Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

SAMBUTAN, PENJELASAN, artikel dan debat dari PENDIRI SITUS; ALI SINA. Artikel2 A Sina lainnya masih bisa ditemukan dalam Ruang REFERENSI sesuai dgn topiknya.
User avatar
pod-rock
Posts: 829
Joined: Tue Nov 28, 2006 1:25 pm

Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by pod-rock »

Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina
Rottier wrote:Dear Mr. Sina,

Baru2 ini saya menemukan situs web anda dan tantangannya. Jelaskan pada saya, waktu saya baca syarat2nya, kami harus bisa membuktikan pada anda bahwa Muhammad sungguh2 nabinya Tuhan – benar? Kalau begitu, maka tantangan anda ini tipuan belaka – gimana bisa seorang yg percaya meyakinkan orang yg tidak percaya? Orang kristen juga akan kesulitan meyakinkan orang yahudi bahwa Yesus adalah Anak Tuhan, betul?
Tepat sekali! Tidak ada bukti agama manapun itu benar. Tapi, tidak ada agama yang memaksa saya utk percaya. Cuma islam satu-satunya agama yg ingin menaklukan dunia melalui Jihad dan terorisme. Memaksakan agamanya pada orang lain dengan kekerasan. Para muslim membunuhi orang2 tak bersalah diseluruh dunia sebanyak ribuan, jutaan utk sesuatu yang mereka sendiri tidak punya bukti dan bohong.

Saya tidak keberatan ada orang menyembah anu lelaki sekalipun, sepanjang ‘anu’ tersebut tidak dipaksa2kan pada diri saya. Masalah islam adalah bukan saja islam itu palsu, tapi para muslim ingin memaksakan Allah mereka pada diri saya dengan cara kekerasan. Tapi saya tidak bisa dipaksa demikian, berapapun banyaknya ‘pelumas’ dan ‘pemanis’ yang dipakai.

Ada lebih dari 13.000 serangan teroris sejak kejadian 9/11, ratusan ribu lebih meninggal diseluruh dunia, dan akan ada banyak lagi nanti. Kenapa? Karena muslim otak mati mengikuti seorang psikopat yang menyuruh mereka membunuh orang tidak percaya agar mereka mendapat 72 wanita perawan dan ereksi permanen. Sebodoh2nya muslim, saya masih terheran-heran, kok bisa mereka termakan tipu **** seperti ini. Anda ingin saya melakukan apa? Diam saja???!!! Cuma menonton saja pembunuhan2 orang tidak bersalah dan menunggu giliran saya dibunuh??

Ada tiga pilihan:
1. Diam sampai wabah islam menyebar keseluruh dunia dan kita kehilangan kebebasan kita, peradaban kita dan nyawa kita.

2. Bangkit melawan dan tunjukkan pada muslim biadab kepala batu bahwa kita bisa membunuh lebih baik dari mereka.
3. Mencoba menyadarkan mereka dan menunjukkan pada mereka betapa najisnya nabi mereka, nabi mereka adalah orang gila dan mereka tidak akan mendapat pahala dengan meledakkan diri dan membunuh orang2 tak bersalah.

Heran sekali bahwa kita bahkan harus menjelaskan pada zombie2 otak2 beku ini, bahwa islam adalah kegilaan dan muslim adalah makhluk tergoblok seluruh dunia. Bukankah jelas sekali bahwa orang tidak bisa diberi hadiah jika membunuh orang lain? Bukankah mengherankan sekali bahwa tak satupun para muslim ini bertanya-tanya, jika Tuhan ingin non muslim mati kenapa tidak Tuhan sendiri yg melakukannya? Tuhan keji macam mana yang dipuja ‘binatang2’ ini?

Pilihan no.1, bukan sebuah pilihan. Kita, umat manusia, telah mendapat upah kebebasan kita dengan pengorbanan dan kita tidak mau melepaskannya tanpa perlawanan.

Pilihan no.2, sangat-sangat menyakitkan karena akan banyak orang tak bersalah yg kehilangan nyawa.

Pilihan no.3 adalah jalan dimana kami, mantan muslim, memilih utk menyelesaikan masalah ini. Kita ingin menyelamatkan dunia dari islam dan kita ingin menyelamatkan muslim sekalian. Kita tidak membagi dunia menjadi “KITA” lawan “MEREKA”, KAFIR lawan ORANG PERCAYA. Kita membagi dunia menjadi orang yg TIDAK TAHU dan orang yg DICERAHKAN. Mengajar orang yg Tidak tahu dan mencoba menyadarkan mereka adalah pilihan kita.

Meski banyak orang berpikir bahwa pilihan ini merupakan proses yg lambaat sekali, saya tahu bahwa inilah yang tercepat. Meski para muslim itu berjumlah milyaran, tetap saja mereka adalah individu2. Tidak memakan waktu selamanya utk membangkitkan seorang individu. Tantangan kita adalah upaya utk menggapai mereka dan semakin hari ini menjadi sangat mungkin.

Para muslim banyak yg terbangun dan mulai memakai otak mereka, nurani mereka dan kemanusiaan mereka. Mereka juga mulai melihat bahwa mereka adalah bagian dari umat manusia, bukan pecahannya. Bahwa kita semua adalah satu dan kita tidak boleh membiarkan ‘dukun setan’ seperti Hitler dan Muhammad memisahkan dan mengadu domba kita.
Rottier wrote:Juga pada kesempatan lain anda menyatakan bahwa muslim harus menyanggah tuduhan anda bahwa Muhammad adalah orang gila, salah satu diantara banyak tuduhan lain. Anda menuduh Muhammad seorang pedofil tapi kriteria apa yg anda pakai? Saya yakin anda ingin menyeret hal ini pada keadaan moral yg relevan jaman tapi abad ke 7 di Arab, keunggulan lelaki dihubung2kan dengan jumlah istri dan sekaligus umur serta keperawanan para istri tsb. Seperti seorang CEO, Atlit atau selebritis, mereka mengukur keunggulan lewat jumlah uang yg mereka dapatkan – inilah yang paling dihargai oleh masyarakat amerika abad 20-21. Jadi kita pandang tinggi2 Bill Gates, Brett Favre, Michael Phelps, dll .. dan mengeluh mengenai jumlah ‘luar biasa’ uang yg mereka dapatkan dengan mudahnya, yg sebenarnya bisa membeli makan dan obat bagi mereka yg memerlukan.
Misal mengumpulkan uang itu hal yg buruk, Bill Gates dan orang2 yg anda sebutkan bukanlah nabi kami. Kita tidak mengikuti ‘tauladan’ mereka.

