Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Orang-orang dari seluruh dunia yang murtad (termasuk dari FFInternasional). Siapa mereka dan mengapa mereka meninggalkan Islam ? Murtadin2 dari FFIndonesia silahkan masukkan pengakuan ke 'Mengapa Saya Murtad ?'
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by anne »

http://www.islam-watch.org/authors/117- ... sting.html

Dengan kasih, untuk sesamaku Muslim: Mengungkap Muhammad dan Islam sesungguhnya 5b Pilar Ketiga Islam: Puasa. Cinta & Benci Muhammad thp Puasa Ashura Pagan a
Monday, 17 June 2013 15:10 Mirza Ghalib

Saudara/iku sesama Muslim! Tahukah kita bagaimana Allah menerapkan ibadah sholat, puasa dan haji dalam Islam? Kita beranggapan Allah memperkenalkan semuanya sekaligus, namun ternyata tidak. Muhammad-lah yang menerapkan atau menolak ibadah tsb bertahap, sesuai suasana hati dan kondisi hubungannya dengan masyarakat sumber contekannya. Dalam dua artikel berikutnya, marilah kita menggali fakta-fakta terkait tahap penerapan ibadah ‘Puasa’ selama 23 tahun masa kenabian Muhammad kita.


FAKTOR-FAKTOR YANG MENGUBAH MUHAMMAD DARI PRIA BIASA MENJADI MANUSIA JAHAT

Tidak ada manusia terlahir jahat. Keadaan-lah yang menjadikannya baik atau buruk. Muhammad adalah korban keadaan. Ia kehilangan orang yg ‘seharusnya’ menjadi ayahnya sebelum lahir (Saya katakan ‘seharusnya’ karena sumber-sumber Islam tidak jelas mengenai siapa sebenarnya ayah Muhammad. Terlalu panjang bila dibahas disini).

Orangtuanya mengabaikannya, dan ia dibesarkan di wilayah padang pasir terpencil, jauh dari ‘orangtua’nya. Lahir tanpa ayah, ia juga kehilangan ibu di usia sekitar 5 tahun, disusul kehilangan kakeknya. Ia dibesarkan di bawah belas kasihan pamannya Abu Talib, serta biasa mengalami cercaan bibinya Fatima, istri Abu Talib. Ketika beranjak dewasa, ia berharap menikahi anak perempuan Abu Talib, Umm Haani, yg juga menghinanya karena miskin. Peristiwa-peristiwa ini mengubahnya menjadi manusia yang jahat—pembenci, khususnya terhadap perempuan.

Langkah pertama, ia menikah dengan seorang janda dua kali dan 15 tahun lebih tua darinya: saudagar wanita Khadijah. Setelah menikah ia juga dikontrol sepenuhnya oleh istrinya yang kaya. Muhammad diduga memiliki empat anak perempuan dari pernikahannya dengan Khadija. Mengingat ketiga anak perempuan lain selain Fatima tidak mendapat tempat penting dalam literatur Islam, hal ini menimbulkan keraguan apakah ketiga anak perempuan tsb lahir dari benihnya.

Inilah faktor-faktor utama yang membuat Muhammad berbalik memberontak thp semuanya dan memotivasinya menjadi apa adanya dia.


USAHA-USAHA AWAL MUHAMMAD UNTUK ‘MERAIH’ (KEKUASAAN) ALLAH

Dalam usahanya mendapatkan posisi perwalian kuil penghasil kekayaan, Kabah, di Mekah, Muhammad menghina semua dewa-dewi kaum Pagan, kecuali Allah, salah satu berhala di kuil yang sama. Penduduk Mekah memperlihatkan kesediaan mereka dengan menawarkannya perwalian bersama atas kuil Kabah, namun ia tolak karena ia menginginkan kekuasaan dan kepemilikan absolut atas kuil penghasil kekayaan tsb. Untuk mencapai keinginannya, Muhammad berusaha menipu kaum Pagan dengan berbagai cara.


‘CINTA’ MUHAMMAD PADA RITUAL-RITUAL KAUM PAGAN

Berikut tahap-tahap tipuannya terhadap kaum Pagan Mekah:

1. Hingga usia 40 tahun, ia melakukan sholat di Kabah, yang berisikan 360 berhala dewa-dewi. Ia terus menjalankan sholat dan bersujud di kuil yang sama, bahkan setelah klaim ‘kenabian’ yang katanya diterima dari Allah.

2. Setelah tiba di Medinah, di 17 bulan pertama, Muhammad yg merasa ‘tak bahagia’ dengan penyembahan berhala di Kabah, sholat menghadap Bait Yahudi di Yerusalem, ikut-ikutan komunitas Yahudi Medinah. Kemudian, saat hubungannya dengan Yahudi memburuk, Muhammad kembali sholat menghadap Kabah lagi, yang masih berisikan berhala-berhala. Ini berlanjut sampai satu tahun sebelum kematiannya.

3. Saat melakukan sholat dan bersujud di Kabah, setelah diduga mendapatkan pangkat ‘kenabian’nya, Muhammad meminta pertolongan ketiga putri-putri Allah: Al-Lat, Al-Manat dan Al-Uzza.

Kemudian Allah mewahyukan (surah 53:19-20..and when he came to the words “Have you thought Al-Lat and Al-Uzza and Al-Manat, the third, the other?” Iblis menaruh di lidahnya—karena pergumulan batinnya dan apa yang ia ingin bawa untuk pengikutnya—kata-kata: Mereka adalah gharaniq yang ditinggikan; sesungguhnya syafaat mereka diharapkan.” (Al-Tabari, Annals 1.1192-1193 = Tabari VI:108-109)

Diriwayatkan Ibn Abbas:
Nabi bersujud sambil mengucapkan surah 53/An-Najm dan bersamanya bersujud umat Islam, Pagan, jin-jin dan semua manusia (Sahih Al-Bukhari, Vol 2:177)

4. Muhammad juga merebut kekuasaan atas pelaksanaan seluruh ritual ibadah Haji Pagan, mengislamisasinya, hanya beberapa tahun sebelum kematiannya. Dan kita, Muslim, melanjutkan ritual tsb hingga saat ini. Sebelum Islam, ritual-ritual Pagan di Kabah, seperti Umrah dan Haji, adalah sumber pendapatan utama dewan perwalian Kabah. Dengan merebut dan memasukkan ritual-ritual tsb ke dalam Islam, Muhammad tetap mempertahankan penghasilan dari tradisi festival keagamaan Pagan. Pertimbangkan konteks ayat-ayat berikut:

Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak ('Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.. (Quran/ Sura Al-Baqra 2:199)

Dalam ayat ini Allah memerintahkan Muslim untuk menjalankan ritual-ritual Haji yang oleh kaum Pagan Quraysh--atau yg disebut kaum ‘Jahiliyah’--biasa praktekkan. Jika ritual-ritual Pagan yg sudah dipraktekkan ratusan tahun harus diikuti, lantas apa perlunya ‘nabi’ baru?

Sebagai bagian ritual Haji, kita, Muslim, berjalan diantara dua bukit sebanyak tujuh kali, yang disebut tawaf. Ini juga praktek Pagan pra-Islam. Mari lihat apa yang dikatakan Quran dan hadist mengenai ini:

Diriwayatkan ‘Asim: Aku bertanya pada Anas bin Malik: ‘Apakah kau tidak menyukai melakukan Tawaf antara bukit Al-Safa dan Al-Marwa?’ Ia menjawab, ‘Ya, karena itu upacara ritual dari masa kebodohan pra-Islam, sampai Allah mewahyukan: Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber'umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. (Quran 2.158) (Sahih Al-Bukhari/ Vol 2:710)

5. Muhammad mengadopsi ritual Pagan berpuasa di hari Ashura, hari ke-10 bulan Pagan: Muharram.

Diriwayatkan ‘Aisha: ‘Ashura’ (yi, hari kesepuluh bulan Muharram) adalah hari dimana suku Quraish biasa berpuasa di masa kebodohan pra-Islam. Nabi juga biasa puasa di hari ini. (Sahih Al-Bukhari 5:172 & 3:116)

Diriwayatkan ‘Aisha: (Suku) Quraish biasa puasa di hari Ashura di masa pra-Islam, kemudian rasullullah memerintahkan (muslim) untuk puasa di hari itu… (Sahih Al-Bukhari 3:117)

Diriwayatkan ‘Aisha: (Suku) Quraish biasa puasa di hari Ashura di masa pra-Islam, dan rasullullah juga, biasa puasa di hari itu… (Sahih Al-Bukhari 3:220)

Di hadist lain, Ibn ‘Abbas dilaporkan telah berkata bahwa rasullullah (saw) berkata: ‘Orang yang terus berpuasa di bulan Muharram akan menerima pahala tiga puluh kali puasa untuk setiap puasa.’ (Tabarni)

Hadist-hadist di atas jelas membuktikan bahwa Muhammad melakukan ritual-ritual Pagan selagi ia di Mekah untuk mengambil hati penduduk Mekah dalam upayanya mendapat hak perwalian kuil berhala penghasil kekayaan: Kabah. Jika kita, Muslim, beranggapan Muhammad membawa konsep baru yang revolusioner ttg Tuhan, lantas siapa yang memaksanya mengadopsi ritual yg sama: ritual politheistik kuno kaum Pagan?


'BENCI' MUHAMMAD TERHADAP PUASA ASHURA PAGAN

Setelah usahanya berdakwah Islam di Mekah selama tiga belas tahun tidak berhasil, Muhammad semakin dibatasi kegiatan dakwahnya karena perilaku buruknya menghina agama, tuhan-tuhan dan kebiasaan kaum Pagan Quraish. Ia lantas bermigrasi ke Medinah agar bisa mendapatkan ladang yang lebih subur untuk mendakwahkan agamanya. Seiring migrasi/hijrahnya ke Medinah, Muhammad menyingkirkan semua kebiasaan Pagan yang telah diadopsinya sejauh itu. Hadist berikut menjelaskan bagaimana ia memperlakukan Puasa Ashura Pagan setelah ia di Medinah.

Abu Qataada (ra) mengatakan bahwa Nabi (saw) dilaporkan berkata: “Itu adalah hasil pemikiranku bahwa dengan puasa di hari ke-10 bulan Muharram Allah (swt) akan mengampuni semua dosa di tahun sebelumnya (Tirmidhi)

Ini berarti Muhammad sendiri-lah yang menganggap ada pahala besar dengan mempraktekkan ritual puasa Pagan, bukan diinsruksikan padanya oleh ‘boneka’ Allahnya. Sekarang kita lihat bagaimana ia menyingkirkan puasa Ashura.

Diriwayatkan Ibn Umar: Nabi melaksanakan puasa di hari ke-10 Muharram (Ashura), dan memerintahkan Muslim untuk puasa di hari itu, tapi ketika puasa di bulan Ramadan ditetapkan puasa ‘Ashura’ ditinggalkan. ‘Abdullah tidak puasa di hari itu kecuali jika kebetulan bertepatan dengan puasa rutinnya (Sahih Al-Bukhari 3:116)

Sepuluh tahun setelah meninggalkan Mekah, Muhammad akhirnya sukses menaklukkan kota tsb beserta Kabahnya. Setelah menguasai kuil penghasil kekayaan, Kabah, Muhammad menghancurkan ke-360 berhala karena dianggap sisa-sisa penyembahan ritual Pagan. Namun ia tetap mempertahankan Batu Hitam, juga tata cara sholat Pagan, puasa, ritual Haji, serta ritual-ritual Pagan lainnya dengan sedikit modifikasi sesuai tuntutan situasi. Sebagai seorang nabi Muhammad tidak membawakan sesuatu yang baru pada para pengikutnya. Ia juga tidak ambil pusing akan hal itu, karena ia lebih bertumbuh dalam hal kekuatan militer. Barangsiapa memperlihatkan keberanian dan meragukan masalah keagamaan, dibunuh. Ungkapan ‘kekuatan adalah kebenaran’ teraplikasikan dengan sempurna oleh Muhammad.

Secara ringkas: Muhammad berusaha keras selama 13 tahun di Mekah, untuk menjadi pemimpin agama kota Mekah. Agar rencana serakahnya menjadi satu-satunya penguasa kuil penghasil kekayaan, Kabah, terwujud, selama masa itu ia mengadopsi dan mempraktekkan berbagai ritual agama Pagan. Upayanya mengambil hati kaum Pagan untuk bergabung dengan agama barunya gagal, dan iapun meninggalkan Mekah, mencoba peruntungannya di Medinah. Saat menyingkir dari Mekah, ia juga menyingkirkan ritual-ritual Pagan Mekah yang telah ia masukkan ke cultnya.

Dalam artikel selanjutnya, saya akan membahas ‘cinta’ Muhammad mengadopsi ritual-ritual Yahudi, termasuk puasa mereka, dan lagi-lagi ia menyingkirkan segala ritual tsb setelah gagal mengambil hati kaum Yahudi.

Dengan kasih, untuk sesamaku Muslim: Mengungkap Muhammad dan Islam sesungguhnya
Mirror
Faithfreedom forum static
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by anne »

http://www.islam-watch.org/authors/117- ... sting.html

Dengan kasih, untuk sesamaku Muslim: Mengungkap Muhammad dan Islam sesungguhnya 5c Pilar Ketiga Islam: Puasa. Cinta & Benci Muhammad thp Puasa Ashura Yahudi
Monday, 24 June 2013 15:21 Mirza Ghalib

BERDAKWAH PADA YAHUDI: USAHA GAGAL KEDUA MUHAMMAD UNTUK ‘MERAIH’ (KEKUASAAN) ALLAH

Di usaha awalnya, Muhammad mencoba merebut perwalian atas Kabah, kuil penghasil kekayaan di Mekah, salah satu pusat penyembahan berhala di Arab. Namun usaha ini gagal, bahkan karena perilaku buruknya, ia mengalami kesulitan mendakwahkan agama barunya di Mekah. Kemudian, ia mengarahkan perhatian ke Yerusalem, kota paling suci di dunia dimana berada Bait Suci Yahudi, yang juga tempat suci bagi umat Kristen, dan oleh Muhammad disebut Bait Al-Maqsid. Ia berencana pindah ke Medinah yang didominasi populasi Yahudi. Sebelum bermigrasi kesana, Muhammad mengirim pengikut-pengikutnya untuk mengadakan persiapan. Setelah tiba di Medinah, Muhammad membuang semua ritual Pagan seperti: Allahnya Kabah, puasa Ashura Pagan (Muharram), sholat menghadap Kabah, ibadah haji, dll.

Selanjutnya, ia berencana mengklaim Bait Suci Yahudi di Yerusalem. Ia meniru kaum Yahudi: sholat menghadap Yerusalem, mencari-cari acuan yuridis dari Taurat Yahudi, serta mengadopsi puasa ‘Yom Kippur’ di hari ke-10 bulan Tishrei Yahudi.

Yerusalem tidak ada kaitannya dengan Kabah, dan puasa ‘Yom Kippur’ Yahudi tidak ada kaitannya dengan puasa Ashura Pagan (hari ke-10 Muharram). Kesamaan antara kedua jenis puasa ini hanyalah pada istilah ‘Hari Kesepuluh’ yang dalam bahasa Arab bermakna ‘Ashura’ dan dalam bahasa Ibrani ‘Assara.’ Dengan memanfaatkan celah kemiripan istilah ‘Ashura’ dan ‘Assara’ kitab-kitab Islam seterusnya menipu Muslim-muslim **** dan juga menipu Non-muslim.

