FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Yang santai dan rileks. Gosip juga boleh.
1234567890
Posts: 3862
Joined: Sun Aug 09, 2009 2:31 am

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by 1234567890 »

selama ini ... yang aku lihat adalah pemerintah membuat program program yang punya banyak celah untuk diselewengkan

entah karena kualitas orang yang membuat kebijakan tersebut sangat rendah ... cuman punya otak onta ... atau sengaja supaya onta onta tersebut bisa menyelewengkan kebijakkan tersebut

dulu .. minyak tanah ... ada 2 macem subsidi dan non subsidi

gimana bisa ngatur ? .... pasti diselewengkan ..... pengguna minyak tanah non subsidi nyogok supaya bisa beli yang bersubsidi

lalu sekarang ... bensin ....
sama aja kaya dulu
angky
Posts: 3354
Joined: Wed Aug 18, 2010 11:11 am

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by angky »

MaNuSiA_bLeGuG wrote:ubsidi BBM itu memang bener ada bang, karena sejatinya nilai ekonomis premium itu adalah sekitar rp.10.000. oleh karena adanya subsidi maka kita bisa membeli 4.500/liter (tadinya) dan sekarang 6.500/liter. menurut data 2011, konsumsi bbm subsidi kita adalah 41,79 juta kiloliter atau 41,79 milyar liter. nah tinggal dikalikan aja dengan selisih yg disubsidi pemerintah tsb utk tau beban anggaran kita
Kalau 10 ribu bukan premium namanya tapi pertamax bung MB. :lol: Angka ekonomis dari premium inilah yang ane tidak tahu, hanya pertamina dan sby yang tahu. :green:
Tapi kalau mau dideduksi dari angka subsidi yang katanya mencapai 300 Triliun, mungkin bisa. Kebenaran angka inilah yang pernah dipertanyakan oleh KKG, menurut beliau tidak ada subsidi premium karena harga sebetulnya memang sudah sesuai dengan harga produksinya.Ane pernah dapat bocoran sih, saat harga minyak USD 35/barrel, harga produsi nya kurang lebih USD 2-4/barrel. Saat harga minyak melonjak ke USD 70an/barrel produsen minyak sorak sorai, kecuali indonesia.
MaNuSiA_bLeGuG wrote:mereka malah akan membangun kilang pengolahan minyak baru untuk meningkatkan kuota pengolahan minyak dalam negeri, seolah2 mereka tidak sadar soal cadangan minyak kita yg sudah habis
Justru membangun kilang minyak adalah keharusan bung. Yang kita pompa dari perut bumi kan masih bentuk minyak mentah belum menjadi premium, pertamax dan seterusnya.Jadi dari dulu kita kirim minyak mentah tersebut ke singapura dan kemudian kita beli kembali dalam bentuk jadi, premium atau turunannya. Kita masih kekurangan kilang minyak, bahkan masih menggunakan kilang minyak yg dibangun pada jamam baheula oleh belanda. Karunya pisan euy.......
1234567890
Posts: 3862
Joined: Sun Aug 09, 2009 2:31 am

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by 1234567890 »

caften cofas mode on :

http://en.wikipedia.org/wiki/Pertamina#Refineries

---------

kilang minyak indonesia termasuk kecil ..... dan kurang efisien ..
dan juga, pertamina terakhir membangun kilang minyak taun 90 an di balongan
User avatar
MaNuSiA_bLeGuG
Posts: 4292
Joined: Wed Mar 05, 2008 2:08 am
Location: Enies Lobby

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by MaNuSiA_bLeGuG »

angky wrote: Kalau 10 ribu bukan premium namanya tapi pertamax bung MB. :lol: Angka ekonomis dari premium inilah yang ane tidak tahu, hanya pertamina dan sby yang tahu. :green:
Tapi kalau mau dideduksi dari angka subsidi yang katanya mencapai 300 Triliun, mungkin bisa. Kebenaran angka inilah yang pernah dipertanyakan oleh KKG, menurut beliau tidak ada subsidi premium karena harga sebetulnya memang sudah sesuai dengan harga produksinya.Ane pernah dapat bocoran sih, saat harga minyak USD 35/barrel, harga produsi nya kurang lebih USD 2-4/barrel. Saat harga minyak melonjak ke USD 70an/barrel produsen minyak sorak sorai, kecuali indonesia.
tidak bung angky, nilai ekonomis premium memang 10.000/liter. http://finance.detik.com/read/2013/04/3 ... 0000-liter

kenapa indonesia tidak bersorak sorai ? karena kita harus impor premiun untuk kebutuhan dalam negeri yg mencapai 70% dari kebutuhan harian.
http://www.metrotvnews.com/videoprogram ... 0Indonesia

pelajaran di sekolah dulu soal kita kaya akanminyak ada baiknya harus ditinggalkan mulai sekarang. cadangan minyak kita hanya bisa bertahan 10 hingga 14 tahun lagi. kecuali klo kita bisa menemukan ladang minyak baru, baru mungkin kita bisa selamat dan program pembangunan kilang baru akan menjadi berguna. masalahnya adalah....5 tahun kebelakang ini, perusahaan minyak asing yg berada di indonesia sudah merugi jutaaan dolar karena gagal menemukan ladang minyak baru. saya dulu lama tinggal di kalimantan, ayah saya juga bekerja di perusahaan minyak asing terkenal asal amrik, yg sekarang sudah hengkang dari sana karena gagal dapat ladang minyak baru.

