Debat Yang Menarik Dengan Syiah

Artikel dan pertukaran pikiran mengenai SYI'AH, Ahmadiyah, Sufi, Salafi, Wahabi, dan berbagai aliran dan sekte Islam selain Sunni.
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

Kejahatan Pikiran

Post by candra_mukti19 »

keymon231 wrote:Bisa juga jadi murtad, jadi mas Chandra juga harus hati2.
keynmon! saya gak akan pernah keberatan untuk menjadi murtad, kalau menjadi murtad itu merupakan hal yang benar. saya masuk ke thread ini mau tahu, "barangkali saya bisa menjadi murtad dengan cara yang benar". tapi kalau argumentasi-argumentasi untuk murtad seperti yang loe kemukakan, mana ada orang yang pikirannya waras mau.
keymon231 wrote: Debat dengan pena, tinta dan keyboard adalah tindakan yang beradab. bentrok argumen dan ideologi jangan diartikan permusuhan pribadi. Ibarat sepakbola, pemain bisa dorong2an dan sikut2an dilapangan, sehabis pertandingan semua salam2an dan tukar kaos!!!
pendapatmu itu bagus, keymon! tapi perlu loe ketahui juga bahwa kejahatan tidak hanya bisa dilakukan oleh tubuh, tapi juga dengan pikiran. jadi, jangan sampai kita melakukan kejahatan jenis yang halus ini, yaitu kejahatan pikiran!
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

Logika umum

Post by candra_mukti19 »

milala wrote:Jika kamu sudiah gak mengikuti logika umum untuk apa kita lanjutkan...?
memangnya apa atau siapa yang mengharuskan saya tunduk pada logika umum? jika saya tidak berpendapat begitu, mengapa saya harus dipaksa untuk berpendapat begitu? apakah anda sendiri yang tunduk dan mengikuti logika umum itu? jika ya, berarti sayalah yang harus bertanya pada Anda, siapakah yang menciptakan Allah?
milala wrote: Trus lagi nih....
Kamu percaya kepada kepada yang tidak kamu percaya kebenarannya 100 persen aja sudah sesat.... jadi masihkah kamu mo bantah bahwa islam yang kamu anut aja tidak sesat?
Karena dalam logika ini kita gak mengenal 1/2 A atau 1/2 B atau 3/4 A atau 3/4 B tetapi yang ada hanya A dan B. Jika kamu pilih A maka kamu bukan B dan sebaliknya...
terus apa lagi yang mau kita buktikan...

Terangkan logika kamu kalau kamu tidak mengikuit logika umum ...key....
kamu berpendapat bahwa "percaya yang tidak dipercayai 100 % itu adalah sesat". saya percaya kepada Anda, kalau Anda punya niat baik. dan saya tidak percaya kalau anda mengerti persoalan logika. jadi saya setengah percaya dan setengah tidak kepada Anda. tapi kalau 50 % percaya kepada Anda itu merupakan hal yang sesat, apakah saya harus percaya 100 % pada Anda? ataukah saya harus tidak percaya 100 % pada Anda?

Logika umum itu tidak sesuai dengan logika saya. sebab logika saya sebgai berikut :

kendaraan adalah bagian dari segala sesuatu
Segala sesuatu ada yang menciptakan
jadi kendaraan ada yang menciptakan

Allah bukan bagian dari segala sesuatu itu
segala sesuatu ada yang menciptakan
Allah bukan bagian dari yang diciptakan itu
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

Refernsi Teknik Debat

Post by candra_mukti19 »

free mind wrote:teman-teman sekedar saran nih,
kita liat saja CM19 one on one dengan TN. Kita nonton aja dulu,jadi audience gitu.
Dari kemarin sudah saya katakan bahwa CM19 cuma memaksakan aturan logikanya sendiri.
Monggo dilanjut.
to CM19,kalau bisa silahkan di share tentang referensi teknik debat dan logika yang anda pakai agar kita semua sebagai audience paham aturan dari mana yang dipakai.

thanks.
sayang sekali, saya tidak punya soft copynya untuk di share. tapi saya sarankan anda bisa berkunjuk ke perpustakaan daerah atau ke toko buku gramedia, di sana banyak sekali buku-buku yang membahas tentang logika dasar, logika aristoteles, atau logika filsafat. atau di toko kitab muslim dan jari kitab Almantiqi. kalau saya, kebetulan saya diajarkan langsung oleh ustadz di pengajian dengan rujukan buku yang beragam.
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

Post by candra_mukti19 »

jika tidak ingin membeli buku, silahkan aja browsing di google dengan keyword "logika aristoteles" "dasar-dasar logika" "logika dasar" dan sebagainya. banyak kok!
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

Pekerjaan Saya

Post by candra_mukti19 »

Humble wrote: Saya pikir ini hanya hasil kesimpulan kamu sendiri saja. Karena contoh yg pernah kamu lihat hanya terdiri dari 2 premises dan 1 kesimpulan, baik dalam logika deduktif maupun induktif.

