Apakah rakyat aceh menginginkan shariah?

Gambar2 dan Berita2 kekejaman akibat dari pengaruh Islam baik terhadap sesama Muslim maupun Non-Muslim yang terjadi di Indonesia.
User avatar
spaceman
Posts: 2031
Joined: Thu Sep 18, 2008 12:23 pm
Location: Green Planet

Re: Apakah rakyat aceh menginginkan shariah?

Post by spaceman »

MyLovelyCarnation wrote:Teman2 boleh percaya atau tidak.


Hingga tahun 2005 (sblm atau sesdhnya) masih terdapat satu atau dua kecamatan terpencil di kabupaten Aceh Selatan sekitarnya yg mengHARAMkan TELEVISI, SURAT KABAR & tulisan2 produk kafir. Koran nasioal Kompas sempat menurunkan berita investigasi langsung ke lokasi2 tsb. So, jika teman2 bermain ke kecamatan2 tsb, insya awloh anda bagaikan berada dlm hutan rimba. Benarkah secara keseluruhan demikian...?

Oops, teman2 msh beruntung selama berada di sana sebab masih ada celah utk tetap terhubung dgn dunia luar. Para ulama unta bin tuolol di daerah tsb masih menghalalkan HP (handphone). Ngga sulit menemui penduduk atau pemuda setempat yg meneteng HP, bahkan keluaran2 tercanggih termahal pada masa itu.
Kenapa banyak pemuda setempat memiliki HP canggih tsb padahal "ngga penting2 amat"???

Karena.............. kemampuan HP tsb utk menyimpan & memutar GAMBAR/VIDEO PORNO!
moslem mode on

Kamu tau apa, kafir kunyukkkkkkk

HP kan bukan tv, bukan surat kabar. HP kan teknologi saduran dr quran !!!

moslem mode off

:vom: :vom: :vom:

Sorry, jadi muntah sendiri gara2 niru2 orang beg0 :green:
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Post by Laurent »

Prostitusi di Serambi Makkah
Oleh: Tabrani Yunis | 29 December 2012 | 23:10 WIB

Aceh sebagai sebuah provinsi yang penduduknya mayoritas beragama Islam dan memiliki status daerah otonomi, telah menetapkan wilayahnya menjadi negeri yang menerapkan syariat Islam secara kaffah. Konsekwensinya ketika ini menjadi sebuah pilihan hidup, maka segala aktivitas yang berjalan di Aceh haruslah berlandaskan syariat Islam. Artinya amar makruf, nahi mungkar akan berjalan secara ideal. Tata kehidupan masyarakat Aceh pun sesuai dengan akhlakul karimah sebuah masyarakat yang saling harga menghargai sesama, bersopan santun, serta hidup dalam suasana yang madani dan islami karena cahaya keislaman yang mewarnai kehidupan masyarakat. Masyarakat Aceh idealnya menjadi masyarakat yang benar-benar menghayati dan menjalankan segala apa yang dianjurkan Allah SWT serta meninggalkan apa yang dilarang Allah. Islam sebagai agama yang damai, akan membawa tata kehidupan Aceh yang damai. Maka, idealnya, tidak ada yang namanya praktek korupsi , apalagi yang kalau prostitusi atau pelacuran yang jelas-jelas bertentangan dengan syraiat islam. Ini sangatlah ditentang. :prayer:

Realitas yang ada, kendatipun Aceh sedang menggeliat dan bersemangat menerapkan syariat Islam, tidak terpelas dari duri-duri dan kerikil yang mengganjalnya. Aceh yang katanya sangat agamis, hingga kini masih diselubungi oleh praktek korupsi yang dilakoni oleh para pejabat yang pada prinsipnya sama seperti modus yang dilakukan oleh seorang pelacur untuk mendapatkan harta secara haram. Ini adalah sebuah ironi di negeri yang sedang menerapkan syariat Islam ini. Lebih ironis lagi, Aceh bukan saja menjamur dengan para koruptor, tetapi juga dijangkiti dengan praktek prostitusi.

