IMAM POPULER AS: KONSTITUSI AS BERADA DIBAWAH SYARIAH/Popular U.S. Imam: Constitution Inferior to Sharia
Sun, July 14, 2013
http://www.clarionproject.org/analysis/ ... ion-sharia
Imam kondang Zaid Shakir: "Jika Islam adalah dasar (pemerintahan, maka kafir TIDAK AKAN SEDERAJAD dgn Muslim. Kristen dan Yahudi akan jadi dhimmi. Mereka tidak sederajad dengan Muslim."
Sementara masy luas AS merayakan Memorial Day Weekend/Hari Pahlawan utk menghormati tentara yang wafat di medan tempur, 18.000 Muslim menghadiri konferensi tahunan Muslim AS di Connecticut, ditambah dengan 14.000 pemirsa
online. Dan pesan yang mereka dengar dari seorang imam terkemuka, bukan ustadz abal2an, sangat tegas:
KONSTITUSI AS BERADA DIBAWAH HUKUM ISLAM.
Imam Zaid Shakir yang secara luas dianggap sebagai Muslim 'MODERAT' sering diminta berbicara di acara2 Islam seantero AS. Ia juga salah satu pendiri Zaytuna College di California. Barusan ini, tgl 25 Mei, ia berbicara pada konferensi tahunan ICNA-MAS/
the Islamic Circle of North America-Muslim American Society di the Hartford Convention Center di Connecticut.
Catatan: thn 1991 sebuah memo Ikhwanul Muslimin AS menggambarkan tugasnya di AS sbg 'macam jihad akbar/
grand jihad dlm mengeliminasi dan menghancurkan peradaban Barat dari dalam,” mendaftarkan ICNA sbg salah satu frontnya. Tidak heran, ICNA pula menuntut bahwa AS mencabut dana militer kpd Mesir sbg balasan ditumbangkannya Ikhwanul Muslimin disana oleh rakyat & militer Mesir.
Topik pidato sang imam adalah
“The Legitimacy of Secularism” dan video pidatonya tersebar di internet. Ia mengecam sekularisme, modernitas dan ia jelas tidak suka dgn UUD AS yg mendasarkan kewarganegaraan pada derajad manusia dan bukan agama.
“Salah satu dilema modernitas adalah bahwa modernitas didasarkan pada kebebasan yang tidak memiliki akar ... kau dapat lakukan appaun dalam sebuah masy bebas liberal, selama ini tidak melanggar hak orang lain ... kebebasan macam ini menciptakan keadaan yang kehilangan akar (
a state of rootlessness).” (7:15-9:00)
“Jadi salah satu aspek modernitas bahwa hegemoni. Ini tidak memberi peluang pada kompetisi. Kalau bisa (modernitas) menginjak kompetisi. Sekarang (modernitas) mencoba menginjak Islam.” (10:10)
“Kebebasan yg tidak berakar, kebebasan yang tidak mampu memberi arti -- inilah masy modern. Ini masy sekuler versus tradisi 'opresif.' Nah, Islam menawarkan solusi. Islam mengatakan, tradisi adalah jalan yang benar menuju kebebasan dan kebebasan yagn diiklankan masy modern dan sekuler adalah sebuah mitos.” (12:10)
“Sekularisme mengenyampingkan agama. Mengapa? Karena kalau kita memiliki agama dan agama menjadi dasar keanggotaan dalam sebuah masy, maka kita tidak bisa menciptakan persamaan derajad yang sempurna.
