SUDAN : perbudakan masih eksis

Sejarah Perbudakan dlm Islam & praktek sampai sekarang
Post Reply
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

SUDAN : perbudakan masih eksis

Post by ali5196 »

http://www.balaams-ass.com/alhaj/slaves.htm

Image

Image
Di Madhol, Sudan, setumpuk uang berpindah tangan dari sukarelawan Christian Solidarity International, John Eibner, saat ia membayar $13,200 bagi pembebasan 132 budak. Si Muslim Sudan yg menerima duit segumpal itu malah berani mengatakakan bahwa ia tidak kebagian komisi dlm transaksi ini. Kesemuanya adalah anak2 dan wanita, saat mereka berbaris gemeteran menanti kebebasan, termasuk para ibu2 muda yg diperkosa dgn bayi2 pada punggung mereka.

Sang pemilik budak, Muslim dari Sudan, menjual budak2 itu seakan menjual ternak di pelelangan umum. Akuac Malong, gadis muda dari suku Dinka, hampir bunuh diri. Pemiliknya mencoba mencuci otaknya dgn Islam dan memukuli bahkan membiarkannya kelaparan. Inilah evangelisme ala Islam, persis spt yg diserukan Muhamad dlm hadis.

Slave Trade Thrives in Sudan
Arab Masters Can Do as They Please

http://www.domini.org/openbook/sud80210.htm


http://english.gospelherald.com/article ... aves/1.htm

Kristen membebaskan 102 Budak Sudan
Tuesday, Jan. 23, 2007

Organisasi Kristen bekerja sama dgn pemerintah setempat, gereja dan komite2 inter-etnik membantu membebaskan 102 budak hitam di negara bagian Aweil.

Christian Solidarity International (CSI) dari UK mengatakan bahwa budak2 itu kebanyakan bocah2 & lelaki2 muda yg disekap milisia2 Arab-Muslim.

Para budak mengalami kekejaman fisik, psikologis dan pemelukan Islam secara paksa, demikian CSI.

Agor Deng, 16, diperkosa berkali2 oleh pemilik dan teman2nya. Isteri pemilik bahkan mencabuti kukunya. Ia dipaksa utk solat dibawah ancaman mati.

Wanita 45 thn, Achol Loc Wiel, luka2 di kakinya saat berlangsungnya perajahan budak dan dipaksa berjalan ke Sudan Utara dimana ia di gang-rape oleh teman2 pemiliknya. Pemiliknya memaksanya agar meninggalkan Kristen dan masuk Islam.

Garang Akot Wiir, 30, lumpuh di tangan dan kaki kanannya stelah diikat dan dipukuli selama 24 jam karena ketahuan mencoba melarikan diri.

Mereka ini dikembalikan ke desa2 mereka, tempat militia Muslim melakukan aksi penjarahan melawan non-Muslim. Arus perbudakan terus berlangsung walau kedua kelompok bermusuhan menandatangani perjanjian di th 2005. Penyelamatan minggu lalu bertepatan dgn persiapan peringatan 200 thn dihapuskannya perdagangan budak antara UK - Afrika pd thn 25 Maret.
Last edited by ali5196 on Wed Aug 29, 2007 8:00 pm, edited 1 time in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/6468097.stm

Penyidikan atas perbudakan di Darfur
By Joseph Winter
BBC News website

Image
Kaum Janjawid mengambil budak ?

Para pengacara di kawasan Darfur mengadakan penyidikan atas laporan adanya penculikan dan perbudakan selama konflik tsb, demikian BBC.

"Fenomena ini terjadi pada skala lebih kecil di utara ketimbang di selatan. Sekitar 11.000 orang diperbudak dlm perang utara vs selatan.

http://en.wikipedia.org/wiki/Sudan
UTARA : mayoritas Kristen & animis
SELATAN : mayoritas Muslim


Image

Militia2 pemerintah pro-Arab, "Murahalin" menaiki kuda dan masuk desa2 disebelah selatan, membunuhi lelaki, memperkosa wanita dan merampok apapun yg mereka temukan serta membakar gubug2.