Bisa jadi kita tidak percaya kalau di Aceh ada yang namanya praktek prostitusi atau pelacuran itu. Bisa jadi pula ada yang berkata dan menantang, siapa bilang tidak ada prostitusi di Aceh? Keduanya memungkinkan, karena selama ini, ketika Aceh tidak memiliki lokalisasi prostitusi yang resmi, tetapi banyak tersebar tempat prostitusi terselubung. Karena praktek prostitusi (pelacuran) di Aceh terlaksana secara terselubung, maka sulit bagi kita untuk mendapatkan angka yang valid tentang kuantitas para pelacur di negeri ini, baik pelacur laki-laki, maupun pelacur yang perempuan. Walau di tabloid KONTRAS Nomor : 526 | Tahun XI 28 Januari - 3 Februari 2010 mengutip data dari YDR ada sekitar 500 PSK di Aceh. Bila ini benar, maka kesimpulan kita adalah ternayata pe;acuran itu memang ada dan cukup besar jumlahnya bukan? Ini baru jumlah perempuannya,. Pertanyaan kita berapa pula jumlah laki-laki yang selama ini menjadi penikmat seks bebas itu di Aceh? Pasti jumlahnya bisa lebih besar bukan?

Sudah banyak media yang secara sembunyi-sembunyi meneliti praktek prostitusi di Aceh. Buahnya adalah terungkap beberapa realitas di tempat-tempat tertentu. Maka muncul pernyataan banyak kalangan tentang itu. Fuad Mardatilah, dosen IAIN Ar-Raniri sekaligus peneliti masyarakat Aceh di situs rakyat aceh.com mengatakan, prostitusi di Aceh memang lumayan marak. Tapi jumlahnya jauh berkurang dibanding saat Orde Baru berkuasa. “Saat Orde Baru, masyarakat di Aceh tidak terlalu peduli dengan kegiatan tersebut. Sekarang sudah mulai tumbuh kesadaran sehingga gerak bisnis ini semakin terbatas.''

Menyimak ulasan di atas dan mengikuti pemberitaan yang dirilis oleh beberapa media local, baik surat kabar maupun tabloid, di Aceh memang tersimpan potensi prostitusi yang dilakukan oleh orang Aceh sendiri dan orang-orang yang didatangkan dari luar Aceh seperti Sumatera Utara, Riau, Palembang dan bahkan diimpor dari pulau jawa dan sebagainya. Pelakunya, bukan saja perempuan yang disebut sebagai PSK, WTS, *****, perempuan pelacur, tetapi juga laki-laki sebagai penikmat seks yang kita kenal dengan lelaki hidung belang. Jadi dengan demikian, dilihat dari aspek pelakunya, bukan saja perempuan, tetapi juga laki-laki., yang bukan saja dari kalangan remaja, tetapi juga orang tua yang sudah punya isteri dan anak. Jadi, sekali lagi bahwa pelakuknya adalah perempuan dan laki-laki. Namun dalam realitas sehari-hari, ketika kita mencoba mencari siapa biang dari prostitusi tersebut, maka perempuanlah yang selalu menjadi penyebabnya. Padahal, bila kita mau jujur, perempuan pelacur tidak akan bisa melacurkan diri, kalau tidak ada laki-laki yang mencarinya. Para perempuan pelacur membuka bisnis lacurnya, karena di situ ada si pembeli yang selalu membutuhkan seks. Selayaknya, ketika ingin memberantas prostitusi, tidak cukup hanya dengan menangkap dan membina si perempuannya saja, tetapi juga harus ada upaya untuk menangkap si lelaki yang selalu membeli kenikmatan seks itu. Ibaratnya menangkap si pemabuk, peminum minuman keras atau para pencandu narkotika.

Dalam konteks ke Acehan, pelacuran di Aceh bukan saja terjadi setelah Aceh dideklarasikan sebagai negeri yang melaksanakan Syariat islam, tetapi jauh sebelum itu, perempuan pelacur dan lelaki pelacur memang sudah ada sejak dulu. Kita masih ingat dengan istilah pinggir kali ( wilayah pinggir sungai krueng Aceh) atau rel kereta api Banda Aceh pada tahun 70 an dan sebagainya. Kalau sekarang mungkin banyak berselubung di salon-salon yang nota bene memberikan pelayanan kecantikan itu atau pada tempat-tempat kost yang disebut ayam kampus dan sebagainya. Kita juga tidak bisa percaya bahwa hotel-hotel di daerah ini bersih dari tindakan prostitusi, apalagi WH sendiri tidak beranai dan mungkin tidak diperbolehkan merzia hotel-hotel berbintang di daerah ini.

