Prabowo Salahkan Kalkulator

Yang santai dan rileks. Gosip juga boleh.
Post Reply
User avatar
fayhem_1
Posts: 1402
Joined: Tue Sep 08, 2009 6:55 pm

Prabowo Salahkan Kalkulator

Post by fayhem_1 »

http://nasional.kompas.com/read/2014/07 ... n=related&
Ada Kejanggalan dalam Gugatan, Tim Prabowo-Hatta Salahkan Kalkulator
Minggu, 27 Juli 2014 | 13:42 WIB

Image

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota tim hukum pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Maqdir Ismail, menilai kesalahan dalam isi dokumen gugatan ke Mahkamah Konstitusi hanya kesalahan ketik maupun penghitungan. (Baca: Ada Kejanggalan pada Berkas Gugatan Prabowo-Hatta di MK). Menurut Maqdir, kesalahan itu bisa saja terjadi pada kalkulator yang digunakan untuk melakukan penghitungan.

Image

"Itu kan manusiawi kalau soal jumlah persentase. Yang penting mari kita lihat substansinya. Kalkulator juga kan kadang-kadang dia enggak sampai (penghitungan) seperti itu," kata Maqdir saat dihubungi, Minggu (27/7/2014).

Menurut Maqdir, kesalahan itu adalah hal yang manusiawi. Tim Pembela Merah Putih ini yakin terjadi pelanggaran atau kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilu Presiden 2014. Maqdir juga menyesalI sedikitnya waktu yang diberikan MK untuk dapat mengajukan gugatan.

"Bisa bayangkan, memperbaiki itu hanya satu hari, kemudian untuk mempersiapkan permohonan hanya dalam tiga hari," kata dia.

Dalam berkas gugatan yang diunggah situs resmi MK, terdapat sejumlah kejanggalan pada berkas teresbut. Ada dua file PDF berisi berkas gugatan yang diunggah MK di situs web resminya. Berkas awal sebanyak 55 halaman. Adapun berkas yang sudah diperbaiki sebanyak 147 halaman.

Image

Kejanggalan banyak terjadi di dokumen awal gugatan. Salah satunya poin 4.7 halaman 8 bagian Pokok Permohonan, Prabowo-Hatta mengklaim kemenangan dalam Pemilu Presiden 2014 dengan perolehan suara 67.139.153 atau 50,25 persen, sedangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla mendapatkan 66.435.124 suara atau 49,74 persen. Total persentase suara yang sudah dibulatkan itu tidak mencapai 100 persen, tetapi 99,99 persen. Angka persentase ini ditulis sama di semua bagian berkas tersebut. Pembulatan angka pada persentase suara milik Prabowo-Hatta seharusnya 50,26 persen.

Dalam dokumen yang sudah direvisi, angka persentase perolehan suara Prabowo-Hatta tetap tidak berubah, yakni 50,25 persen. Adapun bagian-bagian yang kosong di Papua Barat sudah dihilangkan, tetapi tetap tidak menyebutkan nama PNS dan TPS yang dimaksud.

Penulis : Dian Maharani
Editor : Laksono Hari Wiwoho
User avatar
fayhem_1
Posts: 1402
Joined: Tue Sep 08, 2009 6:55 pm

Re: Prabowo Salahkan Kalkulator

Post by fayhem_1 »

Kalkulatornya buatan yahudi kali , makanya disalahin :lol:
Mirror 1: Prabowo Salahkan Kalkulator #PrabowoKalah
Follow Twitter: @ZwaraKafir
User avatar
fayhem_1
Posts: 1402
Joined: Tue Sep 08, 2009 6:55 pm

Prabowo salahkan asing

Post by fayhem_1 »

http://medanbisnisdaily.com/news/read/2 ... 9T6DNKmCMo
Sabtu, 26 Jul 2014 08:52 WIB - http://mdn.biz.id/n/108937/ - Dibaca: 411 kali
Prabowo: Ini Baru Awal!

