Sebenarnya sih saya males terus ngelayanin DUSTA-DUSTA MUSLIM YANG BERANI MELECEHKAN SUNNAH (BERTAQIYA) DEMI MEMPERBAIKI IMAGE NABI BESAR NAN PEDOPHILE SI MUHAMMAD.
Lagi-lagi tulisan si T.O.Shavanas/Minaret....
vhee wrote:
Okd ane quote lg :
Penelusuran Bukti
Bukti 1: Pengujian Terhadap Sumber Fitnah Keji
”Pernikahan gadis polos berumur 6 tahun, Aisyah, dengan Nabi”
Sebagaian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di hadist yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang mencatat atas otoritas dari Bapaknya, Yang mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak ada seorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampai usia 71 tahun baru menceritakan hal ini, disamping kenyataan adanya banyak murid-murid di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibn Anas, tidak menceritakan hal ini. Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, dimana Hisham tinggal disana dan pindah dari Medinah ke Iraq pada usia tua.
Tehzibu’l-Tehzib, salah satu buku yang cukup terkenal yang berisi catatan para periwayat hadist, menurut Yaqub ibn Shaibah mencatat : "Hisham sangat bisa dipercaya, riwayatnya dapat diterima, kecuali apa-apa yang dia ceritakan setelah pindah ke Iraq” (Tehzi’bu’l-Tehzi’b, Ibn Hajar Al-`asqala’ni, Dar Ihya Al-Turath Al-Islami, 15th Century. Vol 11, p.50).
Dalam pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq:” Saya pernah dikasih tahu bahwa Malik menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq (Tehzi’b u’l-Tehzi’b, IbnHajar Al- `asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol.11, p. 50).
Mizanu’l-ai`tidal, buku lain yang berisi uraian riwayat hidup pada periwayat hadist Nabi saw mencatat: “Ketika masa tua, ingatan Hisham mengalami kemunduran yang mencolok” (Mizanu’l-ai`tidal, Al-Zahbi, Al-Maktabatu’l-athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, p. 301).
Kesimpulan Bukti 1 :
Berdasarkan referensi ini, Ingatan Hisham sangatlah jelek dan riwayatnya setelah pindah ke Iraq sangat tidak bisa dipercaya, sehingga riwayatnya mengenai umur pernikahan Aisyah adalah tidak kredibel.
DASAR TUKANG TIPU...
Siapa bilang yg meriwayatkan pernikahan Muhammad dan Aisyah itu cuma lewat si Hisyam Ibn Urwah saja..???
Ini saya kasih hadis riwayat-riwayat yg TIDAK MELALUI si Hisyam lengkap beserta urutan perawinya:
1. Sahih Muslim
Aishah ( رضي الله عنها ) narrated that the Messenger of Allah married her when she was six years old and lived with her when she was nine years old and he died when she was eighteen years old.
Aishah → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash→ Abu Mua’awiyah → Yahya ibn Yahya, Ishaaq ibn Ibraheem, Abu Bakr ibn Abee Shaibah and Abu Kuraib → Muslim
2. Sunan Abu Daud
Yahya (ibn Abdur Rahman ibn Haatib) narrated that Aishah ( رضي الله عنها ) said: “I
came to Madeenah and resided at (the house of) Bani Al-Harith ibn Al-Khazraj.”
Then she (Aishah) said: “By Allah, I was playing on a swing that was tied between two palm trees. At the time, my hair reached my ears. So my mother came and took me down from the swing and took me, so they fixed me (beautified me and dressed me in proper clothing) then sent me to the Prophet who then consummated the marriage while I was nine years old.”
Aishah → Yahya (ibn Abdur Rahmaan ibn Haatib) → Muhammad (ibn Amr) → the father of U’baidullah ibn Muadh → Ubaidullah ibn Muadh → Abu Dawood
3. Sunan An-Nasaaee
Abu Salama Bin Abdulrahman narrated from Aishah ( رضي الله عنها ) that the Messenger of Allah married her when she was six years old and lived with her when she was nine years old.
