warded wrote:Thread-thread sebelumnya mengangungkan arti kehidupan, tapi kalau Islam dibunuh, si adadeh ini sangat senang.
Memang
ISLAM yang harus dibunuh, dan bukan MUSLIM. Agama palsu lo yang harus dimatikan, dan BUKAN orangnya. Maaf ya, gue tidak mau merendahkan diri jadi garong pembunuh dan mengotori tanganku dengan darah orang yang berbeda agama dengan gue.
karena yg namanya kehidupan adalah milik semua orang. Lu harusnya mengutuk praktek itu.
Bukannya elo sendiri yang tidak konsisten dengan mengatakan:
BUNUH kafir adalah
AMALku
Pelacuran di HARAMKAN dan untuk menghindari ini semua Nabi sudah tau
Ah, masa?
Q 24:33
Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan budak-budak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu.
Jadi boleh dong melacurkan para budak jika itu atas kemauan budak itu sendiri. Berapakah jumlah batasan pemilikan budak seks dalam Islam? Hehehe...
TIDAK TERBATAS. Jadi silakan buka bordil atau rumah pelacuran. Kalaupun akhirnya harus memaksa budak jadi pelacurpun juga tidak apa2, sebab Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Begitu bukan?
Lihat lagi ini model pelacuran berkedok agama alias kawin mut'ah:
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 7294#57294
Apakah yang dilakukan para turis Arab dan wanita2 Indonesia itu halal dalam Islam? Tentu saja halal, sebab Islam memang menghalakan kawin mut'ah. Ini pelacuran atau kawin bo-ong2-an?
Kafir yang tidak menghormati dan menjunjung Nabi Muhammad dan juga menghina Islam harus MATI.
Ya, hal itu sudah kau ulang2 terus. Well, let's take this mindless-beating-around-the-bush type of discussion to a higher level, shall we?
Mari sekarang kita membahas
mengapa Muhammad mengancam mati bahkan tega membunuh semua orang yang menentangnya dengan kedok perintah Awloh.
Untuk mengetahui hal ini, kalian semua yang membaca tulisan ini haruslah mengetahui betul tentang sejarah hidup Muhammad di Mekah, dan terutama di Medinah.
Muhammad ditolak di Mekah sebagai nabi karena dia menciptakan jenis agama dan tuhan yang baru. Pada saat itu di Mekah, orang2 Quraish telah menyembah Awloh dan istrinya (Lilith), dan ketiga anak perempuannya (Uzza, Manat, Allat).
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2394
Muhammad yang dipengaruhi ajaran agama terkemuka saat itu yakni Kristen, Yudaisme, dan Zoroastria ingin menciptakan tuhan Awloh baru yang sorangan wae, seorang diri, tunggal, esa, pokoknye Tauhid deeeh. Tentu saja gagasan yg tidak masuk akal ini mendapat pertentangan heibat dari orang2 Quraish yang punya banyak dewa. Meskipun begitu kaum Quraish
TIDAK MEMBUNUH SATU PUN MUSLIM yang doyan mengejek agama mereka. Buku2 autentik dan terawal Islam seperti Sahih Bukhari, Muslim, Tirmidhi, Muwatta Malik, Sirat Rasul Allah, Sejarah Nabi (Tabari), dan bahkan Qur'an sekalipun tidak ada yang mengungkapkan pembunuhan Muslim satupun oleh orang2 pagan Quraish.
Di Mekah, Muhammad berkhotbah selama kurang lebih 18 tahun dan hanya punya sekitar 80 jemaat yang sebagian besar adalah buruh kasar dan orang2 kelas rendahan. Mereka pun bau luar biasa:
Hadis dari Sunan Abu Dawud Buku 32, Nomer 4022:
Dikisahkan oleh AbuMusa al-Ash'ari:
Abu Burdah berkata: Ayahku berkata padaku: Anakku, jika kau melihat keadaan kami ketika bersama Rasul Allah dan hujuan lalu turun ke atas kami, kamu pasti menduga bau badan kami seperti bau domba.
Karena tidak berhasil mengembangkan agama dan jemaatnya, maka akhirnya Muhammad memaksa para pengikutnya ke luar dari Mekah untuk hijrah. Nih ayat2 pemaksaannya:
Q.8: 72
“Lihat! Mereka yang percaya dan meninggalkan rumahnya dan berjuang dengan kekayaan dan hidupnya untuk kepentingan Allah, orang2 yang membawa mereka masuk dan menolong mereka: mereka adalah kawan2 yang melindungi satu sama lain. Dan mereka yang percaya tapi tidak mau meninggalkan rumahnya, kalian tidak punya tugas untuk melindungi mereka sampai mereka meninggalkan rumahnya; tapi jika mereka minta tolong padamu karena alasan agama maka itulah tugasmu untuk menolong (mereka) kecuali terhadap orang2 yang diantara mereka dan kalian terdapat suatu perjanjian. Allah mengetahui apa yang kalian lakukan.”
Ini adalah kata2 yang sangat keras terhadap pengikut2nya yang tidak mau meninggalkan Mekah dan tetap tinggal di sana. Di bagian lain ia menekankannya lebih lanjut.
