anuki wrote:
Oke, jika anda berkata anda sangat percaya dengan ramalan nabi anda, saya akan biar kan demikian, karena hak anda. Tetapi (tanpa bermaksud keluar dari konteks atau muter2), anda percaya dengan takdir. Ini cukup menarik. Apakah pengertian takdir menurut versi anda? karena menurut saya takdir itu adalah nasib manusia yang tidak bisa di ubah karena berasal dari tuhan, segala perilaku manusia sudah di atur oleh nasib, suratan takdir. (maap klo byk bertanya, karena saya ingin menyamakan pandangan terlebih dahulu sebelum melayangkan pertanyaan berikutnya)
Sekali lagi, rupanya anda tidak mengenal pribadi saya dengan benar. Saya tidak pernah mau berurusan dengan persoalan “percaya” atau “tidak percaya”, melainkan hanya “mengetahui”.
Apakah di dunia ini tidak ada hal-hal yang saya percayai? Ya ada. Apa itu? Itulah kebenaran.
Apaka ramalan nabi itu suatu kebenaran? Saya tidak tahu. Kalau saya menyatakan bahwa “ramalan nabi itu tidak pernah salah” ini bukan keyakinan saya loe, tapi inilah apa yang diberitakan oleh para ulama.
Apakah ada ramalan yang saya percayai kebenarannya? Ya ada. Apa itu? Ya ramalan yang sudah terjadi.
Apakah saya mempunyai keyakinan bahwa “imam mahdi akan muncul”? untuk hal ini, saya tidak mau berspekulasi dengan urusan percaya tidak percaya. Biarkan saja waktu membuktikan.
Loe ngerti gak cara berpikir gw?
anuki wrote:
Sabar dulu yah mas :) saya memang tidak percaya akan ramalan, tp saya disini bermaksud bertukar pikiran saja dengan anda.
Tukar pikiran tidak akan berjalan lancar jika dilakukan dengan orang yang berpgang kuat pada “percaya dan tidak percaya”. Ketika saya belajar ilmu sastra, saya tidak berpikir soal “percaya” atau “tidak percaya” tapi berpikir, bagaimana sesungguhnya sastra itu. Nah seharusnya begitulah cara belajar. Buanglah jauh-jauh dari dirimu itu persoalan percaya tidak percaya itu.
anuki wrote:
Wah ramalan nabi anda sungguh detail yah, kalau bole saya tahu, dimanakah saya bisa memperoleh list-list tsb? alquran? hadist? Apakah nama saya benar2 ada di list itu? saya jadi penasaran :) dan siapakah tokoh2 lainnya yang mjd penentang? Dan apakah ada pula nama2 orang yang sekarang muslim tetapi di masa depan akan menjadi mutadin di list tsb?
Itu rahasia. Mengapa dirahasiakan? Karena orang-orang seperti anda akan mempergunakan semua kitab itu untuk memutar balikan fakta dan menyrang islam itu sendiri dengan berbagai cara. Bisa jadi dengan cara mengubah-ngubah isi dari kitab-kitab itu sendiri, seperti yang telah dilakukan kaum kafir terhadap kitab quran dan hadits-hadits nabi. Sekarang, gerakan FFI ini dengan apa menyrang Islam, dengan Quran dan hadits yang disalah tafsrikan kan? Dengan pula kitab “daftar penentang islam” itu akan disalahkan gunakan oleh mereka yang benci kepada Islam.
Salah satu nama penentang Islam itu adalah Dajjal. Sekarang, perhatikanlah bagaimana begitu banyak orang yang menuduh dajjal pada orang lain, karena pengetahuan yang setengah-setengah tentang riwayat dajjal yang dibacanya. Salah satu ciri dajjal itu berambut keriting, bertubuh tambun, pandai berbicara, bermata sipit, dan masih banyak lagi. Mereka yang membaca setengah-setengah riwayat itu, lalu melihat orang yang ciri-cirinya mirip. Lalu dia merasa tahu, “oh, aku tahu, aku sudah melihat dajjal.” Lalu dia menulis buku “dajjal telah lahir”.
Sementara orang yang dituduh sedih hatinya. Dia diasingkan dan dilempari orang. Lalu didepan orang banyak dia berkata, “Demi Allah, aku bukanla Dajjal. Kalian tidak membaca riwayat dengan benar.”
Bayangkan, bagaimana bila semua nama-nama “penentang islam itu” dikemukakan ke publik? Anda belum mengerti juga ya?
