The Dome of The Rock (Batu Kubah)

Budaya2 PRA-Islam, apa, siapa dan betulkah jahiliyah ? Bgm pengaruh budaya2 purba itu pada Islam ?
Post Reply
User avatar
Eneng Kusnadi
Posts: 2758
Joined: Sat Dec 30, 2006 1:26 pm
Location: Peternakan Unta/Camelot

The Dome of The Rock (Batu Kubah)

Post by Eneng Kusnadi »

THE DOME OF THE ROCK

Image

Dome megah ini didirikan oleh Abd al-Malik pada tahun 691 dan sampai sekarang masih berdiri. Pertama, kita harus mengingat bahwa the Dome of the Rock bukan sebuah mesjid karena tidak memiliki arah kiblat. Hanya sebuah gedung oktagonal dengan 8 pilar.

Muslimin puas dengan keterangan bahwa Dome ini didirikan guna memperingati malam Muhamad terbang ke surga guna berbicara dengan Musa dan Allah tentang jumlah sholat yang harus dipatuhi pengikut. Namun, menurut riset oleh Van Berchem dan Yehuda Nevo, kaligrafi disana tidak menyebutkan apa-apa tentang Mi’raj, TAPI CUMA MENOLAK STATUS KETUHANAN YESUS, PENERIMAAN PARA NABI, PENERIMAAN WAHYU OLEH MUHAMAD DAN PENGGUNAAN ISTILAH ‘’Islam’’ DAN ‘’Muslim’’.

Mengapa, kalau memang khusus didirikan untuk memperingati Mi’raj Nabi gedung itu tidak menyebut sepatah katapun tentangnya? Gedung megah ini yang didirikan pada masa-masa kelahiran Islam menunjukkan bahwa GEDUNG INILAH DAN BUKAN MEKAH yang merupakan tempat perlindungan (Kiblat) Islam pertama dan pusat kelahiran Islam sampai paling tidak abad ke7.

Menurut tradisi Islam, kalif Sulaiman, yang berkuasa antara tahun 715-717, pergi ke Mekah dan bertanya tentang naik haji. Ia tidak puas dengan jawaban yang diterimanya disana dan memilih untuk mengikuti Abd al-Malik (i.e. melancong ke the Dome of the Rock). Fakta ini saja, kata Dr. Hawting, menunjukkan bahwa bahkan pada abad ke 8 sudah adanya ketidakpastian tentang letak tempat lahirnya Islam.

Menurut tradisi, WALID I, kalif yang berkuasa antara 705-715 menulis kepada semua daerah, memerintahkan penghancuran dan peluasan mesjid-mesjid. Mungkinkah ini saat Kiblat ditetapkan kearah Mekah ? Kalau iya, ini menunjukkan kontradiksi besar-besaran dengan Quran.

Dr. John Wansbrough, otoritas terbesar dalam tradisi dini Islam, menunjukkan pengamatan menarik terhadap Muhamad. Sumber-sumber non-muslim terbaik masa ini diberikan oleh kaligrafi Arab pada batu-batuan yagn tersebar di gurun dan daratan Syria-Yordan, khususnya di gurun Negev. Alm. Yehuda Nevo, dari Universitas Yerusalem, melakukan riset ekstensif dan menerbitkan hasilnya pada tahun 1994 dalam bukunya ‘’Toward a Prehistory of Islam/Menuju Masa pra-sejarah Islam’’, yang saya jadikan bahan acuan disini.

Nevo menemukan dalam teks-teks religius Arab, dari satu setengah abad kekuasaan Arab (abad ke 7 dan ke ..?) adanya sebuah kepercayaan monotheis yang ‘’jelas-jelas bukan Islam, namun sebuah kepercayaan dari mana Islam bisa berkembang" ("demonstrably not Islam, but a creed from which Islam could have developed’’.)

Ia juga menemukan bahwa dalam semua institusi religius selama masa SUFYANI (th 661-684) tidak ada sedikitpun sebutan tentang Muhammad atau petunjuk bahwa Muhamad adalah nabi Allah. Ini benar, sampai sekitar tahun 691, dimana tujuan utama inskripsi adalah religious atau hanya commemorative, seperti inskripsi pada bendungan didekat Ta’if, yang didirikan oleh Kalif Muâwiya pada tahun 660-an. Absennya nama Muhamad pada inskripsi-inskripsi kuno adalah penting.

