Geliat “Zoroastrian” di Iran
Oleh: Nini Lasmini | 23 February 2013 | 22:29 WIB
Minggu lalu, saya baru memiliki kesempatan untuk menonton film berjudul “Prince of Persia: The Sands of Time”, sebuah film kolosal apik yang setidaknya memberikan gambaran kepada saya mengenai kejayaan Kerajaan Persia di masa lalu. Kerajaan Persia yang kemudian dalam perkembanganya menjadi Negara Iran yang memiliki peradaban sejarah menakjubkan dengan ragam kekayaan budaya dan kemudian menjadi kiblat bagi peradaban Iran di masa kini. Secara faktual, Iran merupakan sebuah salah satu wilayah kekuasaan yang memiliki catatan peradaban sejarah paling tua didunia yaitu tertulis sejak 3200 SM, lama sekali bukan?
Dibawah kepemimpinan Cyrus Agung dan Darius Agung, Iran/Persia merupakan satu-satunya kerajaan yang sangat berkuasa dan menjadi kerajaan terbesar di dunia, sebelum Kerajaan Romawi. Pada masa puncaknya, kerajaan Persia menguasai wilayah Iran, Afganistan, Pakistan, beberapa bagian Asia tengah, Asia Kecil, Thrace (Eropa Tenggara-Balkan) dan Makedonia, sebagian besar wilayah sekitar Laut Hitam, Irak, Arab Utara, Yordania, Palestina, Israel, Lebanon, Syria, Mesir Kuno sampai ke Libya. Intinya kerajaan ini mampu menyatukan sebagian besar wilayah Asia-Afrika-Eropa. Wilayah kekuasaannya mencapai 8.000.000 km persegi. Sampai saat ini Persia masih dinobatkan sebagai 10 kerajaan terbesar yang pernah ada di dunia (http://listverse.com/2010/06/22/top-10- ... n-history/)
Dalam sejarahnya, Kerajaan Persia merupakan sebuah model kerajaan dengan penguasaan wilayah yang berbasis pada toleransi serta penghargaan atas perbedaan budaya dan agama. Beberapa peperangan, penaklukan dan perdagangan dengan wilayah lain terutama dengan Kerajaan Yunani, Romawi dan India memberikan pertautan peradaban yang saling memperkaya. Dari segi aliran kepercayaan (pada tahun 331 SM), tercatat beberapa aliran kepercayaan seperti Zoroastrian, Yudaisme dan Budha tumbuh baik dan saling memberikan pengaruh secara positif terhadap peradaban. Terbukti dengan adanya Patung Budha yang dipahat dengan gaya Yunani kuno ditemukan di beberapa tempat di Iran dan Afghanistan. Sementara dari segi budaya, kerajaan romawilah yang kemudian mengambil peranan paling besar dalam mempengaruhi kebudayaan dan sejarah peradaban masyarakat Persia, terutama pada masa kekuasaan Raja Sassanian (224-651 M).
Sebelum penaklukan Islam, masyarakat Iran didominasi oleh aliran kepercayaan Zoroastrians sebagai agama asli di Kerajaan Persia. Kepercayaan terhadap agama ini didasari atas ajaran Nabi Zoroater yang hidup jauh lebih lama sebelum jaman Yesus/Isa (1,000 tahun sebelum Yesus/Isa). Aliran ini mempercayai adanya peperangan abadi antara “kebaikan” dan “kejahatan” di dalam batin manusia. Aliran ini tidak mengenal adanya sistem theokrasi dalam pengajarannya. Kredo aliran ini adalah “berniat baik, berbicara baik, dan berbuat baik”. Aliran ini kemudian menghilang saat Kerajaan Persia diinvasi beberapa kali oleh tentara Islam (622-750 M). Para pengikut aliran ini kemudian banyak melarikan diri ke wilayah India. Celakanya pelarian kaum Zoroastrian dari Kerajaan Persia ini ini cukup menguntungkan bagi India, banyak tokoh aliran Zoroastrian memberikan kontribusi positif dalam perkembangan negara India. Sebut saja Dr. Homi Jahangir Bhabha salah seorang penganut Zoroastrian yang menjadi bapak pengembangan program Nuklir di India, sosok lain yang memberikan kontribusi secara positif bagi perkembangan India adalah Jamshed Ji Nessarwan Tata, Rattan Tatas, Mehtas, Attarny General Soli Sorabji, aktor Bomman Iran dan masih banyak lagi. Ribuan keluarga penganut kepercayaan ini hidup cukup bahagia di wilayah Mumbai, Ahmedabad, Gujarat, Delhi dan sebagian kecil wilayah Goa, Div dan Daman.
