Mengapa tidak ada sinetron berjudul "Keluargaku Teroris

Hal2 yang menyebabkan terjadinya teror dalam Islam dan kaitannya dengan Jihad.
Post Reply
User avatar
T-Man
Posts: 26
Joined: Mon Aug 27, 2007 3:39 pm

Mengapa tidak ada sinetron berjudul "Keluargaku Teroris

Post by T-Man »

Mengapa tidak ada sinetron religius berjudul "Keluargaku Teroris" ?

Kalau yang sudah-sudah ada yang berjudul Keluargaku Preman, Hikmah,dll.

Keluarga yang teroris di Indo kan banyak. Jadi kalau mau cari ide cerita, sumber cerita, pemain, konsep cerita, narasumber, dll kan mudah.

(Bukan berarti saya penggemar sinetron)
NoeMoetz
Posts: 1372
Joined: Fri Dec 08, 2006 9:32 am
Location: Indonesia

Post by NoeMoetz »

Kalo Preman Insyaf, biasanya temanya dari kafir(tidak mengenal Tuhan) menjadi Muslim...

Kalo Tero Insyaf? Mo jadi apa?
Khan udah bukan kafir... Sudah Muslim Tulen....
User avatar
Rouen
Posts: 771
Joined: Mon Jun 11, 2007 4:45 pm
Location: Amazon

Post by Rouen »

dari muslim jadi kafir!
Alias murtad! :lol:

kyk gituan ga bagus... lebih bagus keluargaku Yakuza ato Keluargaku mafia or... oneesan wa yakuza...
User avatar
T-Man
Posts: 26
Joined: Mon Aug 27, 2007 3:39 pm

Post by T-Man »

Contoh-contoh keluarga teroris:

Keluarga Abu Bakar Baasyir
Keluarga Amrozi
Keluarga Imam Samudra
Keluarga Dulmatin
Keluarga Dulatin
Keluarga DR Azahari (bukan dari Indo)
Keluarga Nurdin M. Top (bukan dari Indo)
Keluarga OBL (bukan dari Indo)
dll

Mungkin dengan adanya sinetron religius "Keluargaku Teroris" dapat membuka mata muslim Indo.
Atau mungkin pembuatan sinetron kisah teroris memang dilarang ?
User avatar
alex
Posts: 19
Joined: Sun Sep 17, 2006 3:31 pm

Post by alex »

kenapa kalian ributnya di sini ...

coba aja buat sendiri ,....

jadi muslim tetap keren 8)
User avatar
ndramus
Posts: 1517
Joined: Fri Nov 17, 2006 4:43 pm

Post by ndramus »

yee gimana sih

yg teroris kan CIA, USA en yahudi
masa masuk sinetron hidayah ?
syutingnya pegimane ?
User avatar
Rashidi
Posts: 1196
Joined: Wed Sep 14, 2005 10:15 pm

Post by Rashidi »

err..., rasanya pernah muncul selentingan sinetron 'hidayah' semacam itu adalah sponsor dari malay
semar_mendem
Posts: 25
Joined: Thu Sep 06, 2007 3:47 am

Post by semar_mendem »

ada namanya negara om....


kalo mo bikin sinetron spt itu... syuting aja di hutan, pemainnya ambil dari para binatang, dan dibroadcast langsung di hutan pula....

aneh2 aja....
NoeMoetz
Posts: 1372
Joined: Fri Dec 08, 2006 9:32 am
Location: Indonesia

Post by NoeMoetz »

Definisi Tero aja di Islam kagak jelas....

Tanya aja deh dengan Om Bakar Baasyir
terus tanya juga ama Pak Polisi(kalo bisa sih, yang Muslim juga),

Beda2 deh...
User avatar
santri gagal
Posts: 818
Joined: Sat Apr 21, 2007 2:36 am
Location: somewhere in time

Post by santri gagal »

uda pernah ada koq, ana nonton kalo nda salah inget di tpi.
si uztade yg jd jagoan ditembak, pelore malah brenti sebelon kena & jatoh.
User avatar
AkuAdalahAing
Posts: 6093
Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
Contact:

Post by AkuAdalahAing »

lha kalo teroris insaf berarti udah bukan islam lagi donk !!!

MAKANYA GAK BAKALAN ADA SINETRON "KELUARGAKU TERORIS" !!!
kafir_80
Posts: 4
Joined: Sun Sep 30, 2007 11:56 pm

stasiun TV Naas

Post by kafir_80 »

hehe.. ga kebayang deh jadinya apa itu stasiun TV, klo berani nayangin tuh sinetron... :D
User avatar
santri gagal
Posts: 818
Joined: Sat Apr 21, 2007 2:36 am
Location: somewhere in time

Post by santri gagal »

Rashidi wrote:err..., rasanya pernah muncul selentingan sinetron 'hidayah' semacam itu adalah sponsor dari malay
bukan sponsor, tapi kisah dari hidayah edisi malay.

ssstt,

Kata Tanya untuk Media

http://anick.wordpress.com/2006/09/14/k ... tuk-media/
Ada lontaran menarik dari blog Sarwono Kusumaatmadja dalam rubrik gado-gado:

Aneh tapi nyata
12 Sep 2006 11:11:19

Koran REPUBLIKA dan majalah A+ dimiliki oleh orang yang sama, yakni Erick Tohir. REPUBLIKA membawa bendera Islam, sementara A+ membawa bendera busana, tren underwear, dugem dan sejenisnya.

Pemilik tabloid PULSA itu ternyata sama dengan pemilik tabloid KHILAFAH. Yang pertama penuh promosi premium call berbau esek-esek, yang kedua banyak promosi hal-hal berbau Islami.

Terus ada lagi, majalah HIDAYAH (-Intisari Islam) dan majalah POP ternyata juga saudara kandung. Penerbit keduanya sama, yaitu PT Varia Pop Nusantara. Bila HIDAYAH bermaksud mengokohkan iman pembacanya, maka POP cenderung menggoyahkannya. <--- ini ude ade klarifikasi dari hidayah, gimane yg 2 ntu?

Dalam obrolan dan diskusi tentang media memang sering terlontar pertanyaan: Apakah ada media yang ideologis atau teologis? Lebih-lebih, apakah ada media yang idealis dan menepati semua kode etik jurnalistik?

Biasanya, jawabannya pasti berputar-putar dulu, apa ukuran ideologis, teologis, atau idealis sebuah media, baru kemudian berdebat lagi seputar kode etik dan sebagainya. Apakah media yang reporternya menerima amplop itu tak idealis, atau justru ia realistis? Apakah tidak menerima iklan beer dalam medianya itu termasuk teologis, ideologis, atau itu justru itu hanya strategi pasar?

Gimana cara menilai sebuah production house yang memproduksi film-film tentang Tuhan, dan pada saat yang sama juga film-film yang dianggap pornografik?

Lalu, gimana kalau idealisme ternyata berbanding lurus dengan minimnya oplah dan keuntungan, atau bahkan pendeknya umur?

hampir bisa dikatakan tidak ada ketunggalan dalam hal ini. Bicara media adalah bicara segmen, content, oplah, sustainabilitas, konteks, untung-rugi. Dalam banyak kasus, yang disebut ideologi dan idealisme media dikalahkan oleh logika pasar dan untung-rugi.
Post Reply