »

rahimii wrote: Ketika alkitab dan alquran bertentangan satu sama lain, secara hukum logika alkitab harus diberikan tempat pertama sebagai otoritas yang lebih tua, sampai quran dapat membuktikan dirinya sendiri.
Hal itu sejalan dengan:
8. Beban Pembalikan Bukti
Menimpakan beban pembuktian kepada yang menyatakan klaim tersebut. Bila ini terjadi, seseorang bisa saja mengklaim apapun, tanpa memberi bukti.
Mirror 1: 8. Beban Pembalikan Bukti
Follow Twitter: @ZwaraKafir
kuisa
Posts: 706
Joined: Mon May 05, 2014 12:33 pm

Re: Kesalahan Logika

Post by kuisa »

kuisa wrote:menarik juga, jadi Yesus di bible ad hominem kepada orang2 yang ingin menegakkan hukum?
nap.bon wrote: ups, ad hominem? entar dulu...

Tentu ente tahu kan apa itu tindakan main hakim sendiri? Main hakim sendiri diizinkan tidak?
:)
Saya yakin ini termasuk fallacy, karena ini trit anda, anda sendiri yg harusnya tahu jenis fallacy apa ini. Anda mengatakan sesuatu bukan ad hominem tapi menjawab dengan memberikan pertanyaan yang tidak berhubungan


Bahkan jika Yesus melarang hukuman karena tindakan main hakim sendiri, maka itulah yang harus dijadikan alasan, bukan dengan melakukan ad hominem.
kuisa
Posts: 706
Joined: Mon May 05, 2014 12:33 pm

Re: Kesalahan Logika

Post by kuisa »

rahimii wrote: Bagi saya, cara yang paling absah untuk menguji sebuah klaim ketuhanan hanyalah dengan logika dan rasio. Berdasarkan hukum-hukum logika, saya diyakinkan bahwa islam adalah sebuah kepalsuan semata. Bagaimana menurut anda? Bila anda mampu membela islam dengan logika dan rasio, kita persilahkan dan buktikan kalau islam memang tak terbantahkan.
Saya pribadi tidak yakin bisa memberikan pembelaan yang cukup memuaskan anda, karena ada bagian spiritual, rohani, iman disamping logika yang bisa dijelaskan.
rahimii wrote:1.Asumsi Palsu
Dalam logika dan juga hukum, preseden (hal yg telah terjadi lebih dahulu dan dapat dipakai sebagai contoh) sejarah berarti bahwa beban pembuktian berada pada mereka yang mengajukan asumsi baru dan bukan pada pihak pemilik ide sebelumnya yang telah diverifikasi dimasa lalu. Banyak muslim melanggar prinsip preseden sejarah dalam berargumentasi dengan menegaskan bahwa islam tidak memiliki beban pembuktian, dan bahwa otoritas quran berada diatas kitab-kitab suci agama lain yang telah ada jauh sebelum islam eksis.
kuisa wrote:1. Apakah semua sejarah masa lalu bernilai benar?
2. Apakah pernyataan pemilik ide sebelumnya bernilai mutlak benar?
3. Verifikasi seperti apa yang dilakukan dimasa lalu sehingga bisa melarang lahirnya ide yang berbeda?
1. Tidak. Tetapi akan lebih aneh kalau preseden sejarah masa lalu yang tidak benar, dijadikan sebagai justifikasi ketidakbenaran kita sendiri.
Fallacy, Jika sejarah masa lalu tidak bernilai benar, bagaimana mungkin anda melakukan justifikasi ketidakbenaran sesuatu dari sejarah yg tidak benar.
2. Tidak. Tetapi akan lebih aneh kalau kita mampu melihat kesalahan sebuah ide dimasa lalu, tetapi menutup mata terhadap bertaburnya penyimpangan ide-ide dalam nilai-nilai yang kita anut sendiri. Manusia yang berfungsi secara utuh dan memiliki logika yang sehat, seharusnya mampu melihat kedalam dirinya dan bisa mengakui kekurangannya.
Fallacy, Penyimpangan ide2 tidak berarti kesalahan dari ide tersebut. Ide2 masa lalu yg bisa ditunjukkan kesalahannya tidak bisa dibela dengan kesalahan2 karena penyimpangan2 dari ide2 yg datang kemudian.
3. Sebuah verifikasi terhadap peristiwa masa lalu, tidak pernah bertujuan untuk melarang lahirnya ide yang berbeda. Yang salah dalam berlogika adalah jika ide lama tidak dijadikan rujukan sebagai hakim atas ide yang baru. Seharusnya otoritas yang sudah lebih dahulu ditetapkan, mendakwa otoritas klaim yang baru. Bukan sebaliknya. Contoh : Karena islam datang berabad-abad setelah kristen, islam lah yang memiliki beban pembuktian, bukan kristen. Ketika alkitab dan alquran bertentangan satu sama lain, secara hukum logika alkitab harus diberikan tempat pertama sebagai otoritas yang lebih tua, sampai quran dapat membuktikan dirinya sendiri.
1. Anda tidak bisa menjelaskan verifikasi apa yang dilakukan
2. Tidak perlu AlQuran turun tangan untuk membuktikan kesalahan Bible, karena Bible menunjukkan kesalahan dirinya sendiri.
3. Boleh2 saja jika Alkitab ingin mendakwa AlQuran, saya rasa justru sudah terjadi sejak AlQuran turun, saya ribadi tidak tahu hasilnya, mungkin anda bisa menjelaskan hasil dakwaan tersebut.
4. Menurut saya AlQuran sudah membuktikan dirinya, kitab apakah yg paling banyak dipelajari, dibeli, dbaca, dihafal, diamalkan, dijadikan landasan dan prinsip hidup?
Last edited by kuisa on Sun Aug 10, 2014 1:54 am, edited 1 time in total.
kuisa
Posts: 706
Joined: Mon May 05, 2014 12:33 pm