Diriwayatkan Abu Musa: Hari 'Ashura' dianggap kaum Yahudi sebagai hari Id. Maka nabi mengatakan, ‘Aku memerintahkan kalian (muslim) puasa di hari ini.’ (Sahih Al-Bukhari 3:222-223)

Istilah ‘Ashura’ dalam hadist di atas dimaksudkan untuk hari ke-10 dalam bulan ‘Tishrei’ Yahudi. Ini tidak ada kaitannya dengan bulan ‘Muharram’ Pagan.


Muhammad juga mencontek dan memasukkan ritual dan tata cara Yahudi seperti sunat, pencucian (wudu), larangan makan babi, dsbnya. Ia juga mulai membuat ayat-ayat yang merefer ke kisah-kisah dalam kitab-kitab suci Yahudi. Dan dengan segera, ia mengklaim bahwa ia juga dikirim Allah sebagai bagian dari nabi Yahudi untuk mendakwahkan pesan Taurat dalam bentuk sebenarnya. Ia menuntut pengakuan kaum Yahudi. Atas klaimnya ini, Yahudi mulai memeriksa ayat-ayat/wahyunya dan menemukan banyak kesalahan dan kontradiksi di dalamnya. Merekapun menjadi paham maksud Muhammad sesungguhnya. Sambil mengutip berbagai kesalahan tersebut, mereka memperolokkan keyakinannya.

Muhammad sadar bahwa pendekatan lunaknya thp kaum Yahudi tidak berhasil. Lantas, ia berbalik haluan dan mulai kembali sholat ke arah Mekah, memunggungi Bait Yahudi di Yerusalem. Ia juga membubarkan kewajiban puasa ‘Yom Kippur’ dan mengadopsi puasa sepanjang bulan Ramadan. Kali ini, ide puasa sebulan penuh itu diconteknya dari tradisi kaum Sabean dari Yaman serta umat Kristen.

Hadist berikut menjelaskan bagaimana Muhammad mengadopsi puasa Yahudi dan bagaimana ia menyingkirkannya setelah kuat secara militer.


‘CINTA’ MUHAMMAD THP PUASA ‘ASHURA’ YAHUDI DIKALA IA MENCOBA MEMBUJUK MEREKA


1. Diriwayatkan Ibn 'Abbas: Nabi tiba di Medinah dan melihat kaum Yahudi berpuasa di hari ‘Ashura’. Ia bertanya pada mereka ttg itu. Mereka menjawab, “Ini adalah hari baik, hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israel dari musuh mereka. Maka Musa berpuasa di hari ini.” Nabi berkata, “Kami lebih berhak atas Musa daripada kalian.” Maka nabi berpuasa di hari itu dan memerintahkan (Muslim) untuk berpuasa (di hari itu). (Sahih al-Bukhari 3:222)

2. Diriwayatkan Abu Musa: Hari 'Ashura' dianggap kaum Yahudi sebagai hari Id. Maka nabi mengatakan, ‘Aku memerintahkan kalian (muslim) puasa di hari ini.’ (Sahih Al-Bukhari 3:223 &225)



‘BENCI’ MUHAMMAD THP PUASA ‘ASHURA’ YAHUDI DIKALA IA GAGAL MEMBUJUK MEREKA

Tipuan puasa ‘Yom Kippur’ dan sholat ke arah Yerusalem berlangsung selama 17 bulan. Dikala Muhammad sadar betapa sulit menipu kaum Yahudi dengan muslihat liciknya, ia kemudian berbalik 180 derajat, kembali sholat menyembah salah satu tuhan Pagan, Allah, menghadap ke Kabah di Mekah. Ini dilakukan bukan untuk menyenangkan si Allah atau kaum Pagan, melainkan untuk menghina Yahudi dan agama mereka.

Untuk membatalkan puasa ‘Yom Kippur’ Yahudi, ‘Ashura’ Pagan, serta keempat bulan-bulan suci Pagan, Muhammad benar-benar sangat membutuhkan satu bulan baru untuk mencari pembenaran atas Islam sebagai suatu agama baru. So, ia memilih salah satu bulan Arab, Ramadan, sebagai bulan suci dan memerintahkan pengikutnya puasa di bulan itu. Ide berpuasa ini dicontek dari kaum Sabean yang berpuasa satu bulan sepanjang Ramadan. Juga diperoleh dari Injil Kristen mengenai puasa empat puluh hari. Muhammad mengambil jalan tengah.

• ‘And when he had fasted forty days and forty nights, he was afterward very hungry’. (Matthew 4:2)

• Being forty days tempted of the devil. And in those days he did eat nothing: and when they were ended, he afterward was hungry. (Luke 4:2)


Hadist-hadist berikut mengatakan bagaimana Muhammad mencoba menghina kaum Yahudi dengan mengejek puasa ‘Ashura’ mereka, setelah mereka menolak agamanya.

Diriwayatkan 'Aisha: Rasullullah memerintahkan (Muslims) untuk puasa di hari ‘Ashura,’ dan ketika puasa di bulan Ramadan ditetapkan, ini menjadi pilihan bagi seseorang untuk puasa di hari itu (Ashura) atau tidak. (Sahih Al-Bukhari 3:218-219; Sahih Muslim Hadith 2514)

Nabi suci (saw) berkata: ‘Lakukan puasa Ashura dan lawanlah kaum Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.” (Baihaqi)

Ibn Abbas (ra) mengatakan: “Ketika rasulullah (saw) melakukan puasa di hari Ashura dan memerintahkan (para sahabatnya) untuk puasa, mereka berkata: ‘Wahai rasullullah! Ini adalah hari yang dimuliakan kaum Yahudi dan Kristen.’ Kemudian rasullullah berkata: ‘Tahun depan, jika Allah berkehendak (aku masih hidup), aku pasti puasa di hari kesembilan (juga).”


Quran tidak menyatakan agar muslim puasa di hari ‘Ashura.’ Keterangan ini hanya ditemukan di dalam Sunnah.


KONTRADIKSI ANTARA PUASA ‘ASHURA’ PAGAN DAN PUASA ‘ASHURA’ YAHUDI

Dalam dakwah-dakwah mereka, para Mullah dengan mudahnya melupakan untuk menyebut nomor-nomor hadist yang mereka kutip. Sengaja mereka lakukan untuk mencegah para pendengar muslim mengecek hadist-hadist tersebut. Mencegah pendengarnya mengetahui kebenaran sesungguhnya, segala kegilaan, kebodohan ‘ilmiah’ dan kontradiksi yang memenuhi seisi Quran dan Sunnah.

Hadist-hadist berikut adalah contoh kecil kontradiksi tsb:

Diriwayatkan 'Aisha: 'Ashura' (yi hari kesepuluh Muharram) adalah hari dimana suku Quraish biasa puasa di periode kebodohan pra-Islam. Nabi juga biasa puasa di hari ini. Maka saat ia hijrah ke Medinah, ia puasa di hari itu dan memerintahkan (muslim) untuk puasa. Ketika puasa Ramadan ditetapkan, menjadi pilihan bagi orang-orang untuk puasa atau tidak di hari Ashura (Sahih Al-Bukhari 3:172)

--> Hadist ini menyatakan bahwa suku Quraish biasa puasa di hari Ashura, maka demikian juga Muhammad dan para pengikutnya. Setelah hijrah ke Medinah, ia memerintahkan muslim Medinah untuk puasa juga. Muhammad mempromosikan puasa Pagan Quraish di kalangan muslim Medinah.

Sekarang bacalah hadist berikut dengan teliti dan temukan kontradiksinya:

1. Diriwayatkan Ibn 'Abbas: Nabi tiba di Medinah dan melihat kaum Yahudi berpuasa di hari ‘Ashura’. Ia bertanya pada mereka ttg itu. Mereka menjawab, “Ini adalah hari baik, hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israel dari musuh mereka. Maka Musa berpuasa di hari ini.” Nabi berkata, “Kami lebih berhak atas Musa daripada kalian.” Maka nabi berpuasa di hari itu dan memerintahkan (Muslim) untuk berpuasa (di hari itu). (Sahih al-Bukhari 3:222)

2. Diriwayatkan Abu Musa: Hari 'Ashura' dianggap kaum Yahudi sebagai hari Id. Maka nabi mengatakan, ‘Aku memerintahkan kalian (muslim) puasa di hari ini.’ (Sahih Al-Bukhari 3:223)


-->Kedua hadist ini menyatakan bahwa puasa ‘Ashura’ dipraktekkan kaum Yahudi. Muhammad tertarik, lantas ia memasukkannya dalam Islam.

Mana dari dua set hadist di atas yang benar? Kaum Yahudi mengadopsi ritual Ashura Pagan, ataukah kaum Pagan yang mengadopsi ritual Ashura Yahudi? Dari sisi manapun, salah satu hadist pasti salah. Dengan cara ini juga-lah 50% isi kitab-kitab hadist ditemukan penuh kebohongan dan kontradiksi. Namun, tanpa hadist-hadist tidak ada yang dapat dipahami ttg Islam bila hanya berdasarkan Quran. Tanpa penjelasan dari ahadist bacaan Quran hanyalah sampah yang tidak berarti.


PENIPUAN KATA ARAB ‘ASHURA’

Hadist berikut adalah bagian dari penipuan Islam untuk ‘menunjukkan’ seolah hari ke-10 bulan Tishrei Yahudi dan hari ke-10 bulan Muharram itu sama.

PUASA ASHURA PAGANS (Hari ke-10 Muharram dalam kalender Pagan):

Diriwayatkan Ibn 'Umar: “Nabi melakukan puasa di hari ke-10 Muharram (Ashura), dan memerintahkan (Muslim) puasa di hari itu ……” (Sahih Al-Bukhari 3:116)

PUASA YOM KIPPUR (ASHURA) YAHUDI (Hari ke-10 Tishrei dalam kalender Yahudi)

Diriwayatkan Ibn 'Abbas: Nabi tiba di Medinah dan melihat kaum Yahudi berpuasa di hari ‘Ashura’. Ia bertanya pada mereka ttg itu. Mereka menjawab, “Ini adalah hari baik, hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israel dari musuh mereka. Maka Musa berpuasa di hari ini.” Nabi berkata, “Kami lebih berhak atas Musa daripada kalian.” Maka nabi berpuasa di hari itu dan memerintahkan (Muslim) untuk berpuasa (di hari itu). (Sahih al-Bukhari 3:222)

Puasa ‘Yom Kippur’ Yahudi (hari ke-10 Tishrei) tidak ada kaitannya dengan puasa ‘Ashura’ Pagan (hari ke-10 Muharram). Kesamaan antara kedua jenis puasa ini hanyalah pada istilah ‘Hari Kesepuluh’ yang dalam bahasa Arab bermakna ‘Ashura’ dan dalam bahasa Ibrani ‘Assara.’ Dengan memanfaatkan celah kemiripan istilah ‘Ashura’ dan ‘Assara’ kitab-kitab Islam seterusnya menipu Muslim-muslim **** dan juga menipu Non-muslim.

Contohnya, puasa Yom Kippur atau ‘Ashura’ Yahudi di hari ke-10 Tishrei jatuh pada tanggal 14 September tahun ini (2013), sementara puasa ‘Ashura’ Pagan jatuh pada tanggal 14 November.


KESIMPULAN

Saudara/i Muslim-ku terkasih. Saya harap mulai sekarang kalian dapat melihat dengan jernih, bagaimana nabi kita memainkan berbagai trik dan tipuan dalam memformulasikan berbagai doktrin dan ritual Islam. Kalian telah melihat contoh-contoh tipuan dan kontradiki dalam kitab-kitab suci kita. Sekali kalian mulai mempelajari kitab-kitab Islam yang asli, saya yakin kalian juga akan menemukan semua ini, dan mulai berbagi dengan yang lain melalui tulisan. Ada sejumlah besar penipuan, kebohongan, dan kontradiksi seperti itu yang tersebar di seluruh kitab-kitab suci Islam, yang tiada henti ditemukan, bahkan bila kita terus mempelajarinya seumur hidup.

Dalam bagian selanjutnya, marilah kita memeriksa tipuan lain Muhammad, contekan puasa Sabean dan Kristen. Dan bagaimana Muhammad mengambil keuntungan dari bulan-bulan suci.

Dengan kasih, untuk sesamaku Muslim: Mengungkap Muhammad dan Islam sesungguhnya
Mirror
Faithfreedom forum static
User avatar
miau miau
Posts: 192
Joined: Mon Sep 24, 2012 3:35 am

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by miau miau »

Sipppp \:D/ \:D/ soalnya mau kasih ke teman kalo ada versi PDFnya biar bisa kirim pake email... Semangat ya sis :rock: :rock: :rock:
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by anne »

http://www.islam-watch.org/authors/117- ... dbath.html

Dengan kasih, untuk sesamaku Muslim: Mengungkap Muhammad dan Islam sesungguhnya 5d Pilar Ketiga Islam: Puasa. Ramadan, Bulan Banjir Darah

Saturday, 29 June 2013 16:16 Mirza Ghalib

Quran tidak menyatakan bulan Ramadan sebagai bulan ‘suci,’ namun 1.5 milyar Muslim di dunia dibuat percaya seakan ini bulan suci. Malah, sama sekali tidak ada yang suci dari kehidupan ‘nabi’ Islam. Jika ia menyatakan bulan Ramadan suci, sudah dapat dipastikan ada motif politik atau finansial demi keuntungan pribadinya.


KEPENTINGAN MUHAMMAD MENETAPKAN RAMADAN SBG BULAN ‘SUCI’ UNTUK BERPUASA

Ketika Muhammad—yg mengalami kegagalan misi agama di Mekah—harus meninggalkan kota leluhurnya dan bermigrasi ke Medinah, ia menyingkirkan ritual-ritual agama Pagan yang pura-pura dianutnya untuk menipu penduduk Mekah. Termasuk diantaranya Puasa Ashura, salah satu ritual contekan yg diislamisasi dengan harapan bisa membujuk kaum Pagan memeluk agama barunya dan mengakui kepemimpinannya.

Setibanya di kota Medinah yang mayoritas Yahudi, Muhammad melanjutkan usahanya, kali ini hendak menjadi pemimpin Medinah. Untuk mencapai tujuannya, si bunglon Muhammad meniru semua kebiasaan agama Yahudi, termasuk ritual puasa Ashura Yahudi atau puasa ‘Yom Kippur.’ Walau heran, perlu waktu beberapa bulan bagi penduduk Yahudi Medinah untuk menyadari agenda politik tersembunyi Muhammad. Lantas, mereka mulai menyindir Muhammad, sama seperti yang dilakukan Pagan Mekah.

Muhammad berusaha dengan serius untuk mengambil hati Yahudi. Ini berlangsung hingga 17 bulan, namun gagal. Pada akhirnya ia paham, mustahil membujuk Yahudi masuk agamanya dan mengakui kepemimpinannya. Dan sama seperti ia menyingkirkan ritual-ritual Pagan contekannya setelah gagal membujuk penduduk Mekah masuk agamanya, ia juga menyingkirkan sebagian ritual Yahudi yang ia dan pengikutnya telah praktekkan selama 17 bulan.

Puasa ‘Yom Kippur’ Yahudi adalah salah satu ritual contekan yg kemudian ia singkirkan. Dan ia harus menggantinya dengan sesuatu yang mirip. Lantas, ia memperkenalkan puasa satu bulan penuh di bulan Ramadan. Karena ketidakmampuan sang ‘nabi’ menciptakan yang baru, melainkan hanya mencontek dari orang lain, kali ini ia mencontek puasa Ramadan dari orang Sabian dan Kristen (dijelaskan di bawah).


