feodor fathon FF wrote:
tidak donk .... JIzyah hanya terjadi antar negara. negara A menaklukan negara B. ini pemahaman saya thd pasal Jizyah. artinya Jizyah tdk terjadi pada warga negara karena Jizyah itu pasal penaklukan suatu negeri bukan TAX. nantinya kalo jadi RII sifatnya bagi non muslim adalah TAX akibat kewajiban sbg warga negara bukan akibat penaklukan.
Membolak-balik mengklecehkan saja. Dari sini saja sudah kelihatan bohongnya niat hati sampeyan. “tidak donk…”
tapi “nantinya sifatnya bagi non muslim adalah TAX”, ya ganti anda aja nama jizyah jadi TAX, jengkol, sayur, apa pun, tetap akan ada semacam diskriminasi bagi warga negara non-muslim cuma atas dasar agama.
Memang anda pemberi keputusan akhirnya? Kenapa tidak? Selama ada Dalil-nya ditambah watak Islam yang arogan dan licik macam punya sampeyan ini kenapa tidak mungkin srigala2 Islam kafah mengartikan sebagai “penaklukan”, bukankah anda lihat sendiri di forum ini bgm. non-muslim menyatakan tidak tentram dengan Islam apalagi sampai syari’ah dijatuhkan di negara mereka sekarang, kemungkinan besar adalah mereka akan protes, ingin exodus, bahkan bisa saja sebagian menuntut negara sendiri dan kaum anda dengan riang gembiranya akan menjihadi mereka dan menyatakan mereka sebagai “taklukan” kalau mereka kalah.
Lihat saja sendiri bolak-balik pengartian kata dari muslim macam elu sendiri:
feodor fathon FF wrote:
Sebenar orang2 Spanyol dan balkan senang dibebaskan dari Romawi…atmosfer Islam lebih mereka sukai bahkan dari agama kristen yg mereka anut sendiri
feodor fathon FF wrote:
saya katakan JIZYAH itu urusan Pemerintahan. dimana ketika menguasai negeri taklukan jangan menjadikan mereka BUDAK atau DIHUKUM MATI tapi bayar JIzyah.
Di satu tempat bilang
dibebaskan di tempat lain
ditaklukan, di satu tempat anda bilang 'ya' sederajad di tempat lain lebih rendah (setuju jizya). .. {saya ingat di thread lain anda juga bilang kafir derajadnya rendah}
Orang waras sih, ya jelas lihat itu= dicaplok (apa hak Islam menginvasi/membebaskan/menaklukan, diundang juga tidak, yang ada maksa2 undang kepala negara (Rum,Persia,Afrika) masuk Islam, begitu nolak, jihad “pembebasan” deh, gak ada malu elu sedikitpun..). Watak Islam memang paling lihai berputar-belit untuk mengakomodir keinginannya. Tapi
point-nya adalah akan selalu ada jizyah dalam bentuk apa pun sebagai bentuk
pembedaan/diskriminasi antara muslim dan non-muslim. Gak terima?
feodor fathon FF wrote:
negara Islam mana sekarang yang menerapkan Jizyah sbgmana pengertian dan pemahaman yg kalian tuduhkan ??
Pertanyaan utamanya adalah
ada gak dalilnya jizya gak akan diterapkan lagi selamanya, tapi elu malah coba ngelak dan ngeledek.
1. Elu sendiri yang bilang
feodor fathon FF wrote:
hukum Islam merevisinya dng Jizyah
2. Elu pikir kita2 non-muslim nol sama sekali gak ngerti fiqh dan ijtihad.. penerapannya ya seperti pengartian elu itu: “
fleksibel” untuk mengakomodir/
memperhalus, dsb. Pertanyaannya:
sefleksible apa pun, akan selalu diadakan bentuk diskriminasi antara warga negara yang semata2 cuma berlandaskan agama (apakah kepicikan ini ada di negara netral/demokratis? Pikir dong!)
