KLAIM KENABIAN DARI PENDIRI JEMAAT AHMADIYAH MIRZA GHULAM AH

Artikel dan pertukaran pikiran mengenai SYI'AH, Ahmadiyah, Sufi, Salafi, Wahabi, dan berbagai aliran dan sekte Islam selain Sunni.
Post Reply
H.Nadri Saaduddin
Posts: 122
Joined: Sun Jun 11, 2006 4:30 am
Location: Payakumbuh
Contact:

KLAIM KENABIAN DARI PENDIRI JEMAAT AHMADIYAH MIRZA GHULAM AH

Post by H.Nadri Saaduddin »

KLAIM KENABIAN DARI PENDIRI JEMAAT AHMADIYAH MIRZA GHULAM AHMAD…

Oleh: H. Nadri Saaduddin *)

Banyak sekali dari kalangan Ulama-Ulama Mainstream Islam melancarkan tuduhan kepada Jemaat Ahmadiyah bahwasanya Mirza Ghulam Ahmad Pendiri Jemaat Ahmadiyah (23 Maret 1889) telah mengingkari "khaatamannubuwah" dan tidak mempercayai Rasulullah SAW sebagai "khaatamannabiyyin"(QS. 33:40). Hal ini sesungguhnya adalah tidak benar sama sekali dan apa yang dikatakan Ulama-Ulama ini hanyalah disebabkan kesalahan informasi belaka yang akibatnya telah menyesatkan kebanyakan orang. Dari beberapa tulisan Mirza Ghulam Ahmad sang Pendiri , dapat disimak bahwa dia dengan tegas mengatakan imannya kepada "KHAATAMUNNUBUWAH" dan mempercayai sepenuhnya Muhammad SAW sebagai “Khatamannabiyin” (QS. 33:40).Ia mengemukakan dengan tandas bahwa nabi Muhammad SAW , adalah orang pilihan Allah dan betul-betul "khaatamannabiyin.

"Dengan sungguh-sungguh saya percaya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah khaatamul Anbiya. Seorang yang tidak mempercayai khaatamannubuwah dia, adalah orang yang tidak beriman dan berada diluar lingkungan Islam"......(Taqrir Wajibul I'lan, 23 Oktober 1891).

"Inti kepercayaan saya adalah : LAA ILAAHA ILLALLAH, MUHAMMADUR RASULULLAH (Tak ada Tuhan selain Allah, Muhammad dalah rasul Allah). Kepercayaan kami yang menjadi pergantungan kami dalam hidup ini dan yang padanya kami dengan rahmat dan karunia Allah , berpegang sampai akhir hayat kami dibumi ini ialah bahwa Junjungan dan Penghulu kami, Nabi Muhammad SAW adalah "khaatamannabiyin" dan "khairulmursalin" , yang paling mulia dari antara Nabi-nabi. Ditangan dialah hukum syariat telah disempurnakan. Karunia yang sempurna ini pada waktu sekarang adalah satu-satunya sarana untuk mencapai kesatuan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa".(Izala Auham , hal 137 , 1891). c.

"Martabat luhur yang diduduki oleh Junjungan dan Penghulu kami yang terutama dari semua manusia, Nabi yang paling besar, Khaatamunnabiyyin SAW telah berakhir dalam diri dia yang dalamnya terhimpun segala kesempurnaan dan yang sebaliknya tak dapat dicapai manusia"(Taudih-i-Maram, hal 23, 1891).

"Yang dikehendaki Allah supaya kita percayai hanyalah ini, bahwa Dia adalah Esa dan Muhammad SAW , adalah NabiNya dan bahwa dia adalah khaatamul Anbiya dan lebih tinggi dari semua makhluk" (Kisti-i-Nuh, halaman 15, 1902).

"Saya katakan sejujujur-jujurnya bahwa kami dapat berdamai dengan ular berbisa dan serigala buas, tetapi kami tak dapat berkompromi dengan orang-orang yang melakukan serangan-serangan keji terhadap Nabi Muhammad SAW yang kami cintai, yang kami lebih hargakan dari kehidupan kami dan orang tua kami"(Paigam-I-Sulh, halaman 30, 1908).

"Sekiranya orang-orang ini membantai anak-anak kami dimuka mata kami dan mencincang apa-apa yang kami kasihi sampai berkeping-keping dan membuat kami mati dengan hina dan malu dan merampas semua harta dunia kami, maka demi Tuhan, semua itu tidak begitu menyakitkan hati kami seperti yang kami alami atas cacian dan hinaan yang dilancarkan kepada Nabi Suci kami, Muhammad SAW"(Aina-i Kamalat-i-Islam, halaman 52, 1893).

Seputar klaim kenabian Mirza Ghulam Ahmad

Sesudah adanya pernyataan yang sungguh-sungguh dan tegas ini timbullah pertanyaan:"Kenabian macam apakah yang didakwakan oleh Pendiri Jemaat Ahmadiyah itu dan adakah pernah macam kenabian semacam itu disebutkan dalam tulisan-tulisan ulama-ulama Islam masa lampau, dalam hubungannya dengan Pembaharu atau Mujaddid Yang Dijanjikan Rasulullah SAW yang akan diangkat Allah diantara orang-orang Islam sepeninggal Rasulullah SAW?”