USAHA KETIGA MUHAMMAD UNTUK ‘MERAIH’ (KEKUASAAN) ALLAH, DAN BERHASIL

Setelah menyingkirkan Puasa Ashura Pagan dan Yahudi (Yom Kippur), beban berat ada di pundak Muhammad untuk mendeklarasikan bulan suci khusus bagi para pengikutnya. Dan ia memilih bulan Ramadan, salah satu nama bulan dari kalender Pagan. Untuk menjustifikasi Ramadan sebagai satu bulan suci, ia mengklaim bahwa wahyu pertama yang katanya datang dari Allah terjadi di bulan ini.

Agar para pengikutnya memiliki kegiatan di sepanjang bulan ‘suci’ yang ia deklarasikan sendiri disertai pertimbangan keamanan diri, Muhammad mempersiapkan ritual contekan campuran dari beberapa agama untuk dijalankan. Ia mencontek praktek Itikaak (I'tikaf) dari kaum Pagan serta berpuasa sebulan penuh dari tradisi Sabian dan dari PB Kristen.

Dari berbagai sumber diketahui Sabian biasa berpuasa selama satu bulan penuh sepanjang bulan Ramadan. Muhammad juga terkesan pada puasa empat puluh hari yang tercantum dalam Perjanjian Baru.

1. Matthew 4:2 And when he had fasted forty days and forty nights, he was afterward an hungered man.
2. Luke 4:2 Being forty days tempted of the devil. And in those days he did eat nothing: and when they were ended, he afterward hungry.


Muhammad telah dua kali gagal, pertama membujuk Pagan Mekah dan kedua membujuk Yahudi Medinah. Ia berusaha meniru puasa ‘Ashura’ dan ‘Yom Kippur’ mereka, serta ritual-ritual keagamaan lainnya. Ketika keduanya gagal, ia menyingkirkan ritual-ritual tsb. Selanjutnya, ia mencontek puasa 30 hari di bulan Ramadan dari orang-orang Sabian.

Ia lemah secara militer sepanjang usaha pertama dan kedua. Ia gagal meraih status wakil Tuhan di bumi melalui usaha meniru ritual Pagan dan Yahudi. Dikala mencontek puasa 30 hari dibulan Ramadan dari Sabian dan Kristen, secara militer ia sedang mencengkramkan kekuatannya. Melalui kekuatan militer dan pedang jihad, barulah misi agamanya mulai meluas dengan cepat. Semua komunitas di Arab—Pagan, Yahudi, Kristen atau Sabian—dipaksa secara brutal untuk masuk Islam atau dibasmi. Dengan cara ini Islam sukses. Dan usaha ketiga Muhammad mencontek ritual puasa 30 hari di bulan Ramadan milik komunitas Sabian-pun berhasil. Ini menjadi ritual permanen dalam Islam. Vonis akhir bagi Muslim. Dan kita, Muslim-muslim yg tertipu, terus melaksanakan ritual tersebut selama 14 abad.


RAMADAN: PENGAMANAN KETAT BAGI MUHAMMAD & BULAN BEBAN YG SIA-SIA BAGI MUSLIM

Dengan mendeklarasikan Ramadan sebagai bulan puasa suci, Muhammad menempatkan diri dalam kesulitan. Jika semua Muslim pengikutnya berpuasa sepanjang siang hari, sudah pasti mereka akan lelah saat malam. Dengan demikian, sistem keamanan rutin yang telah dibuat demi keamanan dirinya, dengan mewajibkan berbagai jenis sholat malam pada para pengikutnya, akan terancam. Ditambah lagi, sejak ia melanggar kesucian dan keyakinan Pagan yang telah berumur ratusan tahun dengan membunuh dan merampok mereka selama ke-empat bulan suci, membuatnya takut serangan pembalasan serupa dari korban-korbannya sepanjang bulan ‘suci’ yg ia proclaim sendiri; Ramadan.

Ia menghendaki tingkat kewaspadaan sepanjang bulan Ramadan. Untuk memperkuat keamanan diri, ia menetapkan berbagai aktivitas seperti sholat panjang Taraweeh di malam hari, sholat Qiyaam Al-Lail di tengah malam, hingga Sahur di penghujung malam yang diikuti sholat Shubuh. Semua dibuat agar para pengikutnya terjaga dan waspada sepanjang malam. Selain itu, ia bersikeras meniru praktek Itikaak (I'tikaf) Pagan, yang memaksa para pengikutnya tetap berada di sekitarnya, di mesjidnya, dan tidak pulang ke rumah kecuali ada keperluan mendesak. Ritual-ritual ini menjamin adanya keamanan tambahan bagi Muhammad sepanjang bulan ‘suci’ Ramadan disamping keamanan rutin biasa selama ke-sebelas bulan lain.

Praktek Muhammad ini, yakni agar seluruh komunitas Muslim tetap terjaga sepanjang malam di bulan Ramadan, masih dapat disaksikan saat ini di Saudi Arabia. Selama bulan Ramadan, rakyat Saudi terlibat dalam berbagai jenis hiburan sepanjang malam hari, dan mereka tidur sepanjang siang hari. Mall-mall, hotel, supermarket, gym, dsbnya, tetap buka mulai dari waktu sholat Ashar hingga waktu sholat shubuh esok harinya. Di Saudi, Ramadan adalah bulan hiburan: tidur dan puasa sepanjang siang hari, dan bermain, belanja, serta menyantap sejumlah besar jenis-jenis makanan berlimpah sepanjang malam hari.

Image Image
Image

Ramadan, bulan spesial yang mengubah Muslim normal menjadi seperti kelelawar yang berkeliaran sepanjang malam, sudah tidak ada artinya lagi bagi kita, karena tidak ada lagi sosok Muhammad yang membutuhkan perlindungan. Para penguasa negara-negara Islam saat ini tidak perlu pengamanan dari Muslim biasa. Gagasan bulan Ramadan tidak lagi berarti bagi kita, Muslim modern.


APAKAH MUHAMMAD DAN PARA PENGIKUTNYA MENGHORMATI KESUCIAN BULAN RAMADAN?

Berdasarkan sumber-sumber Islam, puasa Ramadan diperkirakan ‘diwajibkan’ pada Muslim di hari ke-25 bulan Shabaan, 2H, hanya lima hari sebelum dimulainya bulan Ramadan. Berikut beberapa ayat Quran yang bicara tentang bulan Ramadan:

“Ramadan is the month during which the Quran was revealed, providing guidance for the people, clear teachings, and the statute book. Those of you who witness this month shall fast therein…” (Quran 2:185, 2:183-184, 22:78, 44:3-6, 49:13, 97:1-5) (bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu)

Perlu dicatat, tidak ada ayat Quran yang menggunakan kata ‘suci’ jika bicara ttg bulan Ramadan, sementara Quran yang sama justru menyatakan empat bulan kaum Pagan: Muharram, Rajab, Dhul Qada and Dhul Hajj—sebagai bulan-bulan yang suci (Quran 2:197,217, 5:2, 9:2-5, 9:36-37). Ini memperlihatkan kesembronoan Muhammad dalam membuat-buat ayat saat ia bertambah kuat secara militer.

Dengan kasih, untuk sesamaku Muslim: Mengungkap Muhammad dan Islam sesungguhnya
Mirror
Faithfreedom forum static
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by anne »

PEMBANTAIAN PERTAMA DI BULAN RAMADAN DALAM SEJARAH ISLAM

Setelah wahyu ayat-ayat mengenai puasa Ramadan pada hari ke-25 Shabaan (hanya lima hari sebelum mulainya bulan Ramadan 2H), Muhammad dan 300 jihadisnya merencanakan untuk merampok kafilah Pagan pada hari ke-17 Ramadan 2H, hampir 23 hari setelah ditetapkannya Ramadan sebagai bulan keselamatan penuh berkah. Muhammad merencanakan serangan mendadak untuk merampok dan menjarah kafilah kaya Mekah yang sedang dalam perjalanan pulang dari Syria, di Badr, sebuah tempat dekat Medinah,. Kisah perampokan disebut sebagai kisah kegemilangan islami, ‘Perang Badr’ yang legendaries.

Muhammad membunuh 40 pria Quraish, menjarah harta benda mereka dan menawan 60 orang. 19 jihadis meninggal dalam pertempuran tersebut. Para sahabatnya yang rakus ingin mendapat uang tebusan dari para tawanan, namun tiranis Muhammad tidak ingin para tawanan diberi belas kasihan dengan membiarkan mereka tetap hidup. Lantas, ia memerintahkan ‘boneka’ Allahnya untuk menurunkan ayat yang memerintahkan pembantaian para tawanan. Dan si Allah dengan sigap menurunkan ‘ayat pesanan’ izin membunuh para tawanan.

“It is not fitting for any prophet to have prisoners until he has made a great slaughter in the land.” (Quran 8:67) (Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi}.

Maka merekapun dibantai di bawah pengawasan Muhammad, dalam bulan ‘suci’ Ramadan. Dengan cara seperti inilah bulan keselamatan penuh berkah, Ramadan, ditahbiskan sebagai bulan suci umat Islam.

Image


RAMADAN: PERANGKAP BULAN SUCI UNTUK MENJEBAK CALON MANGSA

Muhammad (Allah) mendeklarasikan Ramadan sebagai ‘bulan khusus’ sekedar penamaan belaka untuk menjebak calon mangsa. Jelang beberapa hari setelah pendeklarasian Ramadan sebagai bulan menahan diri berpuasa, Muhammad membantai & menumpahkan darah besar pertama di Badr, 17 Ramadan 2H. Bulan pelaksanaan puasa pertama umat Islam. Ini juga salah satu strategi Muhammad untuk menaklukkan orang yang dianggapnya musuh.

Kaum Pagan Mekah yang saleh dan taat pada keyakinan mereka, serta menjalankan tradisi menahan diri di bulan-bulan suci, mungkin mengira Muhammad setidaknya memperlihatkan rasa hormat pada bulan sucinya sendiri. Mereka mengira Muhammad akan menahan diri dari melakukan kekerasan dan menumpahkan darah sepanjang bulan ini. Dengan demikian mereka merasa bisa sedikit bernapas lega dari ancaman geng jihadis rampok Muhammad, dan melanjutkan mencari nafkah lewat perdagangan kafilah dengan Syria. Namun dalam perjalanan mereka dibantai Muhammad dan para jihadis rampoknya.

Kejadian serupa berikutnya, saat Muhammad memimpin kampanye penaklukkan Mekah yang juga dilakukan di bulan ‘suci’ Ramadan, 8 Hijriah. Hari ke 20 Ramadan, ia merebut kota tsb dan menghancurkan semua berhala Kabah. Jelas, dalam kamus kosa kata Muhammad tidak terdapat kata ‘ilahiah’ atau ‘suci’ sesungguhnya.

Sebagaimana ia mengesahkan penumpahan darah dan penjarahan oleh para jihadis rampoknya selama empat bulan suci, dengan memanfaatkan kelemahan Pagan yg taat pada ajaran leluhur mereka, Muhammad melakukan perbuatan mengerikan serupa di bulan suci yang ia tetapkan sendiri.


APAKAH MUHAMMAD DAN PARA PENGIKUTNYA MENGHORMATI PERINTAH ALLAH?

Merasa lebih gampang, Muhammad meneruskan perbuatannya, membunuh dan menjarah Non-muslim di bulan-bulan suci. Bulan-bulan yang telah ditetapkan suci dari perbuatan tercela oleh para leluhur mereka selama ratusan tahun. Ayat-ayat Quran (2:217)--dimana Allah mengakui kesucian ke-empat bulan tersebut—tidak memiliki makna bagi Muhammad.

Allah says, “….Fighting therein (sacred months) is a grave offence…” (2:217) " (Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar)

Baik Muhammad maupun para sahabatnya, tidak ada yang menghormati kesucian ayat-ayat Quran di atas.


BULAN SUCI: HALAL BAGI MUSLIM MEMBUNUH KAFIR, NAMUN TIDAK UNTUK DIBUNUH KAFIR

Diriwayatkan Abu Huraira: Rasullullah berkata, “Puasa adalah perisai (atau tameng atau pemberhentian)….Maka, jika seseorang menyerang atau menganiayanya, ia harus berkata padanya dua kali. ‘Aku sedang berpuasa.’” (Sahih al-Bukhari 3:118)

Ajaran Muhammad seperti tiket satu arah. Halal baginya membunuh dan menjarah kafir di bulan suci. Halal baginya membunuh seseorang di Kabah. Halal baginya memiliki istri lebih dri sebelas di waktu yang sama. Halal baginy menikahi menantunya sendiri. Halal baginya tidur dengan muslimah manapun yang ‘menawarkan diri’ padanya. Tapi ini tidak berlaku untuk orang lain, bahkan para sahabat terdekatnya.

Para sahabat sangat paham motif di balik ajaran Muhammad. Itulah sebabnya mereka tidak ambil pusing. Malah, setelah kematian Muhammad, mereka mempraktekkan kebijakan Muhammad: membunuh kaum kerabatnya sendiri untuk menyingkirkan halangan politik.

Pembunuhan oleh Muhammad selama empat bulan suci:
Berikut daftar beberapa pelanggaran penting yg dilakukan Muhammad dan para pengikutnya terhadap kerabat mereka sendiri selama ke-empat bulan yang disebut suci, sebagaimana yang tercantum dalam sumber-sumber Islam. Mereka bukan hanya menyerang dan membunuh kafir, tapi juga saling bunuh demi mencapai tujuan politik.

1) MUHARRAM – Bulan (suci) Arab yang pertama

a) Muhammad mengobarkan serangan dan menghancurkan Bani Muhaarin dan Bani Tha'laba (Suku-suku Bani Gatfan) di tahun 4 Hijriah.

b) Tanggal 10 Muharram 61H – Pembunuhan Hussain ibn Ali, cucu Muhammad, oleh sekte lawannya.

2) RAJAB – Bulan (suci) Arab yang ketujuh

a) Perang Tabuk terjadi di tahun 9 Hijriah.

3) DHU AL HIJJA – Bulan (suci) Arab yang keduabelas

a) Mesir ditaklukkan muslim yang dikirim Umar.

b) Tanggal 18 DHU AL-HIJJA, 35 Hijriah – Pembunuhan Utsman bin Afwaan oleh musuhnya, sesama Muslim. Utsman adalah sepupu Muhammad, juga Kalif ketiga Islam, sekaligus menantu Muhammad yang menikahi dua anak perempuan Muhammad. Muhammad menjulukinya ‘Utsman – Si Dermawan.’

c) Tanggal 26 DHU AL-HIJJA, 27 Hijriah – Pembunuhan Umar ibn Khattaab oleh musuhnya, sesama Muslim. Ia adalah Kalif kedua Islam sekaligus mertua Muhammad.


SEBERAPA SUCI BULAN RAMADAN BAGI MUHAMMAD & PARA JIHADIS RAMPOKNYA?