3. Sekarang pertanyaan elu: “negara Islam mana sekarang yang menerapkan Jizyah sbgmana pengertian dan pemahaman yg kalian tuduhkan ??”
Baik, bung, saya open saja: Jizya tidak beroperasi secara langsung zaman sekarang, tapi
prinsipnya tetap ada dan beroperasi tidak langsung.
Tidak ada jaminan jizya akan dihapus karena itu satu set dalam agama Islam+Shariah, selama ada Islam selama itu juga akan ada kemungkinan penerapan jizya (saya sudah jelas tekankan dari awal2 bukan masalah uangnya tapi masalah
prinsip diskriminasi/perendahan dhimmi = dhimmitude).
Coba elu ikutin thread ini, hal 1, untuk pertanyaan elu
http://www.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=531
Jyzia does not operate directly in any Islamic country at the present, but it is opersting indirectly.
Any time a citizen is denied equal opportunity to education, employment, etc., the citizen is indirectly being taxed.
Some examples.
Minorities in Islamic countries do not have equal access to education, employment, equal protection under the law whether secular or Shari'a (Islamic). Following are few examples.
For example, most Christians (according to Arif Qureishi and Veracity) in Pakistan are restricted in their ability to aqquire education and jobs commensurate with their capabilities. They become restricted to cleaning toilets and collecting and transporting human waste. The condition of the few Hindus left there is not much better than that of Christians.
In Islamic countries where conditions are better than Pakistan, minorities who engage in businesses beyond a small shop normally find it practical to bring in a silent (do nothing, contribute nothing) influential Muslim partner for protection and to ease the process of obtaining licenses. Demanded bribery by local police and government officials is another form of indirect Jizya.
In practically all Islamic countries, minorities are prohibited from holding high leadership positions regardless of qualification. Judiciary positions are out of reach. Military careers except maybe as draftees are usually not available. In Iraq for example, any Christian in the military who had the attributes to move up was usually retired at the colonel level.
--------------------------------
Mark Gabriel, the Egyptian ex-muslim, describes in the book "Islam and terrorism" how Islamists in Egypt are trying to force the Copts into paying the Jizya again.
-------------------------------------
Palestina:
http://www.jihadwatch.org/dhimmiwatch/a ... 009589.php
a Hamas official is on record saying that the organization intends to reinstitute the jizya for dhimmi Christians unfortunate enough to live within its domains. "Liberal Palestinians fear Hamas win," from the Globe and Mail:
http://www.theglobeandmail.com/servlet/ ... nal/Africa
Yet the jizya is a cornerstone of the dhimma.
http://www.jihadwatch.org/dhimmiwatch/a ... 009589.php
In an interview with Karby Legget, published in the December 23-26 edition of “The Wall Street Journal,” Masalmeh, the leader of the Hamas contingent at the municipal council of Bethlehem, confirmed: “We in Hamas intend to implement this tax someday. We say it openly – we welcome everyone to Palestine but only if they agree to live under our rules.”
(Inilah prinsip Islam dengan wajah sebenarnya!!)
Egypt:
http://www.c4israel.org/articles/englis ... ansinm.htm
In lawless areas of rural upper Egypt they face much violence to themselves, their homes and their fields from Islamic extremists, some of whom demand payment of jizya.
(Konsep ‘jizyah’ mendorong muslim menjadi preman pungutan liar)
These subjugated peoples were designated
dhimmi. As well as the jizya there were
many other conditions imposed on dhimmi, most of which were designed to underline their inferior status. Though these are not followed strictly nowadays, the general attitude still prevails across the Muslim world.
(Jizya bisa menjelma dalam bentuk diskriminasi apapun, prinsip tetap sama=merendahkan martabat manusian non-muslim)
{isu lain percuma aja dibahas sama manusia macamlu: gua bilang di shariah ada contoh2 diskriminasi menjijikan, elu bilang gak ada, gua kasih bukti2, elu bilang tidak sesuai kenyataan, kuno, dsb. Baca enggak, nyangkal melulu}