Hendaklah diingat bahwa seluruh orang-orang Ahmadi tidaklah mempercayai Pendiri Jemaat Ahmadiyah itu mendakwakan macam kenabian yang sebagaimana dipercayai mayoritas mainstream Islam dan ulama-ulama mereka itu. Menurut kepercayaan mayoritas ulama-ulama Islam seorang Nabi tidak pengikut dari Nabi sebelumnya , bahwa ia mencapai kenabian itu tidak karena taat dan mengikuti nabi lain , tetapi bahwa ia menjadi nabi karena dirinya sendiri dan bukan menjadi pengikut dari seorang nabi lainnya.

Berbeda dengan mereka orang-orang Ahmadi dan Mirza Ghulam Ahmad secara tegas menolak kepercayaan itu. Ia berkata:"Lembaga kenabian telah tertutup kecuali melalui dan didalam kenabian Nabi Muhammad SAW. Nabi pembawa syariat tidak mungkin lagi datang. Seorang Nabi tanpa syariat baru bisa datang, tetapi lebih dahulu ia harus seorang Ummati, yakni seorang pengikut Nabi Muhammad SAW"(Tajalliat-i-Ilahiyah, halaman 20, 1906).

Jika demikian apa pula hubungannya Pendiri Jemaat Ahmadiyah itu dengan Junjungan dan Penghulu kita semua, Nabi Muhammad SAW? Dia secara terperinci menerangkan bahwa kedudukannya dalam hubungan dengan Nabi Muhammad SAW adalah sebagai seorang khadim dan hamba yang lemah dan rendah terhadap majikannya. Dia berkata: "Hamba yang hina ini mendapat kehormatan juga untuk menjadi salah seorang dari hamba-hamba yang hina dari Nabi Agung itu, yang menjadi Penghulu Nabi-Nabi dan Raja Rasul-Rasul".....(Barahin-i-Ahmadiyah, halaman 572, 1874).

Berulang-ulang kali Mirza Ghulam Ahmad menegaskan bahwa dia bukanlah Nabi pembawa syariat. Dia adalah nabi pengikut Al-Qur'an Suci. Benar sekali bahwa dia mendakwakan diri sebagai Imam Mahdi dan Masih Yang Dijanjikan (Masih Mau'ud ) tetapi dia bukanlah Nabi yang berdiri sendiri terpisah dari Rasulullah SAW. Dia mengaku sebagai khadim yang hina dari Nabi Muhammad SAW. Apa saja yang diperolehnya adalah karena kepatuhan kepada Muhammad SAW. Dia adalah pengikut Rasulullah SAW dan ummati dan Allah telah mengangkat dia untuk menyempurnakan janji-janji dan nubuwatan-nubuwatan dari Rasulullah SAW.

Lebih lanjut dia berkata:"Sesudah Nabi Muhammad SAW tidak boleh lagi menggunakan istilah "Nabi" kepada seseorang kecuali bila ia lebih dahulu menjadi seorang ummati dan pengikut dari Nabi Muhammad SAW"(Tajalli-i-Ilahiyah, halaman 9, 1906). Hal ini berarti bahwa tiap-tiap karunia yang diterima dia dan diberikan Allah kepadanya hanyalah dikarenakan dia telah mendapat kehormatan untuk mengikuti Nabi Muhammad SAW. Dia mendapat karunia kenabian dari Tuhan bukanlah secara berdiri sendiri terlepas dari Islam dan Al-Qur'an Suci serta lingkungan Nabi Muhammad SAW.

"Suatu ketingggian, suatu keistimewaan, suatu kehormatan, suatu kedekatan yang betul-betul dekat dengan Allah tak akan dapat dicapai seseorang kecuali dengan pengabdian yang sesempurnanya kepada Nabi Muhammad SAW. Apa yang kita terima adalah karena dia dan dari dia SAW."(Izala-i-Auham, halaman 138, 1891). Semua pintu kenabian telah tertutup, kecuali pintu penyerahan seluruhnya kepada Nabi Muhammad SAW dan pintu fana seluruhnya kedalam dia"(Ek Ghalti ka Izala, halaman 3, 1901).

"Saya mendapat karunia ini begitu sempurna bukanlah tersebab sesuatu jasa saya sendiri tetapi hanya karena suatu rahmat Allah. Karunia itu ialah telah dianugerahkan kepada Nabi-nabi, Rasul-Rasul dan orang-orang pilihan Allah yakni sebelum saya. Hal itu tak mungkin saya capai sekiranya saya tidak mengikuti Junjungan dan Penghulu saya kebanggaan Nabi-nabi dan yang palimng sempurna dari mereka, Nabi Muhammad SAW. Apa juga yang saya terima hal itu adalah karena penyerahan diri saya kepada dia SAW. Saya yakin sepenuh-penuhnya dan sebesar-besarnya bahwa tak seorangpun akan mencapai kedekatan dengan Tuhan dan memperoleh ilmuNya yang sejati kecuali dengan mengikuti Rasulullah SAW"(Haqiqtul Wahyi, halaman 62, 1907).