Aishah → Abu Salamah ibn Abdur Rahman → Muhammad ibn Ibraheem → I’mara ibn Ghazya → Yahya ibn Ayub → the paternal uncle of Ahmad ibn Sa’d ibn Al- Hakam ibn Abee Maryam → Ahmad ibn Sa’d ibn Al-Hakam ibn Abee Maryam →An-Nasaaee
Aishah ( رضي الله عنها ) said, “The Messenger of Allah married me at nine years (of age) and I lived with him for nine years.
Aishah → Abu U’baidah → Abu Ishaaq → Mutarrif → A'bthar → Qutaibah → An Nasaaee
Al-Aswad narrated from Aishah ( رضي الله عنها ) that the Messenger of Allah married her when she was six years old and lived with her when she was nine years old and he died when she was eighteen years old.
Aishah → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah →Muhammad ibn Al-A'laa’ and Ahmad ibn Harb → An-Nasaaee
4. Sunan Ibn Majah
Abdullah said, “The Prophet married Aishah when she was seven years old, and consummated the marriage with her when she was nine, and he passed away when she was eighteen.
Abdullah → Abu Ubaidah → Abu Ishaaq → Israeel → Abu Ahmad→ Ahmad ibn
Sinan → Ibn Majah
5. Musnad Ahmad ibn Hanbal
Al-Aswad narrated from Aishah ( رضي الله عنها ) that the Messenger of Allah married her when she was nine and he died when she was eighteen years old.
Aishah → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah→ the father of Abdullah → Abdullah → Ahmad ibn Hanbal
6. Sunan Al-Baihaqi Al-Kubra
Al-Aswad narrated from Aishah ( رضي الله عنها ) that the Messenger of Allah married her when she was a six year old girl and lived with her when she was a nine year old girl and he died when she was an eighteen year old girl.
Aishah → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah → Yahya ibn Yahya → Abu Ja’far Muhammad ibn Al-Hajjaaj Al-Waraaq → Abu Abdullah Muhammad Ibn Ya’qoub → Abu Abdullah Al-Haafidh → Al-Baihaqi
7. Mustadrak Al-Haakim
Jaabir narrated that the Prophet married Aishah ( رضي الله عنها ) when she was
seven years old, and consummated the marriage with her when she was nine years old, and died when she was eighteen years old and she ( رضي الله عنها ) died at the time of (the Caliphate of) Mua’awiyah in the year 57 AH.
Jaabir → Yazeed ibn Jaabir → Abdullah ibn Abdur Rahman ibn Yazeed ibn Jaabir → Abu Mushar Abdul A’laa ibn Mushar → Ibraheem ibn Al-Hussain ibn Daizeel → Ahmad ibn U’baid ibn Ibraheem Al-Asdee, the Haafidh of Hamdan → Al-Haakim
8. Al-Mujam Al-Kabeer of At-Tabaraani
Abdullah narrated that the Prophet married Aishah ( رضي الله عنها ) when she was a six year old girl and consummated the marriage with her when she was a nine year old girl and he died when she was an eighteen year old girl.
Abdullah → Abu U’baidah → Abu Ishaaq→ Shareek → Yahya ibn Adam → Abdur Rahman ibn Saalih Al-Azdee → Muhammad ibn Moosaa ibn Hammaad Al-Barbaree→ At-Tabaraani
Qataadah said: “The Prophet married Aishah bint Abee Bakr As-Siddeeq while she was six years old and he did not marry a virgin (bikr) otherthan her. They said that Jibreel said (to the Prophet): “This is your wife” before he married her, so he got married to her in Makkah before the hijrah27 and after the death of (his first wife) Khadijah ( رضي الله عنها ) . Then he consummated the marriage to her in Madeenah while she was nine years old and she was eighteen years old at the time he passed away.