Re: Kesalahan Logika

Post by kuisa »

rahimii wrote:3.Analogi palsu
Perbandingan dua hal seakan mereka sejajar, padahal sama sekali berbeda.
Misalnya, banyak muslim mengklaim bahwa muhammad dan semua nabi itu tidak berdosa. Mereka bahkan menyangkal bahwa abraham adalah seorang penyembah berhala. Jadi ketika seorang yang bukan muslim menunjukkan semua hal jahat yang dilakukan muhammad (pembunuhan massal, penganiayaan anak, berbohong, dll), muslim akan berkata, "jika anda benar, maka anda juga harus menolak para nabi dalam kitab suci anda masing-masing karena melakukan hal-hal jahat juga." Padahal akar masalahnya adalah bahwa konsep kenabian dalam islam adalah tidak sama dengan konsep kenabian dalam agama-agama lain. Agama lain mengajarkan bahwa para nabi berdosa seperti orang lain. Jadi bila islam terbukti salah karena disangkal melalui dosa-dosa yang dilakukan muhammad, agama lain tidak dapat diadili berdasarkan standar yang sama sebagaimana islam mengukuhkan kenabian muhammad. Setiap kali muslim menanggapi serangan atas alquran, muhammad, atau allah dengan membalik argumen dan menerapkannya pada agama lain seolah-olah Islam dan agama lain berdiri atau jatuh bersama-sama, mereka melakukan kesalahan logika akan analogi yang palsu.
1. Apakah anda sudah melakukan verifikasi sebelum mengatakan perbuatan jahat pernah dilakukan Nabi Muhammad? Apakah perbuatan itu pernah dilakukan? Jika benar ada yang dilakukan, bagaimana anda mengklasifikasikan ini jahat ini tidak jahat?
2. Saya pribadi tidak yakin ada muslim yang membela Nabi Muhammad dengan cara membenarkan Daud Bible meniduri istri orang lain, atau dengan membenarkan anak2 Daud Bible meniduri istri2 ayahnya, atau membenarkan Luth Bible meniduri putri2nya. Menurut saya menyimpulkan sesuatu yang tidak dilakukan orang lain (muslim) bukan perbuatan terpuji.
3. Seingat saya, saya tidak melakukan analogi seperti yang anda tulis, kecuali sebatas perbandingan yang umumnya dipicu justru oleh lawan diskusi saya sendiri.
User avatar
fayhem_1
Posts: 1402
Joined: Tue Sep 08, 2009 6:55 pm