Kalau boleh tau, apakah kamu masih SMA?
tadi saya sudah jelas mengenai 6 hukum dasar ilmu logika.

kalau Anda ingin tahu, usia saya 29 tahun dan pekerjaan saya sehari-hari mengajar di SMK : Algoritma, pemograman, Ilmu logika dan seni musik tradisional. bagaimana dengan anda sendiri?
Humble wrote: Kesimpulan sendiri? Atau benar2 kamu baca dari teori logika?
hal tersebut merupakan teori ilmu logika yang diterima di seluruh dunia oleh akademi dan seluruh mazhab/agama.

Humble wrote:
Uh..
Premise = A statement that is assumed to be true and from which a conclusion can be drawn
Argument = A fact or assertion offered as evidence that something is true

Keduanya tidak ada bedanya, dalam kebiasaan bhs Inggris, premises dipakai dalam statements ilmu logika. Argumen (hanya) dipakai dalam bahasa Indo, tapi tidak berarti salah, atau berbeda sama sekali. Duh..

Hal yg sederhana saja tidak dimengerti.
yang menyatakan premis sama argumen beda itu bukan saya de...tapi itu OM Tanpa Nama. saya bilang, boleh aja kalau mau membedakannya. wlaupun sebenarnya menurut saya hal itu sama saja.
Humble wrote: Kalau boleh usul: tolong dikutipkan apa itu teknik deduktif dan induktif serta hukum2 logikanya. Jadi jelas masing2 artinya.
saya sarankan, browsing aja di google, OK!
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

semua orang menggunakan logika

Post by candra_mukti19 »

jilbabergstring wrote: Inilah Yg Membuat Islam Benar-benar Sesat Dibanding Dgn Agama Seberang. Berarti Di Islam, Hanya Orang2 Yang Memakai Logika Saja Yang Benar-Benar Bisa Memahami Hak Dan Kewajiban Dalam Agamanya. Seharusnya Semua Pengikut Islam Tidak Boleh Percaya Dengan hal Gaib Dan Mukjizat <- Karena Hal Ini Tidak Masuk Logika!!

Tuhan dan PekerjaanNya Tidak Bisa Dianalisa Dgn Akal Belaka
, Tapi Harus Dengan Iman. :wink: 8)[/img]
jadi, siapa tuh yang bilang "Hanya Orang2 Yang Memakai Logika Saja Yang Benar-Benar Bisa Memahami Hak Dan Kewajiban Dalam Agamanya"? saya? kapan saya bilang gitu? atau itu merupakan kesimpulan dari pernyataan saya? kalau begitu anda salah menyimpulkan? Logika diperlukan bukan untuk "mampu" melihat semua kebenaran agama, tapi untuk menghindari salah faham seperti kesalah fahaman anda ini.
lagi pula, siapa di dunia ini yang tidak menggunakan logika. setiap orang berkal tidak dapat tidak, pastilah ia menggunakan logika. nah, kata-kata sendiri merupakan suatu pernyataan logika, kan? hanya persoalannya, mungkin anda tidak menyadarinya.
User avatar
United Nation
Posts: 1951
Joined: Wed May 14, 2008 9:00 pm
Location: Princeton University
Contact:

Post by United Nation »

hehehe, gue menang !!!! CM nggak bisa jawab p ertanyaan saya. Saya menang!!!!
Tanpa Nama
Posts: 1877
Joined: Wed Feb 06, 2008 10:18 pm
Location: Somewhere....in the north from here....
Contact:

Re: Variabel

Post by Tanpa Nama »

candra_mukti19 wrote:anda memang tidak memasukan "AlQuran" dalam kesimpulan yang anda buat. jadi itu sudah sesuai dengan sebagian hukum logika, tapi melanggar ketentuan hukum logiaka yang pertama, yaitu keharusan menggunakan 3 term. dalam penyimpulan anda telah menggunaan 4 term. dan anda tidak mnyertakan term yang seharusnya disebut dalam kesimpulan. jadi selain ada yang di buang, harus ada juga yang diambil.
candra_mukti19 wrote:nah, untuk memudahkan anda membuat argumentasi, maka saya buatkan contoh kerangka pikirannya :

ajaran Islam itu X
X itu sesat
maka : ajaran Islam itu sesat

kesimpulan ini sudah dapat dibenarkan secara deduktif, walaupun variabelnya hanya x. tapi karena pembuktiannya harus mengarah pada fakta indukfif, maka anda harus mengganti variabel x dengan yang anda tahu kebenarannya, sehingga melahirkan kesimpulan yang benar secara deduktif maupun induktif.
Ok, karena kerangka pikiran saya sebelumnya tidak nyambung dengan konklusinya, apa boleh saya rubah? Kalau boleh, akan saya rubah dan diskusi kita lanjutkan, jika tidak, maka diskusi kita sudahi dan kamu bisa mengklaim dirimu sebagai pemenang.

