Keinginan Muslim MODERAT akan Kalifat Islam
oleh: Andrew G. Bostom
FrontPageMagazine.com | April 30, 2007
Dalam tulisannya pada tahun 1916, C. Snouck Hurgronje, Orientalis Belanda ternama, menjelaskan taktik jihad untuk menaklukkan dunia dan pembentukan kembali kalifat Islam yg masih kuat ditengah masyrakat muslim:
".... Adalah suatu kekeliruan besar jika kita menduga bahwa prinsip penaklukan dunia (oleh Islam) telah dihapuskan ... para ulama dan masyarakat Islam masih hidup dalam bayangan hari-hari kejayaan Islam. Para ulama tetap menggunakan hukum jihad pada setiap kondisi politik saat ini dan tidak akan pernah menghapuskannya sampai seluruh umat manusia berada dibawah kekuasaan Islam - para musyrikun dimasukkan pada Islam dan kaum ahlul kitab (Yahudi dan Kristen) berada dibawah keadaan tunduk/submisi.
Hurgronje kemudian mencatat bahwa meskipun muslimin mengakui bahwa tujuan itu tidak mungkin tercapai "saat ini" (sekitar 1916), tapi mereka,
... menghibur diri dan terdorong oleh penghinaan yang sangat panjang yg dialami nabi sendiri sebelum Allah memberikan kemenangan padanya.
Hingga bahkan pada titik terendah kekuatan politik Islam, yaitu masa-masa kehancuran Kekaisaran Ottoman pada perang dunia I, Hurgronje mengamati bagaimana:
... oleh para ulama, masyarakat umum diajarkan dan diberikan harapan akan datangnya hari-hari yang lebih baik melalui berbagai kisah legenda masa lalu, baik yg meramalkan masa depan yg baik maupun yg buruk. Sehingga fakta kejatuhan politik Islam tidak terlalu dipedulikan ... ketimbang kisah-kisah omong kosong tentang kekuasaan Sultan Istanbul yg jatuh karena pejabat2 istana yg licik. Belum lagi berita2 luar biasa ttg keajaiban2 Allah di kota2 suci di Arabia yang tak dapat dimasuki kafir.
Impian akan kalifat Islam masih luar biasa pengaruhnya, dan menjadi titik utama dalam kesatuan muslim melawan non-muslim.
Saat ini, kira2 satu abad kemudian, mayoritas muslim (moderat) dari
Maroko sampai Indonesia cenderung mendukung saudara se-ukuwah mereka yg bergumul dalam jihad dan terror, untuk kembali mewujudkan kembali Kalifat Islam.
Hasil jajak pendapat yg diumumkan pd tgl 24 April 2007 dalam wawancara langsung dengan 4.834 muslim di Universitas Maryland, Amerika Serikat, yang dilakukan dari tanggal 9 Desember 2006 hingga 15 Februari 2007, terdiri dari 1.000 orang Maroko, 1.000 orang Mesir, 1.243 orang Pakistan, dan 1.141 orang Indonesia --- menunjukkan bahwa 65,2% dari yang diinterview (hampir 2/3) menginginkan bersatunya negara-negara Islam menjadi satu Negara atau kekhalifahan, termasuk 49% muslim moderat Indonesia.
Ini didukung oleh hasil berikutnya : 65.5% muslim setuju "menerapkan Hukum Shariah dengan ketat disetiap negara Islam."
Meskipun kelompok muslim di Barat seperti Muslim Association of Britain, membela diri dengan mengatakan bahwa
kalifat Islam dan pembentukan Shariah adalah doktrin dari "suatu masyarakat yang adil dan damai", hasil polling Universitas Maryland/WorldPublicOpinion.org ini sangatlah mengkhawatirkan.
Kalifat Asli
Umar Ibn al-Khattab (w. 644), adalah Kalif "bijaksana" kedua Islam. Selama kekuasaannya (634-644), Syria, Irak dan Mesir jatuh dibawah kekuasaannya. Umar bertanggung jawab dalam pembentukan kalifat pertama Islam.
Alfred von Kremer, ahli Islamologi Jerman abad ke-19, mencetuskan "gagasan utama" dari rejim Umar, sebagai pengembangan dari "... pembentukan militer religius Islam yg merugikan negara-negara yang dikuasainya." Dampak dari prinsip ini adalah diwariskannya sikap diskriminatif yang kejam, tanpa toleransi terhdp non muslim, spt diamati oleh von Kremer pada 1868 (masih terbukti dalam masyarakat Islam hingga saat ini).
