10 Kerugian PKS akibat Ulah Blog Piyungan

Gambar2 dan Berita2 kekejaman akibat dari pengaruh Islam baik terhadap sesama Muslim maupun Non-Muslim yang terjadi di Indonesia.
Post Reply
User avatar
Mohmed Bin Atang
Posts: 2350
Joined: Sun Feb 19, 2012 5:45 pm
Location: Surga Islam, bermain rudal bersama 72 bidadari
Contact:

10 Kerugian PKS akibat Ulah Blog Piyungan

Post by Mohmed Bin Atang »

10 Kerugian PKS akibat Ulah Blog Piyungan

Image

Blog Piyungan Online yang masih menggunakan domain pkspiyungan.org terus berulah. Kendati diingatkan agar tidak memakai nama PKS, Piyungan Online bergeming. Terakhir, blog itu ketahuan memplintir kata-kata tokoh PKS Hidayat Nur Wahid dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, hingga muncul berita pengurus DPP memintanya ganti nama domain.

Mengapa pengurus DPP sampai memintanya ganti nama domain? Agaknya 10 kerugian PKS akibat ulah Piyungan Online ini menjadi pertimbangan tersendiri:

Dipersepsikan sebagai media resmi PKS

Dengan menggunakan domain pkspiyungan.org, banyak pihak yang mempersepsikan blog Piyungan Online adalah media resmi PKS. Akibatnya, ketika ada “manuver” dari blog personal itu, banyak pihak mengalamatkan ke PKS. Meskipun judul blog telah diubah dari “PKS Piyungan” menjadi “Piyungan Online” serta akun twitter telah diubah dari @pkspiyungan menjadi @maspiyungan, ia masih diidentikkan sebagai media PKS karena domainnya masih menggunakan pkspiyungan.

Selain netizen, media-media nasional juga mengidentikkan Piyungan Online sebagai corong resmi partai. Penyebutan pada berita –termasuk oleh Republika- juga masih menggunakan “PKS Piyungan”, alih-alih “Piyungan Online”.

PKS dicatut ikut memfitnah

Ketika akun Piyungan Online berkicau atau memposting berita yang tidak benar, PKS dicatut turut memfitnah. Padahal, PKS sama sekali tidak terlibat. Misalnya dalam berita berjudul “Wow! Orang Dalam Pertamina Ungkap Kebohongan Pemerintah Soal Harga BBM” disebutkan bahwa: Mark up yang dilakukan PT Pertamina (Persero) sebesar USD125 dicurigai sebagai bentuk upeti atau Commitment Fee dari Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, yang diduga diberikan kepada Ani Yudhoyono untuk mempertahankan posisinya sebagai Dirut Pertamina.

Bukankah berita seperti ini bisa dituntut karena tidak ada bukti? Di media sosial, PKS yang tidak ikut apapun dicatut turut memfitnah.

PKS dianggap suka sebar berita hoax

Di media sosial, banyak kader PKS yang merasa jengah dengan berita-berita Piyungan Online yang sering menyebar berita hoax. Misalnya kasus gambar ucapan bela sungkawa atas meninggalnya Jokowi, Mei lalu.

Tokoh PKS jadi Sasaran Bully

Selain dinilai sering memposting berita yang belum jelas kebenarannya, Piyungan Online juga terkadang salah memberitakan pernyataan tokoh PKS. Misalnya saat memberitakan pernyataan Sekjen PKS Taufik Ridho mengenai sulitnya mengumpulkan bukti gugatan kecurangan Pilpres. Disebutkan Taufik Ridho mengumpamakan Roro Jongrang membuat Tangkuban Perahu, padahal ia tidak mengatakan demikian. Akibatnya, ia dibully. Tribunnews mengangkatnya dalam judul “Sekjen PKS Jadi Bahan Olokan gara-gara Sebut Roro Jonggrang” dengan merujuk pada berita yang dimuat situs pkspiyungan.org.

PKS dapat stigma provokatif

Salah satu ‘keunikan’ Piyungan Online adalah judul beritanya yang bombastis dan provokatif. Namun, hal itu juga menjadi poin negatif bagi media yang dipersepsikan sebagai media PKS.

Misalnya Capres Kurang Ajar, Jokowi dan Tim Suksesnya Atur KH Maimoen Zubair, SBY Saja Tak Berani. Istilah “Capres Kurang Ajar” bukanlah kata-kata Muhammad Kanzul Firdaus. Murid KH Maimoen Zubair itu hanya menggunakan istilah “Jokowi dan rombongannya meninggalkan kesan kurang simpatik saat bertamu ke KH.Maimoen Zubair”

Menelusuri posting blog Piyungan Online, pembaca bisa menemukan banyak judul bernada provokatif: Jokowi Mumet, Jokowi Harus Buktikan Pemerintahannya Tak Menyembah Asing, dan lain-lain.