"Tuhan yang mengetahui rahasia hati dia SAW, meninggikan dia diatas semua Nabi-nabi mereka yang mendahului dia dan yang akan mengikuti dia. Allah memenuhi semua keinginan dia dlam masa hidup dia. Sesungguhnya dia adalah mata air dari suatu yang baik. Seorang yang mengatakan memeperoleh kesempurnaan tanpa mengakui berhutang budi kepada dia, bukanlah seorang manusia melainkan setan, karena hanya dia saja yang dikaruniai kunci kepada segala kesempurnaan. Dan memang dia telah dianugerahi khazanah ilmu pengetahuan Ilahi. Orang yang tidak menerima apa-apa dari dia , tidak akan menerima apa-apa dari seseorang lainnya. Jika terpisah dari dari dia saya tak berarti apa-apa dan sama sekali tidak apa-apa. Kita sama sekali berada dipuncak kedurhakaan bila kita tidak mengakui bahwa hanya melalui Nabi Muhammmad SAW saja kita dapat memperoleh pengetahuan yang sebenarnya tentang Tauhid Tuhan Yang Maha Esa. Sebenarnya, adalah dengan perantaraan dia dan melalui cahaya kesempurnaan dia kita memperoleh kesadaran Tuhan Yang Hidup"(Haqiqtul Wahyi, halaman 116, 1907).

"Saya tak dapat berbuat lain selain mengulangi dan menyatakan dengan dengan nyaring bahwa kecintaan sejati kepada Al-Qur'an Suci dan Nabi Muhammad SAW, serta penyerahan diri sepenuhnya kepada dia memungkinkan seseorang untuk melakukan mukjizat dan bagi orang semacam itu terbuka pintu menuju pengetahuan yang tersembunyi. Seorang pengikut agama lain tak akan dapat bertanding melawannya dalam persoalan karunia kerohanian. Kebetulan saya mempunyai pengetahuan tangan pertama tentang keajaiban ini. Saya naik saksi bahwa kecuali Islam, semua agama lain sudah tua renta, Tuhannya telah mati dan pengikutnya hanya tinggal bangkai. Sama sekali tak mungkin, saya ulangi lagi, tak mungkin untuk mengadakan hubungan yang hidup dengan Tuhan, kecuali jika orang menerima Islam"(Zamina Anjam-i-Atham, halaman 61-62, 1897).

Pendiri Jemaat Ahmadiyah menunjukkan secara berulang-ulang bahwa dia tidak mempunyai kedudukan yang berdiri sendiri dan bukan seorang nabi yang berdiri sendiri diluar kenabian Muhammad SAW, dan agama Islam. Dia hanya Nabi dalam arti bahwa dia tidak membawa syariat baru dan dia diserahi tugas untuk menegakkan kembali dan memperkuat Hukum Sempurna yang diturunkan kepada Nabi Pembawa Syariat Terakhir Muhammad SAW. Dia juga menyatakan bahwa karena dia seorang hamba yang hina dina dari Nabi Muhammad SAW, dia telah dikaruniai dua senjata ampuh untuk mewujudkan rencana luhur ini. Senjata-senjata ini pada satu pihak adalah dalil-dalil yang rasionil dan objektif dan pada pihak lain ialah tanda-tanda langit dan itu sesungguhnya adalah karunia Tuhan dan telah dianugerahkan untuk menunjang agamaNya yang terpilih yakni Islam ini....

Lambat laun dunia terpaksa mengakui bahwa dalil-dalil, bukti-bukti dan tanda-tanda langit ini tidak bisa dibantah dan tidak dapat diputar balikkan. Ketika membicarakan kemajuan Islam di Afrika Barat, Cecil Northcott menulis:"Sierra Leone adlah tanah pilihan di Afrika Barat untuk orang-orang Muslim Ahmdi yanvg membuat kubu pertahanan mereka dalam negara kecil ini dengan pengendalian kuat dari Pakistan". Tentang Misi kedokteran dan Sekolah-sekolah ia berkata lagi: "Jemaat Ahmadiyah menyatakan bahwa ia menafsirkan Islam dalam pengertian-pengertian moderen dan menjawab tantangan agama Kristen. Jemaat itu kini sedang merencanakan akan mendirikan suatu misi kedokteran di Sierra Leone dan jujmlah sekolahnya kian bertambah. Menurut penyelidikan resmi yang paling baru , Islam maju sepuluh kali lebih cepat dari agama Kristen di Afrika Barat"(Pakistan Times, Lahore, 11 Desember 1960).

Masih dari Afrika, seorang anggota terkemuka dari Missi Kristen di Nigeria berkata: "Mereka itu (orang-orang Islam) adalah masyarakat yang paling terkebelakang kira-kira tiga puluh tahun yang lalu, tetapi semenjak kaum Ahmadiyah memulai perjuangan mereka yang progressif maka terjadilah perubahan-perubahan ajaib diantara mereka"(Catholic Herald, Nigeria 19 August 1955).