Qataadah → Sa’eed ibn Abee U’roba → Zuhair ibn Ala’la Al-Qaisee → Ahmad ibn Al-Miqdaam → Muhammad ibn Ja’far ibn Ai’n Al-Baghdaadee → At-Tabaraani
Aishah ( رضي الله عنها ) said: “I got married to the Messenger of Allah when I was
six years old and he consummated the marriage with me when I was nine years old.
Aishah → Al-Qaasim ibn Muhammad → Sa’d ibn Ibraheem → Sufyaan → Muhammad ibn Al-Hassan Al-Asdee → Al-Hassan ibn Sahal Al-Hannat → Muhammad ibn Abdullah Al-Hadramee → At-Tabaraani
KESIMPULANNYA: Apa semua perawi diatas juga mengalami sakit PIKUN seperti yg anda tuduhkan kpd si Hisyam Ibn Urwah..??? Wakakak...
vhee wrote:Bukti 2: Meminang
Menurut Tabari (juga menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and Ibn Sad), Aisyah dipinang pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9 tahun. Tetapi, di bagian lain, Al-Tabari mengatakan: “Semua anak Abu Bakar (4 orang) dilahirkan pada masa jahiliyah dari 2 isterinya ” (Tarikhu’l-umam wa’l-mamlu’k, Al-Tabari (died 922), Vol. 4,p. 50, Arabic, Dara’l-fikr, Beirut, 1979).
Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah umur 7 tahun) dan berumah tangga tahun 623/624 M (usia 9 tahun), ini mengindikasikan bahwa Aisyah dilahirkan pada 613 M. Sehingga berdasarkan tulisan Al- Tabari, Aisyah seharusnya dilahirkan pada 613M, Yaitu 3 tahun sesudah masa jahiliyah usai (610 M).
Tabari juga menyatakan bahwa Aisyah dilahirkan pada saat jahiliyah. Jika Aisyah dilahirkan pada era Jahiliyah, seharusnya minimal Aisyah berumur minimal 14 tahun ketika dinikah. Tetapi intinya Tabari mengalami kontradiksi dalam periwayatannya.
Kesimpulan Bukti 2 : Al-Tabari tak reliable mengenai umur Aisyah ketika menikah.
Anda sudah MEMELINTIR PERKATAAN TABARI...!!!
Ini tulisan lengkap si Tabari dalam bhs inggris (kalo ada yg bisa menerjemahkan ke dlm bhs indonesia DGN BAIK DAN BENAR, saya sgt berterimaksih sekali):
“Ali ibn Muhammad narrated that someone told him in addition to his teachers, that Abu
Bakr got married during the pre-Islamic period to Qateelah – which is what Al-Waqedi
Al-Kalbi agreed on as well – they said: She is Qateelah bint Abdul Uzza ibn Abd ibn
As'ad ibn Jaabir ibn Maalik ibn Hasal ibn A'mir ibn Luai who gave birth to Abdullah and
Asmaa. He got married, during the pre-Islamic period as well, to Umm Rooman bint
A'mir ibn Umair ibn Dhahl ibn Dahmaan ibn Al-Haarith ibn Ghanam ibn Maalik ibn
Kinaanah and others said she is Umm Rooman bint A'mir ibn Uwaimir ibn Abdush
Shams ibn Utaab ibn Udhinah ibn Subai' ibn Dahmaan ibn Al-Haarith ibn Ghanam ibn
Maalik ibn Kinaanah who gave birth to Aishah and Abdur Rahman.
So all four children were begotten by those two wives whom we mentioned that he married during the pre-Islamic period.”