Kalau masih belum mengerti juga, maka nilai *** anda makin meningkat.
anuki wrote:
Kalau anda bisa memperlihatkan ramalan "detail" tsb, saya akan percaya sekali dengan ramalan nabi anda 100% :)
Wha..ha...ha... loe kira orang akan dapat beriman hanya karena “ramalan detail”? loe kira orang akan beriman hanya karena mukjizat? Jangan mimpi loe! Musa memperlihatkan mukjizat besar dengan membelah lautan, tapi umat pir’aun masih juga belum beriman.
Ramalan nabi isa aka kedatangan muhammad adalah sangat detail, tapi para pendeta itu tetap mengingkari. Dan aku juga pernah ditantang untuk mempelihatkan mujizat dimana mereka berkata, “jika anda dapat memperlihatkan suatu mukjizat, maka kami akan beriman.” Ketika aku perlihatkan pada mereka mukjizat itu, mereka mengingkarinya dan menimbulkan fitnah yang lebih banyak. Dan mereka berkata, “ustadz candra mukti telah bersekutu dengan iblis, sehingga mampu memperlihatkan sihir.”
Nih gw kasih tahu rahasianya.
Selama dalam hati seseorang tersimpan “rasa benci” pada sesuatu, maka hampir mustahil baginya untuk memiliki akan yang sehat yang dapat membedakan benar dan salah. Sesuatu selalu dinilai sebagai “salah” karena sesuatu itu dibenci. Pikiran akan selalu menemukan alasan untuk menyalahkan dan melihat kekurangannya. Itulah rahasia besar dari kebencian.
Camkan itu baik-baik.
anuki wrote:
Oke, semuanya kembali ke pandangan subykeitf. Dari statement anda "Tuntutan Islam", itu menunjukan pandangan subyektif dan hanya dari kacamata islam saja baru bisa orang dikatakan ahli atau tidak. Sebenarnya hal tsb normal, saya tidak membantah anda. Karena ada 1 faktor yang menjadi perbedaan dari perumpamaan2 yang saya atau anda berikan, yaitu "KEYAKINAN". Dan anda lupa menyisipkan faktor ini di perumpamaan2 anda.
Umpamanya seperti ini : anda adalah ahli bela diri dan menguasai jurus2 silat. Orang2 akan tetap menilai anda adalah "Seorang ahli bela diri" meski anda tidak memenuhi "Tuntutan" dari aliran silat yang lain.
Anda selalu saja salah cara mensikapi suatu perumpaan dan tidak kunjung mengerti soal persamaan dan perbedaan. Maha benar Allah dengan segala firmannya :
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan? (atau perumpamaan ini tidak sesuai, atau perumpamaan ini begini dan begitu)" Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi- petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan kecuali orang-orang yang fasik, (Q.S 2: 26)
anuki wrote:
Menurut saya ini adalah penilaian obyektif, karena orang menilai anda dari jurus2 anda yang anda kuasai tanpa melihat aliran tertentu. Berbeda dengan agama yang mempunyai 1 faktor lagi, yaitu keyakinan. Siapa sih yang bisa mengukur keyakinan seseorang? Menurut saya, keyakinan itu di luar logika, karena di luar logika dan tidak bisa diukur, hal tsb hanya menunjukkan kesubyektifitasan saja. "Karena saya yakin, maka itu benar di mata saya, tanpa perlu bukti atau pun proses yang membuat hal tsb benar".
Dan anda tidak mengerti arti objektif dan subjektif dengan benar. Dan anda masih tidak mengenal pribadi saya dengan melibatkan soal “keyakinan”.
anuki wrote:
Jadi seobyektif apa pun saya membahas persoalan ali sina, anda pasti akan merujuk kembali kepada keyakinan akan aliran anda atau yg biasa anda sebut "tingkat spiritual". Jadi saya anggap kita bisa meninggalkan mslh ali sina ini, anda masih bisa menganggap ali sina tidak ahli dari sudut keyakinan anda, dan saya akan tetap netral :)
Dan itu artinya tetap **** seperti si Sina
anuki wrote:
Oke, itu adalah arti dan konsep "Atheis" menurut "versi" atau sudut pandang anda. Tetapi menurut saya atheis mempunyai arti yang luas. Atheis = tidak bertuhan. Menurut versi anda, "tidak bertuhan di sini" diartikan "tidak ada Tuhan sama sekali", "tidak percaya adanya Sesosok Tuhan yang menciptakan manusia", benar? :)
Saya setuju dengan salah satu pengertian anda mengenai atheis, tetapi menurut saya ada pemahaman lain mengenai atheis. Atheis bukan berarti tidak "mengakui" keberadaan Tuhan, tetapi tidak percaya dengan semua Tuhan yang ada di agama2 yang diakui dunia. (islam, kristen, buddha, dll). Mereka (atheis) lebih memilih mencari tahu keberadaan Tuhan mereka sendiri dengan cara mereka sendiri melalui ilmu pengetahuan dan akal pikiran yang notabene dipercaya diberikan oleh Tuhan sendiri. Mereka mencari keberadaan Tuhan dengan sesuatu yang telah disediakan oleh Tuhan yaitu pikiran dan ilmu pengetahuan. Anda tentu pernah mendengar sciencetology atau Xenologi bukan?