Dalam pendahuluan dari Terjemahan Al-Qur'an Suci oleh Ashraf Ali Thanwi peristiwa ajaib itu diceritakannya pula dalam kata-kata sbb: "Dalam periode ini Uskup Lefroy meninggalkan Eropa dengan disertai suatu regu besar Missionaris Katolik dimana dia bersumpah bahwa dalah waktu yang pendek ia akan memasukkan penduduk anak benua India kepada agama Katolik. Dengan dibekali bantuan keuangan yang sangat besar sekali dan janji-janji bantuan uang yang terus menerus, ia tiba di India dan menimbulkan kegemparan besar. Ia melancarkan serangan terhadap Ulama-Ulama Islam dengan dalil bahwa Yesus masih hidup dilangit dengan tubuh jasmaninya, sementara Nabi-Nabi lainnya termasuk Nabi Muhammad SAW terkubur ditanah. Dalil itu nampaknya amat effektif tetapi pada saat yang bersamaan , ketika itu Mirza Ghulam Ahmad mengibarkan panji-panji pertahanan Islam justeru mengatakan kepada Uskup Lefroy dan kawan-kawannya bahwa Isa al Masih sudah mati dan telah dikuburkan seperti makhluk-makhluk fana lainnya. "Isa al Masih yang akan datang itu tak lain adalah saya. Kalau Tuan jujur, Tuan harus membenarkan saya", katanya. Dengan strategi ini ia menyerang pertahanan Uskup Lefroy begitu keras sehingga baginya tak mungkin melepaskan diri sendiri dari kedudukan yang sulit itu. Karena itu ia menghalau semua Missionaris Katolik itu dari India ke Eropa"(Pendahuluan Tafsir, hal 30 dan diterbitkan oleh Maulwi Nur Muhammad Qadri Naqsyabandi, Chisti, Karachi).

Pendiri Jemaat Ahmadiyah selanjutnya mengatakan bahwa oleh karena dia dibangkitkan untuk menegakkan syariat Islam dan kebenaran Khaatamannabiyin Muhammad SAW serta untuk melancarkan perang dalil-dalil dengan semua agama palsu, Allah Taala mewahyukan kepada dia kejadian-kejadian dimasa datang dan mengaruniai tanda-tanda langit kepada dia dan membukakan keapda dia kabar-kabar tentang yang ghaib. Keadaan ini dinamakan kenabian dalam bahasa Arab. Dia mengatakan bahwa dia hanyalah Nabi dalam arti ini. Dia menambahkan: "Perkataan "Nabi" adalah serupa dalam bahasa Arab dan bahasa Iberani. Dalam bahasa Iberani perkataan itu diucapkan "Naabi" yang diambil dari "Naba" yang berarti pemberian nubuwatan dari Tuhan. Seorang nabi tak harus pembawaq syariat dan keadaan ini adalah anugerah Tuhan dengan mana dikabarkan peristiwa-peristiwa masa datang."........(Ek Ghalti ka Izala, halaman 8, 1901).

Sehari sebelum Mirza Ghulam Ahmad wafat dia menyatakan:"Tuduhan yang dilemparkan kepada saya ialah bahwa bentuk kenabian yasng saya akui buat diri saya menyebabkan saya keluar Islam. Dengan perkataan lain saya dituduh mempercayai bahwa saya adalah nabi yang berdiri sendiri, seorang nabi yang tak perlu mengikuti Al-Qur'an Suci, dan bahwa kalimah saya lain dan qiblah saya berobah. Juga saya disangkakan menghapus syariat dan memutuskan tali kesetiaan kepada Nabi Muhammad SAW. Tuduhan itu adalah samasekali palsu. Sesuatu kenabian seperti itu adalah kufur dan ini jelas. Bukan hanya kini tetapi sejak dari permulaan sekali saya selalu mengemukakan dalam buku-buku saya bahwa saya tidak mengakui kenabian seperti itu untuk saya. Itu sama sekali adalah tuduhan kosong dan suatu cercaan terhadap saya. Keadaan sebenarnya hanyalah ini, bila saya menyebut diri saya seorang Nabi, saya maksudkan hanyalah bahwa Allah Taala berbicara dengan saya, bahwa Dia sangat sering berkata-kata dengan saya dan Dia bercakap-cakap dengan saya dan menerima pengabdian saya dan mewahyukan kepada saya hal-hal ghaib, dan membukakan kepada saya rahasia-rahasia yang berhubungan dengan masa datang dan yang tidak akan Dia bukakan kepada seseorang yang tidak Dia cintai dan dekat kepadaNya. Sesungguhnya Dia mengangkat saya sebagai nabi dalam arti itu....(Akhbar-i-Am, Lahore, 26 Mei 1908, halaman 7, juga Tabligh-i-Risalat , Jilid X, halaman 132-134).