Mari kita perhatikan dgn seksama:
1. Si Tabari SAMASEKALI TIDAK PERNAH mengatakan bahwa 4 anak Abu Bakar tersebut dilahirkan pada zaman jahilliyah.
2. Si Tabari TIDAK PERNAH menyebutkan tahun kelahiran dari anak-anak tsb satupun, dimana si Abu Bakar menikah dgn kedua istrinya.
vhee wrote:Bukti 3: Umur Aisyah jika dihubungkan dengan umur Fatimah
Menurut Ibn Hajar, “Fatimah dilahirkan ketika Ka`bah dibangun kembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun. Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah ” (Al-isabah fi tamyizi’l-sahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, Vol. 4, p. 377, Maktabatu’l-Riyadh al-haditha, al-Riyadh,1978).
Jika Statement Ibn Hajar adalah factual, berarti Aisyah dilahirkan ketika Nabi berusia 40 tahun. Jika Aisyah dinikahi Nabi pada saat usia Nabi 52 tahun, usia Fatimah minimal 17 tahun, maka usia Aisyah ketika menikah adalah minimal 12 tahun.
KESIMPULAN: Ibn Hajar, Tabari, Ibn Hisham, dan Ibn Humbal tampak nyata bahwa riwayat Aisyah menikah usia 6 tahun tidak benar dan merupakan fitnah sangat keji yang tidak berdasar yang sengaja dilontarkan oleh kaum yang ingin menjauhkan Muhammad dari hati umat Islam..
Anda telah menghilangkan tulisan Ibn Hajar sebelum tulisan yg anda kemukakan diatas.
Ini tulisannya dlm bhs inggris:
"It has been a matter difference of opinion on the year Fatimah was born" Al Isabah fi Tamyizi'l-sahabah, 4/377
(Terjemahan bebas: Sudah banyak perbedaan pendapat tentang kapan Fatimah dilahirkan)
Dgn ini semua bukti (yg anda pelintir diatas) terbukti hanyalah rekayasa munafikun.
vhee wrote:Bukti 4: Umur Aisyah dihitung dari umur Asma’
Menurut Abda’l-Rahman ibn abi zanna’d: “Asma lebih tua 10 tahun dibanding Aisyah (Siyar A`la’ma’l-nubala’, Al-Zahabi, Vol. 2, p. 289, Arabic, Mu’assasatu’l-risalah, Beirut, 1992). Menurut Ibn Kathir: “Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya (Aisyah)” (Al-Bidayah wa’l-nihayah, IbnKathir, Vol. 8, p. 371,Dar al-fikr al-`arabi, Al-jizah, 1933).
Menurut Ibn Kathir: “Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H, dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut riwayat lainya, dia meninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau bebrapa hari lebih dari 20 hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 hari kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun” (Al-Bidayah wa’l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 372, Dar al-fikr al-`arabi, Al- jizah, 1933)
Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: “Asma hidup sampai 100 tahun dan meninggal pada 73 or 74 H.” (Taqribu’l-tehzib, Ibn Hajar Al-Asqalani,p. 654, Arabic, Bab fi’l-nisa’, al-harfu’l-alif, Lucknow).
Menurut sebagaian besar ahli sejarah, Asma, Saudara tertua dari Aisyah berselisuh usia 10 tahun. Jika Asma wafat pada usia 100 tahun dia tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (622M). Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (ketika Aisyah berumah tangga), Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun. Jadi, Aisyah, berusia 17 atau 18 tahun ketika hijrah pada tahun dimana Aisyah berumah tangga.
Berdasarkan Hajar, Ibn Katir, and Abda’l-Rahman ibn abi Zanna’d, usia Aisyah ketika beliau berumah tangga dengan Rasulullah adalah 19 atau 20 tahun.
Dalam bukti 3, Ibn Hajar memperkirakan usia berdasar usia Fatimah, Aisyah 12 tahun dan dalam bukti 4 Ibn Hajar berdasar usia Asma’ maka usia Aisyah 17 atau 18 tahun. Jadi sama sekali usia menikah tidak dalam usia 6 tahun.
Kesimpulan Bukti 4: Ibn Hajar dalam periwayatan usia Aisyah jelas membantah usia 6 tahun dalam menikah.