Kini pengikut Zoroastrian menjadi komunitas yang sangat tertutup, karena keberadaan mereka dianggap berbahaya dan mengganggu bagi pemerintahan Iran. Ada sekelompok kecil penganut Zoroastrian yang kini tinggal baik di Iran, India maupun di Amerika. Konon mereka kini juga menyelenggarakan kegiatan bawah tanah “Chak Chak”, semacam kegiatan yang “mengingatkan” mereka atas invasi tentara Islam dan keruntuhan Kerajaan Persia serta untuk menghormati raja-raja pahlawan mereka. Salah satu pahlawan mereka adalah Valiant nikbanou, anak perempuan dari raja terakhir Persia. Kelompok-kelompok semacam ini mulai tumbuh dan menggeliat di wilayah Iran [sumber]. Pada dasarnya, banyak masyarakat Muslim Iran sangat bangga dengan kejayaan dan akar budaya Persia di masa lalu. Namun seperti yang kita ketahui bahwa tidak ada toleransi terhadap kepercayaan lain di Iran, pun terhadap aliran Zoroastrian. Mengingat, rezim pemerintahan yang saat ini berkuasa sangat otoriter dan anti demokrasi, tidak menghargai kebebasan dalam berpikir serta intoleran terhadap aliran kepercayaan lain, baik dari aliran Zoroastrian, Budha, Kristen-Katolik, Bahaisme, Yudaisme dan lainnya. Dari diskusi dengan beberapa rekan pelajar asal Iran dan penelusuran opini di media internet, banyak sekali situs-situs yang saat ini menentang pemerintahanan Iran dan secara nyata menyusun gerakan-gerakan untuk mengganggu resim pemerintahan Iran yang saat ini berkuasa. Kelompok-kelompok yang kebanyakan terdiri dari kaum muda ini berupaya memperjuangkan demokratisasi dan toleransi atas kebebasan beragama di Iran, karena hanya dengan itu Iran akan bangkit dan mengulang kejayaan Kerajaan Persia di masa lalu. Gerakan kaum muda ini berpendapat bahwa Islam kini hanya dijadikan tameng dan dipolitisir untuk melanggengkan kekuasaan para ulama dan politisi.
Bagaimana dengan Indonesia? tren untuk kembali melirik keberadaan agama lokal ini juga banyak dijumpai pada generasi muda Indonesia yang melek informasi dan haus akan pencarian misteri Tuhan. Mereka selalu rajin membuka situs-situs yang mendiskusikan ragam aliran kepercayaan, terbukti dari komentar-komentar yang mencapai puluhan bahkan ratusan, ada banyak komentar bernada cacian namun tak sedikit pula yang membenarkan dan mencerahkan. Hal yang menarik lagi adalah bahwa generasi ini juga kemudian membentuk kelompok-kelompok kecil, membahas aliran kepercayaan lokal semisal Kejawen, Sunda Wiwitan dan lainnya. Namun sebagian besar forum diskusi atau blog masih terpikat pada agama-agama di masa kekuasaan kerajaan Majapahit (Kejawen-Hindu-Budha). Dapat dimaklumi, majapahit memang selalu menjadi kebanggaan Indonesia. Lambang negara Garuda, semboyan Bhineka Tunggal Ika, luas wilayah kekuasaan, keberhasilan hubungan dagang dengan pihak luar, kemampuannya mengatasi invasi Mongol memang menempatkan Majapahit sebagai salah satu bagian penting dalam sejarah peradaban kerajaan-kerajaan besar di dunia.