MedanBisnis - Jakarta. Capres Prabowo Subianto benar-benar belum menyerah. Mantan Danjen Kopassus ini menyerukan kepada pendukungnya untuk merapikan barisan menentang kecurangan Pilpres."Ini bukan akhir dari sebuah perjuangan, ini baru awal dari perjuangan kita, merdeka!" kata Prabowo dalam pidato politik lewat Youtube, Jumat (25/7).
Prabowo mengaku dirinya sulit menerima keadaan yang tidak benar dan tidak adil sehubungan dengan penyelenggaraan Pemilu Presiden 2014. Ia mengklaim bahwa timnya memiliki adanya keterlibatan pihak asing dalam pemilu kali ini.

"Saya sangat-sangat sulit menyerah pada keadaan yang tidak benar dan tidak adil. Saya menilai keadaan ini adalah sarat dengan campur tangan asing. Ada negara-negara tertentu yang ingin Indonesia lemah, yang ingin Indonesia hancur, yang ingin Indonesia miskin," kata Prabowo.

Dalam video berdurasi 23 menit 27 detik tersebut, Prabowo mengawali pidatonya dengan menggambarkan bahwa ia adalah mantan seorang prajurit yang patuh membela dan membangun bangsa. Seperti yang selama ini selalu ia sampaikan, Prabowo mengatakan bahwa Indonesia telah mengalami keadaan yang janggal di mana kekayaan negara justru mengalir ke bangsa negara lain. Itulah yang mendasarinya untuk ikut serta sebagai kontestan dalam pemilu presiden dengan harapan pesta demokrasi tersebut dapat dilakukan dengan adil, terbuka, bersih, dan jujur. "Esensi demokrasi adalah pemilihan yang bersih dan pemilihan yang jujur," kata Prabowo.

Prabowo menyebut bahwa timnya telah menemukan bukti-bukti adanya indikasi kecurangan dalam pemilu. Ia menyebut Komisi Pemilihan Umum telah mengabaikan bukti-bukti tersebut dan tidak menuruti rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu.

Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini menilai Pilpres 2014 telah gagal dan tidak sah karena melanggar asas demokrasi. Ia menuding Pilpres terlalu banyak mengandung kecurangan dari salah satu kontestan.

Menurut mantan Danjen Kopasus ini, kecurangan dalam Pilpres masif dan sistematis. "Dengan sangat sedih dan sangat menyesal, kami mengatakan bahwa pemilu ini sesungguhnya gagal, bahwa pemilu ini tidak sah, bahwa pemilu presiden ini adalah melanggar kaidah-kaidah demokrasi," ujar dia.

Prabowo menyebutkan, apabila masyarakat merestui keputusan Komisi Pemilihan Umum dalam pilpres, maka rakyat merestui kecurangan dan kebohongan.

Prabowo juga mengatakan, bangsa Indonesia telah mengalami kerusakan mental. Ia menilai negara ini tengah menuju kegagalan.

"Kalau hakim bisa dibeli, pejabat KPU bisa dibeli, pejabat KPUD bisa dibeli. Kalau ini semua terjadi, apa masa depan bangsa kita? Di mana bangsa kita bisa bertahan? Sungguh-sungguh, negara kita menuju kegagalan," imbuhnya.
Hal berbeda disampaikan Cawapres Hatta Rajasa. Leat akun Twitter-nya @hattarajasa, Jumat (25/7), pendamping Prabwo dalam Pilpres 2014 ini mengaku bersyukur atas terselenggaranya pilpres dengan aman dan damai.

"Saya percaya dan meyakini, sekeras apa pun perbedaan dalam menyikapi hasil keputusan KPU haruslah dapat diselesaikan dalam suasana damai," kata Hatta.
Hatta mengatakan, permasalahan keputusan KPU juga harus diselesaikan dalam koridor konstitusi dan undang-undang. Hal itu, kata Hatta, yang melandasi Koalisi Merah Putih mengambil langkah ke Mahkamah Konstitusi untuk menggugat keputusan KPU.

