Kumpulan Tafsir Quran Ibn Kathir

Sejarah penulisan Qur'an & Hadis, ayat2 Mekah & Medinah, kontradiksi Qur'an, tafsir Qur'an, dan hal2 yang bersangkutan dengan Qur'an.
Post Reply
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Kumpulan Tafsir Quran Ibn Kathir

Post by Adadeh »

Tafsir Ibn Kathir tentang ayat Q 2:193.
The Order to fight until there is no more Fitnah
Perintah untuk memerangi sampai tiada Fitnah lagi

Allah then commanded fighting the disbelievers when He said:
terjemahan:
Allah lalu memerintahkan Muslim memerangi kafir ketika dia berkata:
[حَتَّى لاَ تَكُونَ فِتْنَةٌ]
(...until there is no more Fitnah)
meaning, Shirk. This is the opinion of Ibn `Abbas, Abu Al-`Aliyah, Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, Ar-Rabi`, Muqatil bin Hayyan, As-Suddi and Zayd bin Aslam.
terjemahan:
(…sampai tiada Fitnah lagi)
fitnah di sini berarti Syrik. Ini adalah pendapat Ibn `Abbas, Abu Al-`Aliyah, Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, Ar-Rabi`, Muqatil bin Hayyan, As-Suddi dan Zayd bin Aslam.

Allah's statement:
Allah berkata:

[وَيَكُونَ الدِّينُ للَّهِ]
(...and the religion (all and every kind of worship) is for Allah (Alone).)
means, `So that the religion of Allah becomes dominant above all other religions.' It is reported in the Two Sahihs that Abu Musa Al-Ash`ari said: "The Prophet was asked, `O Allah's Messenger! A man fights out of bravery, and another fights to show off, which of them fights in the cause of Allah' The Prophet said:
terjemahan:
(...dan agama (semua dan segala jenis pemujaan) hanya untuk Allah (Saja).)
dan ini berarti, `Agar agama Allah menjadi dominan di atas segala agama2 lain.’ Dalam dua hadis sahih Abu Musa Al-Ash`ari berkata: “Sang Nabi mendapat pertanyaan. ‘Wahai Rasul Allah! Seorang pria berperang dengan berani, dan pria lain berperang karena ingin pamer keberanian, yang mana dari antara mereka yang berperang di jalan Allah?’ Sang Nabi menjawab:

«مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللهِ هِيَ الْعُلْيا فَهُوَ فِي سَبِيلِ الله»
(He who fights so that Allah's Word is superior, then he fights in Allah's cause.)
In addition, it is reported in the Two Sahihs:
terjemahan:
(Dia yang berperang agar Firman Allah jadi unggul, lalu dia yang berperang demi Allah.)
Tambahan keterangan terdapat dalam dua hadis sahih:

«أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلهَ إلَّا اللهُ، فَإِذَا قَالُوهَا عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُم وَأَمْوَالَهُمْ إلَّا بِحَقِّهَا وَحِسَابُهُمْ عَلَى الله»
(I have been ordered (by Allah) to fight the people until they proclaim, `None has the right to be worshipped but Allah'. Whoever said it, then he will save his life and property from me, except for cases of the law, and their account will be with Allah.)
terjemahan:
(Aku telah diperintahkan (oleh Allah) untuk memerangi orang2 sampai mereka menyatakan, `Tiada yang layak disembah kecuali Allah.’ Siapapun yang berkata begitu, maka nyawa dan hartanya selamat dariku, kecuali untuk kasus2 hukum Islam, dan pertanggungjawaban mereka adalah kepada Allah.)

Allah's statement:
Allah berkata:

[فَإِنِ انتَهَواْ فَلاَ عُدْوَنَ إِلاَّ عَلَى الظَّـلِمِينَ]
(But if they cease, let there be no transgression except against the wrongdoers.)
indicates that, `If they stop their Shirk and fighting the believers, then cease warfare against them. Whoever fights them afterwards will be committing an injustice. Verily aggression can only be started against the unjust.' This is the meaning of Mujahid's statement that only combatants should be fought. Or, the meaning of the Ayah indicates that, `If they abandon their injustice, which is Shirk in this case, then do not start aggression against them afterwards.' The aggression here means retaliating and fighting them, just as Allah said:
terjemahan:
(Tapi jika mereka berhenti, maka jangan perangi lagi mereka kecuali terhadap para pengacau.)
hal ini menyatakan, `Jika mereka berhenti melakukan Syrik dan tidak melawan Muslim lagi, maka berhentilah memerangi mereka. Barangsiapa yang terus memerangi mereka berarti melakukan ketidakadilan. Sebenarnya penyerangan hanya boleh dilakukan terhadap yang tidak mentaati hukum.’ Inilah maksud pernyataan Mujahid bahwa hanya yang memerangi saja yang harus dilawan. Atau arti ayat ini menyiratkan bahwa, ‘Jika mereka berhenti melawan hukum, dalam hal ini Syrik, maka jangan serang mereka lagi.’ Penyerangan di sini berarti membalas dan memerangi mereka, seperti yang dikatakan Allah:

[فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُواْ عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ]
(Then whoever transgresses against you, you transgress likewise against him.) (2:194)
terjemahan:
(Maka siapapun yang memerangi kamu, maka perangilah balik dia.) (2:194)

Similarly, Allah said:
Hal yang serupa yang dikatakan Allah:

[وَجَزَآءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا]
(The recompense for an evil is an evil like thereof.) (42:40), and:
terjemahan:
(Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa.) (42:40), dan:

[وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُواْ بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ]
(And if you punish them, then punish them with the like of that with which you were afflicted.) (16:126)
`Ikrimah and Qatadah stated, "The unjust person is he who refuses to proclaim, `There is no God worthy of worship except Allah'.''
terjemahan:
(Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu.) (16:126)
`Ikrimah dan Qatadah berkata,”Orang yang melawan hukum adalah orang yang menolak untuk menyatakan,’Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Allah’.”

Under Allah's statement:
Pernyataan Allah:

[وَقَـتِلُوهُمْ حَتَّى لاَ تَكُونَ فِتْنَةٌ]
(And fight them until there is no more Fitnah)
Al-Bukhari recorded that Nafi` said that two men came to Ibn `Umar during the conflict of Ibn Az-Zubayr and said to him, "The people have fallen into shortcomings and you are the son of `Umar and the Prophet's Companion. Hence, what prevents you from going out'' He said, "What prevents me is that Allah has for bidden shedding the blood of my (Muslim) brother.'' They said, "Did not Allah say:
terjemahan:
(Dan perangi mereka sampai tiada Fitnah lagi)
Al-Bukhari mencatat bahwa Nafi` berkata bahwa dua orang pira mendatangi Ibn `Umar saat terjadi perseteruan dengan Ibn Az-Zubayr dan berkata padanya, “Orang2 sudah berdosa dan kau adalah anak `Umar dan sahabat Nabi. Meskipun begitu, apa yang menghalangimu untuk berperang?” Dia berkata, “Yang menghalangiku adalah Allah yang melarangku untuk membunuh saudara2ku yang Muslim.”
Mereka berkata, “Bukankah Allah berkata:


[وَقَـتِلُوهُمْ حَتَّى لاَ تَكُونَ فِتْنَةٌ]
(And fight them until there is no more Fitnah (disbelief and worshipping of others along with Allah))''
He said, "We did fight until there was no more Fitnah and the religion became for Allah Alone. You want to fight until there is Fitnah and the religion becomes for other than Allah!''
terjemahan:
(Dan perangi mereka sampai tiada lagi Fitnah (tidak beriman dan menyembah illah lain bersama Allah))''
Dia berkata, "Kami telah memerangi mereka sampai tiada lagi Fitnah dan agama hanya bagi Allah saja. Kau harus berperang sampai tiada Fitnah lagi dan agama hanya bagi Allah saja!”

`Uthman bin Salih added that a man came to Ibn `Umar and asked him, "O Abu `Abdur-Rahman! What made you perform Hajj one year and `Umrah another year and abandon Jihad in the cause of Allah, although you know how much He has encouraged performing it'' He said, "O my nephew! Islam is built on five (pillars): believing in Allah and His Messenger, the five daily prayers, fasting Ramadan, paying the Zakah and performing Hajj (pilgrimage) to the House.'' They said, "O Abu `Abdur-Rahman! Did you not hear what Allah said in His Book:
terjemahan:
`Uthman bin Salih menambahkan bahwa seorang pria mengunjungi Ibn `Umar dan bertanya padanya, "Wahai Abu `Abdur-Rahman! Apa yang membuatmu melakukan ibadah Haji di satu tahun dan ‘Umrah di tahun lainnya dan tidak melakukan Jihad di jalan Allah, meskipun kau tahu betapa tegas Allah memerintahkanmu melakukan itu.” Dia berkata,”Wahai keponakanku! Islam dibangun di atas lima pilar: percaya pada Allah dan RasulNya, sholat lima waktu, puasa di bulan Ramadan, membayar Zakat, dan melakukan ibadah haji di Rumah Suci.” Mereka berkata, “Wahai Abu `Abdur-Rahman! Tidakkah kau dengar apa yang dikatakan Allah di bukuNya:

[وَإِن طَآئِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُواْ فَأَصْلِحُواْ بَيْنَهُمَا فَإِن بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الأُخْرَى فَقَـتِلُواْ الَّتِى تَبْغِى حَتَّى تَفِىءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ]
(And if two parties (or groups) among the believers fall to fighting, then make peace between them both. But if one of them outrages against the other, then fight you (all) against the one that which outrages till it complies with the command of Allah.) (49:9) and:
terjemahan:
(Dan jika dua golongan Muslim berperang, maka damaikanlah keduanya. Tapi jika satu kelompok itu menganiaya kelompok lainnya, maka kalian semua harus memeranginya sampai mereka tunduk pada perintah Allah.) (49:9) dan

[وَقَـتِلُوهُمْ حَتَّى لاَ تَكُونَ فِتْنَةٌ]
(And fight them until there is no more Fitnah (disbelief))
He said, "That we did during the time of Allah's Messenger when Islam was still weak and (the Muslim) man used to face trials in his religion, such as killing or torture. When Islam became stronger (and apparent), there was no more Fitnah.'' He asked, "What do you say about `Ali and `Uthman'' He said, "As for `Uthman, Allah has forgiven him. However, you hated the fact that Allah had forgiven him! As for `Ali, he is the cousin of Allah's Messenger and his son-in-law.'' He then pointed with his hand, saying, "This is where his house is located (meaning, `so close to the Prophet's house just as `Ali was so close to the Prophet himself').''
terjemahan:
(Dan perangi mereka sampai tiada lagi Fitnah (kekafiran))
Dia berkata, "Hal itulah yang kita lakukan di jaman Rasul Allah ketika Islam masih lemah dan Muslim mengalami banyak kesulitan karena agamanya, seperti pembunuhan dan penyiksaan. Ketika Muslim telah jadi kuat dan nyata, maka tiada Fitnah lagi.” Dia berkata, “Apakah pendapatmu tentang ‘Ali dan ‘Uthman” Dia berkata, “tentang ‘Uthman, Allah telah mengampuni dia. Akan tetapi, kau benci bahwa Allah telah mengampuninya! Tentang ‘Ali, dia adalah saudara sepupu Rasul Allah dan menantunya.” Dia lalu menunjuk pada tangannya dan berkata, “Di sinilah letak rumahnya (berarti, ‘begitu dekat dengan rumah Nabi sama seperti ‘Ali dekat dengan Nabi sendiri’).”
Last edited by Adadeh on Tue Feb 26, 2008 5:55 am, edited 1 time in total.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Post by Adadeh »

Mari kita lihat sekarang ayat 9:5 yang dikenal sebagai “Ayat Pedang”. Bagi mereka yang bertanya siapa yang memberi julukan Ayat Pedang tersebut, maka jawabnya adalah: pihak Muslim sendiri.