Re: Kesalahan Logika

Post by fayhem_1 »

rahimii wrote:3.Analogi palsu
Perbandingan dua hal seakan mereka sejajar, padahal sama sekali berbeda.
Misalnya, banyak muslim mengklaim bahwa muhammad dan semua nabi itu tidak berdosa. Mereka bahkan menyangkal bahwa abraham adalah seorang penyembah berhala. Jadi ketika seorang yang bukan muslim menunjukkan semua hal jahat yang dilakukan muhammad (pembunuhan massal, penganiayaan anak, berbohong, dll), muslim akan berkata, "jika anda benar, maka anda juga harus menolak para nabi dalam kitab suci anda masing-masing karena melakukan hal-hal jahat juga." Padahal akar masalahnya adalah bahwa konsep kenabian dalam islam adalah tidak sama dengan konsep kenabian dalam agama-agama lain. Agama lain mengajarkan bahwa para nabi berdosa seperti orang lain. Jadi bila islam terbukti salah karena disangkal melalui dosa-dosa yang dilakukan muhammad, agama lain tidak dapat diadili berdasarkan standar yang sama sebagaimana islam mengukuhkan kenabian muhammad. Setiap kali muslim menanggapi serangan atas alquran, muhammad, atau allah dengan membalik argumen dan menerapkannya pada agama lain seolah-olah Islam dan agama lain berdiri atau jatuh bersama-sama, mereka melakukan kesalahan logika akan analogi yang palsu.
contoh analogi palsu muslim :
analogi lemper yang dibungkus menggambarkan bagaimana wanita pake jilbab
:lol:
Mirror 1: Kesalahan Logika
Follow Twitter: @ZwaraKafir
nap.bon
Posts: 1011
Joined: Wed Jun 27, 2012 8:04 pm
Location: United States of Indonesia

Re: Kesalahan Logika

Post by nap.bon »

kuisa wrote:menarik juga, jadi Yesus di bible ad hominem kepada orang2 yang ingin menegakkan hukum?
nap.bon wrote: ups, ad hominem? entar dulu...

Tentu ente tahu kan apa itu tindakan main hakim sendiri? Main hakim sendiri diizinkan tidak?
kuisa wrote: :)
Saya yakin ini termasuk fallacy, karena ini trit anda, anda sendiri yg harusnya tahu jenis fallacy apa ini. Anda mengatakan sesuatu bukan ad hominem tapi menjawab dengan memberikan pertanyaan yang tidak berhubungan


Bahkan jika Yesus melarang hukuman karena tindakan main hakim sendiri, maka itulah yang harus dijadikan alasan, bukan dengan melakukan ad hominem.
d. Wishful thinking
Membenarkan argumen agar sesuai dengan harapan kita. Atau mencoba membuat orang lain setuju dengan argumen kita, dengan menggunakan harapan sebagai alasan.

ex.
Saya yakin, sesudah mati kita akan masuk surga.
Mirror 1: ad hominem
Follow Twitter: @ZwaraKafir
nap.bon
Posts: 1011
Joined: Wed Jun 27, 2012 8:04 pm
Location: United States of Indonesia

