Koq bisa non sequitur, muslim FFI ini suka banget pake non sequitur ikut2 tapi nggak ngerti artinya. Dalam kasus ini kan menunjukkan bagaimana budaya Yahudi. Saya kan bukan menunjukkan soal Yusuf saja, melainkan juga Obed terhadap Naomi.Musicman wrote: Non sequitur mr. Fox..kasusnya tdk bisa dipake utk Yesus dong...
Keterangan di atas menunjukkan bhw Jacob dan Eli itu saudara kandung. Dimana Jacob kemudian menikahi janda Eli alias ibu Yusuf. Yusuf benar2 ada hubungan darah dengan Jacob maupun Eli.
Yah tetap saja ngarang seperti yg sudah saya tulis diatas...krn tidak ada di ayat2 Taurat Aturan anak angkat, sebagai kitab yg masih berlaku saat Yesus Lahir...
Yang anda ambil tidak membantah apapun..sm seperti tulisan anda sebelumnya
Ya kalau begitu begini, Alkitab dengan berbagai ayat sudah menulisnya demikian. Kalau memang menurut anda tidak valid, sekarang buktikan bahwa anak dari istri yang diambil seorang laki2 Yahudi, tidak berhak disebut "ben"..Tetapi prinsip tersebut tidak berlaku bagi Yesus, karena Yesus tdk punya hubungan darah sama sekali dengan Yusuf. Sementara Yusuf itu punya hubungan darah langsung dengan Jacob dan Eli.
Justru yang sekarang menimbulkan permasalahan di catatan2 genealogy, adalah karena budaya itu. Anak angkat, anak kandung, menantu, bahkan cucu, tidak dibedakan dalam hal hak waris yang terefleksi dalam penggunaan "ben"
Contoh lain dalam kasus ini adalah Yair
1Ki 4:13 Selanjutnya Ben-Geber di Ramot-Gilead; wilayahnya ialah Hawot-Yair yang di Gilead; Yair ialah anak Manasye. Juga wilayah Argob yang di Basan dipegangnya, enam puluh kota besar, berpagar tembok dan berpalang pintu tembaga;
1Ch 7:14 Keturunan Manasye ialah Asriel yang dilahirkan oleh gundiknya, perempuan Aram itu; perempuan ini melahirkan Makhir, bapa Gilead.
1Ch 2:21 Sesudah itu Hezron menghampiri anak perempuan Makhir, bapa Gilead. Ia mengawini perempuan itu ketika ia berumur enam puluh tahun. Perempuan itu melahirkan Segub baginya.
1Ch 2:22 Segub memperanakkan Yair yang mempunyai dua puluh tiga perkampungan di tanah Gilead.
Jadi yang disebut anak dalam Yahudi... itu adalah "yang mewarisi". Yair sebenarnya adalah cucu dari Makhir anak Manasye.
Jadi kalau disebut Yesus anak Daud... itu artinya adalah yang mewarisi. Dan dalam hal ini mewarisi takhta Daud. Dan dalam hal warisan, adalah suatu ketetapan dalam taurat bahwa warisan tidak boleh berpindah suku.
Num 36:9 Sebab milik pusaka itu tidak boleh beralih dari suku ke suku, tetapi suku-suku orang Israel haruslah masing-masing memegang milik pusakanya sendiri."
Koq argument bermodalkan "anggapan orang"?!? Saya sudah tulis sekian kali, knowledge saya berdasarkan alkitab. Kalau memang waktu itu orang beranggapan seperti itu, dan itu dicatat oleh Lukas, maka itu benar adanya. Either way, itu sudah digenapi. Lukas punya background seorang dokter, dalam pengertiannya seorang dokter tentu saja kalau ia mengimani bahwa Yesus tidak lahir lewat benih Yusuf. Maka Yesus bukan anak Yusuf. Kata itu ditulis untuk menegaskan informasi proses kelahiran Yesus.Apalagi Lukas hanya menyebut Yesus anak Yusuf dengan "menurut anggapan orang".
Lha kok argument anda bermodalkan “anggapan orang”..bukan dr Taurat yg berlaku saat itu.