Sesungguhnya bentuk kenabian yang diklaim dan diakui Pendiri Jemaat Ahmadiyah untuk diri dia juga disebutkan dalam tulisan ulama-ulama terdahulu. Nabi Muhammad SAW sendiri menyebutkan Isa ibnu Maryam yang dijanjikan sebagai Nabi Allah, sekurang-kurangnya empat kali yang diriwayatkan melalui Nawas bin Saman dalam Sahih Muslim, salah satu kumpulan hadist-hadist yang paling sahih....(Sahih Muslim, Jilid II, halaman 515-516 Cetakan Mesir).

Ummul Mukminin Siti Aishah r.a. juga berkata: "Katakanlah bahwa dia Khaatamannabiyin, tetapi jangan katakan tak akan ada nabi sesudah dia".....(Tafsir Durr-I-Manthur, Jilid V, oleh Shaikh Allamah Jalaluddin Sayuti , 1445-1505 M).

Imam Muhammad Tahir Gujarati (1509-1578), memberikan penjelasan tentang perkataan Aishah yangb disebutkan diatas dengan berkata: "Perkataannya tidak bertentangan dengan hadist , karena yang dimaksudkan Nabi Muhammad SAW hanya bahwa tak akan datang seorang Nabi yang akan menghapus syariat".......(Takmilah Majma'ul Bihar, halaman 85).

Ulama mistikus dan pemimpin rohani Spanyol terkenal Muhyiddin Ibnu Arabi (1165-1240) berkata: "Kenabian semacam ini akan tetap ada selama manusia masih , walaupun kebiasaan menurunkan syariat baru sudah dihentikan. Memang pembawa syariat adalah salah satu bentuk kenabian"......(Futuhatul Makiyah, jilid II, Bab 73 halaman 100).

Ahli Hadist termasyhur Imam Ahli Sunnah terkenal, Ali Al-Qari (wafat 1014H/1606M) berkata: "Kalau Ibrahim (putera Nabi Muhammad SAW dengan Maria Qibtiah) hidup dan diangkat sebagai nabi, dan juga sekiranya Umar ditunjuk menjadi Nabi, maka kedua-duanya akan menjadi hamba dan pengikut Nabi Muhammad SAW, seperti Isa al Masih, Khidir dan Ilyas. Dan itu tidaklah bertentangan dengan perkataan Tuhan "khaatamannabiyin" , karena khaatamannabiyin berarti sewsudah Nabi Muhammad SAW tak akan datang seorang nabi yang akan menghapus syariat dia dan yang tidak akan menjadi ummati pengikut dia".....(Maudhuat Kabir, hal 69).

Bait perkataan ini terdapat juga karya-karya terkenal dalam ajaran Syi'ah: "Imam Mahdi akan berkata: "Wahai manusia, orang yang ingin melihat Ibrahim dan Ismail harus melihat saya adalah Ibrahim dan Ismail. Mereka yang ingin melihat Musa dan Yusa , maka saya adalah Musa dan Yusa'. Orang yang ingin menampak Isa dan Simon haruslah melihat saya karena saya memang Isa dan Simon. Mereka yang ingin melihat Muhammad SAW dan Amirul Mukminin harus melihat saya karena sesungguhnya sayan adalah Muhammad dan Amirul Mukminin"......(Biharul Anwar, jilid XIII, halaman 202).

Maulana Muhammad Qasim Nanutvee (1833-1880) pendiri Darul Ulum Deobandi dan pengganti Shah Abdul Aziz menulis: "Taruhlah seorang nabi diutus sesudah Muhammad SAW hal itu sediktpun tidak menyinggung khaatamiyah dari Nabi Muhammad SAW".....(Tahzirunnas, Khairkwah Sarkar Press, Sharanpur, halaman 25).

Kutipan-kutipan diatas menunjukkan bahwa ulama-ulama terdahulu percaya bahwa nabi yang tidak membawa syariat, yang harus menjadi pengikut dari Nabi Muhammad SAW dan ummati dia , dapat dibangkitkan dari antara orang-orang Islam. Kedatangannya sedikitpun tidak bertentangan dengan khaatamannabiyin dari Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu lebih dari jelas bahwa pengakuan menjadi Mahdi dan Almasih atau Nabi ummati pada hakikatnya tidak boleh menjadi sebab untuk menganggap "kafir" terhadap khaatamnunnubuwah dari Nabi Muhammad SAW dan mengatakannya keluar dari Islam. Sekarang timbul pertanyaan, mengapa ulama-ulama sezaman dengan dia dan sekarang menyatakan Pendiri Jemaat Ahmadiyah sebagai kafir?

Sebenarnya hal pengkafiran Pendiri Jemaat Ahmadiyah sama sekali tidak mengherankan karena jauh sebelum kedatangan Imam Mahdi orang-orang Suci Islam telah memperingatkan tentang hal itu. Beberapa kabar ghaib yang diberitakan mereka berikut ini menjelaskan hal tersebut:

Sufi pentafsir Al-Qur'an terkenal diseluruh dunia Islam, Shaikh Muhyiddin Ibnu Arabi berkata: "Bila Imam Mahdi muncul, tak ada orang yang lebih menentangnya dari pada kaum fuqaha, karena mereka kuatir akan kehilangan kedudukan dan pegangan mereka pada masyarakat ramai".......(Futuhatul Makiyah, jilid III , Bab 366, halaman 374).