Daerah yg paling di Sudan Selatan adalah Bahr al-Ghazal - sebelah selatan perbatasan dgn bagian utara yg mayoritas Arab dan tidak jauh dari Darfur Selatan.

Pemerintah Sudan membantah keras bahwa mereka memobilisasi Murahalin dan Janjawid utk meneror penduduk sipil yg dianggap mendukung pemberontak.

Mereka juga menolak adanya budak di Sudan, dan mengganti istilahnya dgn "orang2 yg diculik". Menurut analis, keduanya sama artinya.

Setelah kelompok setempat mengangkat senjata melawan pemerintah, para kepala suku Arab dikatakan bahwa orang kulit hitam (animis?) ingin merebut tanah mereka dan perlu dilawan. Kaum Arab kemudian diperlengkapi dng senjata yg membawa akibat tragis.

Pengadilan di Khartoum mendengarkan bukti2 bahwa 40 wanita dan anak2 diculik dua tahun lalu dari desa Wadi Saleh oleh Janjawid dan dibagi2kan sbg barang jarahan kpd para perampok.

Image
Ex-slave's audio slideshow

Pemaksaan agama (Islam) merupakan motivasi dibelakang penculikan orang2 di bagian Selatan - mereka kemudian diberikan nama2 Islam dan dinyatakan sbg Muslim. Namun kata seorang pengacara, "Muslim dilarang memperbudak sesama Muslim."

BACA: oleh karena itulah si kafir dibagian selatan itu diculik dulu. Baru dia diancam : pilih islam atau jadi budak !! Susah amat sih ! :twisted:
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

http://debate.org.uk/topics/trtracts/t12.htm

Pertanyaan Mengganggu Tentang Sejarah Islam

Sebagai orang Afrika aku bingung dengan tiadanya riset sejarah yang seimbang yang ditulis orang2 Muslim tentang masyarakat Afrika.
Di Afrika Selatan kita ketahui bahwa seluruh wilayah Sahara seperti Maroko, Libia, Aljeria dan Mesir sampai Sudan dan Ethiopia dulunya adalah Kristen, sebelum Islam masuk dan menghancurkan gereja2 lokal. Mengapa hal ini tidak kita dengar sama sekali dalam literatur Islam?

Juga pikirkan ini: Afrika menghasilkan pemikir2 besar seperti [santo] Augustine dari Hippo (Aljazair), [santo] Clement dan [santo] Athanasius dari Mesir, dan Tertullian dari Carthage (Tunis), sedangkan Ethiopia punya gereja Afrika pertama yang benar2 mandiri dari Eropa. Bahkan, betapa anehnya bahwa di Afrikalah pertamanya dibangung gereja2, JAUH sebelum adanya gereja2 di Eropa, Kanada atau AS.

T
A
P
I

Dimana sisa2 gereja Afrika itu sekarang ?

Mungkin kita bisa lihat Qur’an untuk mencari jawabnya. Lihat Surat Pedang, Q 9-5:
"maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan ..."

Ayat ini cocok dengan pola Islam yang memerangi siapapun yang tidak mau tunduk di bawah Islam, dan hal ini pun dinyatakan dalam Surat Imran, 3:28:

"Janganlah orang-orang mu'min mengambil orang-orang kafir menjadi wali [192] dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah ..."

Sejarah Sudan merupakan contoh yang tepat. Sebelum penyerangan Muslim di tahun 1275M oleh kaum Mamluk dari Mesir, Sudan punya tiga negara Kristen mini:

NOBATIA di sebelah utara, dengan ibu kota Qustul,
MAKURIA, dengan ibu kota kota tua Dongola, dan
ALODIA atai ALWA, dengan ibu kota Soba.

Ketiga negara Kristen ini, dari tahun 300M sampai 1500M punya bahasa tulis mereka sendiri, merupakan pusat2 pendidikan tinggi, perdagangan internasional dengan Mesir, Ethiopia dan negara2 Timur Tengah lainnya, dan mengirim misionaris2 ke negara2 Afrika lainnya (see K. Milhalowski,Faras, vol.2, Poland, 1965 for extensive archaeological and historical documentation on these states).