• Rasullullah (saw) berkata, ‘Ketika bulan Ramadan tiba, gerbang-gerbang surga terbuka dan gerbang-gerbang neraka ditutup dan setan-setan dirantai.’ (Sahih Al-Bukhari 4:497, 3:122-123, 251, 254-255)

• Rasullullah berkata: ‘Ketika bulan Ramadan tiba, gerbang-gerbang rahmat dibuka dan gerbang=gerbang neraka dikunci dan setan-setan dirantai’. (Sahih Muslim 6:2361)


Beberapa peristiwa berikut membuktikan betapa ‘otentik’nya pernyataan-pernyataan Muhammad di atas:


PEMBUNUHAN ‘SUCI’ DI BULAN RAMADAN

a) Hari ke-3 Ramadan (11 H) – Pembunuhan Fathima bint Muhammad di usia 29 tahun oleh Muslim (hanya berselang 6 bulan setelah pembunuhan Muhammad). Menurut beberapa literatur Islam, hanya dialah satu-satunya anak sah Muhammad.

b) Hari ke-17 Ramadan (58 H) – Pembunuhan Aisha di usia 66 oleh Muslims. Istri anak-anak Muhammad dan figur politik berpengaruh di awal sejarah Islam, setelah kematian Muhammad.

c) Hari ke-17 Ramadan (2 H) – Serangan terhadap kafilah Mekah oleh Muhammad, yang berakhir dengan Perang Badr berdarah dekat Medinah.

d) Hari ke-20 Ramadan (8 H) – Penyerangan dan penaklukkan Mekah oleh Muhammad

e) Hari ke-21 Ramadan (40 H) – Pembunuhan Ali bin Abu-Taalib oleh musuhnya, sesama Muslim. Sepupu Muhammad dan Kalif keempat Islam. Ia juga menantu Muhammad yang menikahi anak perempuan kesayangannya, Fathima.


KESIMPULAN

Saudara/i Muslimku! Jika kita memberanikan diri bertanya pada para Mullah mengenai pembunuhan atas para sahabar dekat Muhammad oleh para sahabat dekatnya juga, kita akan mendapatkan omelan marah. Bila engkau belum pernah mencoba, silahkan coba pada Imam lokal dan saksikan bagaimana mereka bereaksi!

Singkatnya, Muhammad sendiri dan para sahabat dekatnya, sama sekali tidak menghargai kesucian bulan-bulan suci—baik itu bulan-bulan suci Pagan yang diakui kesuciannya oleh Allah, maupun Ramadan, bulan suci Islam sendiri.

Di bagian selanjutnya artikel mengenai puasa ini, mari kita analisa supremasi Saudi Arabia dalam memutuskan saat permulaan dan akhir bulan puasa, pengetahuan geografis (Allah) Muhammad terkait waktu puasa, serta dilemma Muhammad antara puasa atau menjarah, dll.

PEMBANTAIAN PERTAMA DI BULAN RAMADAN DALAM SEJARAH ISLAM
Mirror
Faithfreedom forum static
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by anne »

http://www.islam-watch.org/authors/117- ... rance.html

Dengan kasih, untuk sesamaku Muslim: Mengungkap Muhammad dan Islam sesungguhnya 5e Pilar Ketiga Islam: Puasa. Minimnya Pengetahuan Geografis Allah

Tuesday, 02 July 2013 15:21 Mirza Ghalib

Di empat artikel sebelumnya mengenai puasa dalam Islam, kita telah membahas mengenai empat bulan suci Pagan yg dicontek Islam, serta bagaimana Muhammad menetapkan Ramadan sebagai bulan puasa, yang juga contekan dari kaum Sabian. Dalam artikel ini, mari kita analisa supremasi Saudi Arabia dalam hal penampakan bulan sabit, pengetahuan Allah terkait waktu puasa, dan dilemma Muhammad antara puasa dan menjarah.


SUPREMASI SAUDI ARABIA DALAM HAL PENAMPAKAN BULAN SABIT

Saudara/i Muslimku yang polos…! Pernahkah kalian memperhatikan bahwa setiap tahun bulan suci kita, Ramadan, dimulai dengan pengumuman penampakan bulan sabit di Saudi Arabia, mendahului semua negara-negara lain? Ini adalah hukum tak tertulis. Bahkan jika bulan sabit terlihat di sebuah negara Islam sehari lebih awal dari Saudi Arabia, mereka tidak boleh berpuasa mendahului negara kelahiran Muhammad.

Kita, Muslim, mengetahui bahwa kalender Islami kita berdasarkan siklus bulan. Kita tidak begitu perduli mengenai penampakan bulan sabit di ke-sebelas bulan-bulan Arab, kecuali di bulan suci kita, Ramadan. Merupakan momen yang sangat menarik bagi kita dikala menanti-nantikan munculnya bulan sabit, bahkan sehari sebelum prediksi sesungguhnya. Dan itu berlanjut di hari berikutnya. Walaupun demikian, ini sesuatu yang tak berarti karena bulan sabit ‘harus muncul’ pertamakali di negara kelahiran Muhammad, sebagai pertanda dimulainya puasa. Tidak ada negara lain yang melaksanakan puasa Ramadan atau Idul Fitri, mendahului Saudi Arabia. Jika ada, hal ini merupakan penghinaan bagi Saudi Arabia.

Ini semacam pengakuan supremasi negaranya Muhammad, tanah suci bagi semua pengikut Muhammad, ke arah mana kita sujud menyembah. Singkatnya, menjadi konsensus diantara umat Islam bahwa pelaksanaan puasa Ramadan tidak boleh dimulai, sampai Saudi Arabia mengumumkan telah melihat bulan sabit, bahan jika mereka sebenarnya tidak melihat secara fisik.

Diriwayatkan Abu Huraira: Nabi berkata, ‘Tidak satupun dari kalian boleh berpuasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadan kecuali jika ia memiliki kebiasaan berpuasa (Nawafil) (dan jika puasanya bertepatan dengan hari itu) maka ia boleh berpuasa hari itu.’(Sahih Al-Bukhari 3:138)

Mengingat Ramadan adalah bulan dalam kalender Arab, yang hanya diikuti masyarakat Arab, hadist ini memungkinkan negara kelahiran Muhammad, Saudi Arabia, memegang supremasi pendeklarasian hari pertama Ramadan.


WAKTU SAHUR

Para Mullah kita berkata bahwa solusi untuk semua jenis masalah ada dalam Quran, dan Quran juga memberi kesaksian mengenai itu. Juga diperintahkan untuk tidak bertanya ataupun meragukan masalah-masalah keagamaan, karena segala sesuatu telah ‘dibuat jelas’ di dalamnya. Kebanyakan kita mengetahui bahwa Quran kita ‘diwahyukan’ bertahap selama 23 tahun terakhir kehidupan Muhammad. Ini adalah buku setengah jadi, karena serangan penyakit tiba-tiba dan kematian tak terduga Muhammad.

Tak seorangpun, sekalipun nabi, berharap hidupnya berakhir dengan secepat itu. Sebab itulah, pewahyuan ayat-ayat Quran seharusnya masih berlangsung. Para sahabat Muhammad, khususnya sahabat terdekatnya, Umar, pada saat kematian tak terduga Muhammad, berkata masih sangat banyak masalah yang harus diselesaikan oleh ayat-ayat baru Quran. Jika saja Allahnya Muhammad maha tahu, ia akan mewahyukan buku ilahiahnya dalam satu rentang waktu sekaligus. Namun, bukan itu masalahnya. Setiap ayat Quran ‘diwahyukan’ setelah ada peristiwa yang terkait kehidupan Muhammad. Demikian pula ayat mengenai waktu Sahur:

Diriwayatkan Al-Bara: Menjadi kebiasaan para sahabat Muhammad, jika salah satu diantar mereka sedang puasa dan makanan dihidangkan (untuk ia berbuka), tapi ia tertidur sebelum makan; ia tidak akan makan malam itu dan hari berikutnya hingga matahari tenggelam. Qais bin Sirma-al-Ansari sedang berpuasa dan menemui istrinya pada saat Iftar (berbuka puasa) dan bertanya apakah ia punya sesuatu untuk dimakan. Istrinya menjawab, ‘Tidak, tapi aku akan pergi dan membawa sesuatu untukmu.’ Ia biasa bekerja keras sepanjang siang, maka ia merasa sangat mengantuk dan tertidur. Ketika istrinya datang dan melihatnya, istrinya berkata, ‘Kerugian bagimu.’ Saat tengah hari esok harinya, ia pingsan dan Nabi diberitahu mengenai kejadian seluruhnya dan ayat berikut diturunan: ‘Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu’. Maka mereka sangat gembira karena itu. Dan kemudian Allah juga mewahyukan: ‘dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.’ (2.187) (Sahih Al-Bukhari 3:139)

Disini terlihat ketidakmampuan Allah memprediksikan sebelum peristiwa. Maka ia harus menunggu hingga suatu peristiwa terjadi, dalam hal ini pingsannya Qais. Hanya setelah peristiwa barulah ia menurunkan ayat (2:187). Bahkan setelah ayat ini diturunkan, para sahabat Muhammad tidak mampu memahami apa yang dimaksud ayat tsb, sebagaimana digambarkan hadist berikut:

Diriwayatkan Sahl bin Saud: Ketika ayat berikut diwahyukan: ‘dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, dan ‘fajar’ tidak diwahyukan (2:187), beberapa orang yang bermaksud puasa, mengikatkan benang hitam dan putih di kaki mereka dan pergi makan sampai mereka bisa melihat perbedaan diantaranya. Allah kemudian mewahyukan kata ‘fajar,’ sehingga jelas maksudnya malam dan siang. (Sahih Al-Bukhari 3:140–141)

Namun demikian, Quran masih juga membual menyatakan diri sebuah buku yang memiliki ‘pesan yang jelas.’ Misalnya, Allah berkata, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu ” (Quran, Al Ma’idah 5:101). Kalau saja ayat-ayat Quran ‘dibuat jelas’ maka para sahabat Muhammad tidak akan melakukan kesalahan, dan tidak perlu bagi Allah menambal dengan kata tambahan pada ayat yang telah ia wahyukan sebelumnya.

So, kita lihat bagaimana para sahabat buta huruf Muhammad telah membuat Allah menyadari kesalahannya dan mengadakan pembetulan. Harus dipertimbangkan, Allah telah mengawasi para sahabat selama 23 tahun. Tentunya ia diharapkan memiliki pemahaman penuh akan mereka, dan setiap ayat yang diwahyukan untuk situasi tertentu dalam kehidupan mereka seharusnya lengkap dan jelas. Namun, Allah, si b0doh, mewahyukan ayat yang tidak lengkap, dan baru melengkapinya setelah disadarkan akan kesalahannya.


WAKTU PUASA: KEBOD0HAN GEOGRAFIS ALLAH YANG ‘MAHA TAHU’

Allah berkata, “Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam (Quran, Sura Baqra 2:187)

Menurut ayat Allah di atas, berpuasa dimulai sebelum matahari terbit dan berlanjut hingga matahari tenggelam. Namun, bagaimana dengan orang-orang yang tinggal di dekat Kutub bumi, misalnya Alaska. Karena semakin kita mendekati Kutub Utara atau Selatan, panjang siang atau malam bisa lebih panjang dalam beberapa bulan. Di Kutub Utara sendiri, siang hari berlangsung selama 24 jam selama musim dingin. Jika seorang Muslim harus berpuasa di dekat Kutub Utara atau Selatan dari matahari terbit hingga terbenam, ia bisa mati kelaparan, karena siang hari panjangnya 24 jam (bukan 12 jam), dan ini berlangsung hingga berhari-hari, berminggu dan bulan.

Dapat dimengerti jika para penghuni gurun pasir Arab tidak memiliki pengetahuan mengenai wilayah kutub di permukaan bumi, namun, Pencipta Semesta pastilah mengetahuinya. Siapapun yang membuat aturan ini, mengira bahwa Bumi Datar atau Bumi berada dalam kemiringan tegak lurus sempurna yang relative terhadap Matahari. Pencipta Sejati tidak akan membuat blunder astronomis seperti itu terkait CiptaanNya.

Ini adalah ‘pesan jelas’ dari Allah yang maha bijaksana dan maha tahu yang hanya menunjukkan keb0dohannya semata. Jelas, ayat (2:187) Allah ini tidak cocok bagi orang yang tinggal di Wilayah Kutub, seperti Alaska, dimana matahari tidak terbit selama beberapa bulan. Tidakkan Allah menghendaki Muslim untuk menaklukkan wilayah ini juga?


MENJARAH ATAU PUASA? DILEMMA MUHAMMAD ATAS KEPUTUSAN TERBURU-BURUNYA MEMPROKLAIM BULAN PUASA!

Kita lihat bahwa dalam usaha menjauhkan diri dari orang Yahudi, Muhammad mengingkari puasa Ashura Yahudi (Yom Kippur), dan ia berada di bawah tekanan menggantinya dengan jenis puasa lain. Dengan terburu-buru ia mendeklarasikan seluruh hari di bulan Ramadan sebagai waktu berpuasa umat Islam, mencontek tradisi berpuasa sebulan penuh kaum Sabian di bulan Ramadan. Segera saja ia terlibat masalah, karena setelah pendeklarasian itu Muhammad dan komunitasnya harus terus menjarah dan merampok sebagai sumber nafkah. Rentang puasa yang berlangsung selama 30 hari mempengaruhi jadual penjarahan Muhammad, karena kelelahan yang dialami para jihadis rampoknya yang berpuasa terus menerus selama 30 hari.

Untuk mengatasi msalah yang diakibatkan keputusan terburu-buru tsb, ia berusaha keras mencegah para pengikutnya berpuasa. Salah satunya dengan cara meminimalisir waktu puasa. Dari sekian banyak hadist sejenis, beberapa hadist berikut cukup memberi penjelasan:


1) WAHAI MUSLIMS..! SEGERALAH BERBUKA PUASA

Rasullullah berkata: Orang-orang akan terus makmur selama mereka mempercepat berbuka puasa (Sahih Muslim 6:2417)

2) WAHAI MUSLIMS..! PERPENDEK WAKTU BERPUASA

Rasullullah berkata: Makanlah sesaat hampir fajar, karena ada berkah makan pada waktu itu (Sahih Muslim 6:2412)(Sahih Muslim 6:2412)

Kedua hadist di atas memperjelas bagaimana Muhammad berusaha meminimalisir durasi puasa dan merekomendasikan pada para pengikutnya untuk makan saat hampir fajar dan mempercepat waktu berbuka puasa.

3) WAHAI MUSLIMS…! IKUTI ‘SUNNAH’KU DAN BERBUKA SEBELUM MATAHARI TENGGELAM

Diriwayatkan Ibn Abi Aufa: Kami bersama Rasullullah dalam suatu perjalanan. Ia berkata pada seorang pria, ‘Turun dan campurkan Sawiq (tepung gandum) dengan air untukku.’ Pria itu berkata, ‘Matahari (belum tenggelam), wahai Rasullullah.’ Nabi berkata lagi padanya, ‘Turun dan campurkan Sawiq dengan air untukku.’ Pria itu berkata lagi, ‘Wahai Rasullullah! Matahari! Nabi berkata padanya (untuk ketiga kali) ‘Turun dan campurkan Sawiq dengan air untukku.’ Pria itu turun dan mencampurkan Sawiq dengan air untuknya. Nabi meminumnya dan kemudian memberi isyarat dengan tangannya (ke arah Timur) dan berkata, ‘Saat engkau melihat malam menjelang dari sisi ini, maka seorang yang sedang berpuasa harus berbuka.’ (Sahih Al-Bukhari 3:162)

Hadist ini memperlihatkan bahwa Muhammad telah berbuka puasa sebelum matahari tenggelam dan menyarankan para pengikutnya melakukan hal yang sama.

4) WAHAI MUSLIMS..! BOLEH BUKA PUASA KAPAN SAJA DEMI MENJARAH DAN MERAMPOK KAFIR!

