isaku wrote:Islam datang untuk membebaskan perbudakan
============================
QS AlBalad
12. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
13. (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan
14. atau memberi makan pada hari kelaparan,
15. (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,
16. atau orang miskin yang sangat fakir.
O ala...dah banyak tuh bukti dari hadits yang dikemukakan membantah hujjahmu...apa ndak malu ngotot terus??
Tolong kamu perhatikan perkataan nabimu ini dan cermati artinya dalam-dalam:
12. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
lalu jawabannya berderet-deret dalam bentuk opsi-opsi yang boleh dipilih untuk dikerjakan. Cermati lagi opsi yang ditawarkan...sekali lagi saya sebut sebagai opsi yang ditawarkan..jika Anda suka memilih yang paling mudah menurut Anda, maka lakukanlah yang paling mudah, karena semuanya dianggap sebagai tindakan yang sukar dilakukan.
Akan tetapi berdasarkan urutannya, kita dapat menyimpulkan bahwa membebaskan budak adalah merupakan tindakan yang paling sukar di antara opsi-opsi yang ditawarkan. Ingat pula, bahwa muslim sering kali mengatakan pembebasan budak bukan dilakukan secara serta merta melainkan perlahan-lahan. Alasan yang mereka kemukakan ialah bahwa perbudakan telah masuk ke dalam sistem ekonomi yang punya peran penting di masa Muhammad. Maka adalah wajar jika kita menyimpulkan "membebaskan budak" merupakan tindakan yang paling sukar dari kumpulan yang dianggap sukar tadi.
Menurut opsi ini, tentu saja "membebaskan budak" bukan merupakan opsi satu-satunya yang harus dilakukan seseorang yang terkena kewajiban membayar kaffarat sebab ada opsi lain yang boleh dilakukan. Cek lagi perkataan "atau" di sana memperlihatkan hal itu.
Beberbeda halnya apabila jalan pembayaran kaffarat harus dilakukan melalui pembebasan budak... selain itu tidak sah, maka boleh jadi...ya boleh jadi, meski bukan menjamin, perbudakan kemungkinan sirna. Akan tetapi masalahnya jika oleh keberatan atas kerugian yang ditimbulkan pembebasan budak itu menyebabkan para tuan empunya budak menjadi lebih soleh demi menghindar kewajiban tersebut, tentu saja para budak tidak akan pernah dapat dibebaskan...
Itu satu poin yang mesti dipertimbangkan sebelum mengatakan Islam menghapus perbudakan.
Hukum ini akan terasa ganjil jika dikaitkan sebagai dalil untuk alasan sahihnya pembebasan budak dalam dunia Islam. Seyogyanya pembebasan budak bukanlah didasarkan kepada cara menghapusan kesalahan orang, melainkan mesti dilakukan berdasarkan pertimbangan kemanusiaan dan harkat manusia itu sendiri. Itu baru namanya alasan yang tepat untuk mengklaim Islam membabaskan perbudakan. Jika sandaran pada pembebasan budak didasarkan alasan membayar kaffarat, sudah barang tentu perbudakan dipandang sebagai alat pembayar kaffarat semata, bukan berfokus pada niat membebaskan budak secara total. Oleh karenanya, sudah barang tentu para tuan pemilik uang memandang perlu untuk menyediakan lebih banyak lagi budak agar stok pembayar kaffarat tetap tersedia dalam jumlah yang cukup. Itu pula alasan yang mendorong semangat para jihadits melakukan aksi penyerangan hingga ke Eropa, yaitu demi mendapatkan lebih banyak lagi budak! Jika demikian, apakah terbukti Islam membebaskan perbudakan (membebaskan atau menghapus?)
Hal kedua yang tidak masuk akal ialah ketika kita harus meninjau ayat Quran yang menunjukkan kepada kita keabsahan menggauli budak oleh tuannya, maka ayat dia atas tampaknya menjadi berkontradiksi. Bagaimana ayat absah menggauli budak harus terpenuhi jika para budak seluruhnya dibebaskan? Sudah pasti ayat tersebut tidak lagi berlaku sepanjang jaman alias kadaluarsa seperti yang sekarang. Jika demikian, bagaimana mungkin Allah swt dapat disebut sebagai Tuhan apabila ayat-ayatnya tidak aplikatif disepanjang jaman seperti yang terjadi di jaman modern ini? Jelas ayat Allah swt tentang absahnya mengeseks tanpa nikah bersama budak menjadi useless alias tak ada gunanya dikarang Allah swt!
Jadi apa yang akan dipilih muslim? Mengatakan Islam menghapus perbudakan sembari membiarkan ada ayat Quran yang jadi useless atau mengubur mimpi klaimnya dalam dalam ke dalam pasir gurun?
Isaku wrote:Banyak hadits ttg pembebasan budak....
salah satunya HR Bukhari
32.2/2334. Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Musa dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya dari Abu Murawih dari Abu Dzar radliallahu 'anhu berkata; Aku bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, amal apakah yang paling utama?. Beliau menjawab: Iman kepada Allah dan jihad di jalan-Nya. Kemudian aku bertanya lagi: Pembebasan budak manakah yang paling utama?. Beliau menjawab: Yang paling tinggi harganya dan yang paling berharga hati tuannya. Aku katakan: Bagaimana kalau aku tidak dapat mengerjakannya?. Beliau berkata: Kamu membantu orang yang telantar atau orang **** yang tak mempunyai ketrampilan . Aku katakan lagi:: Bagaimana kalau aku tidak dapat mengerjakannya?. Beliau berkata: Kamu hindari manusia dari keburukan karena yang demikian berarti shadaqah yang kamu lakukan untuk dirimu sendiri.
Haditsmu ini tidak berbicara tentang penghapusan budak, so jangan mimpi. Apa kata Muhammad? lihat yang saya warnai...
Muhammad hanya mengatakan membebaskan budak yang paling tinggi nilai jualnya atau yang paling yahud layanannya (termasuk layanan ranjang ngkalee...hihihi). Bagaimana dengan budak yang tidak memiliki nilai jual tinggi karena berbagai alasan? Apakah turut dijadikan sebagai bagian dari pembebasan budak? Oh, no...Muhammad tidak bilang begitu!
Muslim boleh membabaskan budak yang paling bernilai sembari tetap mengandangkan budak-budak lainnya di dalam kerangkeng perbudakan...