suseno wrote:Gini aja, kamu yang buktikan kalau Aisyah sudah sempurna fisik & akalnya ketika dinikahi Muhammad.
Soalnya statistik menunjukan kalau hampir semua anak umur 6 tahun itu belum sempurna fisik & akalnya. Jadi berdasar statistik kita berasumsi Aisyah belum sempurna akal & fisiknya.
Kre-setan wrote:terbukti fisik dan akal Aisyah sudah sempurna ketika dinikahi Muhammad, karna nggak ada tercatat komplain apa apa dari Aisyah, akur akur aja...mana hadist yang bilang vagina Aisyah kesakitan waktu disenggamai ama Muhammad ? Mana hadsit yang bilang Aisyah nggak bisa mengatur rumah tangga ?
suseno wrote:
Gimana kalo memang nggak dicatat?
Lagipula itu gak membuktikan kalau Aisyah sudah sempurna fisik & akalnya. Istrinya Syekh Puji siapa tuh namanya? Itu juga gak ada komplain apa-apa darinya. Malah dia bilang kalo dia sangat menyayangi Syekh Puji. Tapi nyatanya dia tetap belum sempurna fisik & akalnya tuh.
Kre-setan wrote:1. kok harus gue yang membuktikan Aisyah nggak sempurna akalnya ketika dinikahi muhammad ?Seharusnya kalian donk yang membawa bukti bukti kemari KALAU KALIAN INGIN MEMBANTAH Aisyah sudah sempurna akalnya ketikan dinikahi Muhammad...asumsi sementara perkawinan Muhammad-Aisyah dilakoni oleh du orang yang sempurna akalnya, karna belum ada bukti yang menunjukkan Aisyah nggak becus mengurus rumah tangga.
Karena statistik menunjukan bahwa anak berumur dibawah 18 tahun itu jelas belum dewasa fisik & akal (psikologis) nya. Apalagi anak umur 6 tahun yah... itu jelas masih anak-anak.
Justru asumsi sementara adalah Muhammad sudah dewasa & Aisyah masih anak-anak. Kamu yang musti buktikan kalau Aisyah sudah dewasa!
Becus atau ga becus mengurus rumah tangga tidak bisa dijadikan bukti kalau Aisyah sudah dewasa.
Jadi kalo lu bilang Aisyah sudah dewasa fisik & akalnya, jelas lu yang musti buktikan karena bertentangan dengan statistik. Apa lu musti gue kasih contoh yang udah dewasa fisik & akalnya itu yang kayak gimana?
Kre-setan wrote:2.coba ente buktikan donk isteri syekh puji belum sempurna akalnya ketika dinikahi, jangan cuman koar koar saja
...
Lah jelas belum sempurna, badannya aja masih kecil. Jelas-jelas masih masa pertumbuhan. Masih butuh sekolah. Apa bisa coba dia suruh ngerawat anak? Bisa dia suruh cari duit sendiri & menafkahi keluarga?
Kalau memang dia sudah dewasa, sempurna fisik & akalnya komnas perlindungan anak nggak akan sampai bertindak.
Kre-setan wrote:1.main boneka tidak membuktikan akal seseorang nggak sempurna
suseno wrote:
Kamu tahu zaman dulu tidak seperti zaman sekarang, orang boleh main boneka umur berapa saja. Zaman dulu hanya anak kecil yang belum baligh yang boleh main boneka. Anak yang sudah baligh tidak boleh main boneka karena akan dianggap pengkultusan / main-main dengan berhala
Kre-setan wrote:ya, alasanmu cukup diterima akal, tapi sayangnya bagian yang ini ENTE NGGAK BERANI MENYENTUHNYA :
kre-setan wrote:
2.hadist yang mencatat tentang aisyah yang main boneka itu kan terjadi pas acara pinangan, bukan ketika mereka tinggal serumah.
Ada hadist yang mengatakan kalau saat Aisyah umur 13-14 tahun pun dia masih bermain-main dengan boneka. Gue baca hadist nya di Resource Center tapi gue lupa. Barangkali ada yang inget?
Lagipula banyak imam & buku-buku islam yang mendukung bahwa perkawinan dengan anak di bawah umur bukanlah masalah dalam islam terlepas dari si anak sudah dewasa fisik & akalnya atau belum.
Ini pun sesuai dengan kenyataan yang terjadi di Yemen & negara-negara islam di Afrika terpencil lainnya. 50% wanita disana menikah dibawah umur!