Ini merupakan dasar dari perintah-perintah kejam terhdp orang2 Kristen dan penganut agama lain, mereka direndahkan hingga menyandang status pariah dan dilarang memiliki apapun yang sama dengan pihak penguasa; ini bahkan dasar dari keputusan Umar untuk menyucikan semenanjung Arabia dari orang kafir dgn cara memberikan pilihan bagi penduduk yang belum memeluk islam: pergi meninggalkan tempat tinggal mereka atau meninggalkan agama leluhurnya. Orang-orang Kristen yang sukses dan kaya raya di Najran, yang tetap memeluk agama Kristen, pindah ke daratan Eufrat, dan Umar juga mengusir kaum Yahudi di Khaybar.
Dengan cara ini Umar menekankan bahwa pendekatan fanatik dan intoleran yang merupakan karakter esensial Islam, berkembang hingga lebih dari seribu tahun sampai saat ini (ditulis tahun 1868). Semangat keras dan kejam inilah yang menyebabkan kekerasan dan kebencian pada non-muslim. Itulah karakter Umar dan ditanamkan kedalam Islam; semangat ini berlangsung selama berabad-abad, menjadi kekuatan dan prinsip penting dalam Islam.
Dalam kampanye jihad Kalifat Umar, dengan kelahiran Hukum Islam yang baru, kota atau biara tidak akan tersisa jika mereka menolak Islam. Karenanya, ketika garnisun Yunani di Gaza menolak memeluk Islam, semuanya dibunuh. Pada tahun 640, 60 tentara Yunani tewas, sementara pada tahun yang sama (638) Caesarea, Tripolis dan Tyre jatuh ketangan muslim dan ratusan ribu orang Kristen memeluk Islam dibawah ancaman.
Sumber muslim dan non-muslim mencatat bahwa tentara Umar diperkenankan menghancurkan salib diatas kepala Kristen pada acara-acara keagamaan, dan mereka diizinkan (baca: dianjurkan) utk menghancurkan gereja-gereja yang baru dibangun sebagai hukuman bagi orang-orang Kristen dengan dalih alasan yang mengada-ada.
Lebih jauh lagi, Umar melarang orang-orang Kristen bekerja di kantor pemerintah.
Klaim palsu Muslim ttg toleransi Islam selama jaman kalif2 "bijaksana" ini bentrok dgn fakta sesungguhnya. Faktanya adalah bahwa Pakta Umar Ibn al-khattab melarang didirikannya gereja-gereja, biara-biara, atau kapel-kapel; dan melarang segala renovasi gereja2 yang hancur ataupun membangun kembali gereja2 di pemukiman muslim.
Bahkan kaum muslim tradisionalis dan sejarawan terdahulu (seperti Al-Baladhuri) sendiri mengatakan bahwa Umar mengusir kaum Yahudi dari daerah subur Khaybar dan orang-orang Kristen (dari Najran) yang menolak Islam, untuk memenuhi amanat Muhammad yang mengatakan : "Tidak akan ada dua agama di tanah Arab."
Umar memberlakukan aturan-aturan bagi kaum non-muslim untuk menghancurkan mereka, Umar juga memperkenalkan unsur-unsur fanatik dalam kebudayaan Islam yang menjadi karakteristik kalifat2 setelah dirinya. Sebagai contoh, menurut sejarahwan muslim Ibn al-Atham (d. 926-27), dibawah kekhalifahan Ali bin Abi Talib (656-61), ketika sekelompok murtadin di Yemen (Sanaa) memeluk Yudaisme setelah memeluk Islam, "Dia (Ali) membunuh lalu membakar mereka."
Tirani pada masa-masa awal Kalifat Islam sejak abad ke-7 tetap konstan, hingga hari ini.
Sepanjang keredupan kalifat Turki Ottoman, Sir Henry Layard, arkeolog, penulis dan diplomat Inggris (yg bertugas di Turki), menggambarkan keadaan mengerikan ini yang disaksikannya sendiri di jantung kota Istanbul, pada musim gugur 1843, 4 tahun setelah
gagalnya reformasi Tanzimat untuk mencabut diskriminasi sakral shariah (terhdp non-Muslim):
Seorang Armenia yang memeluk Islam kembali memeluk agama yang dia anut sebelumnya. Karena murtad, dia dihukum mati, sesuai dgn hukum Islam. Eksekusi dilakukan, disertai dengan penghinaan terhdp dunia Kristen dan Eropa. Mayatnya dipamerkan di pusat keramaian Istanbul, dan kepalanya, yang telah terpisah dari badan, diletakkan diatas badannya, mengenakan topi khas Eropa.