angky wrote: Justru membangun kilang minyak adalah keharusan bung. Yang kita pompa dari perut bumi kan masih bentuk minyak mentah belum menjadi premium, pertamax dan seterusnya.Jadi dari dulu kita kirim minyak mentah tersebut ke singapura dan kemudian kita beli kembali dalam bentuk jadi, premium atau turunannya. Kita masih kekurangan kilang minyak, bahkan masih menggunakan kilang minyak yg dibangun pada jamam baheula oleh belanda. Karunya pisan euy.......
akan menjadi keharusan kalo cadangan minyak kita masih banyak yg pada kenyataanya malah terbalik, cadangan minyak kita sudah mo habis 10 tahunan lagi. setelah itu kita bakal impor dari luar 100% klo ga nemu ladang baru. jadi intinya pemerintah sudah menentukan bhw kita akan menjadi negara importir minyak permanen begitu ? ini benar2 langkah yg absurd dan ga masuk akal serta buoodoh ga ketulungan. bahkan dengan pembangunan kilang baru tsb hanya akan menaikan kuota produksi kita menjadi 900 ribu barel/hari dari 1,2 juta bph kebutuhan harian, yg mungkin sudah naek lagi ketika kilang tersebut selesai dibangun :lol:

soal kita beli minyak dari singapur itu sebagian benar, tapi tidak seluruh minyak mentah kita kirim kesana. yg dikirim kesana adalah jatah dari perusahaan asing yg telah ngebor minya tsb, dan jatah minyak mentah kita itu ya diolah di kilang2 pertamina, yg tentu saja masih tidak mencukupi kebutuhan dalam negri sehingga kita harus impor dari luar. dan kebetulan 'calo' minyak kita di luar negeri itu PT.Petral emg berkedudukan disana dan dari dulu dikenal sbg sarang mafia minyak yg KEBETULAN juga merupakan anak perusahaan pertamina yg bertugas utk beli minyak dari luar. klop deh...
User avatar
prisca
Posts: 791
Joined: Sat Mar 23, 2013 7:28 pm

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by prisca »

1234567890 wrote:sebenernya ukuran negara ga masalah

lagian transportasi massal itu lebih ke arah lokal ....
jadi ukurannya per kota
mrt di jakarta ... kan ga bakalan nyampe bandung
jadi sebenernya ga sulit untuk membuat mrt di jakarta
Sy dengar showroom MRT di jkrta, (persis seperti di sing) sdh mulai di gelar dan akan segera dioperasikan yea??

Harapannya sih, semoga di ikuti kota2 lain..
Dan tentu saja, semoga tdk mjd sasaran pengrusakan saat ada demo2.
1234567890 wrote:banyak kota kota besar di dunia yang punya penduduk lebih banyak dari jakarta dan luas wilayah yang lebih gede dari jakarta mampu mengimplementasikan mrt mereka
dan juga mereka ngebangun mrt itu setelah kotanya ada ... bukan dirancang dari 0

kalau mereka bisa, kenapa indonesia ga bisa ?
secara ga langsung pemerintah mengakui kalau mereka sendiri terlalu dungu untuk merencanakan hal tersebut
Indonesia Negara yg kaya, seharusnya sih bisa, usia Indonesia jg jauh lbh tua dr sing, seharusnya SDM2nya berkualitas.
Yg mjd masalah di Ina adl, kesempatan2 baru untuk memajukan bangsa dijadikan ajang kesempatan para koruptor untuk membuncitkan perut2 mrk.
Pihak2 seperti ini yg harus diratakan dgn tanah.

1234567890 wrote:moga moga jokohok bisa merubah cara berpikir masyarakat
segala sesuatu dimulai dari yang kecil dulu ... jokohok merubah jakarta .. merubah pola pikir masyarakat ... yang doyan ngerusak
nanti kalau jakarta sukses, kota lain akan terpaksa ngikut
Siip..
Mewakili harapan rakyat RI :finga:
User avatar
prisca
Posts: 791
Joined: Sat Mar 23, 2013 7:28 pm

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by prisca »

angky wrote:Pendapat pribadi nih, sebaiknya BBM dinaikkan pada level harga komersial, hilangkan semua komponen subsidi dari harga premium. Alasan ane :
1. Harga premium (terlepas benar tidaknya premium di Ina) sebelum dinaikkan adalah yang termurah no 3, sekarang no 6 didunia.
2. Indonesia adalah importir minyak bukan lagi eksportir minyak. Kita sudah keluar dari keanggotaan OPEC sejak menjadi net importir akibat produksi yg terus menurun.
3. Terlalu banyak uang negara terbuang sia sia dijalanan yang sangat macet, kalau ane tidak salah ingat, perhitungan kasar kurang lebih 1-2 T/bulan uang dibakar sia sia akibat kemacetan jalanan.

Solusinya apa :

1. Masyaratkat seharusnya demo meminta diperbaiki nya infrastruktur baik itu memulai pembangunan jalan raya, TOL, MRT, Bis Umum, Kereta api bukan demo harga BBM. Infrastruktur yang baik otomatis membuat masyarakat pindah dari kendaraan pribadi ke public transportation. Tahun 1970an indonesia adalah negara pertama yang memiliki tol dengan panjang 40 KM, sementara malaysia, thailand apalagi cina NOL Km. Tahun 2013 china sudah memiliki kurang lebih 70,000 Km panjang jalan tol, Malaysia hampir 2000 Km dan indonesia hmmm kurang dari 1000 Km.

Indonesia sudah memiliki wacana MRT sejak 20 tahun yang lalu dan baru tahun 2013, dimulai pembangunannya. Sementara negara lain sedang sibuk memperluas jaringan MRT. Bahkan di negara negara tertentu, dipelosok daerah nya, kita bisa dengan nyaman menggunakan trem sementara jakarta justru membuang trem yang dibangun oleh belanda.

Jika kita ingin mengirimkan barang dari pulau jawa ke pulau sumatra, kalimantan atau irian jaya maka bersiap siaplah untuk merogoh kocek lebih dalam dibandingkan kita mengirimkan barang ke LN karena besarnya biaya siluman baik di jalan raya, pelabuhan dan lamanya perjalanan akibat kemacetan. Luarbiasa sekali negara ini dalam mengelola transportasi. JADI, Marilah DEMO dan desak pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur bukan demo BBM.

2. Tahun lalu ane pernah bertanya dalam trit DI, mengapa pemerintah tidak mendukung kendaraan HYBRID, malah sengaja memasukkan kendaraan ini sebagai kendaraan mewah??? Harga sebuah PRIUS (1500CC) adalah USD 20,000 setelah dikenai ppn dan pajak barang mewah, di negara kita bisa dikendarai setelah mengeluarkan uang RP 500 Juta. :lol: Bukankah seharusnya pemerintah ikut mendukung program mobil hybrid saja demi mengurangi pemakaian BBM?? Terlalu banyak kepentingan pribadi yang akan terganggu oleh program ini ane rasa. Aneh nya, saat ini pemerintah sedang mendorong manufaktur untuk memproduksi mobil murah dengan catatan komponen lokal minimal 75%. Bagaimana kita akan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi jika pemerintah, atas nama industri komponen, mendorong orang untuk membeli kendaraan??