Untuk itu, Hatta meminta rakyat bersatu. "Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia, marilah kita bersatu. Perbedaan janganlah membuat kita terpecah," kata Ketua Umum PAN ini.

Hatta juga mengapresiasi pemerintah, TNI, Polri, dan seluruh pihak yang telah membuat pilpres berlangsung aman dan damai.

"Semoga Tuhan YME membalas budi baik Bapak, Ibu dan Saudara dalam partisipasi untuk membangun demokrasi menuju masyarakat yang adil dan makmur," kata mantan Menteri Koordinator Perekonomian itu.

Hormati
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau seluruh pihak menghormati KPU dalam penyelenggaraan Pilpres. Ketua Umum Partai Demokrat ini juga meminta seluruh pihak tidak mengeluarkan pernyataan yang tidak perlu.
"Sebaiknya kita semua itu bisa berpikir jernih dan juga saling hormat menghormati. Pertama kita harus menghormati KPU sebagai penyelenggara pemilu yang mandiri dan independen. Artinya, kita mesti percaya kepada KPU dan juga menghormati hasil penghitungan suara yang dilakukan oleh KPU," kata Presiden dalam video wawancara berjudul "Presiden SBY: 'Menang Tenggang Rasa, Kalah Besar Jiwa'" yang diunggah dalam akun resminya di YouTube, Jumat (25/7).

Kepala Negara juga meminta semua pihak menghormati Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih dalam Pilpres 2014. Menurut dia, wajar jika Jokowi-JK dan pendukungnya melakukan selebrasi atas kemenangan tersebut. (kcm/dcn)
Mirror 1: Prabowo salahkan asing #PrabowoKalah
Follow Twitter: @ZwaraKafir
User avatar
fayhem_1
Posts: 1402
Joined: Tue Sep 08, 2009 6:55 pm

Re: Prabowo Salahkan Kalkulator

Post by fayhem_1 »

http://politik.kompasiana.com/2014/07/2 ... 75945.html
Catat, Bawaslu Tidak Pernah Merekomendasikan PSU di 5.812 TPS DKI

Berjuta-juta penduduk Indonesia terkejut mendengar pidato Capres Prabowo pada jam 14.20 kemarin yang menyatakan menarik diri dari keikutsertaannya pada Pemilu Presiden 2014 sekaligus meyatakan sikap untuk menolak Hasil Rekapitulasi Pilpres 2014 oleh KPU.

Seharusnya tadi malam tanggal 22 Juli 2014 adalah malam kemenangan bagi seluruh rakyat Indonesia karena telah berhasil melaksanakan sebuah proses Demokrasi yang berjalan dengan baik dan lancar sehingga Indonesia mempunyai Pemimpin yang Baru untuk 5 tahun kedepan.

Seharusnya tadi malam adalah malam yang melegakan baik bagi mereka yang kecewa karena Tokoh yang didukungnya tidak menang maupun mereka yang bersuka cita karena yang didukungnya menang. Mereka lega karena akhirnya Pilpres 2014 sudah dinyatakan selesai dan sudah ditetapkan sebagai pemenangnya sehingga Negara ini sudah memiliki kepastian akan siapa pemimpin berikutnya untuk 5 tahun kedepan.

Begitu juga mereka lega karena proses pemilu ini berjalan dengan kondusif dan lancar sehingga begitu dinyatakan selesai maka tidak ada kekuatiran lagi di hati mereka terhadap kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi kalau pilpres belum juga usai. Dan satu lagi kelegaan mereka adalah dengan selesainya Pilpres 2014 maka kehidupan mereka akan berjalan normal kembali. Sudah tidak ada lagi perdebatan siapa memihak siapa maupun perdebatann lagi tentang siapa angka 1 dan siapa angka 2 sehingga seharusnya malam ini bangsa ini kembali bersatu untuk menjalani kehidupan normal seperti sebelumnya.