Misal pedofil itu masih ‘samar’ dijamannya Muhammad, (padahal tidaklah benar), kenapa lagi orang yang mengaku ‘suri tauladan’ dan ‘utusan Tuhan’ harus mengikuti praktek iblis dari orang2 yang dia sebut ‘jahiliyah’? dengan melakukan praktek2 iblis itu, muhammad membuat praktek2 tersebut menjadi normal bagi setiap orang, tidak lagi menjadi praktek yg disebut ‘iblis’. Muhammad bahkan menikahi mantunya sendiri, istri dari anak adopsinya, utk menunjukkan bahwa adopsi itu hal yg dibenci Alloh. Kenapa dia tidak membatasi tingkah laku seksualnya pada orang dewasa saja dan tidak memberi contoh ‘iblis’ bagi para pengikutnya yg ‘beku otak’? Pedofilia adalah hal yang sangat menjijikan, bukan saja tidak bermoral tapi adalah sebuah gangguan jiwa.
Rottier wrote:Sangat mungkin diabad2 kedepan, keserakahan Amerika akan dibenci dan dipandang sebagai tidak bermoral. Jadi maksud saya adalah anda harus memisahkan atribut budaya dari atribut agama.
Serakah bukanlah khusus Amerika. Itu manusiawi. Malah muslim jauh lebih serakah dari bangsa manapun juga. Ketika bencana menimpa negara muslim, seperti tsunami kemarin dulu, sedikit sekali negara muslim yg menolong, sementara negara2 non muslim sigap sekali, khususnya amerika yang berada paling depan dalam pengiriman bantuan pertolongan. Para sheik Arab mendapatkan uang bukan hasil jerih payah mereka, tapi mereka tidak juga menolong saudara muslim mereka. Bill Gates punya yayasan Humanis yg menolong banyak anak dinegara2 miskin.

Kita semua tahu serakah itu jelek, dan tahu itu sejak ribuan tahun lalu. Tidak perlu menunggu abad depan utk memberi tahu pada kita apa yg kita sudah tahu.

Muhammad juga orang serakah. Sementara Gates dan lain2 layak mendapatkan kekayaan mereka, Muhammad jadi kaya karena merampok. Mana yg lebih buruk? Gates jadi kaya karena anda dan saya membeli produknya. Dia tidak memaksa kita membeli. Muhammad merampok dan menjarah orang2 kampung yg tak siap dan tak mampu melawan. Dimana nurani anda Tuan PhD, Dosen Universitas yg terhormat?

Pedofil jauh lebih jahat dari keserakahan. Anda bahkan tidak bisa membandingkan keduanya. Pedofil adalah kejahatan yang menjijikan. Pdofil adalah monster yg harus dipisahkan dari masyarakat. Saya tahu pedofil adalah korban penganiayaan waktu kecil. Ini mungkin juga menjadi penyebab kenapa Muhammad mempunyai seksualitas menyimpang. Saya lebih memilih utk melakukan euthanasia (suntik mati) semua pedofil utk menyelamatkan korban2 mereka dan mengakhiri lingkaran setan yg mereka buat. Anda setuju dg saya atau tidak, bukan masalah, tapi tak ada orang waras manapun, kecuali muslim, yang menganggap seorang pedofil bisa menjadi utusan Tuhan dan bahwa dia adalah ‘suri tauladan’ yang harus diikuti.
Rottier wrote:Anda juga harus menelaah atribut yg anda terapkan pada Muhammad pada konteksnya, termasuk menetapkan siapa yang menulis hadis, dan dalam situasi bagaimana. Bahkan Quran saja tidak ditulis pada kertas hingga kematian Muhammad, yang memunculkan pertanyaan apakah semua ucapan2 tsb sungguh2 diucapkan oleh Muhammad.
Tolong jelaskan dalam konteks bagaimana kakek2 umur 54 tahun dibolehkan seks dengan bocah perempuan umur 8 tahun 9 bulan? Apakah konteks bahwa si pedofil adalah nabi Tuhan membuat tindakan keji ini jadi benar?

Hadis2 dikumpulkan oleh para muslim taat. Tidak ada alasan utk mengasumsikan mereka berbohong dan menjelek2kan nabi mereka sendiri yang mereka cintai lebih dari nyawanya. Tidak masuk akal.

Juga jika anda ingin meragukan hadis, bahkan meragukan Quran, lalu apa yang membuat anda percaya Muhammad itu nyata? Kalau begitu, keseluruhannya bisa saja karangan belaka?

Dan gimana kita menyetujui klaim anda bahwa Quran sudah rusak sedangkan para muslim mengklaim bahwa Quran itu mukjijat, karena tidak berubah? Manapun yang dipilih, itu menunjukkan bahwa islam adalah kebohongan.
Rottier wrote:Contoh literatur hadis. Anda sepertinya mengindikasikan bahwa karena Sunnah adalah sumber hukum islam maka menjadi bagian dari tulisan Ilahi utk islam. Bukan begitu. Banyak orang menulis literatur hadis utk membenarkan tindakan2 mereka dan bilang bahwa sang nabi juga melakukannya. Sementara banyak Hadis telah di demikian susun utk ‘membuang’ hadis2 ‘karangan’, penyusunan ini diatur dibawah pemerintahan Kalifah dan para Emir yang berani bertanggung jawab akan semua itu.
Banyak orang mengarang hadis utk membenarkan tindakan jahat mereka? Apa ini argumen logis atau bahkan masuk akal? Injil juga dikumpulkan setelah kematian Yesus. Kenapa orang2 kristen tidak melakukan hal yg sama? Seberapa **** anda pikir kami ini? Bayangkan saja skenario ini. Seorang muslim bilang dia cinta anak kecil jadi dia mengunjungi Imam Bukhari dan bilang bahwa saya pernah mendengar sang Nabi melakukan seks dengan Aisha ketika Aisha 9 tahun. Muslim lain suka memperkosa wanita, dia pergi saja ke Bukhari dan bilang bahwa Muhammad merampok dusun2, membantai para pria dan membiarkan pengikutnya memperkosa para wanita. Dia sendiri juga mengambil wanita2 cantik, Juwairiyah, Rayhana dan Safiyah dari tawanan2 dan memperkosa mereka. Muslim lain lagi ingin menyiksa orang; dia mengarang kisah tentang Kinana dan orang Bedouin dan bilang bahwa Muhammad menyiksa mereka sampai mati. Bukan satu orang saja yang menjadi pembawa kisah2 tsb, tapi ratusan orang mengarang hal yg sama. Ajaibnya adalah bahwa para narrator ini tidak saling mengenal. Keajaiban kedua adalah mereka kok bisa membodohi, bukan saja satu orang yg terkenal sebagai pengumpul Hadis, seperti Imam Bukhari, tapi semua pengumpul hadis terkenal lainnya juga. Dan keajaiban ketiga, semua pengumpul2 hadis serta para kaum terpelajar ini begitu bodohnya hingga mereka tidak sadar bahwa orang2 tsb berbohong dan cuma menjelek2an nabi tercinta mereka dengan tuduhan yang menjijikan. ANDA BENAR2 ORANG PINTAR, SIR!!