Sebenarnya, judul-judul tersebut tidak begitu menjadi masalah jika Piyungan Online tidak menggunakan domain PKS, karena hanya berpengaruh pada reputasi blog. Namun karena menggunakan domain PKS, orang jadi menuduh PKS sangat provokatif.

PKS dituduh kampanye hitam

Pada beberapa Pemilu (Pilkada, Pileg atau Pilpres), berita atau kicauan dari Piyungan Online tentang lawan politik PKS yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya menjadikan PKS menjadi sasaran empuk tuduhan kampanye hitam. Misalnya pada berita RIP Jokowi, apa yang diposting Piyungan Online dikategorikan sebagai kampanye hitam dan nama PKS ikut tercatut.

Lebih parah dari plagiat

Salah satu kebiasaan Piyungan Online adalah mencomot berita dari media lain, mencomot tulisan dari forum, atau tulisan personal di media sosial tanpa ijin. Republika pernah mengangkat kasus ini. Bukan sebatas tindakan plagiat, tetapi lebih parah karena mengganti judul yang kadang-kadang diplintir agar lebih sensasional.

Sebenarnya, banyak ‘media’ lain melakukan hal serupa kendati kadar dan intensitasnya berbeda. Namun, menggunakan domain PKS untuk melakukan praktik tak terpuji ini jelas menjadi kerugian tersendiri bagi PKS yang menjunjung tinggi hak cipta dan karya orang lain.

Memplintir berita

Judul berita yang diubah oleh Piyungan Online sering kali tidak sesuai dengan konten berita atau tulisan yang dijiplak. Akibatnya, pembaca merasa tertipu. Padahal di era media sosial ini, sering kali publik hanya membaca judul tanpa membaca keseluruhan isi berita.

Misalnya berita berjudul “PDI P : Jokowi Tak Butuh Masukan dari Rakyat”, berita asli dari Inilah.com berjudul “Jokowi tak Butuh Masukan Rakyat Soal Menteri”. Kedua judul tersebut tentu saja berbeda. Dan ternyata, yang mengatakan demikian bukanlah PDIP secara institusi.

Hal semacam ini lagi-lagi menjadi catatan karena Piyungan Online masih menggunakan domain PKS sehingga dianggap sebagai berita dari PKS.

Memplintir pernyataan Tokoh PKS

Bukan hanya pihak lain yang menjadi sasaran plintir Piyungan Online. Tokoh PKS pun tak lepas dari praktik tak terpuji itu. Entah sengaja atau tidak, Piyungan Online pada 24 Desember 2014 menurunkan berita berjudul “Hidayat Nurwahid: Boleh Ucapkan Selamat Natal.” Padahal, pada berita asli Detik.com, tidak ada pernyataan Hidayat Nur Wahid yang mengatakan demikian.

Kendati Piyungan Online memuat klarifikasi, pembaca menilainya aneh dan seperti ada yang ditutupi.

Membuat kader PKS bingung

Tak jarang, berita-berita pada blog Piyungan Online membuat kader PKS bingung. Salah satunya adalah berita berjudul “Hidayat Nurwahid: Boleh Ucapkan Selamat Natal” tersebut.

Untungnya, ada kader PKS yang mengklarifikasinya kemudian Hidayat Nur Wahid menjawab: “Saya tak pernah diwawancarai atau ditabayyuni oleh piyungan online tersebut. Saya hanya sekali menerima wawancara tentang ini dari Detikcom kemarin. Dan Detikcom tak pernah membuat judul seperti itu. Tafaddhal rujuk detikcom kemarin. Aneh kok piyungan online yang dulunya pks piyungan online bisa begitu ringan tanpa tabayyun menyiarkan berita bohong!”

Banyak Jasa Piyungan Online pada PKS

Dengan adanya sepuluh hal tersebut, bukan berarti Piyungan Online tidak memiliki jasa pada PKS. Diakui atau tidak, Piyungan Online telah berjasa besar pada PKS karena menjadi pionir dalam memberitakan kiprah PKS baik dalam pelayanan maupun bakti sosial. Juga dalam meng-counter isu negatif yang diarahkan kepada partai Islam ini.

Solusi

Setiap masalah pasti ada solusinya. Kesepuluh hal ini dianggap merugikan PKS karena blog Piyungan Online menggunakan nama PKS dalam domainnya. Karenanya, seperti saran banyak kader, Piyungan Online perlu mengganti nama domainnya agar publik tidak salah sangka.

Setelah berganti nama domain, bukan berarti pelanggaran kaidah jurnalistik bisa ditolerir begitu saja. Perbaikan tentu perlu dilakukan oleh setiap media. Namun setidaknya, dengan berganti nama domain, Piyungan Online tak lagi melibatkan PKS untuk setiap kekeliruannya. [Siyasa]
Mirror: 10 Kerugian PKS akibat Ulah Blog Piyungan
Follow Twitter: @ZwaraKafir
Post Reply