Kathir 9:5 wrote:
Tjmh:
Kathir 9:5 menyatakan:

This is the Ayah of the Sword
Tjmh:
Ini adalah Ayat Pedang

Mujahid, `Amr bin Shu`ayb, Muhammad bin Ishaq, Qatadah, As-Suddi and `Abdur-Rahman bin Zayd bin Aslam said that the four months mentioned in this Ayah are the four-month grace period mentioned in the earlier Ayah,
Tjmh:
Mujahid, `Amr bin Shu`ayb, Muhammad bin Ishaq, Qatadah, As-Suddi and `Abdur-Rahman bin Zayd bin Aslam berkata bahwa empat bulan yang disebutkan dalam ayat ini adalah bulan2 suci yang disebut di ayat sebelumnya,

﴿فَإِذَا انسَلَخَ الأَشْهُرُ الْحُرُمُ﴾
(So when the Sacred Months have passed... ), meaning, `Upon the end of the four months during which We prohibited you from fighting the idolators, and which is the grace period We gave them, then fight and kill the idolators wherever you may find them.' Allah's statement next,
Tjmh:
(Kemudian apabila habislah (masa) bulan-bulan yang dihormati itu… ), berarti, ‘Pada akhir empat bulan di mana Kami melarangmu untuk memerangi kaum pagan, dan ini adalah waktu suci yang Kami berikan pada mereka, maka perangi dan bunuh kaum pagan di mana pun kau jumpai mereka.’ Pernyataan Allah selanjutnya,

﴿فَاقْتُلُواْ الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدتُّمُوهُمْ﴾
(then fight the Mushrikin wherever you find them), means, on the earth in general, except for the Sacred Area, for Allah said,
Tjmh:
(bunuhlah orang-orang musyrik itu di mana sahaja kamu menemuinya), berarti, umumnya di atas tanah, kecuali di Tempat Suci, karena Allah berkata,

﴿وَلاَ تُقَـتِلُوهُمْ عِندَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتَّى يُقَـتِلُوكُمْ فِيهِ فَإِن قَـتَلُوكُمْ فَاقْتُلُوهُمْ﴾
(And fight not with them at Al-Masjid Al-Haram, unless they fight you there. But if they attack you, then fight them.) 2:191Allah said here,
Tjmh:
(dan janganlah kamu memerangi mereka di sekitar Masjidilharam sehingga mereka memerangi kamu di situ. Oleh itu kalau mereka memerangi kamu (di situ), maka bunuhlah mereka.) (2:191) (Allah berkata,

﴿وَخُذُوهُمْ﴾
(and capture them), executing some and keeping some as prisoners,
Tjmh:
(dan tangkaplah mereka), bunuh sebagian dan tangkap sebagian sebagai tawanan perang,

﴿وَاحْصُرُوهُمْ وَاقْعُدُواْ لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍ﴾
(and besiege them, and lie in wait for them in each and every ambush), do not wait until you find them. Rather, seek and besiege them in their areas and forts, gather intelligence about them in the various roads and fairways so that what is made wide looks ever smaller to them. This way, they will have no choice, but to die or embrace Islam,
Tjmh:
(juga kepunglah mereka, serta tunggulah mereka di tiap-tiap tempat mengintipnya), jangan tunggu sampai mereka menemukanmu. Tapi serang dan kepung mereka di daerah dan benteng2 mereka, cari keterangan tentang mereka di berbagai jalan dan tempat sehingga mereka tidak leluasa lagi. Karena itu, mereka tidak punya pilihan kecuali mati atau masuk Islam,

﴿فَإِن تَابُواْ وَأَقَامُواْ الصَّلَوةَ وَءاتَوُاْ الزَّكَوةَ فَخَلُّواْ سَبِيلَهُمْ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ﴾
(But if they repent and perform the Salah, and give the Zakah, then leave their way free. Verily, Allah is Oft-Forgiving, Most Merciful.) Abu Bakr As-Siddiq used this and other honorable Ayat as proof for fighting those who refrained from paying the Zakah. These Ayat allowed fighting people unless, and until, they embrace Islam and implement its rulings and obligations. Allah mentioned the most important aspects of Islam here, including what is less important. Surely, the highest elements of Islam after the Two Testimonials, are the prayer, which is the right of Allah, the Exalted and Ever High, then the Zakah, which benefits the poor and needy. These are the most honorable acts that creatures perform, and this is why Allah often mentions the prayer and Zakah together. In the Two Sahihs, it is recorded that Ibn `Umar said that the Messenger of Allah said,
Tjmh:
(Kemudian jika mereka bertaubat dan mendirikan sembahyang serta memberi zakat, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.) Abu Bakr As-Siddiq menggunakan ayat ini dan ayat terhormat lainnya sebagai alasan memerangi mereka yang tidak mau bayar Zakah. Ayat ini menginjinkan memerangi orang lain sampai orang tersebut memeluk Islam dan melaksanakan hukum dan kewajiban Islam. Allah menyatakan hal2 yang paling penting dalam Islam, dan juga yang hal penting lainnya. Sudah jelas bahwa hal2 terpenting dalam islam setelah Shahadah (pengakuan) adalah sembahyang bagi Allah yang Maha Mulia dan Maha Tinggi, lalu Zakat bagi yang miskin dan yang membutuhkan. Hal2 ini merupakan perbuatan yang paling terhormat yang dapat dilakukan manusia, dan karena itulah Allah seringkali mengatakan tentang sembahyang dan Zakat secara bersamaan. Dalam dua Shahih dinyatakan bahwa Ibn ‘Umar berkata bahwa Rasul Allah berkata,

«أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاة»
(I have been commanded to fight the people until they testify that there is no deity worthy of worship except Allah and that Muhammad is the Messenger of Allah, establish the prayer and pay the Zakah.) This honorable Ayah (9:5) was called the Ayah of the Sword, about which Ad-Dahhak bin Muzahim said, "It abrogated every agreement of peace between the Prophet and any idolator, every treaty, and every term.'' Al-`Awfi said that Ibn `Abbas commented: "No idolator had any more treaty or promise of safety ever since Surah Bara'ah was revealed. The four months, in addition to, all peace treaties conducted before Bara'ah was revealed and announced had ended by the tenth of the month of Rabi` Al-Akhir.''
Tjmh:
(Aku telah diperintahkan untuk memerangi orang2 sampai mereka mengaku tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, mendirikan sembahyang dan membayar Zakat). Ayat 9:5 yang terhormat ini disebut sebagai Ayat Pedang, dan tentang ini Ad-Dahhak bin Muzahim berkata,”Ayat ini membatalkan semua perjanjian damai antara Sang Rasul dan kaum pagan, semua persetujuan, dan semua keadaan.” Al-`Awfi berkata bahwa Ibn `Abbas menyatakan: “Tidak seorang pun kaum pagan yang berada di bawah perjanjian damai atau janji keselamatan sejak Surah Bara’ah dinyatakan. Masa empat bulan di mana semua perjanjian damai ditetapkan sebelum Bara’ah diwahyukan dan diumumkan sudah berakhir pada tanggal sepuluh bulan Rab’ Al-Akhir.”
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Post by Adadeh »

Ibn Kathir tentang Q 36:38:
[وَالشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَـا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ ]
(And the sun runs on its fixed course for a term (appointed). That is the decree of the Almighty, the All-Knowing)
There are two views over the meaning of the phrase
terjemahan:
(dan matahari berlari menuju jalurnya (yang telah ditentukan) untuk beberapa saat. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.)
Ada dua anggapan tentang arti kalimat ini

[لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَـا]
(on its fixed course for a term (appointed). )
(The first view) is that it refers to its fixed course of location, which is beneath the Throne, beyond the earth in that direction. Wherever it goes, it is beneath the Throne, it and all of creation, because the Throne is the roof of creation and it is not a sphere as many astronomers claim. Rather it is a dome supported by legs or pillars, carried by the angels, and it is above the universe, above the heads of people. When the sun is at its zenith at noon, it is in its closest position to Throne, and when it runs in its fourth orbit at the opposite point to its zenith, at midnight, it is in its furthest position from the Throne. At that point it prostrates and asks for permission to rise, as mentioned in the Hadiths. Al-Bukhari recorded that Abu Dharr, may Allah be pleased with him, said, "I was with the Prophet in the Masjid at sunset, and he said:
terjemahan:
(menuju jalurnya (yang telah ditentukan) untuk beberapa saat.)
(Pandangan pertama) hal ini berhubungan dengan letak matahari yakni di bawah Singgasana (Allah), jauh dari bumi dengan arah yang sama. Ke mana pun matahari pergi, letaknya selalu di bawah Singgasana Allah, dan itu berlakuk bagi matahari dan segala ciptaan lainnya, karena Singgasana Allah adalah atap dari segala ciptaan dan bentuknya tidak bulat seperti yang diperkirakan para ahli astronomi. Bentuk Singgasana itu adalah kubah yang disanggah dengan kaki2 atau pilar2, yang dibawa oleh para malaikat, dan letaknya di atas jagad raya, di atas kepala2 manusia. Ketika matahari terletak pada zenitnya terhadap bulan, pada posisi nya yang terdekat dengan Singgasana Allah, dan ketika matahari terletak di orbitnya yang keempat yang berlawanan dengan posisi zenitnya, yakni di tengah malam (12 malam), maka matahari terletak di posisi terjauh dari Singgasana Allah. Pada posisi itu, matahari bersujud dan minta izin untuk terbit, seperti yang ditulis di Hadis. Al-Bukhari mencatat apa yang dikatakan Abu Dharr, semoga Allah berkenan padanya, “Aku sedang bersama sang Nabi di Masjid ketika matahari terbenam, dan dia (Nabi) berkata:

«يَا أَبَا ذَرَ، أَتَدْرِي أَيْنَ تَغْرُبُ الشَّمْسُ؟»
(O Abu Dharr! Do you know where the sun sets)
I said, `Allah and His Messenger know best.' He said:
terjemahan:
(Wahai Abu Dharr! Apakah kau tahu di mana matahari terbenam)
Aku berkata, ’Allah dan RasulNya yang tahu.’ Dia (Nabi) berkata:

«فَإِنَّهَا تَذْهَبُ حَتْى تَسْجُدَ تَحْتَ الْعَرْشِ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى:
[وَالشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَـا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ ]»
(It goes and prostrates beneath the Throne, and that is what Allah says: (And the sun runs on its fixed course for a term. That is the decree of the Almighty, the All-Knowing.))"
It was also reported that Abu Dharr, may Allah be pleased with him, said, "I asked the Messenger of Allah about the Ayah:
terjemahan:
(Matahari bergerak dan bersujud di bawah Singgasana, dan saat itulah Allah berkata: (Dan matahari berlari pada tempat edarnya yang ditetapkan untuk sesaat. Inilah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui))”
Juga dilaporkan bahwa Abu Dharr, semoga Allah berkenan padanya, berkata, “Aku bertanya pada Rasul Allah tentang Ayat:

[وَالشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَـا]
(And the sun runs on its fixed course for a term.)
He said:
terjemahan:
(Dan matahari berlari pada tempat yang ditetapkan baginya untuk sesaat.)
Dia menjawab:

«مُسْتَقَرُّهَا تَحْتَ الْعَرْش»
(Its fixed course is beneath the Throne.)''
(The second view) is that this refers to when the sun's appointed time comes to an end, which will be on the Day of Resurrection, when its fixed course will be abolished, it will come to a halt and it will be rolled up. This world will come to an end, and that will be the end of its appointed time. This is the fixed course of its time.
terjemahan:
(jalur matahari yang telah ditentukan itu terdapat di bawah Singgasana).”
(Pendapat kedua) adalah hal ini berhubungan dengan saat matahari mati, yakni di saat Hari Kiamat, di mana jalur edarnya akan dilenyapkan, dihentikan, dan digulung. Dunia ini akan musnah, dan inilah akhir waktu yang ditetapkan. Inilah waktu jalur matahari yang telah ditentukan.

Jadi gini lho gambarnya:
Image
Muhammad sudah jelas menyangka bumi ini datar sehingga dia mengira Singgasana Allah yang terletak di paling atas segala ciptaan itu bisa berada di atas setiap kepala2 manusia.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Post by Adadeh »

Sura Qur'an Ali Imran ayat 159 sering dikira Muslim sebagai anjuran moral yang baik terhadap sesama manusia. Tapi sebenarnya, anjuran ini hanya bagi sesama Muslim, dan bukan bagi kafir.

Ali Imran:159
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."

Sura Ali Imran ayat 159 itu hanya ditujukan bagi sesama Muslim saja dan bukan terhadap kafir!
Silakan baca tafsir Ibn Kathir tentang Q 3:159
Among the Qualities of Our Prophet Muhammad are Mercy and Kindness
terjemahan:
Salahsatu Sifat Nabi Kita Muhammad adalah Belas Kasihan dan Kebaikan

Allah addresses His Messenger and reminds him and the believers of the favor that He has made his heart and words soft for his Ummah, those who follow his command and refrain from what he prohibits.
terjemahan:
Allah menyatakan pada Rasulnya dan mengingatkan dirinya dan Muslim agar berkata dan bersikap lembut pada umatnya, yakni mereka yang mengikuti perintahnya dan menjaga diri atas larangannya.

[فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ]
(And by the mercy of Allah, you dealt with them gently) [3:159]. meaning, who would have made you this kind, if it was not Allah's mercy for you and them. Qatadah said that,
terjemahan:
(dan demi pengampunan dari Allah, kau harus bersikap lembut pada mereka) [3:159] berarti, dia yang membuatmu bersikap baik, bagi pengampunan dari Allah bagimu dan bagi mereka. Qatadah berkata,

[فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ]
(And by the mercy of Allah, you dealt with them gently) means, "With Allah's mercy you became this kind.'' Al-Hasan Al-Basri said that this, indeed, is the description of the behavior that Allah sent Muhammad with. This Ayah is similar to Allah's statement,
terjemahan:
(Dan demi pengampunan Allah, kau harus bersikap lembut terhadap mereka) berarti, "Dengan pengampuan Allah kau menjadi baik." Al-Hasan Al-Basri berkata bahwa ini memang sikap yang diberikan Allah kepada Muhammad. Ayat ini sesuai dengan pernyataan Allah

[لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ ]
(Verily, there has come unto you a Messenger from among yourselves. It grieves him that you should receive any injury or difficulty. He is anxious over you (to be rightly guided, to repent to Allah) ; for the believers (he is full of pity, kind, and merciful) [9:128]. Allah said next,
terjemahan:
(Memang benar, seorang Rasul telah datang diantara kamu. Dia sedih jikalau kau terluka atau mengalami kesusahan. Dia ingin agar kau (dibimbing dengan benar, untuk bertobat pada Allah) ; pada umat Muslim (dia penuh kasih, baik, dan pengampunan) [9:128]. Allah lalu berkata

[وَلَوْ كُنْتَ فَظّاً غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنْفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ]
(And had you been severe and harsh-hearted, they would have broken away from about you;)
terjemahan:
(Dan jika kau bersikap keras dan kasar, maka mereka akan menjauhkan diri darimu)

The severe person is he who utters harsh words, and,
terjemahan:
Orang kasar adalah mereka yang mengucapkan kata2 kasar, dan

[غَلِيظَ الْقَلْبِ]
(harsh-hearted) is the person whose heart is hard. Had this been the Prophet's behavior, "They would have scattered from around you. However, Allah gathered them and made you kind and soft with them, so that their hearts congregate around you.'' `Abdullah bin `Amr said that he read the description of the Messenger of Allah in previous Books, "He is not severe, harsh, obscene in the marketplace or dealing evil for evil. Rather, he forgives and pardons.''
terjemahan:
(hati yang kasar) adalah orang yang hatinya keras. Jika ini adalah tabiat Nabi, "Mereka sudah akan meninggalkan kamu. Akan tetapi, Allah mengumpulkan mereka dan membuatmu baik dan lembut terhadap mereka, agar hati mereka ingin berada bersamamu. `Abdullah bin `Amr berkata bahwa dia membaca penjelasan tentang Rasul Allah di buku2 sebelumnya, "Dia tidak keras, kasar, jorok di pasar2 atau melakukan yang jahat bagi yang jahat. Akan tetapi, dia mengampuni dan memaafkan."
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Post by Adadeh »

Cara Muslim harus memperlakukan kafir bisa dibaca dari keterangan Allah tentang kafir:

[8.55] Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman.
[8.12] .. akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.
[9.23] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.
[3.28] Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali ...
[2.24] ... peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
[2.34] Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
[2.104] ... Dan bagi orang-orang kafir siksaan yang pedih.
[9.28] Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Post by Adadeh »

PAULUS DALAM QUR'AN!!

Surah Yaa Siin ayat 13 dan 14
[13] Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka;
[14] (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu".


Tafsir Ibn Kathir tentang Yaa Siin ayat 13 dan 14

﴿مَّثَلاً أَصْحَـبَ القَرْيَةِ إِذْ جَآءَهَا الْمُرْسَلُونَ﴾
(13) (a similitude; the Dwellers of the Town, when there came Messengers to them.)
In the reports that he transmitted from Ibn `Abbas, Ka`b Al-Ahbar and Wahb bin Munabbih - Ibn Ishaq reported that it was the city of Antioch, in which there was a king called Antiochus the son of Antiochus the son of Antiochus, who used to worship idols. Allah sent to him three Messengers, whose names were Sadiq, Saduq and Shalum, and he disbelieved in them. It was also narrated from Buraydah bin Al-Husayb, `Ikrimah, Qatadah and Az-Zuhri that it was Antioch. Some of the Imams were not sure that it was Antioch, as we shall see below after telling the rest of the story, if Allah wills.
Terjemahan:
(13) (Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka; )
Dalam laporan2 yang diambilnya dari Ibn `Abbas, Ka`b Al-Ahbar and Wahb bin Munabbih - Ibn Ishaq melaporkan bahwa kota itu adalah kota Antiokhia, di mana terdapat raja bernama Antiokhus, yang adalah putra Antiokhus, yang adalah putra Antiokhus, yang menyembah berhala2. Allah mengirim padanya tiga utusan, yang bernama Sadiq, Saduq dan Shalum, tapi sang raja tidak percaya pada mereka. Juga dikisahkan oleh Buraydah bin Al-Husayb, `Ikrimah, Qatadah dan Az-Zuhri bahwa kota itu adalah kota Antiokhia. Beberapa Imam tidak yakin apakah kota itu Antiokhia, sebagaimana yang akan kita baca di kisah selanjutnya, jika Allah berkenan.

﴿إِذْ أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا﴾
(When We sent to them two Messengers, they denied them both;)
means, they hastened to disbelieve in them.
Terjemahan:
(14) ((yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya;)
berarti mereka tetap tidak percaya pada kedua utusan itu.
﴿فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ﴾
(so We reinforced them with a third,)
means, `We supported and strengthened them with a third Messenger. ' Ibn Jurayj narrated from Wahb bin Sulayman, from Shu`ayb Al-Jaba'i, "The names of the first two Messengers were Sham`un and Yuhanna, and the name of the third was Bulus, and the city was Antioch (Antakiyah).
Terjemahan:
(kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga)
Berarti, ‘Kami mendukung dan memperkuat mereka dengan utusan ketiga. ' Ibn Jurayj mengisahkan dari Wahb bin Sulayman, dari Shu`ayb Al-Jaba'i, “Nama2 utusan pertama dan kedua adalah Sham’un dan Yuhanna, dan nama utusan ketiga adalah Bulus, dan nama kota adalah Antiokhia (Antakiyah).

﴿فَقَالُواْ﴾
(and they said)
means, to the people of that city,
Terjemahan:
(maka ketiga utusan itu berkata)
Berarti, pada penduduk kota itu,

﴿إِنَّآ إِلَيْكُمْ مُّرْسَلُونَ﴾
(Verily, we have been sent to you as Messengers.)
meaning, `from your Lord Who created you and Who commands you to worship Him Alone with no partners or associates.' This was the view of Abu Al-`Aliyah. Qatadah bin Di`amah claimed that they were messengers of the Messiah, peace be upon him, sent to the people of Antioch.
Terjemahan:
("Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu".)
Berarti, ‘dari Tuhanmu yang menciptakan dirimu dan Dia yang memerintahkanmu menyembah hanya Dia Saja tanpa illah dan sekutu lain.’ Ini adalah pendapat Abu Al-`Aliyah. Qatadah bin Di`amah mengaku bahwa mereka adalah utusan2 sang Juru Selamat, semoga damai menyertanya, yang dikirim pada orang2 Antiokhia.


Siapakah Sham’un, Yuhanna, dan Bulus yang dikatakan dalam tafsir Ibn Kathir sebagai utusan2 sang Juru Selamat?
Sham’un adalah versi Arab dari Simeon (nama Yahudi)
Yuhanna adalah versi Arab dari Yohannes (nama Yahudi)

Bulus adalah versi Arab dari Paulus (nama Yahudi)

History of the name
The name "Paolo" is believed to have derived from the Roman surname "Paulus".
In Latin "paulus" is loosely translated to mean "little" or "humble".

The name Paolo, has been popularized in several European countries surrounding Italy, as well as in Brazil, Portugal, & The Philippines among others. There are many variations to the name, for a complete listing see Paul. The female variation of this name is Paula.

Variasi Lain
• Albanian: Pali
Arabic: Bulus
• Belarusian: Paval (Павал)
• Bulgarian: Pavel (Павел)
• Catalan: Pau
• Croatian: Pavel
• Czech: Pavel
• Danish: Poul
• Estonian: Paul
• Finnish: Paavali, Pauli
• French: Paul
• German: Paul
• Greek: Pavlos (Παύλος)
• Hebrew: Shaul
• Hungarian: Pál
• Icelandic: Páll
• Indian: Pal
• Irish: Pól
• Italian: Paolo
• Japanese: ポール (Pōru)
• Korean: 폴 (Pol)
• Latin: Paulus
• Latvian: Pauls, Pāvils
• Lithuanian: Paulius, Povilas
• Macedonian: Pavle (Павле)
• Maltese: Pawlu
• Norwegian: Paul, Pål
• Polish: Paweł
• Portuguese: Paulo
• Romanian: Paul, Pavel
• Russian: Pavel (Павел)
• Serbian: Pavle(Pol)(Павле)
• Spanish: Pablo
• Slovak: Pavol
• Slovene: Pavel
• Swedish: Paul, Pål
• Ukrainian: Pavlo (Павло)

=================================
Yang jadi pertanyaan adalah:
MENGAPA KAUM MUSLIM BEGITU BENCI TERHADAP PAULUS SEDANGKAN AHLI TAFSIR QUR'AN YANG SUDAH DIAKUI DI DUNIA ISLAM MENYEBUT BAHWA PAULUS (BULUS) ADALAH UTUSAN SANG JURU SELAMAT DAN BAHKAN KISAHNYA TERTULIS DALAM QUR'AN?
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Post by Adadeh »

JAMINAN ALLAH 100%: MUSLIM PANGGANG!!

Alloh dengan penuh semangat memberi JAMINAN 100% bahwa Muslim PASTI dan TIDAK DAPAT TIDAK dipanggang api neraka:

Q 19:71-72
(71) Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
(72) Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.

Apa tuh maksudnya mendatangi Neraka? Silakan tanyakan pada guru agama Islam apa arti ayat Q 19:71 yang terkenal itu. Allah berkata tidak seorang Muslim pun yang tidak akan mendatangi neraka dan itu sudah ditetapkan Allah. Masalahnya adalah BERAPA LAMA KAU AKAN BERADA DI SANA dan itu tergantung dari berapa banyak hasanat dan sayaat-mu. Bisa setahun, bisa seratus tahun, bisa seribu tahun... Muslim2 yang hasanat-nya lebih berat daripada sayaat-nya akan diberi Kitab amal di tangan kanannya (Q.69: 19-21, Q.84: 7-9), dan akan dikirim ke Surga setelah berdiam sementara disiksa di Neraka (Q.19: 71). Para Muslim yang sayaat-nya lebih berat daripada hasanat-nya akan diberi buku di tangan kiri mereka, di belakang punggung mereka (Q.69: 25-32, Q.84: 10) - pertanda bahwa mereka akan tinggal di Neraka untuk jangka waktu yang lamaaaa.

Nah, sekarang pertanyaannya: bagaimana Muslim dapat tahu apakah hasanat-nya lebih berat/banyak dibandingkan sayaat-nya sebelum mati? Jawabnya: Muslim tidak akan pernah tahu sebab hanya Allah saja yang tau dan payahnya Allah juga tidak akan pernah memberi tahu dulu sebelum Muslim mati.