Contoh-contoh menyolok dalam 25 tahun terakhir ini menegaskan tiadanya kebebasan dalam masyarakat islam saat ini, yg sesuai dgn sifat awal-awal kalifat :
- Eksekusi Mahmoud Muhammad Taha (1985), reformer agama di Sudan, karena "murtad";
- Kasus Salman Rushdie: (1989), yang berujung keluarnya fatwa mati oleh Ayatollah Khomeini;
- Pembunuhan Faraq Foda (Juli 1994), penulis sekular Mesir - didukung oleh ulama Mesir terkenal, Sheikh Muhammad al-Ghazali, seorang pejabat Universitas Al Azhar, yang bersaksi untuk sang pembunuh, "Seorang sekularis merupakan ancaman bagi masyarakat dan negara dan harus dihapuskan. Adalah kewajiban bagi pemerintah untuk membunuhnya.";
- dan Maret 2006, Abdul Rahman, muslim Afghan yang pindah ke Kristen, dipaksa untuk meninggalkan negara asalnya untuk menghindari kemarahan ulama-ulama muslim yang ingin membunuhnya, dan kelompok-kelompok pasca-Taliban Afghanistan.
- bahkan yang lebih mengejutkan dan tak dapat ditolerir, ditunjukkan pada minggu ini di Amerika, ketika seorang imam di Johnstown (bagian barat Pennsylvania), Fouad El Bayly, terang-terangan menjatuhkan hukuman mati untuk Ayaan Hirsi Ali, mantan anggota parlemen Belanda -yang lahir dan dibesarkan sebagai muslim di Somalia- karena mengakui sekularisme.
Individualisme dan Kebebasan Hati Nurani
Ibn Warraq telah mempelajari, konsep kalifat yang paling mendasar; "perintah untuk menuruti Kalifat - yang merupakan pencerminan Allah di dunia", sama sekali tidak kompatibel dengan pembentukan "filosofi berdasarkan hak-hak individu."
Warraq menggambarkan pentingnya kekerasan terhadap hak-hak individu dlm kalifat Islam melalui tulisan-tulisan dari filsuf dan sejarawan, Ibn Khaldun (d. 1406), dan pemikir Muslim saat ini, A.K. Brohi, mantan menteri Hukum dan Agama, Pakistan:
[Ibn Khaldun] Semua hukum agama dan pelaksanaannya dan segala sesuatu yang akan dilakukan masyarakat memerlukan rasa kebersamaan. Hanya dengan rasa kebersamaan dapat mendatangkan keberhasilan. Kebersamaan sangat penting bagi komunitas Islam. Keberadaannya mampu membuat (komunitas) memenuhi harapan Tuhan.
[A. K. Brohi] Kewajiban dan hak manusia telah ditetapkan dengan penuh semangat dan dalam pelaksanaannya merupakan kewajiban bagi seluruh lembaga masyarakat, sudah pula dipercayakan secara spesifik bagi badan-badan hukum negara. Individu jika perlu harus dikorbankan agar kehidupan dari organisme terselamatkan. Kebersamaan memiliki nilai suci dalam Islam.
Sebaliknya, Warraq mengatakan,"Demokrasi Liberal memperluas kawasan dari kebebasan individu dan mengikat segala nilai bagi setiap pria atau wanita." Dan dia menyimpulkan,
Individualisme tidak dikenal dalam Islam; sebaliknya keinginan bersama masyarakat muslim secara terus menerus di-titik berat-kan. Konsep 'hak individu', yang diwujudkan di Dunia Barat, terutama pada abad ke-18, sama sekali tidak eksis dlm Islam.
Hampir 6 dekade lalu (1950), G.H. Bousquet, seorang Sarjana Hukum Islam, mengemukakan rumusan transparan dari dorongan totaliter yang berlipatganda dalam islam:
Islam datang kedunia pertama kali dengan sistem totaliter berlipat ganda. [Islam] memaksakan diri pada seluruh dunia dan lewat Hukum Muhammad & prinsip2 fiqh mengatur seluruh kehidupan umat Islam dan setiap mukminin sampai hal2 terkecil ...
