Tokoh2 Wanita yg MURTAD

Orang-orang dari seluruh dunia yang murtad (termasuk dari FFInternasional). Siapa mereka dan mengapa mereka meninggalkan Islam ? Murtadin2 dari FFIndonesia silahkan masukkan pengakuan ke 'Mengapa Saya Murtad ?'
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Tokoh2 Wanita yg MURTAD

Post by ali5196 »

Bilquis Sheikh - Bekas Istri Pejabat Tinggi Depdagri Pakistan

Apakah Tuhan masih bicara pada manusia saat ini? Ini adalah kisah nyata yang menjawab dengan tegas pertanyaan itu: YA.

[youtube]http://www.youtube.com/watch?v=EY2Jb8mAwOc[/youtube]
(sori penyampaian YouTube diatas agak promosi Kristen, tapi yah emang gitu kenyataannya. Kalau orang masuk Kristen, utk apa disembunyikan, walau situs ini bukan tempat promosi Kristen. )

Bilquis Sheikh lahir dari keluarga ningrat, mantan istri seorang pejabat Mendagri Pakistan. Selagi ia membaca Quran, ia tergerak utk kepingin tahu lebih banyak ttg 'nabi Isa.' Karena QUran tidak banyak bercerita ttg Isa, ia membuka injil Kristen.
Itulah mulanya ia mulai mendapatkan serangkaian mimpi aneh yg membawanya pada titik krisis. Apakah Islam cocok
baginya atau tidak ? Keputusannya utk murtad merubah hidupnya secara total.

Ia dimusuhi keluarganya, suaminya (yg kebetulan seorang jendral), bahkan sampai ke pembantu2nya, yg semuanya menuduhnya sbg pemfitnah dan kafir najis. Mereka sampai merancang sebuah plot utk MEMBUNUHnya. Ia sampai harus diselundupkan/diselamatkan/minta suaka ke AS. Wanita ningrat yg terbiasa dikelilingi pembantu sampai harus hidup seorang diri, sengsara di negara orang, demi mempertahankan kepercayaannya. (http://net-burst.net/hot/muslim.htm" onclick="window.open(this.href);return false;)

Image
http://www.amazon.com/gp/product/080079" onclick="window.open(this.href);return false; ... e&n=283155

Muslim2 yg Murtad gara2 MIMPI
http://amightywind.com/fastfood/dreams/" onclick="window.open(this.href);return false; ... dreams.htm
Last edited by ali5196 on Sat Apr 04, 2009 12:15 am, edited 2 times in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Wafa Sultan

Image
“Aku tidak punya pilihan. Aku pertanyakan semua ajaran di Qur'an." - Dr. WAFA SULTAN

Wafa Sultan on Al-Jazeera TV:
1. Video

2. Video

Muslims are barbaric, Wafa Sultan to cleric [YNetNews]
Islam Fatally Flawed, Says Voice From Corona via Al Jazeera [LA Times]
Arab-American woman (Wafa Sultan) takes on the mullahs - Khalid Hasan
Wafa Sultan's Blunt Criticism of Islam Draws Threats [NY Times]
For Muslim Who Says Violence Destroys Islam, Violent Threats [NY Times]
Women Take on the Mullahs [London Times]

http://www.faithfreedom.org/oped/DenisSchulz60323.htm

Buku paling akhirnya : The Escaped Prisoner: When God is a Monster. Kabarnya sudah beredar dalam bahasa Arab. Tinggal nunggu versi Inggrisnya. Akan gua bikin rangkumannya. OK ?

-----------------
Image
Mantan Muslim dari Syria : WAFA SULTAN

Her First Ever English Interview - Radio but "Powerfull"
Part I http://www.youtube.com/watch?v=m7SD4UCTb-E
Part 2 http://www.youtube.com/watch?v=HWEwJYVu11M

"The Al-Jazzera Debate" (Wafa in the Lions Den Kills the Lion Dead)
Part 1 http://www.youtube.com/watch?v=HE-ejGWTUMY
Part 2 http://www.youtube.com/watch?v=jOp_9xQ3gak

Shorter Interviews (6 - 12 min)
"Terrorism & Islam" - http://www.youtube.com/watch?v=lYB4pG3kHIY
"Crack in the Wall" http://www.youtube.com/watch?v=HKhrPJMRYpo
"About the Cartoons" http://www.youtube.com/watch?v=q9m-nHGrLdg
"The Truth About Islam" http://www.youtube.com/watch?v=ZdhRpyhhgfs
"About Arab Opinion" http://www.youtube.com/watch?v=XN2fqe4oWsI
"Arab Middle Ages Mentality" http://www.youtube.com/watch?v=J4JQk6qRBM0

http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... highlight=
JP: "Anda pesimis ttg kemampuan Islam utk mereformasi diri. Bisa anda jelaskan ?"

Sultan: "Secara pribadi saya tidak percaya Islam bisa direformasi. ... Langkah pertama adalah menaruh tekanan pada kaum Islamis utk menghormati pandangan saya utk menolak Islam ini. Begitu Muslim diberi kebebasan utk memilih agama mereka sendiri, maka segalanya akan berjalan dgn sendirinya. Solusinya adalah : transformasi, bukan reformasi."

...

"Saya bukan feminis, dan saya tidak menerima usulan bahwa agresi dlm Islam akan hilang begitu wanita menafsirkan kembali Quran. Masalahnya dgn Islam bukan masalah patriarkhinya, tetapi masalah KEKERASAN dlm ayat2nya. Bgm Muslimah mau menghilangkan lebih dari 100 ayat Jihad
dlm Quran, lusinan cerita serangan militer agresif oleh Muhamad dan sahabat2nya dlm Sunnah, hadis dan Sirat Rasulullah ? Dgn membiarkan wanita menafsirkan kembali ayat2 diatas ??? Kalau Muslimah memang benar2 ingin merubah keadaan, itu hanya dapat dicapai dgn menghancurkan Islam, bukan dgn mencoba mereformasi, mengaduk2 ayat disana sini."

Yg sudah diterjemahkan :

Pejuang wanita WAFA SULTAN bakar jenggot muslim di TV Al Jazeera. LUCU !
http://www.youtube.com/watch?v=2wPglHZQf-0
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 8105#78105

Tentang dirinya :
Wafa Sultan Menolak Islam
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=1692

Interview yg sama dimuat disini juga :
Psikologis Dari LA Wafa Sultan Bertentangan Dgn Islam
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=5010
Berikut adalah perdebatan antara Wafa Sultan, psikolog dari LA dan Dr. Ahmad Bin Muhammad, profesor Aljeria bidang politik agama. Al-Jazeera menyiarkan perdebatan ini di tanggal 26 Juli, 2005.

Wafa Sultan: Mengapa seorang pemuda Muslim di puncak hidupnya dengan masa depan cerah dihadapannya, tahu-tahu meledakkan diri sendiri? Bagaimana dan mengapa dia meledakkan diri sendiri di dalam bus yang penuh dengan penumpang tak berdosa?
Agustus 2007 berkunjung ke Australia dan mengatakan : Quran harus dihancurkan, karena ...
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=16766
Last edited by ali5196 on Thu Aug 30, 2007 4:48 am, edited 1 time in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

...
Last edited by ali5196 on Wed May 16, 2012 2:22 am, edited 2 times in total.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Post by Adadeh »

Gulshan Esther - Wanita Pakistan kaya raya dari keluarga ternama, kena penyakit tipus - dan pincang akibat polio tetapi sembuh akibat mukjizat dan meninggalkan Islam

Image

http://www.amazon.com/gp/product/087508 ... e&n=283155
________________
Terjemahan dari buku “Lamps of Candelabrum: Five Evangelical Mystics” oleh David A.J. Seargent
(catatan: buku ini berisi pengalaman rohani A.W. Tozer, Watchman Nee, Sadhu Sundar Singh, Gulshan Esther, dan Selwyn Hughes)

Gulshan Esther lahir dengan nama asli Gulshan Fatima Shah di tahun 1952 dari keluarga Islam Shiite Pakistan yang saleh dan kaya. Dia berasal dari garis keturunan Sayed, yang merupakan keturunan langsung dari Fatima, anak Muhammad. Garis keturunan ini dipercaya sebagai anugerah untuk masuk surga. Tapi akses masuk surga ini bisa batal andaikata orang itu melakukan dosa besar seperti bunuh diri.

Pada usia enam bulan, Gulshan menderita penyakit tipus, dan setelah itu, polio, yang mengakibatkannya lumpuh berat. Bagian kiri tubuhnya lumpuh, dengan kedua kaki dan tangan menggantung dan tidak berfungsi. Seringkali pada masa kecilnya, ia melihat dengan iri anak2 lain yang bermain, loncat, dll, menyadari bahwa ia tidak akan bisa melakukan hal itu untuk selamanya.

