Islam KTP

Gambar2 dan Berita2 kekejaman akibat dari pengaruh Islam baik terhadap sesama Muslim maupun Non-Muslim yang terjadi di Indonesia.
Post Reply
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Islam KTP

Post by Laurent »

Islam KTP

Edo Media
11 Nov 2014 | 02:13
Wacana Mendagri Tjahjo Kumolo memberi toleransi mengosongkan kolom agama pada Kartu Tanda Penduduk, dijadikan isu bergulir lawan politik untuk memberi opini negatif pada pemerintahan Jokowi.

Gagasan tersebut kemudian diplesetkan menjadi opini seolah menterinya Jokowi, Tjahjo Kumolo anti agama.

Bagi masyarakat awam, polemik seperti ini akan dimakan mentah-mentah. Langsung dipercaya dan menjadi stigma negatif.

Padahal jika kita cermat dan jeli membaca, pernyataan mantan Sekjen PDIP ini, tidak ada yang mengarah pada sikap negara anti agama.

Tjahjo hanya ingin menjadi menteri yang tidak diskriminatif terhadap warga yang punya hak memiliki e-KTP. Bagaimana tidak. Selama puluhan tahun, sebagian saudara kita penganut aliran kepercayaan, tidak jelas pencantuman status agamanya.

Karenanya, Kabinet Kerja ingin memberikan perlakuan yang sama kepada seluruh warga bangsa. Tidak terkecuali warga negara yang tidak menganut enam agama yang diakui pemerintah tapi menganut aliran keyakinan.

****

Saya yakin politisi, pengamat, atau tokoh agama yang selama ini mengecam dan memprotes pernyataan ini tidak paham makna kebhinekaan dalam lambang Garuda Pancasila.

Mereka yang menuding Tjahjo tidak paham hidup dalam alam kemajemukan Indonesia dan tidak memahami budaya masyarakat bawah di pelosok.

Andai saja politisi dan tokoh agama ini wawasannya lebih dibuka. Jangan pernah berpandangan sempit. Indonesia itu hanya Jakarta, Jawa dan luar Jawa. Tapi para tokoh agama dan politisi ini perlu bermasyarakat. Blusukan dan bergaul.

Jika itu dilakukan saya yakin, mereka akan mengerti bahwa sebagian besar saudara kita masih menganut aliran kepercayaan, diluar enam agama versi negara.

Sekali-kali para tokoh politik itu tinggal dan menyelami masyarakat Samin di Blora Jawa Tengah. Atau masyarakat Tengger di Pasuruan. Atau masyarakat Sunda di Cianjur Selatan Jawa Barat.

Atau menginap di desa-desa tertentu di Jawa Timur utamanya di Kabupaten Ngawi, Ponorogo, Madiun, Trenggalek, Pacitan, Tulungagung. Masih banyak warga di wilayah ini yang menganut kepercayaan.

Atau menginap di Jawa Tengah. Di daerah tertentu desa di Kabupaten Grobogan, Blora, Cilacap, Wonogiri, Boyolali, Sragen, Purwodadi.

Berdasarkan data pemerintah, di daerah Yogyakarta saja ada 13 aliran kepercayaan yang dianut lebih dari 100 ribu warga. Diantaranya: Angesti Sampurnaning Kautaman, Anggayuh Panglereming Napsu (APN).

Bukan cuma di daerah, di ibukota Jakarta pun juga terdapat penganut aliran kepercayaan. Seperti Aliran Kebatinan Perjalanan dan Budi Luhur.

Jika kita sudah bisa berkomunikasi dan menyelami sebagian saudara kita di tanah tercinta ini. Barulah kita akan tahu kita hidup bersama mereka.

Kita akhirnya paham ini Indonesia. Dimana warganya tidak absolut hanya menganut Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu atau Konghucu. Dan ini sudah ada sejak sejarah Indonesia belum merdeka ratusan tahun.

Persoalannya adalah bagi penganut keyakinan yang bukan pemeluk enam agama yang diakui pemerintah. Apakah saat mengisi kolom KTP dia terpaksa mengisi tidak sesuai keyakinan yang dianutnya. Hanya karena agama resmi cuma ada enam.

Sebagai contoh. Seorang penganut keyakinan Pangestu dipaksa mengisi salah satu pilihan karena wajib mengisi kolom agama. Padahal pilihan yang diakui pemerintah hanya Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan Konghucu.

Misalkan si penganut ajaran Pangestu ini terpaksa mengisi kolomnya dengan agama Islam. Apakah ini yang dikatakan "Islam KTP". Dalam identitas KTP nya tertulis Islam namun dia bukan pemeluk agama Islam. Dia adalah penganut keyakinan Pangestu.