Re: Kesalahan Logika

Post by nap.bon »

rahimii wrote:1. Tidak. Tetapi akan lebih aneh kalau preseden sejarah masa lalu yang tidak benar, dijadikan sebagai justifikasi ketidakbenaran kita sendiri.
kuisa wrote:Fallacy, Jika sejarah masa lalu tidak bernilai benar, bagaimana mungkin anda melakukan justifikasi ketidakbenaran sesuatu dari sejarah yg tidak benar.
8. Beban Pembalikan Bukti
Menimpakan beban pembuktian kepada yang menyatakan klaim tersebut. Bila ini terjadi, seseorang bisa saja mengklaim apapun, tanpa memberi bukti.
rahimii wrote:2. Tidak. Tetapi akan lebih aneh kalau kita mampu melihat kesalahan sebuah ide dimasa lalu, tetapi menutup mata terhadap bertaburnya penyimpangan ide-ide dalam nilai-nilai yang kita anut sendiri. Manusia yang berfungsi secara utuh dan memiliki logika yang sehat, seharusnya mampu melihat kedalam dirinya dan bisa mengakui kekurangannya.
kuisa wrote: Fallacy, Penyimpangan ide2 tidak berarti kesalahan dari ide tersebut. Ide2 masa lalu yg bisa ditunjukkan kesalahannya tidak bisa dibela dengan kesalahan2 karena penyimpangan2 dari ide2 yg datang kemudian.
Jadi ente mau mengatakan pada satu jawaban dapat bernilai benar dan salah?
rahimii wrote:3. Sebuah verifikasi terhadap peristiwa masa lalu, tidak pernah bertujuan untuk melarang lahirnya ide yang berbeda. Yang salah dalam berlogika adalah jika ide lama tidak dijadikan rujukan sebagai hakim atas ide yang baru. Seharusnya otoritas yang sudah lebih dahulu ditetapkan, mendakwa otoritas klaim yang baru. Bukan sebaliknya. Contoh : Karena islam datang berabad-abad setelah kristen, islam lah yang memiliki beban pembuktian, bukan kristen. Ketika alkitab dan alquran bertentangan satu sama lain, secara hukum logika alkitab harus diberikan tempat pertama sebagai otoritas yang lebih tua, sampai quran dapat membuktikan dirinya sendiri.
kuisa wrote: 1. Anda tidak bisa menjelaskan verifikasi apa yang dilakukan
Coba jelaskan dimana maksud dari 'tidak bisa menjelaskan verivikasi apa yg dilakukan'.
kuisa wrote: 2. Tidak perlu AlQuran turun tangan untuk membuktikan kesalahan Bible, karena Bible menunjukkan kesalahan dirinya sendiri.
kuisa wrote: 3. Boleh2 saja jika Alkitab ingin mendakwa AlQuran, saya rasa justru sudah terjadi sejak AlQuran turun, saya ribadi tidak tahu hasilnya, mungkin anda bisa menjelaskan hasil dakwaan tersebut.
Tidak mendakwa, tetapi...
8. Beban Pembalikan Bukti
Menimpakan beban pembuktian kepada yang menyatakan klaim tersebut. Bila ini terjadi, seseorang bisa saja mengklaim apapun, tanpa memberi bukti.
kuisa wrote: 4. Menurut saya AlQuran sudah membuktikan dirinya, kitab apakah yg paling banyak dipelajari, dibeli, dbaca, dihafal, diamalkan, dijadikan landasan dan prinsip hidup?
2. Ad populum
Menyatakan bahwa argumen atau ide itu benar hanya karena orang banyak menyetujui atau mengamininya.
Contoh:
- Hampir seluruh rakyat Indonesia memilih Suharto sebagai Presiden, jadi dia pasti presiden yang tepat bagi negara ini.
- Karena semua orang di kota ini setuju bahwa bumi itu datar, pastilah hal ini benar.
Lagipula sekte-sekte Kristen jumlahnya lebih banyak dari Islam jadi argumen bahwa Al-Quran lebih banyak dijadikan landasan dan prinsip hidup... patut dipertanyakan selain argumen tsb tergolong ad populum.
Mirror 1: menyatakan klaim tersebut
Follow Twitter: @ZwaraKafir
rahimii
Posts: 311
Joined: Sun Mar 06, 2011 6:33 pm

Re: Kesalahan Logika

Post by rahimii »

rahimii wrote:Saya pikir tidak. Quran sudah jelas mengunci kemungkinan bahwa akan ada yang mampu membuat ayat yang setara dengannya dalam qs 2:24:....