Bahkan orang Arab seperti ibn Selim al-Assuani, merasa kagum ketika dia melihat Soba, dan menggambarkannya sebagai kota yang punya … gedung2 megah, rumah2 besar, gereja2, dan tanah yang menghasilkan buah lebih banyak daripada Makuria … (dan kota itu punya) banyak daging dan kuda2 yang bagus.

Tapi semua ini dihancurkan oleh penyerang2 Muslim di tahun 1275M, dan bukannya oleh penjajah Eropa! Kehancuran yang sama terjadi pula di seluruh Afrika, tapi kita tidak pernah membaca tanggung jawab para Muslim! Mengapa? Rasisme Arab Muslim sama saja memuakkannya dengan kaum Eropa, jadi mengapa kita membiarkan hal ini terus berlangsung?
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

http://www.assistnews.net/Stories/s06090025.htm
September 5, 2006

Mantan Budak SUDAN menceritakan Penculikan dan Pengalaman Mengerikannya di Sudan Utara
By Mark Ellis
Senior Correspondent, ASSIST News Service

NEW YORK (ANS) – Sbg anak lelaki berusia 9 tahun, ia menyaksikan desanya dibakar rata dan dibunuh habis oleh tentara Sudan. Kurang dari satu tahun kemudian, ia diculik dan diperbudak, dan mengalami kebiadaban mengerikan, sampai ia merasa sbg binatang.

Simon Deng, pendiri Sudan Freedom Walk dan pembicara bagi Kelompok Anti Perbudakan AS (iAbolish.com) adalah putera seorang petani di desa Tonga, yg mengirim anak2nya ke sekolah Kristen. Ia sering diwanti2 orang tuanya akan datangnya tentara2 Arab. “Kalau mereka datang, larilah sekuat mungkin,” ingat Deng. Suatu saat, tatkala ia sedang menjaga ternak kambing keluarganya, ia mendengarkan bunyi gemuruh tank2 buatan Jerman. Ketika tank2 berhenti, tentara berhamburan keluar, dan mulai membakari gubug2 kami, membunuh para lelaki dan mencuri ternak kami.

Deng dan keluarganya berhasil melarikan diri. Mereka mengungsi ke kota yg lebih besar dan lebih aman, Malakal dan menyewa rumah didekat Sungai Nil. Mereka bersahabat dgn keluarga Arab, tetangga mereka, dan anak2 mereka sering bermain bersama2.

Suatu hari, salah seorang lelaki tetangga mengatkan bahwa ia akan ke Sudan Utara dgn kapal uap dan meminta Deng, yg berusia 9 thn itu utk membantu dgn kopor2nya. Setelah semua kopornya dimuat ke kapal, orang itu meminta Deng utk menjaga kopor2nya, karena si lelaki itu harus cepat2 beli sesuatu di pasar.

Deng menunggui kopor2 orang itu dgn setia. Tetapi setelah beberapa saat, kapal itu tiba2 meninggalkan pelabuhan dan orang itu tidak kunjung tiba juga. Deng ketakutan dan mulai menangis. Beberapa menit kemudian—saat kapal di laut lepas—si pemilik kopor tiba2 muncul dan mencoba menenangkan Deng.

“Jangan nangis … susah utk menghentikan kapal ini,” katanya. “Nanti kita turun di tujuan akhir di Utara dan mengambil kapal utk mengantarmu kembali ke Selatan,” begitu janjinya.

Ternyata ia dibohongi ! Ketika kapal melabuh di Kusti, Deng melihat bahwa tiga 3 anak2 lain juga diculik oleh orang ini. “Ia membawa kami ke desanya dan saat kita tiba, semua orang bahagia bahwa ia datang dari selatan dan MEMBAWA BUDAK !” kata Deng.

Deng dan ketiga anak2 lain itu bingung dan tidak mengerti apa gerangan yg terjadi. Ia diberikan ke salah satu keluarga si lelaki itu sbg hadiah. “Sejak saat itu, saya tidak lagi melihat lelaki itu dan inilah permulaan mimpi buruk saya.”