Ayah Golshen adalah pemimpin umat Muslim yang sangat dihormati. Dia menyekolahkan Gulshan in di sekolah Islam sejak usia muda. Gulshan tidak pernah lalai sembahyang lima kali sehari dan pada usia 7 tahun ia mulai mengenakan pakaian wanita Muslim. Ia merinding melihat cara berpakaian wanita Barat yang tidak menutupi kepala dan kaki mereka.
Meskipun ia anak paling kecil dari lima bersaudara, ayah Gulshan selalu memberikan perhatian khusus untuknya karena kelumpuhan fisiknya. Dengan tidak mengecilkan rasa cinta pada anaknya, ayah Gulshan sebenarnya memberikan perhatian khusus ini juga demi menghormati keinginan almarhum ibu Gulshan yang memintanya untuk tidak menikah lagi (diperbolehkan dalam Qur’an) untuk merawat Gulshan. Ia dengan senang hati menerima dan melakukan permintaan ibu Gulshan dengan sekuat tenaga sampai akhir hayatnya.

Ayah Gulshan selalu berharap ia bisa menemukan obat yang bisa menyembuhkan anak perempuannya. Tapi pencariannya di Pakistan tidak menghasilkan apapun. Karena putus asa, pada tahun 1966, ia membawa anaknya ke Inggris dengan keyakinan bahwa dokter2 Inggris mampu menyembuhkan Gulshan. Begitu besar rasa percayanya sehingga dia sudah merencanakan perjalanan ke Mekah dan Medinah untuk menyatakan terima kasih kepada Allah karena telah menyembuhkan anaknya.

Rasa percayanya yang besar itu kemudian sirna. Pada pemeriksaan oleh dokter di kamar hotel di London, dokter menyatakan bahwa Gulshan tidak punya harapan untuk bisa disembuhkan. Gulshan mengingat kejadian itu lagi di kemudian hari dan kala itu dia mendengar dokter berkata pada ayahnya,”Tiada obat bagi putrimu, yang ada hanya doa.” Waktu itu Gulshan heran bahwa orang kafir bisa berkata demikian.

Biarpun dikatakan oleh orang kafir atau bukan, ayah Gulshan ternyata percaya akan hal itu. Dia lalu tetap dengan rencananya melakukan ibadah haji di Mekah, bukan untuk berterimakasih pada Tuhan seperti rencana semula, tapi untuk melakukan usaha penyembuhan anaknya. Semua usaha manusia sudah dicoba dan gagal. Sekarang waktu untuk (ucapan dia sendiri) “mengetuk pintu surga.”

Segera Gulshan, ayahnya, dan kedua pembantunya pergi ke Mekah. Mereka diterima di Jeddah oleh seorang Sheikh, kawan ayah Gulshan dan pemilik tanah yang kaya raya. Mereka membuat rencana matang untuk menunaikan ibadah haji. Dua domba kurban dipesan untuk setiap orang agar doa mereka diterima.

Gulshan duduk di atas kursi roda dan didorong menuju perkemahan haji. Lalu Gulshan diletakkan di atas usungan kayu dan diangkat oleh empat orang laki mengelilingi Ka’abah. Gulshan bahkan diizinkan mencium batu hitam itu, dengan sangat yakin bakal sembuh karenanya.

Setelah ternyata Gulshan tidak sembuh jua, dia lalu dimandikan dengan air zam-zam, yang terkenal sebagai air suci yang bisa menyembuhkan, dan dia juga lalu mengunjungi makam Muhammad di Medina. Dia bahkan diberi izin khusus untuk berdoa di tempat itu minta disembuhkan. Karena belum juga sembuh, mereka lalu mengunjungi berbagai tempat suci Islam di Yerusalem dan Irak, tapi hasilnya tetap nihil.

Setelah melakukan perjalanan selama sebulan, mereka lalu pulang kembali ke Pakistan dengan rasa kecewa berat. Jika penunaian ibadah haji merupakan ‘jalan ke surga’ seperti yang ayah Gulshan kira, maka pintu surganya ternyata tetap tidak dibukakan.

Celakanya, kelumpuhan Gulshan semakin meningkat. Bukan hanya tidak ada obat, tapi dia juga sekarang (seperti yang kemudian hari ia tulis) “lumpuh secara jiwa dan raga” dengan arti rasa putus asa benar2 sudah meliputinya. Segala usaha pertolongan dari manusia dan Illahi telah dicoba dan hasilnya nol.

Seluruh keluarga Sayed berduka dan dengan sia2 berusaha membangkitkan semangat Gulshan. Gulshan dengan setia tetap melakukan ibadahnya, tetapi semakin merasa putus asa.

Lalu, dua tahun setelah perjalanan ke tanah suci, ayah Gulshan tiba2 meninggal karena radang paru2. Kejadian ini terlalu berat buat Gulshan dan beberapa kali dia berpikir serius untuk bunuh diri. Hanya berpikir untuk bunuh diri atau benar2 berbuat saja bisa2 membuat Gulshan tidak bisa masuk surga untuk bertemu dengan ayahnya nanti. Meskipun ingin bunuh diri sekalipun, ia juga tidak bisa melakukannya sebab tangan dan kakinya tidak bisa digerakkan untuk menggantung diri, mengambil pisau, atau meminum racun. Gulshan berdoa kepada Allah untuk mengambil nyawanya. Dia tidak mengerti mengapa orang sebaik ayahnya yang berguna melayani masyarakat diambil nyawanya oleh Tuhan, sedangkan anaknya yang lumpuh dan tidak bisa apa2 dibiarkan hidup. Kenapa tidak dia saja yang mati? Benar2 tidak adil!

Sejak masa kecilnya, Gulshan melakukan sembahyang pertama jam 3 pagi setiap hari. Tapi setelah kematian ayahnya, dia patah semangat dan merasa sukar menjalani kebiasaan sembahyangnya. Beberapa saat, dia hanya berbaring saja, sambil mendengarkan suara pelayannya yang menyiapkan kegiatan hari itu. Gulshan dipenuhi perasaan bahwa keberadaannya di dunia tidak ada gunanya.

Untuk pertamakali dalam hidupnya, Gulshan tidak mengucapkan ayat2 sembahyang yang seharusnya dalam bahasa Arab. Bahkan karena rasa putus asanya, dia hanya menangis pada Tuhan di dalam bahasanya sendiri (Urdu) dan berkata,”Saya mau mati saja, tidak mau hidup lebih lama lagi.”

Pada saat itu, dia mengalami perasaan yang sama sekali baru. Meskipun tidak bisa dijelaskan, sepertinya ia merasa dalam sanubarinya bahwa ada keyakinan pasti tangisannya didengar. Dia sangat merasakannya. Seseorang mendengar tangisnya. Dengan pengetahuan dan keyakinan ini, muncul rasa berani dalam dirinya untuk melakukan hal yang sebelumnya tidak pernah terlintas di benaknya. Dia seakan sadar bahwa yang mendengarnya adalah Tuhan, dan Gulshan sendiri berbicara sepertinya Dialah yang memegang kendali hidupnya.

Dengan cara yang sangat tidak Islami dalam mengahadapi Tuhan, Gulshan menantang Dia dengan pertanyaan,”Dosa apa yang aku lakukan sehingga Engkau membuatku sesengsara ini? Sejenak setelah aku lahir, Kau ambil ibuku. Lalu aku lumpuh. Sekarang Kau ambil ayahku. Katakan padaku, mengapa Kau hukum aku seperti ini?”

Setelah ledakan pertanyaan ini, sunyi sejenak. Lalu terdengar suara lembut,”Aku tidak akan membiarkanmu mati. Aku akan tetap membuatmu hidup.”

Di kemudian hari Gulshan menerangkan bahwa suaran itu sangat jelas terdengar, meskipun dia tidak bisa menjelaskan suara itu seperti apa. Dia mengumpakan suara seperti “hembusan udara” yang menembus melewatinya, tapi itu adalah komunikasi yang jelas sehingga dia juga bisa menerangkan bahwa suara itu berbahasa Urdu.

Pesan suara itu tidak menyenangkan hati Gulshan. Dia tidak ingin mendengar Tuhan membiarkannya hidup. Ia ingin Tuhan mengambil nyawanya. Lalu ia berkata padaNya, “Apa gunanya membiarkanku hidup? Saya lumpuh. Waktu ayah masih hidup, paling sedikit saya bisa membagi perasaan dengan dia. Sekarang dia telah pergi dan saya tidak punya harapan dan tiada guna hidup ini.”

Suara itu terdengar lagi, “Siapa yang memberi mata pada orang buta? Siapa yang menyembuhkan orang sakit? Siapa yang menyembuhkan orang sakit kusta dan membangkitkan orang mati? Sayalah Yesus, anak Maria. Baca tentang Aku di dalam Qur’an mu, di Sura Maryam.”

Malam berikutnya, Gulshan meminta pelayannya memberinya bagian Qur’an yang berisi Sura Maryam. Tetapi ia merasa kesusahan membaca huruf Arab dan tidak begitu mengerti apa yang tertulis. Lalu terlintas pikiran untuk membaca Qur’an versi Urdu. Ini pikiran yang radikal buat Muslim sejati. Muslim percaya bahwa bahasa Arab adalah bahasa Surgawi dan Qur’an semestinya dimengerti melalui bahasa aslinya. Menerjemahkan Qur’an ke bahasa lain dianggap dapat menghilangkan sebagian maknanya.

Meskipun begitu, karena Gulshan berpikir bahwa Yesus bicara dengan dia dalam bahasa Urdu, Tuhan tentunya tidak keberatan dengan bahasa Urdu dan Qur’an versi Urdu semestinya diterima juga olehNya.