Dan jika disksui kita lanjutkan, pembuktian secara induktifnya harus bagaiamana? Apa boleh dengan cara membuat polling di FFI?:wink:


PS: Maaf, telat balas postingannya. Sedang banyak tugas.:wink:


Best regards,


Tanpa Nama
User avatar
keymon231
Posts: 536
Joined: Thu Jan 31, 2008 8:04 pm

Re: Belegug Siah!

Post by keymon231 »

candra_mukti19 wrote:
uh si keymon, ngomognya selalu ngelantur. gak mencontoh temannya si om Tanpa Nama itu. dia sudah mengikuti jalur pemikran yang benar dan cukup cermat dalam menganalisa pernyataan-pernyataan lawan bicara. tidak seperti kamu.
jadi,sebenarnya siapa keymon yang berpendapat bahwa "matahari terbenam di kubangan lumpur" merupakan argumen yang logis? dan siapa yang berpendapat "kerangka pemikiran yang benar itu adalah cuma Al'quran satu2nya"? saya? kapan saya membuat pernyataan seperti itu?
Anda memang menggunakan Alquran sebagai satu2nya sumber Kebenaran Mutlak, anda tidak menyadari atau....

Tanpa_nama jelas ahli, dia sedang menghisap anda kedalam pusaran dengan cuap2 anda sendiri, anda aja yang ga nyadar. Ketika dia menghajar balik, anda cuma bisa bengong termakan ucapan sendiri. Liat aja, kaga lama lagi. Paling2 anda larinya ke SAYA SUDAH TIDAK TERBANTAHKAN.
ah dasar si keymon belegug! kalau loe emank gak ngerti logika, ngomong aja terus terang, ntar biar gw ajarin. jangan memaksakan diri ingin selalu lebih pintar dalam segala hal dari orang lain, kalau kenyataannya belegug! jujur sajalah, ente gak ngerti apa-apa soal logika, belum pernah kursus ilmu logika, belum pernah diajarin logika ma dosen di kuliahan, maka kalo ada pembahasan soal logika loe bengong kayak kambing ompong, kagak ngerti persoalan yang dibicarakan.
Ga usah kuliahi soal premis2an, anak2 juga sudah tau itu. Saya sedang mempertanyakan anda soal statement anda, bukan membahas bagaimana kaidah menyusun formula kerangka berpikir logis. Tuh saya bongkar blunder parah kamu, ya tangkis donk. Jangan cuma kebakaran jenggot.

Bila A=Kiblat B=Kekacauan C=Tertib

1. Anda bilang: Tanpa kiblat, sholat jadi kacau balau dan amburadul -A = B

2.Lalu kemudian anda juga bilang Tanpa kiblat sholat tetap bisa tertib -A = C

Sementara logika anak TK juga tahu Tertib =/= Teratur, B=/=C


Jangan cuma bisa ngomong blegug, buktikan dengan LOGIKA hebatmu kalau saya ngawur. Gampang kan? Kalo cuma maki saya juga bisa, mas. Cuma saya merasa ga mau aja mengotori posting saya demi anda, belum level.
Loe belegug! (=ngawur/bloon)
Yup, statement ini menunjukan kualitas anda. Selamat
gw bilangin ya. kayaknya di trhead ini, orang yang paling belegug itu eloe keymon. gw, juga dalam beberapa bidang ilmu lain termasuk **** dan mau mengaku kebodohan itu, serta mau bertanya kepada ahlinya. kalau eloe udah **** gak mau ngakuin kebodohan eloe trus gak mau nanya lagi. pantes aja pikiran loe sesat!
Mengatakan orang lain **** tidak membuat diri anda jadi pinter, kenapa disini yang memaki saya ***** baru anda. Saya tidak merasa perlu membalas memaki anda *****, sudah banyak orang lain yang melakukan, silahkan liat2 aja mas.
eloe tuh gak nunjukin apa-apa, cuma nunjukin emosi dan kebloonan, kebodohan dn kegilaan eloe doank!
Siapa yang menunjukan emosi kebodohan dan kegilaan dengan kebakaran jenggot memaki2? Coba baca, kayanya bukan saya deh. Hahaha

Masih ditunggu tanggapan anda dengan LOGIKA hebat anda, jangan ngacir
User avatar
keymon231
Posts: 536
Joined: Thu Jan 31, 2008 8:04 pm

Re: Refernsi Teknik Debat

Post by keymon231 »


free mind wrote:
teman-teman sekedar saran nih,
kita liat saja CM19 one on one dengan TN. Kita nonton aja dulu,jadi audience gitu.
Dari kemarin sudah saya katakan bahwa CM19 cuma memaksakan aturan logikanya sendiri.
Monggo dilanjut.
to CM19,kalau bisa silahkan di share tentang referensi teknik debat dan logika yang anda pakai agar kita semua sebagai audience paham aturan dari mana yang dipakai.