Setelah penculiknya menghilang, keluarganya itu mencoba menjelaskan realitas baru ini dan Deng pun mulai menangis. Siapa sih mau jadi budak ? Utk menghentikan tangisannya, ia dipukuli secara bertubi2. Lalu mereka menunjukkan foto orang tanpa kaki, utk memperingatkan saya apa yg akan terjadi kalau suatu saat saya mencoba melarikan diri. Mereka akan menangkap saya dan memotong kaki2 saya, persis spt orang di foto itu.

Ancaman, pukulan dan terror menjadi senjata intimidasi. “Jika mereka memanggil saya dan tidak mengatakan ‘YA’ dgn keras, saya dipukuli,” kata Deng. “Saya harus mengatakan YA kpd semuanya; saya lupa bgm mengatakan ‘tidak.’”

Salah satu kewajibannya adalah mengambil air dari Sungai Nil. “Saya melakukan pekerjaan yg biasanya dilakukan seekor keledai. Saya adalah orang yg pertama bangun, dan terakhir tidur.”

Ia tidak diijinkan makan dgn keluarga itu.. ia harus tunggu sampai mereka selesai, dan kalau ada sisa2 makanan, ia bisa makan. Itulah santapannya setiap hari. Kalau tidak ada sisa, ia tidak makan.

Saya sampai makan rumput yg mereka berikan kpd ternak mereka. Saya diperlakukan lebih buruk dari ternak,” Deng mengingat. “Saya harus membersihkan kandang ternak dan karena saya tidak diberi kamar tidur, saya harus tidur di kandang ternak.”

Selain perlakuan keji ini, pemiliknya mengatakan, “KALAU KAU INGIN DIPERLAKUKAN SBG MANUSIA, KAU HARUS MASUK ISLAM DAN GANTI NAMA ke NAMA ARAB. Baru kau akan jadi putera kami.”

Ia takut mengatakan tidak. “Saya mencoba menunda dan mencuri2 waktu,” katanya. Masuk agama mereka benar2 membuatnya ngeri. “Utk apa saya mau jadi Muslim dan menjadi putera mereka kalau saya masih punya ibu yg manis dan ayah dan kakak2 dan adik2 ?” ia bertanya pada diri sendiri.

Selama TIGA tahun ia diperbudak dan keluarga barunya ini pindah ke kota lebih besar di Kusti agar putera2 mereka bisa masuk SMA. Suatu hari di pasar, Deng melihat 3 orang yg ia kenali berasal dari suku dan desa asalnya di selatan : suku Shilluk.

Pendek kata, ketiga orang Shilluk itu tidak percaya ia benar2 diperbudak dan berjanji kembali keesokan harinya utk kembali. Dan memang betul, keesokan harinya mereka kembali, membawa orang keempat bernama Ajack ; TEMAN AYAH DENG ! Mereka kegirangan dan menangis. “Kami semua menyangka kau mati,” katanya. “Ayahmu menawarkan 10 kerbau sbg hadiah bagi setiap orang y gbisa menemukan dirimu. Setelah 2 tahun kami asumsi kau sudah mati.”

Mereka memang harus berhati2, karena kalau ketahuan si pemilik budak, Deng akan dibawa ke tempat dimana mereka tidak lagi bisa menemukannya. Si Ajack, kemudian menyelundupkan Deng ke perahu, dimana ia bereuni kembali dgn keluarganya.

“Kita semua menangis bahagia. Ketika pertama kami saya melihat adik2 dan kakak2 saya, persis bagaikan shock,” katanya. “Ini spt mukjizat.”

Pada masa remajanya, Deng menjadi juara renang nasional dan bekerja di Parlemen Sudan, Kemudian ia imigrasi ke AS, dimana ia mulai bekerja sbg penjaga pantai di Coney Island. Bulan Maret 2006, ia memulai the Sudan Freedom Walk sbg cara utk mempublikasikan ketidakadilan yg berlanjut di Sudan. Pd Freedom Walk ini, ia melancong 300 mil dari markas PBB di New York ke Gedung Capitol di Washington D.C., dan mengadakan pertemuan khusus dgn President Bush di Gedung Putih.