Shaikh Ahmad Surhandi (1564-1624) yang dikenal sebagai Mujaddid abad kesebelas Hijriah berkata: "Ulama-ulama yang memberikan tekanan pada kulit agama daripada isinya akan menolak menrima penafsiran-penafsiran Imam Mahdi karena keluasan dan kedalamannya dan mencap penafsiran-penafsiran itu sebagai bertentangan dengan Al-Qur'an Suci dan Sunnah Nabi Muhammad SAW".............(Maktubati Imam Rabbani, jilid II, maktub 55, halaman 107).

Nawab Siddiq Hassan Khan (1835-1899) seorang sufi yang terkemuka di India, menulis: "Bila Mahdi akan sibuk dengan usaha menghidupkan kembali Sunnah Nabi Muhammad SAW dan membasmi bid'ah-bid'ah maka ulama-ulama sezaman, yang menjadi pengikut buta dan kaum fukaha dan senang mencontoh pemuka-pemuka dan nenek moyang mereka, akan berkata: 'Orang ini menentang agama dan tradisi kita yang sudah ada.' Dengan sepakat mereka akan bangkit menentangnya dan sesuai dengan kebiasaan mereka yang sudah berabad-abad, mereka akan menghukumnya sebagai kafir dan melanggar hukum.".....(Hujjajul Kiramah , hal 364, 1291 H.)

Adalah pantas untuk diperhatikan bahwa sejauh yang bersangkutan dengan pernyataan kufur tak ada satu mahzabpun yang terhindar dari tuduhan. Sebagaimana ditunjukkan oleh Laporan Penyelidikan Munir sehubungan dengan huru-hara dan penganiayaan terhadap orang Ahmadi di Punjab, Pakistan tahun 1953. Kalau seseorang akan menuruti tuduhan kafir itu maka tak seorang Pakistanpun yang akan dapat dinamakan Muslim. Ini adalah akibat dari pembangkangan terhadap perintah yang jelas dari Nabi Muhammad SAW yang berbunyi: "Seorang yang bershalat sebagai yang kita lakukan, menghadap kearah Qiblat, memakan apa yang kita sembelih, adalah seorang Islam. Ia berada dalam lindungan Allah dan RasulNya, karena itu janganlah kamu membuat malu Allah berkenaan dengan dengan perjanjiannya"......(Sahih Bukhari, Kitab Shalat, jilid I, halaman 56, Cetakan Mesir).

Kesimpulan......
Pendiri Jemaat Ahmadiyah berkata bahwa dia tak lebih dari seorang Nabi Ummati, yakni Nabi yang menjadi pengikut dari Nabi Muhammad SAW. Tak ada yang punya dia sendiri. Semua yang ada pada dia sebenarnya adaalh kepunyaan Junjungan dan Penghulunya Nabi Muhammad SAW, yang betul-betul adalah khaatamannabiyin . Dalam tatasurya , bulan seluruhnya bergantung pada matahari untuk cahaya. Tanpa cahaya matahari, rembulan akan kehilangan wujudnya yang penuh arti. Demikian pula dalam alam rohani ini, dimana Nabi Muhammad SAW adalah laksana matahari dan seorang yang betul-betul memantulkan cahaya dia dan menerangi abad keempat belas tak dapat dikatakan mempunyai cahaya sendiri. Sebaliknya setiap butir sinar yang dia pancarkan adalah cahaya dari Nabi Muhammad SAW, yang memang adalah sumber cahaya yang sebenarnya. Tanpa dia SAW , semuanya akan gelap gulita.

Adalah untuk melukiskan hubungan dia dengan Nabi Muhammad SAW, maka Pendiri Jemaat Ahmadiyah mengumadangakan syairnya:

Semua yang ada padaku,punyanya.......
Oh, Tuhan, jadilah saksiku....
Ia benar-benar adalah kekasihku.....
Dan punyanyalah cahaya.......
Yang menerangi jalan....
Menuju kebenaran......
Aku dambakan sinar itu....
Aku kepunyaannya sendiri....
Ia semua-mua.....
Dan aku tak apa-apa....
Dan habislah sampai disini...

Payakumbuh 23 Juni 2006

*) H. Nadri Saaduddin
Pemerhati masalah sosial dan keagamaan domisili di Payakumbuh
polsus
Posts: 171
Joined: Mon Jun 05, 2006 3:51 pm

Post by polsus »

Dri, situs ini adalah situs untuk memurtadkan islam. kok lo mo jadiin ajang promosi akhmadiah. ya memang ini si tempat utk pembelaan islam. tapi feeling gue elo itu mo ngambil kesempatan dalam kesempitan deh.

tapi ok deh gue yang nanggepein duluan.

1. kalo liat akhmadiah udeh demikian meng hamba nye ame muhamad, kok masih di bantai juga sih ame islam2 disini. ampe gue sendiri bingung ngeliat di tv jenggot lawan jenggot. yang ngebantai jenggotan, yang dibantai jenggotan juga. sama2 pake jubah putih lagi. tapi begitu di tv gue lihat yang ngebantai pimpinannye turunan arab, gue jadi mikir jangan2 ini cuman rivalitas antara arab versus pakistan lagi.