Wallahualam bis shawab..... :green:

FeNoMeNa dan DiLeMa BBM
Mirror
Faithfreedom forum static
Excellent bro Angki.

Kuncinya mungkin ada pada jumlah kendaraan pribadi di Ina.
Bahkan produsen2 kendaraan menjadikan Ina sebagai target pasar, karena Ina adl Negara berkembang yg punya potensi konsumsi tinggi, apalagi di-boost dgn cara mudah dan murah untuk mendapatkan kendaraan2 pribadi ini.
Sementara kendaraan umum menurun drastis, baik pelayanan, keamanan, dan kenyamanannya, akibatnya masyarakat lbh memilih kendaraan pribadi.
Di Ina, satu keluarga saja bisa mempunyai jmlh kendaraan lbh dari jml anggota keluarganya.
Ini yg wasting BBM, baik subsidi maupun stocknya.


Jk seperti kata bro MB, Ina akan zero BBM pd 10-14thn mendatang, apa rakyat tdk akan semakin flat on the ground..
#-o
User avatar
prisca
Posts: 791
Joined: Sat Mar 23, 2013 7:28 pm

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by prisca »

MaNuSiA_bLeGuG wrote:hahaha..kok harus dipisahkan mba pris ? kan ketidakmampuan pemerintah menjamin penyaluran produk subsidi secara tepat adalah salah satu bentuk ketidak becusan mereka :green:
:green: ok lah bro MB..peace
MaNuSiA_bLeGuG wrote:sebenarnya yg pengen gw sampein adalah jika mereka ga becus mengatur subsidi BBM biar tepat sasaran, apa yg membuat mereka yakin bhw BLSM akan tepat sasaran ? karena dari berbagai macam program bantuan pemerintah, selalu saja terdapat penyimpangan. padahal untuk mengatur agar BBM subsidi tepat sasaran itu lumayan mudah, asal pemerintah mau tegas memerintahkan setiap SPBU utk tidak melayani kendaraan pribadi roda 4, plat merah, dan pembelian dengan jerigen utk membeli premium dgn ancaman skorsing bagi SPBU yg melanggar. 3x melanggar = tutup permanen + pengusaha bersangkutan tidak akan diberi izin baru selama 1 tahun. dengan demikian maka konsumsi premium akan berkurang dan mengurangi beban negara.

nah, berikutnya klo emg pemerintah kita itu becus, mereka seharusnya sudah menyediakan SPBG yg banyak untuk menampung orang2 yg beralih ke BBG. akrena kemungkinan besar pemilik kendaraan roda 4 yg dilarang membeli premium pastinya rada mikir 1000 kali utk beralih ke pertamax yg 9000/liter. dengan harga BBG yg hanya3.100/liter setara premium, dijamin mereka pada berlomba2 utk beralih ke BBG, tidak ahanya para pemilik kendaraan pribadi yang akan tertarik utk beralih, para pemilik bisnis angkutan pun pasti akan lebih tertarik lagi karena ini artinya untung besar, ongkos angkutan menurun, semua harga ikut turun,dan orang pun bisa jdi lebih memilih utk naik angkutan umum, dan semua senang hehe...
Maaf niy bro, bukankah untuk beralih ke BBG kendaraannya jg harus diganti?
Kendaraan2 yg berBBM nantinya hanya akan menjadi barang rongsok, seberapa pun baru , mahal, dan mewahnya.. Kalau pribadi sih itu mungkin nantinya akan dilihat sesuai kemampuan.
Tapi bagi pengusaha2 angkutan umum?

Mmmm..Ataukah tidak demikian bro?
User avatar
MaNuSiA_bLeGuG
Posts: 4292
Joined: Wed Mar 05, 2008 2:08 am
Location: Enies Lobby

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by MaNuSiA_bLeGuG »

prisca wrote: Maaf niy bro, bukankah untuk beralih ke BBG kendaraannya jg harus diganti?
Kendaraan2 yg berBBM nantinya hanya akan menjadi barang rongsok, seberapa pun baru , mahal, dan mewahnya.. Kalau pribadi sih itu mungkin nantinya akan dilihat sesuai kemampuan.
Tapi bagi pengusaha2 angkutan umum?

Mmmm..Ataukah tidak demikian bro?
ga begitu sis, tersedia konverternya kok, jdi ga perlu ganti mobil :green:

klo yg mampu beli mobil baru ya..beli aja konverternya, sekitaran 15 juta/unit
angky
Posts: 3354
Joined: Wed Aug 18, 2010 11:11 am

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by angky »

Kalau 10 ribu bukan premium namanya tapi pertamax bung MB. :lol: Angka ekonomis dari premium inilah yang ane tidak tahu, hanya pertamina dan sby yang tahu
MaNuSiA_bLeGuG wrote:idak bung angky, nilai ekonomis premium memang 10.000/liter. http://finance.detik.com/read/2013/04/3 ... 0000-liter

kenapa indonesia tidak bersorak sorai ? karena kita harus impor premiun untuk kebutuhan dalam negeri yg mencapai 70% dari kebutuhan harian.
http://www.metrotvnews.com/videoprogram ... 0Indonesia

pelajaran di sekolah dulu soal kita kaya akanminyak ada baiknya harus ditinggalkan mulai sekarang. cadangan minyak kita hanya bisa bertahan 10 hingga 14 tahun lagi. kecuali klo kita bisa menemukan ladang minyak baru, baru mungkin kita bisa selamat dan program pembangunan kilang baru akan menjadi berguna. masalahnya adalah....5 tahun kebelakang ini, perusahaan minyak asing yg berada di indonesia sudah merugi jutaaan dolar karena gagal menemukan ladang minyak baru. saya dulu lama tinggal di kalimantan, ayah saya juga bekerja di perusahaan minyak asing terkenal asal amrik, yg sekarang sudah hengkang dari sana karena gagal dapat ladang minyak baru.
kekekekeke..bung MB aya aya wae. mau aja di tipuin sby. Coba ditelaah harga bensin non subsidi dari : TOTAL, SHELL,PETRONAS dan PERTAMINA. Untuk jenis RON 90 (sejenis pertamax,shell super) harganya ada dikisaran rp 9700-9,800,-. Premium SEHARUSNYA memiliki nilai oktan 88, tentunya harganya lebih murah. Kilang yang mampu memproduksi jenis ini tidak banyak, salah satu nya yg disebutkan oleh bro 1-0, kilang balongan. Mungkin saja pemerintah kesulitan mendapatkan premium sehingga mengimpor bensin oktan 90, tetapi harga jual shell,total, petronas dibawah 10,000. Beli saja kemereka kalau begitu. :lol:

Bumi Indonesia masih kaya dengan kekayaan alam, baik gas dan minyak bumi. Saat kita mengangkat gas, sebetulnya ada juga minyak yang terangkat. Bumi Kalimantan apalagi, saat ini kalau ane tidak salah, sedang tarik ulur antara pemerintah dengan Total antara memperpanjang konsesi atau tidak. Nurani ane sih katakan, ambil saja dan tendang total dari blok mahakam tapi logika ane berkata lain. Mampukah bangsa kita untuk BERDISIPLIN dalam mengeruk kekayaan bumi ini. Bukan semata mata kemampuan teknis, karena ane percaya bangsa kita mampu.

