C.S. Lewis mengolok2 agama damai?

Yang santai dan rileks. Gosip juga boleh.
Post Reply
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

C.S. Lewis mengolok2 agama damai?

Post by Kibou »

Adakah teman-teman yang sudah membaca buku ketujuh (The Last Battle) dari seri Chronicles of Narnia karangan C.S. Lewis?

Sambil baca buku tersebut saya cengar-cengir sendiri soalnya kok seperti pas sedang "menyinggung" agama "damai" hehehe.


SPOILERS!!! Yang ingin membaca buku The Last Battle secara utuh sebaiknya menghindar dari trit ini.

Berikut tokoh-tokoh utama dalam buku The Last Battle:

Narnia: suatu dunia kerajaan di mana banyak binatang bisa berpikir dan berbicara seperti manusia.

Aslan: Singa yang bisa disepadankan dengan "Tuhan" dalam dunia Narnia.

Kera (Ape): tokoh yang mengaku "nabi" dari Aslan.

Calormene: bangsa berkulit gelap dan berpedang lengkung (scimitar) yang ingin menaklukkan Narnia.

Tash: ilah yang disembah oleh bangsa Calormene.

(to be edited)

LATAR BELAKANG CERITA

Setelah beratus-ratus tahun dalam kedamaian dan kesejahteraan, kerajaan Narnia tiba-tiba geger karena munculnya seekor Kera yang mengaku memperoleh sabda langsung dari Aslan.


Berikut adalah cukilan-cukilan yang saya terjemahkan bebas. Saya hanya mengutip bagian-bagian yang "pas" dengan misi forum ini:


Lalu dengan suara yang berat - Babi Hutan bertanya dari antara kerumunan, "Tapi mengapa kita tidak boleh melihat dan bercakap-cakap dengan Aslan? Di Narnia jaman dulu kala, setiap orang boleh bercakap-cakap langsung dengan Aslan."

Kera menjawab, "Jangan percaya itu! Dan kalaupun itu benar, jaman sudah berubah! Aslan bersabda bahwa dulu Ia terlalu lunak kepada kalian. Sekarang tidak lagi! Dia akan menggembleng kalian dengan keras kali ini. Dia akan menunjukkan bahwa Dia bukanlah Singa yang jinak."

Suara keluh kesah terdengar dari kerumunan binatang; dan setelahnya, keheningan yang mencekam.

Kera melanjutkan, "Satu lagi yang harus kalian sadari. Kudengar ada beberapa dari kalian yang bilang bahwa aku ini kera. Bukan! Aku ini manusia. Jika aku terlihat seperti kera, itu karena umurku sudah ratusan tahun. Karena usiaku yang sangat lanjut itulah aku sangat bijaksana. Dan Karena aku sangat bijaksana, itu sebabnya Aslan hanya mau berbicara kepadaku sendiri. Aslan tidak ada waktu berbicara kepada binatang-binatang b0doh. Aslan akan memberitahu aku apa yang Ia ingin kalian lakukan, dan sisanya aku yang akan memberitahu kalian. Dan lakukanlah selekasnya karena Aslan tidak suka dibantah."

(to be continued)

Klik Alternatif Diskusi Kalau FFI Terblokir
Mirror
Mirror Rss Feed
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: C.S. Lewis mengolok2 agama damai?

Post by Kibou »

"Ada satu hal lagi," Kera meneruskan,"Kudengar ada beberapa kuda yang berpikir bahwa mereka akan dibebaskan setelah kerja mereka mengangkut kayu selesai. Buanglah pikiran seperti itu jauh-jauh! Tidak hanya para kuda, tapi semua yang bisa bekerja, akan terus diperkerjakan. Aslan sudah sepakat soal ini dengan Sang Tisroc (raja dari Calormene). Semua kuda, kerbau, dan keledai akan dikirim ke Calormen untuk bekerja mengangkut apa yang biasa diangkut oleh binatang seperti kalian. Dan kalian yang suka menggali - tikus tanah, kelinci, orang kerdil (dwarf) akan dikirim ke tambang-tambang milik Sang Tisroc. Dan-"

"Tidak, tidak, tidak," protes para binatang, "Itu tidak mungkin benar. Aslan tidak mungkin menjual kita sebagai budak kepada Raja Calormen."