Apakah ini fenomena yang baik?, menurut saya hal ini justru lebih baik dan sehat dibandingkan dengan teriak-teriak dijalanan sambil melakukan pengrusakan dan mengganggu kepentingan publik. Kelompok-kelompok aliran kepercayaan dan penghayat kearifan lokal yang kemudian tumbuh subur ini, baik di Iran maupun di Indonesia merupakan fakta bahwa hati nurani dan akal budi tidak bisa dipenjara. Kita di Indonesia memiliki pengalaman yang menunjukkan bahwa Negara selama ini masih belum memberikan jaminan perlindungan atas hak asasi manusia dalam pencariannya atas misteri Tuhan diluar agama mayoritas. Para penghayat aliran kepercayaan diluar agama mayoritas selama ini diharuskan “munafik” untuk mempercayai sesuatu yang tidak diyakininya. Berapa jumlah orang yang diharuskan munafik di negara Indonesia? Sekretaris Jenderal, Himpunan Penghayat Kepercayaan, A.A. Sudirman menyatakan hingga kini sedikitnya ada 10 juta penghayat kepercayaan yang bergabung dalam organisasi Himpunan Penghayat Kepercayaan, belum terhitung jamaah dari Ahmadiyah, Syiah dan lainnya. Dari data ini, tentu pembaca budiman bisa menjawab berapa jumlah orang yang diharuskan munafik dan didiskriminasi oleh Negara, ya ada lebih dari 10 juta orang dipaksa munafik dan dikebiri hak asasinya.
http://m.kompasiana.com/post/sejarah/20 ... n-di-iran/
Iran : Geliat “Zoroastrian”
Iran : Geliat “Zoroastrian” Alternative
Alternative Rss Feed
Faithfreedompedia
Iran : Geliat “Zoroastrian”
Re: Iran : Geliat “Zoroastrian”
Mengena banget yg gw marking bold di atas.Laurent wrote:Geliat “Zoroastrian” di Iran
Oleh: Nini Lasmini | 23 February 2013 | 22:29 WIB
Apakah ini fenomena yang baik?, menurut saya hal ini justru lebih baik dan sehat dibandingkan dengan teriak-teriak dijalanan sambil melakukan pengrusakan dan mengganggu kepentingan publik. Kelompok-kelompok aliran kepercayaan dan penghayat kearifan lokal yang kemudian tumbuh subur ini, baik di Iran maupun di Indonesia merupakan fakta bahwa hati nurani dan akal budi tidak bisa dipenjara. .....
http://m.kompasiana.com/post/sejarah/20 ... n-di-iran/
Siapa yang hobinya tereak di jalanan dan melakukan PENGRUSAKAN ... ?
Siapa yg hati NURANI dan Akal BUdinya TIDAK BISA DIPENJARA .. ? (Jelas bukan dari kelompok orang2x yg tereak2x itu pastinya .... )
Re: Iran : Geliat “Zoroastrian”
pernah dengar dari orang2 tua jaman dulu, katanya jaman Bung Karno dulu, mayoritas penduduk Indonesia bukan beragama Islam, tetapi justru beragama kepercayaan adat tradisional Indonesia macam Kejawen, Kaharingan, Parmalim, Sunda Wiwitan, dll
-
- Posts: 508
- Joined: Sat Feb 02, 2013 1:19 am
Re: Iran : Geliat “Zoroastrian”
Saya inget ketika membaca 1,001 Nights, pengikut Zoroastrian di sana digambarkan sebagai "penyembah api, unbelievers, Magian, manusia-manusia berhati licik yang menganiaya muslim dan menculik wanita-wanita muslim, sering pura-pura menyamar sebagai umat muslim demi keuntungan sendiri, dll dll" yang jelek-jelek dah pokoknya endingnya antara dibunuh ama tokoh muslimnya atau menerima Islam dan dirahmatkan.
Kasian sekali.
Kasian sekali.
- Captain Pancasila
- Posts: 3505
- Joined: Wed Jun 01, 2011 1:58 pm
- Location: Bekas Benua Atlantis
Re: Iran : Geliat “Zoroastrian”
@atas,
masih ada tuh, tadi kata elu di sebelah udah ilang!
masih ada tuh, tadi kata elu di sebelah udah ilang!