Mhd61l4 wrote:Saya sepakat bahwa Quran pada ayat dimaksut "mengunci kemungkinan" bahwa A tidak akan terjadi.
Bahwa hal tersebut termasuk penyesatan logika, karena kenyataannya bahwa "A" PASTI MUNGKIN TERJADI.

1. A Tidak mungkin terjadi ---> yang ragu dan tidak mampu membuat ayat pasti masuk neraka.
turunannya;
2. A terjadi ---> yang tidak ragu dan mampu membuat ayat seperti quran (seharusnya masuk surga kalau mengikuti logika 1) ---> kafir menurut islam ---> akhirnya masuk neraka juga.

Nah, turunan fallacy tersebut, jika A terjadi, yang menyebabkan B sesuai dengan sebab A terjadi; pun menghasilkan fallacy baru. Adakah katagorinya?
Jika kita susun quran 2:23-24 dalam bentuk logika, maka kita akan dapat :

premis1 : Jika saya ragu dan tidak mampu membuat ayat yang setara dengan quran, maka saya akan masuk neraka
premis2 : Saya ragu dan tidak mampu membuat ayat yang setara dengan quran
Kesimpulan : Maka saya akan masuk neraka

Logic form dari proposisi diatas adalah :

If P then Q.P.Q

Ini merupakan argumentasi valid yang disebut modus ponens. Argumentasi yang setara dengan itu namun dalam bentuk positif akan menjadi :

premis1: Jika saya tidak ragu dan mampu membuat ayat yang setara dengan quran, maka saya tidak masuk neraka.
premis2 : Saya tidak ragu dan mampu membuat ayat setara quran
kesimpulan : Maka saya tidak masuk neraka

Quran 2:23-24 akan menjadi argumentasi yang cacat logika bila tidak menyediakan kemungkinan seperti contoh 2 diatas, terlebih bila memaksakan turunan A yang bung Mhd61l4 tanyakan, dimana kita akan mendapatkan :

premis1: Jika saya tidak ragu dan mampu membuat ayat yang setara dengan ayat quran, maka saya tidak masuk neraka
premis2 : Saya tidak ragu dan mampu membuat ayat yang setara dengan ayat quran
Kesimpulan : Karena saya dalam islam dianggap kafir, maka saya tetap masuk neraka

Logic form nya adalah :
If P then Q.P.R(not Q)

Deskripsi yang bisa kita gambarkan dari logika diatas adalah bahwa kesimpulan tidak mengikuti dan berkaitan dengan premisnya. Ini adalah bentuk kekeliruan logika yang disebut dengan non sequitur.
Mirror 1: Kesalahan Logika
Follow Twitter: @ZwaraKafir
Mhd61l4
Posts: 703
Joined: Sun Jun 29, 2014 10:33 pm

Re: Kesalahan Logika

Post by Mhd61l4 »

rahimii wrote: Logic form nya adalah :
If P then Q.P.R(not Q)

Deskripsi yang bisa kita gambarkan dari logika diatas adalah bahwa kesimpulan tidak mengikuti dan berkaitan dengan premisnya. Ini adalah bentuk kekeliruan logika yang disebut dengan non sequitur.
Mirror 1: Kesalahan Logika
Follow Twitter: @ZwaraKafir
Sepertinya model model kekeliruan logika non sequitur lah yang menghiasi banyak argument muslim, terlebih kalau membela si cabul BURA HURUF SAW.

Muhammad mengawini Safiyah pada hari yang sama kepala suaminya ditebas dari batang lehernya.
Muhammad berbudi agung dan berahklak mulia karena mengangkat drajat Safiyah dari seorang budak menjadi istri baginda rosul yang mulia.