Bukti 5: Perang BADAR dan UHUD
Sebuah riwayat mengenai partisipasi Aisyah dalam perang Badr dijabarkan dalam Hadist Muslim, (Kitabu’l-jihad wa’l-siyar, Bab Karahiyati’l-isti`anah fi’l-ghazwi bikafir). Aisyah, ketika menceritakan salah satu moment penting dalam perjalanan selama perang Badar, mengatakan: “ketika kita mencapai Shajarah”. Dari pernyataan ini tampak jelas, Aisyah merupakan anggota perjalanan menuju Badar. Sebuah riwayat mengenai pastisipasi Aisyah dalam Uhud tercatat dalam Bukhari (Kitabu’l-jihad wa’l-siyar, Bab Ghazwi’l-nisa’ wa qitalihinnama`a’lrijal): “Anas mencatat bahwa pada hari Uhud, Orang-orang tidak dapat berdiri dekat Rasulullah. [pada hari itu,] Saya melihat Aisyah dan Umm-i-Sulaim dari jauh, Mereka menyingsingkan sedikit pakaian-nya [untuk mencegah halangan gerak dalam perjalanan tsb].”
Lagi-lagi, hal ini menunjukkan bahwa Aisyah ikut berada dalam perang Uhud dan Badr.
Diriwayatkan oleh Bukhari (Kitabu’l-maghazi, Bab Ghazwati’l-khandaq wa hiya’l-ahza’b): “Ibn `Umar menyatakan bahwa Rasulullah tidak mengijinkan dirinya berpastisispasi dalam Uhud, pada ketika itu, Ibnu Umar berusia 14 tahun. Tetapi ketika perang Khandaq, ketika berusia 15 tahun, Nabi mengijinkan Ibnu Umar ikut dalam perang tsb.”
Berdasarkan riwayat diatas, (a) anak-anak berusia dibawah 15 years akan dipulangkan dan tidak diperbolehkan ikut dalam perangm, dan (b) Aisyah ikut dalam perang badar dan Uhud
Kesimpulan 5: Aisyah ikut dalam perang Badar dan Uhud jelas mengindikasikan bahwa beliau tidak berusia 6 tahun ketika itu, tetapi minimal berusia 15 tahun. Disamping itu, wanita-wanita yang ikut menemani para pria dalam perang sudah seharusnya berfungsi untuk membantu, bukan untuk menambah beban bagi mereka. Ini merupakan bukti lain dari kontradiksi usia pernikahan Aisyah.
Bukti 6: Surat al-Qamar (Bulan)
Menurut beberapa riwayat, Aisyah dilahirkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah. Tetapi menurut sumber lain dalam Bukhari, Aisyah tercatat mengatakan hal ini: “Saya seorang gadis muda (jariyah dalam bahasa arab)” ketika Surah Al-Qamar diturunkan (Sahih Bukhari, kitabu’l-tafsir, Bab Qaulihi Bal al-sa`atu Maw`iduhum wa’l-sa`atu adha’ wa amarr).
Surat 54 dari Quran diturunkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah (The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985), menunjukkan bahwa surat tersebut diturunkan pada tahun 614 M. jika Aisyah memulai berumahtangga dengan Rasulullah pada usia 9 di tahun 623 M or 624 M, Aisyah masih bayi yang baru lahir (sibyah dalam bahasa arab) pada saat Surah Al-Qamar diturunkan. Menurut riwayat diatas, secara aktual tampak bahwa Aisyah adalah gadis muda, bukan bayi yang baru lahir ketika pewahyuan Al-Qamar. Jariyah berarti gadis muda yang masih suka bermain (Lane’s Arabic English Lexicon). Jadi, Aisyah, telah menjadi jariyah bukan sibyah (bayi), jadi telah berusia 6-13 tahun pada saat turunnya surah Al-Qamar, dan oleh karena itu sudah pasti berusia minimal 14 sampai 21 tahun ketika dinikah Nabi.