-------------------------------------
Nih, sekalian gue kasih tafsir Q 19:71 dari Ibn Kathir:
http://tafsir.com/default.asp?sid=19&tid=31598
[وَإِن مِّنكُمْ إِلاَّ وَارِدُهَا]
(There is not one of you but will pass over it; ) "The passing of the Muslims (over the Hellfire) means their passing over a bridge that is over it. But the passing of the idolators over the Hellfire refers to their admission to the Fire.'' As-Suddi reported from Murrah, from Ibn Mas`ud, that he said concerning Allah's statement,
terjemahan:
(tidak ada seorang pun dari padamu melainkan mendatangi neraka itu)
Penyebarangan kaum Muslim (di atas Api Neraka) berarti mereka menyeberangi jembatan di atas Neraka. Tapi penyeberangan kaum pagan di atas Api Neraka berarti mereka masuk ke dalam Api." As-Suddi melaporkan dari Murrah, dari Ibn Mas'ud, bahwa dia menerangkan tentang pernyataan Allah,

[كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْماً مَّقْضِيّاً]
(this is with your Lord; a Hatman decree.) "An oath that must be fulfilled.'' Mujahid said, "Hatman means preordainment.'' Ibn Jurayj said the same. Concerning Allah's statement,
terjemahan:
(Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.) "Sebuah sumpah yang harus dipenuhi." Mujahid berkata, "Hatman berarti telah ditetapkan sebelumnya." Ibn Jurayj mengatakan hal yang sama. Mengenai pernyataan Allah,

[ثُمَّ نُنَجِّى الَّذِينَ اتَّقَواْ]
(Then We shall save those who had Taqwa.) When all of the creatures passed over the Hellfire, and those disbelievers and the disobedient people who are destined to fall into it because of their disobedience, Allah will save the believers and the righteous people from it because of their deeds. Therefore, their passing over the bridge and their speed will be based upon their deeds that they did in this life. Then, the believers who performed major sins will be allowed intercession. The angels, the Prophets and the believers will all intercede. Thus, a large number of the sinners will be allowed to come out of Hell. The fire will have devoured much of their bodies, except the places of prostration on their faces. Their removal from the Hellfire will be due to the faith in their hearts. The first to come out will be he who has the weight of a Dinar of faith in his heart. Then, whoever has the next least amount after him. Then, whoever is next to that after him, and so forth. This will continue until the one who has the tiniest hint of faith in his heart, equal to the weight of an atom. Then, Allah will take out of the Fire whoever said "La ilaha illallah,'' even one day of his entire life, even if he never performed any good deed. After this, no one will remain in the Hellfire, except those it is obligatory upon to remain in the Hellfire forever. This has been reported in many authentic Hadiths from the Messenger of Allah . This is why Allah says,
terjemahan:
(Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa)
Ketika semua makhluk melalui Api Neraka, orang2 yang tak percaya dan tak taat sudah ditentukan untuk jatuh ke dalamnya karena ketidaktaatan mereka, Allah akan menyelamatkan orang yang beriman dan takwa dari Api Neraka karena perbuatan mereka. Karenanya, penyeberangan mereka di atas jembatan dan cepatnya mereka menyeberangi tergantung dari perbuatan2 mereka sewaktu hidup. Muslim yang melakukan dosa2 besar tidak akan mendapat perantaraan. Para malaikat, nabi2 dan Muslim2 lainnya akan memperantarai. Maka, banyak orang2 berdosa diperbolehkan ke luar Neraka. Saat itu api telah membakar habis banyak bagian tubuh mereka, kecuali bagian muka wajah untuk bersujud. Pengeluaran mereka dari Api Neraka tergantung dari iman dalam hati mereka. Juga tergantung siapapun yang punya iman lebih kecil setelah dia. Lalu siapapun setelah orang itu yang punya iman lebih kecil lagi, dan begitu seterusnya. Hal ini terus berlangsung sampai ke orang yang punya iman terkecil dalam hatinya, yang berat imannya sama dengan berat sebuah atom. Setelah itu, Allah akan mengeluarkan dari Api Neraka orang yang berkata "La ilaha illallah,'' meskipun orang itu hanya satu hari dalam seluruh hidupnya melakukan kebaikan, atau bahkan tidak pernah melakukan kebaikan apapun dalam hidupnya. Setelah itu, tiada lagi yang tinggal dalam Api Neraka, kecuali mereka yang tetap harus berada di sana untuk selamanya. Hal ini telah dilaporkan dalam banyak Hadis sahih dari Rasul Allah.
---------------------

Jadi percumah aja para Muslim nungging2 5x sehari, naik haji, zakat, dll, ... percuma ajah!! Segala aturan ibadah pagan tersebut ternyata tidak sanggup menyelamatkan Muslim dari Api Neraka. Muslim tetap aja bakal jadi MUSLIM PANGGANG yang dibakar habis Api Neraka. Hihihihi.... :lol:
Ngapain beragama kalau akhirnya tetap aja dipanggang habis Api Neraka? :roll:
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Post by Adadeh »

HALAL BUNUH BAPAK SENDIRI YANG MENOLAK ISLAM:
Tafsir Al-Qur'an 9:24 dari Ibn Kathir:

Image

The Prohibition of taking the Idolators as Supporters, even with Relatives
terjemahan
"Larangan Bersekutu dengan Kaum Pagan, bahkan juga dengan Keluarga Sendiri"

Allah commands shunning the disbelievers, even if they are one's parents or children, and prohibits taking them as supporters if they choose disbelief instead of faith. Allah warns,
terjemahan
Allah memerintahkan Muslim untuk menolak kaum non-Muslim, bahkan jika mereka adalah orang tua atau anak sendiri, dan melarang mereka untuk jadi sekutu Muslim jika tidak mau memeluk Islam. Allah memperingatkan,

[لاَّ تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الاٌّخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُواْ ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُوْلَـئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ الإِيمَـنَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِّنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّـتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا الاٌّنْهَـرُ]
(You will not find any people who believe in Allah and the Last Day, making friendship with those who oppose Allah and His Messenger, even though they were their fathers or their sons or their brothers or their kindred (people). For such He has written (predetermined) faith in their hearts, and strengthened them with a Ruh (proof, light and true guidance) from Himself. And He will admit them to Gardens (Paradise) under which rivers flow.) [58:22] Al-Hafiz Al-Bayhaqi recorded that `Abdullah bin Shawdhab said, "The father of Abu `Ubaydah bin Al-Jarrah was repeatedly praising the idols to his son on the day of Badr, and Abu `Ubaydah kept avoiding him. When Al-Jarrah persisted, his son Abu `Ubaydah headed towards him and killed him. Allah revealed this Ayah in his case,
terjemahan:
(Kau tidak akan menemukan orang yang percaya pada Allah dan Hari Kiamat berteman dengan mereka yang menentang Allah dan Rasulnya, bahkan jikalau mereka adalah ayah2 atau putra2 atau saudara2 laki atau bangsa mereka. Karena Allah telah menentukan iman mereka, dan memperkuatnya dengan Roh (bimbingan sejati) dari diriNya sendiri. Dan dia akan menerima mereka masuk Surag di mana sungai2 mengalir). (Ayat 58:22) Al-Hafiz Al-Bayhaqi mencatat bahwa `Abdullah bin Shawdhab berkata, " Ayah dari Abu Abu `Ubaydah bin Al-Jarrah bin Al-Jarrah berkali-kali memuji-muji dewa2 kepada anak lakinya di hari (perang) Badr, dan Abu Abu `Ubaydah terus menghindarinya. Ketika Al-Jarrah terus memuji, anak lakinya yakni Abu `Ubaydah berjalan menujunya dan membunuhnya. Allah menurunkan ayat ini berdasarkan kejadian itu.

[لاَّ تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الاٌّخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ]
(You will not find any people who believe in Allah and the Last Day, making friendship with those who oppose Allah and His Messenger.'') [58:22] Allah commanded His Messenger to warn those who prefer their family, relatives or tribe to Allah, His Messenger and Jihad in His cause,
terjemahan:
(Kau tidak akan menemukan orang yang percaya pada Allah dan Hari Kiamat berteman dengan mereka yang menolak Allah dan RasulNya.") [58:22] Allah memerintahkan RasulNya memperingatkan mereka yang lebih memilih keluarganya, saudara2nya atau sukunya daripada Allah, RasulNya dan Jihad demi Allah,

[قُلْ إِن كَانَ ءَابَاؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَنُكُمْ وَأَزْوَجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَلٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا]
(Say: If your fathers, your sons, your brothers, your wives, your kindred, the wealth that you have gained), amassed and collected,
terjemahan:
(Katakan: ayah2mu, putra2mu, saudara2 lakimu, istri2mu, sanak keluargamu, kekayaan yang kau miliki) banyak dan terkumpul,

[وَتِجَـرَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَـكِنُ تَرْضَوْنَهَآ]
(the commerce in which you fear a decline, and the dwellings in which you delight), and prefer and love because they are comfortable and good. If all these things,
terjemahan:
(kau takut kehilangan harta dan rumah yang kau sayangi) dan lebih memilih dan mencintai mereka karena mereka menyenangkan dan bagus. Jika semua itu,

[أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُواْ]
(are dearer to you than Allah and His Messenger, and striving hard and fighting in His cause, then wait...) for what will befall you of Allah's punishment and torment,
terjemahan:
(lebih penting bagimu daripada Allah dan RasulNya, daripada bekerja keras dan berperang bagiNya, maka tunggulah...) hukuman dan siksa Allah akan menimpamu,

[حَتَّى يَأْتِىَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لاَ يَهْدِى الْقَوْمَ الْفَـسِقِينَ]
(until Allah brings about His decision. And Allah guides not the people who are rebellious.) Imam Ahmad recorded that Zuhrah bin Ma`bad said that his grandfather said, "We were with the Messenger of Allah , while he was holding the hand of `Umar bin Al-Khattab. `Umar said, `By Allah! You, O Messenger of Allah, are dearer to me than everything, except for myself.' The Messenger of Allah said,
terjemahan:
(sampai Allah memberikan keputusanNya. Dan Allah tidak membimbing mereka yang berontak). Imam Ahmad mencatat bahwa Zuhrah bin Ma'bad berkata pada kakeknya, "Kami saat itu bersama Rasul Allah, ketika dia memegang tangan 'Umar bin Al-Khattab. 'Umar berkata, 'Demi Allah! Kau, Rasul Allah, lebih kusayangi daripada apapun, kecuali diriku sendiri.' Rasul Allah berkata,

«لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ نَفْسِه»
(None among you will attain faith until I become dearer to him than even himself.) `Umar said, `Verily, now, you are dearer to me than myself, by Allah!' The Messenger of Allah said,
terjemahan:
(Tiada seorang pun darimu beriman kecuali jika aku menjadi yang paling kau sayangi bahkan lebih daripada kau menyayangi dirimu sendiri.) 'Umar berkata, 'Baiklah, sekarang, kau adalah yang paling kusayangi lebih dari diriku sendiri, demi Allah!' Rasul Allah berkata,

«الْآنَ يَا عُمَر»
(Now, O `Umar!)'' Al-Bukhari also collected this Hadith. Imam Ahmad and Abu Dawud (this is the version of Abu Dawud) recorded that Ibn `Umar said, "I heard the Messenger of Allah saying,
terjemahan:
(Sekarang, wahai 'Umar!) Al-Bukhari juga mengumpulkan hadis ini. Imam Ahmad dan Abu Daud (ini vesi Abu Daud) mencatat bahwa Ibn 'Umar berkata, "Aku mendengar Rasul Allah berkata,


إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ بِأَذْنَابِ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ، وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُم»
(If you transact in `Iynah (a type of Riba), follow the tails of cows (tilling the land), become content with agriculture and abandoned Jihad, Allah will send on you disgrace that He will not remove until, you return to your religion.)''
terjemahan:
(Jika kau ambil riba, ikut ekor sapi (berladang), dan puas dengan hasil ladangmu dan tidak melakukan jihad, maka Allah akan menimpakan azab bagimu yang tidak akan dilenyapkanNya sampai kau kembali melakukan ibadah agamamu.)"

Perhatikan sekali lagi keterangan ini:
======================
Ayah dari Abu Abu `Ubaydah bin Al-Jarrah bin Al-Jarrah berkali-kali memuji-muji dewa2 kepada anak lakinya di hari (perang) Badr, dan Abu Abu `Ubaydah terus menghindarinya. Ketika Al-Jarrah terus memuji, anak lakinya yakni Abu `Ubaydah berjalan menujunya dan membunuhnya. Allah menurunkan ayat ini berdasarkan kejadian itu.
======================
Allah menurunkan Q 9:24 sebagai ijin untuk membunuh orangtua sendiri yang berani menyembah illah lain selain Allah.