Soal tidak mendapatkan pengeboran yang gagal kan sudah biasa dalam dunia perminyakan, karena itulah kita hanya mengenal beberapa perusahaan jawara dalam industri perminyakan. Kalau perusahaan masih kecil, kan bisa mengambil sumur sumur tua yang jelas ada minyaknya tapi tidak ekonomis lagi bagi raksasa minyak. Bukankah Medco menjadi besar karena mengurus sumur sumur tua. Jangan lupa bro yg disebut tua bisa menghasilkan 15,000 - 20,000 barrel/hari. Kaya juga lah bro lama lama.....
MaNuSiA_bLeGuG wrote:akan menjadi keharusan kalo cadangan minyak kita masih banyak yg pada kenyataanya malah terbalik, cadangan minyak kita sudah mo habis 10 tahunan lagi. setelah itu kita bakal impor dari luar 100% klo ga nemu ladang baru. jadi intinya pemerintah sudah menentukan bhw kita akan menjadi negara importir minyak permanen begitu ? ini benar2 langkah yg absurd dan ga masuk akal serta buoodoh ga ketulungan. bahkan dengan pembangunan kilang baru tsb hanya akan menaikan kuota produksi kita menjadi 900 ribu barel/hari dari 1,2 juta bph kebutuhan harian, yg mungkin sudah naek lagi ketika kilang tersebut selesai dibangun :lol:

soal kita beli minyak dari singapur itu sebagian benar, tapi tidak seluruh minyak mentah kita kirim kesana. yg dikirim kesana adalah jatah dari perusahaan asing yg telah ngebor minya tsb, dan jatah minyak mentah kita itu ya diolah di kilang2 pertamina, yg tentu saja masih tidak mencukupi kebutuhan dalam negri sehingga kita harus impor dari luar. dan kebetulan 'calo' minyak kita di luar negeri itu PT.Petral emg berkedudukan disana dan dari dulu dikenal sbg sarang mafia minyak yg KEBETULAN juga merupakan anak perusahaan pertamina yg bertugas utk beli minyak dari luar. klop deh...
Bung MB, dari perspektif ane yang awam di bid perminyakan, ada kesalahan fatal dari bung. Kilang minyak berbeda maksud dan tujuannya dengan pengeboran minyak. Singapura TIDAK memiliki sumber minyak seperti ind tetapi memiliki kilang minyak yang mumpuni. Dari kilang kilang minyak di kepulauan XXXX (lupa ane nama pulaunya) mereka bisa menghasilkan turunan turunan produk petrokimia mulai dari bensin, diesel, wax dan paraffin, xylene dan seterusnya. Itulah yang ane maksud kita sangat kekurangan kilang minyak yang kemudian mampu menjadi feed bagi industri turunan minyak bumi. Pendapat bung hanya benar jika terbatas pada BBM, sementara kilang kilang minyak di timur tengah, justru berhasil menjual bukan hanya BBM tetapi juga produk produk turunan yang dibutuhkan oleh industri petrokimia. Contoh kecil : Kilang minyak plaju seharusnya bisa mengolah nafhta dan xylene yang menjadi kebutuhan industri plastik dan tekstil. Tetapi karena kualitas nya buruk, tidak ada yg mau membeli sehingga kita harus kembali melakukan Impor. Intinya bung MB, Jikalaupun kita kehabisan crude oil, Kilang Kilang Minyak kita TETAP akan berguna. Kita bisa menjual JASA kepada penghasil penghasil minyak seperti brunei,malaysia sebagai contoh. Apalagi jika sudah tersedia infrastruktur industri turunannya, wah kita bisa menjadi surga investasi seperti yg dilakukan china dan middle east.

Salam.
User avatar
crayon-sinchan
Posts: 962
Joined: Sat Jun 05, 2010 7:14 pm
Location: surga ada di dalam hati masing-masing

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by crayon-sinchan »

semoga konversi BBM ke BBG bisa segera dimulai. di Jakarta katanya sudah ada pengadaan Bajaj Biru (bajaj yg menggunakan BBG), stasiun BBGnya juga semoga mulai diperbanyak.. @_@
1234567890
Posts: 3862
Joined: Sun Aug 09, 2009 2:31 am

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by 1234567890 »

sebenernya, indonesia punya masalah baru dalam hal bbm

jaman dulu indonesia bisa memproduksi bbm dengan jumlah besar ...

tapi karena pemerintah sibuk berfoya foya dengan uang hasil bbm tersebut, mereka engga melakukan explorasi untuk mencari ladang minyak baru
sehingga sekarang cadangan minyak indonesia yang sudah proven menjadi kecil
(hanya sebesar cadangan minyak yang dimiliki asuteralia ... padahal asuteralia ga pernah dikenal sebagai penghasil minyak loh )
User avatar
MaNuSiA_bLeGuG
Posts: 4292
Joined: Wed Mar 05, 2008 2:08 am
Location: Enies Lobby