Nabi berkata: ‘Kalian akan menghadapi musuh di pagi hari, dan dengan berhenti berpuasa akan memberi kalian kekuatan, maka berhentilah puasa. Karena ini penting, maka kami berhenti puasa.’ (Sahih Muslim 6:2486)

Demi menjarah dan merampok kafir (yi, berjihad, pilar ke-enam dan utama Islam) tidak ada salahnya berhenti sejenak berpuasa.

5) WAHAI MUSLIMS..! UTAMAKAN JIHAD DI ATAS PUASA & SHOLAT

Muhammad secara terbuka menganjurkan para pengikutnya memprioritaskan jihad daripada puasa dan sholat.

Rasullullah ditanya: Amal apa yang dapat menyamai Jihad di jalan Allah? Ia menjawab: Kau tak akan memiliki kekuatan untuk melakukan amal itu. Orang yang pergi berjihad adalah seperti seseorang yang terus menerus berpuasa, terus-menerus sholat, mentaati perintah Allah yang ada dalam ayat-ayat Quran, dan tidak memperlihatkan sedikitpun kelelahan dalam berpuasa dan sholat sampai para Mujahid (Jihadis) kembali dari berjihad di jalan Allah. (Sahih Muslim 20:4636)


KESIMPULAN

Kita mengetahui bagaimana Muhammad memberi otoritas pada kaum kerabat di tanah kelahirannya untuk menyatakan saat dimulainya bulan suci Ramadan. Hal ini menjamin supremasi Arab atas Muslim non-Arab.

Kita telah mengetahui bagaimana Muhammad, yang malu dan gagal menipu Yahudi, buru-buru mendeklarasikan puasa Ramadan kaum Sabian sebagai bulan berpuasa bagi komunitasnya sendiri. Dan karena berJihad dengan menjarah dan merampok adalah sumber mata pencarian, nafkah hidup komunitasnya, maka Muhammad memprioritaskan Jihad di atas puasa dan sholat, serta berusaha meminimalisir dampak puasa terhadap kondisi tubuh para pengikutnya.

Kita juga mengetahui betapa minimnya pengetahuan geografis Allah kita yang ‘maha tahu’.

Saudara/i Muslimku terkasih…! Ini bukanlah akhir dari pengetahuan dan fakta-fakta memalukan mengenai Islam. Please, pelajarilah sendiri Islam kita dengan pikiran terbuka yang akan mengungkapkan kebenaran, bahwa Islam diciptakan hanya demi keuntungan Muhammad dan para sahabat kejinya, dan selanjutnya diambil alih para politisi di negara-negara Islam untuk menekan rakyat dan berkuasa atas mereka.

Dalam artikel berikutnya, kita akan membahas mengenai RAYYAN, gerbang khusus ke surga, serta mengapa Muhammad menarik diri dari puasa dan menempatkan beban puasa di kepala Allah.

Dengan kasih, untuk sesamaku Muslim: Mengungkap Muhammad dan Islam sesungguhnya
Mirror
Faithfreedom forum static
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by anne »

http://www.islam-watch.org/authors/117- ... ammad.html

Dengan kasih, untuk sesamaku Muslim: Mengungkap Muhammad dan Islam sesungguhnya 5f Pilar Ketiga Islam: Puasa. Penting bagi Allah, bukan Muhammad

Saturday, 06 July 2013 15:52 Mirza Ghalib


‘RAYYAN’— ‘GERBANG’ KHUSUS ke SURGA UNTUK MEREKA YANG PUASA

Sebagai manusia, kita membayangkan ‘Kekuatan Agung’ itu, jika eksis, pastilah baik dan tak terlihat, dan surga dipenuhi kedamaian dan sukacita rohani yang tak terbayangkan. Tapi Muhammad membuat surga Islami kita sangat duniawi, memiliki dinding dan gerbang-gerbang beserta para penjaganya. Surga Islam juga secara duniawi sangat materialistik, disertai janji pasokan buah-buahan, susu, madu, dan anggur berlimpah bersegel Allah, dipan-dipan emas berhias mutiara dan mesin seks yang diciptakan secara khusus: para houri atau perawan abadi, dsbnya.

Image

Ini tidak lain hanyalah ajaran yang luarbiasa b0doh dan hanya sesuai untuk mereka yang t0lol. Bahkan suku-suku tak beradabpun saat inipun tidak akan menerima gagasan kekanak-kanakan ‘tempat ilahiah’ semacam itu. Hadist berikut bicara tentang ajaran-ajaran b0doh sejenis, yi,tentang gerbang-gerbang surga.

1. Rasullullah berkata: Dalam surga ada sebuah gerbang yang disebut Rayyan, hanya mereka yang puasa yang akan melaluinya di Hari Kiamat. Dikatakan: Dimana mereka yang berpuasa yang seharusnya masuk ke dalam melaluinya? Dan ketika yang terakhir dari mereka masuk, gerbang akan ditutup dan tak seorangpun bisa masuk (Sahih Muslim 6:2569)

2. Diriwayatkan Sahl: Nabi berkata, "Ada sebuah gerbang di Surga yang disebut Ar-Raiyan, dan mereka yang berpuasa akan masuk melaluinya di Hari Kiamat dan tidak satupun kecuali mereka yang akan masuk melaluinya. Dikatakan, “Dimana mereka yang berpuasa?’ Mereka akan bangun, dan tak seorangpun kecuali mereka yang akan masuk melaluinya. Setelah mereka masuk, gerbang akan ditutp dan tak seorangpun akan masuk melaluinya.” (Sahih Al-Bukhari 3:120)


Yang kita pelajari dari hadist di atas yi, bahwa puasa adalah segalanya yang kita, orang Muslim, perlukan untuk masuk surganya Allah. Dengan kata lain, muslim tidak perlu melaksanakan segala macam ritual Islami lain untuk mendapatkan tempat yg didambakan di surganya Allah. Lantas, mengapa kita membuang sia-sia waktu kita yg berharga untuk sholat 5 kali sehari, sholat tahajjud, dan segala ritual lain sepanjang hidup kita? Mengapa kita membuang sia-sia kekayaan untuk kewajiban zakat dn naik haji? Mengapa kita mempersulit diri dengan pilar keenam Islam, Jihad, yang berbahaya.

Cuma Allah dan rasulnya yang tahu….!

Saudaraku! Ada sejumlah besar hadist berkontradiksi semacam itu mengenai berbagai hal dalam buku-buku islam. Misalnya, Muhammad berkata bahwa sudah cukup untuk masuk surga hanya dengan mengucap ‘shahadat,’ pilar pertama Islam. (Sahih Muslim 1:172) (Sahih Al-Bukhar 1:130-131)

Jika demikian, bahkan untuk apa lagi puasa?


ALLAH: PUASA ITU UNTUKKU, AKU AKAN MEMBERI PAHALA

Hadist berikut harus dibaca dengan teliti:

Diriwayatkan Abu Huraira: Rasullullah berkata, "….. (Allah berfirman mengenai orang-orang yang berpuasa), 'Dia telah meninggalkan makanan, minuman, dan keinginannya demi Aku. Puasa itu untukku. Maka Aku akan memberi pahala (orang yang berpuasa) dan pahala amal baik dilipatgandakan sepuluh kali.” (Sahih Al-Bukhari 3:118)

Diriwayatkan Abu Huraira: Rasullullah berkata, “Allah berkata, ‘Semua amal anak Adam (manusia) adalah untuk mereka, kecuali berpuasa yang adalah untukku, dan aku akan memberi pahala untuk itu.'…… (Sahih Al-Bukhari 3:128)



SEMUA RITUAL ISLAM SELAIN PUASA DIPERUNTUKKAN BAGI MUHAMMAD ATAU IBLIS?

Kita, muslim, mengira bahwa kita sholat, membayar Zakat dan pergi Haji, dsbnya adalah untuk Allah, demi menyenangkannya. Namun, kedua hadist di atas menyatakan sesuatu yang mengejutkan. Allah berkata di dalamnya bahwa hanya amal puasa yang diperuntukkan baginya, dan ia akan memberi pahala untuk itu. Jika demikian, untuk siapakah kita melaksanakan ritual-ritual kita yang lain? Untuk Muhammad atau Iblis?

• Mengapa para sahabat Muhammad melaksanakan sholat di mesjidnya di Medinah yang merupakan bagian dari rumahnya?

• Untuk siapakah mereka melakukan sholat tengah malam di mesjidnya sepanjang tahun?

• Untuk keuntungan siapakah mereka membayar zakat?

• Untuk siapakah mereka ambil bagian dalam jihad dan mengorbankan hidup mereka?

• Apa peran yang dimainkan Allah dalam perkembangan ritual-ritual Islam, selain ibadah puasa?

• Apakah semua ritual-ritual ini dirancang sendiri oleh Muhammad demi keuntungan pribadinya?

Saudaraku! Pikirkanlah lagi. Berpuasa adalah satu-satunya ritual yang dihargai Allah. Kecuali puasa, semua ritual-ritual Islam lain tidak penting bagi Allah dan murni diciptakan demi keuntungan Muhammad. Ini bukan berarti bahwa hanya ritual puasa itu sendiri yang ilahiah, yi, berasal dari Pencipta Yang Maha Kuasa. Kita telah melihat bagaimana puasa diperintahkan Muhammad dengan mencontek, pertama dari kaum Pagan (Ashura, 10 Muharram), kemudian dari Yahudi (Yom Kippur) dan terakhir puasa satu bulan di bulan Ramadan dari Sabian. Menjadi jelas bahwa Muhammad ingin memformulasikan agamanya berdasarkan ritual-ritual yang sama dengan yang sudah dipraktekkan orang-orang Arab.

Dan, walaupun Muhammad buru-buru dan dengan cara menipu mengumumkan puasa 30 hari di bulan Ramadan, untuk membedakan agamanya dari keyakinan kaum Yahudi Medinah--yang semakin bertambah kritis terhadap Islam--ia segera sadar keputusan tersebut menjadi rintangan bagi pekerjaannya: menjarah dan mengejar kekayaan. Untuk meringankan atau meniadakan beban puasa, ia bahkan tidak menghormati preferensi Allah akan puasa dan menurunkan arti penting berpuasa dalam Islam. Dengan demikian, ia merusak doktrin puasa yang telah ia ciptakan sendiri.

Hadist-hadist berikut menjelaskan berbagai cara Muhammad mengikis sistem puasa Ramadan, dan mengungkap ketidakpuasannya terhadap ritual puasa Islam.

Sebelum menganalisa hadist-hadist tersebut, mari kita membiasakan diri dengan karakteristik bermuka dua Allah dan Muhammad, yang menjadi sumber doktrin penipuan ‘Taqiyya’ dalam Islam. Doktrin ‘Taqiyya’ adalah dasar pendirian agama Islam yang dengan murah hati digunakan para Mullah pada kita, Muslim, juga terhadap Non-muslim, selama lebih dari empat belas abad. Yang memungkinkan Islam bisa bertahan dan mengeruk keuntungan.

Image
Sabean


ALLAH YANG BERCABANG LIDAH

Dalam kitab-kitab Islam, selalu ada dua atau lebih pandangan yang berkontradiksi terkait hampir semua hal. Misalnya, si pengarang Quran, yi Allah yang harusnya tuhan, mengungkap pandangan yang berkontradiksi terkait toleransi beragama dalam ayat-ayat berikut:

1) Allah yang maha pengasih – mengenai toleransi beragama:

• “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". (Quran, Sura Al-Kaafiroon 109:6)
• “…Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)” (Quran, Sura Baqara 2:257)
• “…Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” (Quran, Sura An-Nahl 16:125)


2) Allah sang diktator – mengenai toleransi beragama:

• ‘...maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian (Quran, Sura At-Tauba 9:5)
• “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya”. (Quran 3:85).
• “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.”. (Quran, Sura At-Tauba 9:29)
• “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”. (Quran, Sura At-Tauba 9:123)


‘RAYYAN’— ‘GERBANG’ KHUSUS ke SURGA UNTUK MEREKA YANG PUASA
Mirror
Faithfreedom forum static
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by anne »

MUHAMMAD YANG BERCABANG LIDAH – MENGENAI PUASA!

Sama seperti Allah, ada hadist-hadist dimana Muhammad ‘Juruselamat Muslim’ memuji puasa Ramadan untuk membuat cult-nya ‘serasa agama ilahiah yang baik.’ Juga, ada hadist-hadist dimana penipu Muhammad menuntun Muslim untuk menyingkirkan beban puasa.

1) Muhammad si juruselamat– mengenai puasa:

1a. PUASA – SALAH SATU DARI LIMA PILAR

• Lima prinsip Islam: Percaya pada Allah & rasulnya. Melaksanakan kewajiban sholat berjamaah. Membayar kewajiban Zakat. Melaksanakan Haji. Puasa di bulan Ramadan. (Sahih Al-Bukhari 1:7)

• Muhammad memerintahkan untuk melakukan 4 hal pada delegasi Abdul Qais: Bersaksi tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah rasulnya. Melaksanakan sholat dengan sempurna. Membayar Zakat. Melaksanakan puasa selama Ramadan. Membayar Al-Khumus (Seperlima hasil jarahan diberikan di jalan Allah). (SAHIH Al-Bukhari 1:87)


1b. PUASA 30 HARI DI BULAN RAMADAN

Diriwayatkan Talha bin 'Ubaid-Ullah: Seorang Badui dengan rambut berantakan menemui rasullullah dan berkata, ‘Wahai rasullullah!....beritahukan padaku apa yang telah Allah wajibkan bagiku mengenai puasa.’ Ia menjawab, ‘Engkau harus puasa selama satu bulan penuh Ramadan…” (Sahih Al-Bukhari 3:115)

1c. PUASA MENGHAPUS SEMUA DOSA LAMPAU

• Diriwayatkan Abu Huraira: Nabi berkata, “… barangsiapa berpuasa di bulan Ramadan karena iman tulus, dan berharap pahala dari Allah, maka semua dosanya yang lalu akan diampuni.” (Sahih Al-Bukhari 3:125)

• Diriwayatkan Abu Huraira: Nabi berkata“… barangsiapa berpuasa di bulan Ramadan karena iman tulus, dan berharap pahala dari Allah, maka semua dosanya yang lalu akan diampuni.” …." (Sahih Al-Bukhari 3:231)



2) Muhammad si penipu – mengenai puasa

2a. ISTIRAHAT SEMENTARA DARI BERPUASA

Diriwayatkan Nafi: Ibn 'Umar mengutip ayat ini:"Mereka boleh memilih berpuasa atau memberi makan orang miskin setiap hari, dan berkata bahwa perintah untuk ayat ini telah dibatalkan. (Sahih Al-Bukhari 3:170)

2b. MAU KAYA? CEPAT-CEPATLAH BUKA PUASA

Rasullullah berkata: Makanlah sesaat hampir fajar, karena ada berkah makan pada waktu itu (Sahih Muslim 6:2412)

Rasullullah berkata: Orang-orang akan terus makmur selama mereka mempercepat berbuka puasa (Sahih Muslim 6:2417)


[Muhammad jelas berusaha meminimalisir durasi puasa dan merekomendasikan pada para pengikutnya untuk makan sesaat hampir fajar dan mempercepat berbuka puasa].