Ya kalau gitu, diskusi ini sudah tidak bisa dilanjutkan lagi. Karena setiap pembicaraan akan stuck, dan senjata kalian muslim akan selalu "keterangan alkitab itu tidak benar"....Yah justru perlu dibuktikan..apakah keterangan di Alkitab itu benar atau tidak?sesuai tidak dengan Taurat..atau hanya bim salabim..kan begitu?
Kesaksian tersebut malah bertentangan dengan kesaksian Lukas.Yesus adalah anak Yusuf "MENURUT ANGGAPAN ORANG"....
Sejatinya, Yesus bukanlah anak Yusuf.
Setahu saya dari awal, keinginan anda adalah menguji logika orang Kristen. Dan dari awal pula saya jelaskan, logika orang Kristen bersumber dari Alkitab. Kalau sumbernya yang sudah dituduh tidak valid. Ya berarti tidak kemana-mana. Posisi saya di sini hanya menjelaskan logika iman kekristenan yang bersumber dari knowledge kekristenan, yaitu Alkitab, karena ini satu2nya sumber valid informasi Kekristenan. Bahkan bukan tafsir Calvin, Luther, Paus, Advent, Pentacost, dll.
Discrepancy di dalam Alkitab pun, diselesaikan dalam koridor Alkitab juga. Alkitab itu juga merupakan catatan rekam sejarah. Kalau memang rekaman sejarah itu yang dichallenge, ya harus dibuktikan apakah ada sumber lain yang sama validnya yang mengatakan kebalikannya.
Saya juga sudah menjelaskan di atas, soal hak waris, hak disebut "anak" dalam koridor alkitab dan pembuktiannya. Sekalian aja kalau memang mau menyerang alkitab tidak benar. Kenapa anda tidak tanya kebenaran alkitab soal "Tuhan itu ada atau tidak ada"?
Orang atheist juga tidak akan bisa percaya Tuhan itu ada hanya karena orang Theist bawa Alkitab atau AlQuran.
Maka, silahkan anda periksa kembali, koridor diskusi ini dan ruang lingkupnya mau sampai mana? Kalau anda mau membuktikan Alkitab salah. Ya topiknya dirubah. Karena diskusi ini sejak semula saya sudah katakan bahwa koridor saya adalah Alkitab. Jadi premise2 saya bersumber dari Alkitab. Premise adalah dalil yang sementara dianggap benar dalam diskusi.
Logika kekristenan bersumber dari ajaran dan informasi2 dari Alkitab, kalau ajaran dan informasi2 di dalam Alkitab memang salah, secara otomatis Kekristenan itu salah. Tapi pemahaman saya, anda tidak beranjak dari sana. Anda beranjak dari keinginan mengkritisi logika iman kekristenan, dan kondisi yang saya ajukan bahwa saya hanya menggunakan alkitab tidak anda tolak.
Sudah saya jelaskan di atas. Juga contoh kasusnya. "By Law", anda bisa lihat contoh kasus dari Yusuf sendiri, by nature, anak Yakub, by Law, anak Eli. Dari ibu yang sama. Sama dengan Yesus, "by nature", anak Tuhan, "by law", anak Yusuf...justru makanya kan saya tanya..kok bisa-bisanya Tuhan Bapa ngaku Yesus keturunan Yusuf?..padahal dalam hukum Taurat yg notebene masih berlaku saat Yesus dilahirkan..tidak mengakui status anak angkat..Lha Tuhan Bapa mengikari aturannya sendiri kl sudah begini kan..
Lalu atas dasar apa Yesus bisa masuk keturunan Yehuda "by Law", sementara Alkitab tdk menyatakan itu.
Tidak beda dengan Yusuf, anak Yakub dan anak Eli sekaligus.Berarti Yesus anak Tuhan dan anak Yusuf sekaligus?begitu maksud anda bung Fox?
Dari sudut pandang biologis, itu benar. Tetapi dari sudut pandang biologis pula, tidak bisa dibuktikan pula Yesus adalah anak Maria. Karena tidak pernah ditulis bahwa Yesus dari benih telur Maria. Yesus hanya dikandung oleh Maria (surrogacy)... Dengan demikian, dalam hal keturunan dan hak waris, Yesus adalah anak Yusuf. Sudah ngerti non sequiturnya?Kalau anda bisa berpikir benar..tentu akan berpegang yg lebih jelas...bukan berpegang pd yg tidak jelas.