“Thn 1983, JIHAD dinyatakan di Sudan Selatan melawan siapa saja yg tidak mau tunduk pada Hukum Islam,” kata Deng. “Dua juta orang Sudan Selatan DIBANTAI dan 7 juta orang menjadi pengungsi,” katanya, yg menciptakan krisis humaniter yg belum pernah terjadi.

Deng menuding press Barat karena tidak meliput krisis lebih dini. “KARENA ARAB MEMBANTAI KAFIR ATAS NAMA ISLAM, TIDAK ADA YG BERANI BUKA SUARA,” kecam Deng. “Missi mereka adalah merajah ternak, bunuh wanita dan lelaki, baker desa2 dan ambil anak2 kecil utk dijadikan budak. Bahkan sesama Kristen tidak mau membicarakannya. Orang takut dituduh anti-Islam atau anti-Arab.”
Kami dibantai karena kami Kristen,” katanya.

Walau perjanjian damai sudah ditandatangani antara Sudan Selatan dan Utara pada bulan January 2005, perang masih juga berlangsung di kawasan Darfur, dimana militia2 Arab yg bersekutu dgn bagian utara melakukan ETHNIC CLEANSING.

“Sampai sekarangpun ini masih berlangsung,” kata Deng. “MEREKA INGIN AGAR SEMUA ORANG MENJADI MUSLIM,” katanya.. “Sbg manusia, kami tidak bisa bungkam kalau kejahatan berlangsung didepan mata kami. Bgm saya bisa hidup menikmati kebebasan dan tidur setiap malam dgn aman saat desa2 kami masih juga dibakar, wanita2 masih juga diperkosa dan anak2 diperbudak ?”

--------------------------------------
Mark Ellis is a Senior Correspondent for ASSIST News Service. He is also an associate pastor in Laguna Beach, CA. Contact Ellis at [email protected]
Last edited by ali5196 on Fri Dec 23, 2011 5:45 am, edited 2 times in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

User avatar
jhony_williamson
Posts: 654
Joined: Fri Jul 21, 2006 3:33 pm

Re:

Post by jhony_williamson »

SUDAN: 232 Budak dibebaskan dari tangan Islam, selengkapnya dibawah ini
http://www.jihadwatch.org/archives/026346.php#respond" onclick="window.open(this.href);return false;
http://news.prnewswire.com/DisplayRelea ... 765&EDATE=" onclick="window.open(this.href);return false;
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Simon Deng: Speech Before the DurbanWatch Conference
Source:Stand By Israel
September 22, 2011
http://www.israelifrontline.com/2011/11 ... watch.html

Image
SIMON DENG, mantan budak asal Sudan Utara yg diperbudak di Sudan Selatan yg Muslim, bericara pada Konferensi ‘The Perils of Global Intolerance’ (Bahaya Intoleransi Global).

Saya datang untuk memprotesKonferensi Durban III ini yg didasarkan pada kebohongan dan diorganisasikan oleh negara2 pelaku penindasan HAM yang paling parah. Durban III diselenggarakan UNESCO dgn maksud membantu korban rasisme. TAPI Durban III ini tidak lain dari alat para musuh Israel. PBB sudah kehilangan arah. Obsesi mereka dgn Yahudi sudah jelas: selama 50 tahun, 82% dari pertemuan General Assembly/Majelis Umum PBB adalah sekutar mengutuk satu negara – Israel. Hitler sudah pasti girang mendengar ini.

Mengingat sumbangan Israel bagii demokrasi, penyempurnaan HAM, bahkan didepan musuh2 mereka yang paling brutal dan fanatik, Konferensi Durban ini sangat memalukan. Saya sendiri menderita akibat kebijakan PBB yang anti-Israel ini. Dengan melebih2kan penderitaan Palestina, dan menuding Yahudi karenanya, PBB telah membungkam jeritan2 mereka yang menderita dalam skalau yang jauh lebih luas.