thanks.
Hahaha, ga seru. Itu mah ga bakalan imbang ah. Jauuuuuuh banget. Lagian si CM kalau disuguhi logika apa aja ga bisa dia telaah. Cape de....
User avatar
keymon231
Posts: 536
Joined: Thu Jan 31, 2008 8:04 pm

Re: Pekerjaan Saya

Post by keymon231 »

candra_mukti19 wrote: kalau Anda ingin tahu, usia saya 29 tahun dan pekerjaan saya sehari-hari mengajar di SMK : Algoritma, pemograman, Ilmu logika dan seni musik tradisional. bagaimana dengan anda sendiri?
Kasihan sekali murid2 disana, memang parah kualitas pendidikan di negeri ini.
User avatar
AkuAdalahAing
Posts: 6093
Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
Contact:

Re: Pekerjaan Saya

Post by AkuAdalahAing »

candra_mukti19 wrote: kalau Anda ingin tahu, usia saya 29 tahun dan pekerjaan saya sehari-hari mengajar di SMK : Algoritma, pemograman, Ilmu logika dan seni musik tradisional. bagaimana dengan anda sendiri?
saya ??? hi hi hi... malu ah...


usia saya saat ini adalah 49 tahun, pekerjaan saya setiap hari... hi hi hi... malu ah...



mikirin gimana caranya SAYA BISA DAPET RIDHO allah swt untuk menikahi anak perempuan tetangga saya yang SUDAH berusia 5 tahun, apakah aku harus menunggu 1 tahun lagi ??? (jadi umurku MULAI MENGINJAK 50 tahun sedangkan si doi SUDAH berusia 6 tahun)
User avatar
free mind
Posts: 166
Joined: Mon Jun 30, 2008 8:07 pm
Location: dihati yang damai
Contact:

Post by free mind »

CM19 wrote:
sayang sekali, saya tidak punya soft copynya untuk di share. tapi saya sarankan anda bisa berkunjuk ke perpustakaan daerah atau ke toko buku gramedia, di sana banyak sekali buku-buku yang membahas tentang logika dasar, logika aristoteles, atau logika filsafat. atau di toko kitab muslim dan jari kitab Almantiqi. kalau saya, kebetulan saya diajarkan langsung oleh ustadz di pengajian dengan rujukan buku yang beragam.
Yang saya minta adalah daftar buku rujukan yang anda pakai (judul buku dan nama pengarangnya). Sebab mungkin teman-teman disini memakai rujukan yang berbeda.

keymon231 wrote:
Ga usah kuliahi soal premis2an, anak2 juga sudah tau itu. Saya sedang mempertanyakan anda soal statement anda, bukan membahas bagaimana kaidah menyusun formula kerangka berpikir logis. Tuh saya bongkar blunder parah kamu, ya tangkis donk. Jangan cuma kebakaran jenggot.

Bila A=Kiblat B=Kekacauan C=Tertib

1. Anda bilang: Tanpa kiblat, sholat jadi kacau balau dan amburadul -A = B

2.Lalu kemudian anda juga bilang Tanpa kiblat sholat tetap bisa tertib -A = C

Sementara logika anak TK juga tahu Tertib =/= Teratur, B=/=C
Alangkah bijaksananya bila anda menanggapi postingan keymon ini dengan menunjukkan dimana letak kesalahannya dan tidak dengan memposting seperti ini:
CM19:
ah dasar si keymon belegug! kalau loe emank gak ngerti logika, ngomong aja terus terang, ntar biar gw ajarin. jangan memaksakan diri ingin selalu lebih pintar dalam segala hal dari orang lain, kalau kenyataannya belegug! jujur sajalah, ente gak ngerti apa-apa soal logika, belum pernah kursus ilmu logika, belum pernah diajarin logika ma dosen di kuliahan, maka kalo ada pembahasan soal logika loe bengong kayak kambing ompong, kagak ngerti persoalan yang dibicarakan.
hindari lah untuk melakukan ad hominem.tentunya anda masih ingat aturan main yang anda buat sendiri seperti ini:
CM19:
jika seseorang mengeluarkan "pernyataan logis", tapi tidak dapat menjelaskankan kerangka pemikiran yang benar, maka dia kalah sedangkan lawan debatnya disebut menang[
Saudara keymon sudah mencoba untuk menunjukkan kerangka berpikir anda yang tidak benar,maka sudah jadi hak anda untuk menjelaskan kerangka berpikir anda yang benar terhadap pernyataan yang telah anda keluarkan sendiri.Semoga anda mengerti.
cm19:
kalau Anda ingin tahu, usia saya 29 tahun dan pekerjaan saya sehari-hari mengajar di SMK : Algoritma, pemograman, Ilmu logika dan seni musik tradisional. bagaimana dengan anda sendiri?
Saya 29 thn juga,mengajar juga..sorry jadi OOT.

thanks.
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

Perbaikan Argumen

Post by candra_mukti19 »

Tanpa Nama wrote:
Ok, karena kerangka pikiran saya sebelumnya tidak nyambung dengan konklusinya, apa boleh saya rubah? Kalau boleh, akan saya rubah dan diskusi kita lanjutkan, jika tidak, maka diskusi kita sudahi dan kamu bisa mengklaim dirimu sebagai pemenang.

