Foxhound wrote:Bukan kenyataan bahwa itu dijaga, tetapi takhayul2 sampai kalau anda mimpi bertemu pun tdk bisa melihat wajahnya, pengidolaan muhammad dibandingkan nabi2 yang lain, itu sudah terlihat dengan jelas mendewakan.
Baca reply saya ke CP. Dalam konsep Islam sendiri, tauhid, adalah hanya kepada AwlohSWT saja dalam setiap aspek termasuk doa, cinta dan harap. Butuh perantara yang sudah jadi arwah, anda harus berdoa kepada perantara untuk memohonkan doa anda. Cinta kepada Hajar Aswad dan Muhammad yang berlebihan, harap kepada Muhammad untuk memohonkan ampun di hari penghakiman, itu sudah menduakan AwlohSWT.
Itu sebabnya Islam saya katakan tidak konsisten dengan ketauhidan konsepnya sendiri.
Kecintaan & ketaatan yg berlebihan kepada mahluk Tuhan, terlebih atas perintah Tuhan itu sendiri gak sama dgn menduakan Tuhan. Bukankah udah sy jelaskan ketika Tuhan menyuruh manusia utk taat kepada utusanNya itu semata2 karna utusanNya itu mengajak umatnya utk menyembah Tuhan bukan utk menyembah sang utusan tsb.
disini sangat jelas bahwa posisi utusan itu hanya perantara, dan perantara itu BUKAN TUHAN.
Sedangkan kekuasaan yg dimiliki oleh utusan2 tsb seperti menunjukkan mukjizat & memberi syafaat adalah kekuasaan yg dilimpahkan Tuhan atas izin Tuhan. Jadi ketika orang berdoa memohon syafaat atau keselamatan kpd Nabi saw, karna memang izin memberi syafaat itu sudah diberikan Tuhan kpd Nabi/utusanNya.
“tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.
Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah kecuali tanpa izin-Nya.." (QS. AlBaqarah:255)
Perhatikan yg sy underline & bold, disitu jelas disebutkan bahwa tidak ada yg bisa memberi syafaat kecuali atas izinNya, ini artinya ada subjek lain selain Tuhan yg bisa memberi syafaat, & tentunya atas izin Tuhan. Jadi bukan Nabi saw bisa memberi syafaat karna kekuasaan nabi itu sendiri, tapi atas IZIN TUHAN & KRN TUHAN MENGHENDAKI SEPERTI ITU, & ini lagi2 tidak menduakan Tuhan.
Foxhound wrote:Lho lha kalau bukan dalil Islam, terus itu dalil apa? Dan yang saya maksudkan dengan 'mati' adalah memang mati jasmani, bukan benda mati.
Kalau anda berkomunikasi dengan orang masih hidup, "eh tolong saya didoakan ya", ini konsepnya saling mendoakan... tapi kalau anda berkomunikasi dengan Muhammad, kalau nggak pakai doa kepada arwah, pakai apa??
dalam islam hubungan yg tidak terputus antara orang yg hidup dibumi dgn arwah itu adalah doa, sewaktu hidup aja Nabi saw bisa membalas doa & salam sahabatnya dari tempat2 yg sangat jauh baik di ucap maupun dlm hati, apalagi dialam arwah yg luasnya berkali2 alam dunia.
Foxhound wrote:Apa dengan alasan seperti itu anda mencium Hajar Aswad?
Apa yang dilakukan kepada sesama anda yang masih hidup bersama2 dengan anda, bisakah kita samakan konsep pemahamannya dengan yang anda lakukan kepada benda mati atau arwah.
Kalau anda sujud dan menyembah orang tua... menurut Islam, apakah itu musyrik?
Kalau anda sujud dan menyembah patung... menurut Islam, apakah itu musyrik?
Dimana ada sujud & menyembah patungnya??
ketika sy bersujud kpd orang tua, sy memuliakan mereka krn kasih sayang yg tlah mereka berikan & BUKAN menyembah mereka atau menuhankan mereka,
apa yg salah dgn itu??
apapun yg anda tuduhkan, kami muslim bisa membedakan yg mana harus disembah, dimuliakan atau dicintai antara mahluk & Tuhan