Jalan pikiran anda sungguh2 mengejutkan. Tapi jika anda bisa berpikir lebih baik sedikiiittt lagi saja, anda tidak akan menulis surat pada saya dan membela islam.
Rottier wrote:ini juga bukanlah teks religius yg utama dari Islam. Semua itu hanya menarik bagi mereka yang menelaah hukum2 islam. Hadis tidak berurusan dengan aktivitas keseharian para muslim – tapi memberi para hakim – para qadi, sumber utk dijadikan panutan bagi pemecahan masalah2 islami. Kekhawatiran terbesar saya adalah bahwa kebanyakan dari 4 aliran ilmu hukum Sunni telah ‘dikunci’ pada abad 10-11 oleh sekelompok penafsir hingga penemu asli aliran2 tsb sekalipun mungkin akan memprotes (Hanifi, Shafi’I, Hambali dan Maliki).
Hukum bukan hanya utk dibacakan dipengadilan. Tapi utk dipraktekan dalam keseharian. Anda ke pengadilan hanya jika ada hukum yg tidak dijalankan. Misal hukum menyatakan bahwa muslim tidak boleh makan dihadapan publik selama bulan ramadhan. Ini hukum keseharian. Jika dilanggar anda akan dibawa kehadapan pengadilan agama yang memerintahkan pencambukan. Seorang anak umur 14 tahun dipukuli di Iran dan meninggal ketika cambukan telah mencapai 100 kali karena makan dihadapan banyak orang ketika bulan puasa. Jika anda tertangkap mencuri, tangan anda dipotong. Jika berzinah, dirajam. Islam adalah jalan hidup, dan diterapkan pada setiap aspek kehidupan orang. Semua ini mengenai pengamatan secara hukum dan keseharian para muslim bahkan dari menit kemenit sekalipun.
Rottier wrote:Sejak abad 19 muslim2 modern berkeinginan memodernisasi masyarakat mereka dengan menyingkirkan pandangan2 islam yang sempit. Mereka tidak melihat ada yg salah dengan HAK2 wanita, kebersamaan dg agama lain, dll.. Bahkan kekaisaran Ottoman membuat aturan yg menjunjung kesamaan status bagi non muslim di abad 19 (Rusia masih punya Pale of Settlement hingga tahun 1905 – mengontrol bagaimana orang Yahudi harus hidup dan bekerja, serta pendidikan yg terbatas).
Tidak akan bisa memodernisasi islam. Modernisasi adalah Bid’ah dan sangat dilarang dalam Quran (2:85, 6:114, 6:116, 2;174,16:89 39:23, 15: 90-92, 6:34, 10:64, 18:27). Lihat juga artikel ************. Itu sebabnya kenapa setiap usaha utk memodernisasi masyarakat islam selalu berakhir dg kegagalan. Kita orang2 Iran telah mencoba memodernisasi negara kita selama 100 tahun ini. Kita gagal dg menyedihkan setiap kali karena islam selalu menghadang. Seakan seperti berenang sambil membawa batu pemberat ditubuh, selalu ditarik kebawah dan tenggelam. Tidak akan bisa modernisasi dan demokrasi di negara islam selama islam bertahta. Terlebih lagi jika anda suka akan modernisasi kenapa anda menyanjung2 islam? Dua hal ini sangat berlawanan. Anda tidak masuk akal.
Rottier wrote:Hanya dengan melihat gambaran yg lebih besar sajalah anda bisa mengerti islam. Anda sepertinya hanya melihat langsung dan secara literal pada sedikit sumber2 islam dan menulis kesimpulan utk keseluruhan. Ini tidak benar.
Apa itu “gambaran lebih besar” yang muslim bisa lihat tapi tak seorangpun non muslim melihatnya, tolong jelaskan? Kenapa setelah 1400 tahun ‘gambaran lebih besar’ ini masih tidak muncul juga? Dan kenapa jika sebuah negara menjadi makin islami malah makin terkebelakang? Demokrasi menghilang, HAM dilanggar, wanita direndahkan dan pendidikan serta kesejahteraan makin parah?

Apakah ‘gambaran lebih besar’ ini bertentangan dengan Quran? Lalu hingga mana bertentangannya, itu bukanlah islam. Jika didasarkan pada Quran maka kita semua sudah tahu bagaimana gambaran tsb jadinya. Negara Saudi, Taliban dan mullah2 di Iran telah memberikan ‘gambaran lebih besar’ yang jelas sekali tentang bagaimana Quran dipraktekan dalam masyarakat. Kita tidak mau sampah2 seperti itu.
Rottier wrote:By the wai, Saya akan senang sekali mendebat anda tapi saya bukan ulama. Saya punya gelar PhD dari Universitas Wisconsin dalam bidang Sejarah Asia Tengah tapi dalam sudut pandang pertumbuhan nasionalisma di Asia tengah ketika pergantian abad 20. Training saya dalam sejarah Islam modern dan Russia. Saya yakin saya tidak pantas sebagai ulama terkenal yg anda maksud dan saya BUKAN MUSLIM – jadi saya sendiri tidak percaya Muhammad adalah nabi dari Tuhan.

Anyway, Saya ingin sekali membaca tanggapan anda akan opini saya.

Best,

Pete Rottier, PhD

Senior Instructional Designer
Center for eLearning
Lecturer
Department of History
Cleveland State University
[email protected]
Kalau anda bukan muslim, ngapain anda membela agama sampah ini? Pergi sana dan tinggal beberapa tahun di Iran atau Arab Saudi, lalu kita lihat apa anda masih berbicara hal2 bagus tentang islam.

Saya yakin anda kenal dengan istilah ‘useful idiot’. Lenin yg pertama-tama memakai istilah useful idiot. Lenin menjuluki orang2 Amerika yg membela komunisme dan menyangkal teror polisi-negaranya tapi tetap mencintai kebebasan mereka sendiri, sebagai Useful Idiot. Lenin tahu bahwa tidak ada kebebasan dibawah komunisme. Versi lain bilang bahwa Lenin menjuluki orang2 kapitalis sebagai ‘useful idiot’ karena kerelaan mereka ‘menjual tambang utk menggantung diri mereka sendiri’. Apapun, istilah useful idiot mengacu pada orang yang membantu musuh tanpa menyadari agenda sebenarnya dari musuh itu sendiri. Useful idiot adalah pengkhianat, tapi mereka tidak sadar akan tindakan mereka itu, karena mereka adalah orang2 naif.