Contoh lain penghalalan pembunuhan orang tua sendiri yang menolak Islam:
Penyerangan Atas B. Kilab di al-Zuji oleh al-Dahak ibn Sufyan al-Kilabi—August, 630M
Muhammad mengirim al-Dahak ibn Sufyan ke al-Zuji untuk mengajak orang2 B. Kilab memeluk Islam. Ketika mereka menolak, tentara2 Muslim menyerang mereka dan memaksa mereka berlarian pergi ketakutan. Diantara para Muslim terdapat seorang Jihadis tulen bernama al-Asyad . Dia bertemu dengan ayahnya yang bernama Salamah yang sedang mengendarai kuda. Al-Asyad meminta ayahnya masuk Islam. Tapi ayahnya malah menegurnya karena memeluk Islam. Al-Asyad jadi marah dan dia memotong kuda ayahnya. Ketika ayahnya terjatuh, dia lalu menangkapnya sampai para Muslim yang lain tiba di tempat itu dan membunuhnya
(referensi: Ibn Sa’d, vol. ii, hal. 201)
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Post by Adadeh »

Ijin MEMPERKOSA wanita kafir yang telah menikah:
Tafsir Q 4:24 dari Ibn Kathir

Forbidding Women Already Married, Except for Female Slaves
terjemahan:
Larangan Bersetubuh dengan Wanita2 yang Telah Menikah, Kecuali Jika Mereka adalah Budak2 Wanita

Allah said,
[وَالْمُحْصَنَـتُ مِنَ النِّسَآءِ إِلاَّ مَا مَلَكْتَ أَيْمَـنُكُمْ]
(Also (forbidden are) women already married, except those whom your right hands possess.)
The Ayah means, you are prohibited from marrying women who are already married,
terjemahan:
(Juga (diharamkan) wanita2 yang bersuami, kecuali budak-budak yang dimiliki tangan kananmu)
Ayat ini artinya, kau dilarang menikahi wanita2 yang telah bersuami

[إِلاَّ مَا مَلَكْتَ أَيْمَـنُكُمْ]
(except those whom your right hands possess) except those whom you acquire through war, for you are allowed such women after making sure they are not pregnant. Imam Ahmad recorded that Abu Sa`id Al-Khudri said, "We captured some women from the area of Awtas who were already married, and we disliked having sexual relations with them because they already had husbands. So, we asked the Prophet about this matter, and this Ayah was revealed,
terjemahan:
(kecuali mereka yang dimiliki tangan kananmu) kecuali wanita2 yang kau dapatkan melalui perang, karena kau berhak memiliki wanita2 ini setelah yakin mereka tidak hamil. Imam Ahmad mencatat bahwa Abu Sa’id Al-Khudri berkata, “Kami menangkap beberapa wanita di daerah Awtas, dan mereka telah menikah, sehingga kami tidak mau berhubungan seks dengan mereka karena mereka telah punya suami. Maka kami bertanya pada sang Nabi akan hal ini, dan ayat ini lalu diucapkan.

[وَالْمُحْصَنَـتُ مِنَ النِّسَآءِ إِلاَّ مَا مَلَكْتَ أَيْمَـنُكُمْ]
(Also (forbidden are) women already married, except those whom your right hands possess).
Consequently, we had sexual relations with these women.'' This is the wording collected by At-Tirmidhi An-Nasa'i, Ibn Jarir and Muslim in his Sahih. Allah's statement,
terjemahan:
(Juga (diharamkan) wanita2 yang telah menikah, kecuali mereka yang dimiliki oleh tangan kananmu).
Dengan begitu, kami lalu berhubungan seks dengan para wanita ini.” Ini adalah perkataan yang dikumpulkan oleh Tirmidhi An-Nasa'i, Ibn Jarir dan Muslim dalam kumpulan Sahih mereka. Pernyataan Allah,

[كِتَـبَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ]
(Thus has Allah ordained for you)
means, this prohibition was ordain ed for you by Allah. Therefore, adhere to Allah's Book, do not transgress His set limits, and adhere to His legislation and decrees.
Terjemahan:
(Allah telah menetapkannya bagimu),
berarti, ketetapan ini telah diperintahkan bagimu oleh Allah. Karenanya, berdasarkan buku Allah, jangan melanggar batasanNya, dan taatlah pada hukum dan aturanNya.

Berdasarkan ayat ini, perkawinan wanita2 kafir tawanan perang dengan suami kafirnya dibatalkan oleh hukum Islam, sehingga tentara Muslim bisa bebas "HALAL" memperkosa mereka.


Ijin MEMPERKOSA wanita kafir setelah suaminya dibunuhi:
Al-Azl atau Coitus Interruptus atau Mengeluarkan Sperma di Luar Tubuh Wanita

Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Juga Hadis Sahih Bukhari Vol. 5-#459
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang coitus interruptus (Al-Azl). Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk Ghazwa (penyerangan terhadap) Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang diantara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka melakukan coitus interruptus. Maka ketika kami bermaksud melakukan azl/coitus interruptus kami berkata: “Bagaimana kami dapat melakukan coitus interruptus tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada diantara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan dia berkata: “Lebih baik kalian tidak melakukan itu, karena jika jiwa (dalam hal ini jiwa bayi) manapun (sampai hari Kebangkitan) memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”


Ini lagi hadis yang mendukung pemerkosaan terhadap wanita kafir DI HADAPAN suami kafirnya:
Hadis Abu Dawud (2150):
"The Apostle of Allah (may peace be upon him) sent a military expedition to Awtas on the occasion of the battle of Hunain. They met their enemy and fought with them. They defeated them and took them captives. Some of the Companions of the Apostle of Allah (may peace be upon him) were reluctant to have intercourse with the female captives in the presence of their husbands who were unbelievers. So Allah, the Exalted, sent down the Qur’anic verse: (Sura 4:24) 'And all married women (are forbidden) unto you save those (captives) whom your right hands possess.'"
terjemahan:
Rasul allah mengutus ekspedisi militer ke Awtas pada saat perang Hunain. Mereka bertemu dengan musuh dan bertempur dengan mereka. Mereka mengalahkan musuh dan mengambil mereka sebagai tawanan. Beberapa teman rasul allah enggan berhubungan seks dengan wanita tawanan di depan suami mereka yang kafir. Maka allah mengirimkan ayat quran sura 4:24. "Dan (diharamkan) bagimu kecuali mereka (tawanan) yang kamu miliki."
Bayangin, para Muslim itu ragu untuk memperkosa wanita di hadapan suami mereka, tapi Allah malah mengijinkannya.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Post by Adadeh »

ONE NIGHT STAND khusus untuk Muhammad!!

Q 33:50
Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu:
1. istri-istrimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan
2. budak2 yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allâh untukmu, dan (demikian pula)
3. anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu,
4. anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu,
5. anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan
6. anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan
7. perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin.

Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang istri-istri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan adalah Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.



Tafsir Ibn Kathir Q 33:50
The Women who are Lawful for the Prophet
Wanita2 yang Halal untuk Disetubuhi Sang Nabi

Allâh says, addressing His Prophet that He has made lawful for him of women his wives to whom he has given the dowery, which is what is meant by "their due'', which is used here, as was stated by Mujahid and others. The dowery which he gave to his wives was twelve and half `Uqiyah (measures of gold) so they all received five hundred Dirhams except for Umm Habibah bint Abi Sufyan, to whom An-Najashi, may Allâh have mercy on him, gave four hundred Dinars (on behalf of the Prophet ) Safiyyah bint Huyay, whom he chose from among the prisoners of Khaybar, then he set her free, making her release her dowery. A similar case was that of Juwayriyah bint Al-Harith Al-Mustalaqiyyah -- he paid off the contract to buy her freedom from Thabit bin Qays bin Shammas and married her. May Allâh be pleased with them all.
terjemahan:
Allâh berkata bahwa Dia telah menghalalkan NabiNya untuk berhubungan seks dengan wanita2 yakni istri2nya yang telah diberi mahar (mas kawin), dan ini berarti “upah bayaran mereka,” seperti yang dinyatakan oleh Mujahid dan orang2 lain. Mahar yang diberikannya pada istri2nya berjumlah 12 ½ ‘Uqiyah (ukuran untuk menghitung emas), sehingga mereka semua menerima uang sejumlah 500 Dirham kecuali bagi Umm Habibah bint Abi Sufyan, yang padanya An-Najashi memberi 400 Dinar (uang yang diberikannya pada Nabi untuk melunasi mahar sang Nabi pada Umm Habibah), Safiyyah bint Huyay yang dipilih Nabi dari antara para tawanan di Khaybar, yang lalu dimerdekakannya, dan kemerdekaan ini dihitung sebagai mahar Safiyyah. Kasus serupa juga terjadi pada Juwayriyah bint Al-Harith Al-Mustalaqiyyah – Nabi membayar uang nikah dengan memerdekakan Juwayriyah dari statusnya sebagai tawanan Thabit bin Qays bin Shammas dan lalu menikahinya. Semoga Allâh berkenan pada mereka semua.

[وَمَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ مِمَّآ أَفَآءَ اللَّهُ عَلَيْكَ]
(those (slaves) whom your right hand possesses whom Allâh has given to you,)
means, `the slave-girls whom you took from the war booty are also permitted to you.' He owned Safiyyah and Juwayriyah, then he manumitted them and married them, and he owned Rayhanah bint Sham`un An-Nadariyyah and Mariyah Al-Qibtiyyah, the mother of his son Ibrahim, upon him be peace; they were both among the prisoners, may Allâh be pleased with them.
terjemahan:
(mereka (budak2) yang dimiliki tangan kananmu, yang telah diberikan Allâh bagimu,)
berarti: ‘budak2 wanita yang kau ambil sebagai jarahan perang yang dihalalkan bagimu.’
Sang Nabi memiliki tawanan2 wanita Safiyyah dan Juwayriyah, yang kemudian dimerdekakannya dan dinikahinya. Dan dia memiliki Rayhanah bint Sham`un An-Nadariyyah dan Mariyah Al-Qibtiyyah, ibu dari putra sang Nabi yang bernama Ibrahim, semoga damai menyertainya; keduanya merupakan sebagian dari tawanan2, semoga Allâh berkenan akan mereka.

[وَبَنَاتِ عَمِّكَ وَبَنَاتِ عَمَّـتِكَ وَبَنَاتِ خَالِكَ وَبَنَاتِ خَـلَـتِكَ]
(and the daughters of your paternal uncles and the daughters of your paternal aunts and the daughters of your maternal uncles and the daughters of your maternal aunts)
This is justice which avoids going to either extreme, for the Christians do not marry a woman unless there are seven grandfathers between the man and the woman (i.e., they are very distantly related or not at all), and the Jews allow a man to marry his brother's daughter or his sister's daughter. So the pure and perfect Shari`ah came to cancel out the extremes of the Christians, and permitted marriage to the daughter of a paternal uncle or aunt, or the daughter of a maternal uncle or aunt, and forbade the excesses of the Jews who allowed marriage to the daughter of a brother or sister which is an abhorrent thing.
terjemahan:
(dan anak2 perempuan dari saudara2 laki-laki bapakmu, dan anak2 perempuan dari saudara2 perempuan bapakmu, dan anak2 perempuan dari saudara2 laki-laki ibumu dan anak2 perempuan dari saudara2 perempuan ibumu)
Aturan ini untuk menghindari aturan ekstrim, seperti misalnya orang2 Kristen tidak menikahi wanita kecuali terdapat perbedaan silsilah tujuh kakek-nenek diantara pihak pria dan wanita (artinya, jauh hubungan darah atau bahkan tidak punya hubungan darah apapun), dan orang2 Yahudi mengijinkan pria menikahi anak perempuan saudara lakinya atau anak perempuan saudara perempuannya. Maka hukum Syariah yang suci dan sempuran datang untuk membatalkan keesktriman orang2 Yahudi, dan mengijinkan perkawinan dengan anak laki dari saudara laki ayah atau ibu, atau keponakan perempuan dari saudara perempuan ayah atau ibu, dan melarang kebiasaan orang Yahudi yang mengijinkan perkawinan dengan anak perempuan dari saudara laki atau perempuan, dan ini merupakan hal yang terlarang.