Mirror 1: Kesalahan Logika
Follow Twitter: @ZwaraKafir
kotak pandora
Posts: 313
Joined: Sat Jun 11, 2011 2:08 pm

Re: Kesalahan Logika

Post by kotak pandora »

maaf bro nap bon,
istilah islamophobia masuk cara berpikir gimana nih.

thx b4
kuisa
Posts: 706
Joined: Mon May 05, 2014 12:33 pm

Re: Kesalahan Logika

Post by kuisa »

kuisa wrote:menarik juga, jadi Yesus di bible ad hominem kepada orang2 yang ingin menegakkan hukum?
nap.bon wrote: ups, ad hominem? entar dulu...

Tentu ente tahu kan apa itu tindakan main hakim sendiri? Main hakim sendiri diizinkan tidak?
kuisa wrote: :)
Saya yakin ini termasuk fallacy, karena ini trit anda, anda sendiri yg harusnya tahu jenis fallacy apa ini. Anda mengatakan sesuatu bukan ad hominem tapi menjawab dengan memberikan pertanyaan yang tidak berhubungan


Bahkan jika Yesus melarang hukuman karena tindakan main hakim sendiri, maka itulah yang harus dijadikan alasan, bukan dengan melakukan ad hominem.
d. Wishful thinking
Membenarkan argumen agar sesuai dengan harapan kita. Atau mencoba membuat orang lain setuju dengan argumen kita, dengan menggunakan harapan sebagai alasan.

ex.
Saya yakin, sesudah mati kita akan masuk surga.
melakukan fallacy ditopik fallacy dan tidak menyadarinya :-"
kuisa
Posts: 706
Joined: Mon May 05, 2014 12:33 pm

Re: Kesalahan Logika

Post by kuisa »

rahimii wrote: 4.Argumentasi yang tidak relevan
Ketika kita melontarkan isu-isu yang tidak ada pengaruhnya secara logis pada topik diskusi, kita melakukan kesalahan logika karena menggunakan argumen yang tidak relevan. Misalnya :

- Beberapa Muslim berargument, "alquran adalah firman allah karena teks Quran tidak pernah berubah dan awet secara sempurna." Argumen ini keliru karena dua alasan. Pertama, secara faktual teks alquran tidak terjaga dengan sempurna. Teksnya memiliki penambahan, penghapusan, pertentangan manuskrip, dan memiliki varian bacaan seperti tulisan kuno lainnya. Kedua, secara logika, tidak relevan apakah teks alquran terjaga atau tidak sebagai bukti ianya adalah firman allah, karena pelestarian tidak berkaitan dengan inspirasi atau wahyu. Sebuah buku dapat sempurna disalin dan dijaga tidak berubah-ubah tapi buku tersebut tidak menyiratkan inspirasi atau wahyu ilahi.

- Ketika muslim menyerang karakter dan motif orang-orang yang mengkritik islam, mereka melakukan kesalahan logika menggunakan argumen tidak relevan. Karakter seseorang tidak ada hubungannya apakah dia mengatakan yang sebenarnya. Orang baik bisa berdusta dan orang jahat bisa mengatakan yang sebenarnya. Jadi setiap kali seorang muslim menggunakan penghinaan seperti "kau jahat," "kau pembohong," "kau rasis," "kau pendusta," "kau penipu," dll, dia tidak hanya melakukan sebuah kekeliruan logis tetapi juga mengungkapkan bahwa ia tidak bisa secara intelektual membela keyakinannya.

- Beberapa muslim berargument bahwa alquran adalah firman allah karena mengandung beberapa pernyataan historis atau ilmiah yang akurat. Argumen ini tidak relevan. Hanya karena sebuah buku yang benar pada beberapa point sejarah atau ilmiah, tidak berarti buku itu terinspirasi dari tuhan. Anda tidak dapat mengambil atribut bagian-bagian dan menerapkannya pada keseluruhan. Sebuah buku bisa menjadi campuran akan pernyataan yang benar dan salah. Jadi adalah kesalahan logis untuk menyatakan bahwa seluruh alquran adalah kebenaran jika ia kebetulan membuat satu pernyataan yang benar. Ketika seorang muslim berargument bahwa sejarah atau ilmu pengetahuan membuktikan kebenaran alquran, ini sebenarnya berarti bahwa ia mengakui bahwa sejarah dan ilmu pengetahuan juga dapat membantah alquran. Jika quran ternyata mengandung satu saja kesalahan sejarah atau kesalahan ilmiah, maka itu secara langsung menjadikan quran bukanlah firman allah. Verifikasi dan falsifikasi berjalan seiring.
- Disebut terjaga dengan sempurna karena verifikasi yang sangat ketat dilakukan.
- Argumen tidak relevan ini paling sering saya temui, bilkhusus dsini, kata2 penghinaan yang datang tak terhitung, biasanya untuk menutupi ketidakmampuan berargumen dengan baik.
- Alam dan AlQuran, keduanya adalah ayat2 Allah, verifikasi alam terhadap AlQuran terus berjalan, sesuatu yang tidak bisa dijelaskan berabad2 yang lalu.