Orang2 barat yg membela islam, tapi disaat yg sama tetap menyukai kebebasan mereka sendiri dan tidak mau hidup dibawah hukum islam adalah ‘useful idiot’ yg sebenarnya. Yang perlu kita lihat utk menyadari agenda sebenarnya dari islam dan muslim adalah cukup dengan mendengarkan mereka, baca Quran, buku ini memang membosankan tapi anda bisa mendapat gagasan cukup hanya dari surat nomor 9 At Taubah, yang menjadi surat wasiat terakhir dari Muhammad. Agenda islam juga dipaparkan dalam banyak hadis dan surat2 Quran yg lain, khususnya surat nomor 9 tsb. Dengarkan juga dakwah2 di mesjid dan baca tulisan2 para muslim demonstrator. Orang mestilah tuli dan buta jika masih tidak tahu apa yg muslim inginkan. Mereka ingin dominasi dunia, stupid.

Jadi anda ingin berdebat dg saya! Well, fakta bahwa anda punya gelar PhD tidak menceritakan hal hebat apapun bagi saya. Saya hilang respek utk gelar2 tsb disaat saya mendapatkan gelar yg sama. Saya tidak pernah memakainya pada nama saya dan lebih suka dipanggil Ali Sina atau Mr. Sina. Seperti orang itali bilang, "i dottori sono molti, i signori sono pochi" (Doktor begitu banyak, gentlemen begitu sedikit.) Jika anda ingin debat, silahkan baca dulu buku saya. Saya yakin buku itu akan membangunkan anda. Saya tidak butuh uang anda. Saya akan kirim buku itu secara Cuma-Cuma. Saya tahu anda akan memberi sumbangan setelah baca buku saya karena anda akan merasa berhutang budi pada saya.

Ada dua jenis manusia yang masuk islam : orang yang ****/tidak tahu apa2 dan orang jahat. Kita punya obat utk kebodohan dan ketidak tahuan dan telah menolong banyak orang demikian dg membuat mereka memakai otaknya. Tapi utk orang2 jahat, mereka lebih baik tetap menjadi orang islam. Untungnya jauh lebih banyak orang **** didunia ini daripada orang jahat. Muslim bukan pengecualian.

Saya harap anda masuk dalam kategori yg lebih banyak tsb dan surat anda berikutnya adalah surat terimakasih. Kebodohan mudah utk diobati. Tolong jangan tulis surat lagi kecuali anda sudah baca buku saya. Dg demikian akan mengirit banyak watu dan rasa malu anda.

All the best

Ali Sina
User avatar
I Want You
Posts: 2321
Joined: Thu May 07, 2009 2:20 pm
Location: Serambi Yerusalem
Contact:

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by I Want You »

ngk ada kelanjutannya ya ? :stun: :-k

atau mungkin si Pete "useful idiots" Rottier, PhD malu ? baru menyadari dia salah ? :green:
User avatar
balthazaria
Posts: 11
Joined: Thu Dec 09, 2010 1:58 pm

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by balthazaria »

Mungkin saya salah, tapi dari sanggahan2 yang diberikan Pete Rottier, ada indikasi untuk memancing informasi tentang Ali Sina atau setidaknya mendapatkan sedikit data tentang Mr. Sina :snakeman: entah dia sadar atau tidak. Tapi bagusnya Ali Sina sudah cukup "mengamankan diri" untuk terhindar dari trik semacam ini.
:green:
saia
Posts: 1355
Joined: Mon Oct 05, 2009 2:50 am
Location: Di seberang ka'bah mengamati kerumunan manusia dungu

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by saia »

saia setuju dengan Ali Sina tentang satu hal 'banyak orang pintar, tapi sedikit sekali orang cerdas'. gelar Phd bukan jaminan atribut atau label yang mencerminkan kepintaran.

wassalam
isis
Posts: 5
Joined: Sun Jun 20, 2010 6:34 am

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by isis »

Ali sina cukup cerdik menjawab pertanyaan PhD ini...
Thx telah dpt info baru nich ttg Useful Idiot...
Hehehe
User avatar
Si Amang Miyang
Posts: 533
Joined: Thu Dec 16, 2010 9:54 am
Location: sebuah toilet yg bernama ka'bah

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by Si Amang Miyang »

salut untuk Ali Sina...mantapp... =D>
asal usil
Posts: 1055
Joined: Mon Jan 17, 2011 2:49 pm

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by asal usil »

pod-rock wrote:Tolong jelaskan dalam konteks bagaimana kakek2 umur 54 tahun dibolehkan seks dengan bocah perempuan umur 8 tahun 9 Tahun? Apakah konteks bahwa si pedofil adalah nabi Tuhan membuat tindakan keji ini jadi benar?
Apakah ada satu hadis atau riwayat yang menyatakan bahwa aisha mengalami kekerasan seksual atau secara psikologi tergganggu...?

Atau jangan2 usia sebenarnya aisha jauh dari itu mungkin 12, 13 atau 15 th. karena sebenarnya kalau aisyah masih anak2 (polos) dia bisa saja mengeluh pada ibunya (mama atit). sampai akhir hayatnya tidak ada hadis atau riwayat bahwa aisyah pernah marah atau kecewa terhadap Rasullullah..

Dalam banyak riwayat misal tentang usia Usamah atau Zaid bisa berbeda2 karena orang Mekah ketika itu tidak mengenall budaya pencatatan kelahiran. berapa Usia sesungguhnya Aisha bisa saja salah.... :supz:

Berikut salah satu hipotesa :