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by MaNuSiA_bLeGuG »

angky wrote: kekekekeke..bung MB aya aya wae. mau aja di tipuin sby. Coba ditelaah harga bensin non subsidi dari : TOTAL, SHELL,PETRONAS dan PERTAMINA. Untuk jenis RON 90 (sejenis pertamax,shell super) harganya ada dikisaran rp 9700-9,800,-. Premium SEHARUSNYA memiliki nilai oktan 88, tentunya harganya lebih murah. Kilang yang mampu memproduksi jenis ini tidak banyak, salah satu nya yg disebutkan oleh bro 1-0, kilang balongan. Mungkin saja pemerintah kesulitan mendapatkan premium sehingga mengimpor bensin oktan 90, tetapi harga jual shell,total, petronas dibawah 10,000. Beli saja kemereka kalau begitu. :lol:
heheh berapa sih bedanya ? 200-300 perak ? apalgi karena ron 88 susah ditemukan, akhirnya pemerintah menggunakan ron 92 utk premium. berapa sih harga ron 92 ? total menjualnya rp.9.850
http://autobild.co.id/read/2013/04/14/7 ... April-2013

lalu bung angky bertanya, kenapa tidak beli aja dari total klo begitu ? wel...terima kasih bung angky, karena sudah semakin menegaskan bhw pemerintah kita emg tidak becus sesuai pernyataan gw di awal :lol:

angky wrote: Bumi Indonesia masih kaya dengan kekayaan alam, baik gas dan minyak bumi. Saat kita mengangkat gas, sebetulnya ada juga minyak yang terangkat. Bumi Kalimantan apalagi, saat ini kalau ane tidak salah, sedang tarik ulur antara pemerintah dengan Total antara memperpanjang konsesi atau tidak. Nurani ane sih katakan, ambil saja dan tendang total dari blok mahakam tapi logika ane berkata lain. Mampukah bangsa kita untuk BERDISIPLIN dalam mengeruk kekayaan bumi ini. Bukan semata mata kemampuan teknis, karena ane percaya bangsa kita mampu.
betul, bukan hanya kemampuan teknis...tapi juga DANA. eksplorasi dan pengangkatan minyak dari perut bumi itu bisnis yang beresiko tinggi dan mahal. iya kalo sekali 'tembak' lgsg dapet, klo gagal ? rugi jutaan dolar kita. iya klo gagal nya cuma sekali, klo berkali2 ? emang mo narik pos dari mana utk pembiayaan eksplorasi minyak dan segala tetek bengeknya ?

ada sebabnya kenapa negara memberikan kesempatan kepada swasta utk mengeksplorasinya, karena itu tadi resiko rugi nya besar. dari 2009-2013 kerugian yg diderita kontraktor2 minya mencapai 1,9 milyar dolar atau 19 triliun untuk cuma dapat tangan kosong. apa pemerintah siap dgn kemungkinan2 ini ? buang 19 triliun cm buat angin doank ? gw rasa kita belum mau...
angky wrote: Soal tidak mendapatkan pengeboran yang gagal kan sudah biasa dalam dunia perminyakan, karena itulah kita hanya mengenal beberapa perusahaan jawara dalam industri perminyakan. Kalau perusahaan masih kecil, kan bisa mengambil sumur sumur tua yang jelas ada minyaknya tapi tidak ekonomis lagi bagi raksasa minyak. Bukankah Medco menjadi besar karena mengurus sumur sumur tua. Jangan lupa bro yg disebut tua bisa menghasilkan 15,000 - 20,000 barrel/hari. Kaya juga lah bro lama lama.....
maslahnya ya dari sumur2 tua itu cadangan minyak kita yg nyisa ampe 10 tahunan :lol:

kalo ampe nikko resources gagal eksplorasi minyak laut dalam, udah deh...
angky wrote: Bung MB, dari perspektif ane yang awam di bid perminyakan, ada kesalahan fatal dari bung. Kilang minyak berbeda maksud dan tujuannya dengan pengeboran minyak. Singapura TIDAK memiliki sumber minyak seperti ind tetapi memiliki kilang minyak yang mumpuni. Dari kilang kilang minyak di kepulauan XXXX (lupa ane nama pulaunya) mereka bisa menghasilkan turunan turunan produk petrokimia mulai dari bensin, diesel, wax dan paraffin, xylene dan seterusnya. Itulah yang ane maksud kita sangat kekurangan kilang minyak yang kemudian mampu menjadi feed bagi industri turunan minyak bumi. Pendapat bung hanya benar jika terbatas pada BBM, sementara kilang kilang minyak di timur tengah, justru berhasil menjual bukan hanya BBM tetapi juga produk produk turunan yang dibutuhkan oleh industri petrokimia. Contoh kecil : Kilang minyak plaju seharusnya bisa mengolah nafhta dan xylene yang menjadi kebutuhan industri plastik dan tekstil. Tetapi karena kualitas nya buruk, tidak ada yg mau membeli sehingga kita harus kembali melakukan Impor. Intinya bung MB, Jikalaupun kita kehabisan crude oil, Kilang Kilang Minyak kita TETAP akan berguna. Kita bisa menjual JASA kepada penghasil penghasil minyak seperti brunei,malaysia sebagai contoh. Apalagi jika sudah tersedia infrastruktur industri turunannya, wah kita bisa menjadi surga investasi seperti yg dilakukan china dan middle east.

Salam.
jadi maksud bung angky tidak apa2 kita menggantungkan life-line kita di tangan orang lain ? mereka jual mahal ato ogah jual minyak, bisa mampus kita

mau jadi apa kita klo 'nafas' kita harus beli dari orang lain ? bisa2 kita cuma jdi jongos.... kamu jilat sepatu saya ya ? klo ga, saya ga jual minyak nih... :green:

maaf bung angky, saya sangat2 tidak setuju dgn pemikiran bung yg satu ini. soal minyak tidak hanya soal beli mentah jual jadi, klo kita harus tergantung 100% energi kita dari luar, sekalian aja dibubarin ini negara trus kita jual secara ketengan :lol:
angky
Posts: 3354
Joined: Wed Aug 18, 2010 11:11 am

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by angky »