Adanya praktek pelacuran di Aceh saat ini adalah duri dan kerikil yang sangat mengganggu pelaksanaan Syariat islam di Aceh. Bahkan sangat memalukan. Karena praktek ini mencoreng wajah Aceh, maka harus ada upaya semua unsur, masyarakat, pemerintah dan ulama serta semua lembaga termasuk TNI dan POLRI bergandengan tangan secara jujur dan sungguh-sungguh mencegah dan mengatasi merebaknya praktek prostitusi, baik yang terselubung apalagi yang terbuka. Diperlukan cara dan strategi pemberantasan secara holistic. Pendekatan yang bisa membangun kesadaran baru bagi semua orang. Tidak hanya cukup dengan hanya mencegah dan menangkap perempuan saja dan dibina seadanya seperti diberikan ketrampilan menjahit, tetapi dibina mereka untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan bermartabat. Karena ini adalah sebuah pekerjaan yang berat, maka penglibatan semua stakeholder adalah perlu. Kita tidak bisa hanya berharap kepada Dina Syariat islam dan WH saja,, tetapi semua pihak yang terlibat harus ditindak secara berkeadilan, non kekerasan. Karena ini adalah persoalan mentalitas. Bukan semata-mata soal terjepit oleh factor ekonomi saja. Banyak factor yang menyebabkannya.Oleh sebab itu semua factor internal dan eksternal harus diidentifikasi dan dianalisis untuk mendapat solusi yang terintegrasi. Kalau kita mau, pasti bisa.


http://m.kompasiana.com/post/sosbud/201 ... i-makkah-/
User avatar
Mohmed Bin Atang
Posts: 2350
Joined: Sun Feb 19, 2012 5:45 pm
Location: Surga Islam, bermain rudal bersama 72 bidadari
Contact:

Re: Apakah rakyat aceh menginginkan shariah?

Post by Mohmed Bin Atang »

Laurent wrote:Prostitusi di Serambi Makkah
Salah satu contoh, kalo syariah nggak membuat Aceh menjadi lebih baik
1234567890
Posts: 3862
Joined: Sun Aug 09, 2009 2:31 am

Re: Apakah rakyat aceh menginginkan shariah?

Post by 1234567890 »

kalau muslem doyan same nyang namanye syariah, moslem harusnya maboor ke negara 2x araf kalau mau minta suaka
tapi buktinya, moslem maboor ke negara 2x kapir
perlu dipertanyakan .... ada apa dengan gembar gembor muslim nyang bilang syariah itu sempurna ?
User avatar
fauzan azima
Posts: 143
Joined: Wed Feb 20, 2013 11:22 am

Re: Apakah rakyat aceh menginginkan shariah?

Post by fauzan azima »

ajaran islam benar benar ajaran fasis!!! :axe: :prayer: :snakeman:
1234567890
Posts: 3862
Joined: Sun Aug 09, 2009 2:31 am

Re: Apakah rakyat aceh menginginkan shariah?

Post by 1234567890 »

Laurent wrote:Prostitusi di Serambi Makkah
Mohmed Bin Atang wrote: Salah satu contoh, kalo syariah nggak membuat Aceh menjadi lebih baik
libido muslim ketinggian
perlu ada prostitusi ... kalau engga kambing pun diembat
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

MUSLIMAH2 ACEH KINI MERASA TERBELENGGU DGN SYARIAH


Tadinya beritanya dimuat disini tapi tidak lama kemudian berita itu dicabut! Mengapa?? :shock:

Image
Ini ibu2 yg mengeluhkan syariah Aceh.

Satu2nya berita ttg bencinya Muslimah pada syariah Aceh masih ditemukan dari sebuah situs berbhs Inggris:
http://www.aleteia.org/en/lifestyle/new ... nt-1867001


Aceh Moral Code is Fueling Resentment: Sharia bylaws ensure that women suffer = Kode Moral ACEH Menimbulkan Kebencian: Qanun Memberatkan Wanita
Jun 07, 2013

ACEH: Norma Susanti Manalu dulu menikmati kebebasan tapi kini merasakan sangat sulit untuk menjalankan hak2nya. Ini karena ia hidup dibawah syariah yg diberlakukan sejak thn 2002.

Aturan ttg bgm bertingkah laku dimuka umum, khususnya sehubungan dgn kontak dgn lelaki bukan muhrim, atapi askhalwat, dirasakan membelenggu.

“Aturan2 ini membelenggu. Tapi banyak wanita memilih diam karena mereka takut. Karena memproets melawan aturan ini dianggai sbg protes melawan Islam,'' kata Manalu, 37thn, yang bekerja bagi Balai Syura Ureung Inong Aceh, NGO bagi hak2 wanita.

Protes akan mengakibatkan marginalisasi, atau hal lebih parah lagi, katanya. ''Sbg wanita, kebebasan kami, termasuk cara berbusana, ditentukan oleh pemerintah,'' katanya.

Mereka yang dianggap gagal menutupi aurat akan didatangi dan diperingatkan polisi religius Wilayatul Hisbah. Para pelaku yg sering melanggar aturan akan menghadapi ta’zir (hukuman) yg belum ditentukan.