Dan jika disksui kita lanjutkan, pembuktian secara induktifnya harus bagaiamana? Apa boleh dengan cara membuat polling di FFI?:wink:


PS: Maaf, telat balas postingannya. Sedang banyak tugas.:wink:


Best regards,


Tanpa Nama
saya tidak keberatan jika anda ingin merubah argumen atau posisi variabelnya. dan memang itu yang perlu anda lakukan. saya tidak berhak mengklain diri saya sebagai pemenang, hanya karena orang lain salah menulis variabel/term. kecuali bila orang lain itu sudah tidak ada niat untuk memperbaiki lagi, barulah saya dapat menganggap diri saya pemenang. jadi, mari kita lanjutkan diskusi ini!

pembuktian secara induktif tidak dilakukan dengan polling. karena pendapat kebanyakan orang belum tentu berdasarkan pada kebenaran induktif tersebut, melainkan bercampur baur. bisa jadi mereka menilai dengan berdasarkan pendapat/opini, keyakinan, logika deduktif, pengalaman pribadi dan sebagainya. pembuktian secara induktif dapat dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap realitas atau melalui suatu experimen, atau dengan cara mengingat realitas yang selama sudah kita ketahui. cara yang terakhir ini lebih mudah. tapi sebelum ke situ, kita harus menyelesaikan pembuktian kebenaran menurut logika deduktif terlebih dahulu.
trims!
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

si keymon Belegug

Post by candra_mukti19 »

keymon231 wrote:
Anda memang menggunakan Alquran sebagai satu2nya sumber Kebenaran Mutlak, anda tidak menyadari atau....
pernyataan Anda tanpa bukti.
keymon231 wrote:
Ga usah kuliahi soal premis2an, anak2 juga sudah tau itu. Saya sedang mempertanyakan anda soal statement anda, bukan membahas bagaimana kaidah menyusun formula kerangka berpikir logis. Tuh saya bongkar blunder parah kamu, ya tangkis donk. Jangan cuma kebakaran jenggot.

Bila A=Kiblat B=Kekacauan C=Tertib

1. Anda bilang: Tanpa kiblat, sholat jadi kacau balau dan amburadul -A = B

2.Lalu kemudian anda juga bilang Tanpa kiblat sholat tetap bisa tertib -A = C

Sementara logika anak TK juga tahu Tertib =/= Teratur, B=/=C


Jangan cuma bisa ngomong blegug, buktikan dengan LOGIKA hebatmu kalau saya ngawur. Gampang kan? Kalo cuma maki saya juga bisa, mas. Cuma saya merasa ga mau aja mengotori posting saya demi anda, belum level.
keymon! bukannya saya gak mau menjelaskan soal pernyataan saya yang kamu anggap kontradiksi itu. tapi bukankah saya sudah menjelaskan panjang lebar mengenai hal itu? saya lupa siapa orangnya dan di page berapa, tapi waktu itu ada yang mempertanyakan hal ini, mirip seperti yang kamu tanyakan. dan saya menjawabnya bahwa hal itu bukan kontradiksi, alasannya begini,..begini.... trus, kamu dah baca belum alasan-alasan saya itu? kalau ingin saya komentari lagi, mestinya kamu memperlihatkan dimana kelemahan alasan-alasan saya itu. kalau saya harus membahas hal ini lagi, kan cape mesti diulang-ulang mengetiknya. coba deh, periksa lagi ke halaman-hlaman sebelumnya postingan saya mengenai jawaban terhadap anggapan keterangan kontradiktif tersebut!
keymon231 wrote: Mengatakan orang lain **** tidak membuat diri anda jadi pinter, kenapa disini yang memaki saya ***** baru anda. Saya tidak merasa perlu membalas memaki anda *****, sudah banyak orang lain yang melakukan, silahkan liat2 aja mas.
nah, kalau begitu sekarang kamu sudah menjadi lebih baik dari kemarin. syukurlah!
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

Buku Logika

Post by candra_mukti19 »

free mind wrote: Yang saya minta adalah daftar buku rujukan yang anda pakai (judul buku dan nama pengarangnya). Sebab mungkin teman-teman disini memakai rujukan yang berbeda.
waduh, saya tidak ingat pak! kalau kitab Almantiqi itu karya Alfarabi, filsuf Islam. trus, ada lagi, buku yusuf Syueb berjudul "Logika-Hukum Berpikir Tepat". dan buku Yusuf S. ini merupakan buku yang paling mudah untuk dicerna oleh tingkat pelajar dan mahasiswa di Indonesia. saya tidak dapat menyebutkan penerbitnya, saya lupa.
free mind wrote: keymon231 wrote:


