oleh: Ali Sina
Diterjemahkan oleh Muammad Bin Umbrella, Adadeh dan hati_nurani
Lebih dari sembilan tahun sejak keruntuhan akibat serangan 9/11, teori konspirasi (yang membantah bahwa 911 dilakukan oleh Bin Laden dkk) belum juga berakhir.
Teoritikus konspirasi tidak menawarkan jawaban apapun. Mereka hanya mengajukan pertanyaan yang tidak jelas dan membiarkan para hadirin sampai pada kesimpulan mereka yang salah. Manipulasi semacam ini sebenarnya jauh lebih efektif karena orang yang tertipu yakin bahwa ia telah menemukan kebenarannya sendiri.
Orang-orang yang percaya pada teori konspirasi dapat dibagi dalam dua kelompok. Satu kelompok terdiri dari orang-orang yang mendapatkan keuntungan dari dusta, dan kelompok lainnya yang terdiri dari orang-orang yang malas untuk berpikir dan melahap setiap omong kosong secara tidak kritis.
Pada artikel ini saya akan membuktikan ketidakbenaran klaim mereka. Tulisan ini berdasarkan logika dan ilmu pengetahuan, bukan padaagenda politik. Silakan lihat klaimnya terlebih dulu. Konspirasi-911.
Yah, terdengar meyakinkan bukan? Sekarang mari kita lihat penipuan ini satu per satu. Mitos-mitos yang dipromosikan adalah sebagai berikut:
Mitos 1 – Keruntuhan Building 7
Satu pertanyaan yang diajukan para penganut teori konspirasi adalah, mengapa gedung pencakar langit yang ketiga (yi Building 7 yg terletak disamping kedua gedung WTC) tidak ditabrak bisa runtuh?
Conspiracy Files: 9/11 - The Third Tower
http://video.google.com/videoplay?docid ... 0229593250
Saya mengutip paragraf berikut dari Wikipedia:
Perusahaan asuransi setuju untuk mengganti rugi gedung. Mereka membayar sebanyak tujuh miliar dolar.”Hipotesis kerja, yang dirilis dalam laporan progresi Juni 2004 dan ditegaskan kembali pada update status Juni 2007, bahwa kegagalan pertama dalam kolom kritis terjadi di bawah lantai 13, yang disebabkan oleh kerusakan dari kebakaran dan/atau puing-puing dari reruntuhnya dua menara utama. Reruntuhan berkembang secara vertikal hingga pada mekanikal ruangan bagian timur. Struktur interior tidak dapat menumpu beban yang diredistribusikan, sehingga perkembangan kerusakan horizontal melalui lantai bawah, khususnya lantai 5 sampai lantai 7. Hal ini mengakibatkan “keruntuhan yang tidak proporsional dari seluruh struktur”
Pertama, perusahaan asuransi tidak pernah membayar langsung sang pemilik bangunan jika bangunan mereka dirusak atau dihancurkan. Biaya Asuransi adalah untuk biaya penggantian gedung. Oleh karena itu, Larry Silverstein, pemegang hak guna usaha bangunan itu tidak mendapatkan sepeserpun dari tujuh miliar dolar itu. Uang itu dibayarkan kepada kontraktor untuk biaya penggantian.
Kedua, apakah perusahaan asuransi akan membayar uang begitu banyak jika alasan kehancuran bangunan itu diragukan ? Bukankah mereka akan mengirim inspektur sendiri untuk memverifikasi legitimasi klaim ybs? Tujuh miliar dolar bukanlah uang dalam jumlah kecil. Jika mereka membayar uang itu, itu adalah karena mereka yakin tidak ada kejanggalan.
Ketiga, siapa yang akan mendapatkan keuntungan dari kehancuran bangunan itu? Jika maksudnya adalah untuk membunuh--demikian menurut para teoritikus konspirasi--- maka tujuannya tidak tercapai. Jadi jika penjelasan resmi yang menyatakan bahwa gedung itu mengalami kerusakan fatal akibat reruntuhan dari dua menara WTC dianggap benar, jadi apa neh motif lain yang dapat dipikirkan para konspirasis ini?