Tetapi Pidato Capres Prabowo itu sangat mengganggu masyarakat. Pidato itu memberikan begitu banyak beban bagi masyarakat. Dan pertanyaan kemudian, apakah Pilpres 2014 ini sudah selesai atau belum? Apakah yang sudah ditetapkan oleh KPU bahwa Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai PIhak yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden itu sudah berlaku?

Kalau PIlpres ini memang belum selesai maka kemungkinan-kemungkinan akan terjadinya kekacauan masih tetap ada. Kalau memang pilpres belum selesai maka kemungkinan-kemungkinan perdebatan-perdebatan di masyarakat masih ada. Kenapa ini harus terjadi?

Mengapa tidak diselesaikan saja secepatnya sehingga masyarakat bisa kembali hidup normal? Mengapa tidak diselesaikan saja secepatnya agar masyarakat bisa merayakan Lebaran dengan tenang?

Prabowo dan Kebenarannya yang Absurd

Bahwa pada berkali-kali kesempatan setelah Hari Pencoblosan tanggal 9 Juli kemarin, Prabowo menyatakan pihaknya yang memenangkan Pilpres ini. Pada tanggal 9 Juli sore berdasarkan hasil quick count yang ditayangkan TV One dari 3 lembaga survey yang ada menyatakan bahwa Prabowo unggul dari Jokowi.

Akan tetapi keesokan harinya 3 lembaga survey tersebut menjadi sorotan masyarakat dan banyak pihak karena sepertinya hasil quick count yang dihasilkan lembaga-lembaga tersebut sangat meragukan kebenarannya. Bahkan pelaku pasar ekonomi langsung memberikan respon negative kepada saham-saham dari perusahaan-perusahaan pemilik stasiun TV-stasiun TV tersebut dengan menjual saham-saham tersebut semurah-murahnya. Dan itu diartikan bahwa masyarakat luas tidak percaya dengan kredibilitas 3 lembaga survey yang memenangkan Prabowo.

Akhirnya kemudian hasil quick count dari 3 lembaga survey tersebut tidak digunakan lagi oleh Prabowo dan selanjutnya Prabowo menggunakan perhitungan manual yang dilakukan oleh PKS yang merupakan salah satu partai pendukung Prabowo.

Dan menurut perhitungan PKS sejak tanggal 10 Juli hingga tanggal 17 Juli kemarin angka perolehan Prabowo masih diatas angka perolehan Jokowi sehingga kembali dalam berbagai kesempatan Prabowo mengulang kembali klaim kemenangannya.

Akan tetapi setelah tanggal 15 Juli dimana KPU sudah melakukan transparansi perhitungan dengan mengupload data scan formulir C1 ke situs resminya sehingga membuat siapapun juga dapat menghitung perolehan hasil suara Pilpres, mulailah Prabowo dilanda keraguan akan kebenaran perhitungan dari pihak pendukungnya (PKS). Apalagi pada saat itu bermunculan juga situs-situs independen yang ikut mempublikasikan perhitungan perolehan suara KPU berdasarkan data C1 yang sudah diupload dan dipublikasikan oleh KPU Pusat.

Di suatu sisi, PKS sebagai mitra koalisi Prabowo masih tetap selalu dan selalu menyodorkan hasil-hasil perhitungan suara berdasarkan hasil catatan para saksi PKS di lapangan (di TPS-TPS yang ada). Disamping itu pula PKS menginformasikan kepada Prabowo tentang dugaan-dugaan kecurangan yang terjadi pada sejumlah TPS terutama TPS-TPS di DKI Jakarta dan sejumlah TPS di jawa Timur.

Tentu saja dugaan-dugaan itu barulah merupakan kecurigaan dari para saksi-saksi dari PKS. Belun dapat dipastikan kebenarannya.