Kemunculan pertama nama Muhamad rasul Allah ditemukan pada coin Arab-Sassanian dari Xalib ben Abdallah dari tahun 690, yang dibuat di Damaskus. Pernyataan kepercayaan, termasuk Tauhid (KeTunggalan Allah), pernyataan bahwa Muhammad rasul Allah dan penolakan keTuhanan Jesus (rasul Allah wa-abduhu) ditemukan dalam inskripsi Abd al-Malik dalam the Dome of the Rock, tertanggal 691. SEBELUMYA, PERNYATAAN KEPERCAYAAN MUSLIM TIDAK DAPAT DIPASTIKAN. ",1] ); //-->

Menurut tradisi Islam, kalif Sulaiman, yang berkuasa antara tahun 715-717, pergi ke Mekah dan bertanya tentang naik haji. Ia tidak puas dengan jawaban yang diterimanya disana dan memilih untuk mengikuti Abd al-Malik (i.e. melancong ke the Dome of the Rock). Fakta ini saja, kata Dr. Hawting, menunjukkan bahwa bahkan pada abad ke 8 sudah adanya ketidakpastian tentang letak tempat lahirnya Islam.

Menurut tradisi, WALID I, kalif yang berkuasa antara 705-715 menulis kepada semua daerah, memerintahkan penghancuran dan peluasan mesjid-mesjid. Mungkinkah ini saat Kiblat ditetapkan kearah Mekah ? Kalau iya, ini menunjukkan kontradiksi besar-besaran dengan Quran.

Dr. John Wansbrough, otoritas terbesar dalam tradisi dini Islam, menunjukkan pengamatan menarik terhadap Muhamad. Sumber-sumber non-muslim terbaik masa ini diberikan oleh kaligrafi Arab pada batu-batuan yagn tersebar di gurun dan daratan Syria-Yordan, khususnya di gurun Negev. Alm. Yehuda Nevo, dari Universitas Yerusalem, melakukan riset ekstensif dan menerbitkan hasilnya pada tahun 1994 dalam bukunya ‘’Toward a Prehistory of Islam/Menuju Masa pra-sejarah Islam’’, yang saya jadikan bahan acuan disini.

Nevo menemukan dalam teks-teks religius Arab, dari satu setengah abad kekuasaan Arab (abad ke 7 dan ke adanya sebuah kepercayaan monotheis yang ‘’jelas-jelas bukan Islam, namun sebuah kepercayaan dari mana Islam bisa berkembang" ("demonstrably not Islam, but a creed from which Islam could have developed’’.)

Ia juga menemukan bahwa dalam semua institusi religius selama masa SUFYANI (th 661-684) tidak ada sedikitpun sebutan tentang Muhammad atau petunjuk bahwa Muhamad adalah nabi Allah. Ini benar, sampai sekitar tahun 691, dimana tujuan utama inskripsi adalah religious atau hanya commemorative, seperti inskripsi pada bendungan didekat Ta’if, yang didirikan oleh Kalif Muâwiya pada tahun 660-an. Absennya nama Muhamad pada inskripsi-inskripsi kuno adalah penting.

Kemunculan pertama nama Muhamad rasul Allah ditemukan pada coin Arab-Sassanian dari Xalib ben Abdallah dari tahun 690, yang dibuat di Damaskus. Pernyataan Kepercayaan, termasuk Tauhid (KeTunggalan Allah), pernyataan bahwa Muhammad rasul Allah dan penolakan keTuhanan Jesus (rasul Allah wa-abduhu) ditemukan dalam inskripsi Abd al-Malik dalam the Dome of the Rock, tertanggal 691. SEBELUMYA, PERNYATAAN KEPERCAYAAN MUSLIM TIDAK DAPAT DIPASTIKAN.
Setelah dinasti MAARWANID (sampai 750), nama Muhammad biasanya timbul dalam pernyataan religius, seperti pada coin, milestones and papyrus ‘’protocols’’. Namun, papirus bahasa Arab pertama di Mesir, dalam bentuk bukti penerimaan pajak tahun 642, ditulis dalam bahasa Yunani dan Arab dan menganut judul ‘’BASMALA’’, namun karakternya bukan Kristen maupun Muslim.

Inskripsi-inskripsi dalam the Dome of the Rock, walaupun mengandung teks religius, tidak pernah menyebut nama nabi atau kepercayaan Muslim, 30 tahun setelah kematian Muhammad, walaupun menganut suatu bentuk monotheisme yang berkembang dari gaya literatur Yahudi-Kristen. Lebih-lebih lagi, ketika kepercayaan itu diperkenalkan pada masa MARWANID (setelah 684) it is carried almost ‘’overnight’’. Tiba-tiba, kepercayaan itu menjadi satu-satunya deklarasi religius negara. Namun lagi-lagi tidak begitu saja diterima rakyat.