- Jarum_Kudus
- Posts: 1698
- Joined: Tue Feb 28, 2006 9:49 am
Re: Iran : Geliat “Zoroastrian”
Kafir2 masih ada sebab Muslim ogah melaksanakan perintah Awloh. Allah menyuruh "PERANGI KAFIR" tapi Muslim (kau) malah mengganti artinya jadi "DAMAI SAMA KAFIR", padahal Allah tahu apa yang terbaik bagimu:Captain Pancasila wrote:@atas,
masih ada tuh, tadi kata elu di sebelah udah ilang!
Qur'an, Sura Al-Baqarah, ayat 216 (BERPERANG/BERKELAHI ADALAH BAIK UNTUKMU)
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Karena Muslim malas memerangi agama kafir dan memilih mendiamkan saja, maka sampai saat ini agama kafir masih saja teruuuus ada dan agama Allah terus saja kalaaaahhh.
-
- Posts: 508
- Joined: Sat Feb 02, 2013 1:19 am
Re: Iran : Geliat “Zoroastrian”
Dibaca yang bener mas:Captain Pancasila wrote:@atas,
masih ada tuh, tadi kata elu di sebelah udah ilang!
Hilang di Iran, kabur ke India, mas.Aliran ini kemudian menghilang saat Kerajaan Persia diinvasi beberapa kali oleh tentara Islam (622-750 M). Para pengikut aliran ini kemudian banyak melarikan diri ke wilayah India.
Di sana damai, mas. Nggak kayak di negara aslinya yang ditumpas habis. Kalaupun ada yang selamat, ya petak umpet.Ribuan keluarga penganut kepercayaan ini hidup cukup bahagia di wilayah Mumbai, Ahmedabad, Gujarat, Delhi dan sebagian kecil wilayah Goa, Div dan Daman.
Mulai tumbuh, mas. Dibaca yang baik: MU - LAI - TUM - BUH.Kini pengikut Zoroastrian menjadi komunitas yang sangat tertutup, karena keberadaan mereka dianggap berbahaya dan mengganggu bagi pemerintahan Iran. Ada sekelompok kecil penganut Zoroastrian yang kini tinggal baik di Iran, India maupun di Amerika. Konon mereka kini juga menyelenggarakan kegiatan bawah tanah “Chak Chak”, semacam kegiatan yang “mengingatkan” mereka atas invasi tentara Islam dan keruntuhan Kerajaan Persia serta untuk menghormati raja-raja pahlawan mereka. Salah satu pahlawan mereka adalah Valiant nikbanou, anak perempuan dari raja terakhir Persia. Kelompok-kelompok semacam ini mulai tumbuh dan menggeliat di wilayah Iran.
Re: Iran : Geliat “Zoroastrian”
Si CP emang biasa kek gitu bro......Malas baca (mungkin justru akalnya ga jalan2 walau sudah baca) makanya tidak paham isi postingan orang lain.
COPASAN dia sendiri ae sering BUNUH DIRI
COPASAN dia sendiri ae sering BUNUH DIRI
-
- Posts: 508
- Joined: Sat Feb 02, 2013 1:19 am
Re: Iran : Geliat “Zoroastrian”
CP udah kabur dari sini sejak bulan lalu.
Re: Iran : Geliat “Zoroastrian”
PM inggris jelas USEFUL IDIOTS,Jarum_Kudus wrote: Qur'an, Sura Al-Baqarah, ayat 216 (BERPERANG/BERKELAHI ADALAH BAIK UNTUKMU)
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
kalo dia ngerti islam dan membaca ayat di atas,
maka dia akan mengerti bahwa PEMENGGALAN tentara inggris memang diperintahkan dalam islam ...
-
- Posts: 122
- Joined: Sat Mar 12, 2011 7:06 pm
Re: Iran : Geliat “Zoroastrian”
Wajarlah PM yang ngomong,basa basi politik tingkat tinggi..Kalau ngomong sembarangan bisa bisa kesurupan 1,4 milyar manusia.
Re: Iran : Geliat “Zoroastrian”
Betul!! Terzholimi ntarBob Marley wrote:Wajarlah PM yang ngomong,basa basi politik tingkat tinggi..Kalau ngomong sembarangan bisa bisa kesurupan 1,4 milyar manusia.