Sudah jelas bhw Yusuf itu bukan bapak kandung Yesus, sudah jelas Maria itu punya hubungan kerabat dg Bani Lewi.
Contoh berikut tdk menuduh Maria itu pezina. Ini hanya ilustrasi pd masyarakat sekarang:
Ada wanita C berzina dengan banyak laki-laki hingga hamil dan semua laki2 tsb tdk ada yg mau menikahi. Kemudian ada laki-laki lain yaitu si B menikahi C yg sudah hamil. Maka ketika anak itu lahir dan bernama A, dia dikatakan A anak B. Ini hal yg sering terjadi pd masyarakat. Tapi "KEBENARANNYA" adalah A itu bukan anak B.
Dengan demikian, Ia juga bukan anak Maria, karena "wajarnya" manusia itu pasti punya ibu.Ia bukanlah anak Yusuf. Ia dianggap anak Yusuf krn "wajarnya" manusia itu pasti punya ayah.
Konsep genealogis anak tanpa ayah tdk dikenal pd masy Israel, shg hrs disamakan dg sistem sosial yg berlaku.
Konsep genealogis anak tanpa ayah dan ibu tdk dikenal pd masy Israel, shg hrs disamakan dg sistem sosial yg berlaku.
Dan sistem sosial yang berlaku, "anak" / "ben" adalah dalam hal hak mewarisi.
Itu adalah logika dari patahnya hukum. Logika dari sumber knowledge yang ada, ayat-ayat alkitab yang ada. Seperti garis yang ditarik dari titik satu ke titik yang lain, membentuk gambar. Kalau ada titik yang terlewati, berarti gambar tersebut mungkin masih salah. Jadi yang anda perlu buktikan adalah, apakah statement saya bertentangan dengan ayat alkitab yang lainMereka tentu punya dasar yg dianggap Alkitabiah. Dan itu sudah menjadi bagian dr ranah knowledge Kristen itu sendiri.
Ini seperti halnya konsep kerajaan maut telah salah mengambil Yesus. Itu juga tidak ada dlm Alkitab. Tapi anda tentu punya alasan utk mengatakannya Alkitabiah bukan?
Ya biar yang baca nilai statement anda di atas to yang saya besarkan?Lha..penonton dan penjual karcis ada hubungan/keterikatan apa?
Ayah=anak
Saya menghukum anak saya tidak boleh masuk rumah krn menentang aturan saya..
Guru=murid
Kalau anda sbg siswa SD tidak mau ikut upacara bendera 17 agustus, maka anda akan dihukum berdiri dg satu kaki di depan kelas esok harinya.
Jadi, berdiri dengan satu kaki di depan kelas adalah HUKUMAN bagi siswa SD yg tidak ikut upacara 17 agustus..
Ini bukan debat kusir lho.... yah kl anda anggap debat kusir..yah silahkan audience yg menilai
Hukuman, adalah sanksi dari suatu aturan dan hukum. Sedangkan persyaratan mempunyai makna yang berbeda. Apakah anda memang sudah tidak bisa membedakan antara "persyaratan yang gagal dipenuhi", dengan "hukum yang dilanggar"?
Saat ini, anda tidak bisa masuk ke Singapore, kalau anda tidak terlebih dahulu mempunyai passport, dan membeli tiket pesawat. Mempunyai passport dan membeli tiket pesawat, adalah syarat untuk bisa masuk ke Singapore. Kalau anda memilih untuk tidak membuat passport dan tidak membeli tiket pesawat ke Singapore. Apakah itu artinya anda dihukum tidak bisa masuk ke Singapore?
Masuk ke dalam Kerajaan Allah, mempunyai syarat; Lahir baru di dalam air dan roh, menyalibkan tanah dan daging yang terkutuk.
Itu adalah pilihan, bukan hukuman...
Kesaksian tentang itu, bukan hanya dari silsilah Yesus.Justru saya telah mengujinya dengan silsilah Yesus versi Lukas dan Matius. Kesaksian Lukas dan Matius tersebut sama sekali tdk menunjukkan bhw Yesus itu keturunan Yehuda.
"Jelas" anda itu kan klaim kosong. Bagaimana bisa dibilang jelas2 menunjukkan sementara justru kedua-duanya menunjukkan "ben" yang merujuk kepada Daud.Sementara Lukas dan Matius jelas2 menunjukkan bhw Yesus itu bukan keturunan Yehuda.