Sayangnya lama kelamaan Prabowo mulai percaya dan sekaligus menjadikan dugaan kecurangan yang ada sebagai kambing hitam akan kekalahan angka Prabowo yang terpublish oleh KPU dan situs-situs independen yang ikut menghitung hasil pemilu.

Selanjutnya pihak yang terkait adalah Bawaslu Propinsi DKI yang diketuai oleh Minah Susanti. Ketua Bawaslu merima laporan-laporan dari Ketua Tim pemenangan Prabowo-Hatta dan sepertinya MInah Susanti percaya dan beberapa kali memberikan rekomendasi kepada KPUD DKI untuk melakukan beberapa hal.

Bawalu DKI merekomendasikan KPUD DKI untuk melakukan perhitungan ulang di 15 TPS di Jakarta Utara pada tanggal 10 Juli dan KPU DKI sudah melakukannya dengan hasil yang sama yaitu Kemenangan Jokowi-JK pada TPS-TPS tersebut. Berikutnya tanggal 17 Juli Bawaslu DKI merekomendasikan KPUD DKI untuk melakukan Pencoblosan ulang 16 TPS di DKI. Tapi kemudian diralat oleh Bawaslu DKI bahwa hanya 13 TPS saja yang perlu PSU (Pemungutan Suara Ulang) atau pencoblosan.

Untuk itu kembali KPUD DKI telah melakukan PSU di 13 TPS dengan hasil tetap untuk kemenangan Jokowi-JK. Tetapi bersamaan dengan itu MInah Susanti kembali meminta KPU DKI melakukan Crosscheck ke 5.812 TPS karena menurut laporan tim Prabowo-Hatta terjadi kecurangan-kecurangan di TPS tersebut. Nah dalam hal ini KPUD DKI tidak menjalankan rekomendasi tersebut karena permintaan tersebut bersamaan dengan permintaan PSU di 13 TPS. Dan KPUD DKI pada tanggal 19 Juli 2014 sedang berkonsentrasi untuk melakukan PSU (Pemungutan Suara Ulang) di 13 TPS yang ada berikut juga masih melakukan proses perhitungan pada hampir keseluruhan di TPS-TPS yang ada di DKI Jakarta.

Dan hal inilah yang menjadi kata kunci dari tuduhan Prabowo bahwa KPU mengabaikan rekomendasi dari Bawaslu. Di titik inilah yang menjadi dasar alasan utama pihak Prabowo untuk menyatakan mundur dari Pilpres 2014. Memang setelah dari masalah itu PKS semakin memprovokasi dengan memberikan catatan kepada Prabowo bahwa di seluruh Indonesia diduga terjadi kecurangan di 21.000 TPS. Dan Prabowo langsung percaya.

Bila kita meneliti permasalahannya ini mungkin kita perlu memutar kembali rekaman perdebatan di KPU kemarin dimana Ketua KPU mempersilahkan kepada Ketua Bawaslu DKI untuk berbicara. Dan poin yang harus kita cermati adalah Minah Susanti menyatakan bahwa dirinya sebagai Ketua Bawaslu DKI tidak pernah merekomendasikan Pencoblosan Suara Ulang untuk 5.812 TPS di DKI. Ia hanya meminta KPU DKI untuk melakukan pengecekan proses pemilihan suara/ perhitungan suara di 5.812 TPS tersebut. Dan menurut Minah KPU DKI tidak melakukan rekomendasi tersebut.

Mari kita sama-sama berpikir jernih untuk masalah ini. Perdebatan antara Bawaslu DKI dan KPU DKI tentang tidak dilaksanakannya proses pemeriksaan di 5.812 TPS terjadi pada tanggal 19 Juli 2014. Kalaupun KPU DKI bersedia melakukannya tentu waktu yang ada tidak cukup karena jadwal penetapan Pemenang Pilpres adalah tanggal 22 Juli 2014. Apalagi yang dipermasalahkan barulah merupakan DUGAAN telah terjadinya kecurangan sehingga KPU DKI kurang/ tidak merespon rekomendasi Bawaslu DKI untuk melakukan pengecekan terhadap 5.812 TPS tersebut.