Keinginan yang diekspresikan secara terbuka untuk mewujudkan Kalifat oleh 2/3 muslim yang berasal dari negara Islam Arab maupun non-Arab ini merupakan cerminan keinginan muslim diseluruh dunia. Mereka2 yg masih juga menyangkal akan fakta ini, sebaiknya sekarang juga mulai membuka mata mereka.
Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
-
- Posts: 3862
- Joined: Sun Aug 09, 2009 2:31 am
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
emang ada muslim moderat ?
yang ada juga muslim "pura pura damai"
ajaran agamanya aja udah ngaco ... gimana bisa jadi moderat ?
yang ada juga muslim "pura pura damai"
ajaran agamanya aja udah ngaco ... gimana bisa jadi moderat ?
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
Sejalan dengan trit ini .....1234567890 wrote:emang ada muslim moderat ?
yang ada juga muslim "pura pura damai"
ajaran agamanya aja udah ngaco ... gimana bisa jadi moderat ?
Suka gak suka, warga afghanistan tidak suka saat taliban berkuasa.
tapi apa kemampuan mereka untuk menentangnya ... ?
Bahkan kini setelah taliban jatuh dan pasukan koalisi berada di afghanistan,
rakyat afghan tetap tidak bisa lepas dari pengaruh taliban,
dan bahkan sebagian masih menudukung taliban (dan terorisme) ....
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
itu wajar wajar aja, semua orang juga kepengenlah idiologinya bisa mendominasai dunia, karosetan juga pasti gitu...kalo bisa penganut ajaran kasih, kasih, kasih, kasiiiiiiiihan deh lo bisa mendominasi dunia...kwkwkwkw
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
Itu mah kebiasaan berpikir iblis untuk selalu menguasai ideologi - hingga semua harus tunduk sama satu keyakinan ....
Kalo sebelah punya paham kayak begitu,
MANA ADA DEMOKRASI DI DUNIA INI DODOL .....
Dasar muslim,
kalo gak boddoh, pasti penipu, tukang fitnah dan munafik ....
itulah cara dan ciri berpikir nte .....
Kalo sebelah punya paham kayak begitu,
MANA ADA DEMOKRASI DI DUNIA INI DODOL .....
Dasar muslim,
kalo gak boddoh, pasti penipu, tukang fitnah dan munafik ....
itulah cara dan ciri berpikir nte .....
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
ah..si keeamad ni lemot juga...
keinginan menguasai itu nggak melanggar demokrasi, justru demokrasi itu lah alat untuk mencapai kekuasaan...kalau mayoritas penduduk dunia mendukung khilafah ente mau bilang apa, karna demokrasi itu kan mengikut suara terbanyak...kekekke
keinginan menguasai itu nggak melanggar demokrasi, justru demokrasi itu lah alat untuk mencapai kekuasaan...kalau mayoritas penduduk dunia mendukung khilafah ente mau bilang apa, karna demokrasi itu kan mengikut suara terbanyak...kekekke
- CrimsonJack
- Posts: 2189
- Joined: Thu Oct 13, 2011 3:20 pm
- Location: Tempat yang ada internetnya
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
Makanya demokrasi itu harus disertai penerapan hukum pidana dan HAM (dan hati nurani yang umumnya ga dimiliki muslim kaffah)
Kalau ga, di negara2 demokrasi asal ramai bisa seenak hati *lirik2 FPI*.
Hanya negara2 demokrasi yang diatur oleh manusia2 tidak beradab yang bisa seenak perut.
Kalau ga, di negara2 demokrasi asal ramai bisa seenak hati *lirik2 FPI*.
Hanya negara2 demokrasi yang diatur oleh manusia2 tidak beradab yang bisa seenak perut.
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
HAM itu bakal di tendang ke paret kalau TOH ternyata masyarakat dunia lebih mendukung khilafah...inga inga demokrasi Ting !, jadi kita masing masing sebenarnya cuma menjalankan peran masing masing...kau memperjuangkan demokrasimu aku juga memperjuangkan khilafahku,
- simplyguest
- Posts: 1909
- Joined: Mon Apr 02, 2012 1:40 pm
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
Yup. Bukti bahwa dalam ajaran islam, manusia tidak punya hak asasi (hak hidup, hak memiliki, hak bekerja, dll).Kre-setan wrote:HAM itu bakal di tendang ke paret kalau TOH ternyata masyarakat dunia lebih mendukung khilafah...inga inga demokrasi Ting !, jadi kita masing masing sebenarnya cuma menjalankan peran masing masing...kau memperjuangkan demokrasimu aku juga memperjuangkan khilafahku,
Kekekek...