Referensi anda, yang menurut anda adalah dari sumber kristiani, yang bilang demikian. Bukan referensi saya. Jangan main pelintir. Dan dalam referensi itu penulis sedang menafsirkannya dengan Kristus, saya dan anda sedang menafsirkannya dengan orang Kristen. Anda yang memfitnah bahwa dasar dari penjajahan yang kata anda dilakukan orang Kristen berdasar dari ayat tersebut. Koq melenceng?Satu lagi keanehan anda...referensi sendiri lah yg bilang bhw tongkat besi adalah simbol kekerasan. Jadi bukan saya yg salah tafsir.
Kita sedang membahas soal "rod of iron" atau "iron sceptre" itu simbol dari apa?
Jadi anda tidak perlu melenceng dari bahasan...
Severity bukan merujuk pada kekerasan, tetapi keseriusan hukuman. Dan tafsir itu bukannya tidak ada hubungannya dengan apa yang saya tulis.Tidak ada referensi yg mengatakan bhw tongkat besi adalah kiasan dari hati yg lurus dan tdk bisa dibengkokkan...
Tetapi referensi yg mengatakan bhw tongkat besi dlm Wahyu 2:27 adalah KEKERASAN
P. Baru: Wahyu: 2
2:27 dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk--sama seperti yang Kuterima dari Bapa-Ku
2:27 And he shall rule them with a rod of iron; as the vessels of a potter shall they be broken to shivers: even as I received of my Father.
http://jfb.biblecommenter.com/psalms/2.htm
rod of iron-denotes severity (Re 2:27).
tongkat besi menunjukkan KEKERASAN.
Tongkat besi, itu adalah standard hukum yang akan digunakan Anak Manusia untuk menghakimi bangsa-bangsa. Satu hati yang lurus, hati nurani yang baik, taurat yang diletakkan di dalam hati. Sesuai dengan yang sudah saya tulis juga sebelum2nya. Tongkat besi itulah yang akan digunakan untuk menjadi patokan dan hukum yang baru, menyatakan kesalahan bangsa-bangsa
Tongkat besi adalah lambang hukum Kerajaan Allah. Meremukkan tembikar adalah menghancurkan pengertian2 dan pemahaman2 sesat bangsa-bangsa. Dan yang tidak berbalik setelah diajar, nasibnya pun akan serupa di penghakiman terakhir. Tidak perlu tafsir jauh-jauh bukan? Mazmur pun sudah menuliskan artinya.
Dengan kata-kata meremukkan, Tuhan tidak pernah mengajarkan orang Kristen atau memerintahkan raja-raja untuk takluk dalam penjajahan orang Kristen sama seperti yang anda tafsirkan. Tetapi di situ yang diminta adalah beribadah kepada Tuhan dan bertindak bijaksana.Mazmur wrote:Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk."Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia! Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar, supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah sekali murka-Nya menyala. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Nya!"
Kambing hitam.... selalu mencari kambing hitam. Dan anda sekali lagi mengklaim apa yang tidak saya statementkan: MANUSIA ADALAH PRODUK GAGAL DARI TUHAN. Kalau misal anda mau menyalahkan Tuhan pun, salahkan kenapa Tuhan memberi kehendak bebas. Tetapi tanpa kehendak bebas, tidak ada yang namanya kasih. Tetapi lepas dari pada itu semua:Oke, sudah jelas sekarang...menurut knowledge Kristen MANUSIA ADALAH PRODUK GAGAL DARI TUHAN.
Nah...seharusnya itu bukan salah produknya...tapi salah PRODUSEN atau PEMBUAT PRODUK. Mengapa tidak membuat produk yg bagus.
Manusia bukan produk gagal dari Tuhan.
Manusia adalah makhluk yang sempurna di hadapan Tuhan. Yang mampu mengasihi Tuhan dalam kehendakNya sendiri. Bahkan taat sampai mati di atas kayu salib.
Manusia adalah produk gagal dari dirinya sendiri, karena itu adalah pilihan
Siapa bilang tidak mungkin? Buktinya bisa.Itulah anehnya, mengapa Tuhan harus membuat PRODUK yg tdk mungkin bersekutu dengannya?