KESIMPULAN: Riwayat ini juga mengkontra riwayat pernikahan Aisyah yang berusia 6 tahun.
Bukti 7: Terminologi bahasa Arab
Menurut riwayat dari Ahmad ibn Hanbal, sesudah meninggalnya isteri pertama Rasulullah (Khadijah), Khaulah datang kepada Nabi dan menasehati Nabi untuk menikah lagi, Nabi bertanya kepada nya ttg pilihan yang ada di pikiran Khaulah. Khaulah berkata: “Anda dapat menikahi seorang gadis (bikr) atau seorang wanita yang pernah menikah (thayyib)”. Ketika Nabi bertanya tentang identitas gadis (bikr) tersebut, Khaulah menyebutkan nama Aisyah.
Bagi orang yang paham bahasa Arab akan segera melihat bahwa kata bikr dalam bahasa Arab tidak digunakan untuk gadis belia berusia 6 tahun. Kata yang tepat untuk gadis belia yangmasih suka bermain-main adalah, seperti dinyatakan dimuka, adalah jariyah.. Bikr disisi lain, digunakan untuk seorang wanita yang belum menikah serta belum punya pertautan pengalaman dengan pernikahan, sebagaiaman kita pahami dalam bahasa Inggris “virgin”. Oleh karean itu, tampak jelas bahwa gadis belia 6 tahun bukanlah “wanita” (bikr) (Musnad Ahmad ibn Hanbal, Vol. 6, p. .210,Arabic, Dar Ihya al-turath al-`arabi, Beirut).
Kesimpulan Bukti 7: Arti literal dari kata, bikr (gadis), dalam hadist diatas adalah “wanita dewasa, yang belum punya pengalaman sexual dalam pernikahan (virgin).” Oleh karena itu, Aisyah adalah seorang gadis dewasa pada waktu menikahnya.
Tidak ada tradisi Arab untuk menikahkan anak perempuan atau laki-laki yang berusia 6 tahun, Demikian juga tidak ada pernikahan Rasulullah saw dan Aisyah ketika berusia 6 tahun. Orang-orang arab tidak pernah keberatan dengan pernikahan seperti ini, karena ini tak pernah terjadi sebagaimana isi fitnah keji tersebut.
Jelas nyata, riwayat pernikahan Aisyah pada usia 6 tahun oleh Hisham ibn `Urwah tidak bisa dianggap sebagai kebenaran tidak sesuai dengan riwayat-riwayat lain. Lebih jauh, tidak ada alasan yang nyata untuk menerima riwayat Hisham ibn `Urwah sebagai kebenaran ketika para pakar lain, termasuk Malik ibn Anas, melihat riwayat Hisham ibn `Urwah selama di Iraq adalah tidak reliable dan kontradiksi dengan pernyataan dari Tabari, Bukhari dan Muslim yang menunjukkan mengenai usia menikah Aisyah 6 tahun ketika menikah adalah tidak nyata pada catatan klasik dari pakar sejarah Islam.
Oleh karena itu, tidak ada alasan absolut untuk menerima dan mempercayai usia Aisyah 6 tahun ketika menikah sebagai sebuah kebenaran disebabkan cukup banyak latar belakang untuk menolak riwayat tersebut dan lebih layak disebut sebagai fitnah yang keji
Buat sisa bantahannya anda lihat saja disini =>
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ha-t38056/]
TERBUKTI NABI MUHAMMAD MEMANG PEDOPHILE...!!!
SUKA NGESEKS DENGAN ANAK KECIL....!!!
Ayo silahkan daftar lagi muslim-muslim yg malu nabinya ngeseks dengan anak kecil:
1. "kompas"
2. "khalifah ahmadi"
3. "assalamualaikum"
4. "motauaza"
5. "kandi"
6. "PENCARI_TUHAN2010"
7. "vhee"..
Salam Pedophile...eh Salam Poligami maksudnya..