Aisyah tdk dinikahi usia 9th

BUKTI #1: PENGUJIAN THD SUMBER
Sebagaian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di hadist yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang mencatat atas otoritas dari Bapaknya, Yang mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak ada seorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampai usia 71 tahun baru
menceritakan hal ini, disamping kenyataan adanya banyak murid-murid di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibn Anas, tidak menceritakan hal ini. Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, dimana Hisham tinggal disana dan pindah dari Medinah ke Iraq pada usia tua.
Tehzibu’l-Tehzib, salah satu buku yang cukup terkenal yang berisi catatan para periwayat hadist, menurut Yaqub ibn Shaibah mencatat : ” Hisham sangat bisa dipercaya, riwayatnya dapat diterima, kecuali apa-apa yang dia ceritakan setelah pindah ke Iraq ” (Tehzi’bu’l-tehzi’b, Ibn Hajar Al-`asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, 15th century. Vol 11, p.50).
Dalam pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orangIraq: ” Saya pernah dikasih tahu bahwa Malik menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq” Tehzi’b u’l-tehzi’b, IbnHajar Al- `asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol.11, p. 50).
Mizanu’l-ai`tidal, buku lain yang berisi uraian riwayat hidup pada periwayat hadist Nabi saw mencatat: “Ketika masa tua, ingatan Hisham mengalami kemunduran yang mencolok” (Mizanu’l-ai`tidal, Al-Zahbi, Al-Maktabatu’l-athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, p. 301).
KESIMPULAN: berdasarkan referensi ini, Ingatan Hisham sangatlah jelek dan riwayatnya setelah pindha ke Iraq sangat tidak bisa dipercaya, sehingga riwayatnya mengenai umur pernikahan Aisyah adalah tidak kredibel.
KRONOLOGI: Adalah vital untuk mencatat dan mengingattanggal penting dalam sejarah Islam:
pra-610 M: Jahiliya (pra-Islamic era) sebelum turun wahyu
610 M: turun wahyu pertama AbuBakr menerima Islam
613 M: Nabi Muhammad mulai mengajar ke Masyarakat
615 M: Hijrah ke Abyssinia.
616 M: Umar bin al Khattab menerima Islam.
620 M: dikatakan Nabi meminang Aisyah
622 M: Hijrah ke Yathrib, kemudian dinamai Medina
623/624 M: dikatakan Nabi saw berumah tangga dengan Aisyah
BUKTI #2: MEMINANG
Menurut Tabari (juga menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and Ibn Sad), Aisyah dipinang pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9 tahun.
Tetapi, di bagian lain, Al-Tabari mengatakan: “Semua anak Abu Bakr (4 orang) dilahirkan pada masa jahiliyah dari 2 isterinya ” (Tarikhu’l-umam wa’l-mamlu’k, Al-Tabari (died 922), Vol. 4,p. 50, Arabic, Dara’l-fikr, Beirut, 1979).
Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah umur 7 tahun) dan berumah tangga tahun 623/624 M (usia 9 tahun), ini mengindikasikan bahwa Aisyah dilahirkan pada 613 M. Sehingga berdasarkan tulisan Al- Tabari, Aisyah seharusnya dilahirkan pada 613M, Yaitu 3 tahun sesudah masa jahiliyah usai (610 M).
Tabari juga menyatakan bahwa Aisyah dilahirkan pada saat jahiliyah. Jika Aisyah dilahirkan pada era Jahiliyah, seharusnya minimal Aisyah berumur 14 tahun ketika dinikah. Tetapi intinya Tabari mengalami kontradiksi dalam periwayatannya.
KESIMPULAN: Al-Tabari tak reliable mengenai umur Aisyah ketika menikah.
BUKTI # 3: Umur Aisyah jika dihubungkan dengan umur Fatimah
Menurut Ibn Hajar, “Fatima dilahirkan ketika Ka`bah dibangun kembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun… Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah ” (Al-isabah fi tamyizi’l-sahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, Vol. 4, p. 377, Maktabatu’l-Riyadh al-haditha, al-Riyadh,1978).
Jika Statement Ibn Hajar adalah factual, berarti Aisyah dilahirkan ketika Nabi berusia 40 tahun. Jika Aisyah dinikahi Nabi pada saat usia Nabi 52 tahun, maka usia Aisyah ketika menikah adalah 12 tahun.
KESIMPULAN: Ibn Hajar, Tabari, Ibn Hisham, dan Ibn Humbal kontradiksi satu sama lain. Tetapi tampak nyata bahwa riwayat Aisyah menikah usia 7 tahun adalah mitos tak berdasar.
BUKTI #4: Umur Aisyah dihitung dari umur Asma’
Menurut Abda’l-Rahman ibn abi zanna’d: “Asma lebih tua 10 tahun dibanding Aisyah (Siyar A`la’ma’l-nubala’, Al-Zahabi, Vol. 2, p. 289, Arabic, Mu’assasatu’l-risalah, Beirut, 1992).
Menurut Ibn Kathir: “Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya [Aisyah]” (Al-Bidayah wa’l-nihayah, IbnKathir, Vol. 8, p. 371,Dar al-fikr al-`arabi, Al-jizah, 1933).
Menurut Ibn Kathir: “Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H, dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut iwayat lainya, dia meninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau bebrapa hari lebih dari 20 hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 hari kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun” (Al-Bidayah wa’l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 372, Dar al-fikr al-`arabi, Al- jizah, 1933)
Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: “Asma hidup sampai 100 tahun dan meninggal pada 73 or 74 H.” (Taqribu’l-tehzib, Ibn Hajar Al-Asqalani,p. 654, Arabic, Bab fi’l-nisa’, al-harfu’l-alif, Lucknow).
Menurut sebagaian besar ahli sejarah, Asma, Saudara tertua dari Aisyah berselisuh usia 10 tahun. Jika Asma wafat pada usia 100 tahun dia tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (622M).
Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (ketika Aisyah berumah tangga), Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun. Jadi, Aisyah, berusia 17 atau 18 tahun ketika hijrah pada taun dimana Aisyah berumah tangga.
Berdasarkan Hajar, Ibn Katir, and Abda’l-Rahman ibn abi zanna’d, usia Aisyah ketika beliau berumah tangga dengan Rasulullah adalah 19 atau 20 tahun.
Dalam bukti # 3, Ibn Hajar memperkirakan usia Aisyah 12 tahun dan dalam bukti #4 Ibn Hajar mengkontradiksi dirinya sendiri dengan pernyataannya usia Aisyah 17 atau 18 tahun. Jadi mana usia yang benar ? 12 atau 18..?
KESIMPULAN: Ibn Hajar tidak valid dalam periwayatan usia Aisyah.
BUKTI #5: Perang BADAR dan UHUD
Sebuah riwayat mengenai partisipasi Aisyah dalam perang Badr dijabarkan dalam hadist Muslim, (Kitabu’l-jihad wa’l-siyar, Bab karahiyati’l-isti`anah fi’l-ghazwi bikafir). Aisyah, ketika menceritakan salah satu moment penting dalam perjalanan selama perang Badar, mengatakan: “ketika kita mencapai Shajarah”. Dari pernyataan ini tampak jelas, Aisyah merupakan anggota perjalanan menuju Badar. Sebuah riwayat mengenai pastisipasi Aisyah dalam Uhud tercatat dalam Bukhari (Kitabu’l-jihad wa’l-siyar, Bab Ghazwi’l-nisa’ wa qitalihinnama`a’lrijal): “Anas mencatat bahwa pada hari Uhud, Orang-orang tidak dapat berdiri dekat Rasulullah. [pada hari itu,] Saya melihat Aisyah dan Umm-i-Sulaim dari jauh, Mereka menyingsingkan sedikit pakaian-nya [untuk mencegah halangan gerak dalam perjalanan tsb].”
Lagi-lagi, hal ini menunjukkan bahwa Aisyah ikut berada dalam perang Uhud and Badr.
Diriwayatkan oleh Bukhari (Kitabu’l-maghazi, Bab Ghazwati’l-khandaq wa hiya’l-ahza’b): “Ibn `Umar menyatakan bahwa Rasulullah tidak mengijinkan dirinya berpastisispasi dalam Uhud, pada ketika itu, Ibnu Umar berusia 14 tahun. Tetapi ketika perang Khandaq, ketika berusia 15 tahun, Nabi mengijinkan Ibnu Umar ikut dalam perang tsb.”
Berdasarkan riwayat diatas, (a) anak-anak berusia dibawah 15 years akan dipulangkan dan tidak diperbolehkan ikut dalam perangm, dan (b) Aisyah ikut dalam perang badar dan Uhud
KESIMPULAN: Aisyah ikut dalam perang Badar dan Uhud jelas mengindikasikan bahwa beliau tidak berusia 9 tahun ketika itu, tetapi minimal berusia 15 tahun. Disamping itu, wanita-wanita yang ikut menemani para pria dalam perang sudah seharusnya berfungsi untuk membantu, bukan untuk menambah beban bagi mereka. Ini merupakan bukti lain dari kontradiksi usia pernikahan Aisyah.
BUKTI #6: Surat al-Qamar (Bulan)
Menurut beberapa riwayat, Aisyah dilahirkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah. Tetapi menurut sumber lain dalam Bukhari, Aisyah tercatat mengatakan hal ini: “Saya seorang gadis muda (jariyah dalam bahasa arab)” ketika Surah Al-Qamar diturunkan(Sahih Bukhari, kitabu’l-tafsir, Bab Qaulihi Bal al-sa`atu Maw`iduhum wa’l-sa`atu adha’ wa amarr).