2c. JIHAD YANG UTAMA; MAKA BERHENTILAH PUASA

Nabi berkata: ‘Kalian akan menghadapi musuh di pagi hari, dan dengan berhenti berpuasa akan memberi kalian kekuatan, maka berhentilah puasa. Karena ini penting, maka kami berhenti puasa.’ (Sahih Muslim 6:2486)

2d. JIHAD LEBIH MUDAH DARIPADA PUASA & SHOLAT

Rasullullah ditanya: Amal apa yang dapat menyamai Jihad di jalan Allah? Ia menjawab: Kau tak akan memiliki kekuatan untuk melakukan amal itu. Orang yang pergi berjihad adalah seperti seseorang yang terus menerus berpuasa, terus-menerus sholat, mentaati perintah Allah yang ada dalam ayat-ayat Quran, dan tidak memperlihatkan sedikitpun kelelahan dalam berpuasa dan sholat sampai para Mujahid (Jihadis) kembali dari berjihad di jalan Allah. (Sahih Muslim 20:4636)

2e. JANGAN PUASA SAAT MENGADAKAN PERJALANAN

Diriwayatkan Jabir bin 'Abdullah: Rasullullah sedang dalam perjalanan dan melihat kerumunan orang, dan seorang pria terlindung bayang-bayang (mereka). Ia bertanya, ‘Ada apa?’ Mereka berkata, ‘Ia (pria itu) sedang puasa.’ Nabi berkata, ‘Tidak dibenarkan kalian puasa dalam perjalanan.’ (Sahih Al-Bukhari 3:167)

2f. JANGAN PUASA HARI JUMAT

Jihad utama Muhammad adalah memperluas wilayah kekuasaannya dengan menyerang dan menjarah pemukiman-pemukiman di wilayah perbatasan yang dikuasainya. Ia biasa mengumumkan rencana jihad rampoknya, menyusun strategi dan mengatur para jihadis yg akan merampok, saat khotbah Jumat. Ia mewajibkan Muslim yang bertempat tinggal jauh untuk ikut sholat Jumat di mesjidnya di Medinah, untuk mendengar dan mematuhi perintah militernya. Karena ia tidak ingin para pengikutnya melewatkan acara tsb karena alasan kelemahan fisik akibat puasa, maka ia melarang berpuasa pada hari Jumat, kecuali di bulan Ramadan.

Diriwayatkan Muhammad bin 'Abbas: Aku bertanya pada Jabir "Apakah Nabi melarang puasa hari Jumat?’ Ia menjawab, "Ya." (periwayat lain menambahkan, ‘jika ia bermaksud puasa di hari itu.’) (Sahih Al-Bukhari 3:205-207)

2g. PAHALA GANDA BAGI MUSLIM YANG TIDAK PUASA DI BULAN RAMADAN

Kita diberitahu para Mullah bahwa bagaimanapun kerasnya kita berusaha, mustahil mencapai tingkat relijiusitas para Sahabat dalam beragama. Hadist-hadist berikut mengungkap ‘relijiusitas’ para Sahabat dalam hal puasa. Bandingkan diri kalian sendiri dengan mereka setelah membaca ini. Kalian akan menyadari bahwa kalian melebihi mereka, baik Muhammad maupun para Sahabat, dalam hal puasa.

Diriwayatkan Abu Ad-Darda: Kami berangkat bersama Rasullullah dalam salah satu perjalannya di suatu hari yang amat panas, begitu panasnya sehingga seseorang harus meletakkan tangannya di atas kepala karena sangat panas. Tak seorangpun berpuasa kecuali Nabi dan Ibn Rawaha. (Sahih Al-Bukhari 3:166)

Dari hadist di atas jelas bahwa hanya satu diantara para Sahabat yang mampu melaksanakan puasa di hari itu.

Diriwayatkan Anas bin Malik: Kami biasa melakukan perjalanan bersama Nabi dan tidak ada diantara mereka yang puasa mengkritik mereka yang tidak puasa, atau mereka yang tidak puasa mengkritik mereka yang puasa. (Sahih Al-Bukhari 3:168)

Hadist di atas memperjelas bahwa tidak jadi masalah bagi para Sahabat jika diantara mereka ada yang puasa dan ada yang tidak. Juga jelas bahwa banyak Sahabat yang tidak puasa, sesuatu yang diketahui dengan baik oleh Muhammad.

Diriwayatkan Anas: Kami bersama Nabi (dalam perjalanan) dan satu-satunya naungan adalah yang dibuat dari pakaian orang itu sendiri . Mereka yang puasa tidak melakukan pekerjaan apapun dan mereka yang tidak puasa mengurus unta-unta dan membawakannya air dan mengurus yang sakit dan (terluka). Maka Nabi berkata, “Hari ini, mereka yang tidak puasa mengambil (semua) pahala.” (Sahih Al-Bukhari 4:140)

Dalam hadist ini, Muhammad jelas mendorong para pengikutnya untuk tidak puasa dengan mengatakan mereka yang tidak puasa akan mendapat pahala, termasuk mengambil pahala mereka yang puasa. Sementara muslim-muslim yang puasa di hari yang sukar itu tidak mendapat pahala apapun.

2h. MUHAMMAD: JANGAN PUASA SEPANJANG TAHUN, ITU AKAN MERINTANGI MISIKU

Penetapan puasa di bulan Ramadan ternyata membuat kacau misi Muhammad untuk menundukkan pemukiman-pemukiman di sekitar wilayahnya. Maka, ia mencari setiap celah untuk merendahkan arti penting puasa dalam Islam. Selama masa itu, salah satu pengikut yang lugu menanggapi serius dan menganggap penting kata-kata sang nabi, dan berusaha keras berpuasa sepanjang tahun serta sholat setaat mungkin. Ketika mendengar mengenai hal ini, Muhammad sangat kesal dan segera mengirimkan sebuah hadist untuknya, sebagaimana digambarkan hadist berikut:

Diriwayatkan 'Abdullah bin 'Amr: Berita mengenai puasa setiap hariku dan sholat setiap malam sepanjang malam, sampai pada Nabi. Maka ia memanggilku dan aku menemuinya, dan ia berkata, ‘Aku diberitahu bahwa kau puasa setiap hari dan sholat setiap malam (sepanjang malam). Puasalah (untuk beberapa hari) dan berhenti puasa (untuk beberapa hari)….’ Maka, Nabi berkata dua kali, “Barangsiap puasa setiap hari sepanjang hidupnya sama seperti orang yang tidak puasa sama sekali.” (Sahih Al-Bukhari 3:198)

Muhammad tahu jika para pengikutnya menjalankan agamanya dengan serius, sebagaimana yang satu ini, hal tsb akan menggagalkan ambisinya; misinya akan berantakan semua. Maka ia menganjurkan untuk tidak puasa dan sholat terlalu banyak, dan mengatakan tidak ada keselamatan bagi orang yang puasa dan sholat setiap hari sepanjang hidupnya. Namun, ia menganjurkan untuk mendapat keselamatan dengan cara lain: melalui terorisme Jihad dan pertumpahan darah untuk menolong Muhammad mendirikan pemerintahan Allah di seluruh bumi. Balasan keselamatan bagi para Mujahid ini berupa tempat di surga bordil Allah.


JANJI SURGA BAGI PARA PEMBUNUH KAFIR

Siapapun yang membunuh orang kafir, jaminan surga untuknya (Abu Dawud 2.2489, p.690; lihat juga Abu Dawud vol. 2, footnote 1843, p.691

1. "…engkau harus tahu bahwa surga berada di bawah bayang pedang.” (Abu Dawud 2.2625, p.727)

2. Diriwayatkan Abu Huraira: Seorang pria menemui Rasullullah dan berkata, ‘Perintahkan padaku amal perbuatan yang setara Jihad (dalam hal pahala).’ Ia menjawab, ‘Tidak ada amal semacam itu.’ (Sahih Al-Bukhari 4:44)


Image


KESIMPULAN

Kita lihat bahwa Allah sendiri menetapkan puasa sebagai ritual utama yang penting dalam Islam dalam ‘buku suci’nya. Namun, nabi tercinta kita dengan jelas dan berulangkali merendahkan arti penting puasa. Dengan kata lain, nabi kita menunjukkan kurang hormatnya pada Allah pencipta semesta.

Tentu saja, dari pembahasan sebelumnya jelas bahwa sosok Allah tidak ada hubungannya dengan puasa Ramadan yang diciptakan Muhammad. Cuma karangannya sendiri, mencontek apa yang sudah dipraktekkan berbagai komunitas relijius di Arab. Seusai mengadopsi dan kemudian membuang jenis puasa pertama: Puasa Ashura Pagan Mekah; selanjutnya melakukan hal yang sama dengan Puasa Ashura (Yom Kippur) Yahudi; akhirnya, dalam keadaan tergesa-gesa Muhammad mengadopsi Puasa kaum Sabian: puasa Ramadan satu bulan penuh, untuk membedakan ajarannya dengan ajaran Yudaism. Tapi ia kurang berpikir sebelumnya, kalau puasa satu bulan penuh akan berdampak negatif terhadap sumber penghasilannya: menjarah dan merampok kafir, serta memperluas kekuasaannya. Maka Muhammad berusaha merendahkan ‘perintah Allah’ mengenai puasa dengan berbagai cara.

Dalam artikel selanjutnya, kita akan membahas mengenai berpuasa terus menerus tanpa henti ala Muhammad dan pengikutnya, serta desakan berbuka dalam perjalanan, dsbnya

MUHAMMAD YANG BERCABANG LIDAH – MENGENAI PUASA!
Mirror
Faithfreedom forum static
Last edited by anne on Sat Jul 13, 2013 1:08 am, edited 1 time in total.
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by anne »

http://www.islam-watch.org/authors/117- ... ammad.html

Dengan kasih, untuk sesamaku Muslim: Mengungkap Muhammad dan Islam sesungguhnya 5g Pilar Ketiga Islam: Spirit Puasa, Yesus vs Muhammad

Wednesday, 10 July 2013 15:15 Mirza Ghalib

Dalam artikel ini, saya akan membahas bagaimana Muhammad berusaha keras memproyeksikan diri sebagai seseorang yang mirip Yesus, dengan berpura-pura berpuasa terus menerus sebagaimana Yesus, dan bagaimana Allah memberinya makan selama masa berpuasamya tersebut. Ketidaksanggunpan Muhammad berpuasa saat mengadakan perjalanan/ekspedisi Jihad, serta alasannya membatalkan puasa selama perjalanan juga akan dibahas.


QURAN— VERSI CAMPUR ADUK TRADISI DAN KITAB-KITAB SUCI LAIN

Saudara Muslim! Sejak kecil saya membaca Quran suci kita berulang kali dalam bahasa Arab tanpa mengerti maknanya. Saya membacanya dalam bahasa Inggris untuk pertama kalinya saat berusia 29 tahun, dan terkejut saat menyadari banyak hal dalam Quran yang dicontek dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Karena saya pernah sekolah di sekolah misionaris Kristen, saya diharuskan mempelajari Bible sebagai bagian dari kurikulum—dimana saya selalu memperoleh nilai baik, bahkan meraih medali. Yang ingin saya sampaikan adalah, saya memiliki pengetahuan yang baik mengenai Bible Kristen, yang tidak dimiliki sebagian besar saudara-saudara Muslim saya. Sebagai Muslim, kita dianjurkan untuk menghindari menyimpan atau membaca Bible atau buku-buku suci agama lain; dan Muslim secara umum tidak memiliki minat membacanya, walaupun tradisi ini bertentangan dengan perkataan Allah untuk mencari jawaban pada kitab-kitab Kristen dan Yahudi jika Quran gagal. ‘If you have any doubt about Our Revelation, then ask the Jews, ask the Christians and verify the previous Scriptures’ Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca Kitab sebelum kamu (Quran 10:94). Dengan demikian, Muhammad bertentangan dengan Allah kala menganjurkan Muslim agar tidak membaca kitab-kitab terdahulu, sebagaimana tercantum di hadist berikut:


MUSLIM TIDAK BOLEH MEMBACA KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN

Diriwayatkan abir ibn Abdullah: Umar ibn al-Khattah membawakan rasullullah salinan Taurat dan berkata: ‘Rasullullah, ini adalah salinan Taurat. Ia (rasullullah) tetap diam dan ia (Umar) mulai membacanya. (Paras) wajah rasullullah berubah, membuat Abu Bakr berkata: Sekiranya ibumu menangisimu, tidakkan kau lihat wajah rasullullah? Umar melihat wajah rasullullah dan berkata: Aku berlindung pada Allah dari murka Allah dan murka rasulnya. Kami sangat senang dengan Allah sebagai tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai nabi. Yang dijawab rasullullah: Demi Dia yang ditangannya hidup Muhammad, bahkan jika Musa muncul di hadapanmu dan engkau mengikutinya, meninggalkanku, kau pasti akan tersesat; karena jika (Musa) hidup, dan ia mengetahui tugas kenabianku ia pasti akan mengikutiku.’ (Al-Tirmidhi Hadith 194)

Muhammad tidak ingin para pengikutnya mempelajari Kitab Suci Yahudi dan Kristen karena dua alasan: Pertama, mereka akan menemukan ajaran-ajaran Kitab-kitab Suci tersebut lebih unggul dan menarik. Kedua, ia tidak ingin mereka mengetahui rahasia ia mencontek dari Kitab-kitab itu. Akibatnya, ia gusar saat mendapati para pengikutnya, seperti Umar, menyimpan Taurat. Keinginan Muhammad ini terimplementasi di Saudi Arabia hingga hari ini. Tidak ada Non-muslim yang bisa masuk Saudi Arabia, sambil menyatakan mereka membawa Kitab Suci. Jika petugas sampai melihat seseorang membawa Kitab Suci Non-muslim, mereka akan merobek-robek saat itu juga, membuang ke tempat sampah dan mencaci si pembawa.

Di sisi lain, Muhammad merefer Kitab Suci yang sama dikala ia hendak menghukum Yahudi, membunuh mereka sesuai hukum kuno yang tidak lagi digunakan yang tercantum dalam Kitab-kitab Suci mereka.


HANYA MUHAMMAD YANG BOLEH MEREFER DAN MENCONTEK KITAB-KITAB SUCI KAFIR, MUSLIM LAIN TIDAK BOLEH.