Pada waktu itu, Gulshan tidak pernah ingat pernah mendengar nama Yesus. Semestinya ia pernah mendengar nama itu sewaktu belajar Qur’an, tapi tentunya waktu itu nama tersebut tidak ada arti baginya. Tapi sekarang dengan membaca Sura Maryam untuk pertama kali dalam hidupnya dengan bahasanya sendiri ia bisa membaca:
Malaikat bicara pada Maryam: Allah menganugerahkan FirmanNya bagimu. Namanya adalah Mesiah (Juru Selamat), Jesus anak Maryam. Dia akan dimuliakan di dunia dan di surga. Allah akan menyayangiNya. Dia akan berkhotbah untuk manusia dari tempat lahirnya (ayunan bayi) dan pada waktu dewasa dia akan memimpin hidup yang benar…
Selama tiga tahun Gulshan membaca bagian Qur’an tentang Yesus berulang-ulang, terutama pada malam hari setelah sembahyang terakhir di hari itu. Sekali dia tanya pada bibinya apakah dia tahu tentang Yesus. Bibinya dengan raut muka yang tidak suka bilang bahwa Yesus adalah nabi di Qur’an yang mencelikkan orang buta, menghidupkan orang mati, dan akan datang lagi ke dunia.

Tidak banyak yang terjadi selama tiga tahun itu, tetapi Gulshan terus-menerus berdoa melalui ayat2 pendek itu. Ia mulai merasa punya harapan padahal sebelumnya ia putus asa sama sekali. Dia jadi yakin jika ada yang menyembuhkan, pasti Dia itu Yesus! Tapi dia juga mulai lelah menunggu dan mulai berdoa langsung pada Yesus. Gulshan menantangNya, jika Dia bisa menyembuhkan orang sakit kusta dan membangkitkan orang mati, apakah Dia akan menyembuhkannya? Gulshan bahwa mulai menambah sembahyangnya dengan kalimat “O Yesus anak Maryam, sembuhkanlah aku.” Dia mengulang kata2 ini setiap kali sembahyang dan bahkan juga sewaktu memegang satu persatu manik2 kalung doa yang dia beli dari Mekah.

Suatu pagi, Gulshan bangun jam 3 pagi seperti biasa dan duduk di tempat tidurnya, siap untuk membaca, tapi diam2 dia mulai berdoa minta kesembuhan. Tiba2 dia berhenti berdoa. Beberapa pertanyaan timbul di kepalanya. Kenapa sampai sekarang dia belum juga disembuhkan? Apakah dia tidak berdoa pada Yesus dan tidak cukup membaca Sura Maryam itu? Kenapa Yesus memberinya harapan tapi lalu tidak melakukan apa2 padanya?

Dia lalu berkata dengan berani pada Yesus, “Yesus,” katanya, “Saya tahu Engkau hidup. Engkau sudah bicara padaku. Tertera di Qur’an bahwa Engkau menyembuhkan orang sakit. Engkau dapat menyembuhkan aku tapi aku tetap saja lumpuh. Kenapa?”

Doanya dijawab dengan kesunyian.
Sekali lagi dia menangis keras, “Jika Engkau bisa, sembuhkan aku! Kalau tidak, katakan kenapa? Aku tidak bisa hidup seperti ini.”
Seketika ruangan dipenuhi lautan cahaya. Pertama-tama, Gulshan berpikir bahwa ini pasti cahaya yang datang dari lampu bacanya, tapi lampu itu jauh terlalu redup. Pikirnya, mungkin lampu dari luar dinyalakan oleh tukang kebun untuk menakuti pencuri mangga atau, mungkin, tukang kebun itu menyiram tanaman di pagi buta. Tapi semua pintu dan gorden tertutup dan tidak ada cahaya luar yang bisa masuk ke dalam rumah.

Pada saat ini, Gulshan mulai takut dan bersembunyi di bawah selendangnya. Tapi sesuatu membuatnya terus melihat cahaya yang terus-menerus bertambah terang sampai lebih terang dari cahaya di siang hari. Perlahan, tidak jauh dari tempat tidurnya, di tengah2 cahaya tampak 13 sosok manusia yang semakin jelas. 12 orang berdiri berbaris, tapi yang ke-13 (di tengah2) tampak lebih besar dan bersinar lebih terang dibandingkan yang lain.

Sekarang Gulshan gemetar ketakutan dan berdoa pada Tuhan untuk memberitahu siapa orang2 ini dan bagaimana mereka bisa masuk kamarnya padahal semua pintu dan jendela ditutup.

Ketika itu pula Orang yang berdiri di tengah berkata. “Bangun, “ perintahNya. “Inilah jalan yang telah kaucari. Akulah Yesus, anak Maryam, kepada siapa engkau berdoa dan sekarang Aku berdiri di depanmu. Bangun dan kemarilah.”

Gulshan mulai menangis dan protes bahwa dia terlalu lumpuh untuk menuruti perintahNya. Tapi Dia mengulangi perintahNya dan sekali lagi mengatakan bahwa Dia itu Yesus.

Gulshan masih ragu dan Dia mengatakan kalimatNya untuk kedua kalinya … lalu ketigakalinya pada waktu Gulshan belum juga bereaksi. Pelan2 Gulshan mulai merasakan kekuatan baru mengalir di anggota2 tubuhnya yang lumpuh. Dia meletakkan satu kakinya di lantai dan berdiri. Lalu, ajaib, dia lari dan bersimpuh di hadapan kakiNya. Gulshan merasa mandi cahaya yang termurni seakan matahari dan bulan bersama-sama menyinarinya. Cahaya itu tampaknya menembus hatinya, menampakkan banyak hal pada saat itu.

Yesus meletakkan tanganNya di kepala Gulshan, dan pada saat itu pula, ia melihat ada lubang di tanganNya dan melalui lubang ini cahaya menembus dan menyinari gaun tidurnya yang berwarna hijau sedemikian terangnya sampai gaun itu tampak putih. Dia berkata, “Akulah Yesus. Akulah Immanuel. Akulah Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Aku hidup dan sebentar lagi Aku datang. Mulai hari ini, engkau jadi saksiKu. Apa yang kau lihat sekarang dengan matamu dan kau dengar dengan telingamu harus kau sampaikan pada umatKu. Mulai sekarang engkau harus menjaga jubah dan badanmu tetap tanpa noda. Kemanapun kau pergi, Aku akan menyertaimu dan mulai hari ini engkau harus berdoa seperti ini …”

Dia lalu mengajarinya doa yang kita kenal sebagai Doa Bapa Kami. Tentu saja Gulshan belum pernah mendengar doa ini, dan tidak tahu tentang doa ini.

Pada waktu Gulshan melihat kaki dan tangannya, tampak di situ ada daging. Tapi tangannya, meskipun punya tenaga dan tidak layu sama sekali, tetap terasa kurang sempurna. Waktu dia bertanya tentang ini pada Yesus, Ia menjawab dengan lembut bahwa ia harus menjadi saksiNya. Sisa2 kelumpuhan pada tubuhnya untuk menunjukkan pada orang yang tidak percaya bahwa kesembuhan telah terjadi di bagian tubuh yang lain.

Dengan ini, penampakan Illahi pun berangsur hilang, tapi mata Gulshan yang telah terterpa sinar yang begitu dahsyat masih terasa sakit bahkan untuk melihat lampu bacanya yang redup. Dia meraba dan membuka laci mejanya dan menemukan kacamata gelap yang biasa dipakainya di kebun. Setelah dipakai, dia bisa membuka matanya dengan enak.
Ini menunjukkan bahwa penampakan Illahi itu (meskipun tidak bisa dibuktikan) bukanlah khayalan pribadi Gulshan. Kita diingatkan tentang perjalanan Paulus ke Damaskus dan Sundar Singh dan pada kenyataan bahwa mereka berdua mengalami penampakan Illahi akan Yesus yang berbeda dengan Gulshan.

Sekarang sudah jam 4 pagi. Satu jam sudah berlalu setelah Gulshan bangun tidur. Dipenuhi rasa syukur yang tidak pernah dialaminya selama 19 tahun masa hidupnya, ia tidak bisa tidak berjalan-jalan mengelilingi kamar tidurnya sambil memuji Tuhan. Bibinya yang mendengar langkah kaki di kamarnya menuduhnya berbohong waktu Gulshan berkata bahwa dialah yang berjalan-jalan itu.

Gulshan berkata, “Datang ke sini dan lihat sendiri!”
Seluruh rumah heran sekali melihat apa yang terjadi. Orang2 dari daerah sekitar atau jauh datang melihat sendiri keajaiban ini.
Penglihatan rohani akan Yesus terjadi lagi. Melalui penglihatan ini, Yesus menyuruhnya untuk memiliki Kitab Perjanjian Baru (KPB). Dia diberitahu tentang hamba Tuhan dan bahkan diberi petunjuk di mana orang ini berada. Orang ini, menurut penglihatan itu, bisa memberinya sebuah KPB.

Dengan mengikuti petunjuk itu, dia menemukan hamba Tuhan ini yang ternyata seorang Mayor Bala Keselamatan (Salvation Army) dan juga punya beberapa buah KPB. Dengan sedikit ragu, dia memberi sebuah KPG untuk Gulshan dan membantunya mengambil langkah pertama dalam kehidupan spiritualnya.