Atheis itu sendiri, tuhanlah yang mengajarkan. Allah menurunkan nabinya untuk mengajarka agar manusia tidak mempercayai tuhan apapun yang diajarkan dalam agama-agama yang ada di dunia ini. (saya tegaskan sekali lagi).
Saya tidak pernah mendengar istilah Xenologi, scientology dan tidak tahu pula artinya.
anuki wrote:
Saya tidak bermaksud OOT menyinggung hal lain di luar agama, tetapi jika anda menelusuri ilmu scientologi atau xenologi (dari web, buku2, dll), anda akan melihat bagaiamana mereka berusaha mencari keberadaan Sang pencipta manusia. Jadi ini utk menjawab pernyataan anda "Atheis berhenti belajar". Cara mereka yang berbeda dengan anda, anda mencari tahu keberadaan Tuhan dengan keyakinan, mereka mencari tahu keberadaan Tuhan dengan ilmu pengetahuan.
Ya, dan cengan mengekang cara belajar mereka itu, maka saya sebut “berhenti belajar”. Jika anda terus belajar secara ilmiah, tapi tidak menggunakan logika, maka belajar anda itu berhenti pada tingkatan ilmiah saja. Orang atheis belajar secara ilmiah dan logika. Tapi berhenti pada tingkatan itu saja dan berputar terus menerus disitu, serta tidak belajar untuk melihat kebenaran universal dengan cara-cara yang berbeda dari logika dan ilmiah.
anuki wrote:
Mengenai konsep / pemahaman ttg "tidak bertuhan" yang menurut anda sama antara islam dan atheis, saya belum bisa memberi comment mengenai hal tsb. Karena saya belum mendapatkan sisi historis dari persamaan konsep tsb di jaman dulu. Entah apakah konsep tsb memang sama ataukah hanya teori yang dikeluarkan oleh anda melalui "tafsiran" anda sendiri dan dari sudut pandang islam saja. :)
Hadapkan seorang atheis sejati kehadapa saya, biarkan dia berdebat dengan saya. Maka dia akan mengakui persamaan ajarannya dengan ajaran islam. Seperti saya telah membuktikan kesamaan ajaran budha dengan islam.
anuki wrote:
Saya rasa mungkin anda salah menangkap pertanyaan saya. Yang saya ingin tanyakan adalah contoh nyata seorang kafir, siapa, baik di jaman sekarang atau jaman para nabi, bukan arti dari kata kafir.
Sensitif salah satu dari sekian byk jenis perasaan manusia :)
Dan anda salah menanggap jawaban saya. Maksud saya, pertanyaan anda itu sudah berulang kali ditanyakan ole lawan-lawan debat saya di thread ini. Sayang sekali anda datang belakangan, jadi saya harus mengulang-ulang jawaban. Apakah anda kini dapat menangkap makna jawaban saya? Jangan sensi begitu ah!
anuki wrote:
Anda berpikir mencari pemenang dalam debat ini, tetapi saya tidak demikian. Saya tidak peduli siapa yang menang atau kalah, karena seandainya saya kalah, saya pasti mengaku kalah, tetapi seandainya saya menang, saya akan hanya menang thd anda, bukan yang lainnya.
Cara berpikir ini sama atau sesuai dengan cara berpikir saya. Sayangnya anda belum dapat melepaskan diri dari 7 faktor mental yang melemahkan akal pikiran, sehingga anda tidak dapat cepat belajar.
anuki wrote:
Lagipula, perdebatan mengenai masalah "Agama", ujung2 nya pasti membawa faktor "Keyakinan" yang sebelumnya saya sebut. Keyakinan tidak bisa diukur, bagaimana anda bisa menilai orang kalah atau menang padahal keyakinan itu sendiri tidak ada patokan tersendiri atau tidak bisa diukur? Beda kalau anda debat matematika, pemenang akan diukur dari betul nya jawaban dan rumus karena bisa diukur.