Hukum alam, yang ditentukan Tuhan.Manusia yg mati di usia kanak-kanak sudah ada jauh sebelum Yesus. Siapa yg menentukan masa hidup manusia? Tuhan atau kerajaan maut?
Gen 6:3 Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."
Anda bukan mempertanyakan argumen saya dari Alkitab. Alkitab tidak pernah menyebutkan secara eksplisit Maria adalah manusia yang tidak berdosa. Alkitab justru menyebutkan secara eksplisit "Semua orang telah berdosa"Sepertinya sangat sesuai dengan perjanjian yg sudah kita buat..bukankah saya mempertanyakan argument anda dr alkitab, seperti perjanjian debat ini?bukan khatolik atau kristennya..seandainya ternyata argument sayapun diakui oleh khatolik..yah masih juga dalil dr alkitab
Sebetulnya bukan hanya Katholik yg meyakini konsep imakulata ttp gereja2 lain juga ada yg mengakuinya.
Dan bukankah Gereja Katolik, Gereja Ortodox, dan gereja Anglikan adalah KRISTEN juga?
Pertanyaan yang sama dari saya, anda jawab sebelumnya dengan menjejalkan ke dalam peti. Jelas beda dengan memenuhinya dengan ikan. Anda mau meralatnya? Kalau ya baru kita lanjut.Bukankah anda pernah bertanya mana yg dijejali..jala atau petinya.
Kata mungkin itu utk menunjukkan bhw menjejali jala dengan ikan bukanlah sesuatu yg mustahil.
Jelas bhw pleroo=to cram a net adalah dlm konteks "menjejali jala dengan ikan".
Itu artinya ada penambahan.
Kuasa maut sudah patah pada manusia, karena buktinya Anak Manusia bisa bangkit dari antara orang mati. Dan dari sana, ketika tiba saatnya, Anak Manusia akan mengambil alih hak penghakiman.Inilah yg non sequitur..
Itu artinya patahnya maut masih ditunda, jadi sampai sekarang maut belum patah.
Kalau ada pesawat ditunda waktu keberangkatannya, ya berarti pesawat belum berangkat.
Betul... salah aturannya... salah hukumnya...
Kata "menjebak" saya pakai krn saya berpikir bhw dlm logika Kristen, maut adalah sesuatu yg aktif mendatangi manusia. Tetapi kalau anda pahami sbg yg pasif, maka menjebak jelas tidak tepat.
Jika maut adalah pasif, maka kiasan yg mungkin tepat adalah membuang barang yg masih bagus dan masih digunakan ke tempat sampah.
Saya ingin mencoba bermain kiasan spt yg anda sukai selama ini...
Tempat sampah itu pasif dan merupakan tempat buangan barang rusak atau barang tak berguna.
Jika manusia berdosa (barang rusak atau tidak berguna) maka harus masuk kerajaan maut (tempat sampah).
Yesus manusia tdk berdosa (barang masih bagus dan masih digunakan) tapi masuk kerajaan maut (tempat sampah).
Maka kerajaan maut telah salah menerima kematian Yesus....maka tempat sampah salah krn menerima barang bagus dan masih digunakan.'
Kerajaan maut harus dilenyapkan....tempat sampah harus dilenyapkan..
Padahal salah siapa..salah yg membuang barang bagus atau salah tempat sampahnya...
Kiasan tidak pernah bisa dengan tepat 100% mewakili yang dijelaskan. Karena kiasan itu sendiri adalah usaha untuk menjelaskan. Tetapi sekali lagi, kalau orang mendengarkan memang hanya siap untuk mendebatnya, segala cara akan dilakukannya.... Termasuk mendiskreditkan kiasan yang digunakan untuk menjelaskan tersebut, dan kalau masih tidak berhasil, mendiskreditkan lawan debatnya (ad hominem).Saya tahu itu kiasan, tetapi kiasan yg tidak tepat.
Ada hukum yang dibuat, ada hukum yang tidak perlu dibuat. Bahwa Tuhan itu adalah benar tidak bisa bersekutu dengan yang salah, adalah hukum yang menyertai kekudusan Tuhan. Bahwa manusia adalah makhluk yang salah, tidak bisa bersekutu dengan Tuhan, adalah suatu kenyataan yang terbukti secara empiris, tetapi belum menyeluruh, dan justru sebaliknya berhasil dibuktikan kembali, bahwa tidak demikian adanya.... Manusia bisa tidak berdosa dan berarti bisa diselamatkan dari ketentuan terpisah dari Tuhan.Pembuat hukumnya SALAH ATAU TIDAK?