Selama 50 tahun, bangsa2 asli Afrika di Sudan — termasuk Kristen dan Muslim — menjadi korban rejim Muslim Arab Khartum yang brutal dan rasis. Di Sudan Selatan, tanah air saya, dari tahun 1955 to 2005 sekitar 4 juta lelaki, wanita dan anak2 tidak bersalah dibantai dan mereka menjadi kelompok pengungsi terbesar sejak Perang Dunia II. Tapi lucunya, semua orang di PBB lebih mengkhawatirkan nasib ‘pengungsi Palestina.’ Malah PBB membentuk badan khusus untuk mengurusi mereka, yi UNWRA, yg memberikan mereka hak2 khusus.

Sementara itu, bangsa saya sedang megnalami pembersihan etnis (ethnic cleansing), dibantai dan diperbudak dan ... tidak diacuhkan. PBB malah menolak menggunakan kata ‘’perbudakan” untuk menggambarkan nasib puluhan ribu bangsa saya yang diperbudak. Mengapa? Karena perbudakan adalah kejahatan terhdp kemanusiaan. Ketika Khartoum bersikeras bahwa istilah “orang2 yg diculik” mengganti kata ‘’budak2,” PBB mengalah pada tekanan Arab ini dan setuju. Bayangkan kalau di Amerika, Frederick Douglas disebut sbg “orang yg diculik.” Ini benar2 keterlaluan.

PBB menolak mengatakan kepada dunia akar masalah konflik2 di Sudan. Ambil Darfur, misalnya. Anda tahu apa yg sebenarnya terjadi di Darfur? Bukan .. bukan sebuah “konflik antar suku.” Tapi sebuah konflik yang berakar pada kolonialisme Arab, spt yang sudah dipraktekkan sejak lama di Afrika. Di Darfur, kawasan Sudan Barat, semua penduduk adalah Muslim karena Arab menginvasi Afrika Utara dan memaksa rakyat asli masuk Islam. Di mata Muslim Arab di Khartoum, Muslim Darfur tidak dianggap Muslim asli. Dan mereka juga menolak untuk di-Arabisasi. Mereka mempertahankan bahasa dan adat Afrika mereka. Mereka menolak Arabisasi. Hasilnya? GENOSIDA! Tapi tak seorangpun berani mengungkapkan fakta ini.

Di Pegunungan Nuba, satu lagi kawasan Sudan, genocide masih juga berjalan, bahkan saat saya berbicara pada detik ini juga. Rejim Arab di Khartoum menargetkan orang2 hitam Afrika – Muslim dan Kristen. Ini sudah pernah terjadi pada bangsa Nuba. Di thn 1990-an, ratusan ribu dibantai, wanita2 diperkosa secara massal, anak2 diculik dan dipaksa masuk Islam dan tidak seorangpun di PBB mengungkapkan fakta ini. Adakah protes dari mulut PBB, Human Rights Watch ataupun Amnesty International? Pernahkan anda mendengar mereka mengutuk rasisme Arab yang anti-kulit hitam?

Nah, sekarang bacalah surat kabar the New York Times atau rekor kutukan PBB. Yang anda dengar hanyalah “kejahatan Israel” dan ‘’penderitaan Palestina.’’ Bangsa saya dicampakkan dari halaman2 depan oleh penderitaan yg dilebih2kan yg dialami ‘bangsa Palestina.’’ Mengapa? Misterius memang! Segala kesalahan Israel dianggap patut dibahas sementara penderitaan rakyat lain spt Sudan malah menjadi tabu..

Perbudakan di Sudan sudah dipraktekkan selama berabad2. Tetapi institusi ini dibangkitkan kembali sbg alat perang di tahun 90-an. Rejim Islam di Khartoum menyatakan jihad dan oleh karena itu me-legitimasi perbudakan sebagai barang rampasan perang. Militia2 Arab dikirim untuk menghancurkan desa2 Selatan dan ditugaskan mengambil wanita2 dan anak2 Afrika sbg budak, kami percaya bahwa sekitar 200.000 orang diculik dan dibawa ke bagian Utara dan dijual sbg budak.