MaNuSiA_bLeGuG wrote:heheh berapa sih bedanya ? 200-300 perak ? apalgi karena ron 88 susah ditemukan, akhirnya pemerintah menggunakan ron 92 utk premium. berapa sih harga ron 92 ? total menjualnya rp.9.850
http://autobild.co.id/read/2013/04/14/7 ... April-2013

lalu bung angky bertanya, kenapa tidak beli aja dari total klo begitu ? wel...terima kasih bung angky, karena sudah semakin menegaskan bhw pemerintah kita emg tidak becus sesuai pernyataan gw di awal
RON 90 bukan 92. Pertamina pernah mengakui melakukan impor ron 90 saat ron 88 sulit didapat, tapi hanya 2-3 cargo dari total 50an cargo. Maksud saya, jika harga ekonomis sama dengan 10 ribu lebih baik kan pertamina membeli "lokal" saja yg kualitas lebih tinggi dan lebih murah.
MaNuSiA_bLeGuG wrote:ada sebabnya kenapa negara memberikan kesempatan kepada swasta utk mengeksplorasinya, karena itu tadi resiko rugi nya besar. dari 2009-2013 kerugian yg diderita kontraktor2 minya mencapai 1,9 milyar dolar atau 19 triliun untuk cuma dapat tangan kosong. apa pemerintah siap dgn kemungkinan2 ini ? buang 19 triliun cm buat angin doank ? gw rasa kita belum mau...
Bukan pemerintah, tapi tugas pertamina untuk mencari ladang minyak baru. Pertamina adalah operator sementara kksk-bp migas- adalah regulator mewakili pemerintah. Sebagai badan usaha pertamina harus siap rugi tapi net nya pertamina profit kok.
MaNuSiA_bLeGuG wrote:maslahnya ya dari sumur2 tua itu cadangan minyak kita yg nyisa ampe 10 tahunan :lol:

kalo ampe nikko resources gagal eksplorasi minyak laut dalam, udah deh...
Sumur sumur tua tidak di hitung bung, sudah ditinggalkan oleh operator besar. Di sumatra banyak sumur tua yg ditinggalkan operator besar. Eksplorasi laut memang beresiko tinggi,tapi bagi mereka itulah tantangannya. Sumur tua tidak menarik karena revenue nya kecil bagi mereka.
MaNuSiA_bLeGuG wrote:jadi maksud bung angky tidak apa2 kita menggantungkan life-line kita di tangan orang lain ? mereka jual mahal ato ogah jual minyak, bisa mampus kita

mau jadi apa kita klo 'nafas' kita harus beli dari orang lain ? bisa2 kita cuma jdi jongos.... kamu jilat sepatu saya ya ? klo ga, saya ga jual minyak nih... :green:

maaf bung angky, saya sangat2 tidak setuju dgn pemikiran bung yg satu ini. soal minyak tidak hanya soal beli mentah jual jadi, klo kita harus tergantung 100% energi kita dari luar, sekalian aja dibubarin ini negara trus kita jual secara ketengan

Piye toh bung MB, justru dengan punya kilang minyak sendiri yang mampu mengolah minyak mentah menjadi turunannya, akan sangat menolong kita. Sekarang inilah justru kita jadi jongos karena segala kebutuhan yang bahan baku nya minyak mentah harus kita impor karena kilang kita tidak mampu mengolahnya. Bensin yg bung bilang sebagai energi, hanyalah SATU dari sekian produk yg dihasilkan oleh kilang minyak.
User avatar
MaNuSiA_bLeGuG
Posts: 4292
Joined: Wed Mar 05, 2008 2:08 am
Location: Enies Lobby

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by MaNuSiA_bLeGuG »

angky wrote: RON 90 bukan 92. Pertamina pernah mengakui melakukan impor ron 90 saat ron 88 sulit didapat, tapi hanya 2-3 cargo dari total 50an cargo. Maksud saya, jika harga ekonomis sama dengan 10 ribu lebih baik kan pertamina membeli "lokal" saja yg kualitas lebih tinggi dan lebih murah.
lah...emg bung angky kemana aja ? justru saya lebih ekstrim lagi bertanyanya, klo gas jauuuuuuuuuuuuh lebih murah dari minyak ? kenapa musti ngotot bertahan di minyak ? makanya sedari awal gw bilang klo pemerintah kita itu ga becus.

btw, pertamina sendiri udah ngaku kok bhw biaya pembuatan ron 88 dan 90 cuma beda 200-300 perak termasuk harga keekonomiannya.pertamina sudah menentukan sikap tidak akan mengganti premium dgn ron 90 jika pemerintah tidak mensubsidi 3000 perak, sehingga mereka dapat menjualnya seharaga 7000/liter yg artinya ron 90 memiliki harga keekonomian 10.000. jdi buat apa mempermasalhkan bwh harga keekonomian premium tidaklah 10.000 tapi cuma 9.800,
mau bagaimanapun, yg namanya subsidi itu tetap ada dan tetap memberatkan. itu bukan kuning...tapi kuning muda dikiiit...well, its yellow right ?
:green:
angky wrote: Bukan pemerintah, tapi tugas pertamina untuk mencari ladang minyak baru. Pertamina adalah operator sementara kksk-bp migas- adalah regulator mewakili pemerintah. Sebagai badan usaha pertamina harus siap rugi tapi net nya pertamina profit kok.
yg gw maksud dgn pemerintah itu adalah negara, sori klo kurang jelas.

sebagai badan usaha memang pertamina harus siap utk menanggung rugi, itu benar bung angky, tapi tidak semudah itu karena tiap2 badan usaha punya batasan masing2 soal sebesar apa rugi yg layak utk ditanggung. Pertamina adalah bumn yg berbentuk PT, yg artinya bertujuan untuk mencari untung dan sudah jelas prospek merugi hingga 19 trilyun sangat2 tidak sesuai dgn tujuan perusahaan dan tentunya dengan pemegang saham juga.

kalo berbicara negara harusnya begini, pertamina harusnya begitu...sebenarnya kita satu pandangan, bhw memang pemerintah kita ga becus. cuma klo gw menyarankan utk beralih kepada sumber energy yg lain yg juga lebih murah, sedang bung angky lebih berminat utk tetap kepada minyak dgn prospek kita akan 0 produksi 10-14 tahun mendatang.
angky wrote: Sumur sumur tua tidak di hitung bung, sudah ditinggalkan oleh operator besar. Di sumatra banyak sumur tua yg ditinggalkan operator besar. Eksplorasi laut memang beresiko tinggi,tapi bagi mereka itulah tantangannya. Sumur tua tidak menarik karena revenue nya kecil bagi mereka.
yah...mungkin itu benar bung angky, revenue terlalu kecil yg tidak sepadan dgn biaya dan waktu yg diinvestasikan...yg artinya lebih murah dan cepat utk mengimpor makanya selama ini kita lebih milih utk impor :green:

atau seperti yg juga pernah saya bilang, karena emg ada kepentingan utk mempertahankan minyak sbg primadona.