[وَامْرَأَةً مُّؤْمِنَةً إِن وَهَبَتْ نَفْسَهَا لِلنَّبِىِّ إِنْ أَرَادَ النَّبِىُّ أَن يَسْتَنكِحَهَا خَالِصَةً لَّكَ]
(and a believing woman if she offers herself to the Prophet, and the Prophet wishes to marry her -- a privilege for you only,)
means, `also lawful for you, O Prophet, is a believing woman if she offers herself to you, to marry her without a dowery, if you wish to do so.' This Ayah includes two conditions. Imam Ahmad recorded from Sahl bin Sa`d As-Sa`idi that a woman came to the Messenger of Allâh and said, "O Messenger of Allâh, verily, I offer myself to you (for marriage).'' She stood there for a long time, then a man stood up and said, "O Messenger of Allâh, marry her to me if you do not want to marry her.'' The Messenger of Allâh said:
terjemahan:
(dan Muslimah yang menawarkan dirinya pada sang Nabi, dan sang Nabi ingin menikahinya – ketentuan khusus hanya bagimu saja,)
berarti, ‘juga halal bagimu, wahai Nabi, untuk bersetubuh dengan Muslimah jika dia menawarkan diri padamu, untuk menikahinya tanpa mahar, jika kau memang ingin begitu.’
Ayat ini menyatakan dua keadaan. Imam Ahmad mengetahui dari Sahl bin Sa`d As-Sa`idi bahwa seorang wanita datang pada Rasul Allâh dan berkata, “Wahai Rasul Allâh, sungguh, aku menawarkan diriku padamu (untuk dinikahi).” Dia berdiri di situ untuk waktu yang lama, sampai seorang pria berdiri dan berkata, “Wahai Rasul Allâh, nikahkan dia padaku jika kau tidak mau menikahinya.” Rasul Allâh berkata:

Adadeh:
Nikah (bahasa Arab) berarti: menembus lubang kemaluan wanita dengan alat kelamin pria; atau istilah bahasa Inggrisnya adalah: sexual intercourse atau (maaf) f u c k
Zawag (bahasa Arab) berarti: perkawinan untuk berkeluarga sebagai pasangan suami istri pada umumnya.
Dalam Qur'an versi bahasa Indonesia atau Inggris, kata NIKAH selalu diterjemahkan sebagai PERKAWINAN karena penerjemah malu menulis arti sebenarnya kata NIKAH tersebut.
Kata Zawaq (perkawinan) ini terdapat di Q 33:37; sedangkan kata Nikah (f u c k) terdapat di Qur'an Sura 2: 221, 230, 232, 235 & 237; Sura 4: 3, 6, 22 ,25 & 127; Sura 24:3, 27, 32, 33, 60 & 127; Sura 33: 49, 50, 53


«هَلْ عِنْدَكَ مِنْ شَيْءٍ تُصْدِقُهَا إِيَّاهُ؟»
(Do you have anything that you could give to her as a dowery)
He said, "I have only this garment of mine.'' The Messenger of Allâh said:
terjemahan:
(Apakah kau punya sesuatu yang bisa kau berikan pada wanita itu sebagai mahar)
Dia berkata, “Aku hanya punya baju yang kupakai ini.” Rasul Allâh berkata:

«إِنْ أَعْطَيْتَهَا إِزَارَكَ جَلَسْتَ لَا إِزَارَ لَكَ، فَالْتَمِسْ شَيْئًا»
(If you give her your garment, you will be left with no garment. Look for something.)
He said, "I do not have anything.'' He said:
terjemahan:
(Jika kau beri dia bajumu, maka kau tidak punya baju lagi. Cari benda lain.)
Dia berkata, “Aku tidak punya apa2.” Rasul Allâh berkata:

«الْتَمِسْ وَلَوْ خَاتَمًا مِنْ حَدِيد»
(Look for something, even if it is only an iron ring.)
So he looked, but he could not find anything. Then the Messenger of Allâh said to him:
terjemahan:
(Carilah sesuatu, bahkan jika yang kau temukan hanyalah sebuah cincin besi)
Maka dia pun mencari, tapi tetap tidak menemukan apapun. Maka Rasul Allâh berkata padanya:

«هَلْ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ شَيْءٌ؟»
(Do you have [know] anything of the Qur'an)
He said, "Yes, Surah such and such and Surah and such,'' he named the Surahs. So, the Messenger of Allâh said:
terjemahan:
(Apakah kau tahu barang sedikit tentang Qur’an)
Dia berkata, “Ya, Sura ini dan itu dan Sura ini dan itu,” sambil menyebut beberapa Sura. Maka Rasul Allâh berkata:

«زَوَّجْتُكَهَا بِمَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْآن»
(I marry her to you with what you know of the Qur'an.)
It was also recorded by (Al-Bukhari and Muslim) from the Hadith of Malik. Ibn Abi Hatim recorded a narration from his father that `A'ishah said: "The woman who offered herself to the Prophet was Khawlah bint Hakim.''
Al-Bukhari recorded that `A'ishah said, "I used to feel jealous of those women who offered themselves to the Prophet and I said, `Would a woman offer herself' When Allâh revealed the Ayah:
terjemahan:
(Aku menikahkan wanita itu denganmu dengan mahar pengetahuanmu akan Qur’an)
Juga dicatat dari (Al-Bukhari dan Muslim) dari Hadis yang disampaikan oleh Malik. Ibn Abi Hatim mencatat kisah dari ayahnya bahwa `A'ishah berkata: “Seorang wanita yang menawarkan dirinya pada sang adalah Khawlah bint Hakim.”
Al-Bukhari mencatat bahwa `A'ishah berkata, “Aku merasa cemburu pada wanita2 yang menawarkan diri mereka pada sang Nabi dan aku berkata, ‘Tidak malukah wanita menawarkan dirinya?’ Ketika Allâh mewahyukan ayat berikut:

[تُرْجِى مَن تَشَآءُ مِنْهُنَّ وَتُؤْوِى إِلَيْكَ مَن تَشَآءُ وَمَنِ ابْتَغَيْتَ مِمَّنْ عَزَلْتَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكَ]
(You can postpone whom you will of them, and you may receive whom you will. And whomsoever you desire of those whom you have set aside, it is no sin on you)
I said, `I see that your Lord hastens to confirm your desires.''' Ibn Abi Hatim recorded that Ibn `Abbas said: "The Messenger of Allâh did not have any wife who offered herself to him. '' This was recorded by Ibn Jarir. In other words, he did not accept any of those who offered themselves to him, even though they were lawful for him -- a ruling which applied to him alone. The matter was left to his own choice, as Allâh says:
terjemahan:
(Kau boleh menunda bersetubuh dengan siapapun yang kau kehendaki, dan kau boleh bersetubuh dengan siapapun yang kau inginkan. Dan siapapun yang kau ingin setubuhi lagi setelah kau ceraikan, maka hal itu bukanlah dosa bagimu.)
Aku berkata, ‘Aku lihat Tuhan gesit sekali mewujudkan harapan2mu.’”
Ibn Abi Hatim mencatat bahwa Ibn ‘Abbas berkata, “Rasul Allâh tidak punya istri yang menawarkan dirinya padanya.” Hal ini dinyatakan oleh Ibn Jarir. Dengan kata lain, dia tidak menerima mereka yang menawarkan diri padanya, meskipun mereka halal baginya untuk disetubuhi – aturan khusus hanya untuk Nabi saja. Hal itu terserah pilihannya sendiri, seperti yang dikatakan Allâh:

[إِنْ أَرَادَ النَّبِىُّ أَن يَسْتَنكِحَهَا]
(and [if] the Prophet wishes to marry her)
meaning, if he chooses to do so.
terjemahan:
(dan [jika] sang Nabi ingin menikahinya)
berarti, jika dia memilih untuk melakukan persetubuhan.

[خَالِصَةً لَّكَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ]
(a privilege for you only, not for the (rest of) the believers.)
`Ikrimah said: "This means, it is not permissible for anyone else to marry a woman who offers herself to him; if a woman offers herself to a man, it is not permissible for him (to marry her) unless he gives her something.''
This was also the view of Mujahid, Ash-Sha`bi and others. In other words, if a woman offers herself to a man, when he consummates the marriage, he has to give her a dowery like that given to any other woman of her status, as the Messenger of Allâh ruled in the case of Barwa` bint Washiq when she offered herself in marriage; the Messenger of Allâh ruled that she should be given a dowery that was appropriate for a woman like her after her husband died. Death and consummation are the same with regard to the confirmation of the dowery, and the giving of a dowery appropriate to the woman's status in the case of those who offer themselves to men other than the Prophet is an established ruling. With regard to the Prophet himself, he is not obliged to give a dowery to a woman who offers herself to him, even if he consummated the marriage, because he has the right to marry without a dowery, Wali (representative) or witnesses, as we have seen in the story of Zaynab bint Jahsh, may Allâh be pleased with her. Qatadah said, concerning the Ayah:
terjemahan:
(kekhususan hanya untukmu saja, dan bukan bagi umat Muslim lainnya)
`Ikrimah berkata, “Ini berarti, Muslim dilarang untuk bersetubuh dengan wanita manapun yang menawarkan diri padanya; jika wanita menawarkan dirinya pada seorang pria, pria itu tidak boleh nikah sebelum memberi mahar padanya.”
Hal ini juga sesuai dengan pengertian of Mujahid, Ash-Sha`bi, dan lain2. Dengan kata lain, jika seorang wanita menawarkan diri pada seorang pria, dan jika pria itu bersetubuh dengan wanita itu, maka pria itu harus membayar mahar sama seperti membayar mahar pada wanita lain yang sesuai dengan statusnya, seperti yang ditetapkan Rasul Allâh dalam kasus Barwa` bint Washiq ketika dia menawarkan dirinya untuk dinikahi; Rasul Allâh menetapkan bahwa wanita itu harus diberi mahar yang layak bagi setelah suaminya meninggal. Kematian dan hubungan seks merupakan hal yang sama sehubungan dengan masalah mahar, dan Muslim harus membayar mahar untuk bersetubuh dengan wanita yang menawarkan diri padanya, tapi ketentuan itu tidak berlaku pada sang Nabi. Untuk sang Nabi, dia tidak berkewajiban membayar mahar untuk bersetubuh dengan wanita yang menawarkan diri padanya, bahkan jika dia melakukan persetubuhan dengan wanita itu, karena dia punya hak untuk nikah tanpa mahar atau tanpa Wali (wakil) atau saksi, seperti yang kita lihat di kisah Zaynab bint Jahsh, semoga Allâh berkenan padanya. Qatadah mengatakan, mengenai ayat ini.

[خَالِصَةً لَّكَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ]
(a privilege for you only, not for the (rest of) the believers.)
no woman has the right to offer herself to any man without a Wali or a dowery, except to the Prophet .
terjemahan:
(hak khusus hanya untukmu saja, dan bukan untuk umat Muslim lainnya).
Tiada wanita yang boleh untuk menawarkan dirinya untuk disetubuhi pria tanpa Wali atau mahar, kecuali pada sang Nabi.

[قَدْ عَلِمْنَا مَا فَرَضْنَا عَلَيْهِمْ فِى أَزْوَجِهِـمْ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَـنُهُمْ]
(Indeed We know what We have enjoined upon them about their wives and those (servants) whom their right hands possess,)
Ubayy bin Ka`b, Mujahid, Al-Hasan, Qatadah and Ibn Jarir said, concerning the Ayah:
terjemahan:
(Memang Kami tahu bahwa Kami telah wajibkan akan mereka tentang istri2 dan budak2 yang dimiliki tangan kanan mereka,)
Ubayy bin Ka`b, Mujahid, Al-Hasan, Qatadah and Ibn Jarir berkata tentang ayat ini,

[قَدْ عَلِمْنَا مَا فَرَضْنَا عَلَيْهِمْ فِى أَزْوَجِهِـمْ]
(Indeed We know what We have enjoined upon them about their wives)
means, `concerning the limiting of their number to four free women, and whatever they wish of slave-girls, and the conditions of a representative, dowery and witnesses to the marriage. This is with regard to the Ummah (the people), but We have granted an exemption in your case and have not imposed any of these obligations upon you.'
terjemahan:
(Memang Kami tahu bahwa Kami telah wajibkan akan mereka tentang istri2 mereka)
berarti, ‘berhubungan dengan batasan jumlah istri sampai empat wanita merdeka, dan jumlah tak terbatas budak2 wanita, dan harus ada wakil, mahar, adan saksi pernikahan. Hal ini berlaku bagi Umat Muslim, tapi Kami telah menetapkan perkecualian dalam kasusmu dan tidak menetapkan kewajiban ini bagimu.’