Gulshan telah membaktikan dirinya kepada Yesus sebagai Juru Selamatnya dan bukan hanya sebagai Penyembuh. Karena itu, ia berangsur-angsur yakin bahwa dia harus mengumumkan kenyataan ini melalui baptis.
Bala Keselamatan biasanya tidak menerima sakramen baptis dalam bentuk seutuhnya. Mereka melihat baptis sebagai di pengalaman dalam jiwa dan rohani ketika orang memberikan hidup pada Yesus. Tapi Gulshan bertambah yakin pengalaman di ‘dalam’ bathin (setidaknya dalam kasusnya) ini harus juga dinyatakan di ‘luar’ (jasmani).

Bala Keselamatan takut kalau tindakan di ‘luar’ ini bisa menimbulkan bahaya. Ini bukan lagi masalah keTuhanan semata. Hamba Tuhan (Mayor) ini memberitahu Gulshan secara jelas bahwa dibaptis secara jasmani akan sangat berbahaya baginya. Mayor bilang Gulshan mungkin tidak akan pernah bisa kembali ke rumahnya lagi dan bahkan bisa dibunuh. Bahkan keluarga yang sangat menyayangi seperti keluarganya sekalipun bisa berubah sama sekali jika mereka melihat satu anggota keluarganya berpaling dari agama Islam.

Paman Gulshan sudah melihat kemungkinan terjadinya badai keluarga. Dia berkata bahwa Gulshan bisa memberikan apapun yang Yesus minta, selama dia tidak meninggalkan negerinya dan agamanya. Pada prinsipnya, paman itu berkata Gulshan bisa memberikan apapun yang Yesus minta, asalkan jangan dirinya sendiri. Inilah tindakan yang Yesus inginkan dari setiap pengikutNya.

Kakak laki Gulshan yang bernama Safdar Shah berkata bahwa demi kepentingan Islam, dia atau anggota keluarga lain bisa membunuhnya, dan hal itu diizinkan dalam Qur’an.

Meskipun begitu, Gulshan merasa dia tidak bisa menjadi saksi yang efektif bagi Yesus Kristus jika dia tidak mengumumkan imannya. Dia berkata pada Mayor, jika itu memang kehendak Tuhan, dia siap untuk mati demi Kristus daripada harus hidup tanpa Dia.

Dengan ini, Mayor mengatur agar Gulshan pergi dengan istrinya ke sebuah rumah di Jalan Karachi. Rumah ini milik Pendeta dan Nyonya Aslam Khan. Pasangan ini punya pelayanan khusus bagi orang Islam yang berganti agama.

Aslam Khan membaptis Gulshan dan ini otomatis memisahkannya dari keluarganya. Pasangan Khan menerima Gulshan di rumah mereka. Awalnya, hubungan Gulshan dengan Ny. Khan kurang baik. Gulshan harus membantu melakukan pekerjaan rumah tangga … sesuatu yang tidak pernah dilakukannya. Tapi dengan contoh dari KPB waktu Yesus membasuh kaki2 murid2Nya, Gulshan dapat memperbaiki diri dan hubungan dengan Ny. Khan membaik.

Lalu ada masalah lain seperti cara pandang yang berbeda dengan Ny. Khan. Segera setelah dibaptis, Gulshan dipenuhi keinginan untuk pergi ke luar dan memberitakan dunia apa yang terjadi pada dirinya. Tapi Pendeta Khan tidak setuju. Menurutnya, Gulshan cukup bersaksi melalui perbuatan and tidak dengan mulutnya. Dia tampaknya yakin bahwa penyebaran iman Gulshan dilakukan di dalam rumah saja. Mayor lalu memberi pekerjaan buat Gulshan untuk bekerja sebagai pengurus di sekolah bagi orang buta. Anehnya, pasangan Khan tidak mencoba mengetahui bagaimana Gulshan menerima Yesus dan tidak pula belajar dari pengalaman rohaninya sampai tahun2 berikutnya di mana Gulshan sudah menjadi penginjil yang terkenal. Mungkin karena pengalaman awal yang kurang menyenangkan, pasangan Khan lebih tertarik pada ketulusan hati Gulshan sewaktu hidup di Jalan Karachi.

Seperti yang telah diduga Mayor, dan Gulshan sendiri sudah tahu pasti, hampir seluruh keluarganya menolaknya, meskipun beberapa anggota keluarga bisa bertoleransi. Di suatu kejadian, keponakannya mengundang Gulshan untuk datang di perkawinannya. Gulshan ragu2 menyempatkan diri untuk datang di tengah2 kegiatannya yang sibuk. Pengalamannya ternyata tidak enak karena beberapa anggota keluarga menuduhnya ‘gila’ dan bahkan memutuskan hubungan keluarga. Setelah pesta selesai, tidak seorang pun mau memberi tumpangan kendaraan ke stasiun bis kota, padahal sudah mulai malam. Sanak keluarganya berkata, “Kami tidak mau kau mengotori mobil kami.” Mereka bilang, “Minta diantar saja sama Yesus-mu.”

Inilah yang kemudian dilakukan Gulshan. Seketika itu juga, dia merasakan kehadiran Tuhan di sekelilingnya dan membuatnya merasa aman di tempat yang gelap dan sepi.

Tiba2, dia mendengar suara motor riksaw (becak Pakistan) di belakangnya. Gulshan meminta becak itu berhenti dan minta diantar ke stasiun bis kota. Tukang becaknya menganggukkan kepala dan mereka lalu meluncur ke jalan raya, melampaui jarak 15 mil dengan kecepatan yang memecahkan rekord. Sewaktu tiba, tukang becak mengangkut kopernya ke Jalur Bis Angkutan Watan dan meletakkannya di bawah tempat duduk di salah satu bis. Gulshan tidak pernah melihat muka tukang becak itu sebab tampaknya mukanya ditutupi topi dan dia berpakaian panjang warna coklat. Ketika Gulshan mau bayar, tukang becak itu menggelengkan kepalanya dan berkata Tuhan telah mengirim dia untuk menolong Gulshan dan dia berharap Gulshan bisa pergi dengan rasa damai. Gulshan berhasil mengintip mata tukang becak itu, yang, katanya, bersinar sangat terang sehingga sinar itu menutupi mukanya. Ketika tukang becak itu membalikkan tubuh dan pakaian panjangnya, Gulshan melihat nama “Petrus” dalam bentuk huruf2 yang bercahaya di tangannya!

Panggilan Yesus pada Gulshan adalah agar dia pergi ke umat Tuhan, tapi dia tidak begitu tahu siapakah ‘umat Tuhan’ itu. Suatu hari, ketika dia sedang berdoa, dia melihat ke atas dan melihat sebuah pilar berkabut yang berdiri dari lantai ke langit2 kamarnya. Yesus berdiri di dalam kabut itu dan memanggil dia untuk datang padaNya.

Yesus lalu meletakkan tanganNya ke atas kepala Gulshan dan dia merasa tubuhnya naik ke atas seakan melayang di angkasa. Dia menutup matanya dan setelah membuka lagi, dia ternyata berada di daerah terbuka yang tak terbatas. Terasa nyaman dan hijau dan figur orang2 tampak dengan jarak yang berbeda-beda dari dirinya. Semua figur itu mengenakan mahkota di kepalanya dan berpakaian sangat terang yang menyilaukan matanya.

Suara musik yang merdu terdengar mengalun dan orang2 menyanyikan ‘Suci’ dan ‘Puji Tuhan’, kata2 yang (pada saat itu) sangat asing buat Gulshan. Orang2 tersebut semuanya memandang Yesus dan berkata, “Dialah domba yang dipersembahkan. Dia hidup.”

Lalu Yesus mengatakan pada Gulshan bahwa merekalah umatNya, dan mereka bicara benar dan mereka tahu bagaimana berdoa sebab mereka percaya pada Anak Allah.

Gulshan lalu menyadari bahwa umatNya adalah orang Kristen dan dia yakin kepada merekalah dia harus menyampaikan pesanNya. Dia harus bersaksi tentang apa yang Yesus lakukan pada dirinya dan mengatakan pada umatNya bahwa Yesus itu hidup dan akan segera datang lagi.
Gulshan ingin segera meneriakkan pesan ini ke seluruh dunia. Tapi, pertama-tama, dia harus menjalani beberapa latihan penting, meskipun latihan ini tampaknya membelokkannya dari tujuan semula. Pekerjaan pertamanya di sekolah buta melatihnya untuk terus bersyukur di dalam masa sukar dan penderitaan. Anak2 muda buta di sekolah itu tidak menghabiskan waktu mereka dengan mengeluh, tapi mencari kualitas diri yang tadinya tidak mereka temukan dan dengan ini mereka mencari kebahagiaan yang baru.

Pekerjaan Gulshan selanjutnya adalah menjadi wartawan majalah mingguan. Meskipun pekerjaan ini sangat berbeda dengan panggilan Illahinya, tapi pekerjaan ini mengajarnya bagaimana mewawancarai dan merekam dengan seksama. Kemampuan ini nantinya sangat berguna sewaktu dia menulis buku2nya.

Pada hari terakhir tahun 1975, dia menerima undangan pertama untuk bicara di Foreman Christian College di Lahore. Setelah itu mulailah perjalanannya ke segala penjuru Pakistan untuk mengunjungi kelompok2 tertentu dan memimpin kelas2 Alkitab.