Nah inilah yang anda tidak mengerti. Di sini, saya tidak sedang memperdebatkan “keyakinan” tapi mendebat soal “logika yang benar” atau “logika yang ngawur”. Dan cara mengukurnya mudah. Contoh :
Jika orang menyatakan A adalah B. Karena A adalah C. Sedangkan setiap C adalah Y. Maka ini disebut logika yang ngawur atau pernyataan yang gak benar. Orang yang membuat pernyataan ini, secara otomatis kalahh dalam debat.
Sebaliknya jika orang menyataan A adalah B. Karena A adalah C. Sedangkan setiap C adalah B. Maka ini disebut logika yang Benar atau pernyataan yang gak salah. Orang yang membuat pernyataan ini, secara otomatis menang dalam debat.
Cara menilainya sistematis dan matematis. Anda gak ngerti yah?
Please! Jangan mengumpulkan “kesan ****” bagi anda.
anuki wrote:
Jadi bagi saya, ini bukanlah debat utk mencari seorang pemenang debat, tetapi debat utk bertukar pikiran :)
Ya terserah anda, apa tujuan anda berbicara. Orang lain kan punya tujuannya masing-masing. Tul gak?
anuki wrote:
Tidak bermaksud berputar2, dari statement anda yang mengatakan penentang islam itu manusia kunyuk (monyet), kalau boleh saya tangkap, itu adalah reaksi dari emosi anda jika ada orang yg mengatakan islam adalah sesat, apakah saya boleh mengasumsikan bahwa reaksi tsb adalah reaksi "pembelaan" thdp islam? Jika saya bole berasumsi spt itu, bukankah anda kurang konsisten dengan pernyataan anda sebelumnya "mungkin anda tidak membaca postingan saya di thread ini, bahwa saya di sini tidak untuk membela Islam."?
Dan sampai saat inipun saya tidak tertarik untuk membela islam. Saya hanya tertarik membela kebenaran dan menghancurkan kebatilan. Tertarik untuk menjaga akal sehat dan mempermalukan kecongkakan dan kebodohan orang-orang yang congkak dan ****, agar mereka tidak congkak dan tidak berlama-lama dalam kebodohannya. Atau agar mereka tidak terlalu lama dibodohi orang. Itu saja. Apa perlunya saya membela islam?
anuki wrote:
Mngenai hasutan islam sesat, saya coba urutkan:
1. Orang-orang di forum ini mengatakan islam sesat
2. Tanggapan anda, islam tidak sesat, lalu Anda mengklaim semua agama
berasal dari islam
yang menjadi pertanyaan, apakah anda tahu agama atau keyakinan dari orang2 penentang islam tsb? Bagaimana jika seandainya seorang penganut kong hu cu (yang tidak pernah mengatakan islam sesat, yang tidak pernah menjadi penentang islam) mendapatkan issue sensitif tsb?
ya, tapi kalo orang kong hu cu tadi berkata kepada saya, “jangan begitu donk cara ngomong anda! Itu kan menyinggung keyakinan umat lain. Simpanlah keyakinan anda untuk anda sendiri. Dan keyakinan kami untuk kami. Kami kan tidak pernah menyatakan Islam sesat.” Tapi kata-kata ini tidak dipilih untuk disampaikan kepada pihak islam tidak mau ditujukan ke pihak yang memfitnah islam. Itu sama aja orang yang berusaha melerai saya berkelahi dengan seseorang, dengan cara memegangi saya. Dan berkata, “sudahlah jangn berkelahi, berkelahi itu gak baik.” Tapi dia tidak memegangi lawan kelahi saya. Itu namanya bikin saya bonyok. Ngerti gak? Itulah dirimu. Awas, jangan salah mensikapi perumpaam lagi lho!
anuki wrote:
(tidak bermaksud mengatur2 anda, saya cuma ingin memberikan masukan) etika menanggapi pernyataan "islam itu sesat" menurut saya adalah anda menanyakan dahulu ajaran yang mana yang sesat, kemudian anda memberikan penjelasan bahwa itu tidak sesat. Bukan nya anda OOT ke agama lain dan memberikan issue sensitif tsb.
Apakah saya belum mempertanyakan semua itu? Saya tidak pernah menanggapi sesuatu benar atau salah selum menanyakan sejelas-jelasnya bagaimana seseorang bisa membuat pernyataan seperti itu. Apakah anda tidak memeprhatikan?
anuki wrote:
Saya rasa anda perlu membedakan sedikit antara sesuatu yang anda bisa utarakan sebagai pembelaan dan sesuatu yang hanya boleh diresapi oleh kalangan anda sendiri. Di agama anda pasti di ajarkan toleransi dan menghormati agama lain bukan? Apakah issue tsb trmsk menghormati agama lain? Terlepas anda sendiri pun tidak mengetahui agama dari penentang anda.