Q.4: 89
Mereka ingin agar kalian jadi tidak percaya sama seperti mereka tidak percaya, agar kalian sama derajatnya (seperti mereka). Maka janganlah berkawan dengan mereka sampai mereka meninggalkan rumahnya dalam jalan Allah; jika mereka balik (membenci) maka tangkaplah mereka dan bunuh mereka di manapun kalian menemukan mereka, and jangan berkawan dan jangan jadi penolong diantara mereka,
Di ayat di atas Muhammad memerintahkan orang2nya di Mekah untuk meninggalkan rumahnya dan pergi ke Medina. Dia bahkan lebih lanjut memerintahkan Muslim2 lain untuk membunuh mereka jika mereka balik kembali ke rumahnya. Ini sungguh sesuai dengan sifat kultis Islam. Jadi kita bisa melihat bahwa kepergian orang2 Muslim dari Mekah tidak disebabkan oleh penindasan kaum penyembah berhala. Tidak ada penindasan dari mereka meskipun Muhammad menghina kaum Quarish sampai pada batas kesabaran mereka. Para pengikut Muhammad baru meninggalkan Mekah karena dia memerintahkan mereka untuk pergi. Caranya menekan sedemikian hebat sampai2 dia berkata bahwa mereka akan masuk neraka jika mereka tetap tinggal dan tidak mau pergi.
Q.4: 97
Lihat! Para malaikat membawa (kematian) bagi mereka ketika mereka berdosa, (para malaikat) akan bertanya: apa yang sedang terjadi padamu? Mereka akan berkata: Kami ditekan di daerah ini. (Para malaikat) akan berkata: Tidakkah bumi milik Allah luas sehingga kalian bisa pindah ke tempat lain? Karena itu, tempat kalian adalah di neraka, ujung perjalanan kejahatan;
Pertanyaan yang kemudian timbul adalah: “kenapa?” Kenapa sang Nabi memaksa pengikutnya beremigrasi padahal mereka tidak ditekan di kota mereka sendiri? Kenapa dia memaksa mereka untuk meninggalkan tanah asalnya? Cara ini sungguh tidak lazim sehingga banyak ahli2 sejarah Islam dari dunia Barat seperti Sprenger dan Sir William Muir gagal melihat rencana sebenarnya yang sedang digodok dalam kepala Muhammad sejak hari2 awal waktu dia tahu bahwa hanya ada segelintir orang saja yang sebenarnya percaya bahwa dia itu utusan Tuhan.
Muir dalam “Kisah Hidup Muhammad” mengutip Hishami:
Orang2 Koreish, mendengar bahwa Abu Talib hampir mati, mengirim seorang utusan yang mengusahakan agar ada ikatan di kedua belah pihak, bahwa setelah kematian Abu Talib, semua kekangan pada Muhammad akan ditiadakan. Mereka mengajukan persyaratan agar mereka tetap dapat memeluk agama kuno mereka, dan Muhammad harus berjanji untuk tidak mengganggu atau ikut campur, dan sebaliknya mereka pun setuju untuk tidak menganggu kepercayaannya.
Abu Talib memanggil Muhammad dan menyampaikan permintaan wajar itu. Muhammad menjawab- “Tidak, tapi ada satu kata, yang jika kalian katakan, kalian akan jadi penakluk Arabia, dan menundukkan Ajam (Persia).”
“Bagus!” kata Abu Jahl, “tidak ada satu kata seperti itu, tapi sepuluh.”
Muhammad menjawab, “Maka dari itu katakanlah: Tidak ada Tuhan selain Allah, dan tinggalkan agama kalian.”
Dan mereka pun menepukkan tangan mereka dengan marah, “Apakah kamu memang benar2 ingin mengubah dewa2 kami jadi satu Tuhan? Sungguh aneh sekali!”
Dan mereka pun mulai bersahutan satu sama lain, “Orang ini keras kepala dan tidak dapat diajak kerja sama. Kalian tidak akan dapat persetujuan apapun yang kalian harapkan. Kembalilah, dan biarkan kami menganut agama dari kakek moyang kami sampai Tuhan menentukan masalah diantara kami dan dia.”
Maka mereka bangkit dan pergi. Hishami, halaman 136
Dari cerita di atas kita bisa mengambil beberapa fakta:
a.) Orang2 Quraish tidak menindas orang2 Muslim dan pemimpinnya
hanya meminta agar Muhammad menghormati kepercayaan mereka.
b.) Muhammad bersikeras untuk melanjutkan tingkah lakunya yang
kasar dan menghina orang2 Mekah dan agamanya.
c.) Muhammad mimpi untuk menaklukkan Arabia dan menundukkan
Ajam/Persia.
Muhammad sudah menunjukkan cita2 haus kekuasaannya dengan impian2 penaklukan. Jalan pikirannya lebih cocok dengan jalan pikiran seorang diktator militer daripada seorang nabi. Mana ada nabi yang haus kekuasaan ingin merampas tanah orang? Sampai di sini dulu ya, anak2. Nanti Paman lanjutkan dengan perkembangan moral Muhammad sehingga akhirnya dia berubah jadi orang yang tak berakhlak sama sekali sehingga tega dan senang membantai kafir.