kufirandproud wrote:astragfiraladin!!!!!!!!!!!!!!!!!! tokoh kafir idola gue dimualafkan oleh muslim2 bangsat f***!!!!! (sorry ane emosi)
Tenang aja Bung kalau yang bikin klaim muslim sih santai aja, apa lagi kalau dari golongan Syiah. Sebab dalam Syiah Taqqiya itu sesuatu yang harus hukumnya.
Taqiyah adalah perisai perlindungan bagi Syiah
Hanin Mazaya
Selasa, 22 Maret 2011 06:36:26
Taqiyyah adalah ajaran penting dalam madzhab syi’ah, hal ini penting untuk anda ketahui. Setiap ajaran pasti memiliki keyakinan-keyakinan dan ajaran tertentu, dan lazimnya sebuah ajaran yang diinginkan untuk berkembang, keyakinan itu ditulis dalam buku.
Lagi-lagi menurut keterangan ulama syiah sendiri bahwa taqiyah hukumnya wajib hingga imam ke 12 bangkit dari “tidur panjangnya”. Ibnu Babawaih Al -Qummi yang dijuluki Ash-Shaduq – yang selalu berkata benar – mengatakan:
“Keyakinan kami bahwa taqiyah adalah wajib, meninggalkan taqiyah sama seperti meninggalkan shalat, tidak boleh ditinggalkan hingga keluarnya Imam Mahdi, siapa yang meninggalkan taqiyah sebelum keluarnya Imam Mahdi maka telah keluar dari agama Allah (Islam), keluar dari agama Imamiyah dan menyelisihi Allah, Rasul dan para imam.” (Bisa dilihat dalam kitab Al-I’tiqadat, hal. 114, cetakan Darul Mufid, teks di atas ada pada hal. 108).
Ucapan ini tentunya tidak berasal dari omong kosong maupun pendapat sendiri, karena dalam ucapan di atas kita lihat ada kata: Keyakinan kami, berarti adalah keyakinan madzhab syiah menurut As-Shaduq. Juga ini bukan satu-satunya ucapan ulama syiah tentang wajibnya taqiyah. Ucapan di atas berdasar pada riwayat Ja’far Ash-Shadiq yang bersabda:
“Jika kamu katakan bahwa orang yang meninggalkan taqiyah sama dengan orang yang meninggalkan shalat maka kamu telah berkata benar.”
Juga terdapat riwayat yang mengatakan: “Orang yang meninggalkan taqiyah adalah kafir. (Bisa dilihat di kitab Biharul Anwar, 87/347 dan Fiqhur Ridha, 338).
Di sini terdetik pertanyaan besar, yaitu bagaimana kita tahu para imam sedang bertaqiyah atau tidak? Jika kita membaca sebuah riwayat dari salah seorang imam, maka kita tidak tahu apakah sang imam mengucapkan sabdanya dalam keadaan taqiyah atau tidak, hal ini penting untuk diketahui karena alasan seperti di atas, taqiyah adalah menyembunyikan keyakinan sebenarnya dalam hati dan mengucapkan hal yang berbeda dengan apa yang diyakininya dalam hati. Maka penganut syiah tidak tahu apakah riwayat yang ada adalah benar-benar ajaran imam yang sebenarnya atau hanya taqiyah? Ini adalah masalah yang harus diselesaikan oleh syiah. Jika ada syiah yang berani menyanggah dengan mengatakan bahwa penerapan taqiyah dimulai dari era ghaibah – hilangnya imam – sughra maupun kubra, maka dengan mudah kita jawab: Jika memang demikian maka perintah taqiyah akan muncul tepat sebelum masa ghaibah, yaitu pada era imam Hasan Al-‘Askari, bukannya muncul dari Imam Ja’far As-Shadiq yang hidup jauh sebelum era ghaibah. Maka tidak ada yang menjamin bahwa sabda imam adalah benar-benar ajaran Allah, karena imam juga melakukan taqiyah. Di sini syiah terjebak dalam taqiyah, di mana dia tidak bisa membedakan ajaran imam yang sebenarnya dan ajaran imam yang disampaikan saat bertaqiyah, yang sudah tentu berbeda dengan ajaran imam yang sebenarnya. Dari mana kita mengetahui ajaran imam yang sebenarnya dan ajaran imam yang bertaqiyah? Tidak ada yang bisa memberikan jawaban pasti. Jadi ajaran syiah tidak diketahui mana yang benar-benar ajaran syiah ‘yang dari Allah’ dan mana yang taqiyah. Mestinya penganut syiah hari ini berhati-hati, jangan-jangan ajaran yang mereka anut saat ini bukanlah ajaran syiah sebenarnya, tetapi adalah ajaran dari para imam yang sedang bertaqiyah?!
Mari kita simak ucapan Al-Bahrani dalam kitab Al-Hadaiq An-Nadhirah, jilid. 1, hal. 89:
“Banyak riwayat-riwayat syiah yang diucapkan ketika sedang bertaqiyah yang tidak sesuai dengan hukum sebenarnya.”
Ini pengakuan yang berbahaya, yaitu banyak riwayat syiah yang memuat keterangan kebalikan dari keterangan yang sebenarnya. Pengakuan ini juga masih bisa kita ragukan, yaitu dari mana diketahui bahwa imam sedang bertaqiyah? Juga ini adalah riwayat yang diketahui bahwa imam mengucapkannya dalam keadaan bertaqiyah, lalu bagaimana dengan riwayat lain? Lagi pula bagaimana imam bisa ketahuan sedang bertaqiyah? Apakah taqiyah imam bisa diketahui?
Dan banyak lagi pertanyaan yang susah didapatkan jawabannya.
Sumber : syiahindonesia.com
http://arrahmah.com/read/2011/03/22/114 ... iah-2.html
Salam Damai