yusah wrote:tolok ukurnya iman mereka tidak sesuai dengan perintah...
Perintahnya apa?
Mari kita ulangi asal mula pernyataan ini.
1. Ini dari saya
Brawijaya V wrote:
Perbedaannya:
1. Umat Kristen suka mengganggu orang lain, berperang, menghina dan mencaci maki orang lain. Umat Kristen yang seperti ini tidak menjalankan ajaran agamanya dengan benar.
2. Umat Islam menolak dan membunuh orang lain, menghina dan meng-"kafir" kan orang lain. Umat Islam yang seperti ini sungguh umat Islam yang menjalankan ajaran agamanya dengan benar.
Lihat yang dibold itu ya...
2. Terus Anda jawab
yusah wrote:
pernyataan anda salah, yang benar:
1. umat kristen melakukan itu karena ga tahu jalan yang benar
2. umat islam melakukan itu karena memilih jalan yang tidak benar...
3. Saya jawab lagi
Brawijaya V wrote:
Lha iya bener toh??
Apa bedanya dengan pendapat saya?
1. Anda bilang: Umat Kristen melakukan itu karena ga tahu jalan yang benar.
Saya bilang: Umat Kristen yang seperti ini tidak menjalankan ajaran agamanya dengan benar
Karena nggak tahu ajaran sebenarnya seperti apa (premis Anda), tentu saja mereka menjalankan secara ngawur/salah/keliru (premis saya). Mereka tidak tahu ajaran Kristen yang benar adalah damai dan cinta kasih terhadap sesama (termasuk musuh), jadinya mereka sukanya mengganggu orang lain, menghina, mencaci maki dan perang...
2. Anda bilang: umat islam melakukan itu karena memilih jalan yang tidak benar.
Saya bilang: Umat Islam yang seperti ini sungguh umat Islam yang menjalankan ajaran agamanya dengan benar.
Islam bukanlah ajaran yang benar, tentu saja mereka yang benar-benar menjalankan ajaran Islam akan suka menolak orang lain, mengkafirkan orang lain, membunuh mereka yang tidak sejalan dan suka akan kekerasan dan perang... Kenapa mereka begitu? Lha Anda sudah jawab sendiri, karena ajarannya tidak benar, mereka yang sungguh-sungguh menjalankannya menjadi seperti itu (sudah sesuai dengan ajaran yang tidak benar/melawan kemanusiaan dan hati nurani itu...). Mereka yang sudah memilih jalan yang tidak benar ini akan melakukan kekerasan semacam itu... Jalan yang dipilih saja udah salah kok...
4. Jawaban Anda:
yusah wrote:
maksud saya semua kristen ga tahu jalan yang benar, walaupun tingkahnya benar, ya hanya kebetulan aja..he he
Menurut saya ini agak sedikit melenceng, soalnya yg dibicarakan adalah orang Kristen yang suka menghina, mencaci maki, membunuh dan perang itu adalah orang Kristen yang
nggak tahu jalan yang benar, tapi Anda di sini melenceng dengan bilang mengenai orang Kristen yang melakukan
kebaikan.
Tapi saya terus bilang ke Anda, tidak mungkin jika jalan yang diikuti salah kemudian tingkah lakunya menjadi benar. Soalnya tingkah lakunya itu sudah sesuai dengan jalannya. Kecuali kalau orang itu tidak tahu jalannya dengan benar, tentu tingkah lakunya bisa salah. Lah, nggak tau ke mana jalan ke Surabaya, pasti akan nyasar-nyasar kan?
Makanya saya tanya apa tolok ukurnya. Dan Anda jawab bahwa tolok ukurnya adalah iman yang tidak sesuai perintah... Ini loncat lagi dari pembicaraan...
Pertanyaan saya: perintah yang mana? Kalau kita merunut pernyatan awal, jawaban Anda itu sudah pas sekali. Kenapa? Karena kita sedang membicarakan orang Kristen yang melakukan kejahatan yang Anda bilang nggak tahu jalan yang benar (
tepat sekali)
, dan orang Islam yang melakukan kejahatan itu juga sudah sesuai dengan jalannya, karena menurut Anda mereka memang sudah memilih jalan yang salah/tidak benar (
juga tepat sekali)
Saya pribadi menggunakan tolok ukur humanitas atau
kemanusiaan untuk mengukur kualitas tingkah laku dan keimanan seseorang...
sekali lagi iman nya yang salah.. kalo intinya udah salah ya lain-lainya juga salah. dimata Tuhan. walaupun mgkn benar dimata manusia. tapi apapun amalnya takkan ada harganya dimata Tuhan.. Alangkah sia-sia kebaikan orang-orang kafir dimata Tuhan. kaciaaann deh loch...
Coba dibaca lagi pelan-pelan pembicaraan kita dari awal.. Bukankah Anda sendiri mengamini secara implisit pernyataan saya?
Jelas saja sia-sia kebaikan orang kafir di mata tuhan yang suka menyesatkan....
orang mualaf biasanya bukan sembarangan orang.. dan mereka mempertaruhkan nyawa dan kedudukannya demi mendapat ajaran yang benar...
Saya punya teman muallaf yang memang benar dari orang berkualitas. Saya pun punya saudara murtadin yang juga orang yang sungguh berkualitas. Lalu apa masalahnya?
Apakah dengan demikian terus otomatis ajaran sebuah agama menjadi benar? Sekali lagi, apa tolok ukurnya?
Saya tahu dari banyak berita, muallafdan muslimers yang memang rela meninggalkan kedudukan dan mempertaruhkan nyawanya untuk agama barunya. Tapi dia melakukannya dengan mengancam, menghasut, membunuh, melakukan kekerasan terhadap orang lain, sambil berteriak-teriak dan berkoar-koar "mati syahid", berani mati tapi dengan mengorbankan nyawa orang lain.... Inikah caranya?
Dengan tolok ukur "kemanusiaan", seharusnya kualitas mereka ditunjukkan dengan
rela berkorban. Lhatlah Mother Theresa, lihatlah Mahatma Gandhi... Mereka adalah contoh yang tepat. Rela berkorban, untuk keselamatan dan kebahagiaan orang lain dan anti kekerasan, bukannya rela berkorban dengan berbohong dan membunuh orang lain....