2. gimane tanggepan lo tentang si lia minudin, ape die masih ade hubungan kluarga ame si mirza gulam akhmad ? ya tentu dong bukan secara biologis, tapi secare ape lah yang cocok. soalnye kaya nye die kan ade kaitan juga ame imam mahdi, malahan kalo kaga sale die kan bilang die itu ibu nye imam mahdi. artinye die itu kan termasuk nenek moyang rahani lo kan ?

sorry
User avatar
Klepon
Posts: 147
Joined: Thu May 18, 2006 4:03 pm

Post by Klepon »

ck..ckckckckckck! :8

hebat! hebat!

islam emang toplah! :P
User avatar
curious
Posts: 3138
Joined: Wed Mar 22, 2006 5:08 am

Post by curious »

gua rasa si nadri orang ahmadiyah ini model islam kere. nggak bisa bikin website sendiri untuk membela agamanya, makanya numpang di sini :)

biar deh. biar digorok sama islam sejati.
Uwan N.S.
Posts: 61
Joined: Sat Jun 17, 2006 1:45 am

Post by Uwan N.S. »

Apa sampean kurang senang dan terganggu bila saya mejeng disini? Untuk anda ketahui Admin nggak pernah ngelarang saya nulis disini. Udah ya... ibarat dipasar ngak ada hak pengunjung ngelarang orang jualan adan juga beli. Siapa saja bisa jualan dan siapa saja bisa beli. Pembeli nggak punya hak ngelarang orang jualan... Tul nggak penonton?
Lucu juga si Curious ini... sebaiknya ente eduin saja ame satpam atau tuh MUI....
pollos
Posts: 95
Joined: Tue Jul 10, 2007 3:30 pm

Post by pollos »

@ H.Nadri Saaduddin

anda kemana, kok diam saja ahmadiyah mau di bubarkan ?
User avatar
religionofpiss
Posts: 315
Joined: Wed Nov 21, 2007 12:30 pm
Location: Indonesia

Post by religionofpiss »

Ahmadiyah adalah sebuah fenomena menarik dalam Islam. Sama menariknya dengan Sufisme (Deobandi yang disebut H. Nadri adalah salah satu aliran Sufi).

Baik Ahmadiyah maupun Sufisme berusaha menyajikan Islam dalam bentuk yang lebih lembut. Termasuk dalam menafsirkan jihad. Jihad lebih diarahkan untuk memperbaiki perilaku dan bukannya membunuhi orang kafir (baca: non Islam).

Analisis saya, hal ini terjadi karena Islam berasimilasi dengan budaya India yang jauh lebih civilzed. Sama seperti Indonesia (yang artinya "Kepulauan India", Indo + Nesos, yang dulu kala dikenal sebagai kepulauan yang paling dipengaruhi budaya India), Islam juga mengalami asimilasi dengan budaya Jawa.

Mayoritas Muslim di Pakistan maupun India adalah Sufisme. Deobandi adalah salah satunya, yang lainnya adalah Barelwi. Mereka berdua walau sama-sama Sunni "Sufisme", tapi saling cakar-cakaran. Puyeng dah.

Saya pernah lihat di televisi sekitar sebulan yang lalu, saya lupa channelnya apa, yang menampilkan seorang Ahmadiyah yang berkomentar bahwa kalau FPI / Muhammadiyah bersikap ganas terhadap Ahmadiyah maka itu malah menguatkan pendapat orang Barat bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan kekerasan. Kalau nggak salah pengikut Ahmadiyah komentar begini "Orang Barat khan sudah benci banget sama Islam... Kalau begini (maksudnya: mainstream Islam memerangi Ahmadiyah dengan menghancurkan mesjidnya atau menteror penganutnya) Islam akan jadi sasaran empuk bagi orang Kristen."

Cerdas juga tuh komentar pengikut Ahmadiyah...
User avatar
becak
Posts: 934
Joined: Wed Apr 02, 2008 8:25 pm
Location: Ka'bah Umum @ [Team Haha Hihi]

Post by becak »

Biarin aja dia promo, mudah2 an... variant islam yg baru ini lebih membawa ketenangan !!
FREEDOM_CODE
Posts: 544
Joined: Fri Mar 21, 2008 11:32 pm
Location: FreedoM LanD
Contact:

Post by FREEDOM_CODE »

Sama Aja Bang H.Nadri Saaduddin, Apapun Jawaban Ente, Ente Tetap Sesat Menurut Versi Islam Lainya Lah Wong Islam Bener Lawan Islam Beneran Aja Masih Sengit Kok, Apa Gak Lihat Berita Negara-Negara Islam Syiah VS Sunii, Dst......., Jadi Mana Yang Bener.... Dan Mana Yang Beneran.......?

Seandainya Orang Kristen Percaya Pada Muhammad Pun Pasti Sesat.