Surat 54 dari Quran diturunkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah(The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985), menunjukkan bahwa surat tsb diturunkan pada tahun 614 M. jika Aisyah memulai berumahtangga dengan Rasulullah pada usia 9 di tahun 623 M or 624 M, Aisyah masih bayi yang baru lahir (sibyah in Arabic) pada saat Surah Al-Qamar diturunkan. Menurut riwayat diatas, secara aktual tampak bahwa Aisyah adalah gadis muda, bukan bayi yang baru lahir ketika pewahyuan Al-Qamar. Jariyah berarti gadis muda yang masih suka bermain (Lane’s Arabic English Lexicon). Jadi, Aisyah, telah menjadi jariyah bukan sibyah (bayi), jadi telah berusia 6-13 tahun pada saat turunnya surah Al-Qamar, dan oleh karean itu sudah pasti berusia 14-21 tahun ketika dinikah Nabi.
KESIMPULAN: riwayat ini juga mengkontra riwayat pernikahan Aisyah yang berusia 9 tahun.
BUKTI #7: Terminologi bahasa Arab
Menurut riwayat dari Ahmad ibn Hanbal, sesudah meninggalnya isteri pertama Rasulullah, Khadijah, Khaulah datang kepada Nabi dan menasehati Nabi untuk menikah lagi, Nabi bertanya kepada nya ttg pilihan yang ada di pikiran Khaulah. Khaulah berkata: “Anda dapat menikahi seorang gadis (bikr) atau seorang wanita yang pernah menikah (thayyib)”. Ketika Nabi bertanya ttg identitas gadis tsb (bikr), Khaulah menyebutkan nama Aisyah.
Bagi orang yang paham bahasa Arab akan segera melihat bahwa kata bikr dalam bahasa Arab tidak digunakan untuk gadis belia berusia 9 tahun. Kata yang tepat untuk gadis belia yangmasih suka bermain-main adalah, seperti dinyatakan dimuka, adalah jariyah. Bikr disisi lain, digunakan untuk seorang wanita yang belum menikah serta belum punya pertautan pengalaman dengan pernikahan, sebagaiaman kita pahami dalam bahasa Inggris “virgin”. Oleh karean itu, tampak jelas bahwa gadis belia 9 tahun bukanlah “wanita” (bikr) (Musnad Ahmad ibn Hanbal, Vol. 6, p. .210,Arabic, Dar Ihya al-turath al-`arabi, Beirut).
Kesimpulan: Arti literal dari kata, bikr (gadis), dalam hadist diatas adalah “wanita dewasa yang belum punya pengalaman sexual dalam pernikahan.” Oleh karean itu, Aisyah adalah seorang wanita dewasa pada waktu menikahnya.
BUKTI #8. Text Qur’an
Seluruh muslim setuju bahwa Quran adalah buku petunjuk. Jadi, kita perlu mencari petunjuk dari Qur’an untuk membersihkan kabut kebingungan yang diciptakan oleh para periwayat pada periode klasik Islam mengenai usia Aisyah dan pernikahannya. Apakah Quran mengijinkan atau melarang pernikahan dari gadis belia berusia 7 tahun?
Tak ada ayat yang secara eksplisit mengijinkan pernikahan seperti itu. Ada sebuah ayat , yang bagaimanapun, yang menuntun muslim dalam mendidik dan memperlakukan anak yatim. Petunjuk Qur’an mengenai perlakuan anak Yatim juga valid doaplikasikan ada anak kita sendiri sendiri. Ayat tsb mengatakan :
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. (Qs. 4:5)
Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. ?? (Qs. 4:6)
Dalam hal seorang anak yang ditingal orang tuanya, Seorang muslim diperintahkan untuk (a) memberi makan mereka, (b) memberi pakaian, (c) mendidik mereka, dan (d) menguji mereka thd kedewasaan “sampai usia menikah” sebelum mempercayakan mereka dalam pengelolaan keuangan.
Disini, ayat Qur’an menyatakan ttg butuhnya bukti yang teliti terhadap tingkat kedewasaan intelektual dan fisik melalui hasil test yang objektif sebelum memasuki usia nikah dan untuk mempercayakan pengelolaan harta-harta kepada mereka.
Dalam ayat yang sangat jelas diatas, tidak ada seorangpun dari muslim yang bertanggungjawab akan melakukan pengalihan pengelolaan keuangan pada seorang gadis belia berusia 7 tahun. Jika kita tidak bisa mempercayai gadis belia berusia 7 tahun dalam pengelolaan keuangan, Gadis tsb secara tidak memenuhi syarat secara intelektual maupun fisik untuk menikah. Ibn Hambal (Musnad Ahmad ibn Hambal, vol.6, p. 33 and 99) menyatakan bahwa Aisyah yang berusia 9 tahun lebih tertarik untuk bermain dengan mainannya daripada
mengambi tugas sebagai isteri. Oleh karean itu sangatlah sulit untuk empercayai, bahwa AbuBakar,seorang tokoh muslim, akan menunangkan anaknya yang masih belia berusia 7 taun dengan Nabi yang berusia 50 tahun.. Sama sulitnya untuk membayangkan bahwa Nabi menikahi seorang gadis belia berusia 7 tahun.
Sebuah tugas penting lain dalam menjaga anak adalah mendidiknya. Marilah kita memunculkan sebuah pertanyaan,” berapa banyak di antara kita yang percaya bahwa kita dapat mendidik anak kita dengan hasil memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 atau 9 tahun?” Jawabannya adalah Nol besar. Logika kita berkata, adalah tidak mungkin tugas mendidik anak kita dengan memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 tahun, lalu bagaimana mana mungkin kita percaya bahwa Aisyah telah dididik secara sempurna pada usia 7 tahun seperti diklaim sebagai usia pernikahannya?
AbuBakr merupakan seorang yang jauh lebih bijaksana dari kita semua, Jadi dia akan merasa dalam hatinya bahwa Aisyah masih seorang anak-anak yang belum secara sempurna sebagaimana dinyatakan Qur’an. Abu Bakar tidak akan menikahkan Aisyah kepada seorangpun. Jika sebuah proposal pernikahan dari gadis belia dan belum terdidik secara memuaskan datang kepada Nabi, Beliau akan menolak dengan tegas karean itu menentang hukum-hukum Quran.
Kesimpulan: Pernikahan Aisyah pada usia 7 tahun akan menentang hukum kedewasaan yang dinyatakan Quran. Oleh karean itu, Cerita pernikahan Aisyah gadis belia berusia 7 tahun adalah mitos semata.
BUKTI #9: Ijin dalam pernikahan
Seorang wanita harus ditanya dan diminta persetujuan agar pernikahan yang dia lakukan menjadi syah (Mishakat al Masabiah, translation by James Robson,
Vol. I, p. 665). Secara Islami, persetujuan yang kredible dari seorang wanita merupakan syarat dasar bagi kesyahan sebuah pernikahan.
Dengan mengembangkan kondisi logis ini, persetujuan yang diberikan oleh gadis belum dewasa berusia 7 tahun tidak dapat diautorisasi sebagai validitas sebuah pernikahan.
Adalah tidak terbayangkan bahwa AbuBakr, seorang laki-laki yang cerdas, akan berpikir dan mananggapi secara keras ttg persetujuan pernikahan gadis 7 tahun
(anaknya sendiri) dengan seorang laki-laki berusia 50 tahun.
Serupa dengan ini, Nabi tidak mungkin menerima persetujuan dari seorang gadis yang menurut hadith dari Muslim, masih suka bermain-main dengan bonekanya ketika berumah tangga dengan Rasulullah.
KESIMPULAN: Rasulullah tidak menikahi gadis berusia 7 tahun karena akan tidak memenuhi syarat dasar sebuah pernikahan islami ttg klausa persetujuan dari pihak isteri. Oleh karean itu, hanya ada satu kemungkinan Nabi menikahi Aisyah seorang wanita yang dewasa secara intelektual maupun fisik.
SUMMARY:
Tidak ada tradisi Arab untuk menikahkan anak perempuan atau laki-laki yang berusia 9 tahun, Demikian juga tidak ada pernikahan Rasulullah saw dan Aisyah ketika berusia 9 tahun. Orang-orang arab tidak pernha keberatan dengan pernikahan seperti ini, karean ini tak pernah terjadi sebagaimana isi beberapa riwayat.
Jelas nyata, riwayat pernikahan Aisyah pada usia 9 tahun oleh Hisham ibn `Urwah tidak bisa dianggap sebagai kebenaran, dan kontradisksi dengan riwayat-riwayat lain. Lebih jauh, tidak ada alasan yang nyata untuk menerima riwayat Hisham ibn `Urwah sebagai kebenaran ketika para pakar lain, termasuk Malik ibn Anas, melihat riwayat Hisham ibn `Urwah selama di Iraq adalah tidak reliable. Pernyataan dari Tabari, Bukhari dan Muslim menunjukkan mereka kontradiksi satu sama lain mengenai usia menikah bagi Aisyah. Lebih jauh, beberapa pakar periwayat mengalami internal kontradiksi dengan riwayat-riwayatnya sendiri. Jadi, riwayat usia Aisyah 9 tahun ketika menikah adalah tidak reliable karean adanya kontradiksi yang nyata pada catatan klasik dari pakar sejarah Islam.
Oleh karean itu, tidak ada alasan absolut untuk menerima dan mempercayai usia Aisyah 9 tahun ketika menikah sebagai sebuah kebenaran disebabkan cukup banyak latar belakang untuk menolak riwayat tsb dan lebih layak disebut sebagai mitos semata. Lebih jauh, Qur’an menolak pernikahan gadis dan lelaki yang belum dewasa sebagaimana tidak layak membebankan kepada mereka tanggung jawab-tanggung jawab
User avatar
Si Amang Miyang
Posts: 533
Joined: Thu Dec 16, 2010 9:54 am
Location: sebuah toilet yg bernama ka'bah