Bila A=Kiblat B=Kekacauan C=Tertib

1. Anda bilang: Tanpa kiblat, sholat jadi kacau balau dan amburadul -A = B

2.Lalu kemudian anda juga bilang Tanpa kiblat sholat tetap bisa tertib -A = C

Sementara logika anak TK juga tahu Tertib =/= Teratur, B=/=C


Alangkah bijaksananya bila anda menanggapi postingan keymon ini dengan menunjukkan dimana letak kesalahannya dan tidak dengan memposting seperti ini:
CM19:
ah dasar si keymon belegug! kalau loe emank gak ngerti logika, ngomong aja terus terang, ntar biar gw ajarin. jangan memaksakan diri ingin selalu lebih pintar dalam segala hal dari orang lain, kalau kenyataannya belegug! jujur sajalah, ente gak ngerti apa-apa soal logika, belum pernah kursus ilmu logika, belum pernah diajarin logika ma dosen di kuliahan, maka kalo ada pembahasan soal logika loe bengong kayak kambing ompong, kagak ngerti persoalan yang dibicarakan.
hindari lah untuk melakukan ad hominem.tentunya anda masih ingat aturan main yang anda buat sendiri seperti ini:
CM19:
jika seseorang mengeluarkan "pernyataan logis", tapi tidak dapat menjelaskankan kerangka pemikiran yang benar, maka dia kalah sedangkan lawan debatnya disebut menang[
free mind wrote: Saudara keymon sudah mencoba untuk menunjukkan kerangka berpikir anda yang tidak benar,maka sudah jadi hak anda untuk menjelaskan kerangka berpikir anda yang benar terhadap pernyataan yang telah anda keluarkan sendiri.Semoga anda mengerti.
saduara Free Mind yang terhormat, saya bukannya tidak mau menanggapi postingan si Keymon, tapi sebelumnya saya sudah menjawab pertanyaan serupa itu. apa maksudnya si keymon menanyakan hal yang sama berulang-ulang dengan tanpa memperhatikan jawaban yang sudah saya postingkan?
pernyataan tentang "pernyataan logis" itu merupakan pernjanjian yang akan saya lakukan dengan orang yang siap debat dengan saya, yaitu diantaranya tuan Tanpa Nama. dia layak debat dengan saya karena mau mengikuti aturan yang seharusnya dilakukan dalam debat. sdangkan si Keymon dia terus menerus menggunakan ad hominem saja! tapi kalau saya balas, dia ngacir! dia mencoba berdebat dengan saya melalui logika, kalau saya jawab dengan logika, dia pakai hominem. kalau saya pake hominem dia lari ke dalam logika. itu namanya mau adu mental, bukan mau adu argumentasi. kalau memang si keymon mau debat dengan saya, perhatikan bagaimana tuan TN berdebat dengan saya, dia konsisten untuk tidak menggunakan ad hominem terhdap saya.
Last edited by candra_mukti19 on Sun Sep 07, 2008 8:37 pm, edited 1 time in total.
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

orang gila

Post by candra_mukti19 »

United Nation wrote:hehehe, gue menang !!!! CM nggak bisa jawab p ertanyaan saya. Saya menang!!!!
siapa lagi! yang mau nanggepin pertanyaan orang gila!
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

Penjelasan ke dua kalinya

Post by candra_mukti19 »

keymon231 wrote:
Bukankah anda sendiri paling jago dalam jungkir balik seperti ini?

Bila A=Kiblat B=Kekacauan C=Tertib

1. Anda bilang: Tanpa kiblat, sholat jadi kacau balau dan amburadul -A = B

2.Lalu kemudian anda juga bilang Tanpa kiblat sholat tetap bisa tertib -A = C

Sementara logika anak TK juga tahu Tertib =/= Teratur, B=/=C

Lalu anda berkelit mengatakan teori 1 berlaku secara mikro, yaitu peserta sholat masing2 mengarah kearah berbeda sehingga menimbulkan kekacauan. Teori ke 2 berlaku untuk makro, satu mesjid menghadap timur mesjid lain ke barat tapi orang2 didalamnya menghadap searah maka tidak menimbulkan kekacauan.