Pada bulan September 1982, dia berangkat ke Inggris. Ini merupakan bagian awal penginjilan internasional ke Eropa dan Kanada. Dia bicara di radio, merekam kesaksiannya dalam tape dan akhirnya menulis dua buku. Ribuan orang sekarang telah mendengar dan membaca kisahnya. Tak terhitung jumlah umat Kristen yang dikuatkan imannya dan banyak Muslim yang mempertanyakan iman mereka. Banyak orang yang menemukan Yesus untuk pertama kali dalam hidupnya. Yang lain banyak yang menyerahkan diri kembali pada Yesus. Tak terhitung jumlah yang menerima kesembuhan jasmani, meskipun Gulshan tidak pernah ingin dikenal sebagai penyembuh, atau bahkan mempromosikan Yesus sebagai Penyembuh. Baginya, yang pertama dan merupakan kebutuhan yang terpenting adalah Keselamatan. Dan ini berarti menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat yang hidup dan yang akan datang lagi.

Hampir dua tahun berikutnya, dia kembali ke Pakistan. Di sini dia menjadi lumpuh lagi. Kali ini dia mengalami stroke yang mengakibatkannya harus berbaring di tempat tidur untuk sementara waktu. Kejadian ini dipakai kakak lakinya sebagai kesempatan untuk mencobanya kembali ke Islam, tapi Gulshan menolak pandangan kakaknya bahwa Yesus pasti sudah meninggalkannya. Gulshan mengerti lebih baik dan bahkan menyadari bahwa keadaan sakitnya saat itupun dipakai untuk memuliakan namaNya. Karena Gulshan tetap tidak mau berubah iman, kakak laki2nya memutuskan segala sisa hubungan persaudaraan yang masih ada. Sebagai tanda sayang dan peduli, ia menyelipkan sejumlah uang di bawah bantal Gulshan sebelum dia pergi meninggalkan kamar dan hidup Gulshan.

Gulshan tadinya berharap untuk tetap tinggal di Pakistan seumur hidupnya. Tapi di awal tahun 1985, dia kembali lagi ke Inggris memakai kursi roda, sama seperti 19 tahun pertama hidupnya. Kali ini tidak ada kesembuhan tiba2. Tapi kenyataan bahwa dia sampai saat itu masih hidup pun sudah dapat dianggap ajaib sebab para dokter di Pakistan setahun sebelumnya bilang bahwa dia tidak punya harapan hidup lagi. Tak lama setelah itu, Gulshan mengganti kursi rodanya dengan tongkat sebelum akhirnya tidak memakai pertolongan apapun untuk berjalan. Kekuatannya secara perlahan kembali dan sekali lagi dia berpergian ke seluruh dunia dan bicara di muka umum tentang perjumpaan Illahinya yang luar biasa.
Last edited by Adadeh on Sun Mar 26, 2006 3:40 am, edited 1 time in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

60. NAGINA SHAH
http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/magazine/4204820.stm

Nagina Shah, who walked away from her faith and family 14 years ago after a forced marriage, believes that traditional Islam and modern Western life do not mix.

When I was 19, I decided to break away from my family. My parents chose a husband for me - I was engaged at 14 and forced into marriage at 17

I have three brothers and three sisters, and am the youngest in the family. I'm the only one born in England, in 1972, a few years after my parents had emigrated from Pakistan.

My upbringing was very strict, even by Asian community standards. My family were Sunnis [the majority branch of Islam] and our faith and religion were largely influenced by - and intertwined with - our culture.

But it was backward, strict and suffocating. I was not allowed to go out on my own or even travel on buses.

I went to an all-girls school, although my father believed girls should not really be educated. Instead, all attention was focused on my brothers, who were expected to become doctors or lawyers.

My father preached one thing but did something else in practice. He said we needed to be pure and pious but was himself quite volatile. In contrast, my mother would never say boo to a goose.

The double standards really struck me. I always felt suppressed and suffocated by my father and brothers, who ran the household.

I was never able to accept or understand why my brothers were treated better than me. They were allowed to go out, mix with women, drive, go to college, have an opinion. I was allowed to do none of these things.

Turning point

My parents chose a husband for me. I was engaged to him at 14 and forced into marriage at 17. when I was 19, I had had enough and I decided to run away from home. On 8 August 1991, I packed my bags and went.

I have since put myself through college and university and now consider myself as an independent career woman.

At the time, I left with hardly anything. And having lived in a sheltered, reclusive environment, I suddenly had to face up to real life for the first time.

I now want to help other British Muslims who face a similar situation to me

I moved away from Leeds and lived in a hostel for a while. I worked at the same time as going to college where I studied for my GCSEs and then A levels. I later went on to read engineering at university.

When I was staying in the hostel, I met many other young Asian girls like me. It was tragic because they wanted to break away from their families but they kept on going home and getting into a total mess.

There must be lots of other men and women who want to break away from their culture. I now want to help other British Muslims who face a similar situation to me.

I went through the most enormous life-changing experience. I must have been numb and in shock for about two years.

I became a totally different person, and found I was also quite spiritual and could relate to many religions at different levels.

Since leaving home I have not been in touch with my family. I would not be able to live my life the way I choose if my family have anything to do with it. I do not blame my parents for not seeing my point of view. They both come from a very different culture.

There is a cultural clash between my parents' generation and mine. The Eastern and Western cultures are so extremely different that it is difficult to find middle ground.

I believe my parents were so strict because they did not want to lose their identity, their Pakistani roots. But by doing this they did not allow me my own identity.

The danger of organised religion is that they all teach exclusivity and preach that theirs is the one true faith. To have one true faith means that all other faiths are wrong, hence the fighting we see around the world.

I believe the only way we will achieve peace and mutual respect on this planet is if we are all willing to change our beliefs.

I am not saying we should completely throw away our belief systems but what we need to do is let go of the beliefs that no longer work and keep the ones that do.
Last edited by ali5196 on Thu Mar 30, 2006 8:51 pm, edited 1 time in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

65. HASNAH

http://www.kedahonline.net/v6/html/modu ... le&sid=142

Image

Dah banyak isu murtad kata Malaysia ini. Salah satu yang terhangat ialah isu murtad Hasnah yang telah saya downloadkan rakaman ucapan dia di US. Cara dia menghina Islam memang menyakitkan hati. Mungkin dah ada yang dengar, bagi yang belum mengenali siapa wanita ni, anda boleh terus download dari kami di sini.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

66. MURTAD MAMA

http://www.apostatesofislam.com/apostat ... monial.htm

Me and Islam

Before you read my story below, I would like you to know that a lot of details are omitted to prevent people finding out who I am, etc. Some individuals and organizations may use my detailed info to hurt me in some way – just because I do not think Islam is right for me.

My parents made Malaysia their permanent home and that is where I was born and raised. By the laws in Malaysia, whoever is Malay or has a Malay ethnic background, they have to be Moslem. Since, my dad is Malay, our whole family in Malaysia was registered as Moslem and had no other choice but to be Moslem.

In regular school (from grade 1 to university), we had to learn Islam over and over. From age 8-11, I was also sent to religious school (every day except weekends) in addition to regular school, which I hated! I hate to wear the veil because it is hot and humid all year long in Malaysia. I recall making fun of the teacher in religious school at the age of 11 because she kept on talking about nonsense (which she seemed to believe in). At least I just went to religious school from age 8-11 (other kids go from age 7-12). I probably started late because my parents wanted to see if I could handle regular school alone. And I quit at age 11 because I wanted to do sports and the religious school’s headmaster didn’t want to let me take leave for sports practice. So, my parents said, “Hey! quit then”, which is good. My siblings had to go up to age 12. But they were in a religious school that was only 3 times a week and only 2 hours a day instead of 4-5 hours.

In addition to all that, my parents insisted I learn the Koran. I hated that too because I hated reading Arabic and I have no idea what it is about. So, what is the point of it? My parents just wanted me to be able to do well in religious studies at school and not feel left out among other children in Malaysia. Anyway, I used to make the Koran teachers want to quit coming to our house to teach. My mom has a lot of stories to tell when it comes to me making the Koran teachers want to quit. Later on, my dad would have a cane out (to beat me) to make sure I was learning the Koran and not making the teachers want to quit. This is another thing I used to do, when I changed teachers (because I made them quit by giving them a hard time) I used to flip the pages of the Koran a whole lot (hundreds of pages) and mark the page there as where the last teacher stopped. So, the new teacher would start a page, which is hundreds of pages after the one I last read. That way I finished the Koran fast and didn’t have to worry about wasting time on nonsense. Sometimes, I would do the same thing even if I didn’t change teachers. I would try to trick the same teacher. Anyway, my parents still think I managed to go through the whole book.

Since I was young, I was doubtful about this whole Islam thing. With all the bizarre things going on according to the religious teachers and its difficult rituals, Islam was a nightmare to me. I recall one day (probably when I was about 11 yrs old) the Koran teacher was telling me we should believe in Allah, the prophets, the 4 books, etc. I told him that we only have to “believe” in them without knowing if they exist?! So, he must believe in them without knowing if they exist.

