jj wrote:
Saya tidak anti hadits, tapi saya rasa hadits bukanlah kitab suci agama Islam.
Samahalnya dengan Alkitab, Veda, Tripitaka, Tao Te Ching, dan buku masak ala jawa, asalkan tidak bertentangan dengan ajaran Quran tentunya saya boleh2 saja mengikutinya.
Bukan kah Qur'an menyatakan :
Al Hasyr : 7
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
An Nisa : 80
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah.
Hadist adalah Perkataan dan Perbuatan Nabi Muhammad....
dan Puasa saat 1 Syawal dilarang oleh Rasul.......
jj wrote:
Bukan begitu, perhitungan tetap perlu donk, kalau tidak apa perlunya dikatakan Quran untuk berpuasa di bulan Ramadhan.
Hanya saja dalam menentukan waktu manusia itu masih belum dapat menentukan 100% akurat.
Coba saya tanya berapa lama diperlukan bumi untuk mengelilingi matahari?
Dan kenapa ada 'leap year'?
Saya jadi Mengerti Maksud anda saat menyinggung Tahun Kabisat, masalah Perhitungan Siklus Bulan BERBEDA dgn Tahun Kabisat karna Faktor Koreksi dan Banyaknya Angka di Belakang Koma (100% Akurat)
Saya akan Tanggapi di bawah......
jj wrote:
73:20 Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri [sembahyang] kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan [demikian pula] segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah [bagimu] dari Al Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah [bagimu] dari Al Qur’an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh [balasan]nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Bukan spt itu, justru Allah mengetahui keterbatasan manusia sehingga diberi sedikit kemudahan.
Bagian ini akan saya Tanggapi di Bawah....
jj wrote:
Tentang 'apa yg mereka perselisihkan' itu tidaklah berarti seluruh masalah termasuk mana yang lebih enak, Rendang ala Jawa atau Padang?
Ada beberapa hal yg menjadi pertentangan kaum saat itu, misalnya ada beberapa kisah nabi yg 'diluruskan' dari sudut pandang Quran.
jj wrote:
Spt saya jelaskan diatas, Rendang mana yang lebih enak tidaklah diatur oleh Quran.
Walaupun kita sama2 punya lidah indra perasa, toh tetap saja ada perbedaan bukan?
Kalau Berbeda Pendapat Masalah Sains tanyalah kpd Sains kira2 seperti itulah Makna Ayat Qur'an yg sy Posting, bukan Tanya "Selera Ulama"
dan Sekarang Sains menyatakan SALAH kalau menggunakan Bulan Sabit (Hilal) sebagai tgl 1, Pertentangan jd Selesai klu Tanya kpd Sains, tp yg dilakukan Muslim adalah Tanya kepada Selera Ulama yg Tidak mengerti Sains...
Atau mungkin sdh Terlanjur Qur'an Tidak sesuai Sains, apa boleh buat teruskan saja.........
jj wrote:
Boleh kok bertanya kepada ilmuwan kalau itu memang dapat membantu, tapi tentang hitungan kalender yg menggunakan bulan dari pada matahari kita dapat menggunakan ke2-2nya.
Sebuah Tindakan yg Tepat memang, Muslim Memakai Kalender Solar,
karna Kalender Lunar Murni yg di Motori Qur'an ini TIDAK DAPAT DIPAKAI, jadi gunakanlah Kalender Solar....
Kalau Kelender Hijriyah ini sdh menjadi Kalender Baku dan Muslim jg memakai Kalender Solar, sy Terima,
itu Namanya Menggunakan Kedua2 nya, tp yg terjadi dgn Muslim Tidak, Tidak ada Pilihan lagi, yg Lunar Ngalor Ngidul, dan baiknya memakai yg sdh Valid, Kalender Masehi.....
jj wrote:
Anda membandingkan ayat yg sudah ditafsirkan dgn pendapat muslim dengan ayat Quran lainnya, tentu saja bisa kontradiksi.
jj wrote:
Kalau ada ayat "Rendang jawa itu enak",
dan 'enak' itu saya tafsirkan pedas dan manisnya sangat terasa, lalu anda makan dan ternyata anda bilang 'segini sih ga pedas'?
jj wrote:
Ditentukan waktunya misalkan ketika matahari tergelincir, atau matahari terbenam, tapi tidak perlu sampai hitungan milisecond bukan?
Anda Keliru dgn Tahun Kabisat dan Masalah milisecond,
Penentuan Bulan Baru Tidak dapat anda Bandingkan dgn Tahun Kabisat, Faktor Koreksi dan milisecond (100% akurat)
Penentuan Bulan Baru Sinodik secara Astronomi
didasari dengan Posisi Matahari == Bulan == Bumi berapa dalam
Satu Garis Lurus Bujur Ekliptika, Satu Garis Lurus tanpa Koma Derajat, Posisi yg Akurat......
Bujur Ekliptika Bulan = Bujur Ekliptika Matahari, menurut Koordinat Geosentrik, dimana Posisi Titik Pusat Matahari dan Bulan diukur dr Pusat Bumi
Dan Saat inilah
BATAS WAKTU tsb,
jadi Salah Besar kalau mengatakan Batas2 Waktu tsb Tidak Dapat ditentukan
Masalah terjadinya Posisi GARIS LURUS (Konjungsi/Ijtimak) tsb, yg terjadi Sepersekian detik karna Pergerakan Ke-3 Benda Langit tsb Tidak dapat dijadikan Dasar kalau TIDAK ADA BATAS SAAT tsb,
anda Tidak dapat merasakan Seper milisecond tsb, TETAPI DAPAT DIPASTIKAN Ketiga Benda Langit tsb (Matahari, Bulan, Bumi) PASTI Melewati Batas 100% Akurat tsb yaitu Satu Garis Lurus
Itulah Namanya Keteraturan, Ketelitian, keseimbangan Alam Semesta ini, dan Allah swt yg Katanya Pencipta Alam Semesta TIDAK MENGERTI Batas Waktu Tsb, Lucu.......
jj wrote:
Pergerakan benda langit itu untuk membantu manusia menentukan waktu, karena saat itu belum ada jam dinding.
Ada atau Tdk ada Jam Dinding Bukan berarti menjadi dasar Qur'an memberikan Informasi yg kacau.....
jj wrote:
Silahkan di google, tentang penanggalan saja sampai saat ini kita masih belum punya yg 100% perfect, masih ada (+-)nya.
Sudah sy Jelaskan diatas.......