We can’t have perfect equality. JIka Islam adalah dasarnya, maka kafir tidak akan sederajad dengan Muslim. Kristen atau Yahudi akan jadi dhimmi. Mereka TIDAK AKAN SEDERAJAD dgn Muslim. (12:52)
“[Modernity/Secularism mengatakan] kami tidak bisa jadikan agama sbg dasar keanggotaan dlm komunitas politik. Kewarganegaraan harus menjadi dasar keanggotaan dlm komunitas politik karena sbg warga, kami semua sederajad. Dan kami memiliki dasar, dasar konstitusi, yang menjamin hak bagi setiap warga.” (13:25)
“Tapi masalahnya dgn persamaan derajad warga yg didasarkan pada UUD ini adalah: ini hanya idealisme yang tidak bisa tercapai karena setelah eksperimentasi 200, 300 tahun, kami melihat bahwa ketidaksamaan derajad justru lebih besar daripada kapanpun dalam sejarah kemanusiaan.'' (14:05)
HUUHHH???
Sang imam lalu mengecam legitimasi masy sekuler modern dan UUDnya dengan mengatakan bahwa kekuatan politik dimonopoli dan kegagalan Obama dlm mencapai “redistribusi kekuatan politik” membuktikan bahwa ''pemilu tidak selalu menghasilkan kekuatan politik.” Katanya, ''militerisme AS justru lebih besar dari jaman sebelumnya dan bahwa AS melakukan ''pembunuhan tanpa membedakan.''
“[Dengan Islam], kebebasan tidak berakan bisa menjadi kebebasan yang rasional dengan parameter moral yang memberikan kita arti.” (19:00)
“Kami [Muslims] mengerti bahwa penindasan (
oppression) adalah cara mencapai kebebasan yang murni karena kami tidak bisa mencapai tuhan kecuali kami menahan diri.” (19:40)
Shakir mengutuk terorisme spt Al-Qaeda, tapi mengatakan bahwa 'cara2 idiot' mereka menunjukkan bahwa mereka 'budak modernitas.' Dengan kata lain, 'kesalahan Al Qaeda adalah krn mereka dipengaruhi Barat.'
Shakir menegaskan bahwa tema memo Ikhwanul Muslimin 1991 adalah bahwa
Islam menawarkan 'peradaban alternatif' kpd Barat dan Muslim harus terlibat dalam 'JIHAD PERADABAN'/
“Civilization-Jihadist Process.”
Biografi sang imam di websitenya sendiri mengatakan:
“
Walau Imam Shakir dianggap sbg contoh Muslim moderat, para pengritiknya mempertanyakan kredensinya ini karena ia berharap agar AS masuk Islam dan AS menerima syariah Islam. Dr. Ingrid Mattson (Muslimah mantan presiden ISNA--satu lagi badan Ikhwanul Muslimin) menegaskan bahwa Imam Zaid memiliki dasar kuat dalam tradisi intelektual, hukum & etika Islam yang dipercaya semua Muslim dan ia memiliki pengertian mendalam atas konteks politik saat ini.”
Malah di thn 2006, The New York Times melaporkan bahwa sang imam ''berharap bahwa satu hari AS akan jadi negara Muslim yg diperintah oleh hukum Islam.''
Satu lagi pembicara di konvensi tsb adalah Imam Siraj Wahhaj. Di thn 2011 di event yang sama ia mengatakan bahwa Muslim harus menunggu diberlakukannya syariah karena 'kita belum sampai disana.' Wahhaj sudah lama mempromosikan syariah bagi AS lewat cara2 gradual dan paling penting lagi, ia diundang kembali pada konferensi ICNA-MAS tahun ini untuk menegaskan hal yg sama.
ICNA meresmikan kampanye
"Understanding Shariah" untuk menampik mereka yang anti-syariah yang mengatakan bahwa ''adopsi syariah secara bertahap adalah strategi Islam untuk mentransformasi AS kedalam sebuah negara Islam.''
Nah silahkan anda berkesimpulan sendiri apa memang benar para pengritik syariah menderita “
Islamophobia” atau memang Muslim di negara kafir yg menganggap diri tuan rumah!
IMAM POPULER AS: KONSTITUSI AS BERADA DIBAWAH SYARIAH/
Mirror
Faithfreedom forum static