Untuk menjawab argumen pertama ini, seseorang tidak harus menjadi insinyur bangunan atau memiliki pengetahuan tentang struktur. Yang dibutuhkan adalah sedikit logika. Huh, sayangnya sih logika sehat gak umum. Pas seperti ditunjukkan Bertrand Russell, “karena konyolnya mayoritas umat manusia, pemikiran umum lebih cenderung bersifat **** daripada masuk akal.” [Marriage and Morals.1929 ch. 5]
Mitos 2: Api saja tak cukup untuk meruntuhkan gedung!
Para konspirator (pembuat teori konspirasi) mengatakan, bayangkan saja gedung Meridian Plaza di Philadelphia yang terbakar selama 19 jam tapi tidak kunjung runtuh tuh, jadi bagaimana mungkin gedung kembar WTC bisa runtuh setelah sejam atau dua jam terbakar? Mereka juga mengatakan, “Bagaimana mungkin bensin pesawat bisa mengakibatkan keruntuhan sedangkan pihak Federal Emergency Management telah mengatakan sebagian besar bensin pesawat telah habis karena ledakan api yang terjadi saat tabrakan?” Lalu mereka tanya lagi, “Bagaimana mungkin api bisa menyebabkan keruntuhan gedung sedangkan test² yang dilakukan Cardington menunjukkan bahwa gedung² berkonstruksi baja mampu tahan panas suhu api melebihi panas api dari bensin yang terbakar? Karena asap hitam yang datang dari gedung menunjukkan api tidak memiliki cukup oksigen dan tidak bisa mencapai suhu 1800 Fahrenheit dan baja hanya bisa meleleh di suhu 2500 Fahrenheit ke atas, bagaimana mungkin para pekerja kebersihan menemukan baja² meleleh di bagian bawah?”
Begini yahh ... Jika bangunan baja itu terbakar api, satu²nya bahan bakar yang tersedia adalah perabotan dalam gedung. Ini tidak cukup untuk melelehkan struktur baja.
TAPI saat ribuan liter bensin pesawat meledak seketika di ruangan tertutup, panas yang dihasilkan tentunya jauh lebih panas karena panasnya terperangkap dalam ruang tertutup. Balok kayu yang dimasukkan ke dalam tungku pembakaran akan menghasilkan panas yang jauh lebih hebat daripada ketika dibakar ditempat terbuka dan panasnya tersebar di atmosfir.
Akan tetapi, gedung² itu tidak runtuh karena baja² konstruksi meleleh. Gedung² itu runtuh karena karena struktur bangunan di lantai yang diterjang pesawat jadi goyah. Panas api ledakan memang melunakkan baja dan membuatnya bengkok dan menambah akibat runtuhnya gedung, tapi itu bukan sebab utama.
Gedung WTC Selatan runtuh setelah sejam diterjang pesawat dan gedung WTC Utara runtuh setelah dua jam diterjang pesawat. Perbedaan ini karena lantai gedung WTC Selatan yang dihajar pesawat memiliki lebih banyak lantai² di atasnya dibandingkan gedung WTC Utara.
Kehancuran satu lantai saja sudah cukup untuk meruntuhkan seluruh gedung WTC.
Di bulan Juni 1995, gedung pusat perbelanjaan Sampong di Korea runtuh karena struktur bangunan rusak. Pertama-tama, retakan kecil muncul dan perlahan-lahan jadi semakin besar. Beberapa hari setelah retakan ditemukan, gedung itu runtuh. Hal ini sama seperti runtuhnya WTC. Satu lantai yang hancur mengakibatkan lantai² di atasnya jatuh menimpanya, dan begitu lantai² ini terus menimpa lantai² yang dibawahnya sampai menerjang tanah. Gedung² ini runtuh tanpa kobaran api sekalipun.