In all schools, the teachers used to teach us that all non-Moslems (kafirs) are going to hell. When I told my parents this, they got mad. They said that isn’t true. The teachers are not god to judge who is going to hell or not. I think my parents just think the Koran teaches good things but they don’t know themselves what is in there because they didn’t study it. During my dad’s time, no religious studies were taught in school.

For secondary school, I went to a school that is multiracial and multi-religion. I began to make friends with people that were not Moslem. They were very nice people. Nicer than the Moslems. They always respected me and never forced me to do anything religion wise. The Moslems were forcing me to practice Islam and giving me a hard time. I finally realized something was wrong with the idea that all-Moslems will end up in heaven one day but never the non-Moslems. So, I decided that Islam is nonsense. Why is it that good people go to hell and bad ones go to heaven? Just because of what religion they follow? Not everyone is given the same chance to learn Islam. I realized my true friends in secondary school were never Moslem.

A factor that contributed towards me leaving Islam is the fact that women HAVE to wear veils. They claim it is so that men don’t look at sexy women, etc. It is to protect the women from men staring at them, etc. Well hey, there are Moslem men that turn me on/get me sexually aroused and they don’t have to wear a veil and cover up! I wish they would so that I can concentrate on other things rather than them. But this isn’t in Islam for the men.

When I was in my last year in secondary school, we had to take the national exams. For Islamic Education, I had to study about marriage in detail to do well. So, I learnt all the stuff and got the highest grade anyone can get for Islamic Education. And guess what? Because I know it so well, I know that there is a lot of discrimination against women in Islam. Things like a father and grandfather can marry a girl/woman to whomever they want even if the girl/woman doesn’t want to marry that person. That is disgusting! A man can beat his wife (after giving her advice and sleeping apart) if she doesn’t do whatever he wants her to sounds horrible to me too. I am a person that is strongly against corporal punishment on children because of my own personal experience and certainly against women! In addition, I learned things like women couldn’t be witnesses in Syariah Courts and things like that.

Since there are parts that are horrible in Islam, I do not accept it as the true religion. Plus, the religion is extremely difficult for me to practice if I want to be comfortable with my lifestyle. So, that is why I choose not to be Moslem. This has cost me a lot. I had to give up an education in a better university than the one I am attending now, a guaranteed respectable job, and everything I have in Malaysia to live in a foreign country. This is going to sound crazy but - I actually married another Moslem apostate from Malaysia so that he would help me move to this new home country of mine as he had the money and in return he could stay here safely. This has disadvantages – like it is hard to get other men to date me if they know I have a “husband”. Hey, if Malaysian Moslems find out that we are not Moslem, many would torture us in some way. In Malaysia, there are Pusat Pemulihan Akidah’s or Faith Rehabilitation Centers and perhaps even the death penalty (in 1-2 Malaysian states only) for Moslem apostates. I even gave up my Malaysian citizenship to be safer. The fact that Malaysian Moslems want to hurt us hurts me a lot because, why do they have to hurt us just because we view Islam differently? We wouldn’t have treated them badly or anything. My “husband” said that they know their religion is nonsense. So, anyone who tries to reveal this is somehow “changed” or killed to avoid more people knowing that it is nonsense. They are just so insecure about their religion that they have to get rid of people who know the truth about it!

After reading the Faith Freedom International and ISIS website and confirming it by reading a translation of the Koran in English (translated by a Moslem!) and other translations online, I realized that there is more CR4P in the Koran than I have thought– all this killing the non-believers, keeping captives (slaves) and having sex with them, etc. Even the Hadiths have a lot of inhumane stuff and I don’t think they should be considered 100% true as they are based on what he or she said hundred years ago.

Currently, I am a person of no religion. Many Moslem apostates who have been hurt and/or seen people get hurt in the name of Islam think that Islam should be totally destroyed. Of course, it would be great if it is possible. However, all I ask for from Moslems is freedom of religion, as I know that would help reduce the number of people suffering. Plus, if Islam were so great like Moslems claim, people would want to believe in it and practice it anyway without being forced.

* * *

Murtad Mama
Last edited by ali5196 on Mon Apr 03, 2006 3:43 am, edited 1 time in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

WANITA BERANI DARI MALAYSIA, YG SAMPAI KE MAHKAMAH AGUNG UTK MENGHAPUSKAN KATA 'ISLAM' DARI KTPnya:

LINA JOY

http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2192

Lina Joy, 42, naik banding terhadap keputusan Pengadilan Tinggi yg menetapkan keputusan Pengadilan Tinggi pada tgl April 18, 2001, yg mengatakan: SBG MUSLIM, IA TIDAK DAPAT MENOLAK ISLAM.

Lina, asal namanya Azlina Jelani, menuntut Dewan Agama Islam Kawasan Federal Kuala Lumpur, director-general NRD, dan pemerintah setelah mereka menolak permohonannya agar kata "Islam" dihapuskan dari KTPnya.

IA JUGA MENUNTUT DEKLARASI BAHWA IA BEBAS UTK MEMPRAKTEKKAN AGAMANYA SPT TERTULIS DALAM KONSTITUSI FEDERAL !!


PS: kalau Islam memang begitu hebat, suci, sempurna, mudah dimengerti, dari Allah, tidak perlu Muslim menggunakan paksaan agar orang agar tetap memeluk Islam. Kalau memang Islam sempurna, Muslim tidak ada yang murtad. Ternyata murtad semakin hari semakin banyak. Kesimpulan : Islam tidak sempurna.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Post by Adadeh »

Taslima Nasrin

Image

Wanita asal Bangladesh ini menulis buku ttg kekejaman Muslim terhdp NONMuslim di Bangladesh. Buku2nya dibredel. Dan, spt Salman Rushdie, iapun difatwa mati !

Taslima Nasrin (Bangladesh), also known as Taslima Nasreen, (born 25 August 1962 in Mymensingh, Bangladesh) is a Bengali Bangladeshi physician, writer, feminist human rights activist and secular humanist. She was awarded the Sakharov Prize for Freedom of Thought in 1994, and a Humanist Award (from the International Humanist and Ethical Union) in 1996.

Nasrin has spoken out in favour of equal rights for women and has expressed opposition to the oppression of non-Islamic minorities in Islamic societies, such as in her home country Bangladesh. In her autobiography, Nasrin mentioned that she was sexually assaulted by her relatives and other men in her early years. These incidents had a strong influence on her later life to become a staunch feminist.

She initially gained fame as a poet and columnist. However, later she gradually became popular for being a courageous woman through a series of books that she wrote. Some of her critics believe that part of the reasons of Taslima Nasrin's popularity is because of her critical views on religions, especially Islam.

In 1993, sparked by a series of newspaper columns in which she was critical of the treatment of women under Islam, Islamic fundamentalists pronounced a fatwa against her and offered a bounty for her death.

Later, the government banned her book Lajja, (a Bangla word meaning shame), which drew attention to the torture of Hindu minorities in Bangladesh. Again there were calls for her death and her passport was confiscated by the government.

In 1994, organised groups identified with religious fundamentalists demanded her execution by hanging after she was quoted in The Statesman stating that "…the Koran should be revised thoroughly." The government of the day, whilst not taking action against those who had issued threats, filed a court case against Nasrin charging her with hurting the religious feelings of people and an arrest warrant was issued. Although she anticipated that she may have faced a jail term of up to two years, Nasrin felt it was very likely that she would have been murdered in jail; she went into hiding. After two months she was granted bail and left the country.

Buku2 Nasrin yang dilarang terbit di Bangladesh:
http://taslimanasrin.com/index2.html
Image
Amar Meyebela (My girlhood - 1999)
Image
Lajja (Malu - 1993)
Image
Utal Hawa(Gusty Wind - 2002)

TALIMA NASRIN : jangan berani bungkam saya
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=1325

---------
Mari Bakar Burqa !
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 200938#200 938

http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 589#212589

Image
Author, Taslima Nasrin, says that Islam doesn't respect women... so,
these Islamic fundamentalists are trying to beat some sense into her.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Dr. Parvin Darabi

Post by Adadeh »

Parvin Darabi

Image

Dr. Parvin Darabi (Born 1941 Tehran) is an Iranian born American activist and writer.

She studied at Calif. State University Northridge, University of Southern California and Pepperdine University, and California Coast University. Parvin worked as an electronic systems engineer, program manager, company president, and engineering consultant until 1994. From 1985-1990 she owned and operated her own Company PT enterprises, in Mountain View, California where they developed the most sensitive Radar Detector presently on the German Naval Vessels active in NATO.

Her elder sister, Homa Darabi, committed suicide in 1994 by burning herself in a public square in Iran to protest against the Iranian regime. Since then, Parvin has become an activist, writing the book Rage Against the Veil: The Courageous Life and Death of an Islamic Dissident and speaking out on many occasions against Iran's government and the religion of Islam as whole.

Image
Rage Against the Veil by Parvin Darabi
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Post by Adadeh »

W.L. Catti

Image
W.L. Catti "after" and "before" :lol:

Image
Married to Muhammad by W.L. Catti
Through original Muslim writings, and a chilling account of her own 14-year marriage to a Muslim, Cati sheds light on the dark side of Islam--especially the teachings and practices that keep women in suffocating bondage.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Post by Adadeh »

NONIE DARWISH

Image
Sekarang Mereka Menyebutku Kafir
MENGAPA MUSLIM AS ENGGAN MENGUTARAKAN WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA

November 19, 2006 -- Muslim sering dituduh tidak cukup menentang terorisme. Nonie Darwish tahu alasannya: masyarakat Muslim mereka tidak memperkenankannya.