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by Si Amang Miyang »

@asal usil...jd,,sederhana sajaa,,Hadist yg menyebutkan Aisha kawin dg Mumed umur 6/9 taon adalah Hadist palsu yaa?? :shock:
asal usil
Posts: 1055
Joined: Mon Jan 17, 2011 2:49 pm

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by asal usil »

Bukan kapasitas gw menghakimi hadis itu shahih atau palsu..

gw cuma bertanya....
asal usil wrote:berapa Usia sesungguhnya Aisha
masalahnya di hadis yang berbeda..
asal usil wrote:usia Usamah atau Zaid bisa berbeda2
penyebutannya apakah tidak mungkin ada kesalahan atau ketidaktahuan usia sesungguhnya...?

mengingat hanya satu orang yang meriwayatkan.... sedangkan dia sendiri bukan keluarga aisha..
asal usil
Posts: 1055
Joined: Mon Jan 17, 2011 2:49 pm

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by asal usil »

pod-rock wrote: Ali Sina : Dan kenapa jika sebuah negara menjadi makin islami malah makin terkebelakang?
Justru Islam terbelakang karena mengadopsi faham sekularisme lihat sekarang, ketika kebanyakan negara islam dijajah ketika itu banyak faham2 khurafat menyebar dikalangan muslim dan mulai terjadi kemandekan pemikiran..