1. Diriwayatkan Abdullah Ibn Umar: Sekelompok Yahudi datang dan mengundang Rasullullah (pbuh) ke Quff. Maka ia mengunjungi mereka. Mereka berkata: Abul Qasim, salah seorang dari kami telah berzinah dengan seorang perempuan; jatuhkanlah hukuman pada mereka. Mereka menempatkan bantal untuk rasullullah (pbuh) yang duduk di atasnya dan berkata: ‘Bawakan Taurat. Kemudian dibawakan. Ia kemudian menarik bantal di bawahnya dan menempatkan Taurat di atasnya dan sambil berkata: aku percaya padamu dan Dia yang mewahyukanmu….’ (Sunan Abu Dawood/ Book 38/ Number 4434)

2. Diriwayatkan Ibn 'Umar: Seorang pria Yahudi dan wanita Yahudi dibawa ke rasullullah atas tuduhan melakukan perzinahan. Nabi bertanya pada mereka, ‘Apakah hukuman (untuk dosa ini) dalam Buku kalian (Taurat)?’ Mereka menjawab, ‘Para Imam kami telah memperbaharui hukuman, menghitamkan wajah dengan arang dan Tajbiya’ Abdullah bin Salam berkata, ‘Wahai rasullullah, katakan pada mereka untuk membawa Taurat.’ Taurat dibawakan, dan kemudian salah satu dari orang Yahudi meletakkan tangan di atas Ayat Ilahi mengenai rajam (dilempar batu hingga meninggal) dan mulai membaca yang sebelum dan sesudahnya. Ibn Salam berkata pada Yahudi itu, ‘Angkat tanganmu. Lihat! Ayat Ilahi mengenai rajam di bawah tangannya. Maka rasullullah memerintahkan kedua pendosa tersebut dirajam hingga mati, dan merekapun dirajam. Ibn 'Umar menambahkan: Maka mereka berdua dirajam di Balat dan aku melihat pria Yahudi melindungi wanita Yahudi. (Sahih Al-Bukhari 8:809)

3. Hadist lain yang serupa membuktikan bahwa Muhammad merefer Kitab Suci Yahudi “Taurat” untuk membunuh Yahudi. (Sahih Muslim 4214)

Image

MUHAMMAD SANG PENIPU BERPURA-PURA BERPUASA ‘TERUS MENERUS’ SEPERTI YESUS

Muhammad mendirikan Islam dengan mencontek 100% dari berbagai tradisi masyarakat serta Kitab-kitab Suci yang sudah ada. Dan ‘nabi’ kita ini, dalam usahanya memproyeksikan diri sebagai seseorang yang seperti Yesus, mencoba menirunya. Ada banyak hadist yang mengungkap bagaimana Muhammad mencoba meniru Yesus. Menurut Bible, Yesus berpuasa selama 40 hari terus menerus di padang gurun, saat Iblis mencoba menirunya. Ini dikenal sebagai Pencobaan di Padang Gurun. Berikut beberapa ayat Bible yang mendorong Muhammad meniru Yesus:

1. And when he had fasted forty days and forty nights, he was afterward an hungered man.(New Testament, Matthew 4:2: )

2. Being forty days tempted of the devil. And in those days he did eat nothing: and when they were ended, he afterward hungry. (New Testament, Luke 4:2)


Kedua ayat ini termasuk yang memotivasi Muhammad memerintahkan puasa 30 hari di bulan Ramadannya Islam, menggantikan perintah puasa sebelumnya yang hanya 1 hari—pertama, Ashura Pagan (10 Muharram) kemudian Yom Kippur Yahudi. Puasa 30 hari Ramadan juga mencontek langsung penyembah bintang, Sabian. Muhammad hanya mengislamkan praktek Sabian ini.

Ayat-ayat Bible di atas menyatakan bahwa Yesus berpuasa terus menerus selama 40 hari. Agar tampak sekaliber Yesus, Muhammad pura-pura berpuasa terus menerus. Padahal, Muhammad tidak sanggup dan tidak punya niat tulus berpuasa, bahkan untuk satu hari saja. Bukti-bukti akan ini tersebar dalam hadist, yang akan dibahas di bagian akhir artikel. Karena mesjid Muhammad dan rumahnya hanya terpisah oleh tirai kain/horden, sangat mudah baginya untuk berdusta bahwa ia berpuasa terus menerus.


USAHA PARA PENGIKUT YANG ‘PINTAR’ UNTUK MENCAPAI TINGKAT ‘KENABIAN’

Mengetahui mengenai perihal puasa terus menerus nabi kita, beberapa pengikut ‘pintar’ yang ingin meninggikan diri dalam politik seperti Muhammad atau mendapat perhatian khusus, juga mulai menirunya. Muhammad tidak bisa mentolerir ini. Ia tidak ingin orang lain menirunya atau Yesus, agar nantinya tidak bisa mengklaim diri sebagai nabi. So, ia melarang mereka puasa terus menerus. Ketika menanyakan alasannya, Muhammad berkata bahwa dirinya spesial dan secara khusus diberi makan Allah ‘sepanjang malam.’

Diriwayatkan 'Abdullah: Nabi puasa terus menerus selama berhari-hari, orang-orang juga melakukan hyang sama tapi sulit bagi mereka. So, nabi melarang mereka (puasa terus menerus lebih dari satu hari). Mereka berkata, ‘Tapi engkau puasa tanpa henti (tidak ada makanan yg dimakan saat petang dan pagi hari). Nabi menjawab, ‘Aku tidak sepertimu, karena aku disediakan makanan dan minuman (oleh Allah)’ (Sahih Al-Bukhari 3:145, 182-183)

'Diriwayatkan Abu Sa'id bahwa ia telah mendengar Nabi berkata, ‘Jangan puasa terus menerus (Al-Wisal), dan jika kau bermaksud memperpanjang puasamu, teruskan hanya sampai sahur (sebelum shubuh).’ Orang-orang berkata padanya, ‘Tapi kau melakukan (Al-Wisal), wahai rasullullah!’ Ia menjawab, ‘aku tidak sama denganmu, karena sepanjang tidurku ada ‘dia yang membuatku makan dan minum.’ (Sahih Al-Bukhari 3:184-188)

Dari hadist di atas, orang dapat dengan mudah menyimpulkan siapa ‘dia yang memberi makan Muhammad sepanjang malam? Sudah tentu, ‘dia’ yang dimaksud tidak lain dari Aisha.

Beberapa pengikut keras kepala yang memiliki motivasi politis, tahu rahasia si penipu Muhammad, dan mencoba meninggikan diri mereka ke levelnya. Mereka berpuasa terus menerus (dengan “cara tipuan” seperti tuannya). So, Muhammad menjadi murka mengetahui tentang hal ini, dan menyuruh mereka untuk berhenti melakukannya. Ketika mereka menolak, ia mengancam menghukum ketidakpatuhan mereka, seperti yang diriwayatkan hadist-hadist berikut:

1. Diriwayatkan Abu Huraira: Rasullullah melarang Al-Wisal dalam berpuasa. Maka, salah satu Muslim berkata padanya, ‘Tapi kau melakukan Al-Wisal wahai rasullullah!’ Nabi menjawab, "Siapa diantara kalian yang sama denganku?’ Aku diberi makan dan minum selama tidurku oleh tuhanku. Maka, saat orang-orang menolak untuk berhenti Al-Wisal (puasa terus menerus), Nabi puasa siang dan malam terus menerus bersama mereka selama sehari dan kemudian hari berikutnya dan kemudian mereka melihat bulan sabit (dari bulan Shawwal). Nabi berkata pada mereka (dengan marah), ‘jika itu (bulan sabit) tidak muncul, aku akan membuat kalian puasa lebih lama.’ Itu adalah hukuman bagi mereka saat mereka menolak untuk berhenti (melakukan Al-Wisal). (Sahih Al-Bukhari 3:186)

2. Diriwayatkan Sahl bin Sad: rasullullah berkata,, "Orang-orang akan tetap berada di jalan yang benar selama mereka mempercepat buka puasa " (Sahih Bukhari 3:178)


JANGAN PUASA SEPANJANG TAHUN

Beberapa pengikut Nabi kita memperlihatkan ketaatan mereka pada Islam sama atau bahkan melebihi Muhammad, yang membuat nabi tercinta kita marah (khawatir tersaingi kenabiannya?). So, ia segera memerintahkan mereka untuk tidak berpuasa dan sholat siang malam sepanjang tahun.

Diriwayatkan 'Abdullah bin 'Amr: Berita mengenai puasa setiap hariku dan sholat setiap malam sepanjang malam, sampai pada Nabi. Maka ia memanggilku dan aku menemuinya, dan ia berkata, ‘Aku diberitahu bahwa kau puasa setiap hari dan sholat setiap malam (sepanjang malam). Puasalah (untuk beberapa hari) dan berhenti puasa (untuk beberapa hari)….’ Maka, Nabi berkata dua kali, “Barangsiap puasa setiap hari sepanjang hidupnya sama seperti orang yang tidak puasa sama sekali.” (Sahih Al-Bukhari 3:198)


PUASA DUA KALI SEHARI MUHAMMAD: CONTEKAN LAIN DARI BIBLE

Ini satu lagi, dari sejumlah besar yang dicontek Muhammad dari Bible Kristen. Yakni dari perumpamaan Yesus mengenai dua orang (anne: farisi dan pemungut cukai). Salah satu berkata, ‘Aku berpuasa dua kali seminggu.’

“I fast twice in the week, I give tithes of all that I possess.” (New Testament, Luke 18:12)

Dalam usahanya meniru jenis puasa yang tercantum dalam Bible ini (Muhammad pikir Yesus yang puasa dua kali seminggu), ia berpura-pura melakukan yang serupa.

Diriwayatkan bahwa Aisha (ra) berkata:: Nabi (saw) sangat berminat puasa pada hari Senin dan Kamis. Diriwayatkan al-Tirmidhi, 745; al-Nasaa’i, 2361; Ibn Maajah, 1739; digolongkan saheeh oleh al-Albaani dalam Saheeh al-Targheeb, 1044.

Jangankan dua kali seminggu, Muhammad bahkan mungkin saja berpura-pura puasa terus menerus sepanjang tahun, karena ia punya akses langsung ke dapur Aisha yang tepat ada di belakang mesjidnya. Sementara itu, banyak diantara kita yang berusaha mempertahankan Sunnahnya untuk puasa dua kali seminggu, tetap melakukan puasa jenis ini selama 1400 tahun. Bahkan hingga hari ini, beberapa Muslim taat tetap mengikuti Sunnah yang seperti biasanya merupakan kebohongan mutlak. Bacalah Lukas pasal 18 untuk mengetahui bahwa Yesus hanya mengatakan mengenai perumpamaan terkait puasa dua kali seminggu ini. Membaca pasal ini mungkin memotivasi saudara Muslimku untuk membaca keseluruhan Bible untuk memahami ‘otentisitas dan kebenaran’ Quran kita. Bahkan hingga saat ini, banyak saudara/i kita yang lugu menahan lapar dua kali seminggu (Senin Kamis) berdasarkan perumpamaan Yesus yang bukan perintah puasa. Sungguh menyedihkan.

Di sisi lain, ada bukti yang memperlihatkan Muhammad mengalami kesukaran untuk puasa seharian penuh sesuai aturan waktu yang telah ia sendiri tetapkan. Beberapa hadist berikut mendukung pernyataanku :


MUHAMMAD TIDAK MAMPU PUASA SAAT IA BERADA JAUH DARI RUMAHNYA

Kita telah melihat ‘kapasitas’ Muhammad meniru Yesus berpuasa terus menerus saat ia berada di rumahnya. Ia sanggup tidak makan dan minum berhari-hari karena Allah selalu memberinya makan saat ia tidur. Hadist berikut membuktikan bahwa nabi tercinta kita ternyata tidak memiliki ‘kapasitas,’ bahkan untuk puasa sehari saja, dikala ia jauh dari rumahnya, saat bersama para pengikutnya. Maka, iapun berbuka puasa sementara pengikutnya melihat matahari masih tampak tinggi di langit. Ia melanggar aturan puasa yang ia sendiri telah tetapkan.

Diriwayatkan Ibn Abi Aufa: Kami bersama rasullullah dalam suatu perjalanan. Ia berkata pada seorang pria, ‘Turun dan campurkan Sawiq (tepung gandum) dengan air untukku.’ Pria itu berkata, ‘Matahari (belum tenggelam), wahai rasullullah.’ Nabi berkata lagi padanya, ‘Turun dan campurkan Sawiq dengan air untukku.’ Pria itu berkata lagi, ‘Wahai Rasullullah! Matahari! Nabi berkata padanya (untuk ketiga kali) ‘Turun dan campurkan Sawiq dengan air untukku.’ Pria itu turun dan mencampurkan Sawiq dengan air untuknya. Nabi meminumnya dan kemudian memberi isyarat dengan tangannya (ke arah Timur) dan berkata, ‘Saat engkau melihat malam menjelang dari sisi ini, maka seorang yang sedang berpuasa harus berbuka.’ (Sahih Al-Bukhari 3:162)

Diriwayatkan 'Abdullah bin Abi Aufa ‘Kami sedang mengadakan perjalanan dengan rasullullah dan ia sedang puasa, dan ketika matahari tenggelam, ia berkata pada (seseorang), ‘Turun dan campurkan Sawiq dengan air untuk kita.’ Ia menjawab, ‘Wahai rasullullah! (Maukah kau menunggu) hingga petang?’ Nabi berkata lagi, ‘Turun dan campurkan Sawiq dengan air untuk kita.’ Ia menjawab, ‘Wahai rasullullah! Ini masih siang.’ Nabi berkata lagi, ‘Turun dan campurkan Sawiq dengan air untuk kita.’ Maka ia turun dan melaksanakan perintah itu. Nabi kemudian berkata, ‘Saat kau melihat malam menjelang dari sisi ini, orang yang sedang puasa harus berbuka,’ dan ia memberi isyarat dengan jarinya kea rah timur (Sahih Al-Bukhari 3:176-179)

Dua hadist ini cukup memberi petunjuk ‘kapasitas’ nabi kita berpuasa terus menerus berhari-hari saat ia berada di mesjidnya, di dekat dapur Aisha, istri kanak-kanaknya. Jika Allah benar-benar memberinya makan secara ajaib, sehingga Muhammad mampu puasa terus menerus, berhari-hari sebagaimana Yesus, tentunya allah juga mampu memberi makan nabi kesayangannya secara ajaib saat ia dikelilingi para pengikutnya, jauh dari rumah, Mampu membuatnya menuntaskan puasa normal sehari penuh dengan benar.



QURAN— VERSI CAMPUR ADUK TRADISI DAN KITAB-KITAB SUCI LAIN
Mirror
Faithfreedom forum static
Last edited by anne on Thu Aug 15, 2013 11:40 pm, edited 1 time in total.
User avatar
fayhem_1
Posts: 1402
Joined: Tue Sep 08, 2009 6:55 pm

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by fayhem_1 »

Diriwayatkan abir ibn Abdullah: Umar ibn al-Khattah membawakan rasullullah salinan Taurat dan berkata: ‘Rasullullah, ini adalah salinan Taurat. Ia (rasullullah) tetap diam dan ia (Umar) mulai membacanya. (Paras) wajah rasullullah berubah, membuat Abu Bakr berkata: Sekiranya ibumu menangisimu, tidakkan kau lihat wajah rasullullah? Umar melihat wajah rasullullah dan berkata: Aku berlindung pada Allah dari murka Allah dan murka rasulnya. Kami sangat senang dengan Allah sebagai tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai nabi. Yang dijawab rasullullah: Demi Dia yang ditangannya hidup Muhammad, bahkan jika Musa muncul di hadapanmu dan engkau mengikutinya, meninggalkanku, kau pasti akan tersesat; karena jika (Musa) hidup, dan ia mengetahui tugas kenabianku ia pasti akan mengikutiku.’ (Al-Tirmidhi Hadith 194)
Wah yang aq bold sepertinya mereka sedang main sandiwara :lol:

Good job Anne,
ohya aq kutip bagian muhammad yang bercabang lidah disini seputar-hukum-puasa-ramadhan-t52553/

Kami sangat senang dengan Allah sebagai tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad
Mirror
Faithfreedom forum static
User avatar
usmanabdullah
Posts: 1212
Joined: Thu Nov 08, 2012 2:31 pm

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by usmanabdullah »

Thank u sis Anne...
User avatar
Insya Allah
Posts: 744
Joined: Thu Jul 26, 2012 3:24 pm
Location: bumi ciptaan allah SWT
Contact:

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by Insya Allah »

keeamad wrote:@insya olow,
mengeluarkan sperma lebih kotor dari berguling di debu yg ada najis hewannya ... ?
Gak aneh kalo bayi islam adalah anak2x pendosa ....
Spermanya saja dianggap lebih najis mugaladoh dibanding kotoran hewan di debu ....