[لِكَيْلاَ يَكُونَ عَلَيْكَ حَرَجٌ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً]
(in order that there should be no difficulty on you. And Allâh is Ever Oft-Forgiving, Most Merciful.)
terjemahan:
(supaya tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan adalah Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.)

[تُرْجِى مَن تَشَآءُ مِنْهُنَّ وَتُؤْوِى إِلَيْكَ مَن تَشَآءُ وَمَنِ ابْتَغَيْتَ مِمَّنْ عَزَلْتَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكَ ذَلِكَ أَدْنَى أَن تَقَرَّ أَعْيُنُهُنَّ وَلاَ يَحْزَنَّ وَيَرْضَيْنَ بِمَآ ءَاتَيْتَهُنَّ كُلُّهُنَّ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا فِى قلُوبِكُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيماً حَلِيماً ]
(Q 33:51
You can postpone whom you will of them, and you may receive whom you will. And whomsoever you desire of those whom you have set aside, it is no sin on you: that is better that they may be comforted and not grieved, and may all be pleased with what you give them. Allâh knows what is in your hearts. And Allâh is Ever All-Knowing, Most Forbearing.)

terjemahan:
(Q 33:51
Kamu boleh menangguhkan persetubuhan dengan siapa yang kamu kehendaki di antara mereka dan menggauli siapa yang kamu kehendaki. Dan siapa-siapa yang kamu ingini untuk menggaulinya kembali dari perempuan yang telah kamu cerai, maka tidak ada dosa bagimu. Yang demikian itu adalah lebih dekat untuk ketenangan hati mereka, dan mereka tidak merasa sedih, dan semuanya rela dengan apa yang telah kamu berikan kepada mereka. Dan Allâh mengetahui apa yang (tersimpan) dalam hatimu. Dan adalah Allâh Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.

===============

Juga lihat artikel Arti Kata Nikah Sebenarnya dalam Islam .
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Post by Adadeh »

Jizyah adalah pungutan liar yang ditetapkan Muhammad bagi keuntungan Muslim agar Muslim tambah kaya. Di Q 9:28,29 dijelaskan bahwa Jizyah merupakan uang ganti rugi hilangnya pendapatan Muslim karena Allah/Muhammad mulai melarang non-Muslim masuk Al-Masjid Al-Haram di Mekah. Jelas kehilangan pendapatan Muslim ini adalah gara2 Islam sendiri!!

Sekarang pertanyaannya:
DARI MANA ASAL UANG PENGGANTI HILANGNYA PENDAPATAN MUSLIM ITU?
Dari mana lagi kalau bukan dari kantong para kafir, tepatnya kafir Yahudi dan Kristen!!!

Ayat Q 9:28,29 memerintahkan Muslim untuk memerangi/membunuh para Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) jika mereka tidak mau bayar pajak jizya. Dalam proses mengambil duit kafir Yahudi dan Kristen, Muslim harus melakukannya dengan penghinaan terhadap mereka.

Q 9:28-29
(28 ) Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(29) Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

Perhatikan kata "maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya". Ternyata karunia Allah SWT itu tidak lain daripada Jizya alias harta yang dirampas dari tangan kafir Yahudi dan Kristen untuk memperkaya Muslim!! Sudah jelas bahwa Islam memang agama preman yang menghalalkan perampasan harta orang lain demi keuntungan Muslim. Makanya Muslim kaffah pada males kerja dan lebih memilih memalak kafir.

Lihat tafsir Ibn Kathir tentang Q 9:28,29:
http://www.qtafsir.com/index.php?option ... &Itemid=64

[وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ]
(and if you fear poverty, Allah will enrich you, out of His bounty.) Muhammad bin Ishaq commented, "The people said, `Our markets will be closed, our commerce disrupted, and what we earned will vanish.' So Allah revealed this verse,
terjemahan:
(dan jika kau takut miskin, Allah akan memperkaya dirimu, dengan upahNya.)
Muhammad bin Ishaq menjelaskan, "Orang2 berkata, 'Pasar2 kami akan bangkrut, dagang kami terganggu, dan pendapatan kami akan hilang.' Karena itu Allah menurunkan ayat ini,

[إِن شَآءَ]
(if He wills), until,
terjemahan
(jika Dia menghendaki), sampai,

[وَهُمْ صَـغِرُونَ]
(. ..and feel themselves subdued.)
This Ayah means, `this will be your compensation for the closed markets that you feared would result.' Therefore, Allah compensated them for the losses they incurred because they severed ties with idolators, by the Jizyah they earned from the People of the Book.'' Similar statements were reported from Ibn `Abbas, Mujahid, `Ikrimah, Sa`id bin Jubayr, Qatadah and Ad-Dahhak and others. Allah said,
terjemahan:
(.... mereka tunduk.)
Ayat ini berarti, `ini adalah kompensasi bagimu atas akibat kebangkrutan pasar2mu yang kau takutkan itu.' Karena itu, Allah memberi ganti rugi karena hilangnya pendapatan mereka akibat memutus hubungan dengan para pagan, dengan bayaran Jizyah yang mereka dapatkan dari para Ahli Kitab." Perkataan yang sama dilaporkan oleh Ibn `Abbas, Mujahid, `Ikrimah, Sa`id bin Jubayr, Qatadah and Ad-Dahhak and others. Allah said,

[إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ]
(Surely, Allah is All-Knowing),
in what benefits you,
terjemahan:
(Memang benar, Alah itu Maha Tahu),
apa yang bermanfaat bagimu,

[حَكِيمٌ]
(All-Wise), in His orders and prohibitions, for He is All-Perfect in His actions and statements, All-Just in His creations and decisions, Blessed and Hallowed be He. This is why Allah compensated Muslims for their losses by the amount of Jizyah that they took from the people of Dhimmah.
terjemahan:
(Maha Bijaksana), dalam peraturan dan laranganNya, karena Dia Maha Sempurna dalam semua Perbuatan dan aturannya, Maha Adil pada ciptaan dan keputusanNya, Terpujilah Dia. Inilah sebabnya mengapa Allah memberi ganti rugi pada Muslim karena kehilangan duit dengan Jizya yang mereka ambil dari masyarakat Dhimmi (Yahudi dan Kristen).

Lihatlah keterangan di atas. Muslim rugi kehilangan duit gara2 aturan Islam sendiri, tapi yang disuruh ganti rugi duitnya adalah kafir. Benar2 akrobat logika yang jungkir balik dan aturan ganti rugi buatan preman/mafia asli. Udah gitu dikatakan Allah Maha Adil segala.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Kumpulan Tafsir Quran Ibn Kathir

Post by Adadeh »

Qur’an, Sura Al-Ahzab, ayat 4
Allâh sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allâh mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).

Abolition of Adoption (Penghapusan Adopsi)

Before Allâh discusses ideas and theoretical matters, He gives tangible examples: one man cannot have two hearts in his body, and a man's wife does not become his mother if he says the words of Zihar to her: "You are to me like the back of my mother.'' By the same token, an adopted child does not become the son of the man who adopts him and calls him his son. Allâh says:
terjemahan:
Sebelum Allâh membicarakan gagasan dan masalah², Dia member contoh² yang jelas: seorang pria tidak bisa punya dua jantung dalam tubunya, dan istri dari seorang pria tidak bisa jadi ibunya jika pria itu mengatakan kalimat² Zihar pada istrinya: “Kau seperti punggung ibuku.” Hal ini sama halnya dengan seorang anak adopsi tidak menjadi anak kandung orang yang mengadopsinya dan memanggilnya sebagai putranya. Allâh berkata:

[مَّا جَعَلَ اللَّهُ لِرَجُلٍ مِّن قَلْبَيْنِ فِى جَوْفِهِ وَمَا جَعَلَ أَزْوَجَكُمُ اللاَّئِى تُظَـهِرُونَ مِنْهُنَّ أُمَّهَـتِكُمْ]
(Allâh has not made for any man two hearts inside his body. Neither has He made your wives whom you declare to be like your mothers' backs, your real mothers...) This is like the Ayah:
terjemahan:
(Allâh sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu…) Hal ini seperti ayat:

[مَّا هُنَّ أُمَّهَـتِهِمْ إِنْ أُمَّهَـتُهُمْ إِلاَّ اللاَّئِى وَلَدْنَهُمْ]
(They cannot be their mothers. None can be their mothers except those who gave them birth) (58:2).
terjemahan:
(Orang-orang yang menzihar istrinya di antara kamu, (menganggap istrinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah istri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka.)

[وَمَا جَعَلَ أَدْعِيَآءَكُمْ أَبْنَآءَكُمْ]
(nor has He made your adopted sons your real sons.) This was revealed concerning Zayd bin Harithah, may Allâh be pleased with him, the freed servant of the Prophet . The Prophet had adopted him before prophethood, and he was known as Zayd bin Muhammad. Allâh wanted to put an end to this naming and attribution, as He said:
terjemahan:
(Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri).) Ayat ini diwahyukan berkenaan dengan Zaid bin Harithah, yang adalah budak sang Nabi yang dimerdekakan. Sang Nabi telah mengadopsinya sebelum dia jadi Nabi, dan Zaid dikenal sebagai Zayd bin Muhammad. Allâh ingin menghentikan kebiasaan member nama kandung dan pengakuan sebagai anak kandung, sebagaimana yang Dia katakan:

[وَمَا جَعَلَ أَدْعِيَآءَكُمْ أَبْنَآءَكُمْ]
(nor has He made your adopted sons your real sons.) This is similar to the Ayah later in this Surah:
terjemahan:
(Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri).) Hal ini serupa dengan ayat berikutnya di Sura ini:

[مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مّن رِّجَالِكُمْ وَلَـكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيماً ]
(Muhammad is not the father of any of your men, but he is the Messenger of Allâh and the last (end) of the Prophets. And Allâh is Ever All-Aware of everything.) (33:40). And Allâh says here:
terjemahan:
(Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu.) (33:40). Dan Allâh berkata:

[ذَلِكُمْ قَوْلُكُم بِأَفْوَهِكُمْ]
(That is but your saying with your mouths.) meaning, `your adoption of him is just words, and it does not mean that he is really your son,' for he was created from the loins of another man, and a child cannot have two fathers just as a man cannot have two hearts in one body.
terjemahan:
(Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja.) berarti, ‘kau mengadopsi anak tersebut hanya berdasarkan perkataanmu saja, dan ini tidak berarti anak tersebut adalah anak kandungmu,’ karena dia diciptakan dari iga pria lain, dan seorang anak tidak bisa punya dua ayah, sama seperti seorang pria tidak bisa punya dua jantung dalam satu tubuh.

[وَاللَّهُ يَقُولُ الْحَقَّ وَهُوَ يَهْدِى السَّبِيلَ]
(But Allâh says the truth, and He guides to the way.) Sa`id bin Jubayr said:
terjemahan:
(Dan Allâh mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).) Sa`id bin Jubayr berkata:

[يَقُولُ الْحَقَّ]
(But Allâh says the truth,) means, justice. Qatadah said:
terjemahan:
(Dan Allâh mengatakan yang sebenarnya) berarti: keadilan. Qatadah berkata:

[وَهُوَ يَهْدِى السَّبِيلَ]
(and He guides to the way) means, the straight path. Imam Ahmad said that Hasan told them that Zuhayr told them from Qabus, meaning Ibn Abi Zibyan, that his father told him: "I said to Ibn `Abbas, `Do you know the Ayah,
terjemahan:
(Dia menunjukkan jalan (yang benar).) berarti, jalan yang lurus. Imam Ahmad berkata bahwa Hasan memberitahu mereka bahwa Zuhayr mengatakan pada mereka dari Qabus, berarti Ibn Abi Zibyan mengatakan bahwa ayahnya berkata padanya: “Aku berkata pada Ibn ‘Abbas, ‘Apakah kau tahu ayat,

[مَّا جَعَلَ اللَّهُ لِرَجُلٍ مِّن قَلْبَيْنِ فِى جَوْفِهِ]
(Allâh has not made for any man two hearts inside his body.) What does this mean' He said that the Messenger of Allâh stood up one day to pray, and he trembled. The hypocrites who were praying with him said, `Do you not see that he has two hearts, one heart with you and another with them' Then Allâh revealed the words:
terjemahan:
(Allâh sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah jantung dalam rongganya.) Apa sih artinya ayat ini? Dia berkata bahwa Rasul Allâh suatu hari berdiri saat sholat dan gemetar. Muslim² munafik yang juga sedang sholat bersamanya berkata, ‘Apakah kau tidak melihat bahwa dia punya dua jantung, satu jantung ada bersamamu dan satu jantung yang lain ada bersama mereka.’ Maka Allâh mewahyukan kalimat ini:

[مَّا جَعَلَ اللَّهُ لِرَجُلٍ مِّن قَلْبَيْنِ فِى جَوْفِهِ]
(Allâh has not made for any man two hearts inside his body.)' This was also narrated by At-Tirmidhi, who said, "It is a Hasan Hadith''. It was also narrated by Ibn Jarir and Ibn Abi Hatim from the Hadith of Zuhayr.
terjemahan:
(Allâh sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah jantung dalam rongganya.)' Hal ini juga disampaikan oleh At-Tirmidhi, yang mengatakan, “Ini merupakan hadis yang hasan.” Hal ini juga disampaikan oleh Ibn Jarir dan Ibn Abi Hatim dari Hadis Zuhayr.
User avatar
I Want You
Posts: 2321
Joined: Thu May 07, 2009 2:20 pm
Location: Serambi Yerusalem
Contact:

Re: Kumpulan Tafsir Quran Ibn Kathir

Post by I Want You »

Waduh Ulasannya , bagus sekali !! TOB MARKOTOBBBB buat adadeh , nambah ilmu nih , lanjutgan !!! =D> =D> =D> =D> =D>
\:D/ \:D/ \:D/ \:D/
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Musik Haram dalam Islam

Post by Adadeh »

Musik Haram dalam Islam menurut tafsir Ibn Kathir akan Q 31:6.