5. Kekeliruan karena menggunakan kata dalam beberapa arti
Jika kita mengasumsikan bahwa setiap orang memiliki definisi yang sama dari kata-kata seperti allah, yesus, wahyu, ilham, nabi, mukjizat, dll, maka kita melakukan sebuah kekeliruan logis yang sangat sederhana. Ketika seorang muslim mengatakan, "kristen dan islam menyembah tuhan yang sama," ia melakukan kekeliruan karena menggunakan kata dalam beberapa arti. Sementara orang-orang kristen menyembah Tuhan Tritunggal dari Bapa, Anak, dan Roh Kudus, muslim menyembah tuhan unitarian. Jelas, mereka menyembah tuhan yang berbeda. Ketika seorang muslim mengatakan, "kami juga percaya kepada Yesus," ia melakukan kekeliruan karena menggunakan kata dalam beberapa arti. Yesus alquran bukanlah Yesus dari alkitab. Islam mengajarkan "Yesus yang lain". Yesus dari alkitab adalah oknum allah anak yang mati di kayu salib untuk dosa-dosa manusia. Tapi Yesus alquran bukanlah allah anak dan dia tidak mati di kayu salib untuk dosa-dosa manusia. Oleh karena itu adalah keliru jika umat Islam mengatakan percaya kepada Yesus yang disembah orang kristen.
Untuk kalangan Indonesia, kekeliruan menggunakan kata ini karena urusan ingin terlihat sama, pengin diaku, maka digunakanlah kata2 Allah, roh, berkat, doa, khotbah, kudus, nabi, rosul, mukjizat, yang banyak atau sedikt berbeda arti dengan asal katanya.

Beradu argumentasi dimana dengan sengaja dan sadar menyelipkan fallacy merupakan kecurangan yang seharusnya dihindari. Fallacy tetap menjadi fallacy, suatu logika yang terdengar logis namun sesungguhnya menciptakan kesalahan berlogika dan statement yang tak saling terkoneksi (sesat logika). Mengerti fallacy berarti memberikan kehormatan kepada cara berlogika yang baik dan benar. Itu yang mudah-mudahan dapat diaplikasikan baik oleh semua muslim maupun pengkritik islam dalam forum ini.
Setuju
User avatar
fayhem_1
Posts: 1402
Joined: Tue Sep 08, 2009 6:55 pm

Re: Kesalahan Logika

Post by fayhem_1 »

kuisa wrote: menarik juga, jadi Yesus di bible ad hominem kepada orang2 yang ingin menegakkan hukum?
Beg0,
ad hominem terjadi karena ada klaim dan ad hominem itu menyanggah klaim, jangan apapun disangkut pautkan dengan ad hominem

Misalnya bapakmu berkata :
Kuisa : Aku ingin pergi ke pesta juga
Bapak kuisa : Kamu jangan ikut pergi ke pesta, karena baumu ga enak

ato
Kuisa : Aku ingin pergi ke pesta juga
Bapak kuisa : Barang siapa yg bau badannya ga enak, tidak boleh ikut ke pesta
Kuisa : (sialan.. ternyata bau badanku ga enak.. 3 hari ga mandi soalnya... mandi dulu ah)

Apakah bapakmu itu ad hominem ?
Post Reply