Nah, anda ini sudah saya bilang, seperti “pelerai kelahi yang gak adil”
anuki wrote:
Kalau dari perumpamaan anda, saya melihat itu adalah pembelaan, itu normal2 saja menurut saya, asalkan isinya penjelasan apakah agama anda sesat atau tidak sesat, bukan OOT ke agama lain, dan bahkan memberikan issue sensitif.
Yang saya lakukan memang pembelaan, tapi bukan terhadap islam, melainkan terhadap kebenaran. Anda belum ngerti juga?
anuki wrote:
Saya melihat itu sebagai tindakan "melarikan diri" karena anda tidak bisa memberi jawaban hanya dari keyakinan anda, tetapi kemudian anda menyeret2 agama lain dan membandingkannya.
Saya membandingkan agama-agama karena ada yang meminta untuk membandingkannya. Baca donk yang bener!
anuki wrote:
Pertanyaan : apakah islam sesat atau tidak sesat?
Anda tinggal memberi jawaban:
1. sesat, alasannya ...
2. tidak sesat, alsannya...
Simple bukan :)
Baca donk! Baca! Matamu itu tertutup apa sih?
anuki wrote:
Saya memang belum menemukan bukti bahwa "alquran itu hasil contekan" (note: statemen ini utk saya sendiri, jadi bukti2 "alquran itu nyontek" yang dikeluarkan netter lain, silakan anda tanggapi sendiri, saya hanya akan menyimak)
Oleh karena saya belum menemukan, makanya saya menanyakan kepada anda siapa tahu anda sudah menemukan bukti kalau alquran bukan hasil contekan. Seandainya sudah ditemukan, anda tidak perlu debat samapi berbusa lagi di sini, dengan sendirinya forum2 spt FFI ini aka tutup, dengan sendirinya para murtadin akan bertobat menjadi mualaf, end of story. :)
Loe gila dengan berpikir kalau bukti-bukti itu dapat membuat FFI bubar.
Anda benar. Banyak hal yang bersifat spekulasi, seperti hal yang anda contohkan. Tapi tidak semua hal merupakan spekulasi. “tangan kanan saya memiliki lima jari, demikian juga tangan kiri saya.” Dan ini bukan spekulasi.
Saya juga menabung di bank. Ini artinya saya berspekulasi tentang keamanan uang. Anda benar. Tapi saya tidak pernah berspekulasi dengan kebenaran ilmiah, logika dan agama. Anda mengerti?
Kemanan uang dibank. Apakah ini kebenaran ilmiah, logika atau agama?
Jika itu kebenaran ilmiah, maka bagaimana cara membuktikannya?
Jika itu kebenaran logika, maka bagaimana cara membuktikannya?
Jika soal “keamanan menabung uang dibank” merupakan hal ilmiah atau logika, maka bagaimanapun dapat dipastikan benar dan salahnya ,dan tidak lagi spekulatif.
Anda belum mengerti?
Jangan gila loe! Kapan saya membuat pernyataan itu? Kapan saya menyatakan kalo Islam itu mempunyai tuhan yang asli? Kapan? Kapan? Kapan? Tolongn ingatkan saya! Jangan memfitnah, seperti kebiasaannya orang-orang yang menentang Islam!
Siapakh yang harus mencari bukti kalau alQuran itu asli? Saya? Kenapa? Toh yang membuat pernyataan kalau Quran itu asli bukan saya. Ngerti kagak loe?
Loe memang ngerti arti spkeluasi, tapi loe gak ngerti kalo gw sudah tidak berurusan dengan yang ntu namanya spekulasi dalam tiga rangka kebenaran. Loe pelajari aja omongan gue di postingan sebelumnya, mudah-mudahan loe ngerti.
Kapan gw menyatakan seperti itu? Kapan? Gw sering bilang “maha benar Allah dengan segala firmannya” dan itu tidak berarti pernyataan “Quan itu benar”. Saya hanya menyatakan alquran itu petunjuk yang benar. Dan itupun pada bagian-bagian yang sudah saya buktikan kebenarannya. Dan karena sudah terbukti, itu bukan spekulasi.
Itu karena loe gak ngerti cara berpikir gw yang sebenarnya. tp gw ngerti cara loe berpikir, yaitu cara-cara lama yang sudah kuno dan sudah saya tinggalkan.