- CrimsonJack
- Posts: 2189
- Joined: Thu Oct 13, 2011 3:20 pm
- Location: Tempat yang ada internetnya
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
Soalnya kalau ga ada HAM muslim bakal lbh mudah menekan muslimah dan kafir sih...
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
ah,, asal ngomong aja..siafa bilang manusia (kapir/muslim)nggak punya hak dalam islam
- simplyguest
- Posts: 1909
- Joined: Mon Apr 02, 2012 1:40 pm
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
Lah yang ngomong ginian siafa? Setan kere ya?Kre-setan wrote:ah,, asal ngomong aja..siafa bilang manusia (kapir/muslim)nggak punya hak dalam islam
Kre-setan wrote:HAM itu bakal di tendang ke paret kalau TOH ternyata masyarakat dunia lebih mendukung khilafah...inga inga demokrasi Ting !, jadi kita masing masing sebenarnya cuma menjalankan peran masing masing...kau memperjuangkan demokrasimu aku juga memperjuangkan khilafahku,
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
NTE udah lemot, oot dan *** pula ...Kre-setan wrote:ah..si keeamad ni lemot juga...
keinginan menguasai itu nggak melanggar demokrasi, justru demokrasi itu lah alat untuk mencapai kekuasaan...kalau mayoritas penduduk dunia mendukung khilafah ente mau bilang apa, karna demokrasi itu kan mengikut suara terbanyak...kekekke
ISLAM ITU CUMA MEMANFAATKAN DEMOKRASI UNTUK MENCAPAI TUJUANNYA ....
Setelah tujuannya tercapai ... ?
MANA ADA DEMOKRASI DI NEGARA ISLAM ....
Kalao emang lo anggap ada demokrasi di negara2 islam,
kenapa lo gak pindah ke negara2x dengan syariah islam seperti suriah, afgan iran dll (kalao katanya sistem syariah emang yg paling baik ... )
PREEEETTTT ......
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
@smplygest
apa maksudmu menunjuk yang di blod itu, coba jabarkan
@kemad
ya memang nggak ada demokrasi dalam islam, tapi memperjuangkan khilafah lewat jalan demokrasi nggak melanggar prinsip demokrasi kan ?
apa maksudmu menunjuk yang di blod itu, coba jabarkan
@kemad
ya memang nggak ada demokrasi dalam islam, tapi memperjuangkan khilafah lewat jalan demokrasi nggak melanggar prinsip demokrasi kan ?
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
iTULAH SALAH SATU CIRI MUNAFIKNYA ISLAM DAN MUSLIM MACAM NTE ...Kre-setan wrote:@smplygest
apa maksudmu menunjuk yang di blod itu, coba jabarkan
@kemad
ya memang nggak ada demokrasi dalam islam, tapi memperjuangkan khilafah lewat jalan demokrasi nggak melanggar prinsip demokrasi kan ?
Suka memakai cara barat demokrasi, untuk MEMBUNUH DEMOKRASI KAN ... ?
Gak aneh kalo ukuwah nte bisa cuma ngebom pake senjatanya kafirun ....,
kalo pake senjata zaman nabi onta arab,
paling banter tombak ama klewang doang kan ... ?!
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
SALAHKAN YANG BIKIN DEMOKRASI...dia sendiri yang bikin demokrasi dengan prinsip "yang menang suara terbanyak"
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
Menang suara terbanyak tidak MEMATIKAN ATAU MENYAMPINGAKN MINORITAS,Kre-setan wrote:SALAHKAN YANG BIKIN DEMOKRASI...dia sendiri yang bikin demokrasi dengan prinsip "yang menang suara terbanyak"
Dasar islam dodol, mana ngerti demokrasi lo ....
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
memangnya kalau khilafah menang apanya yang dimatikan ?
Re: Muslim MODERAT JUGA idamkan Kalifat
LO BOLEH MUSLIM, TAPI JANGAN SENAIF ITU DIJAMAN INTERNET GENEEEE ....Kre-setan wrote:memangnya kalau khilafah menang apanya yang dimatikan ?
Lo baca tu kasus2x waktu taliban berkuasa,
jangankan sama yang minoritas kapir,
perempuam muslim pergi gak sama muhrimnya aja di siang bolong,
langsung di dor ....
Dar awal lo gw tantangin, kalo emang lo merasa negara dengan syariah islam paling bagus dan hebat,
KENAPA LO GAK PINDA AJA TU KE SURIAH, IRAN, AFGAN, MESIR DAN LIBYA ... ?