Tapi menurut Azriana Rambe, aktivis Sukarelawan Wanita bagi HUmanitas, definisi busana Islami tidak jelas. Ini membuat kami, wanita, merasa sangat risih setiap kali kami mengenakan baju. Kita selalu harus mikir apa busana kami melanggar qanun atau tidak,'' katanya.

Kalau lelaki atau wanita melakukan khalwat, mereka akan mendapat hukuman cambuk 9x dan denda 10 juta rupiah (US$1,050).

“Namun, wanita-lah yang harus menanggung beban sosial dan psikologis dari kasus2 macam ini. Rakyat menganggap mereka sbg wts dan kotor/pendosa,'' kata Rambe.

September thn lalu, gadis 16 thn GANTUNG DIRI, 3 hari setelah ia ditangkap oleh Wilayatul Hisbah dan dituduh sbg wts. Padahal ia cuma nonton konser di Langsa.

Ayahnya menemukan surat bunuh diri di tas sekolahnya yg mengatakan, ''Ayah, maafkan saya. Saya telah membbawa aib bagi ayah dan keluarga tapi saya sumpah tidak menjual diri kpd siapapun. Saya hanya duduk di rumput dengan teman.''”

Kalau syariah tadinya bertujuan untuk menjaga moralitas remaja, hasilnya sebenarnya justru memukul balik, kata pihak aktivis. Syariah malah menimbulkan kebencian karena dirasakan menekan/opresif dan justru membawa risiko kekerasan pada wanita.

Laporan September 2012 oleh 16 NGO yg berkecimpung dlm hak2 wanita mengatakan ada 1,060 laporan kekerasan terhdp wanita di Aceh antara 2011 & 2012. NGO2 hanya berhasil memverifikasi 561.

Dari angka ini, 413 kasus, atau 73.6% adalah kekerasan domestik, sementara 148 atau 27% diakibatkan aturan syariah.

“Kami merasa bahwa syariah, yg bertujuan memperbaiki moralitas remaja Aceh, justru telah GAGAL menghasilkan hasil yg signikifan,'' kata Samsidar dari Asosiasi Wanita bagi Keadilan dan Institut Bantuan Hukum. Kode moral ketat ini tidak berfungsi, katanya.

“Kami cinta Aceh, tapi kami hanya ingin perubahan.”

MUSLIMAH2 ACEH KINI MERASA TERBELENGGU DGN SYARIAH
Mirror
Faithfreedom forum static
Broni
Posts: 46
Joined: Tue Jan 20, 2009 8:40 pm

Post by Broni »

Hey muslimah, loe pada jangan ngemeng doank tapi tetap menyembah muhammad. Ibarat pengen ditolong tapi ikatan kaki dan tangan tidak mau dilepas. Sekarang nikmati saja pelecehan seksual yang mereduksi rambut perempuan dan kecantikan yang sopan menjadi sekedar objek seksual muslim yang gak dewasa gak bisa nahan nafsu, karenanya perempuan harus dikorbanin dengan dikarungin pake jilbab.

Salam keterbelakangan muslim dan muslimah! :partyman:
swatantre
Posts: 4049
Joined: Thu Jul 20, 2006 7:40 pm
Location: Tanah Suci, dalem Ka'bah

Re: Apakah rakyat aceh menginginkan shariah?

Post by swatantre »

Biarin aja, muslim emang HARUS gitu...

Merasakan SENDIRI akibat LANGSUNG dari PENJAJAHAN islam, baru lama2 bisa kritis dan timbul benci deh begitu mengetahui kebenaran islam yang sesungguhnya..
User avatar
qprim
Posts: 259
Joined: Wed Nov 09, 2005 4:01 pm

Re: Apakah rakyat aceh menginginkan shariah?

Post by qprim »

swatantre wrote:Biarin aja, muslim emang HARUS gitu...

Merasakan SENDIRI akibat LANGSUNG dari PENJAJAHAN islam, baru lama2 bisa kritis dan timbul benci deh begitu mengetahui kebenaran islam yang sesungguhnya..
Sayang sekali reaksi yang muncul tidak selalu seperti itu. Banyak juga yang menganggap bahwa apa yang dialami merupakan seuatu yang wajar sudah seharusnya. Kayak kodok yang direbus hidup2x secara pelan2x.
Yang lebih parah, sebagian dari mereka melampiaskan rasa frustasi mereka dengan menindas kaum minoritas yang lebih lemah.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

ACEH: SEMAKIN KUAT SYARIAH, SEMAKIN MENINGKAT KASUS PENCABULAN ANAK
http://www.merdeka.com/peristiwa/tiap-t ... ngkat.html