Saya sendiri adalah bukti hidup akan kejahatan melawan kemanusiaan ini.

Saya tidak suka berbicara ttg pengalaman saya sbg budak, tapi saya merasa ini penting agar dunai tahu bahwa perbudakan eksis bahkan sampai sekarang. Saya berusia SEMBILAN tahun ketika saya dijadikan budak. Seorang tetangga Arab saya bernama Abdullahi menipu saya agar mengikutinya kesebuah perahu yg berlayar ke Sudan Utara dimana ia menghadiahkan saya kepada keluarganya. Selama 3 1/2 tahun saya menjadi budak mereka dan mengecam pengalaman yang tidak pantas dialami oleh anak manapun: dipukuli secara brutal, bekerja siang malam, tidur dilantai dengan hewan, memakan sisa2 makanan kelaurga. Selama 3 tahun itu saya tidak mampu mengatakan kata ‘tidak’ Saya hanya bisa mengatakan “ya,” “ya,” “ya.”

PBB tahu benar ttg perbudakan brutal atas bangsa Sudan Selatan oleh Arab selama hari2 dini konflik itu. Human Rights Watch menerbitkan laporan2 ekstensif mengenai hal itu tapi laporan2 ini tidak dipedulikan dan hanya menangkap debu di lemari2 PBB. Baru setelah UNICEF ditekan kelompok Anti Perbudakan yang dipimpin orang2 Yahudi Amerika, mereka mulai beraksi. ENAM BELAS TAHUN setelah kejadian!

Tapi begitu pemerintah Sudan dan Liga Arab menekan UNICEF, mereka mundur dan malah mengritik NGO2 yang bekerja untuk membebaskan budak2 Sudan. Thn 1998, Dr. Gaspar Biro, pelapor berani PBB ttg HAM (Special Rapporteur on Human Rights) di Sudan yang melaporkan ttg perbudakan ini, mengundurkan diri sbg protes atas tindakan PBB ini.

Sampai hari ini, puluhan ribu bangsa Sudan Selatan masih melayani pemilik2 mereka di bagian Utara dan PBB bungkam ttg hal ini. Mengapa? Karena mreka tidak mau menyinggung OKI dan Liga Arab.

Oleh karena itu, sbg mantan budak dan korban rasisme yang paling parah, saya merasa bahwa sebutan bangsa rasis terhadap Israel adalah sangat ABSURD dan TIDAK BERMORAL.

Saya mengunjungi pengungsi Sudan di Israel selama 5 kali. Mereka adalah orang2 Sudan yang tadinya berharap bisa menemukan perlindungan di Mesir. Thn 2005, pengungsi-pengungsi ini mengantre didepan kantor2 UNHCR di Kairo memohon bantuan. Tapi gilanya, badan PBB ini tidak membuka pintu mereka dan malah membiarkan 26 anak2 dan wanita Sudan dibantai intel Mesir yang brutal.

Setelah peristiwa ini, kami orang Sudan sadar bahwa rasisme Arab dimana2 sama saja, entah di Khartoum ataupun di Kairo. Akhirnya mereka harus lari lagi dan menemukan perlindungan di ISRAEL. Sambil melewati peluru2 patroli perbatasan Mesir dan berjalan sangat jauh, satu2nya harapan mereka adalah mencapai perbatasan Israel, dimana mereka tahu mereka akan aman.

Bahwa orang MUSLIM Darfur malah memilih Israel diatas negara2 Arab-Muslim lainnya, merupakan bukti kuat bahwa Israel tidak rasis atau benci dunia Muslim. Tanyalah ribuan Muslim Darfur yang menemukan keamanan dan perlindungan di negara Yahudi bernama Israel!

Ketika saya tanya kpd pengungsi2 tsb bgm perlakuan Israel terhdp mereka, jawaban mereka sangat bertentangan dgn apa yang dituduhkan PBB. Mereka disambut baik dan diperlakukan sbg manusia. Dibanding dgn situasi di Mesir, mereka menggambarkan hidup mereka sekarang sbg bak di ‘surga.’ Tidak seorangpun memanggil mereka “abid” – kata Arab bagi budak yang sering dipakai di Sudan, Mesir dan negara2 Arab lainnya.