Ketika Islam masih dijalankan dengan baik walau tidak sempurna dan menyeluruh Islam bisa menjadi superpower dunia ketika itu.. Abad 8-16.

Hal kebalikan justru terjadi di Eropa menurut hemat saya...
pod-rock wrote:ali Sina : Muhammad jadi kaya karena merampok
Muhammad kaya....? :stun:

Tidurnya beralaskan pelepah kurma yang dianyam jadi tikar..

Suatu ketika datang sejumlah sahabat kepada Rosulullah kemudian mereka duduk. Lalu datanglah Umar. Ketika Rosulullah beranjak dari tempat itu Umar melihat ada bekas anyaman tikar kasar pada sisi perut kanan Rasulullah. Kemudian Umar menangis, Rasulullah bertanya, "apa yang menyebabkan kamu menangis wahai Umar?". Umar menjawab, "Demi Allah saya tahu anda makhluk yang paling mulia, lebih mulia di mata Allah daripada Kiisra dan Kaisar. Mereka berdua bermain-main dengan dunia dan hidup dalam kemewahan, sedangkan Anda wahai Rasulullah, tidur di tempat seperti ini?". Rasulullah menjawab, "Bukankah engkau rela mereka memperoleh dunia, sedangkan kita memperoleh akhirat."

Tidak setiap hari makan kenyang...

Pada suatu ketika baginda menjadi imam solat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan baginda antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh baginda yang mulia itu bergeser antara satu sama lain. Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung bertanya setelah selesai sholat :
"Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, tuan sakitkah ya Rasulullah?"
"Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat dan segar"
"Ya Rasulullah... mengapa setiap kali tuan menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit..." desak Umar penuh cemas.
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.

Beli makanan aja ngutang.... Kaya..? :stun:

Dari Aisyah ra bahwasanya ia berkata, "Rasulullah Saw membeli (berhutang) makanan dari seorang Yahudi dengan jaminan baju perang (milik beliau) yang terbuat dari besi." (H.R. Muslim)


Pada peperangan Hunain kaum Muslimin mendapatkan ghanîmah (harta rampasan perang) sebanyak 6000 orang tawanan, 24.000 ekor unta dan 40.000 ekor kambing. Jumlah itu hanya dari perang Hunain saja. Belum ditambah dari perang-perang beliau yang lainnya. Dari ghanîmah tersebut, Rasulullah Saw berhak menerima khumus (seperlima bagian), sesuai ketetapan Allah di dalam Al-Quran.

Semestinya Rasulullah adalah seorang yang sangat kaya raya dengan jatah yang sedemikian besar. Coba anda bayangkan, seperlima dari jumlah ghanîmah Hunain saja beliau berhak mendapatkan 5.000 ekor unta dan 8.000 ekor kambing. Kalau seandainya harga rata-rata seekor unta Rp 5.000.000,- dan seekor kambing Rp 500.000,- maka harta Rasulullah Saw dari harga unta dan kambing itu saja sudah mencapai Rp. 29.000.000.000,-.

29 Milyar dalam satu kali peperangan. Kemana semua harta ini pergi sehingga beliau dan keluarga harus bermalam dalam keadaan lapar? Bahkan sampai beliau pernah berkta kepada pembantunya Anas bin Malik ra, "Tidak ada pada setiap pagi dan sore hari di rumah-rumah Muhammad—yang berjumlah sembilan rumah—selain satu shâ' gandum." (1 Shâ`= 4 Mud, 1 Mud = ukuran sepenuh dua telapak tangan laki-laki biasa). Jadi, kurang lebih hanya 1 kg untuk sembilan rumah? Kemana perginya seluruh harta itu sampai untuk makan keluarga saja, beliau harus meminjam 30 Shâ` gandum kepada seorang Yahudi dengan menggadai baju perang?

Ini adalah sebuah pengumuman terang-terangan kepada seluruh dunia yang berbunyi, "Muhammad Saw tidak hidup hanya untuk dirinya sendiri, bahkan tidak juga hidup untuk istri dan keluarganya saja. Semua harta yang dimilikinya ia pergunakan untuk maslahat dan kepentingan kaum Muslimin..

harusnya kaya..? Tapi ternyata anda salah ALI SINA
User avatar
Si Amang Miyang
Posts: 533
Joined: Thu Dec 16, 2010 9:54 am
Location: sebuah toilet yg bernama ka'bah

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by Si Amang Miyang »

anda meragukan hadist ituu yaa Bung asal usil?? :shock:
asal usil
Posts: 1055
Joined: Mon Jan 17, 2011 2:49 pm

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by asal usil »

Si Amang Miyang wrote:anda meragukan hadist ituu yaa Bung asal usil??
Yah agak sedikit ragu....

sama kaya nenek temen gw dia pernah bilang umurnya 88th tapi anaknya bilang umurnya 78th karena tidak ada pencatatan kelahiran ketika itu mana yang bener who knows? :-k
bagoong
Posts: 911
Joined: Tue Feb 15, 2011 4:33 pm

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by bagoong »

@atas

sono protes ke mui, berani ndak lo ?
asal usil
Posts: 1055
Joined: Mon Jan 17, 2011 2:49 pm

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by asal usil »

bagoong wrote:sono protes ke mui
KOK ke MUI... ?? :stun: :rolling:

Ngakak.com
bagoong
Posts: 911
Joined: Tue Feb 15, 2011 4:33 pm

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by bagoong »

lah mosok mesti protes ke ustadmu ?

ngikik.com
asal usil
Posts: 1055
Joined: Mon Jan 17, 2011 2:49 pm

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by asal usil »

jelas2 ga ngerti nih si bagoong

udah ketauan inteleknya si bagoong sia...
bagoong
Posts: 911
Joined: Tue Feb 15, 2011 4:33 pm

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by bagoong »

@atas

hadist usia aisah, kapan dinikahi, kapan dikawin sudah sahih kok mau diprotes ?
bagoong
Posts: 911
Joined: Tue Feb 15, 2011 4:33 pm

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by bagoong »

@atas

hadist usia aisah, kapan dinikahi, kapan dikawin sudah sahih kok mau diprotes ?
asal usil
Posts: 1055
Joined: Mon Jan 17, 2011 2:49 pm

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by asal usil »

bagoong wrote:@atas

hadist usia aisah, kapan dinikahi, kapan dikawin sudah sahih kok mau diprotes ?
Emangnya ada yang biang ga boleh di protes...?
bagoong
Posts: 911
Joined: Tue Feb 15, 2011 4:33 pm

Re: Pete Rottier, PhD vs. Ali Sina

Post by bagoong »

@atas

lah sudah disuruh protes kok malah nyengir kuda lo ?
Post Reply