Hukumnya jelas perlu dirubah...tetapi hukum yang baru juga tdk akan benar jika PEMBUATNYA SALAH LAGI...
Hukum bahwa Tuhan itu kudus, dan yang tidak bisa bersekutu denganNya adalah bagian dari Kerajaan Maut, bukan hukum yang salah. Bukan itu yang perlu dikoreksi. Yang perlu dikoreksi adalah manusia milik kerajaan maut, dan kerajaan maut berhak menghakimi manusia.
Justru dengan kata lain, yang dibuktikan salah adalah bahwa manusia itu produk gagal. Manusia yang terbukti berdosa tetapi mati, karena hukum tersebut tidak salah. Tuhan juga tidak mengingkari hukumNya. Tetapi dalam daging, manusia mati, dalam roh mereka bisa diselamatkan karena manusia terbukti bisa tidak berbuat dosa. Jadi apabila manusia yang lain memang berdosa dalam daging, biarlah dagingnya tetap mati. Karena itu dalam kuasa kebangkitan dipersiapkan tubuh yang baru yang tidak mengenal dosa.
Roma 8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Roma 8:10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
Konsep Roh, Jiwa dan Tubuh... ini tentu tidak lagi dikenali di dalam Islam, karena memang ini juga salah satu sekian doktrin keselamatan yang dieliminir di dalam Islam. Meski terlihat sepele, sebenarnya bagi ajaran kekristenan, Roh, Jiwa dan Tubuh adalah konsep yang sangat penting. Karena ini yang membedakan manusia dengan binatang, ini yang membuat manusia bisa diselamatkan, dan inilah kebenaran yang membawa pengharapan.
Setiap manusia, sudah dipilih untuk diciptakan sejak sebelum dunia diciptakan... Entah Adam dan Hawa berbuat dosa atau tidak.... atau manusia2 yang lain berbuat dosa atau tidak, itu adalah ketetapan rencana Tuhan sejak semula. Dan rencananya sejak semula adalah manusia kudus dan tak bercacat, itu sebabnya penghakiman harus ditunda sampai genap segala rencana Tuhan.
Efesus 1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Ketika rencana awal Tuhan dikhianati oleh manusia. Tuhan merencanakan keselamatan, tetapi manusiapun ternyata memang mencintai kejahatan lebih dari apa yang baik. Secara empiris juga sudah terbukti, orang lebih memilih perampok dan penjahat dibandingkan dengan orang yang penuh kasih. Jadi, memang tidak semua manusia layak diselamatkan.
Lukas 1:17 dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."
Dosa menjalar ke semua orang tanpa bisa dibendung. Adam berdosa karena dibujuk oleh Hawa, juga adalah bukti bahwa dosa itu menjalar karena pengaruh. Tubuh dan keinginannya, sudah mengenal apa yang baik dan jahat. Dan dari sana, tubuh dan keinginannya sangat mudah jatuh dalam perbuatan dosa dan dalam pencobaan. Adam dan Hawa pun, berdosa di bawah tipu muslihat Ular.
Roma 5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.
Jadi di lain sisi, dari sudut pandang saya secara pribadi, manusia dikatakan makhluk yang suka berdosa juga ada 'tidak fair' nya. Karena mereka memang lahir di lingkungan yang penuh dosa. Dan menurut saya, Tuhan juga melihat hal yang sama. Itu sebabnya Ia rela mengosongkan diriNya, mengambil rupa sebagai seorang hamba. Untuk menebus dosa-dosa tersebut dengan cara merebut kuasa penghakiman dengan membuktikan bahwa manusia itu tidak berhak dihakimi oleh maut. Ya itu yang namanya konsep penebusan.
Oleh karena itu, pada saatnya nanti, semua tetap akan dihakimi oleh Anak Manusia, dengan tongkat besi di tanganNya. Siapa yang hidup di bawah Taurat, akan dihakimi dengan Taurat. Siapa yang hidup di bawah kasih karunia, akan mendapatkan kasih karunia. Manusia akan tetap dihakimi, yang tidak layak, juga tetap tidak layak, sisanya akan dilayakkan dengan kuasa penebusan Anak Domba.