Saya tidak tahu pasti yang terjadi dengan Bawaslu Pusat. Apakah dengan sikap KPU DKI tersebut Bawaslu DKI melaporkannya ke Bawaslu Pusat atau tidak. Yang pasti juga dari Bawaslu Pusat pun tidak ada rekomendasi apapun ke KPU Pusat berkaitan dengan 5.812 TPS ini.

Jadi kesimpulannya adalah rekomendasi yang telah dikeluarkan kepada KPU hanyalah Rekomendasi dari Bawaslu Propinsi DKI kepada KPU DKI dengan 3 rekomendasi yaitu : Perhitungan Ulang di TPS tanjung Priuk (sudah dilaksanakan oleh KPU), Pencoblosan Ulang di 13 TPS (sudah dilakukan juga oleh KPU DKI) dan Permintaan untuk mencek ke 5.812 TPS di DKI (Tidak/ belum dilakukan oleh KPU DKI dengan alasan waktu yang tidak cukup dan belum ada bukti kecurangan melainkan baru merupakan dugaan saja).

Dan pertanyaan berikutnya adalah : Mengapa Mimah Susanti begitu yakin merekomendasikan KPU DKI untuk mengecek 5.812 TPS ini? Mengapa Minah Susanti tidak mencoba menetralisir kondisi tersebut di Bawaslu DKI terlebih dahulu? Apalagi laporan Tim Prabowo baru masuk tanggal 17 Juli 2014 (Sudah melewati batas waktu pelaporan ke Bawaslu). Dan mengapa Minah hanya berpikir tentang Pilpres 2014 di DKI saja dan tidak mempertimbangkan proses Pilpres 2014 ini secara keseluruhan yang sedang berlangsung di seluruh Propinsi?

Tuduhan Prabowo Yang Sangat Berlebihan.

Dan inilah isi utama dari pidato Prabowo di rumah Polonia kemarin. (saya memberi garis bawah pada poin-poinnya):

Mencermati proses pelaksanaan pilpres yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), kami menemukan beberapa hal yang memperlihatkan cacatnya proses Pilpres 2014 sehingga hilangnya hak demokrasi warga negara Indonesia, antara lain:

1. Proses pelaksanaan Pilpres 2014 yang diselenggarakan oleh KPU bermasalah, tidak demokratis dan bertentangan dengan UUD 1945. Sebagai pelaksana, KPU tidak ADIL dan TIDAK TERBUKA. Banyak aturan main yang dibuat, dilanggar sendiri oleh KPU

2. Rekomendasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terhadap segala kelalaian dan penyimpangan di lapangan di berbagai wilayah tanah air diabaikan oleh KPU

3. Ditemukannya sejumlah tindak pidana kecurangan pemilu dengan melibatkan pihak penyelenggara pemilu dan pihak asing dengan tujuan tertentu hingga pemilu menjadi tidak jujur dan adil

4. KPU selalu mengalihkan masalah ke Mahkamah Konstitusi seolah-olah setiap keberatan dari tim Prabaowo-Hatta merupakan bagian dari sengketa yang harus diselesaikan melalui MK. Padahal sumber masalahnya ada pada internal KPU.

5. Terjadi kecurangan yang masif, terstruktur, dan sistematik pada pelaksanaan Pemilu 2014.

Atas beberapa pertimbangan tersebut di atas, maka kami capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa sebagai pengemban mandat suara dari rakyat sesuai Pasal 1 ayat (2) dan (3) UUD 45 akan menggunakan hak konstitusional kami: MENOLAK pelaksanaan Pilpres 2014 yang cacat hukum dan kami menarik diri dari proses yang sedang berlangsung.