Agama Sebelum Islam Tidak Sempurna Walaupun Diakui Islam Agama Yang Berasal Dari Tuhan.
Agama Sesudah Islam Lebih-Lebih Kalau Enteng Dituduh Menyimpang Kalau Dah Agak Lama Gak Mau Nganggap Muhammad "Manusia Yang Paling Sempurna" / Allah "Kesempurnaan Hanya Milik Allah" Bisa Dibantai Abis........ Dan Tinggal Menghitung Waktu Mundur Aja Mirip Icon Muhammad Di Film Fitnah.

Lah Wong Udah Ngaku Muhammad Sebagai Allahnya Muslim Juga Masih Banyak Perdebatan, Tergantung Pake Tafsir Yang Mana, Apa Ente Gak Liat Al Aqidah Dan Hizzbullah Lagi Panas Gara-Gara Salah Pengertian Tentang Kebijakan Politik, Emang Aneh Nih Agama, Gak Bisa Bedaiin Mana Yang Kebijaksanaan Politik, Mana Yang Ajaran Agama Atau Mana Yang............
User avatar
Maher-Shalal
Posts: 1283
Joined: Mon Mar 17, 2008 4:49 pm
Location: Between heaven and hell

Post by Maher-Shalal »

Hmmm...menarik bang FREEDOM_CODE. Muslim biasanya asal klaim kalau agama mereka menyempurnakan agama2 sebelumnya. Mereka dengan entengnya koar2 begitu dan tidak jarang sambil merendahkan ajaran agama lainnya (dalam hal ini biasanya Yahudi dan Kristen) tanpa memikirkan perasaan para penganutnya. Sekarang giliran mereka. Bagaimana jika ada yg mengklaim bahwa ajaran agamanya menyempurnakan Islam. Saya jamin, pasti muslim pada kesetanan...
FREEDOM_CODE
Posts: 544
Joined: Fri Mar 21, 2008 11:32 pm
Location: FreedoM LanD
Contact:

Post by FREEDOM_CODE »

Freedom_Code wrote:Ahmadiyah mulai merasakan betapa damainya Islam, Dahulu dengan bangga merek berkata Seluruh Islam adalah saudara bagi kami, orang-orang.... dst..... hanya bermaksud mengadu domba kami tapi sekarang kenyataanya "ENTE ANGGAP ISLAM SAUDARA TAPI ISLAM GAK AKAN ANGGAP ENTE SAUDARA MELAINKAN SAINGAN KARENA GAK ADA ELU AJA JENIS-JENIS PARPOL DAN GOLONGAN ISLAM YANG BERJIBUN-JIBUN AJA SUDAH BANYAK PLUS "TARIK MENARIK PENGIKUT DAN MENUNTUT PENGAKUAN BAHWA AJARANYA PALING BENER" ADA NU, MUHAMMADIYAH, LDII, DST......, MASAH MAU DITAMBAH SAINGANNYA LAGI "BISA JADI MIRIP ISTRI-ISTRI LAGI BEREBUT SUAMI MINTA JATAH....SEREEMMMM.... WANITA YANG LAGI CEMBURU ITU LEBIH SEREM DARI PARA TERORIS LOH PERCAYA GAK....... BUKTIKAN....COMING...SOON"
Tenang Aja ada kabar baik anda bukan satu-satunya aliran yang akan dimusuhi dan hendak dilenyapkan ISLAM, tetapi akan menyusul aliran-aliran lainya, dimulai dari yang paling lemah sampai yang terkuat, sudah banyak korbanya Ahmad Muzadek Dipaksa bertobat ngucap Syahadat sambil dikalungi golok "Muhammad Atau Mamapus", Lia Aminudin diancam Mau Di bunuh lagi di incer tinggal tunggu waktu aja dst.........., Masikah anda menganggap Islam agama Damai
Last edited by FREEDOM_CODE on Thu May 29, 2008 11:33 pm, edited 1 time in total.
User avatar
dextone0902
Posts: 18
Joined: Sat Feb 09, 2008 6:41 pm

Post by dextone0902 »

AHMADIYAH ato
FPI ato
FUI ato
BLA... BLA... BLA...

"..... SEMUA PODO MAON AJE...., DASAR AJARAN-NYE BERPATOKAN QUR'AN...., JELAS KAGAK ADE YANG BENER...., SAMA2 TUJUAN AKHIRNYA MENGIGINKAN SELURUH PENDUDUK BUMI INI TAKLUK DAN TUNDUK KEPADA ESLAM, DAN MENJADIKAN ESLAM ITU AGAME SATU2NYA DI BUMI INI DENGAN CARA APAPUN....... BAIK DENGAN CARA LEMBUT ATO CARA KEKERASAN, SEMUA DIHALALKAN ..... !!!"

AGAMA ESLAM DALAM ARTI SESUNGGUH-NYA TIDAK PERNAH MENGHARGAI ARTI ...... ( "DECLARATION OF HUMAN RIGHTS" )

SEMENTARA ESLAM ITU SENDIRI ADALAH PELANGGAR HAM SEBENAR-BENARNYA .....!!!

Al Anfaal [8:60]
".... Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)...."
Post Reply