Bukankah itu ngawur? Bagaimana teori 2 bisa sah bila teori 1 berlaku? Semua orang membuat statement2 yang saling menguatkan satu sama lain, anda membuat statement2 yang justru saling menganulir.
baiklah keymon! kalau kamu sudah lupa bahwa saya sudah menjawab permasalahan ini atau kamu sulit mencari postingan saya tentang ini, saya akan terangkan kembali apa yang sebenarnya sudah saya jelaskan itu.

dua kalimat saya memang tampak kontradiktif :
1. tanpa kiblat, shalat jadi kacau dan amburadul
2. tanpa kiblat, shalat tetap bisa tertib.

dua kalimat yang tampak bertentangan tidak dapat begitu saya dianggap kontradiktif sebelum diselidiki dan diketahui bahwa midle term-nya memiliki kesamaan dalam 10 kategori atau setidak-tidaknya dalam 8 kesatuan pengertian, yaitu pada subjek, pada predikat, tempat, tempo, tindakan, particular/universal, sebab dan hubungan.

nah, kamu perhatikan term shalat yang pertama perbedannya dengan term shalat yang kedua.

1. shalat, dalam pengertian dilakukan secara berjamaah/bersama
jika tanpa kiblat, yang satu ke utara dan yang satu ke selatan, lainnya ke timur dan barat, tentu satu sama lain akan saling berbenturan. jadi, jika shalat bersama, mestilah ke arah yang sama. kalau mau ke timur harus timur semua, kalau mau ke barat, barat semua, kalau ke kiblat kiblat semua, karena tanpa kiblat (hadapan yang ditetapkan), tentu benar bukan, shalat berjamaah akan amburadul.

2. shalat, berbeda pengertiannya dalam kategori yang ke lima, yaitu tindakan. di sini shalat tindakannya dilakukan sendirian. maka kemana saja orang itu menghadap, ya tidak akan mengacaukan apapun dan tidak akan berbenturan dengan yang lain.

maka dari itu, Undang-undang berpikir yang diakui dunia international, dua pernyataan saya tidak dapat disebut kontradiktif karena berbeda dalam kategori "tindakan".

nah, hayoh. loe mau nanyain berapa kali lagi pertanyaan serupa ini? loe ngerjain gw, ngetik berulang-ulang. perhatikan dulu jawaban ini, trus loe tanggepin dimana kelemahan ni jawaban, trus leo tanyain persoalan yang berbeda, jangan yang itu-itu aja pertanyaannya OK!
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

Post by candra_mukti19 »

Referensi

Dalam diskusi, seseorang dapat menyampaikan kutipan-kutipan pernyataan orang lain dari berbagai sumber rujukan, misalnya dari koran, majalah, buku, hadits atau kitab suci. Ketika kutipan tersebut disampaikan, akan lebih baik jika dikemukakan pula sumber rujukannya. Tapi hal ini tidak harus spesifik. Kita dapat mengatakan, dalam koran PR diberitakan “……….”. Dengan menyatakan bahwa kutipan tersebut diambil dari koran PR sudah merupakan suatu pernyataan jujur yang cukup bagi diskusi, serta tidak harus dengan pernyataan lengkap “koran PR, yang terbit tanggal dan halaman…”. Karena diskusi berbeda halnya dengan membuat tulisan ilmiah, dimana referensi dari kutipan-kutipan pernyataan itu mau tidak mau harus disertakan. Sebab, jika tidak, tulisan itu tidak akan disebut dengan tulisan ilmiah. Jadi, tidak semua aturan penulisan ilmiah harus diterapkan dalam semua bentuk diskusi, bergantung kepada tujuan diskusi itu sendiri.
Yang terpenting dalam suatu diskusi atau debat, adalah aturan yang jelas yang dapat disepakati oleh seluruh pihak. Tapi hal ini tidak mesti selalu sama antara jalannya diskusi satu kelompok diskusi dengan kelompok diskusi lainnya. Kelompok diskusi yang ini bisa jadi menerapkan aturan diskusi yang berbeda dari kelompok lainnya. Asal, kedua belah pihak mufakat dengan aturan diskusi yang akan diterapkan, maka diskusi akan berjalan dengan lancar.
Diantara tema-teman diskusi, terdapat tema-tema keagamaan, seperti yang diskusi/debat yang dilakukan banyak orang di FFI. Dalam debat ini, sudah biasa orang mengutip hadits, ayat al-Quran, Injil, dan sebagainya. Sebagian orang sangat menuntut lawan debatnya untuk selalu menyampaikan sumber rujukan dari kutipan tersebut (referensi). Sedangkan sebagian orang menganggap tidak terlalu penting untuk selalu mengemukan referensi. Jadi kita berpikir, manakah yang benar, harus atau tidak harus?
Salah satu tujuan diskusi agama adalah untuk dapat melihat kebenaran agama itu sendiri. Sebagian orang bependapat bahwa untuk mengetahui apakah suatu ajaran agama itu benar atau salah sama sekali tidak membutuhkan referensi. Tetapi dengan cara memeriksa pernyataan tersebut, menguji secara deduksi dan induksi sampai terbukti benar atau salahnya. Hal ini merupakan cara cepat untuk menguji kebenaran suatu pernyataan.