BTW saya jadi ingat kalo yg dulu,
“Sekiranya agama itu dengan akal semata, niscaya muhammad cebok dengan air bersih. Namun, sungguh aku pernah melihat Rasulullah cuma cebok dengan batu ganjil.”

Moral:
Muhammad memang gak ada akalnya,
tapi anehnya dia sukses MENGAKALI umatnya yg mengaku PUNYA AKAL ....

Moral 2:
Kalo umat muhammad benar2x punya akal,
MEREKA PASTI MURTAD ... !!
](*,)

duh, memang ya... kalau berbicara sama orang yang sesat pasti jawabanya sesat terus #-o

begini yaaaaaa.... itu kan dalam keadaan darurat saat tidak air.. dan itu kan jaman dahulu saat belum ada tisu, hidup dijaman dahulu berbeda dengan sekarang yang sudah serba ada.

jadi sesuatu yang jaman dahulu hukum nya "tidak masalah atau tidak apa-apa" bisa jadi "menjijikan" pada jaman kita sekarang..

daripada umat sebelah, menyembah mayat mati... LEBIH tidak punya akal :rofl:
Sima
Posts: 325
Joined: Tue Mar 23, 2010 12:28 am

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by Sima »

Bro Insya Allah,
Insya Allah wrote:jadi sesuatu yang jaman dahulu hukum nya "tidak masalah atau tidak apa-apa" bisa jadi "menjijikan" pada jaman kita sekarang..
Tepat sekali. Memang begitulah ajaran Islam itu, anda pun dapat melihatnya dengan jelas.
Ini sama juga dengan penjelasan tentang pernikahan Nabi Muhammad dengan Aisyah yg baru berusia 6 tahun, dulu tidak masalah, sekarang menjijikkan.
Sama juga dengan perbudakan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad terhadap tawanan2nya, dulu tidak masalah, sekarang menjijikkan.
Sama juga dengan perkawinan Nabi Muhammad dengan banyak wanita, dulu tidak masalah, sekarang menjijikkan.

Intinya, perintah Allah dalam ajaran Islam semua bersifat relatif, mengikuti jaman, sesuai situasi dan kondisi. Yang artinya perintah Allah semua omong kosong, jaman dan situasi lah yang lebih berkuasa. Absurd.
User avatar
Insya Allah
Posts: 744
Joined: Thu Jul 26, 2012 3:24 pm
Location: bumi ciptaan allah SWT
Contact:

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by Insya Allah »

Sima wrote: Intinya, perintah Allah dalam ajaran Islam semua bersifat relatif, mengikuti jaman, sesuai situasi dan kondisi. Yang artinya perintah Allah semua omong kosong, jaman dan situasi lah yang lebih berkuasa. Absurd.
nope, berbeda sekali.

ajaran islam untuk semua jaman, bisa untuk jaman dulu dan jaman sekarang...

cara hidup orang arab (Tata cara membersihkan kotoran, dsb) tidak semuanya cocok untuk semua jaman.. karena memang itu CARA HIDUP bukan ajaran sang khalik.. lagipula islam itu worldwide.. bukan hanya Arab saja, arab hanya sebagai tanah kelahiran islam.
Sima
Posts: 325
Joined: Tue Mar 23, 2010 12:28 am

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by Sima »

Insya Allah wrote:cara hidup orang arab (Tata cara membersihkan kotoran, dsb) tidak semuanya cocok untuk semua jaman.. karena memang itu CARA HIDUP bukan ajaran sang khalik
Jadi maksud anda cara hidup Nabi Muhammad TIDAK SEMUANYA wajib diteladani? Bagaimana cara anda membedakan yang mana yg merupakan CARA HIDUP dan mana yg merupakan AJARAN?
User avatar
fayhem_1
Posts: 1402
Joined: Tue Sep 08, 2009 6:55 pm

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by fayhem_1 »

Insya Allah wrote:

duh, memang ya... kalau berbicara sama orang yang sesat pasti jawabanya sesat terus #-o

begini yaaaaaa.... itu kan dalam keadaan darurat saat tidak air.. dan itu kan jaman dahulu saat belum ada tisu, hidup dijaman dahulu berbeda dengan sekarang yang sudah serba ada.

jadi sesuatu yang jaman dahulu hukum nya "tidak masalah atau tidak apa-apa" bisa jadi "menjijikan" pada jaman kita sekarang..

daripada umat sebelah, menyembah mayat mati... LEBIH tidak punya akal :rofl:
Katanya umat pilihan, napa aloh ga mengajarkan irigasi atau bikin toilet, malah membiarkan pantat umat pilihannya lecet, tega bener :-s
kalo mau air kan aloh tinggal sim salabim maka jadilah mata air, itu kalo aloh bener2 ada

Tanpa toilet aloh membiarkan iblis jadi gelandangan,
User avatar
fayhem_1
Posts: 1402
Joined: Tue Sep 08, 2009 6:55 pm

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by fayhem_1 »

Insya Allah wrote:
nope, berbeda sekali.

ajaran islam untuk semua jaman, bisa untuk jaman dulu dan jaman sekarang...

cara hidup orang arab (Tata cara membersihkan kotoran, dsb) tidak semuanya cocok untuk semua jaman.. karena memang itu CARA HIDUP bukan ajaran sang khalik.. lagipula islam itu worldwide.. bukan hanya Arab saja, arab hanya sebagai tanah kelahiran islam.
Al Haji : 27. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,

segala jaman ya ?
ga masuk akal kan kalo jaman sekarang naik haji mengendarai unta, unta yang kurus lagi
User avatar
spaceman
Posts: 2031
Joined: Thu Sep 18, 2008 12:23 pm
Location: Green Planet

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by spaceman »

fayhem_1 wrote: Al Haji : 27. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,

segala jaman ya ?
ga masuk akal kan kalo jaman sekarang naik haji mengendarai unta, unta yang kurus lagi
Coba rentangkan unta kurus, bro, spt manusia tengkurap dengan posisi kaki terbuka AJAIB, miracle of quran, kan mirip pesawat terbang !!! :green:

Ternyata quran meriwayatkan pesawat terbang !!!!!!!!!!!!!

:rolling:
User avatar
Koran Bekas
Posts: 39
Joined: Fri Aug 09, 2013 3:20 pm

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by Koran Bekas »

Sis Anne lanjutannya mana nih? :turban:
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim

Post by anne »

lanjutan 5g....

MUHAMMAD TIDAK MAMPU PUASA DALAM PERJALANAN SEHINGGA SECARA SEPIHAK MEMBATALKANNYA

Ketika Muhammad merasakan sulitnya puasa saat dalam perjalanan untuk berjihad merampok, sumber nafkah hidup komunitasnya, ia harus menyingkirkan beban tsb dengan cara apapun. Terutama jika sang nabi memutuskan berjihad di bulan suci Ramadan, sudah tentu ia khawatir akan dampak puasa terhadap kondisi fisik para jihadisnya serta pengaruhnya terhadap penghasilan yg diperoeh dari jihad: menjarah, merampok, dan menguasai jajahan. Tapi, di saat yang sama ia merasa malu membatalkan sepenuhnya doktrin puasanya sendiri, yang akan merendahkan status kenabian dan agamanya. Maka, ia memutuskan kewajiban puasa Allah jadi opsional selama mengadakan perjalanan:

Diriwayatkan 'Aisha: Hamza bin 'Amr Al-Aslami bertanya pada Nabi, ‘Haruskah aku puasa dalam perjalanan?’ Nabi menjawab, ‘Kau boleh puasa jika kau mau, dan boleh tidak puasa jika kau mau." (Sahih Al-Bukhari 3:164)

Perhatikan, Allah tidak pernah menyebutkan menjadikan puasa opsional saat mengadakan perjalanan. Dengan kata lain, Allah memerintahkan puasa bagi Muslim selama Ramadan, dan Muhammad yang menjadikannya “opsional.” Bahkan setelah keputusan tsb, beberapa sahabat – entah untuk mendapat simpati Muhammad atau untuk menghindari resiko kehilangan nyawa di pertempuran Jihad—terus berpuasa saat perjalanan. Karena tidak mampu menghapus puasa sepenuhnya, Muhammad si licik mau tak mau mentolerir ketekunan mereka berpuasa selama beberapa waktu, walaupun hal tsb dapat mempengaruhi aktivitas penaklukan dan penjarahannya.

Diriwayatkan Anas bin Malik: Kami biasa melakukan perjalanan bersama Nabi dan tidak ada diantara mereka yang puasa mengkritik mereka yang tidak puasa, atau mereka yang tidak puasa mengkritik mereka yang puasa. (Sahih Al-Bukhari 3:168)

Ia mencoba sebaik mungkin untuk menghapus sistem puasa selama perjalanan. (Sahih Al-Bukhari 3:165,169)

Untuk merendahkan makna penting berpuasa, dalam perjalanannya Muhammad telah melanggar puasanya—sebelum waktu yang ditetapkan—ketika ia tiba di sumber air. Selanjutnya para pengikutnya juga melakukan hal yang sama.

Diriwayatkan Ibn 'Abbas: Rasullullah berangkat ke Mekah di bulan Ramadan dan ia puasa, dan ketika ia mencapai Al-Kadid, ia membatalkan puasa dan orang-orang (yang bersamanya) membatalkan puasa juga (Abu 'Abdullah berkata, "Al-Kadid adalah area yang tertutupi air diantara Usfan dan Qudaid.") (Sahih Al-Bukhari 3:165)


PAHALA GANDA BAGI MUSLIM YANG TIDAK PUASA DI BULAN RAMADAN DAN AKHIRNYA PENGHAPUSAN SEPENUHNYA PUASA DALAM PERJALANAN

Untuk menekankan keputusannya menghapus ritual puasa selama perjalanan, Muhammad tidak berpuasa selama bulan Ramadan saat ia melakukan perjalanan ke Mekah dari Medinah dengan mengendarai untanya.

Diriwayatkan Tawus: Ibn 'Abbas berkata, "Rasullullah berangkat dari Medinah ke Mekah dan ia puasa sampai ia mencapai ‘Usfan, dimana ia meminta air dan mengangkat tangannya agar orang-orang melihatnya, dan kemudian membatalkan puasa, dan tidak berpuasa setelah itu sampai ia mencapai Mekah, dan hal itu terjadi di bulan Ramadan.’ Ibn ‘Abbas berkata, ‘Rasullullah (kadangkala) puasa dan (kadangkala) tidak puasa selama perjalanan sehingga siapapun yang ingin puasa dapat puasa, dan siapapun yang tidak ingin puasa juga boleh.” (Sahih Al-Bukhari 3:169)

Saudara Muslimku…! Berapa hari yang diperlukan Muhammad untuk mengadakan perjalanan dari Medinah ke Mekah, yang berjarak sekitar 500 kilometer, sambil mengendarai untanya bersama mereka yang berjalan kaki? Mungkin memerlukan sekitar 10 – 15 hari. So, nabi kita tidak puasa selama beberapa hari selama Ramadan. Bukan hanya itu, untuk merendahkan makna penting puasa demi mendorong Jihad, nabi kita bahkan menjanjikan “Pahala ganda bagi Muslim yang tidak berpuasa di bulan Ramadan.” Perhatikan hadist berikut:

Diriwayatkan Anas: Kami bersama Nabi (dalam perjalanan) dan satu-satunya naungan adalah yang dibuat dari pakaian orang itu sendiri . Mereka yang puasa tidak melakukan pekerjaan apapun dan mereka yang tidak puasa mengurus unta-unta dan membawakannya air dan mengurus yang sakit dan (terluka). Maka Nabi berkata, “Hari ini, mereka yang tidak puasa mengambil (semua) pahala.” (Sahih Al-Bukhari 4:140)

Kita mungkin bertanya: Mengapa nabi tercinta kita memilih melakukan perjalanan yang tidak perlu selama bulan suci Ramadan untuk ekspedisi Jihad, seperti perang Badr dan penaklukan Mekah, yang memaksanya melewatkan puasa dan kehilangan pahala besar dari Allah? Jawabannya sangat jelas. Ia ingin mengambil keuntungan dari kepolosan Non-muslim Arab yang sangat menghormati bulan-bulan suci dan menahan diri dari bertempur selama bulan-bulan tersebut.

Hadist yang disebutkan di atas (Bukhari 3:162, 176-179) jelas memperlihatkan bahwa nabi kita tidak mampu berpuasa selama perjalanan, dan saat ia mencoba, ia membatalkannya sebelum matahari tenggelam, walaupun banyak diantara pengikutnya tidak mengalami masalah menyelesaikan puasa selama perjalanan. Maka, klaimnya berpuasa terus menerus tanpa henti selama berhari-hari saat di rumah—trims untuk Allah yang sudah memberi makan secara ajaib selama tidurnya—jelas ‘bohong.’

Untuk menyingkirkan beban puasa, pertama-tama Muhammad menjadikan puasa ‘opsional’ bagi para pengikutnya selama perjalanan. Namun masih saja diantara para pengikut yang “cerdas” terus berpuasa selama perjalanan bersama Muhammad, yang membantu mereka memperoleh nilai tambah dari teman-teman seperjalanan. Sementara Muhammad sendiri kadang tidak berpuasa selama perjalanan, ia tidak bisa menelan penghinaan dimana para pengikut yang berpuasa mendapat perlakuan dan perhatian khusus yang tidak diperolehnya. Maka, ia memerintahkan Muslim untuk tidak puasa sama sekali saat perjalanan dengan menyatakan hal itu tidak dibenarkan, sebagaimana yang diriwayatkan hadist berikut:

Diriwayatkan Jabir bin 'Abdullah: Rasullullah sedang dalam perjalanan dan melihat kerumunan orang, dan seorang pria terlindung bayang-bayang (mereka). Ia bertanya, ‘Ada apa?’ Mereka berkata, ‘Ia (pria itu) sedang puasa.’ Nabi berkata, ‘Tidak dibenarkan kalian puasa dalam perjalanan.’ (Sahih Al-Bukhari 3:167)

Bahkan hingga saat ini, sebagian besar saudara-saudara Muslim kita yang b0doh terus berpuasa selama perjalanan. Andai saudara-saudara Muslimku mendidik diri mereka dengan membaca sendiri kitab-kitab Islam daripada bergantung pada Mullah semata, dan memahami alasan sebenarnya dibalik penetapan puasa Muhammad dan ‘makna penting’ yang ia berikan pada puasa, mereka akan merasakan hanya ada sedikit dorongan untuk berpuasa.


KESIMPULAN

Saudara/i Muslimku! Setelah membaca tulisan ini, jika kalian merasakan ada keraguan akan kelayakan Islam, mohon cobalah menggunakan sebagian waktu luang kalian untuk mempelajari Quran dan hadist. Tidak diperlukan pengetahuan dan pemikiran akademis untuk memahami literatur sederhana ini ataupun pergi ke Mullah untuk mengklarifikasi keraguan. Kita juga beruntung saat ini karena kitab-kitab tsb tersedia dalam bahasa kita sendiri. Informasi yang disajikan dalam artikel-artikel ini hanyalah serpihan dari keseluruhan kitab-kitab kita. So, jika kalian meluangkan waktu untuk membaca semua hadist dan Sira, kalian akan belajar lebih banyak dan bahkan kalian akan temukan kalau ritual-ritual Islami, seperti puasa, terasa lebih menggelikan.

Mirza Ghalib: Untuk Sesamaku Muslim
Mirror
Faithfreedom forum static
Post Reply