Jika persoalan ini dipaksakan sebagaimana pendapat politisi dan tokoh agama, maka negara telah gagal melindungi kebebasan warganya memeluk agama dan keyakinan.

Oleh karena itu gagasan Tjahjo Kumolo mengosongkan kolom agama pada KTP, menurut saya, sangat masuk akal. Daripada diisi ngawur karena tidak ada dalam daftar enam agama dan malah rancu sebaiknya dikosongkan saja.

Pada akhirnya. Apakah salah jika Tjahjo punya pemikiran memberikan ruang bagi para penganut keyakinan ini mengosongkan identitas agamanya. Karena apa yang dianut mereka tidak ada dalam daftar enam agama tersebut?

Bagi Indonesia sebagai negara Pancasila yang Berke Tuhanan Yang Maha Esa, hak beragama itu menjadi ruang pribadi. Harus dibedakan dengan ajaran agama yang bisa masuk ruang publik. Negara tidak bisa memaksakan masyarakatnya untuk memilih sesuai keinginan pemerintah. Negara menjamin kebebasan warganya memeluk agama dan keyakinan masing-masing.

Di akhir tulisan, saya hanya ingin mengutip penggalan lagu Syi'ir Tanpo Waton al-magfurlah, KH Abdurrahman Wachid (Gus Dur).

Akeh kang apal Qur'an hadise seneng ngafirke marang liyane kafire dewe dak digatekke yang isih kotor ati lan akale...

(Banyak orang mengaku ulama, hafal Qur'an dan hadist tapi suka mengkafirkan orang lain. Kafirnya sendiri tidak pernah dipedulikan karena hati dan pikirannya masih kotor)...

Jakarta, 10 Nopember 2014

Inilah Daftar Aliran Kepercayaan (Diluar Enam Agama yang diakui Pemerintah)Yogyakarta:
Angesti Sampurnaning Kautaman, Anggayuh Panglereming Napsu (APN), Hak Sejati, Hangudi Bawana Tata Lahir dan Batin, Imbal Wacono, Kasampurnan Jati, Kelompok Setu Pahing, Mardi Santosaning Budi (MSB), Minggu Kliwon, Ngesi Roso Sejati, Ngesti Roso, Paguyuban Jawi Lugu, Paguyuban Kawruh Hardo Puruso.

Paguyuban Kebudayaan Jawi (PKD), Paguyuban Keluarga Besar Keris Mataram, Paguyuban Kerabat Anurogo Sri Sadono, Paguyuban Rebo Wage, Paguyuban Sangkara Muda.

Paguyuban Tata Tentrem (Patrem Indonesia), Paguyuban Traju Mas, Perguruan Dasa, Persatuan Eklasing Budi Murko, Sumarah Purbo, Tuntunan Kerohanian Sapto Darmo, Yayasan Sosrokartono.

Jakarta :
Kebatinan Perjalanan, Budi Luhur (Kawruh Kasampurnan Sangkan Paran Budi Luhur), Forum Sarwo Tunggal, Gayuh Urip Utami (Gautamai).

Himpunan Amanat Rakyat Indonesia (HARI), Marsudi Kalahuring Budi Pekerti (Mekar Budi), Musyawarah Agung Warna (MAWAR), Ngudi Kawruh Rasa Jati, Organisasi Kebatinan Satuan Rakyat Indonesia Murni (Sri Murni), Paguyuban Kabatinan Ilmu Hak.

Paguyuban Ki Ageng Selo, Paguyuban Penghayat Kapribaden, Paguyuban Sumarah, Pangestu (Paguyuban Ngesti Tunggal), Pangudi Ilmu Kebatinan Intisarining Rasa (PIKIR), Pangudi Ilmu Kepercayaan Hidup Sempurna (PIKHS), Perhimpunan Peri Kemanusiaan.

Persatuan Warga Theosofi Indonesia, Pran-Suh (Ngesti Kasampurnaan), Purbaning Lampang Sejati, Sastra Jendra Hayningrat Pangruktining, Sri Langgeng, Susila Budhi Dharma (SUBUD), Tri Sabda Tunggal, Tunggal Sabda Jati, Wisma Tata Naluri

Jawa Barat :
Penganut Aji Dipa, Lebak Cawene, Budi Rahayu, Paguyuban Adat Cara Karuhun, Perjalanan Budi Daya.

Jawa Tengah :
Badan Kebatinan Indonesia, Badan Keluarga Kebatinan Wisnu, Elang Mangku Negara, Hak (Kawruh Hak), Hidayat Jati Ranggawarsita, Hidup Betul, Himpunan Kebatinan Rukun Wargo, Ilmu Kasampurnan Jati.