Artikel Faithfreedom Indonesia
Mirror
Faithfreedom forum static
User avatar
ReligionofFraud
Posts: 132
Joined: Fri Apr 19, 2013 12:54 am
Location: Somewhere Over The Rainbow

Post by ReligionofFraud »

Aceh menerapkan syariah bagi non-Muslims
syariat-islam-akan-diberlakukan-bagi-no ... eh-t54079/

Image
Razia Pakaian Ketat, Celana Ketat, Baju Ketat di Aceh.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Fitra: Aceh Terkorup
Tribun Network
Sabtu, 1 Maret 2014

BANDA ACEH - Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas Fitra) menemukan penyimpangan anggaran di Aceh mencapai Rp 10,3 triliun dalam 2.399 kasus.

Data yang dimiliki Seknas Fitra yang berasal dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) itu merupakan akumulasi dari tahun 2009 hingga 2013 yang terjadi baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Aceh.

Hal itu dibeberkan Seknas Fitra dan Gerakan Antikorupsi (GeRAK) Aceh kepada Serambi di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Jumat (28/2).

Image

Direktur Investigasi dan Advokasi Seknas Fitra, Uchok Sky Khadafi mengatakan, untuk tingkat provinsi, temuan penyimpangan mencapai Rp 7,3 triliun dengan 331 kasus. Sementara untuk tingkat kabupaten/kota anggaran yang diduga diselewengkan sebesar Rp 2,9 triliun terdiri atas 2.068 kasus.

Di Aceh, kata dia, temuan penyimpangan anggaran daerah ini terjadi di seluruh kabupaten/kota di Aceh. “Angka tertinggi terjadi di Kabupaten Aceh Utara sebanyak Rp 1,4 triliun dalam 143 kasus. Ranking kedua Aceh Timur sebesar Rp 132,5 milyar dengan 82 kasus, dan ketiga Bireuen sebesar Rp 132,4 milyar dengan 83 kasus,” sebutnya.

Menurut Uchok, angka-angka penyimpangan tersebut merupakan hasil audit BPK terhadap keuangan provinsi dan kabupaten/kota sebesar 20 persen. “Kalau BPK melakukan audit secara keseluruhan (100 persen), maka kemungkinan jumlah penyimpangan anggaran daerah akan lebih banyak lagi,” ungkapnya.

Banyaknya kasus penyimpangan ini, kata dia, karena pihak aparat hukum tidak menindaklanjuti kasus-kasus yang terjadi. “Oleh karena itu, kasus-kasus dari 2009 sampai 2013 semakin menumpuk dan hasil audit dari BPK hanya dianggap sampah oleh Pemda,” tukasnya.

(INGAT! Menurut Islam, sesama Muslim tidak boleh saling mengritik atau menghina)

Anggaran yang seharusnya diperuntukkan bagi kepentingan rakyat itu, ulas Uchok, banyak digunakan untuk keperluan seperti biaya perjalanan dinas ganda, hibah untuk yayasan dan organisasi masyarakat, bantuan untuk partai politik dan lembaga vertikal. “Tidak hanya itu, modus penyimpangan anggaran ini juga dilakukan dengan cara membuat perjalanan dinas fiktif, realisasi belanja bantuan dinas sosial kepada kelompok masyarakat yang tidak disampaikan kepada yang berhak, indikasi mark-up pekerjaan pengadaan alat-alat kesehatan, serta mengurangi volume pekerjaan,” paparnya.

Bahkan jika dibandingkan dengan provinsi lain, katanya, Aceh masih menduduki peringkat teratas. Untuk provinsi lain di Sumatera nominalnya hanya miliaran, tidak ada yang mencapai triliunan rupiah. Kalau dirincikan, Sumatera Utara sebesar Rp 565 M, Sumatera Barat 249 M, Riau 708 M, Jambi 604 M, Sumatera Selatan 101 M, Bengkulu 91 M, dan Bangka Belitung 27 M. “Sementara untuk DKI Jakarta saja 1,2 triliun rupiah,” sebutnya.

Fitra: Aceh Terkorup
Mirror 1: Fitra: Aceh Terkorup
Faithfreedompedia static
swatantre
Posts: 4049
Joined: Thu Jul 20, 2006 7:40 pm
Location: Tanah Suci, dalem Ka'bah

Re: Apakah rakyat aceh menginginkan shariah?

Post by swatantre »

Aceh emang istimewa... ya syariahnya... ya korupsinya...
pokoknya makin ngeslam makin geblek dah.... :finga:
Post Reply