Berikut ini merupakan contoh pembuktian kebenaran suatu pendapat secara deduktif observatif :
Orang Islam berpendapat : Tuhan itu satu
Orang Kristen berpendapat : Tuhan itu tiga
Kemudian keduanya berusaha membuktikan kebenaran pendapat masing-masing. Orang Islam dapat menggunakan Al-Quran sebagai referensi dari pendapatnya. Dan orang kristen dapat menggunakan Injil sebagai referensi pendapatnya. Ketika referensi dikemukakan, maka menjadi jelas bahwa keyakinan atau pendapat keduanya tentang Tuhan tidak didasarkan atas angan-angan sendiri saja, melainkan berdasar kepada petunjuk dari kitab masing-masing tersebut. Jika referensi itu tidak dikemukakan, maka orang dapat berasumsi bahwa bisa jadi pendapat keduanya itu bukanlah ajaran dari kitab sucinya masing-masing, melainkan di luar itu.
Selanjutnya, bila orang Islam tadi dapat menunjukan bahwa di dalam injil disebutkan bahwa tuhan itu esa, lengkap dengan referensi yang jelas dan benar, maka orang Islam tadi telah dapat membuktikan bahwa keyakinannya akan tuhan satu itu telah sesuai dengan kitab suci orang Islam maupun kristen. Sedangkan keyakinan orang kristen tadi dapat dianggap tidak sesuai dengan kitab sucinya sendiri. Dengan demikian, orang Islam ini memenangkan perdebatan dan berada di pihak yang benar.
Sebaliknya, jika orang kristen tadi dapat menunjukan bahwa di dalam Quran dinyatakan bahwa tuhan itu tiga, lengkap dengan referensinya yang jelas dan benar, maka orang kristen tadi telah dapat membuktikan bahwa tuhan itu tiga, sesuai keyakinnya dengan kitab suci orang Islam dan kitab suci orang kristen. Sedangkan orang Islam tadi dapat dianggap tidak sesuai dengan keyakinannya dengan kitab sucinya sendiri. Dengan demikian, orang Kristen ini memenangkan perdebatan dan berada di pihak yang benar.
Dengan penjelasan tersebut diatas, maka jelas apa dan bagaimana manfaat dari pentingnya mengemukakan suatu referensi, yaitu untuk sampai pada sebuah kesimpulan “benar” atau “salah”, siapa benar dan siapa salah. Tapi, pembuktikan kebenaran berdasarkan referensi kitab tersebut merupakan kebenaran yang lemah setingkat dengan kebenaran deduksi atau disebut dengan deduktif observatif. Jadi, walaupun ternyata dalam injil disebutkan bahwa tuhan itu satu, itu bukanlah suatu bukti bahwa tuhan itu memang satu. Atau, walaupun ternyata dalam quran disebutkan bahwa tuhan itu tiga, itu bukanlah suatu bukti bahwa memang tuhan itu tiga. Itu hanya bukti bahwa pernyataan dalam kitab suci tersebut sesuai dengan keyakinan seseorang. Oleh karena itu, dalam diskusi yang tujuannya adalah untuk melihat kebenaran sejati, usaha mengemukakan referensi ini itu merupakan perbuatan yang sia-sia belaka.

Dan terdapat jenis deduktif lainnya yaitu Deduktif Aplicatif. Seperti misalnya :
Ajaran Islam itu X
X itu sesat
Ajaran Islam itu sesat

Kesimpulan ini sudah benar. Walaupun hanya dengan variabel X, tapi secara deduksi telah terbukti bahwa ajaran Islam itu sesat. Hanya saja, kebenaran ini lemah dan tidak dapat dipegang sebagai suatu kebenaran sejati. Demikian juga menggunakan argumentasi berdasarkan pernyataan kitab suci, yang dikemukakan referensinya secara spesifik adalah suatu hal yang penting, tapi tidak menjamin seseorang sampai pada suatu kebenaran sejati. Sebab, sesuatu tidak harus dianggap benar hanya karena terdapat dalam kitab suci. Jadi, jika suatu diskusi hanya bertujuan untuk mencapai kebenaran-kebenaran deduktif obserfatif tadi, maka refernsi yang jelas diperlukan. Sedangkan untuk mencapai suatu kebenaran deduktif aplikatif dan kebenaran induktif atau kebenaran sejati, referensi tidak diperlukan. Yang diperlukan untuk pembuktikan kebenaran deduktif aplikatif adalah relevansi argumentasi dan fakta nyata dalam realitas alam yang variabel-variabelnya terdapat dalam argumentasi deduktif aplikatif tadi.
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

saya tunggu

Post by candra_mukti19 »

Tanpa Nama wrote:

PS: Maaf, telat balas postingannya. Sedang banyak tugas.:wink:


Best regards,


Tanpa Nama
GPP. mungkin besok-besok giliran saya yang sibuk. tapi, saya berharap kita dapat diskusi hingga selesai. walaupun saya harus kalah, tapi bila benar-benar dapat selesai, itu sangat menyenangkan hati. Ok, saya tunggu lain kali!
Post Reply