keymon231 wrote:
Bukankah anda sendiri paling jago dalam jungkir balik seperti ini?
Bila A=Kiblat B=Kekacauan C=Tertib
1. Anda bilang: Tanpa kiblat, sholat jadi kacau balau dan amburadul -A = B
2.Lalu kemudian anda juga bilang Tanpa kiblat sholat tetap bisa tertib -A = C
Sementara logika anak TK juga tahu Tertib =/= Teratur, B=/=C
Lalu anda berkelit mengatakan teori 1 berlaku secara mikro, yaitu peserta sholat masing2 mengarah kearah berbeda sehingga menimbulkan kekacauan. Teori ke 2 berlaku untuk makro, satu mesjid menghadap timur mesjid lain ke barat tapi orang2 didalamnya menghadap searah maka tidak menimbulkan kekacauan.
Bukankah itu ngawur? Bagaimana teori 2 bisa sah bila teori 1 berlaku? Semua orang membuat statement2 yang saling menguatkan satu sama lain, anda membuat statement2 yang justru saling menganulir.
baiklah keymon! kalau kamu sudah lupa bahwa saya sudah menjawab permasalahan ini atau kamu sulit mencari postingan saya tentang ini, saya akan terangkan kembali apa yang sebenarnya sudah saya jelaskan itu.
dua kalimat saya memang tampak kontradiktif :
1. tanpa kiblat, shalat jadi kacau dan amburadul
2. tanpa kiblat, shalat tetap bisa tertib.
dua kalimat yang tampak bertentangan tidak dapat begitu saya dianggap kontradiktif sebelum diselidiki dan diketahui bahwa midle term-nya memiliki kesamaan dalam 10 kategori atau setidak-tidaknya dalam 8 kesatuan pengertian, yaitu pada subjek, pada predikat, tempat, tempo, tindakan, particular/universal, sebab dan hubungan.
nah, kamu perhatikan term shalat yang pertama perbedannya dengan term shalat yang kedua.
1. shalat, dalam pengertian dilakukan secara berjamaah/bersama
jika tanpa kiblat, yang satu ke utara dan yang satu ke selatan, lainnya ke timur dan barat, tentu satu sama lain akan saling berbenturan. jadi, jika shalat bersama, mestilah ke arah yang sama. kalau mau ke timur harus timur semua, kalau mau ke barat, barat semua, kalau ke kiblat kiblat semua, karena tanpa kiblat (hadapan yang ditetapkan), tentu benar bukan, shalat berjamaah akan amburadul.
2. shalat, berbeda pengertiannya dalam kategori yang ke lima, yaitu tindakan. di sini shalat tindakannya dilakukan sendirian. maka kemana saja orang itu menghadap, ya tidak akan mengacaukan apapun dan tidak akan berbenturan dengan yang lain.
maka dari itu, Undang-undang berpikir yang diakui dunia international, dua pernyataan saya tidak dapat disebut kontradiktif karena berbeda dalam kategori "tindakan".
nah, hayoh. loe mau nanyain berapa kali lagi pertanyaan serupa ini? loe ngerjain gw, ngetik berulang-ulang. perhatikan dulu jawaban ini, trus loe tanggepin dimana kelemahan ni jawaban, trus leo tanyain persoalan yang berbeda, jangan yang itu-itu aja pertanyaannya OK!