angky wrote: Piye toh bung MB, justru dengan punya kilang minyak sendiri yang mampu mengolah minyak mentah menjadi turunannya, akan sangat menolong kita. Sekarang inilah justru kita jadi jongos karena segala kebutuhan yang bahan baku nya minyak mentah harus kita impor karena kilang kita tidak mampu mengolahnya. Bensin yg bung bilang sebagai energi, hanyalah SATU dari sekian produk yg dihasilkan oleh kilang minyak.
lah bung angky ini yg kepiye toh ? punya kilang tapi ga punya sumur sih sama aja boong, ujung2nya ya impor minyak mentah. mau nurunin 1000 turunan klo minyaknya mentahnya harus impor sih...mending ga usah bikin kilang, karena sama aja tetep jdi jongos :lol:
angky
Posts: 3354
Joined: Wed Aug 18, 2010 11:11 am

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by angky »

@prisca, maaf kalo trit nya dijadikan tempat ane pibu dengan MB :green: itung itung mengasah asa dan menunggu kaum kedar muncul.
MaNuSiA_bLeGuG wrote: kenapa musti ngotot bertahan di minyak
Saya tidak ngotot di minyak, malah sejak tahun lalu ane pibu dengan duren mengenai energi alternatif. Ane usulkan adalah hybrid dan listrik untuk moda transportasi.

Masalah harga, justru ini ane pertanyakan kebenarannya. Coba di pikir, jika shell dan total, harga nya per hari ini menjual di RP 9,350 utk setara ron 90. Mana mungkin Ron 88 harga produksinya diatas itu?? Makanya diawal ane bilang beli saja ke total atau shell, sudah dapat lebih bagus lebih murah pula. :lol:
MaNuSiA_bLeGuG wrote:ah bung angky ini yg kepiye toh ? punya kilang tapi ga punya sumur sih sama aja boong, ujung2nya ya impor minyak mentah. mau nurunin 1000 turunan klo minyaknya mentahnya harus impor sih...mending ga usah bikin kilang, karena sama aja tetep jdi jongos
Yang lain ane skip ya :green: .
Indonesia memproduksi(lifting) 850 ribu barrel/hari dan sepertiganya di kirim ke singapura untuk diolah.
Singapura memproduksi NOL Barrel/hari tetapi MENGOLAH di KILANG nya SATU juta barrel/hari. Darimana minyak tersebut datang?? Indonesia, brunei dan timteng.
Dari satu barrel minyak, jika diolah dikilang, 30% akan menjadi bensin, diesel atau FO. Kemana yang 70%?? Itulah yang ane sebut turunannya. Apakah bung MB suka membeli pakaian dari bahan poliester??? Itu datang dari crude oil yang sudah dioleh. Apa bung menggunakan plastik, membeli pipa PVC, mengagumi interior mobil yg wah, semuanya itu di hasilkan dari pengolahan minyak bung. Jangan punya persepsi kilang minyak adalah untuk memproduksi bensin. Totally wrong!! Semoga sedikit mencerahkan.
1234567890
Posts: 3862
Joined: Sun Aug 09, 2009 2:31 am

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by 1234567890 »

dalam hal ini, indonesia harus diakui kalah dari tetangga

indonesia masih aja ngotot dengan bbm dari minyak bumi
pedahal negara laen udah mulaen beralih ke bahan bakar lain

natural gas untuk kendaraan ... minimnya spbg di indonesia menjadikan penggunaan gas untuk bahan bakar kendaraan bermotor sangat rendah

di sini (asuteralia) spbg itu sudah di mana 2x ... bisa dibilang 99% stasion pengisian bahan bakar di sini punya gas
dan juga mulaen banyak dibangun pengisian listrik untuk mobil listrik

jadi konsumsi bahan bakar untuk kendaraan ga semuanya ditumplekin ke minyak
sebagian .... menggunakan gas ...
dan yang menggunakan bensin biasa .. itu pun mereka berusaha menggunakan ethanol untuk mengganti minyak bumi
E10 .... 10% mengandung ethanol .... setidaknya menghemat 10% penggunaan minyak dan diganti dengan ethanol yang berasal dari jagung atau ampas tebu atau lainnya
dan juga biodiesel ... untuk menggantikan solar (diesel fuel)

dan pengguna mobil listrik .... pembangkit listrik di sini memang masih bisa dibilang "kotor" karena menggunakan batu bara
tapi karena asuteralia memiliki 9% cadangan batu bara dunia, ya mereka terpaksa menggunakan batubara ...
tapi walaupun batu bara mereka banyak, mereka masih juga melakukan riset supaya penggunaan batubara bisa lebih efisien dan "bersih"

kalau dilihat dari cadangan gas, batu bara dan minyak, asuteralia memiliki cadangan yang jauh lebih besar dari indonesia (dan penduduk yang 1/10 penduduk indonesia)
tapi mereka sudah memikirkan untuk melakukan riset untuk mengurangi penggunaan minyak bumi

pemerintah harusnya bisa mencontoh si tetangga dari selatan .... dan mulai mendiversifikasi penggunaan energy indonesia dan melakukan riset untuk menggantikan ketergantungan indonesia dengan minyak
(jangan cuman kemakan hoax orang orang yang ga jelas ... ngerubah aer laut jadi bensin ... nape engga sekalian aja rubah aer kencing jadi bensin ... warnanya udah mirip :green: )

btw bensin di sini ga disubsidi .... 1 liternya sekitar 14-16 ribu (ngikutin harga pasar)
14 ribu untuk bensin unleaded ron 91
15 ribu untuk premium unleaded ron 95 dan
16 ribu untuk ron 98

FeNoMeNa dan DiLeMa BBM
Mirror
Faithfreedom forum static
User avatar
usmanabdullah
Posts: 1212
Joined: Thu Nov 08, 2012 2:31 pm

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by usmanabdullah »

@bro 1234567890

premium dan solar di eceran pedalaman kalimantan 12rb sampai 14rb per liter sekarang jadi buat apa lagi beli premium mending beli yg non subsidi sekalian masalahnya produk non subsidi tidak di sediakan di AMPS yg ada di pedalaman
User avatar
MaNuSiA_bLeGuG
Posts: 4292
Joined: Wed Mar 05, 2008 2:08 am
Location: Enies Lobby

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by MaNuSiA_bLeGuG »

angky wrote:
Saya tidak ngotot di minyak, malah sejak tahun lalu ane pibu dengan duren mengenai energi alternatif. Ane usulkan adalah hybrid dan listrik untuk moda transportasi.