Baca lagi dari depan. sudah dibahas panjang lebar.Yang membuat hukum kerajaan maut itu siapa? Jawab dulu...
Setelah panjang lebar dan berhasil dibuktikan bahwa Sanhedrin hanya menangani Taurat, anda ngeblock dengan kiasan itu ngawur. Justru karena itu tidak literal, maka itu adalah kiasan. Ini adalah pembuktian. Karena anda ngotot Sanhedrin itu literal, dan hukumnya sedang ditambahi Yesus. Dalam section ini, jangan kemana2 dulu. Kalau anda berkata kiasan Yesus ngawur, itu dakwaan, masih harus dibuktikan sekali lagi. Karena opini anda bahwa "siapa yang berkata kepada saudaranya: Raca! harus dihadapkan ke pengadilan raja (atau kata apapun yg merujuk pd pengadilan di bawah hukum raja)" juga tidak bisa diklaim benar. Saya justru berkata sebaliknya, Sanhedrin adalah kiasan yang tepat. Kiasan anda yang ngawur, tapi saya tidak akan bahas itu dulu sampai yang ini resolve.Bukan sistem peradilan lain..tetapi peradilan di bawah hukum raja. Tapi hukum raja dan perangkatnya sudah tidak ada lagi dijaman Yesus.
Inilah yg membuat Yesus mengatakan: "siapa yang berkata kepada saudaranya: Raca! harus dihadapkan ke Sanhedrin."
Jika Sanhedrin di jaman Yesus hanya menangani apa yg tertulis di Taurat saja, maka logika "Sanhedrin adalah kiasan" adalah kiasan Yesus yg sangat ngawur.
(jangan diartikan bhw saya setuju bhw sanhedrin adalah kiasan)
Seharusnya Yesus berkata kiasan spt ini: "siapa yang berkata kepada saudaranya: Raca! harus dihadapkan ke pengadilan raja (atau kata apapun yg merujuk pd pengadilan di bawah hukum raja)"
Ini mirip dg ungkapan utk menggambarkan "perempuan yg berjalan anggun lemah gemulai" dengan kiasan "jalannya bak pendekar dewa mabuk"....sungguh kiasan yg ngawur
1Petrus 1:18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,Ingat..Tuhan dan 4 Injil tdk pernah bilang "Yesus tidak melanggar Taurat", spt halnya juga tidak pernah bilang "Yesus melanggar Taurat".
1Petrus 1:19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Memang, Yesus namanya...Mengapa Tuhan juga tdk bilang bhw ada manusia yg tidak melanggar Taurat? Logikanya mudah...
Jika hukum Taurat dibuat Tuhan utk manusia, PASTI ada manusia yg mampu TIDAK MELANGGAR Taurat. Jadi Tuhan tidak perlu bilang...
Koq non sequitur? Saya kan tidak sedang menarik kesimpulan?? Anda itu tahu atau tidak sih non sequitur?!?Non sequitur...
Menaruh hukum Taurat di dalam hati manusia tidak sama dengan menjadikan hati sebagai hukum.
Menaruh hukum Taurat di dalam hati manusia artinya manusia melaksanakan hukum Taurat dengan hati yg sepenuhnya taat kpd Tuhan, tanpa sedikit pun niatan hati utk mempermainkan atau memperalat hukum Taurat.
Lihat coba ya, statement anda di atas tidak salah. Juga tidak bertentangan dengan statement saya. Jadi juga sangat aneh kalau anda teriak2 non sequitur.
Yang saya tentang kan premise anda nomor 2
Kalau sudah ditaruh di dalam hati, ya tidak bisa dibelokkan. Hatinya memang sudah belok duluan. Yang anda tulis diatas, "tanpa sedikit pun niatan hati utk mempermainkan atau memperalat hukum Taurat"... ya kalau anda sudah tahu definisi ditaruh dalam hati itu artinya dengan hati tidak punya niat untuk mempermainkan dan memperalat... Ya sudah bener to?!?!musicman wrote:2: Jadi walau hukum ditaruh didalam hati ya tetap bisa dibelokkan.
Anda cari cermin to bung... lantas anda debat sendiri sana.