Menurut Y. Nevo, rumusan Mohammedan ini hanya dimulai digunakan dalam inskripsi umum pada jaman Kalif Hisham (724-743). NAMUN WALAUPUN MEREKA PENGIKUT MUHAMAD, MEREKA BUKAN MUSLIM. Untuk itu, kata Nevo, kita harus menunggu sampai permulaan abad ke 9 (sekitar 822), bersamaan dengan ditemukannya Quran tertulis pertama. Jelaslah bahwa bukan semasa hidupnya Muhamad diangkat kepada posisi nabi, BAHKAN KETIKA ITU, KEPERCAYAAN KEPADA MUHAMAD TIDAK SAMA DENGAN APA YANG DITEMUKAN SEKARANG. :shock:

----------------------

Surat kabar MESIR: mesjid Al Aqsa tipuan muslim
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=1899
Tgl 5 Agustus, 2003 Ahmad Muhammad 'Arafa, kolumnis mingguan Mesir, Al-Qahira, yg diterbitkan Departemen Kebudayaan Mesir, menulis artikel yg menolak doktrin Islam bahwa Muhamad merayakan Perjalanan Malam (Q17:1) dari Mekah ke Yerusalem. Menurut 'Arafa, Perjalanan Malam dlm Surat Al-Isra' itu tidak mengacu pada perjalanan ajaib dari Mekah ke Yerusalem melainkan kpd Hijrah dari Mekah ke Medinah . [1]

2 minggu kemudian, 'Arafa menerbitkan artikel berikut [2] mempertanyakan arti Yerusalem bagi Islam. Ini cuplikannya:

Perubahan Kiblat berarti Yerusalem kehilangan prioritasnya dalam Islam.

"…Palestina baru direbut Muslim pada thn 17 A.H. [638 AD] pada masa 'Umar Ibn Al-Khattab, dan pada masanya itu, rakyat Palestina mulai menerima Islam. Jadi sebelumnya, pada jaman nabi [i.e. sebelum Palestina dicaplok Islam], tidak mungkin ada sebuah mesjid yg disebut Al-Aqsa …

"Oleh karena itu mesjid yg dikenal sbg Al-Aqsa sekarang itu bukan yg diacu oleh Quran: 'Dari Mesjid Al-Haram di Mekah ke mesjid yg paling jauh (al-aqsa).' Memang nabi solat menghadapi Iliya [i. e., Aelia] – nama Yerusalem saat itu – selama 17 bulan dan atas perintah Allah ia merubah arahnya ke mesjid Al-Haram di Mekah. Aelia adalah pusat ibadah Yahudi, spt sekarang juga. Ini berarti, bahwa utk sementara, nabi bergabung dgn arah kiblat mereka.

"Karena perubahan kiblat dari Yerusalem ke MesjidAl-Haram di Mekah, Yerusalem
tidak lagi jadi pusat ibadah Muslim. Oleh karena itu kota itu tidak lagi perlu disakralkan Muslim. Kalau anda masih juga menganggapnya sakral maka perubahan kiblat ke Mekah tidak ada artinya."

Mesjid Al-Aqsa dibangun dlm konteks persaingan politik

"Ketika 'Abd Al-Malik Ibn Marwan menjadi kalif, saingannya, Ibn Al-Zubayr menguasai Hijaz. Ia ['Abd Al-Malik] takut bahwa orang akan menjurus kpd Ibn Al-Zubayr ketika melakukan ibadah haji ke Mekah, karena satu2nya jalan ke Mekah dan Medinah dibawah ijin dan kontrol Ibn Al-Zubayr. Dan jika ia, Ibn Al-Zubayr, menerima mereka, maka ia akan mendapatkan janji kesetiaan tamu2nya itu…. Oleh karena itu, 'Abd Al-Malik menghindari orang beribadah haji sampai Ibn Al-Zubayr dikalahkan dan perang berakhir.

Abd Al-Malik mulai membangun mesjid besar di Yerusalem, yg merupakan kiblat pertama. Semenjak saat ini, mesjid itu dijadikan sakral dan menjadi mesjid paling suci ketiga setelah mesjid2 Mekah dan Medina.' [3] ….

"Mesjid baru itu di Yerusalem tadinya disebut 'Mesjid Aelia,' dan tradisi2 nabi menggunakan nama itu agar terdengar suci. Lalu nama 'Al-Aqsa' dicuri dari mesjid di Medinah, karena mesjid Aelia ini memang yang paling jauh dari Mekah dan Medinah. Dipercaya bahwa sebutan Quran bagi 'mesjid paling jauh' bagi mesjid Yerusalem ini adalah karena mesjid nabi di Medina tidak 'jauh' ataupun 'paling jauh' bagi rakyat Medinah.[4]

"Singkatnya, mesjid di Yerusalem, Al-Aqsa, dibangun pada tahun 66 A.H. pada jaman 'Abd Al-Malik Ibn Marwan, dan selesai th 73 AH. Tapi hubungan religius Muslim dgn Yerusalem berakhir dgn digantinya kiblat dari Yerusalem ke Mekah.

…. Kami hanya mewarisi tradisi kesakralan Yerusalem seakan2 merupakan bagian dari Islam."
Post Reply