Anak Penganut Kepercayaan Minoritas Diintimidasi

Gambar2 dan Berita2 kekejaman akibat dari pengaruh Islam baik terhadap sesama Muslim maupun Non-Muslim yang terjadi di Indonesia.
Post Reply
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Anak Penganut Kepercayaan Minoritas Diintimidasi

Post by Laurent »

Hari Anak Internasional
Anak Penganut Kepercayaan Minoritas Diintimidasi
Reporter: Arie Riswandy, CNN Indonesia
Anak Penganut Kepercayaan Minoritas Diintimidasi Jumpa pers peringatan Hari Anak Internasional yang diselenggarakan LBH Jakarta, Kamis (20/11), memberikan kesadaran bahwa hak-hak anak masih kerap terancam. (CNN Indonesia/Arie Riswandy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hak anak penganut kepercayaan di luar enam agama resmi yang diakui pemerintah Republik Indonesia, dinilai masih diabaikan. Anak-anak kerap mendapat intimidasi dari teman sepermainan lantara menganut agama minoritas. Padahal Pasal 14 Konvensi Hak-Hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang telah diratifikasi oleh Indonesia menyebut bahwa anak memiliki kebebasan beragama.

“Anak kami di sekolah mendapat intimidasi dari kawan-kawannya. Tidak sedikit juga dari guru,” ujar Dewi Kanti, penganut aliran Sunda Wiwitan di Jakarta, Kamis (20/11). “Ketika kami dianggap harus mengosongkan kolom agama, itu adalah sebuah perbedaan yang luar biasa dan menimbulkan stigma,” kata Dewi.

Dewi menceritakan seorang anak penganut Sunda Wiwitan yang masih duduk di kelas empat SD dikeroyok temannya. Pengeroyokan disebabkan perasaan superior sang pengeroyok karena agamanya diakui oleh pemerintah dibanding Sunda Wiwitan. “Yang memprihatinkan, pelakunya adalah anak seorang guru,” ujar Dewi.

Sekolah juga memaksa anak yang beragama Sunda Wiwitan untuk mempelajari agama yang tidak diyakininya. Menurut Dewi, hal itu menyebabkan tekanan batin luar biasa, dan diperparah oleh tindakan intimidasi.

Dampak dari pemaksaan tersebut dapat langsung dirasakan pada penilaian terhadap sang siswa. “Ketika anak kami tidak mampu menangkap ajaran agama tersebut, nilai agama akhirnya dikosongkan. Ketika satu dikosongkan pasti berpengaruh ke akumulasi nilai, bahkan ada yang sampai tidak naik kelas,” ujar Dewi.

Endek, seorang penganut aliran Kaharingan, mengamini pernyataan Dewi. Endek meminta pemerintah melindungi haknya sebagai warga negara dan tidak membiarkan intimidasi terhadap penganut agama minoritas.

“Kami ingin agama leluhur kami sejajar dengan enam agama resmi supaya kami bisa meneruskan ajaran itu dari nenek moyang kami sampai seterusnya,” ujar Endek sambil menahan air mata.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Aliansi Bhinneka Tunggal Ika Nia Sjarifuddin mengatakan, Undang-Undang memberikan persepsi seolah-olah ada enam agama resmi di Indonesia. UU tersebut kerap dijadikan alasan kenapa warga negara Indonesia penganut kepercayaan minoritas tidak dijamin secara total haknya sebagai warga negara.

“Dalam konteks sejarah, agama leluhur itu agama tuan rumah. Yang enam adalah agama tamu dari luar. Kami sayangkan tuan rumah (malah) tidak diperhatikan dengan baik. Ini harus diperbaiki,” ujar Nia.

Mantan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia Magdalena Sitorus mengatakan, peran orangtua maupun wali anak sangat penting dalam membentuk sikap dan perlakuan anak. Terkait pengeroyokan terhadap anak yang diceritakan Dewi, Magdalena menilai orangtua sang pelaku seharusnya bisa mencegah peristiwa tersebut.

“Kalo seorang anak saja bisa melakukan kekerasan agama kepada anak lain, saya rasa anak itu melakukannya karena telah diberitahu yang macam-macam. Ketergantungan anak pada orang dewasa sangat tinggi,” kata Magdalena.

Menurut Magdalena, upaya promosi perlindungan hak anak sangat sering digaungkan namun upaya perlindungan masih belum cukup. Mekanisme perlindungan hingga kini masih belum jelas pelaksanaannya. “Perlindungan anak harus diintegrasikan di seluruh kementerian,” tegas istri almarhum Sekretaris Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Asmara Nababan itu.

http://m.cnnindonesia.com/nasional/2014 ... ntimidasi/
Mirror: Anak Penganut Kepercayaan Minoritas Diintimidasi
Follow Twitter: @ZwaraKafir
Post Reply