Oleh karena itulah, saya mengatakan bahwa PBB telah berbohong: semua korban penindasan Arab/Muslim, wanita, minoritas2 etnik/religius, homosexual dlm dunia Arab/Muslim adalah korban kebencian PBB terhdp Israel.

Lihat saja nasib kaum Koptik di Mesir, Kristen di Iraq, Nigeria Utara dan Iran, kaum Hindu, Sikh dan Bahai yang kesemuanya menderita dibawah penindasanIslam. Kami semua menderita tapi kami tidak dipedulikan dan malah dikesampingkan sehingga kebohongan besar mereka ttg Yahudi bisa dikedepankan.

Thn 2005, saya mengunjugni salah satu kamp pengungsi di Sudan Selatan. Saya bertemu seorang gadis 12 tahun yang bermimpi ingin menjadi dokter. Ia mengatakan, ia ingin pergi ke Israel. Saya shock dan tidak mampu berbicara. Mana mungkin gadis yg menghabiskan seluruh hidupnya di Sudan Utara ini tahu ttg Israel? Saya bertanya mengapa ia ingin ke Israel. Katanya, “Israel khan bangsa kami.” Saya benar2 terharu.

Tanggap 9 Juli 2011 Sudan Selatan (yg mayoritas Kristen) merdeka dari Sudan Utara (yg Arab/Muslim). Kami mencapai kemerdekaan menentang oposisi dunia Arab dan menentang Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki Moon, yg me-lobby bagi kesatuan Sudan. Bagi Sudan Selatan, ini hanya berarti berlangsungnya opresi, brutalisasi, demonisasi, Islamisasi, Arabisasi dan perbudakan.

Ini sama saja dgn Arab menolak hak Yahudi untuk memiliki tanah kedaualtan mereak sendiri dan Konferensi Durban III melanjutkan penolakan legitimitas atas Israel. Oleh karena itu, saya salut kepada Presiden Republik Sudan Selatan, Salva Kiir, yang memiliki keberanian untuk menyatakan bahwa lokasi kedubes Sudan Selatan tidak akan dibangun di Tel Aviv, tapi di Yerusalem, ibukota abadi bangsa Yahudi. Dan bangsa saya yagn baru ini, bangsa Sudan Selatan juga akan menentang forum2 rasis spt Durban III. Kami akan menentangnya dgn mengungkapkan kebenaran.

AM YISRAEL CHAI! Hidup bangsa Israel!
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... am-t48592/

John Alembillah Alembillah Azumah dan bukunya berjudul Legacy of Arab-Islam in Africa: A Quest for Inter-Religious Dialogue. Buku ini mengungkapkan rahasia gelap Islam dan perbudakan orang kulit hitam di Afrika dan bgm Musli Arab melancarkan perang untuk menangkap lelaki, wanita dan anak2 berkulit hitam dan memperbudak mereak. Perbudakan di Barat berlangsung selama 3 abad. Perbudakan di dunia Muslimn selama 14 abad dan sampai sekarang masih berlangsung.
Chunk
Posts: 581
Joined: Mon Jan 23, 2012 2:32 am

Re:

Post by Chunk »

ali5196 wrote:http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... am-t48592/

John Alembillah Alembillah Azumah dan bukunya berjudul Legacy of Arab-Islam in Africa: A Quest for Inter-Religious Dialogue. Buku ini mengungkapkan rahasia gelap Islam dan perbudakan orang kulit hitam di Afrika dan bgm Musli Arab melancarkan perang untuk menangkap lelaki, wanita dan anak2 berkulit hitam dan memperbudak mereak. Perbudakan di Barat berlangsung selama 3 abad. Perbudakan di dunia Muslimn selama 14 abad dan sampai sekarang masih berlangsung.
sepertinya buku ini perlu diterjemahkan bung ali. supaya netter muslim juga bisa ikutan baca..
Post Reply