Musicman #1 yang berkata "Jadi walau hukum ditaruh didalam hati ya tetap bisa dibelokkan."
VS
Musicman #2 yang berkata "Menaruh hukum Taurat di dalam hati manusia artinya manusia melaksanakan hukum Taurat dengan hati yg sepenuhnya taat kpd Tuhan, tanpa sedikit pun niatan hati utk mempermainkan atau memperalat hukum Taurat."
Anda potong ayatnya. Nomor 1 dilanjutkan dengan perintah "kasihilah musuhmu". Nomor 2 dilanjutkan dengan perintah, "jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak."Anda harus konsisten dong...jika pasif itu larangan maka perintah Yesus:
1.Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.
2.Janganlah sekali-kali bersumpah.
Itu semua adalah PASIF...artinya Yesus juga mengajarkan hukum pasif.
Kacau dah, ini mah Metheny style.Sebaliknya, jika AKTIF ITU PERINTAH, maka...
1. "siapa yang membunuh harus dihukum" ini adalah PERINTAH..BUKAN LARANGAN, spt halnya "Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum"
2. "Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya"...ini juga PERINTAH...BUKAN LARANGAN.
Bahkan kalau dicermati lagi sesuai logika anda tentang aktif=perintah dan pasif=larangan, maka dlm konteks tertentu akan terlihat jelas bhw Taurat mengajarkan hukum aktif=PERINTAH namun Yesus mengajarkan pasif=LARANGAN:
P. Baru: Matius: 5
5:38. Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
5:39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Taurat mengajarkan hukum aktif berupa PERINTAH "Mata ganti mata dan gigi ganti gigi", namun Yesus menggenapinya dengan hukum pasif berupa LARANGAN "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu"...
Apple to apple. Comparison itu selalu harus apple to apple.
Perintah, itu kan diberikan kepada obyek.
Hukum, juga diberikan kepada obyek. Tetapi perintah menghukum, kan bukan kepada obyek dari hukum?
Masak logika gini jg harus saya jelaskan lagi sih?
Mata ganti mata, gigi ganti gigi. Itu adalah hukum. Sekarang saya tanya, kalau anda-anda ngeyel, itu adalah perintah... Perintah buat siapa? Pelanggar hukumnya, atau pelaksana hukumnya?
Benarkah begitu? Apakah anda benar2 mengimani bahwa Maria adalah manusia suci yang tidak pernah berdosa?!? Jawab coba dengan jujur.
Saya tdk akan berdebat apakah knowledge atau pemahamannya yg berbeda, itu urusan internal anda.
Yang pasti adalah bhw ada pendapat saya kebetulan sama dengan beberapa tulisan orang Kristen selain anda. Jadi tdk ada alasan bhw saya mengadu domba.
Dan terbukti anda memang tdk mampu membela argumen anda sendiri, ketika berhadapan dengan tulisan orang Kristen lain yg kebetulan sepaham dg analisis saya.
Seperti biasa, ini terjadi lagi. Saya selalu menulis lebih dari satu premise sebagai pembuktian statement saya. Dan anda hanya bisa mendakwa satu (nomor 3). Tapi mengklaim sangat lemah. Orang main klaim mah tinggal main klaim.... Jendral Irak jaman perang Irak dulu, juga rajin tampil di televisi mengeluarkan klaim bahwa pasukan AS sudah berhasil dipukul mundur.Inilah poin utamanya....semua berawal dari DOKTRIN PENGORBANAN YESUS.
Dengan doktrin itu maka dibangunlah logika-logika utk mendukung doktrin tsb...malangnya logika-logika yg dibangun di atasnya sangat lemah dan tidak konsisten....
Maria dianggap pernah melanggar hukum Taurat bukan krn ada bukti empiris ...tetapi krn logika doktrin yg mengharuskan bhw selain Yesus, semua manusia harus pernah melanggar hukum Taurat.
Pengorbanan Yesus, bukan hanya sekedar doktrin. Itulah pondasi kekristenan. Mau Katolik atau Kristen atau aliran apapun. Yang tidak sesat dan bukan anti Kristus, adalah yang mengakui bahwa Dia adalah Mesias. Dan karya Mesias, adalah karya penebusan. Point saya nomor 3 pun, adalah paham umum kekristenan.