Masalah harga, justru ini ane pertanyakan kebenarannya. Coba di pikir, jika shell dan total, harga nya per hari ini menjual di RP 9,350 utk setara ron 90. Mana mungkin Ron 88 harga produksinya diatas itu?? Makanya diawal ane bilang beli saja ke total atau shell, sudah dapat lebih bagus lebih murah pula.
well, klo ini kan seperti yg udah gw bilang sebelumnya...kita emg sepakat klo pemerintah kita itu emg ga becus :green:

angky wrote: Indonesia memproduksi(lifting) 850 ribu barrel/hari dan sepertiganya di kirim ke singapura untuk diolah.
Singapura memproduksi NOL Barrel/hari tetapi MENGOLAH di KILANG nya SATU juta barrel/hari. Darimana minyak tersebut datang?? Indonesia, brunei dan timteng.
Dari satu barrel minyak, jika diolah dikilang, 30% akan menjadi bensin, diesel atau FO. Kemana yang 70%?? Itulah yang ane sebut turunannya. Apakah bung MB suka membeli pakaian dari bahan poliester??? Itu datang dari crude oil yang sudah dioleh. Apa bung menggunakan plastik, membeli pipa PVC, mengagumi interior mobil yg wah, semuanya itu di hasilkan dari pengolahan minyak bung. Jangan punya persepsi kilang minyak adalah untuk memproduksi bensin. Totally wrong!! Semoga sedikit mencerahkan.
bung angky salah mengerti nih tampaknya. kita ga usah ngomongin turunannya dulu deh, lebih baik kita omongin asal dari turunan tsb yaitu minyak mentah, darimana asalnya klo bukan dari sumur ? sumur kita udah pada kering, cuma tahan 10-14 tahun lagi kok. klo sampe apes ( yg emang udah apes krn kontraktor rugi trilyunan ga nemu sumur baru dan rencana mo hengkang ) ga nemu sumur baru, itu artinya kita 100% impor minyak mentah. nah klo sudah begini, siap2 aja lah kita jdi jongos...minyak bakal datang klo kita setuju dgn term2 mereka, yg tentunya menguntungkan mereka dan merugikan kita.

sebenarnya permasalahan kita bukanlah di fasilitas pengolahan yg kurang, tapi bahan mentahnya yg kurang terlihat dari kapasitas lifting perhari kita cuma 850 ribuan bph. tapi, itupun tidak semuanya jdi milik negara, dari 850 ribu barrel tsb akan dikurangi recovery cost bagi kontraktor yg berkisar antara 25%-29%, kemudian baru akan dibagi hasil antara negara-kontraktor dgn perbandingan 85:15, sehingga jatah negara adalah sekitar 540an ribu bph. dari 540ribu minyak mentah itulah kemudian 85% nya diubah jadi BBM, yaitu sekitar 459000 bph dari total kebutuhan harian 1,4 juta bph. dengan demikian kita defisit 941 ribuan bph BBM. dan utk menutupinya pemerintah harus impor 266 ribu bph minyak mentah dan 470 ribu bph BBM premium dan solar. jdi walau nemu sumur baru sekalipun, klo liftingnya segitu2 aja sih ya sami mawon, kita bakal begini terus.

menemukan sumur baru utk mempertahankan produksi minyak mentah yg ada aja udah susah, apalagi buat ningkatin jumlah produksi harian. setelah nemu sumber baru sekalipun, kita butuh 4-5 tahun utk mendirikan fasilitas produksi nya yg artinya hanya tersisa 5 tahun waktu kita utk nyari sumur baru. jadi masa depan kita itu udah suram di sektor minyak, apalagi klo dalam 5 tahun kedepan kita ga nemu sumber minyak baru.... yg klo liat ke 4 tahun belakang udah gagal total sampe rugi trilyunan, makin madesu :lol:

seharusnya pemerintah di 10 tahun ini mumpung minyak msh ada, bekerja utk mengurangi konsumsi minyak dengan konversi, karena dgn turunya konsumsi maka beban subsidi juga ikut berkurang, impor turun, dan apbn bisa terselamatkan. sekali merengkuh dayung 2 3 pulau terlampaui, bukan kyk sekarang, cm ngurusin soal ngurangin jumlah dana subsidi doank dan buang2 duid lwt BLSM.

ya memang bung angky,kita tetap butuh minyak karena bnyk turunan2 dari minyak yg kita butuhkan tapi saat ini bukan itu permasalahannya.
User avatar
prisca
Posts: 791
Joined: Sat Mar 23, 2013 7:28 pm

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by prisca »

@angki
It's ok bro Angki..
Perbincangan dgn bro MB menambah banyak wawasan Image. Brothers berdua ini sepaham..tp beda sudut..


Kalo boleh nyampein sedikit pendapat sich niy..
Jk stock BBM Ina sgt tipis, yg kemungkinan akan habis sekitar satu dekade mendatang.
Hal terpenting yg harus dilakukan adl menghemat konsumsi BBM seminim mungkin, mgkin slh satu alternatif yg plg jitu adl konversi k gas..sembari menunggu Kerja keras pemerintah(jk becus...kata bro MB..hehe) untuk mendapatkan sumber baru bahan mentah minyak.
Lgpl, jk dlm proses pencarian itu, konversi berjalan lancar, bisa jadi hasil turunan dr pengolahan minyak bs diekspor (khayalan dikit)..

Demikian lah sekilat iklan..

Monggo silahkan dilanjut bro MB dan bro Angki ilmu perBBMannya..


Regards,
Prisca
User avatar
usmanabdullah
Posts: 1212
Joined: Thu Nov 08, 2012 2:31 pm

Re: FeNoMeNa dan DiLeMa BBM

Post by usmanabdullah »

Murtadin harus berbangga karena punya calon menteri ESDM dan Dirut Pertamina dalam diri bro MB dan bro Angky... Yang seperti inilah yg hrs kita lakukan all bro and sis murtadin kafirun... Bangsa ini butuh kita, pemikiran2 kita. Mumpung bangsa ini blm seperti negeri tetangga yg kalo murtad kena pidana mari nyatakan dan tunjukkan eksistensi kita dan berbuat bagi kemaslahatan masyarakat... Tuhan sejati menolong kita semua...

God bless u bro MB and bro Angky
God bless kafirun and murtadin
God bless FFI dan Forum Indonesia
God bless Indonesia
Post Reply