Darwish berasal dari Mesir, lahir dan dibesarkan sebagai Muslim. Beberapa waktu yang lalu, dia hampir saja bicara di hadapan para mahasiswa di Universitas Brown tentang kebencian yang tidak masuk akal dan sifat radikal yang diajarkan Islam padanya untuk membenci budaya Mesir sendiri. Kelompok Yahudi di kampus itu yang bernama Hilel mengundangnya untuk bicara di hadapan umum pada hari Kamis.

Tapi acara ini kemudian dibatalkan. Para mahasiswa Muslim mengeluh bahwa Darwish “terlalu kontroversial”. Mereka menuntut agar Darwish dilarang bicara di atas panggung di Univ. Brown. Setelah ramai berdebat, akhirnya kelompok Yahudi Hillel setuju untuk membatalkan acara.

Anehnya: Tidak satupun orang yang mengecam ketika Univ. Brown mengijinkan pengadaan acara anti-Israel berjudul "Palestinian Solidarity Week” (Minggu Solidaritas Palestina). Tapi Hillel berkata bahwa pendapat2 Darwish tentang Islam membuat Persatuan Mahasiswa Muslim merasa “gerah”, dan Hillel tidak mau merusak hubungan baik dengan masyarakat Muslim.

Lebih jauh lagi, perkumpulan wanita Univ. Brown mengundurkan diri untuk mensponsori acarat tersebut, meskipun mereka setuju atas pendapat Darwish tentang perlakuan wanita (dalam dunia Islam). Kabarnya, sebagian masalah adalah karena Darwish tidak berencana mengecam Israel yang menembak wanita2 Arab yang digunakan para teroris sebagai perisai manusia, atau tidak cukup mendukung para istri Arab Israel dari suami2 mereka.

Dengan menutup telinga mereka dari ucapan2 Darwish, para mahasiswa Muslim Univ. Brown sudah membuktikan perkataan Darwish sendiri: Muslim2 yang berusaha melakukan kritik membangun tentang Islam dengan cepat diberangus oleh masyarakat Muslim itu sendiri.

“Bicara tentang hak2 azasi manusi, hak2 wanita, persamaan hak atau perdamaian dengan Israel merupakan hal yang tabu (terlarang) dan bisa mendatangkan konsekuensi yang serius” di dunia Arab, kata Darwish. Untuk mengatasi hal ini, Darwish menerbitkan buku barunya yang berjudul "Now They Call Me Infidel: Why I Renounced Jihad for America, Israel, and the War on Terror" (“Sekarang Mereka menyebutku Kafir: Mengapa Aku Menolak Jihad terhadap Amerika, Israel, dan Perang terhadap Teroris”).

Darwish berkata bahwa masyarakatnya sendiri di Timur Tengah dan Amerika membenci kritik, bahkan dari pihak Muslim sendiri. Setelah kejadian 9/11, katanya, banyak orang Mesir yang tidak mau percaya bahwa Muslimlah yang melakukan hal itu. Sebaliknya, mereka malahan menyalahkan “konspirasi Zionis.”

--------------------
Ajaran KEBENCIAN dlm budaya Arab/Muslim 4 artikel
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=4039

Escaping “Submission"
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 103#193103

NONIE DARWISH : dinamika kekeluargaan Islam yg mustahil
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... highlight=

True Muslim Heros - Arabs for Israel - Nonie Darwish
http://www.youtube.com/watch?v=wiEhtn9bldg
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Post by Adadeh »

Mina Ahadi

Image

Mina Ahadi adalah ketua Organisasi Murtadin: http://www.ex-muslime.de/

Mina adalah pendiri Kelompok International Menentang Hukuman Mati dan Rajam, yang berhubungan dengan 200 organisasi dan kelompok2 individu di seluruh dunia. Kelompok ini bertujuan untuk menghentikan praktek rajam di dunia (Islam).

Mina Ahadi lahir di Iran tahun 1956. Dia mulai aktivitas politiknya ketika dia masih berusia 14 tahun dengan mendirikan kelompok2 diskusi, perpustakaan, dan tampil di muka umum. Pada waktu Revolusi Iran di tahun 1979, dia termasuk mahasiswa yang aktif dalam kegiatan politik. Ketika Pemerintah Islam Iran terbentuk dan Khomeini mengeluarkan fatwa yang memaksa Muslimah berjilbab, Mina tanpa ragu lagi menggalang pertemuan2 dan demonstrasi2 melawan Pemerintah. Pidato umumnya yang pertama dihadiri lebih dari 2.000 wanita di kota Tabriz dan tak lama kemudian dia dikeluarkan dari universitasnya.

Mina dikejar-kejar antek Pemerintah dan harus bersembunyi. Setahun kemudian rumahnya digerebeg dan suami dan kawan2nya ditahan. Mina berhasil lolos sebab saat itu dia tidak berada di rumah. Suaminya lalu dihukum mati dan Mina meninggalkan kotanya untuk melarikan diri ke daerah Kurdistan di tahun 1980.

Mina tinggal di Kurdistan sambil terus berjuang melawan Republik Islam Iran selama 10 tahun dan di tahun 1990 dia pergi ke Vienna (Wina, Austria). Sejak itu Mina tetap tinggal di Eropa dan secara aktif berjuang melawan Pemerintah Iran dan kesamaan hak2 wanita. Dia telah jadi juru bicara utama berbagai pertemuan dan konferensi internasional emansipasi wanita yang tak terhitung jumlahnya. Beberapa konferensi utama antara lain adalah konferensi wanita internasional di Peking, konferensi internasional hak azasi manusia di Vienna, kongres wanita internasional di Cologne dan Wied. Dalam pertemuan ini, Mina mengungkapkan masalah2 yang dihadapi Muslimah di negara2 Islam dan dia menggalang kegiatan2 protest menentang negara2 itu.

Mina adalah juru bicara Kampanye Internasional untuk Memperjuangkan Hak2 Wanita di Iran. Dia telah diundang kelompok Internasional Amnesty beberapa kali untuk hadir di perkumpulan2 tahunan mereka. Mina merupakan tokoh terkemuka dan dikenal dalam perjuangan emansipasi wanita dan telah tampil dalam berbagai wawancara di berbagai koran dan program TV terkemuka di Eropa.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

NOOR & YASMIN

http://www.timesonline.co.uk/article/0, ... _1,00.html
The Times
February 05, 2005

Noor, gadis dari Inggris pusat, the Midlands, dibesarkan sebagai Muslim tetapi pindah ke Kristen pada usia 21. “Yang paling susah adalah memberitahu ayah saya. Saya pikir dia akan membunuh saya di tempat, tetapi dia cuma menjadi shock,” katanya. Ayahnya akhirnya hampir menculik dia.

“Dia bertindak drastis – memindahkan seluruh keluarga ke Pakistan, di desa terpencil yang tidak punya jalan. Dia membiarkan kami di sana bertahun-tahun, menekan saya untuk meninggalkan agama Kristen. Saya bertahan menderita secara mental dan emosional yang tidak pernah dirasakan kebanyakan manusia,” katanya. Akhirnya ayahnya menyadari bahwa imannya tidak dapat digoncangkan dan membebaskannya dengan syarat ketat. “Karena terdesak, ayah saya mengancam akan mencabut nyawa saya. Jika seseorang pindah agama, demi kehormatan keluarga dia harus dibawa kembali ke Islam, jika tidak dia harus dibunuh.”

Jendela kami dilempari batu bata, saya diludahi di jalan karena menurut mereka saya telah menghina Islam. Kami harus memanggil polisi berkali-kalil. Saya harus ke pengadilan meminta injunction terhadap suami saya karena dia menghasut orang lain untuk menyerang saya.”

Dia melarikan diri ke daerah lain di UK, tetapi diserang lagi ketika penduduk setempat tahu keadaanya. “Saya tidak mau pindah lagi,” katanya, dan menambahkan bahwa standard ganda yang dipakai orang-orang yang menyerangnya yang paling membuatnya marah. “Mereka sangat munafik – mereka mau kita toleran terhadap apa yang mereka mau, tetapi mereka tidak toleran terhadap kita.”

Dengan orang-orang murtad lainnya, Yasmin menolong membangun jaringan support group di seluruh England, yang menggunakan sistem sembunyi2 persis seperti melakukan operasi di sebuah negara tirani dan seakan2 kita tidak berada di sebuah negara demokrasi. Bukan saja mereka harus bertemu secara tersembunyi, mereka tidak dapat mengiklankan pelayanan mereka, dan harus memeriksa orang-orang yang mendekati mereka untuk menghindari mata-mata.