The Doomed are preoccupied with Idle Talk and They turn away from the Ayat of Allâh
Orang² Celaka Dipengaruhi oleh Perkataan Tak Berguna dan Mereka Memalingkan Diri dari Ayat Allâh

When Allâh mentions the blessed -- who are those who are guided by the Book of Allâh and benefit from hearing it, as He says:
terjemahan:
Ketika Allâh menyatakan tentang orang² yang diberkati - yakni mereka yang dibimbing buku Allâh dan mendapatkan keuntungan dari mendengarkannya, Dia berkata:

[اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَـباً مُّتَشَـبِهاً مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ]
(Allâh has sent down the Best Statement, a Book, its parts resembling each other (and) oft-repeated. The skins of those who fear their Lord shiver from it. Then their skin and their heart soften to the remembrance of Allâh) (39:23). He connect that with mention of the doomed, those who turn away from the Qur'an and do not benefit from hearing the Words of Allâh. Instead, they turn to listening to flutes and singing accompanied by musical instruments. As Ibn Mas`ud commented about the Ayah:
terjemahan:
(Allâh telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang (1) gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allâh) (39:23). Dia menghubungkan hal ini dengan orang² celaka, yang berpaling dari Qur'an dan tidak mendapatkan keuntungan dari mendengarkan wahyu Allâh. Sebaliknya, mereka malah mendengarkan seruling dan bernyanyi diiringi dengan alat² musik. Sebagaimana keterangan dari Ibn Mas'ud tentang ayat ini:

[وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْتَرِى لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ اللَّهِ]
(And of mankind is he who purchases Lahu Al-Hadith to mislead (men) from the path of Allâh), he said, "This -- by Allâh -- refers to singing."
terjemahan:
(Dan orang yang membeli Lahu Al-Hadis untuk menyesatkan manusia² dari jalan Allâh), dia berkata, "Hal ini -- demi Allâh -- berhubungan dengan menyanyi."

[وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْتَرِى لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ]
(And of mankind is he who purchases Lahw Al-Hadith to mislead (men) from the path of Allâh without knowledge,) Qatadah said: "By Allâh, he may not spend money on it, but his purchasing it means he likes it, and the more misguided he is, the more he likes it and the more he prefers falsehood to the truth and harmful things over beneficial things.'' It was said that what is meant by the words
terjemahan:
(Dan orang yang membeli Lahw Al-Hadis untuk menyesatkan manusia² dari jalan Allâh tanpa pengetahuan), Qatadah berkata, "Demi Allâh, dia mungkin tidak menghabiskan uangnya untuk hal itu, tapi dia membelinya dan berarti dia menyukainya, dan semakin sesat dia, semakin suka pula dia akan hal itu dan semakin dia memilih kesalahan dan hal² yang merusakkan dibandingkan hal² yang menguntungkan," Dikatakan bahwa arti dari kata²

[يَشْتَرِى لَهْوَ الْحَدِيثِ]
(purchases idle talks) is buying singing servant girls. Ibn Jarir said that it means all speech that hinders people from seeing the signs of Allâh and following His path. His saying:
terjemahan:
terjemahan:
(mengucapkan perkataan yang tidak berguna) adalah membeli budak² gadis penyanyi. Ibn Jarir berkata hal ini berarti semua perkataan yang mengalihkan orang² untuk melihat tanda² Allâh dan mengikuti jalanNya. Dia berkata:

[لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ اللَّهِ]
(to mislead (men) from the path of Allâh) means, he does this to oppose Islam and its followers.
terjemahan:
(untuk menyesatkan manusia² dari jalan Allâh) berarti, dia melakukan hal ini untuk menentang Islam dan umatnya.

[وَيَتَّخِذَهَا هُزُواً]
(and takes it by way of mockery.) Mujahid said, "This means mocking the path of Allâh and making fun of it.''
terjemahan:
(menjadikan jalan Allâh itu olok-olokan.) Mujahid berkata, “Hal ini berarti mengejek jalan Allâh dan.”

[أُوْلَـئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ]
(For such there will be a humiliating torment.) Just as they showed no respect to the signs and path of Allâh, so they will be shown no respect on the Day of Resurrection, and they will be subjected to a painful, ongoing torment. Then Allâh says:
terjemahan:
(Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.) Sama seperti mereka tidak menghormati tanda² dan jalan Allâh, maka mereka pun tidak akan dihormati di Hari Kiamat, dan mereka akan mengalami siksaan yang menyakitkan dan terus-menerus. Maka Allâh berkata:

[وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ ءَايَـتُنَا وَلَّى مُسْتَكْبِراً كَأَن لَّمْ يَسْمَعْهَا كَأَنَّ فِى أُذُنَيْهِ وَقْراً]
(And when Our Ayat are recited to such a one, he turns away in pride, as if he heard them not -- as if there were deafness in his ear.) means, when these Qur'anic verses are recited to one who is fond of idleness and play, he turns away from them and does not want to hear them. He turns a deaf ear to them as if he can hear nothing, because it annoys him to hear them since he gains no benefit from them and has no interest in them.
terjemahan:
(Dan ketika ayat kami dilafalkan pada seseorang, dia memalingkan diri dengan sombong, seperti dia tidak mendengarkan – seperti dia itu tuli.) berarti, ketika ayat² Qur’an dilafalkan pada seseorang yang lebih suka hal yang tak berarti dan bermain, dia memalingkan diri dari ayat² tersebut dan tidak mau mendengarnya. Dia menulikan diri seperti tidak mendengar apapun karena ayat² itumenjengkelkannya dan dia tidak mendapat keuntungan dan tidak tertarik akan ayat² tersebut.

[فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ]
(So announce to him a painful torment.) i.e., on the Day of Resurrection, which will hurt him just as much as listening to the Book of Allâh and its verses hurt him.
terjemahan:
(Maka nyatakan padanya siksaan berat) yakni di Hari Kiamat, yang akan menyakitinya sama seperti mendengar Qur’an dan ayat²nya menyakitinya.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Kumpulan Tafsir Quran Ibn Kathir

Post by Adadeh »

Allâh ternyata memerintahkan Iblis untuk menipu umatnya melalui Musik

http://www.tafsir.com/default.asp?sid=17&tid=29311
Tafsir Ibn Kathir akan Qur’an, Sura Al Israa’ (17), ayat 64

(63. (Allâh) said: "Go, and whosoever of them follows you, surely, Hell will be the recompense of you (all) an ample recompense.)
(64. "And fool them gradually, those whom you can among them with your voice, Ajlib upon them with your cavalry and your infantry, share with them wealth and children, and make promises to them.'' But Shaytan promises them nothing but deceit.)
(65. "Verily, My servants, you have no authority over them. And All-Sufficient is your Lord as a Guardian.'')

When Iblis asked for respite, Allâh said to him:
terjemahan:
(63. Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. )
(64. Dan tipulah perlahan-lahan siapa diantara mereka yang sanggup kau tipu dengan suaramu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka. )
(65. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, Kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhanmu sebagai Penjaga".)

Ketika Iblis minta pengangguhan, Allâh berkata padanya:

[اذْهَبْ]
`(Go,) I will give you respite.' According to another Ayah (Allâh) said:
terjemahan:
(Pergilah), Aku akan beri penangguhan bagimu.’ Menurut ayat lain, Allâh berkata:

[قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنظَرِينَ - إِلَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ ]
(Verily, you are of those allowed respite till the Day of the time appointed.) (38:80-81) . Then Allâh warned him and those who follow him among the progeny of Adam about Hell:
terjemahan:
(Sesungguhnya, kau diberi penangguhan sampai hari kiamat). (38:80-81)
Lalu Allâh mengingatkan dia dan mereka yang mengikut dia tentang anak² akan ancaman Neraka:

[قَالَ اذْهَبْ فَمَن تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَآؤُكُمْ]
((Allâh) said: "Go, and whosoever of them follows you, surely, Hell will be the recompense of you (all)) meaning, for your deeds.
terjemahan:
(Allâh berkata: “Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua), berarti bagi perbuatan² kalian.
[جَزَاءً مَّوفُورًا]
(an ample recompense.) Mujahid said, "Sufficient recompense.'' Qatadah said, "It will be abundant for you and will not be decreased for you.''
terjemahan:
(sebagai suatu pembalasan yang cukup.) Mujahid berkata, “Pembalasan yang setimpal.” Qatadah berkata, “Akan datang banyak pembalasan bagimu dan tidak akan dikurangi.”

[وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ]
(And fool them gradually those whom you can among them with your voice,) It was said that this refers to SINGING. Mujahid said, "With idle entertainment and singing,'' meaning, influence them with that.
terjemahan:
(Dan tipulah perlahan-lahan siapa diantara mereka yang dapat kau tipu dengan suaramu) Dikatakan bahwa hal ini berhubungan dengan MENYANYI. Mujahid berkata, “Melalui hiburan dan nyanyian tak berfaedah,” berarti mempengaruhi mereka dengan hiburan dan nyanyian.

[وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ]
(And fool them gradually those whom you can among them with your voice,) Ibn `Abbas said, "Every caller who calls people to disobey Allâh.'' This was the view of Qatadah …
terjemahan:
(Dan tipulah perlahan-lahan siapa diantara mereka yang dapat kau tipu dengan suaramu) Ibn ‘Abbas berkata, “Setiap orang yang membujuk orang² untuk tidak mentaati Allâh.” Begitulah pengertian Qatadah.

Allâh, sang Maha Penyesat, Boss segala Iblis, Setan, Jin Neraka, ternyata memerintahkan Iblis untuk menipu perlahan-lahan siapa diantara manusia dengan suara Iblis melalui musik, nyanyian, hiburan. Udah banyak nih ayat² Qur'an yang menyatakan musik, menyanyi, alat² musik, memainkan alat² musik sebagai hal yang haram. Tapi apa Muslim peduli? Xixixixi... mana tahan atuuuh jika harus berhenti mendengarkan irama musik kafir mah.
User avatar
bagonk
Posts: 214
Joined: Sun Jul 31, 2011 10:44 am

Re: Kumpulan Tafsir Quran Ibn Kathir

Post by bagonk »

tandai aja :-k
User avatar
AkuAdalahAink
Posts: 1083
Joined: Thu Mar 11, 2010 9:44 pm
Contact:

Re: Kumpulan Tafsir Quran Ibn Kathir

Post by AkuAdalahAink »

link ini sudah saya masukan dalam notes di FB saya biar mudah carinya... thanks berat bro adadeh !!! :partyman: :partyman: :partyman:
kufirandproud
Posts: 527
Joined: Tue May 26, 2009 1:41 pm

Re: Kumpulan Tafsir Quran Ibn Kathir

Post by kufirandproud »

we want more ,we want more !!!!!
Post Reply