"Diam! Jangan ribut!", sentak si Kera,"Siapa yang bilang itu perbudakan? Kalian tidak akan jadi budak. Kalian akan diupah - dengan upah yang bagus. Maksudnya, upah kalian akan diberikan kepada Aslan dan akan digunakan untuk kepentingan semua," si Kera menoleh sambil main mata kepada pimpinan pasukan Calormene.

Pimpinan Calormene membungkuk kemudian berujar dengan congkak, "Wahai Penyambung Lidah Aslan yang Mulia, Sang Tisroc satu pikiran dengan yang Mulia dalam hal ini."

"Nah, kalian lihat kan?" kata si Kera, "Semua sudah diatur. Ini semua untuk kebaikan kalian sendiri. Dengan upah yang kalian kumpulkan, kita bisa membangun Narnia. Jeruk dan pisang akan mengalir masuk - kemudian jalan-jalan, kota-kota besar, sekolah-sekolah, kantor-kantor dan cambuk dan pelana dan penjara - semuanya lah."

"Tapi kami tidak menginginkan semua itu," sahut seekor beruang tua, "Kami hanya ingin dibebaskan. Dan kami ingin mendengar sendiri langsung dari Aslan."

"Jangan kamu mulai berdalih," timpal si Kera, "aku tidak akan menerima dalih apapun. Aku ini manusia. Kamu itu cuma beruang gendut yang tua dan b0doh. Tahu apa kamu mengenai kebebasan? Kamu pikir kebebasan itu melakukan apa yang kamu mau? Salah! Itu bukan kebebasan yang sesungguhnya. Kebebasan yang benar adalah menuruti apa yang aku perintahkan."

"Uhhh," gerutu si beruang sambil menggaruk-garuk kepalanya; baginya hal ini sukar dipahami.

"Tunggu, tunggu," kata seekor domba, yang usianya masih sangat belia sehingga semua terheran dengan keberaniannya bersuara.

"Apa lagi ini?" sambar si Kera, "ayo cepat bicara."

"Saya mohon," domba berkata, "Saya tidak mengerti. Apa urusan kita dengan bangsa Calormene? Kita adalah milik Aslan. Mereka adalah milik Tash. Mereka punya tuhan bernama Tash. Kata mereka Tash itu punya empat tangan dan kepala burung bangkai. Mereka mengorbankan nyawa manusia di atas altar Tash. Aku sih tidak percaya ada sosok seperti Tash. Tapi kalaupun Tash itu ada, bagaimana mungkin Aslan bisa bersekutu dengannya?

(berlanjut...)

Klik Alternatif Diskusi Kalau FFI Terblokir
Mirror
Mirror Rss Feed
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: C.S. Lewis mengolok2 agama damai?

Post by Kibou »

Semua binatang, dengan mata bersinar-sinar, menoleh kepada si Kera. Mereka merasa inilah pertanyaan terbaik yang telah diutarakan hingga saat ini.

Si Kera melompat dan meludahi si domba. "Pengembik kecil yang b0doh! Pulang sana kamu ke ibumu dan minum susu. Tahu apa kamu tentang hal-hal seperti itu? Kalian semua, dengarlah. Tash itu hanyalah nama lain dari Aslan. Pandangan kuno bahwa kita itu benar sementara bangsa Calormene itu salah adalah keliru. Kita sudah sadar sekarang. Bangsa Calormene menggunakan istilah yang berbeda tapi maknanya sama. Tash dan Aslan hanyalah istilah yang berbeda tapi merujuk kepada Sosok yang sama. Karena itulah tidak ada pertentangan antara keduanya. Ingatlah itu kalian mahluk b0doh! Tash itu Aslan. Aslan itu Tash."

Tahukah bagaimana wajah seekor anjing saat bersedih? Begitulah wajah para binatang saat mendengar penjelasan itu. Setiap ekor melipat ke bawah. Hatimu pasti hancur jika melihat raut muka mereka.

(berlanjut...)
Post Reply