“Sudah sangat banyak yang pindah dari Islam ke Kristen. Ada 70 orang di daftar kami, dan kian hari daftar ini bertambah panjang. Kami tidak mau orang lain menderita seperti kami,” katanya.
Beberapa telah dipukul sampai bengkak biru karena berani murtad, bahkan ada yg lebih parah lagi.
Last edited by ali5196 on Sun Aug 19, 2007 9:46 pm, edited 3 times in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

DAN YANG PALING DAHSYAT MASIH NONA YG SATU INI :

AYAAN HIRSI ALI
Image

AYAAN HIRSI ALI: INFIDEL
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=12010

Ayaan Hirsi ALi: BUKU yg membawa anda ke NERAKA
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 376#178376

http://www.youtube.com/watch?v=q6Wrhivp7eQ
If Islam is practiced in its purest form, yes it is UNdemocratic ... In Islam, secular law in UNthinkable ...
"Submission" Movie by Ayaan & Theo Van Gogh for which islam killed him
Part 1 - (All I can find so far) http://www.youtube.com/watch?v=V6CakuoaCf4

Question & Answer Session
mms://wm.capitalreach.com/aei/windows/5190.asf

Good Interview / Discussion on Real Time w/Bill Maher (courtesy of TT)
http://www.youtube.com/watch?v=Jpk7SNVlagQ

On Norway TV - 1 http://www.youtube.com/watch?v=W42INEZ0qQk
On Norway TV - 2 http://www.youtube.com/watch?v=7dxslkZUy4E
ON C4 - http://www.youtube.com/watch?v=b04pjSiTWUQ
On Swede TV http://www.youtube.com/watch?v=q6Wrhivp7eQ
On Denmark - http://www.youtube.com/watch?v=l45mpO1P9es
About 911 - 1 - http://www.youtube.com/watch?v=_8UfbTuotA0
On Beck http://www.youtube.com/watch?v=U3tgY_eI_P0

Penghargaan European of the year 2006 bagi murtad islam****
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=1257

Aryaan Hirsi Ali & nasib muslimah di Eropa
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... .php?t=898

Menantang Islam
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2972

Wawancara paling akhir dgn Ayaan Hirsi Ali****
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=10270

Bestseller Eropa: The Caged Virgin, Ayaan Hirsi Ali
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2973

The Public Execution of Ayaan Hirsi Ali****
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2699

EX-MUSLIM BELANDA: BERANI DUKUNG KARTUN Denmark****
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=1335
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

selipan dari tongtong :

dulu ada duet 2 penyanyi perempuan bersaudara orang padang, yang sangat top, namanya lidya - imaniar; singkat cerita lidya masuk kristen, sampai2 diusir sama bapaknya, terus dia kawin juga dengan orang kristen, sampai hari ini perkawinannya langgeng, sedangkan saudara dia, yang namanya imaniar, tetep islam, bahkan mengislamkan suami keduanya yang asalnya non islam, tetapi nasibnya tragis, hari ini si imaniar ini sudah 2 kali menjanda, bahkan suami nya yang mualaf itu, entah karena jadi mualaf atau apa, dia ngesex dengan pembantunya.

si bapak mereka, yang pada awalnya sangat membenci kepindahan agamanya lidya, karena dia orang pintar (mantan komandan garnisun ibu kota), dia bisa melihat buahnya, akhirnya pada umur 72 dia dibaptis pula
.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

DAHSYAT !! UK : puteri imam murtad, diancam mati !!
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 341#261341
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

http://www.frontpagemag.com/Articles/Re ... CFC3031E09
HOMA ARJOMAND: Lindungilah Wanita dan Anak2 dari Shariah
By Jamie Glazov
FrontPageMagazine.com | Wednesday, January 02, 2008

Image
Homa Arjomand adalah Koordinator Kampanye Internasional Melawan Pengadilan Shariah di Canada. Ia dianggap sbg Wanita Terkemuka Thn 2005 oleh Gazette Des Femmes dan thn 2006 menerima Hadiah Toronto Humanist of the Year dan Humanist of The Year Award dari HAC (Humanist Association of Canada).

Websitenya : http://www.nosharia.com/

Arjomand: Saya lahir dan dibesarkan di Iran. Pada usia 17, saya mulai aktivitas sosial dan politik dgn siswa2 kedokteran yg menjadi pembangkang regim Islam. Saya studi di UK dgn sponsor the National Iranian Oil Company dan kembali ke Iran utk bekerja sbg guru di berbagai perguruan tinggi dan universitas.

Musim dingin 1989, saya lari dari Iran lewat pegunungan karena nyawa saya teranyam oleh rejim Islam. Saya tinggal di Kanada sejak th 1990 dan menghadiri berbagai konferensi2 internasional ttg hak2 anak2, wanita dan kaum gay. Saya diwawancara berbagai surat kabar di Eropa dan Amerika membela sekularisme.

Ketika UU Arbitrari Ontario mengijinkan kasus2 keluarga ditangani oleh badan2 arbitrasi berdasarkan agama saya langsung membentuk the International Campaign against Sharia Court in Canada utk menentang pengadilan Shariah dan pembatasan2 Islam Politik terhdp wanita dan anak2. Kini saya bekerja sbg penasehat bagi wanita2 yg menghadapi kekerasan domestik.

Dgn pengalaman hidup di Iran, saya melihat dari dekat aplikasi hukum Shariah. Meningkatnya Islam Politik mendorong mundur gerakan pembebasan hak wanita dan menurunkan standar masy dgn menghalalkan apartheid berdasarkan jenis kelamin dan memberlakukan hukum kekeluargaan yg jelas mendiskriminasi wanita dan anak2.

Hukum keluarga macam itu mengakibatkan banyak wanita dari masy2 Islam spt itu lari dan mengungsi ke Barat.

Saya melihat bgm dlm keluarga Muslim, seorang ayah akan mengirim kembali puteri2nya ke negara asal mereka dan memaksa mereka utk menikah pada usia yg sangat muda, walau mereka warga Kanada.

Image
Tgl 23 Oktober 2003, Syed Mumtaz Ali (foto atas), Presiden the Canadian Society of Muslims, meresmikan the Islamic Institute of Civil Justice. Katanya, sbg ‘Muslim tulen’, kau harus menggunakan hukum Shariah bagi masalah2 hukum. Pernytaan politik ini tidak hanya bernada memaksa tetapi juga sbg ANCAMAN langsung bagi Muslim2 tulen yg lebih suka menggunakan hukum Kanada.

Dan sayangnya, Arbitration Act 1991 Kanada memberikan lampu hijau bagi Islam Politik utk meluaskan cengkramannya atas kehidupan Muslim di Kanada. Oleh karena itu kami merasa wajib utk mewanti2 rakyat Kanada akan adanya ANCAMAN terhdp kebebasan mereka ini.

Kami sangat khawatir bahwa Islam Politik mencoba mengekspansi ke Kanada lewat arbitrasi keluarga berdasarkan Shariah. Kami yakin bahwa meningkatnya pengadilan Shariah di Kanada bukan hanya kebetulan. Ini BAGIAN DARI SEBUAH GERAKAN GLOBAL.

Kampanye kami dimulai di Toronto tgl 30 Oktober 2003 dgn selusin pendukung namun kini kami merupakan koalisi 183 organisasi dari 14 negara dgn lebih dari 1000 aktivis yg menyumbang waktu dan keahlian mereka.

FP: Apa sifat rejim Islam di Iran ?

Arjomand: Rejim Islam di Iran adalah Islam dan didasarkan pada ideologi Islam. Sudah diketahui secara luas bahwa sistim itu adalah anti kebebasan, anti wanita dan anti sekularisme. Hukum2 brutalnya menantang modernisasi dan nilai2 progresif masy. Rejim ini dibangun atas prinsip2 teror, penyiksaan, eksekusi di tempat dan perajaman.

FP: Apa pendapat anda ttg Islam Politik.

Arjomand: Islam Politik adalah sebuah gerakan yg sangat aktif dlm politik dan berniat membentuk negara dan kekuasaannya sendiri. Segala hukum dan aturan budaya ditujukan utk melayani kepentingan politik semata2. Gerakan ini bernafas diatas massa manusia yg ditekan dan di-isolasi.

Ini sebuah gerakan yg tidak ragu2 melakukan apa saja utk memukul mundur oposisi dan mendapat pengakuan oleh negara2 Barat. Entah lewat mengintimidasi rakyat lewat teror atau lewat jalur hukum. Gerakan ini ingin memanfaatkan demokrasi Barat utk kepentingan mereka di Barat tapi mereka juga sadar bahwa demokrasi tidak boleh diterapkan di negara2 Islam sendiri karena ini akan mengakibatkan pemberontakan rakyat secara besar2an.

Di Iran, ada upaya utk menyelamatkan rejim Islam yg menyebarkan ide bahwa Islam bisa menjadi moderat. Tapi REALITASnya sangat berbeda.

Utk mencapai kebutuhan sehari2, rakyat harus mencapai masy modern. Wanita2 yg terdidik tidak mungkin diminta utk menanggalkan hak2 dasar mereka dan membagi rumah mereka dgn wanita lain dan tunduk pada suami mereka. Tidak mungkin memperlakukan wanita sbg warga kelas dua jika mereka bekerja sbg manajer di perusahaan2 modern. Tidak mungkin lagi menahan anak2 muda dari kemajuan internet dan teknologi sambil menuntut agar mereka bertindak sbg anak2 madrasah.

Rakyat Iran sudah sadar. Kita tinggal tunggu tanggal mainnya saja. Kami ikut membantu membawa pengaruh ‘kebebasan dan sekularisme’ utk menumbangkan rejim Islam Iran. :wink:
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

MUSLIMAH2 yg berani tantang Islam/Syariah
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 332#344332
Post Reply