Jaya Sampurna (Pamungkas Jati Titi Jaya Sampurna), Kalimasada Rasa Sejati, Kapribaden (Kawruh Kapribaden), Kasampurnan, Kawruh Naluri Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan Jati, Kawruh Roso Sejati, Kawruh Urip Sejati, Kejaten, Kejawen, Kejiwaan, Langgeng Suci, Mustiko Sejati, Ngudi Utomo, Paguyuban Anggayuh Katentremaning Urip (AKU), Paguyuban Budi Sejati, Paguyuban Hastho Broto.

Paguyuban Kawruh Kodrating Pangeran, Paguyuban Kolowargo Kapribaden, Paguyuban Muda Dharma Indonesia, Paguyuban Ngesti Jati, Paguyuban Olah Rasa Mulat Sarira Ngesti Tunggal.

Paguyuban Pangudi Kawruh Kasuksman Panungalan, Paguyuban Trijaya, Paguyuban Ulah Rasa Batin (PURBA), Paguyupan Jawa Naluri, Pangudi Rahayung Budhi (PRABU), Pangudi Rahayuning Bawana (PARABA), Papandaya, Pembangunan Kebatinan Kepribadian Rakyat Indonesia Badan Kejawan (PERKRI), Penghayat Kepercayaan Paguyuban Noermanto (PKPN)

Jawa Timur :
Perjalanan Tri Luhur, Persatuan Resik Kubur Jero Tengah, Pirukunan Kawulo Manembah Gusti (PKMG), Pramono Sejati, Pribadi, Purwo Ayu Mardi Utomo, Ratu Adil. Saserepam Kepribadian Intisari (SKI ‘45), Saserepan ’45, Satana Dharma Majapahit dan Pancasila (SADHAR MAPAN), Setia Budi Perjanjian 45 (SBP 45)

Sukma Sejati, Tujuh Mulya, Waspodo, Wayah Kaki, Wratama Wedyanantama Karya, Wringin Seta

Aliran Seni dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Babagan Kasampunan, Badan Kebatinan Rila, Himpunan Murid dan Wakil Murid Ilmu Sejati R. Rawiro Utomo (HIMUWIS RAPRA), Jawi Wisnu.

Jendra Hayuningrat Widada Tunggal (PANDHAWA), Kahuripan, Kodrattolah Manembah Goibing Pangeran, Paguyuban Ilmu Sangkan Paraning Dumadi Sanggar Kencono, Paguyuban Kawruh Batin, Paguyuban Kawruh Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan

Paguyuban Kawruh Murti Tomo Wasito Tunggal, Paguyuban Kawruh Sangkan Paran Kasampurnan, Paguyuban Lebdho Guno Gumelar, Paguyuban Manunggaling Karso, Paguyuban Satriyo Mangun Mardiko Dununge Urip, Tri Murti Naluri Majapahit.

Luar Jawa :
Adat Lawas (Kaltim), Aliran Mulajadi Nabolon 3 (Sumut), Ata kahfi (NTT), Babolin (Kalteng), Babukung (Kalteng), Basora (Kalteng), Bolin (Kalteng)

Budi Suci (BALI), Cahaya Kasuma (Sumut), Era Mula Watu Tana (NTT), Galih Puji Rahayu (Sumut), Guna Lero Wulan Dewa Tanah Ekan (NTT), Habonaron Do Bona (Sumut).

Hajatan (Kalteng), Hidup Sejati (NTB), Ilmu Goib (Lampung), Ilmu Goib Kodrat Alam (Lampung), Jingitiu (NTT), Kaharingan Dayah Luwangan (Kalteng), Kaharingan Dayak Maanyan Banna 5, Paju 4, dan Paju 10 (Kalsel, Kaharingan Dayak Maanyan Piumbung (Kalteng), Kepercayaan A. Halu (Kalteng), Gunung Adat Musi (Sulut).

Lera Wulan Tana Ekan (NTT), Magapokan (BALI), Mangimang Sumabu Duata (Sulut), Marapu (NTT), Ngoja (Kalteng), Paguyuban Pendidikan Ilmu Kerohanian (PPIK) (Lampung), Paompungan (Sulut), Persatuan Aliran Kepercayaan Krida Sempurna (Sumsel), Pompungan Waya Si Opo Ompung (Sulut), Purwo Deksono (Lampung).

Purwo Madio Wasono (Sumut), Ramuat Ali Marie, Ayas, Ilfried (RAMAI) (Sulut), Silima/Pamena (Sumut).

Diolah dari Berbagai sumber

http://m.kompasiana.com/post/read/68580 ... m-ktp.html
Mirror: Islam KTP
Follow Twitter: @ZwaraKafir
Post Reply