Dan poin-poinnya adalah :

1.KPU sebagai Pelaksana Pemilu bersikap Tidak Adil, Tidak Terbuka dan melanggar peraturannya sendiri. Tuduhan ini terlalu naïf dan sangat berprasangka. Dengan dasar apa Prabowo mengatakan KPU tidak adil ? KPU sangat terbuka melaksanakan pemilu. Form C1 dibuka dan dipublikasikan seluas-luasnya. Dan peraturan mana yang dilanggar oleh KPU, Prabowo tidak menyebutkannya.

2.Rekomendasi Bawaslu kepada KPU terhadap segala kelalaian/penyimpangan di lapangan diabaikan oleh KPU. Ini tuduhan yang sangat berlebihan, tidak berdasar dan tidak terbukti sama sekali. Mungkin Prabowo lupa bahwa yang terjadi pada setiap Pemilu di negeri ini baik Pilpres, Pileg, dan Pilkada tidak semua rekomendasi Bawaslu dapat dipenuhi oleh KPU. Dan bila masalah itu memang harus diselesaikan maka masih ada wadah lain yaitu mengajukan gugatan ke MK.

3.Ditemukan sejumlah tindak pidana kecurangan yang dilakukan Penyelenggara Pemilu dan PIhak asing. Ini adalah tuduhan yang ngawur dan tidak berdasar sama sekali. Kalau tidak mau disebut ngawur seharusnya Prabowo menyebut siapa-siapa pihak yang dimaksud. Apakah Pemerintah, apakah KPU, apakah Bawaslu, apakah Media Asing, apakah Konsultan Asing? Dan lain-lain sebagainya.

4. KPU selalu melemparkan tanggung jawabnya ke MK, semua pengaduan Prabowo-Hatta harus ke MK. Ini tuduhan yang sangat subjective dan penuh perasaan saja.

5.Terjadi kecurangan massif, tersruktur dan sistematik pada Pilpres 2014. Ini tuduhan yang serius. Berani melemparkan tuduhan seperti ini seharusnya berani membuktikan ada fakta-fakta tentang itu. Apakah Prabowo berani?

Dan akhirnya kesimpulan akhirnya adalah sejak Pilpres 2014 digelar Prabowo sebagai konstestan Pilpres memang tidak siap. Sejak menggunakan quick count dari 3 lembaga survey abal-abal sudah terlihat bahwa Prabowo hanya ingin mengulur-ngulur waktu saja. Selanjutnya semua data yang digunakan untuk mengklaim kemenangannya adalah palsu. Kasus di Inilah.com yang mempublish real count PKS ternyata sama dengan hasil Polling sebelum Pilpres menjadi bukti bahwa data milik PKS sangat tidak bisa dipercaya, akan tetapi Prabowo menggunakannya sebagai dasar klaim kemenangan.

Dan selanjutnya pada tanggal 17 Juli 2014 dimana data Scan Form C1 yang dipublis KPU sudah mencapai 90% sudah Nampak bahwa Kekalahannya berada didepan mata, maka Prabowo mencari cara lain untuk membatalkan hasil putusan.

Hal yang paling mudah dilakukan adalah menyatakan KPU curang dengan mencoba mengumpulkan bukti-bukti dari saksi-saksi PKS. Kita semua sudah mengetahui bahwa kader-kader PKS adalah mereka yang gemar merekayasa segala sesuatu shingga dengan suka rela mereka melakukan hal-hal tersebut dan menyerahkannya kepada Prabowo.

Dan satu point yang menjadi dasar paling kuat dari tuduhan Prabowo kepada KPU adalah menyatakan KPU tidak menjalankan Rekomendasi Bawaslu untuk melakukan Pemungutan Suara Ulang di 5.812 TPS di DKI. Inilah landasan paling utama dari Prabowo untuk menggugat KPU.

Sayangnya Prabowo betul-betul keliru. Karena Bawaslu tidak pernah mengeluarkan rekomendasi seperti itu ke KPU. Yang ada hanyalah Rekomendasi dari Bawaslu Propinsi DKI kepada KPU Propinsi DKI pada tanggal 18 Juli untuk memeriksa 5.812 TPS dimana KPU DKI tidak berhasil melakukannya.
Mirror 1: Catat, Bawaslu Tidak Pernah Merekomendasikan PSU di 5.812 TPS DKI #PKS
Follow Twitter: @ZwaraKafir
User avatar
Mohmed Bin Atang
Posts: 2350
Joined: Sun Feb 19, 2012 5:45 pm
Location: Surga Islam, bermain rudal bersama 72 bidadari
Contact:

Re: Prabowo Salahkan Kalkulator

Post by Mohmed Bin Atang »

Semakin banyak bang wowo buat ulah, semakin jelas terlihat bahwa beliau tidak pantas untuk menjadi pemimpin bangsa ini.

paus-yohanes-ii-masuk-islam-t54982/
@muslimasli wrote: saya pengagum Prabowo, kalau salah, akui salah.

CASE CLOSED

:heart:
Iya nggak @muslimasli? Setuju dengan apa yang kubilang? :green:
Mirror 1: Prabowo Salahkan Kalkulator #PrabowoKalah
Follow Twitter: @ZwaraKafir
User avatar
fayhem_1
Posts: 1402
Joined: Tue Sep 08, 2009 6:55 pm

Re: Prabowo Salahkan Kalkulator

Post by fayhem_1 »

@muslimasli wrote: saya pengagum Prabowo, kalau salah, akui salah.

CASE CLOSED

:heart:
Keliatan dari cara berpikirnya
yang satu ngotot Bocoor!!Bocor! yang lain ngotot aloow bukan Allah SWT !!
:lol:
benar2 bebal
scheherazade
Posts: 508
Joined: Sat Feb 02, 2013 1:19 am

Re: Prabowo Salahkan Kalkulator

Post by scheherazade »

Tapi orang yang tidak benar selalu bicara keadilan dan memilih cara membalas dendam. Dia memilih mengalahkan kekerasan dengan kekerasan. Orang yang bisa merasakan kebenaran itu adalah orang yang bisa merasakan beban lebih besar dari yang lain. Dan saat melewati jalan ini yang menekan pun menjadi yang tertekan. Tidak lama kemudian dia akan berubah menjadi penjahat. Dengan kata lain, hanya ada perbedaan yang sedikit antara keadilan dan dendan dan perbedaan itu yang disebut kebenaran
Dari bhagavad gita. Memang kau agung dan bijaksana Shri Khrisna.
Mirror 1: Prabowo Salahkan Kalkulator #PrabowoKalah
Follow Twitter: @ZwaraKafir
User avatar
fayhem_1
Posts: 1402
Joined: Tue Sep 08, 2009 6:55 pm

Re: Prabowo Salahkan Kalkulator

Post by fayhem_1 »

Tapi orang yang tidak benar selalu bicara keadilan dan memilih cara membalas dendam. Dia memilih mengalahkan kekerasan dengan kekerasan. Orang yang bisa merasakan kebenaran itu adalah orang yang bisa merasakan beban lebih besar dari yang lain. Dan saat melewati jalan ini yang menekan pun menjadi yang tertekan. Tidak lama kemudian dia akan berubah menjadi penjahat. Dengan kata lain, hanya ada perbedaan yang sedikit antara keadilan dan dendan dan perbedaan itu yang disebut kebenaran
scheherazade wrote: Dari bhagavad gita. Memang kau agung dan bijaksana Shri Khrisna.
Mirror 1: Prabowo Salahkan Kalkulator #PrabowoKalah
Follow Twitter: @ZwaraKafir
seperti ajaran muslim, mata ganti mata, darah ganti darah, kekerasan ganti kekerasan
Mirror 1: Prabowo Salahkan Kalkulator #PrabowoKalah
Follow Twitter: @ZwaraKafir
Post Reply